Anda di halaman 1dari 9

TELAAH KURIKULUM BAHASA ARAB DI MA

A. Pendahuluan
Nasution mengemukakan bahwa kurikulum lazimnya merupakan suatu
rencana yang disusun untuk melancarkan proses belajar mengajar di bawah
bimbingan dan tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta staff
pengajarnya. Namun, bukan hanya itu, sebagian ahli juga menyebutkan bahwa
kurikulum bukan hanya meliputi semua kegiatan yang direncanakan, melainkan juga
peristiwa-peristiwa yang terjadi di bawah pengawasan sekolah, yang bersifat formal
dan tak formal.1
Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan
definisi tersebut, maka ada dua dimensi kurikulum, yang pertama adalah rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, sedangkan yang kedua adalah
cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran.2 Dalam hal ini, semua mata
pelajaran, tidak terkecuali Mata Pelajaran Bahasa Arab harus memenuhi dan
menerapkan dua dimensi tersebut.

1 S. Nasution, Kurikulum dan Pengajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), h. 5


2 Permenag RI No. 912 Tahun 2013, tentang Kurikulum Madrasah 2013 Mata Pelajaran PAI
dan Bahasa Arab, h. 4
B. Pembahasan
Mata Pelajaran Bahasa Arab di Madrasah Aliyah dari Segi Tujuan, Isi dan
Bahan Pelajaran
Mata pelajaran bahasa Arab merupakan suatu mata pelajaran yang diarahkan
untuk mendorong, membimbing, mengembangkan, dan membina kemampuan serta
menumbuhkan sikap positif terhasap bahasa Arab, baik reseptif maupun produktif.
Kemampuan reseptif yaitu kemampuan untuk memahami pembicaraan orang lain dan
memahami bacaan. Kemampuan produktif yaitu kemampuan menggunakan bahasa
sebagai alat komunikasi baik secara lisan maupun secara tertulis.
Kemampuan berbahasa Arab serta sikap positif terhadap bahasa Arab
tersebut sangat penting dalam membantu memahami sumber ajaran Isalam yaitu Al-
Qur’an dan al-hadis, serta kitab-kitab berbahasa Arab yang berkenaan dengan Islam
bagi peserta didik.
Untuk itu, bahasa Arab di Madrasah Aliyah dipersiapkan untuk pencapaian
kompetensi dasar berbahasa, yang mencakup empat keterampilan berbahasa yang
diajarkan secara integral, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
Meskipun begitu, pada tingkat pendidikan dasar (elementary) dititikberatkan pada
kecakapan menyimak dan berbicara sebagai landasan berbahasa.
Pada tingkat pendidikan menengah (intermediate), keempat kecakapan
berbahasa diajarkan secara seimbang. Pada tingkat pendidikan lanjut (advanced),
dikonsentrasikan pada kecakapan membaca dan menulis, sehingga peserta didik
diharapkan mampu mengakses berbagai referensi berbahasa Arab.
Mata pelajaran bahasa Arab di Madrasah Aliyah memiliki tujuan sebagai
berikut:1) Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Arab, baik
lisan maupun tulis yang mencakup empat kecakapan berbahasa, yakni menyimak
(istima‘), berbicara (kalam), membaca (qira'ah), dan menulis (kitabah). 2)
Menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya bahasa Arab sebagai salah satu bahasa
asing untuk menjadi alat utama belajar, khususnya dalam mengkaji sumber-sumber
ajaran Islam.3) Mengembangkan pemahaman tentang saling keterkaitan antara bahasa
dan budaya serta memperluas cakrawala budaya. Dengan demikian, peserta didik
diharapkan memiliki wawasan lintas budaya dan melibatkan diri dalam keragaman
budaya.3
Mata pelajaran bahasa Arab di Madrasah Aliyah terdiri atas bahan yang
berupa wacana lisan dan tulisan berbentuk paparan atau dialog tentang perkenalan,
kehidupan keluarga, hobi, pekerjaan, remaja, kesehatan, fasilitas umum, pariwisata,
kisah-kisah Islam, wawasan Islam, hari-hari besar Islamdan tokoh-tokoh Islam untuk
melatih keempat aspek kemampuan berbahasa, yaitu menyimak, berbicara,
membaca, dan menulis.4
Tingkatan pembelajaran materi bahasa Arab yang disajikan di atas, memenuhi
asas relevansi, yang sesuai dengan kebutuhan dan keadaan masyarakat, tingkt
perkembangan dan kebutuhan siswa.5 Siswa dikenalkan dari hal terdekat, baru hal-
hal yang sedikit lebih luas dan memulai pengenalan terhadap dunia luar. Selain itu,
keterampilan berbahasa yang diajarkan dimulai dari istima’ lalu diikuti oelh tiga
keterampilan berbahasa lainnya, sesuai dengan pendapat Mahmud Kamil an Naqah,
yang mengemukakan bahwa istima’ merupakan maharah kebahasaan yang mesti
dilatih oerang yang belajar bahasa Arab sejak awal belajar mereka bahasa Arab,
karena pentingnya penguasaan Istima’ untuk menguasai bahasa Arab.6

Cara yang digunakan untuk Kegiatan Pembelajaran Bahasa Arab


Dalam hal ini, guru memiliki peran yang penting dalam mengelola
pembelajaran. Salah satu dari tahapan mengajar yang harus dilalui guru adalah
menyusun perencanaan pengajaran atau dengan kata lain disebut juga dengan
mendesain program pengajaran. Dalam implementasi kurikulum atau pelaksanaan

3 Ibid, h. 62-63
4 Ibid, h. 65
5 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi aksara, 2005), h. 31
6 Mahmud Kamil al Naqah, Ta’lim al Lughah al Arabiyah lin Nathiqiina bi Lughatin Ukhra,
(Mesir, Jamiah Ummul Qura, 1405), h. h. 122
pengajaran, mendesain program pengajaran, melaksanakan proses belajar mengajar
dan hasil belajar siswa, merupakan rangkaian kegiatan yang saling berurutan dan tidak
terpisahkan.7
Karena itu, oraganisasi keguruan seringkali merumuskan kompetensi
profesinal guru, agar mampu mengemban tugas guru yang sangat berat dan penting
tersebut, diantaranya:
1. Guru harus mempunyai ijazah dengan latar belakang pendidikan keguruan.
2. Guru menghormari kode etik guru
3. Guru memperlihatkan kemauan untuk maju dan tidak berhenti belajar.
4. Guru berperilaku bersih dan tidak terlibat hal tercela.
5. Guru memiliki integritas keilmuan, moral dan spritual.8
Hal itu karena, setiap profesi harus memiliki keahlian di bidangnya, termasuk
guru, guru yang mengajar pelajaran haruslah memiliki latar belakang pendidikan
khusus tentang pembelajaran pada Fakultas Tarbiyah atau kependidikan agar mampu
menguasai bahan pelajaran, penggunaan metode dan media pembelajaran dengan
baik.
Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam
pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah (scientific
approach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi mengamati,
menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta untuk
semua mata pelajaran.
Untuk mata pelajaran, materi, atau situasi tertentu, sangat mungkin
pendekatan ilmiah ini tidak selalu tepat diaplikasikan secara prosedural. Pada kondisi
seperti ini, tentu saja proses pembelajaran harus tetap menerapkan nilai-nilai atau

7 Syafruddin Nurdin dan M. Basyiruddin Usman, Guru Profesional dan Implementasi


Kurikulum, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), h. 83.
8 Departemen Agama RI, Wawasan Tugas Guru dan Tenaga Kependidikan, (Jakarta: Dirjen
Kelembagaan Islam Kementerian Agama RI, 2005), h. 13.
sifat-sifat ilmiah dan menghindari nilai-nilai atau sifat-sifat nonilmiah. Proses
pembelajaran dengan pendekatan ilmiah disajikan melaui kegiatan sebagai berikut:
1. Mengamati
a. Peserta didik menyimak/membaca contoh-contoh kata, ungkapan, dan kalimat
yang sedang dipelajari dari berbagai sumber, langsung dari guru dan atau
rekaman/tayangan dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks,
unsur kebahasaan, maupun format penyampaian atau penulisannya.
b. Peserta didik menirukan/menyalin/mengulangi contoh-contoh secara
terbimbing
2. Menanyakan
a. Dengan pertanyaan pengarah dari guru, peserta didik mempertanyakantentang
fungsi sosial, ungkapan dan struktur teks, unsur kebahasaan, sertaformat
penulisan yang digunakan dalam teks yang sedang dipelajari.
b. Peserta didik memperoleh pengetahuan tambahan tentang fungsi
sosial,ungkapan dan struktur teks, unsur kebahasaan, serta format penulisan
atau penyampaian dari berbagai sumber, termasuk dari guru.
3. Mencoba/mengekplorasi
Membaca/mendengar/menonton contoh-contoh lain dari teks yang dipelajari
dariberbagai sumber, termasuk buku teks, buku panduan
denganmemperhatikan fungsi sosial, ungkapan dan struktur teks, unsur
kebahasaan, serta format penulisandari jenis teks yang sedang dipelajari.
4. Menalar
a. Dalam kerja kelompok terbimbing peserta didik mempelajari teks untuk
dapatmenyebutkan fungsi sosial, ungkapan dan struktur teks, unsur
kebahasaan,serta format penulisan dari jenis teks yang sedang dipelajari.
b. Peserta didik memperoleh balikan (feedback) dari guru dan teman
tentangsetiap yang dia sampaikan dalam kerja kelompok.
5. Mengkomunikasikan
a. Pserta didik
membaca/menyimak/mempresentasikan/memperagakan/mempublikasikan/ber
bicara/membacakan/menonton teks-teks yang dipelajari.
b. Peserta didik memperoleh balikan dari guru dan teman tentang karya
yangdihasilkan/pesan yang ditangkap dan disampaikan, dan lain-lain.
c. Peserta didik mengungkapkan hal-hal yang sulit dan mudah dipelajari
danstrategi yang sudah atau akan dilakukan untuk mengatasinya.9

C. Kesimpulan
Mata pelajaran bahasa Arab di Madrasah Aliyah memiliki tujuan yang
secara garis besar adalah Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa
Arab, baik lisan maupun tulis 2) Menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya bahasa
Arab serta mengembangkan pemahaman tentang saling keterkaitan antara bahasa dan
budaya serta memperluas cakrawala budaya.
Tingkatan pembelajaran materi bahasa Arab yang disajikan di Madrasah
Aliyah, memenuhi asas relevansi, yang sesuai dengan kebutuhan dan keadaan
masyarakat, tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa, dimulai tentang perkenalan,
kehidupan keluarga, hobi, pekerjaan, remaja, kesehatan, fasilitas umum, pariwisata,
kisah-kisah Islam, wawasan Islam, hari-hari besar Islamdan tokoh-tokoh Islam untuk
melatih keempat aspek kemampuan berbahasa, yaitu menyimak, berbicara,
membaca, dan menulis
Guru memiliki peran yang penting dalam mengelola pembelajaran Bahasa
Arab. karena itu, oraganisasi keguruan seringkali merumuskan kompetensi

9 Aceng Solikhin, et. all, Buku Pedoman Guru Bahasa Arab Kelas XI Madrasah Aliyah,
(Jakarta: Kementerian Agama RI, tt), h. 6-8.
profesional guru, agar mampu mengemban tugas guru yang sangat berat dan penting
tersebut, diantarany yaitu guru harus mempunyai ijazah dengan latar belakang
pendidikan keguruan.
Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam
pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah (scientific
approach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi mengamati,
menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta untuk
semua mata pelajaran.
Daftar Pustaka

Aceng Solikhin, et. all, Buku Pedoman Guru Bahasa Arab Kelas XI Madrasah Aliyah,
(Jakarta: Kementerian Agama RI, tt)
Departemen Agama RI, Wawasan Tugas Guru dan Tenaga Kependidikan, (Jakarta: Dirjen
Kelembagaan Islam Kementerian Agama RI, 2005)
Mahmud Kamil al Naqah, Ta’lim Al Lughah Al Arabiyah Lin Nathiqiina Bi Lughatin
Ukhra, (Mesir, Jamiah Ummul Qura, 1405)
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi aksara, 2005)
Permenag RI No. 912 Tahun 2013, tentang Kurikulum Madrasah 2013 Mata Pelajaran PAI
dan Bahasa Arab
S. Nasution, Kurikulum dan Pengajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010).
Syafruddin Nurdin dan M. Basyiruddin Usman, Guru Profesional dan Implementasi
Kurikulum, (Jakarta: Ciputat Press, 2002)

Anda mungkin juga menyukai