Oleh:
Kelas 4A
2023
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-
Nya penulis dapat menyelesaikan tugas observasi “Hambatan dan Evaluasi Pembelajaran
Menulis di SMAN 1 Cikarang Barat” pada mata kuliah Pembelajaran Menulis dengan
tepat waktu. Tak lupa sholawat serta salam juga penulis panjatkan kepada Nabi
Muhammad SAW.
Makalah ini dibuat untuk menyelesaikan tugas pada mata kuliah Pembelajaran Menulis.
Dalam proses penyelesaian tugas ini tentu saja tidak lepas dari dukungan dan bantuan
beberapa pihak. Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada:
1. Ibu Sutri, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Pembelajaran
menulis yang sudah membimbing dalam proses penyusunan makalah ini.
2. Pak Deny Ermayana, S.Pd., MM. selaku kepala SMAN 1 Cikarang Barat yang
sudah memberikan izin untuk melakukan observasi di sekolah.
3. Ibu Anis Masitoh, S.Pd. selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di
SMAN 1 Cikarang Barat yang sudah bersedia untuk menjadi narasumber dan
diwawancarai guna terkumpulnya informasi untuk makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh kata sempurna dan terdapat beberapa
kekurangan dalam penyusunannya. Oleh karena itu, penulis menerima kritik dan saran
dari pembaca untuk menyempurnakan makalah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
tidak bisa dihilangkan satu pun, diantaranya adalah (1) teks bersifat objektif, (2)
teks berdasarkan fakta, (3) teks bersifat spesifik, (4) teks disajikan lengkap dan
(5) menarik dan mudah dipahami.
Berdasarkan rincian di atas, maka dalam proses pembelajaran menulis
siswa pasti mengalami beberapa hambatan dan juga kesulitan yang kemudian guru
akan membantu siswa dalam menghadapi hambatan juga kesulitan tersebut.
Terlebih, di zaman sekarang penggunaan bahasa Indonesia baku jarang digunakan
di kalangan anak Sekolah Menengah Atas. Maka evaluasi diperlukan untuk
mengetahui apakah dalam pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi ini
siswa dapat menggunakan struktur bahasa dan ejaan yang benar atau tidak.
Evaluasi ini juga akan membantu guru juga pelajar untuk mengetahui bagian
mana yang perlu diperbaikin dan dikembangkan.
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka terdapat pula beberapa tujuan
dalam penelitian ini sebagai berikut.
1. Mendapatkan gambaran terkait hambatan dan kesulitan dalam pembelajaran
menulis teks laporan hasil observasi.
2. Mengetahui cara guru mengevaluasi peserta didik.
1.4 Manfaat
Dengan dibuatnya makalah ini, maka penulis memiliki harapan agar makalah
ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut.
1. Bagi penulis, agar makalah yang disusun ini dapat menggambarkan
bagaimana hambatan dan evaluasi pembelajaran menulis di SMAN 1
Cikarang Barat.
2. Bagi pembaca, makalah ini bisa membantu pembaca untuk mendapatkan
gambaran terkait hambatan dan evaluasi pembelajaran menulis di SMAN 1
Cikarng Barat.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
maupun di lingkungan luar sekolah. Budaya ini diwujudkan dengan program
“N1NGRAT HEBAT” yang memiliki arti “Higenis, Efektif, Bersih, Aman,
dan Terkendali” yang di dalamnya mencakup kegiatan-kegiatan peduli
lingkungan.
c. Budaya Disiplin
Budaya disiplin diwujudkan dengan pembiasaan bagi seluruh masyarakat
sekolah dalam menjalankan tugas dan fungsinya masing-masing. Budaya
disiplin ini meliputi disiplin dalam mengikuti pembelajaran, disiplin dalam
memanfaatkan waktu, disiplin menyelesaikan tugas dan pekerjaan, disiplin
dalam beribadah sehari-hari, disiplin menggunakan anggaran dan melaporkan,
disiplin datang ke sekolah tepat waktu.
d. Budaya Literasi
Budaya ini diwujudkan dengan melakukan beberapa pembiasaan yang
bertujuan untuk menunjang bertumbuh dan berkembangnya pompetensi
peserta didik maupun guru dalam meningkatkan kualitas diri. Pembiasaan-
pembiasaan tersebut seperti
1) Pembiasaan membaca referensi dari berbagai sumber 15 menit di awal
pembelajaran.
2) Pembiasaan membuat tulisan dengan ringkasan hasil membaca buku
fiksi maupun non-fiksi.
3) Menumbuhkan budaya belajar dalam mengembangkan keterampilan
menggunakan teknologi dalam pembelajaran.
4) Pembiasaan menulis karya sastra bagi peserta didik baik berupa puisi,
cerpen, novel, dan lain sebagainya.
5) Pembiasaan menulis karya pengembangan diri bagi guru baik ASN
maupun non ASN.
6) Berperan aktif dalam mengikuti perlombaan yang berkaitan dengan
literasi, baik digital maupun non digital.
e. Budaya Berkompetisi
Budaya ini diciptakan agar apapun yang ditugaskan harus dapat dikerjakan
dengan optimal untuk menjadi juara. Dengan adanya budaya ini, diharapkan
seluruh masyarakat SMAN 1 Cikarang Barat melakukan, memberikan, dan
menghasilkan yang terbaik dari setiap usaha yang dilakukan untuk menunjang
keberhasilan pendidikan di sekolah.
7
2.2 Hambatan Pembelajaran Menulis Teks LHO di Sekolah
Hambatan dalam setiap pembelajaran pasti kerap dijumpai baik yang
datang dari peserta didik atau guru itu sendiri. Hambatan pembelajaran menulis
yang dialami oleh siswa di SMAN 1 Cikarang Barat ini berbagai macam mulai
dari kesulitan yang dialami peserta didik dan guru maupun kesalahan-kesalahan
yang sering dilakukan oleh peserta didik.
Teknologi memiliki pengaruh yang besar saat ini. Hal ini juga
menyebabkan hambatan dalam pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi
oleh siswa. Berdasarkan wawancara yang dilakukan bersama guru mata pelajaran
bahasa Indonesia di SMAN 1 Cikarang Barat, dengan adanya teknologi saat ini
terdapat beberapa siswa yang masih belum bijak dalam menggunaka teknologi
tersebut. Siswa yang ditugaskan untuk mengamati suatu objek sebelum
menuliskan teks laporan hasil observasi lebih memilih untuk mencari tentang
objek tersebut pada Google. Sehingga, siswa yang seharusnya mengamati objek
secara langsung akhirnya tidak mengamati objek sama sekali. Hal ini tentu
memengaruhi ketidakorisinilan teks laporan hasil observasi yang dikerjakan oleh
siswa. Ketidakorisinilan ini akibat dari siswa yang melakukan plagiasi dari apa
yang sudah ada di Google.
Perilaku ini tentu ditindaklanjuti oleh guru mata pelajaran. Beliau tidak
segan-segan memperingatkan siswa untuk tidak melakukan plagiasi. Apabila
tertangkap, siswa yang melakukan plagiasi maka guru mata pelajaran berani untuk
tidak memberikan nilai pada tugas yang dikerjakan oleh peserta didik tersebut.
Selain hambatan tersebut, terdapat beberapa kesulitan yang dialami siswa
dalam pembelajaran menulis teks LHO ini. Kesulitan-kesulitan tersebut pun
menjadi kesalahan yang kerap sekali dilakukan oleh siswa. Kesalahan yang sering
dilakukan oleh siswa ada pada kesalahan dalam kebahasaan dan juga penulisan.
Dalam kebahasaan, siswa lebih sering berkomunikasi menggunakan bahasa
Indonesia sehari-hari dari pada bahasa Indonesia Baku. Sehingga ketika harus
menuliskan teks LHO dengan bahasa Indonesia yang baku, siswa pun mengalami
kesulitan. Banyak siswa yang masih membawa bahasa Indonesia sehari-hari ke
dalam penulisan teks LHO ini.
Bukan hanya dari segi kebahasaan, siswa juga mengalami kesulitan dalam
hal penulisan. Hal ini diakibatkan siswa masih belum terbiasa dengan penggunaan
EYD yang tepat. Terdapat beberapa siswa yang masih kurang paham dan lupa
8
bagaimana penggunaan tanda baca yang tepat. Terdapat pula beberapa siswa yang
bahkan masih sering kali lupa kapan harus menggunakan huruf kapital.
Dari kesulitan-kesulitan yang menjadi kesalahan siswa tersebut ternyata
memiliki beberapa penyebab yang sudah diidentifikasi oleh guru mata pelajaran.
Penyebabnya antara lain karena peserta didik masih sering sering menggunakan
bahasa Indonesia sehari-hari dan jarang sekali menggunakan bahasa Indonesia
yang baik dan benar. Para peserta didik berpikir bahwa menggunakan bahasa
Indonesia baku hanya untuk acara-acara formal saja. Akhirnya di dalam kelas
sekali pun, siswa lebih sering menggunakan bahasa Indonesia sehari-hari dan sulit
menerapkan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Selalin itu,
kurangnya literasi dinilai juga sebagai penyebab siswa sering melakukan
kesalahan penulisan. Siswa yang jarang membaca pada akhirnya kurang
mengetahui bagaimana penggunaan EYD dan bahasa yang tepat.
Setelah menemukan alasan dibalik kesulitan dan kesalahan yang dialami
oleh peserta didik, guru pun melakukan beberapa hal guna membantu siswa salah
satunya dalam pemberian contoh teks yang benar. Dalam upaya ini Bu Anis selaku
guru mata pelajaran mengadakan kegiatan menyunting. Siswa biasanya diminta
untuk maju satu per satu ke depan kelas dan diminta untuk mengamati apakah
terdapat kata yang tidak baku dan penggunaan EYD yang kurang tepat pada suatu
kalimat.
Terlepas dari kesulitan yang dialami oleh peserta didik, sebagai seorang
guru mata pelajaran juga memiliki kesulitan dalam menyampaikan materi teks
LHO ini. Hambatan yang dialami oleh guru mata pelajaran adalah ketika di suatu
kelas terdapat anak berkebutuhan khusus. Anak yang berkebutuhan khusus ini
tentu beda cara memperlakukannya dengan anak-anak lainnya. Ini menjadi
tantangan tambahan untuk seorang guru dalam menyampaikan materi. Solusinya
adalah dengan lebih mempelajari lagi tentang pembelajaran terdifesrensiasi yang
ada pada kurikulum merdeka agar tahu bagaimana cara menangani siswa yang
merupakan anak berkebutuhan khusus tersebut.
9
Teknik evaluasi ini digunakan untuk mensiasati agar siswa tidak merasa bosan,
karena penggunaan Quizizz dan Wordwall terkesan seperti permainan. Melalui
kuis yang dilakukan dengan Quizizz biasanya di akhir akan ditampilkan peringkat
siswa dari yang tertinggi hingga yang terrendah. Selain memberikan pujian untuk
peserta didik dengan peringkat tertinggi, guru mata pelajaran biasanya juga
memberikan hadiah berupa bingkisan kecil untuk tiga siswa dengan peringkat
teratas sebagai tanda penghargaan.
Bagi siswa dengan nilai yang masih kurang biasanya guru memberikan
upaya perbaikan nilai. Remedial menjadi salah satu upaya yang diberikan oleh
guru. Remedial ini biasanya diadakan dengan tes lisan berupa pertanyaan terkait
kebahasaan, struktur, ciri, dan lain sebagainya. Selain dengan remedial, terkadang
guru juga memberi kesempatan kedua dengan melakukan kuis ulang. Jika masih
terdapat siswa yang nilainya belum memuaskan, maka guru mata pelajaran
mengadakan tutor sebaya. Hal ini dilakukan dengan harapan siswa yang tadinya
merasa malu saat harus bertanya langsung kepada guru terkait materi yang belum
dipahami, akhirnya lebih terbuka untuk bertanya kepada teman yang lebih
memahami materi tersebut.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Dari observasi yang dilakukan terkait hambatan dan evaluasi
pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi di SMAN 1 Cikarang Barat,
dapat disimpulkan bahwa hambatan yang ada rata-rata datang dari kebiasaan
peserta didik itu sendiri. Mulai dari peserta didik yang terbiasa mengandalkan
teknologi hingga menimbukan ketidakorisinilan dalam penulisan teks laporan
hasil observasi, kesalahan berbahasa karena jarang menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar, hingga kesalahan penggunaan EYD. Selain itu,
kesulitan juga dirasakan oleh guru ketika harus mengajar anak berkebutuhan
khusus. Namun, kesulitan tersebut menjadikan tantangan bagi guru agar bisa lebih
belajar lagi bagaimana harus memperlakukan anak berkebutuhan khusus di dalam
kelas. Evaluasi yang dilakukan di SMAN 1 Cikarang Barat ini juga sudah tidak
terpaku pada tes tulis melainkan sudah menggunakan teknologi. Upaya perbaikan
nilai yang dilakukan juga tidak hanya remedial saja tetapi juga diadakan tutor
sebaya.
3.2 Saran
Mengenai permasalahan-permasalahan di atas, saran yang dapat peneliti
berikan adalah lebih memvariasikan lagi evaluasi terkait pembelajaran menulis.
Dari hasil wawancara yang dilakukan, evaluasi terkait pembelajaran menulis
masih sebatas tes terkait kaidah kepenulisan. Tidak adanya penjelasan terkait
evaluasi pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi yang dilakukan oleh
siswa itu sendiri.
11
DAFTAR PUSTAKA
Sutri, S. (2015). Pembelajaran keterampilan menulis narasi dengan media gambar berseri
pada siswa kelas IV sekolah dasar negeri Plawad II Karawang Timur. JUDIKA
(JURNAL PENDIDIKAN UNSIKA), 3(1).
12
LAMPIRAN
1. RPP
13
14
15
16
17
18
2. Transkrip Wawancara
Pertanyaan: “Sebelumnya, untuk materi teks laporan hasil observasi ini ada di
kelas berapa, Bu?”
Jawaban: “Untuk materi teks laporan hasil observasi ada di kelas 10 semester 1.”
Pertanyaan: “Kalau kesulitan yang sering dialami siswa dalam penulisan teks ini
apa, Bu?”
Jawaban: “Dalam menulis, tentu yang masih menjadi kesulitan bagi siswa itu
penggunaan bahasa yang baik dan benar. Karena mereka terpengaruh oleh bahasa
percakapan sehari-hari. Jadi bagi mereka masih sulit ketika harus menggunakan
bahasa yang baik dan benar. Kemudian selain penggunaan bahasa, dari segi
penulisannya juga. Jadi penggunaan EYD itu mereka masih kurang paham,
terkadang lupa bagaimana harus menggunakan tanda baca yang benar, kemudian
kapan harus menggunakan huruf kapital, dan sebagainya.”
Pertanyaan: “kalau kesulitan dari ibu sendiri saat memberikan materi ini ada tidak,
Bu?”
Jawaban: “kesulitan bagi ibu paling hanya untuk beberapa siswa saja. Karena
sekarang kan sekolah boleh menerima siswa tidak memandang apapun, jadi
kadang ada yang dianggapnya siswa ABK atau anak berkebutuhan khusus. Jadi di
kelas itu salah satu anak itu kurang fokus dan tidak bisa disamakan sengan siswa
yang lainnya karena untuk daya serapnya mereka juga berbeda. Nah dari situ tentu
19
jadi PR bagi pengajar sendiri bagaimana cara menghadapi siswa tersebut. Nah
makanya di kurikulum merdeka sekarang kan ada pembelajaran terdiferensiasi ,
ya. Nah itu juga harus banyak dipelajari oleh pengajar karena supaya bisa
mengondisikan siswa yang berkebutuhan khusus.”
Pertanyaan: “kalau cara ibu menangani kesalahan dan kesulitan yang tadi dialami
itu bagaimana?”
Jawaban: “untung mengatasi kesulitan yang dialami siswa dalam menulis ya? Nah
itu salah satunya dalam pemberian contoh teks. Nah di situ biasanya ada kegiatan
menyunting. Jadi di situ kita bisa terapkan ke siswa bagaimana cara penggunan
bahasa yang baik dan benar, kemudian penggunaan EYD yang tepat. Biasanya ibu
suka memanggil siswa satu per satu, misalnya coba dari kalimat ini apakah ada
kata yang masih tidak baku, kemudian ada penggunaan tanda baca yang tepat atau
tidak?”
Pertanyaan: “kalau cara ibu mengevaluasi peserta didik dalam materi ini
bagaimana?”
Jawaban: “evaluasinya selain dalam bentuk tertulis ada juga dalam bentuk
pemanfaatan teknologi. Yaitu dalam bentuk kuis. Jadi seperti permainan ada
quiziz ada word world. Ini juga menjadi salah satu siasat agar siswa tidak merasa
bosan, paadahalkan itu sedang mengevaluasi.”
20
Jawaban: “untuk reward ada biasanya di akhir. Nah dari hasil evaluasi tadi
biasanya yang dari quiziz ranking 3 terbesar ada rewardnya. Untuk rewardnya
kadang beri bingkisan kecil kecil saja atau bentuk pujian juga. Kemudian untuk
punishment itu biasanya ibu berlakukan dari ice breaking. Nah di situ yang
ketahuan masih belum fokus diberikan sedikit hukuman supaya bisa fokus
kembali.”
Pertanyaan: “lalu, kan tadi di evaluasi ada ranking juga berarti ada beberapa siswa
yang nilainya kurang. Nah itu upaya perbaikan nilainya bagaimana?”
Jawaban: “untuk perbaikan atau remedial bagi siswa yang nilainya masih kurang
itu diadakan kuis kembali untuk siswa tersebut. Kalau misalnya masih kurang, ibu
adakan tutor sebaya. kadangkan kan kalau sharing dengan teman sebaya itu siswa
merasa lebih terbuka sedangkan kalau sama guru siswa merasa segan untuk
bertanya. Jadi ada bantuan juga dengan tutor sebaya.”
21
4. Dokumentasi
22