Anda di halaman 1dari 40

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BAHASA ARAB MELALUI METODE

COMMUNITY LANGUAGE LEARNING DALAM MENINGKATKAN Mahārah Al-


Kalām SISWA KELAS X MAN 1 WONOSOBO TAHUN 2021-2022

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Persyaratan Dalam Rangka Penyususnan
Skripsi Program S-1 Pada Program Studi:

Pendidikan Bahasa Arab

Disusun oleh :

MUHAMMAD FIKRI KHOLIL KHUDLORI

NIM. 2018040025

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN [FITK]

UNIVERSITAS SAINS AL-QUR’AN [UNSIQ]

JAWA TENGAH DI WONOSOBO

2022
PERSETUJUAN PENGUJI

Nama : Muhammad Fikri Kholil Khudlori

NIM : 2018040025
Program studi : Pendidikan Bahasa Arab
Judul : IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BAHASA ARAB
MELALUI METODE COMMUNITY LANGUAGE
LEARNING DALAM MENINGKATKAN Mahārah Al-Kalām
PADA SISWA KELAS X MAN 1 WONOSOBO 2021-2022

Telah diujikan dalam acara Seminar Proposal Skripsi di Hadapan Dewan Penguji
pada tanggal:
00 Februari 2022
Setelah melakukan bimbingan/arahan dan koreksi, kami berpendapat bahwa
proposal skripsi tersebut LAYAK untuk dilanjutkan pada tahap penelitian dan
penyusunan skripsi pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UNSIQ
Jawa Tengah di Wonosobo.
Wonosobo, 00 Februari 2022
Dewan Penguji
Seminar proposal FITK,
Penguji I, Penguji II,

Dr. Lilik Rochmad Nurcholisho, Lc.,MA. Fatkhurrohman, S.Ag., M.Pd.


NIDN. 0622117801 NIDN.0610126701
Mengetahui:
Dekan FITK UNSIQ,

Dr. Sri Haryanto, M.Pd.I.


NIDN: 0615117906

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN........................................................................ ii

DAFTAR ISI ................................................................................................... iii

A. Latar Belakang Masalah................................................................


B. Identifikasi Masalah........................................................................
C. Penegasan Istilah............................................................................
D. Rumusan Masalah...........................................................................
E. Tujuan Penelitian ...........................................................................
F. Manfaat Penelitian .........................................................................
G. Landasan Teori...............................................................................
1. Kajian Pustaka........................................................................
2. Kajian Teori............................................................................
3. Kerangka Berfikir...................................................................
4. Hipotesis.................................................................................
H. Metode Penelitian..........................................................................
1) Jenis Penelitian.......................................................................
2) Tempat dan Waktu Penelitian.................................................
3) Populasi Dan Sampel .............................................................
4) Variabel Penelitian .................................................................
5) Teknik Pengumpulan Data.....................................................
6) Instrumen Penelitian...............................................................
7) Teknik Analisis Data..............................................................
I. Rancangan Isi Skripsi....................................................................

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

iii
JUDUL : IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BAHASA ARAB MELALUI
METODE COMMUNITY LANGUAGE LEARNING DALAM
MENINGKATKAN Mahārah Al-Kalām PADA SISWA KELAS X MAN 1
WONOSOBO 2021-2022

A. Latar belakang masalah

Bahasa adalah alat komunikasi lisan maupun tulisan yang


disampaikan untuk menyampaikan suatu maksud tertentu. Salah satu
bahasa yang populer di Indonesia adalah Bahasa Arab. Bahasa arab di
Indonesia sering diterapkan di madrasah-madrasah dan sekolah-sekolah
yang berbasis islam karena bahasa Arab merupakan bahasa pokok dan ciri
khas dalam mempelajari kitab-kitab berbahasa Arab untuk mendalami
agama islam. Bahasa Arab merupakan salah satu bahasa rumpun semit
yang paling tua dan tetap eksis sampai sekarang. Kemampuan bahasa
Arab tetap eksis sampai sekarang disebabkan oleh posisinya sebagai
bahasa yang dipilih oleh Allah sebagai bahasa kitab suci Al-Qur’an dan
sebagai bahasa agama (dalam sholat, dzikir, dan doa)1.

Pembelajaran Bahasa arab menekankan pada pemerolehan empat


keterampilan berbahasa. Keempat keterampilan tersebut adalah
keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat
keterampilan berbahasa disajukan secara terpadu namun dimungkinkan
untuk memberikan penekanan pada salah satu keterampilan. Misalnya
keterampilan berbicara. Keterampilan berbicara adalah kemampuan
mengungkapkan pendapat atau pikiran dan perasaan kepada seseorang atau
kelompok secara berhadapan ataupun jarak jauh.

Mahārah Al-Kalām (keterampilan berbicara) merupakan salah satu


komponen penting dalam pembelajaran Bahasa yang harus dimiliki oleh
pendidik dimanapun berada. Terampil berbicara melatih dan menuntut

1
Abd Wahab Rosyidi, Mamlu’atul Ni’mah, Memahami Konsep Dasar Pembelajaran Bahasa Arab,
(Malang : UIN maliki press, 2011), hlm. 4
Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian…..,hal.173

1
anak didik untuk dapat berkomunikasi dengan siswa lainya. Sebagian
besar siswa khususnya di indonesia belum lancar berbicara menggunakan
Bahasa Indonesia. Siswa yang belum lancar berbicara tersebut dapat
disertai dengan sikap siswa yang pasif dan malas berbicara.2

Untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan pembelajaran guna


mencapai tujuan yang di tentukan maka di butuhkan suatu metode
pembelajaran yang berkesinambungan dengan pendekatan fungsional.
Menurut etimologinya, metode merupakan cara yang digunakan dalam
proses Pendidikan yang diinginkan. Metode merupakan komponen dari
pengajaran yang menduduki posisi penting selain tujuan, guru, peserta
didik, media, lingkungan, dan evaluasi. Salah satu metode pembelajaran
yang berkaitan dengan pendekatan fungsional adalah metode community
language learning (CLL). Untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam
belajar Bahasa, menurut Charles artur curran lebih baik dalam
pembelajaran melibatkan aspek psikologis dalam mengajar siswa,
terutama mengajar La Forge, muridnya. Curran telah menggunakan
metode yang disebut komunitas pembelajaran Bahasa (CLL)

Tujuan metode community language learning (CLL) adalah siswa


mampu menggunakan bahasa Arab sesuai dengan fungsinya yaitu secara
komunikatif. Untuk mencapai tujuan yang di maksud siswa perlu berlatih
dan mempelajari berulang-ulang Bersama teman-temannya agar mampu
menggunakan bahasa secara spontanitas. Sehingga akan mennjadi
kebiasaan yang berulang dan terlatih . oleh karna ini pengajar Bahasa arab
perlu dilakukan dengan tektik spontanitas (reflection). Metode community
language learning / CLL adalah metode pembelajaran yang di pelopori
oleh Charles A Cran pada tahun 1961, Melalui metode CLL ini
pembelajaran akan terasa semakin menyenangkan karna metode ini
menekankan pembelajaran ppada aktifitas yang dikenal dengan belajar
Bersama. Dan hasil penelitian ini bahwa metode community language
2
Muhammad Ilham dan Iva Ani Wijayati, Ketrampilan Berbicara Pengantar Ketrampilan
Berbahasa (Pasuruan: Lembaga Academic dan Research Institute,2020) hal. 5

2
learning ini mampu meningkatkan kosa-kata dan mampu mengespresikan
perasaan mereka.3

Pembelajaran bahasa komunitas, didasarkan pada teknik-teknik


terapi yang di ambil dari bidang konseling psikologi. Pendekatan yang di
kembangkan curran menekankan pada perlunya memandang oembelajar
sebagai manusia utuh dan bukan sekedar mahluk kognitif. Guru perlu
memperhatikan kebutuhan individual dari para siswa serta ketakutan-
ketakutan atau masalah-masalah siswa dalam pembelajaran. Dengan
membangkitkan perasaan di terima oleh lingkungan (sense of community)
dalam siswa, maka guru bisa mengarahkan energi positif siswa agar
terarah pada pembelajaran Bahasa. Guru dalam hal ini bertindak sebagai
“konselor” yang memungkinkan siswa untuk mengekspreksikan apapun
yang ingin mereka katakana dalam target.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang diperoleh secara


langsung bersama guru bahasa Arab bahwa siswa masih merasa kesulitan
terhadap pembelajaran bahasa Arab pada peningkatan maharrah kalam.4
Hal ini disebabkan beberapa faktor diantaranya banyaknya peserta didik
yang masih menganggap mata pelajaran bahasa Arab sebagai salah satu
mata pelajaran yang sulit, kurangnya antusias siswa dalam mempelajari
bahasa Arab, materi bahasa Arab yang masih kurang bisa diterima oleh
siswa. Penggunaan model pembelajaran yang kurang bervariasi, dan
banyak siswa yang belum bisa memahami Mahārah Al-Kalām.
Latihan berbicara harus didasari oleh kemampuan mendengarkan
dan penguasaan mufradat dan ungkapan. Hal-hal tersebut yang
memungkinkan siswa untuk dapat mengkomunikasikan maksud, gagasan
dan pikirannya. Kemapuan berbicara adalah kemampuan mengucapkan
bunyi-bunyi artikulasi atau mengucapkan kata-kata untuk

3
Rahmawati, Implementasi Pendekatan Fungsional Dalam Pembelajaran Bahasa Arab Metode
Community Language Learning, Lisanunal, Vol. 9, No.2 (2019) hal 329-330
4
Hasil observasi dan wawancara bersama Ibu Nurul Anita, S.Pd.I guru bahasa Arab di MAN 1
Wonosobo (7 Desember 2021)

3
mengekspresikan, menyatkan, menyampaikan pikiran, gagasan, dan
perasaan. 5
Untuk itu guru diharapkan dapat menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan bagi siswa, salah satunya yaitu menggunakan model
pembelajaran saat dia mengajar di kelas agar pembelajaran menjadi
menarik dan tujuan pembelajaran bisa tercapai secara efektif dan efisien.
Tetapi guru haruslah menyesuaikan model pembelajaran apa yang cocok
untuk digunakan dalam satu materi pelajaran.
Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan adalah
koopertaif tipe community language learning (CLL) . Model pembelajaran
koopertaif tipe community language learning (CLL) merupakan suatu
pendekatan yang dikembangkan untuk melibatkan lebih banyak siswa
dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan
pemahaman siswa terhadap isi pelajaran dengan mengajukan pertanyaan
kepada seluruh siswa. Tehnik ini memberikan kesempatan kepada siswa
untuk menyampaikan ide, gagasan secara bebas. Sehingga model
pembelajaran ini sangat tepat untuk melatih keterampilan berbicara siswa
dalam bahasa Arab.

Proses pembelajaran akan efektif manakala memanfaatkan berbagai


sarana dan prasarana yang tersedia termasuk memanfaatkan berbagai
sumber belajar dan metode yang tepat. Oleh karna itu penulis sangat
tertarik untuk memilih metode community language learning dalam
pembelajaran Bahasa arab untuk meningkatkan Mahārah Al-Kalām siswa.
Dari permasalahan di atas, penulis tertarik memilih judul “Efektifitas
Metode Community Language Learning Dalam Meningkatkan
Mahārah Al-Kalām Pada Kelas Man 1 Wonosobo 2021-2022”.

5
Karimna Isya Karima, Penerapan Metode Edutaiment Melalui Permainan Simak-Ulang-Ucap
untuk meningkatkan Keterampilan Berbicara Bahasa Arab, Jurnal Penelitia Bahasa Sastra dan
Budaya Arab, Vol 2 No1. Bandung: 2019. hal 59

4
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diidentifikasikan
beberapa masalah sebagai berikut :
1. Problem umum
a. Pemilihan Metode Yang Kurang Tepat Untuk Digunakan Dalam
Pembelajaran Bahasa Arab Pada Siswa Kelas X Man 1 Wonosobo
b. Kurangnya Minat belajar Bahasa Arab Pada Siswa Kelas X Man 1
Wonosobo
2. Problem khusus
a. Metode pembelajaran yang di gunakan kurang bervariasi dalam
pembelajaran Bahasa arab
b. Banyaknya siswa yang kesulitan memahami Bahasa arab terutama
Mahārah Al-Kalām
C. Penegasan Istilah
Untuk menghindari kesalah pahaman dalam memahami judul diatas,
penulis perlu menegaskan istilah-istilah yang ada dalam judul diatas :
1. Metode Community language learning

Metode adalah Langkah-langkah umum tentang penerapan teori-


teori yang ada pada pendekatan tertentu. Metode jauh lebih operasional
dibandingkan pendekatan sebab metode sudah menginjak ke tingkat
pelaksanaan di lapangan. Community language learning adalah sebuah
metode yang di perkenalkan oleh carles A Curran. Curran bukan ahli
bahasa melainkan ahli psikologi yang mengambil spesialisasi
penyuluhan. Dari hasil pengalamannya di bidang penyuluhan, akhirnya
curran menciptakan sebuah metode yang di beri nama “counselimg
learning method” atau di sebut juga “community language learning”.
Metode ini lahir dari teori humanistic yang memerlukan manusia
secara utuh dengan melalui pendekatan konseling. Didalam pengajaran

5
Bahasa, guru disebut konselor, sedangkan murid di sebut klien, maka
guru berperan sebagai penyuluh Bahasa.6

2. Maharroh kalam
Mahārah Al-Kalām (keterampilan berbicara) adalah kemampuan
untuk mengucapkan kata-kata dengan aturan-aturan kebahasaan
(qawaid nahwiyah wa sarfiyyah) tertentu untuk menyampaikan ide-ide
dan perasaan pembelajaran maharah maharrah kalam merupakan
keterampilan produktif dalam berbahasa. Keterampilan ini
memerlukan informasi yang memadai untuk mengkomunikasikan
informasi yang memadai serta mengungkapkan mekasud dan gagasan
agar tersampaikan dengan baik7

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka dapat dirumuskan
beberapa masalah:
1. Bagaimana penerapan Metode komunitas pembelajaran Bahasa
(Community Language Learning) pada mata pelajara Bahasa arab
kelas X di MAN 1 Wonosobo?
2. Adakah peningkatkan Mahārah Al-Kalām siswa pada mata pelajaran
bahasa Arab dalam penggunakan Metode komunitas pembelajaran
Bahasa (Community Language Learning) pada mata pelajara bahasa
Arab kelas X di MAN 1 Wonosobo?
3. Adakah perbedaan maharrah kalam siswa di mata pelajaran bahasa
Arab antara yang menggunakan Metode komunitas pembelajaran
Bahasa (Community Language Learning) dan yang tidak?

6
Syukur Ghazali, Pembelajaran Keterampilan Berbahasa dengan Pendekatan Komunikatif-
Interaktif,(bandung: Refika Aditama, 2010), hal. 99
7
Karimna Isya Karima, Penerapan Metode Edutaiment Melalui Permainan Simak-Ulang-Ucap
Untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Bahasa Arab, Jurnal Penelitian Bahasa Sastra Dan
Budaya Arab, Vol. 2 No. 1. Bandung: 2019, hal. 59

6
E. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui penerapan Metode komunitas pembelajaran Bahasa
(Community Language Learning) pada mata pelajara Bahasa arab
kelas X di MAN 1 Wonosobo.
2. Untuk mengetahui peningkatkan Mahārah Al-Kalām siswa pada mata
pelajaran bahasa Arab dalam penggunakan Metode komunitas
pembelajaran Bahasa (Community Language Learning) pada mata
pelajara bahasa Arab kelas X di MAN 1 Wonosobo.
3. Untuk mengetahui perbedaan Mahārah Al-Kalām siswa di mata
pelajaran bahasa Arab antara yang menggunakan Metode komunitas
pembelajaran Bahasa (Community Language Learning) dan yang
tidak.

F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Di harapkan penelitian ini dapat memberikan pengetahuan dan
pemikiran yang jauh lebih dalam kepada pembaca untuk
perkembangan Pendidikan terutama di mata pelajaran Bahasa arab
maharah kalam
2. Manfaat praktis
a. Bagi siswa
Memberikan motovasi bagi siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran yang sedang berlangsung dikelas dan diharapka
dapat membantu peserta didik dalam melakukan proses
pembelajaran dengan baik
b. Bagi guru
Agar dapat dijadikan sebagai salah satu metode
pembelajaran yang dapat diterapkan sesuai dengan materi yag akan
diajarkan oleh guru agar lebih variatif dan menyenangkan

7
c. Bagi sekolah
Dapat dijadika salah satu upaya dalam meningkatkan
kualitas pembelajaran guru sebagai bahan masukan bagi kepala
sekolah.
d. Bagi peneliti
Sebagai pengalaman dalam menghadapi permasalahan-
permasalahan yang berkaitan dengan proses pembelajaran, juga
penambahan pengetahuan peneliti untuk menjadi guru
professional.

G. Landasan Teori
1. Kajian Pustaka
Penelitian ini akan lebih valid hasilnya apabila ada penelitian
terdahulu dengan tema yang hampir sama sehingga hasil penelitian
dapat dibandingkan. Adapun penelitian terdahulu yang menjadi bahan
perbandingan dalam penelitian ini antara lain:
a. Skripsi Ulfarida Ma’rifati ihsana, mahasiswa prodi bahasa Arab,
fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan, universitas sunan kalijaga
Yogyakarta. Dengan judul Skripsi “Efektifitas Metode
Community Language Learning Di Luar Kelas Terhadap
Pembelajaran Maharah Kalam Siswa Kelas VII SMP IT
Hidayah Klaten” (stuidy eksperimen). Dalam penelitian tersebut
memiliki kesimpulan metode community language learning di
luar kelas dapat meningkatkan kemampuan berbicara bahasa
arab siswa kelas viii smpit hidayah klaten. Dilihat dari hasil
perolehan nilai rata-rata 62,3529 menjadi 76,8067. Terdapat
perbedaan signifikan antara pembelajaran maharah al-kalam
dengan menggunakan metode community language llearrning
dan tidak menggunkan metode community language learning.
Rata-rata nilai pre test kelompok eksperimen di peroleh nilai

8
sebesar 62,3529, dan post test sebesar 76,8067, sedangkan rata-
rata nilai pre test kelompok control di peroleh nilai sebesar
62,4370 dan post test sebesar 67,3109. Jika dilihat dari rata-rata
awal yaitu nilai pre test kedua kelompok tetsebut memperoleh
nilai rata-rata yang hamper sama. Artinya kemampuan awal
siswa sebelum diterapkan metode tersebut adalah sama,
sedangkan jika dilihat dari rata-rata akhir kedua kempok tersebut
memperoleh nilai rata-rata yang berbeda. Adapun persamaan
penelitian saya dengan penelitian yang dilakukan oleh ulfarida
ma’rifati ihsana, adalah sama-sama menggunakan pembelajaran
metode Community Language Learning (CLL) Perbedaannya
dalam skripsi tersebut objek yang dituju meneliti siswa kelas VII
sedangkan peneliti memilih siswa kelas X sebagai objek
penelitian.,. kalam (keterampilan berbicara).
b. Skripsi yunarti, mahasiswa Pendidikan bahasa Arab fakultas
tarbiyah universitas islam negri sunan kalijaga Yogyakarta
dengan judul skripsi penerapan metode Community Language
Learning (CLL) dalam pembelajaran keterampilan kalam siswa
kelas VIII di mtsn prambanan klaten, dalam penelitian tersebut
memiliki kesimpulan bahwa metode language learning dapat
meningkatkan keterampilan kalam siswa dengan perbedaan nilai
rata-rata post test. Adapun persamaan penelitian saya dengan
penelitian yang dilakukan oleh Yunarti adalah sama-sama
menggunakan pembelajaran metode community language
learning . Perbedaannya dalam skripsi tersebut objek yang dituju
meneliti siswa kelas VIII sedangkan peneliti memilih siswa kelas
X sebagai objek penelitian. Mahārah Al-Kalām (keterampilan
berbicara).
c. Jurnal Lisanuna, Vol 09, No 2 (2019) yang ditulis Syarifah
Hanum dan Rahmawati yang berjudul “Implementasi
Pendekatan Fungsional Dalam Pembelajaran Bahasa Arab

9
Melalui Metode Communty Language Learning” Pengumpulan
data dalam penelitian ini bersifat kualitatif (tidak berbentuk
Angka) melalui review beberapa literatur dan menggunakan
analisis kualitatif dalam pemaparan data, analisis data dan
pengambilan kesimpulan. Hasil penelitiannya adalah deskripsi
dan penjelasan secara detail dari rincian instrumen pembelajaran
bahasa Arab yang menggunakan metode community language
learning ditinjau dari pendekatan fungsional untuk mewujudkan
tujuan pembelajaran bahasa Arab modern ini, yaitu komunikasi
faktual, dalam arti siswa mampu memfungsikan bahasa asing
yang dipelajari sebagai alat komunikasi, dalam hal ini adalah
bahasa Arab. Adapun persamaan penelitian saya dengan
penelitian yang dilakukan oleh Syarifah Hanum dan Rahmawati
adalah sama-sama menggunakan pembelajaran metode
community language learning . Perbedaannya dalam penelitian
ini menggunakan metode kualitatif sedangkan peneliti
menggunakan metode kuantitatif.
d. Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol. 3, No. 1 2019 yang ditulis
Mochlis Ekowijayanto yang berjudul “Meningkatkan
Keterampilan Berbicara Dalam Materi Pembelajaran Remedial
Melalui Metode Community Language Learning (CLL)”.
Penelitian ini mengacu pada Peneltian Tindakan Langsung
(PTK), adapun hasil peneltian menunjukan ; Pertama, penerapan
CLL dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk keterampilan
berbicara dapat diwujudkan dalam pembelajaran remedial.
Kedua, strategi ini efisien untuk meningkatkan kemampuan
berbicara siswa sebagai berikut: sebagian besar siswa dapat
mengekspresikan ide mereka, pendapat secara bebas dan
sebagian besar siswa dapat bekerja dalam kelompok secara
bebas. Akibatnya, mereka semakin percaya diri dan berinteraksi
dalam kelas berbicara. Mengajar berbicara melalui Pembelajaran

10
Bahasa Komunitas adalah cara untuk meningkatkan motivasi,
dan itu bisa merangsang siswa untuk menggunakan bahasa
Inggris yang baru mereka peroleh. Jadi, guru bahasa Inggris
diharapkan memberi siswa banyak kesempatan untuk berbicara
dalam proses pembelajaran di kelas sehari-hari. . Adapun
persamaan penelitian saya dengan penelitian yang dilakukan
oleh Mochlis Ekowijayanto adalah sama-sama menggunakan
pembelajaran metode community language learning . Perbedaan
dalam peneltian ini adalah objek penelitian, peneliti terfokus
pada materi pembelajaran, sedangkan dalam peneltian ini
terfokus pada pembelajaran bahasa Arab.

2. Kajian Teori
a. Community Language Learning
Community Language Learning disebut juga Counseling
Learning, adalah salah satu contoh penerapan konsep psikoterapi
dalam pengajaran bahasa. Konselor menjelaskan aktivitas apa
yang diharapkan dan memberi waktu pada bimbingan untuk
merefleksikan dirinya mengenai pengalamannya selama ini.8
Community Language Learning (CLL) juga dapat diartikan
sebagai metode pengajaran bahasa yang melibatkan aspek
psikologi dimana peserta didik ikut bekerja sama dalam
mengembangkan keahlian berbahasa yang ingin mereka pelajari.
Sesuai perannya sebagai penyuluh bahasa, metode ini
memberikan langkah-langkah atau teknik-teknik aplikatif yang
diambil guru dalam mengajarkan bahasa asing sebagai berikut :
1) Sebagai pendahuluan, guru menyediaan paralatan yang akan
digunakan di dalam proses belajar mengajar, terutama alat
perekam suara (tape recorder) untuk merekam percakapan
8
Siti Nurhasanah, The Use of Community Language Learning (CLL) Method to Increase The
Studens’ Participation In Classroom Conversation. Register Joornal, Vol. 8. No. 1, Salatiga: 2015,
hal. 1

11
para pelajar. Selanjutnya guru membagi para pelajar menjadi
kelompok- kelompok kecil, misalnya 5-10 orang per kelompok
agar program pengajaran bahasa asing yang bersangkutan lebih
efektif.
2) Guru memberi kesempatan kepada setiap kelompok untuk
menentukan topik yang akan dipelajari secara consensus.
Sesudah mereka menyiapkan diri, mereka diminta untuk
merekam suaranya. Setiap pelajar diberi kesempatan secara
bergiliran untuk menyatakan sesuatu. Guru memberi
terjemahan setiap kalimat yang diminta.
3) Setelah rekaman percakapan selesai dengan waktu yang
ditentukan (misalnya 25 menit), rekaman diputar kembali agar
mereka dapat mendengarkannya. Pemutaran rekaman ini tidak
dilangsungkan semuanya, melainkan ujaran demi ujaran, agar
para pelajar dapat mendengarkan secara jelas.
4) Sesudah setiap ujaran diperdengarkan, guru memberikan
kesempatan kepada para pelajar untuk mengusulkan perbaikan
jika ada kesalahan yang mereka lakukan.
5) Pada pertemuan berikutnya para pelajar disuruh mendengarkan
kembali rekaman di atas, selanjutnya mereka disuruh untuk
menulis transkripsi rekaman dengan kerjasama. Transkripsi ini
selanjutnya dibaca oleh guru, ia dapat menentukan aspek-
aspek struktur bahasa yang harus dipelajari ulang. Percakapan
yang dikemukakan oleh para pelajar tentu banyak sekali
ragamnya, maka guru harus menekankan jenis ungkapan yang
mengandung struktur-struktur yang dibutuhkan saja. (misalnya
pertanyaan yang yang memerlukan jawaban “ya” atau
“tidak”, pertanyaan yang memerlukan jawaban penjelasan,
pertanyaan tentang waktu dan sebagainya).
6) Dalam mengembangkan struktur tersebut, guru dapat
menyuruh para pelajar untuk merubah bentuk kalimat yang

12
telah mereka buat ke dalam bahasa lainnya. Misalnya dari
kalimat berita menjadi kalimat pertanyaan atau sebaliknya,
dari kalimat aktif menjadi pasif atau sebaliknya. Selain itu
guru juga dapat memberi latihan dalam bentuk lain, misalnya
menyuruh menerjemahkan kalimat-kalimat menarik ke dalam
bahasa asing yang dipelajari. Jika dalam latihan ini para pelajar
membutuhkan kosakata, guru dapat membantunya.
7) Sebagai penutup, guru dapat mempraktekkan struktur-struktur
yang telah dipelajari ke dalam ungkapan-ungkapan bebas
sesuai keinginan para pelajar untuk memantapkan penguasaan
mereka terhadap materi.

Kekurangan metode CLL

a. Metode ini tidak bersandar pada kurikulum serta buku


pedoman. Metode ini bersandar pada keinginan siswa serta
aspek-aspek bahasa tujuan dan kebudayaannya dimana siswa
kurang menguasainya.
b. Metode ini tidak memperhatikan perbedaan-perbedaan
individu diantara para siswa, karena metode ini
memperhatikan sisi-sisi kemanusiaan dalam kecakapan
berbicara serta menerlantarkan aspek-aspek akademik dan
kecakapan menulis.
c. Metode ini terikat pada bimbingan konseling dengan
kurikulum yang tidak tersusun yang dimiliki oleh pembelajar
berbahasa asing. Kadang-kadang guru menemukan kesulitan
dalam memahami tugasnya pada kelompok-kelompok
siswanya.
d. Studi linguistic pada metode ini membutuhkan guru yang
mempunyai kemampuan khusus dalam berinteraksi dengan
siswa, memiliki latar belakang dalam bimbingan konseling

13
e. Banyak pakar yang meragukan kesukseskan filsafat bimbingan
dan konseling dalam pembelajaran bahasa asing karena banyak
alasan diantaranya tidak adanya kurikulum dan sulit dalam
mempraktekannya.
f. Studi linguistic pada metode ini merupakan pembelajaran yang
kurang. Siswa yang selesai dari kegiatan ini dengan
pemahaman bahasa dan kebudayaan yang telah ia miliki juga
beberapa susunan bahasa yang ia gunakan dalam komunikasi
lisan dengan bahasa tujuan memang menjadi lebih baik.
Namun pemahaman seprti itu belumlah cukup karena mereka
masih lemah dalam membaca dan menulis.
g. Pada mulanya metode ini bersandar pada teknik-teknik dari
agama nasrani. Sedikit sekali manfaat darinya dalam
mempelajari bahasa arab.9

Kelebihan metode CLL:

a. situasi kelas lebih hidup karena para pembelajar aktif


berpikir dan menyampaikan pikirannya melalui
jawaban atas pertanyaan guru,
b. sangat positif untuk melatih pembelajar BIPA berani
mengemukakan pendapatnya dengan lisan secara
teratur,
c. timbulnya perbedaan pendapat diantara para pembelajar
dan membawa kelas pada situasi diskusi yang menarik,
pembelajar BIPA yang segan mencurahkan perhatian,
menjadi berhati-hati dan secara sungguh- sungguh
mengikuti pelajaran,
d. dan sekalipun pelajaran berjalan lamban, tetapi
pengajar dapat melakukan kontrol terhadap pemahaman

9
http://farihahitunay.blogspot.com/2012/12/community-language-learning.html

14
dan pengertian siswa tentang masalah yang
dibicarakan10.

Dalam pandangan metode ini apa yang sebenarnya dipelajari oleh


manusia pada umumnya bersifat kognitif (pikiran) dan afektif
(perasaan). Pelajaran disajikan sedemikian rupa sehingga tercipta
suasana yang memungkinkan pelajar bahasa berkomunikasi dan
berinteraksi sesama pelajar secara bebas.11

Di sini dapat dilihat perkembangan bahasa client mulai ia dalam


status “zero” (bergantung penuh) sampai ke status “total independent”
(tidak bergantung sama sekali pada orang lain) dalam berkomunikasi.12
Bahasa dimulai dari apa yang mau dikatakan oleh pelajar. Jika
diperlukan terjemahan, guru dapat memberikan terjemahan sesuai
permintaan. Pelajar mengatakan apa apa yang ingin dikatakannya dan
guru menunjukkan kepadanya bagaimana mengatakan sesuatu sampai
akhirnya pelajar merasa leluasa memakainya dan mampu menjawab
pertanyaan secara produktif.

a. Mahārah Al-Kalām (keterampilan berbicara)


1) Pengertian Mahārah Al-Kalām

Keterampilan berbicara (Mahārah Al-Kalām) adalah


kemampuan mengungkapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-
kata untuk mengekspeksikan pikiran berupa ide,pendapat,
keinginan atau perasaan secara lisan kepada mitra bicara.
Dalam makna yang lebih luas, berbicara merupakan suatu
sistem tanda-tanda yang dapat didengan dan dilihat yang
memanfaatkan sejumlah otot dan jaringan tubuh manusia untuk
menyampaikan pikiran dalam rangka memenuhi kebutuhannya.

10
Daris hadianto, penerapan metode community language learning (CLL) dalam pembelajaran
berbicara, universitas Pendidikan Indonesia, hal 154
11
Abd Wahab Rosyidi, Mamlu’atul Nikmah, Memahami Konsep Dasar ..., hlm. 62
12
Azhar Arsyad, Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya, (Yogayakarta, Pustaka Pelajar, 2010),
hlm. 27

15
Berbicara merupakan kombinasi factor-faktor fisik, psikologi,
neurologis, sematik, dan lenguistik secara luas, sehingga dapat
dianggap sebagai alat manusia yang paling penting bagi control
social.13

Kalam adalah pengucapan bunyi-bunyi berbahasa Arab


dengan baik dan benar sesuai dengan bunyi-bunyi yang
berasal dari makhraj yang dikenal oleh para linguistik.
Sedangan mahārah al- kalām adalah berbicara secara terus
menerus tanpa henti tanpa mengulang kosakata yang sama
dengan menggunakan pengucapan bunyi.14

Tujuan utama berbicara adalah untuk berkomunikasi.


Agar dapat menyampaikan pikiran secara efektif, maka
sipembaca harus memahami makna segala sesuatu yang ingin
di komunikasikan; dia harus mengetahui prinsip-prinsip yang
mendasari segala situasi pembicaraan, baik secara umum
maupun perorangan. Dengan demikian, berbicara merupakan
bagian dari kemampuan berbahhasa yang aktif-produktif.15

Dari keterangan di atas dapat peneliti simpulkan bahwa


ketrampilan berbicara (Mahārah Al-Kalām) adalah kegiatan
menyampaikan pesan berbahasa Arab kepada orang lain.

Macam-macam keterampilan kalam antara lain:

a. Percakapan (muhadasah)
Muhadatsah, Menurut bahasa adalah percakapan, dialog
atau berbicara. Percakapan merupakan pertukaran pikiran
atau pendapat mengenai suatu topik tertentu antara dua

13
Hermawan Acep, Metodologi pembelajaran Bahasa Arab, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya,2018) hal.159
14
Abd Wahab Rosyidi, Mamlu’atul Ni’mah, Memahami Konsep Dasar Pembelajaran Bahasa
Arab, (Malang : UIN maliki press, 2011). Hal 89
15
Sri wahyunu dan adb. Syukur Ibrahim, Asesmen Pembelajaran Bahasa (Bandung: PT. Refika
Aditama,2014) hal. 31

16
atau lebih. Percakapan merupakan dasar ketrampilan
berbicara baik bagi anak-anak maupun orang tua.
Pembelajaran Muhadatsah (berbicara) merupakan
pembelajaran bahasa Arab yang pertama-tama diajarkan.
Tujuannya adalah agar siswa mampu bercakap-cakap
(berbicara) dalam pembicaraan sehari-hari dengan
menggunakan bahasa Arab dan dalam membaca Al-
Qur’an, dalam shalat dan berdoa.16
b. Ungkapan secara lisan (ta’bir al-syafahi)17
Maksudnya kita mampu menyampaikan isi pikiran kita
dalam bahasa Arab secara lisan, dimana orang Arab
mampu memahami apa yang kita ucapkan.18
Langkah-langkah mengajarkan keterampilan berbicara
antara lain :

1. Guru mulai melatih bicara dengan memberi


pertanyaan- pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa.

2. Pada saat yang bersaan siswa diminta untuk belajar


mengucapan kata, menyusun kalimat dan
mengungkapkan pikiran.
3. Guru mengurutkan pertanyaan-pertanyaan yang
dijawab oleh siswa sehingga berakhir membentuk
sebuah tema yang sempurna.
4. Guru menyuruh siswa menjawab latihan-latihan
syafawiyah, menghafal percakapan atau menjawab
pertanyaan yang berhubungan dengan isi teks yang
telah siswa baca.

16
https://cahpasir84.wordpress.com/2013/01/21/metode-pembelajaran-muhadatsah/
17
Abd. Wahab Rosyidi, Mamlu’atul Ni’mah, Memahami Konsep Dasar Pembelajaran Bahasa
Arab...hlm. 91
18
http://www.nurulhikmahciputat.com/2013/12/urgensi-bahasa-arab.html

17
Untuk mencapai keterampilan berbicara tidak cukup
hanya melalui latihan membuat pertanyaan dan
jawabannya, atau dengan menghafalkan contoh-contoh
dialog. Penekanan pada keakuratan bahasa dan
mengabaikan konteks seringkali mengorbankan
keterampilan berkomunikasi. Salah satu faktor penting
dalam menghidupkan kegiatan berbicara ialah keberanian
murid dan perasaan tidak takut salah.

5. Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana
teori berhubungan dengan berbagai factor yang telah diidentifikasi
sebagai masalah yang penting.
Kerangka berfikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis
pertautan antara variable yang akan diteliti. Jadi secara teoritis perlu
dijelaskan antara variable independent dan dependen. Bila dalam
penelitian ada vareabel moderator dan intervening, maka juga perlu
dijelaskan, mengapa variable itu ikut di libatkan dalam penelitian
pertautan antara variable tersebut, selanjutnya akan dirumuskan
kedalam bentuk paradigma penelitian. Oleh karna itu pada setiap
penyusun paradigma penelitian harus didasarkan pada kerangka
berfikir19
Dalam proses pembelajaran Bahasa arab tentunya diperlukan
suuatu metode atau pembelajjaran yang tepat. Khususnya
pembelajaran yang berpusat kepada siswa. Untuk meningkatkan hasil
belajar siswa. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe community language learning (CLL),
untuk meningkatkan keterampiulan berbicara. Model pembelajaran ini,
untuk meningkatkan keaktifan siswa agara dapat menngungkapkan ide
dan gagasan mereka dengan bebas.

19
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif , (Bandung: ALFABETA,2020), hal. 95

18
Adapun kerangka berfikir dapat di ambil melalui bagan sebagai
berikut:

pretest

Kelas Penerapan
eksperime Model
Kovensional
n

Post test

Peningkatan
SISWA Keterampialn
Berbicara

pretest

Peebedaan
Penerapan
Kelas Model CLL Maharrah Kalam
kontrol Pemebelajara sebelum dan
n NHT sesudah
menggunakam
Model CLL

Post test

Bagan di atas menjelaskan bahwa ada tidaknya perbedaan dalam


meningkatkan Mahārah Al-Kalām sebelum dan sesudah
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CLL. Pada
penelitian ini, menggunakan dua kelas perbandingan, yaitu kelas
eksperimen sebagai kelas penelitian dan kelas control sebagai kelas
perbandingan.
6. Hipotesis
a. Hipotesis penelitian

19
1) Ada peningkata.an keterampilan berbicara pada mata
pelajaran bahasa arab siswa kelas X di MAN 1 Wonosobo
setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
community language learning (CLL)
2) Adanya perbedaan antara kelas yang menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe community language learning
(CLL) dengan kelas yang tidak dalam meningkatkan
keterampilan berbicara pada mata pelajaran bahasa arab
siswa kelas X di MAN 1 Wonosobo

7. Hipotesis Statistika
a. Peningkatan
1) Ha : ada peningkatan keterampilan berbicara pada mata
pelajaran bahasa arab siswa kelas X di MAN 1 Wonosobo
setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
community language learning (CLL).
2) H0 : tidak ada peningkatan keterampilan berbicara pada mata
pelajaran bahasa arab siswa kelas X di MAN 1 Wonosobo
setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
community language learning (CLL).
b. Perbedaan
1) Ha : Ada perbedaan antara kelas yang menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe community language (CLL) dan
kelas yang tidak menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe community language learning (CLL) dalam meningkatkan
maharrah kalam pada mata pelajaran bahasa arab siswa kelas
X di MAN 1 Wonosobo
2) H0 : Tidak ada perbedaan antara kelas yang menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe community language
(CLL) dan kelas yang tidak menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe community language learning (CLL) dalam

20
meningkatkan Mahārah Al-Kalām pada mata pelajaran bahasa
arab siswa kelas X di MAN 1 Wonosobo.

H. Metode penelitian
Metode penelitian adalah cara berpikir ilmial secara rasional,
empiris, sistematis yang digunakan oleh peneliti suatu disiplin ilmu untuk
melakukan kegiatan penelitian. Metode penelitian sangat berhubungan
dengan prosedur, teknik, alat, serta desain penelitian yang digunakan.
Metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk
mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan,
dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada
gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan
mengantisipasi masalah dalam bidang Pendidikan.20
1. Jenis penelitian
a. Penelitian lapangan
Penelitian lapangan atau penelitian empiris merupakan
kegiatan pengumpulan fakta, data, dan informasi dari berbagai
sumber di lapangan yang relevan dengan tema atau topik
penelitian.21
b. .penelitian kuantitatif
Metode penelitian kuantitatif digunakan untuk meneliti
pada populasi atau sampel tertentu, Teknik pengambilan sampel
pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data
menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan.22

20
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D,)
(Cet.15;Bandung: Alfabeta, 2012), hal. 2
21
Ibid hal.6
22
Izzudin Musthafa & Acep Hermawan, Metodologi Penelitian Bahasa Arab (Konsep Dasar,
Strategi, Metode, Teknik), (Cet.1;Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2018), hal. 13

21
Sesuai dengan Namanya, metode kuantitaif dituntut
menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran
terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Demikian
juga pemahaman akan kesimpulan penelitian akan lebih baik
apabila juga disertai tabel, grafik, bagan, gambar, dan tampilan
lainnya.23
c. Penelitian Eksperimental
Dalam bidang Pendidikan metode penelitian eksperimen
adalah metode yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan
tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.24
Adapun jenis penelitian ini menggunakan quasi experiment
(eksperimen semu) dengan pola desain eksperimen Nonequivalent
Control Group Design. Pada desain ini keompok eksperimen
maupun kelompok control tidak dipilih secara random.
Kelas eksperimen maupun kelas control menggunakan 2
kelas yang ada dengan kondisi yang sama. Kelas eksperimen diberi
perlakuan dengan diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe
community language learning (CLL) dan untuk kelas control
menggunakan metode konvensional.

2. Tempat dan waktu penelitian


a. Tempat penelitian
Penelitian akan dilaksanakan di MAN 1 Wonosobo
kabupaten wonosobo tepatnya di mendolo wonosobo dengan
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe community
language learning (CLL).
b. Waktu penelitian

23
Suharsini Arikunto, Prosesdur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik),(Cet.15; Jakarta: PT RINEKA
CIPTA, 2013), hal. 27
24
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif , (Bandung: ALFABETA,2020), hal. 110

22
Peneliti merancang pelaksanaan penelitian kurang lebih 1
bulan setengah. Adapun waktu kegiatan meliputi persiapan sampai
penyusunan laporan penelitian sebagai berikut :

No Minggu Kegiatan penelitian

1. Minggu ke-1 Wawancara dengan kepala sekolah, guru


bahasa Arab, dan siswa kelas X MAN 1
Wonosobo

2. Minggu ke-2 Pelaksanaan observasi pembelajaran dalam


Mahārah Al-Kalām pada kelas X agama
MAN 1 Wonosobo Wonosobo sebelum
diterapkan model pembelajaran

3. Minggu ke-3 Melaksanakan pre-test pada kelas X agama


MAN 1 Wonosobo Wonosobo

4. Minggu ke-4 Pemberian materi I

5. Minggu ke-5 Pemberian materi II

6. Minggu ke-6 Melaksanakan pos-test pada kelas X agama


MAN 1 Wonosobo Wonosobo

7. Minggu ke-7 Pengolahan dan pengumpulan data

8. Minggu ke-8 Penyusunan laporan penelitian

23
3. Populasi dan sampel
a. Populasi
Populasi ialah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek
atau subjek yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik
kesimpulannya.25
Dalam penelitian ini, yang menjadi populasi adalah kelas X
agama di MAN 1 Wonosobo yang terdiri dari 2 kelas.
b. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti
tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi,
misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu maka
peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi
itu.26
Pada penelitian ini yang menjadi sampel adalah siswa kelas
kelas MAN 1 Wonosobo, maka penulis menentukan kelas agama 1
yang berjumlah 27 siswa sebagai kelas eksperimen dan agama 2
berjumlah 38 siswa sebagai kelas control.

4. Variable penilitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh
informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik kesimpulannya.
Variabel konstrak (contructs) atau sifat yang akan dipelajari. Contoh,
tingkat aspirasi, pengahasilan, pendidikan, status social, jenis kelamin
dan lain-lain.27

25
Indra Jaya, Penerapan Statistik Untuk Penelitian Pendidikan (Cet.1; Jakarta: Prenada Media
Group, 2019), hal.17
26
Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian, (Cet.30; Bandung: ALFABETA CV, 2019),hal.61
27
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif , (Bandung: ALFABETA,2020), hal. 67

24
Jenis-jenis variabel penelitian yaitu:
1) Variabel independen (x) merupakan variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau
timbulnya variabel terikat. Dalam penelitian ini yang termasuk
variabel bebas adalah penggunaanan model pembelajaran
kooperatif tipe community language learning (CLL)
2) Variabel dependen (y) merupakan variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel
bebas. Dalam penelitian ini yang termasuk variabel terikat adalah
peningkatan keterampilan berbicara di mata pelajaran bahasa arab
siswa kelas X agamat MAN 1 Wonosobo.

8. Teknik pengumpulan data


Pada penelitian ini, peneliti akan mengemukakan Macam-macam
teknik pengumpulan data yang, sebagai berikut :
a. Observasi
Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara
mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan
terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Kegiatan tersebut
berkenaan dengan cara guru mengajar, siswa belajar, kepala
sekolah yang sedang memberikan pengarahan, personil, bidang
kepegawaian yang sedang rapat dan sebagainya.28
Kegiatan observasi yang dilakukan oleh penulis secara
langsung mengamat ke sekolah untuk melihat bagaimana
keadaan sekolah, mengetahui karakter peserta didik dan media
yang digunakan

28
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya
2013) hal.220

25
b. Wawancara

Wawancara atau interview merupakan salah satu bentuk


teknik pengumpulan data yang banyak digunakan dalam penelitian
deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Wawancara
dilaksanakan secara lisan dalam pertemuan tatap muka secara
individual. Adakalanya juga wawancara dilakukan secara
kelompok, kalau memang tujuannya utnuk menghimpun data dari
kelompok seperti wawancara dengan suatu keluarga, pengurus
yayasan, Pembina pramuka dan lainnya. Wawancara yang
ditujukan untuk memperoleh data dari individu yang dilaksanakan
secara individual. Terdapat dua jenis wawancara yang dapat
digunakan, yaitu:

1) Wawancara terpimpin yang juga sering dikenal dengan istilah


wawancara berstruktur atau wawancara sistematis.
2) Wawancara tidak terpimpin yang sering dikenal dengan istilah
wawancara sederhana atau wawancara tidak sistematis, atau
wawancara bebas.29
Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan
wawancara bebas. Yang akan diwawancara oleh penulis
diantaranya yaitu:
1) Guru bahasa arab : untuk mendapatkan informasi
mengenai model pembelajaran yang digunakan di MAN
1 Wonosobo
2) Siswa : untuk mendapatkan informasi mengenai
penguasaan keterampilan berbicara di mata pelajaran
bahasa arab yang mereka pelajari dan tanggapan
mereka mengenai model pembelajaran yang guru
terapkan.

29
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: PT Raja Gravindo Persada,
1998),Hal.82

26
c. Dokumentasi
Dokumentasi ini dilakukan untuk mengetahui identitas
sekolah, keadaan guru dan siswa, sarana dan prasarana yang
ada di sekolah MAN 1 Wonosobo. Dan data tentang hasil
belajar bahasa Arab siswa yang di peroleh secara langsung dari
guru mata pelajaran bahasa Arab.
d. Tes
Tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan yang di
gunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan
intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu
atau kelompok. Tes diartikan sebagai alat atau prosedur yang
digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu, dengan
bentuk instrumen untuk mengetahui hasil belajar siswa.
Tes merupakan salah satu upaya pengukuran terencana
yang digunakan oleh guru untuk mencoba menciptakan
kesempatan bagi siswa dalam memperlihatkan prestasi mereka
yang berkaitan dengan tujuan yang telah ditentukan.30
Dalam penelitian ini, penulis melakukan test dua kali, yaitu:
1) Pre-test : tes yang dilakukan sebelum model
pembelajaran kooperatif tipe community language
(CLL) di terapkan untuk mengukur kemampuan siswa
dalam keterampilan berbicara.
2) Post test : tes yang dilakukan sesudah model
pembelajaran kooperatif tipe community language
learning (CLL) di terapkan untuk mengukur
kemampuan siswa dalam keterampilan berbicara agar
dapat dilakukan perbandingan sebelum dan sesudah
diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe
community language learning (CLL).

30
Ana Ratna Wulan, Pengertian Dan Esensi Konsep Evaluasi, Asesmen, Tes, Dan Pengukuran,
2007, FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia.hal.3

27
9. Instrumen penelitian
Teknik analisis data adalah cara melaksanakan analisis
terhadap data, dengan tujuan mengolah data tersebut menjadi
informasi, sehingga karakeristik atau sifat-sifat datanya dapat dengan
mudah dipahami dan bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah
yang berkaitan dengan kegiatan penelitian, baik berkaitan dengan
deskripsi data maupun untuk membuat induksi, menarik kesimpulan
tentang karakteristik populasi (parameter) berdasarkan data yang
diperoleh dari sampel (statistik).
Dari semua data yang terkumpul selama penelitian kemudian
dianalisis secara teoritik, yaitu:
a. Analisis Pendahuluan

Analisis ini nantinya disusun berdasarkan data-data yang


terkumpul berupa hasil-hasil yang berkaitan dengan penerapan
strategi guided composition untuk meningkatkan keterampilan
mengarang, kemudian disimpulkan berdasarkan data-data yang
ada.

1) Uji Prasyarat
a) Uji Normalitas

Untuk melihat apakah data berdistribusi normal


maka perlu dilakukan uji normalitas data. Pengujian
dilakukan untuk memeriksa apakah sampel yang diambil
mempunyai kesesuaian dengan populasi. Salah satu uji
untuk menguji normalitas data adalah metode chi kuadrat.
Dalam metode ini X2 dihitung dengan rumus

k
( f ₀−fₕ)
X2 = ∑ ❑
i=1 fₕ

Keterangan :
X2 = Chi Kuadrat

28
f1 = Frekuensi observasi
fh = Frekuensi Harapan 31
Data dinyatakan berdistribusi normal apabila X2
hitung < X2tabel tabel pada taraf kesalahan tertentu.
b) Uji Homogenitas

Untuk mengetahui perbedaan peningkatan


keterampilan mengarang siswa, terlebih dahulu dilakukan
pengujian homogenitas. Uji ini bertujuan untuk
memastikan bahwa kelompok-kelompok yang
dibandingkan merupakan kelompok-kelompok yang
mempunyai varians homogen. Pengujian homogenitas
varians dapat dilakukan menggunakan uji F:

varian terbesar
F=
varianterkecil

Kelompok-kelompok yang dibandingkan


dikatakan mempunyai varians yang homogen apabila
Fhitung < Ftabel pada taraf kesalahan tertentu.
2) Analisis Hasil Pre-test dan Post-test
(a) Analisis Hasil Pretest

Analisis ini digunakan untuk memperoleh data


tentang peningkatan keterampilan mengarang sebelum
menerapkan strategi guided composition

31
Sugiyono,Statistika Untuk Penelitian, hal.107

29
Tabel Analisis Hasil Pretest

Kelas Jumla Jumla Rata Nilai Nilai


h h -rata Terting Terenda
Data Nilai gi h

eksperime
n

kontrol

(b) Analisis Hasil Post-tes


Analisis ini digunakan untuk memperoleh data
tentang peningkatan keterampilan mengarang setelah
menerapkan strategi guided composition
Tabel Analisis hasil post-test

Kelas Jumlah Jumlah Rata-Rata Jumlah Jumlah


Data Nilai Tertinggi Terendah

eksperimen

kontrol

b. Uji Hipotesis
1) Uji Gain

Uji gain digunakan untuk melihat peningkatan


keberhasilan penerapan strategi guided composition, maka
digunakan uji gain pada kelas eksperimen dan kelas kontrol32:

¿
<g> = ¿ Spost>−¿ Spre> 100−¿ Spre>¿ ¿ ¿

Dengan Keterangan :

32
Sugiyono,Statistika Untuk Penelitian,hal.140

30
G : Faktor Hake (N-gain)
Spost : Rata-rata posttest
Xpre : Rata-rata pretest
Kriteria
Tinggi : g > 0,7
Sedang : 0,3 < g < 0,7
Rendah : g < 0,358
2) Uji t-test

Analisis ini untuk menguji hipotesis, apakah ada


peningkatan keterampilan mengarang dalam penerapan
strategi guided composition. Bila sampel berkolerasi atau
berpasangan misalnya membandingkan sebelum atau sesudah
perlakuan atau membandingkan antara kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen, maka menggunakan uji t, rumus yang
digunakan adalah sebagai berikut :

x ₁−x ₂
t = √s₁ √ s₂
+
n₁ n₂

keterangan :

X₁ : rata-rata kelompok eksperimen

X₂ : rata-rata kelompok kontrol

S₁ : varian kelompok eksperimen

S₂ : varian kelompok kontrol

( n2−1 ) S1 + ( n 2+1 ) S ₁
S² :
n₁+ n₂−2

n₁ : jumlah subjek kelompok eksperimen

n₂ : jumlah subjek kelompok kontrol

31
32
b. Analisis Lanjut
Analisis lanjut yaitu analisis yang yang digunakan
untuk melanjutkan dari hasil analisis pendahuluan dan analisis
hipotesis, dan dapat menemukan kesimpulan tentang penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe community language
learning (CLL) untuk meningkatkan keterampilan berbicara
siswa kelas X MAN 1 Tahun ajaran 2021/2022.

10. Rancangan isi skrippsi


SAMPUL LUAR (COVER)
SAMPUL DALAM
NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING
HALAMAN PENGESAHAN
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
HALAMAN MOTTO
HALAMAN PERSEMBAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
ABSTRAK
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Identifikasi Masalah
C. Penegasan Istilah
D. Perumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Penelitian
G. Sistematika Penulisan Skripsi
BAB II LANDASAN TEORI

33
A. Kajian Pustaka
B. Landasan Teori
C. Kerangka Berfikir
D. Hipotesis
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
B. Jenis Penelitian
C. Populasi dan Sampel
D. Variabel Penelitian
E. Instrumen Penelitian
F. Teknik Pengumpulan Data
G. Validitas dan reabilitas penelitian
H. Teknik Analisis Data
BAB IV HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN
A. Profil Objek Penelitian
B. Deskripsi Data Hasil Penelitian
C. Analisis Data
D. Interpretasi Data
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

34
DAFTAR PUSTAKA

Acep, Hermawan. 2018. “Metodologi pembelajaran Bahasa Arab”.


Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Abd WahabRosyidi, Mamlu’atul Ni’mah, Memahami Konsep Dasar


Pembelajaran Bahasa Arab, (Malang : UIN maliki press, 2011).

Arikunto, Suharsini, 2013. Prosesdur Penelitian (Suatu Pendekatan


Praktik),Cet.15; Jakarta: PT RINEKA CIPTA.
Anas Sudijono1998, Pengantar Evaluasi Pendidikan Jakarta: PT Raja
Gravindo Persada

Arsyad Azhar 2010, Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya,


Yogayakarta, Pustaka Pelajar.
Ghazali, Syukur. 2010. “Pembelajaran Keterampilan Berbahasa
dengan Pendekatan Komunikatif-Interaktif. Bandung: Refika Aditama.

Ilham, Muhammad, dan Iva Ani Wijayati. 2020. “Ketrampilan


Berbicara Pengantar Ketrampilan Berbahasa” Pasuruan: Lembaga Academic
dan Research Institute.

Karima, Karimna Isya. 2019. “Penerapan Metode Edutaiment Melalui


Permainan Simak-Ulang-Ucap Untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara
Bahasa Arab”. Jurnal Penelitian Bahasa Sastra Dan Budaya Arab, 2(1), 59.

Nurhasanah, Siti. 2015. “The Use of Community Language Learning


(CLL) Method to Increase The Studens’ Participation In Classroom
Conversation”. Register Joornal, 8 (1), Salatiga: 2015, 1.
Rahmawati. 2019 . “Implementasi Pendekatan Fungsional Dalam
Pembelajaran Bahasa Arab Metode Community Language Learning”.
Lisanunal, 9(2), 329-330.

35
Sugiyono. 2020. “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif”. Bandung:
ALFABETA.

Sugiyono. 2019. Statistik Untuk Penelitian, Bandung: ALFABETA CV.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2013. Metode Penelitian Pendidikan,


Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Wahyunu, Sri dan adb. Syukur Ibrahim. 2014. “Asesmen Pembelajaran
Bahasa”. Bandung: PT. Refika Aditama.

Jaya, Indra, 2019. Penerapan Statistik Untuk Penelitian Pendidikan


(Jakarta: PRENADA MEDIA GROUP.
. Wulan, Ana Ratna, 2007. Pengertian Dan Esensi Konsep Evaluasi,
Asesmen, Tes, Dan Pengukuran, FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia
Hadianto Daris, 2015, penerapan metode language learning dalam
pembelajaran berbicara, Universitas Pendidikan Indonesia
https://cahpasir84.wordpress.com/2013/01/21/metode-pembelajaran-
muhadatsah/
http://www.nurulhikmahciputat.com/2013/12/urgensi-bahasa-arab.html
http://farihahitunay.blogspot.com/2012/12/community-language-learning.html

36
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : M. Fikri Kholil Khudlori


Tempat/ Tanggal Lahir : 21 Juli, 2000
Alamat : Damarjati, Kalinyamatan, Jepara
Nomor HP : 088217223249
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Status : Belum Menikah
E-mail : fikrikholil9@gmail.com
Hobbi : Traveling

PENDIDIKAN FORMAL

 SDN 04 Damarjati
 MTs Raudlatul Ulum, Guyangan, Trangkil
 MA Raudlatul Ulum, Guyangan, Trangkil
 Universitas Sainsl Al Qur’an, Fakultas Tarbiyah, Program Pendidikan Bahasa
Arab

Demikianlah daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Wonosobo, 15 Desember 2021

M. Fikri kholil Khudlori

37

Anda mungkin juga menyukai