Anda di halaman 1dari 25

ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK PENGAJARAN

GURU BAHASA INGGRIS DI TINGKAT SMA


TERHADAP KOMPETENSI GURU

Oleh:

Hardian Zudianto

NIM: 09202241006

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2009
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini. Penulis telah memilih
judul “Guru Bahasa Inggris Tingkat SMA dan Tantangannya” untuk karya ilmiah
ini.
Penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada Dosen
pembimbing dan teman-teman penulis yang telah memberikan berbagai bantuan,
baik dalam bentuk materi maupun dukungan moril.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada pembaca yang telah
meluangkan waktunya untuk membaca karya ilmiah ini. Semoga karya ilmiah ini
dapat bermanfaat sebagai gambaran pendidikan bahasa Inggris di SMA dalam
sudut pandang seorang guru sebagai pendidik.
Tak ada gading yang tak retak, begitu juga pada karya ilmiah ini. Penulis
menyadari karya ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis
mengharapkan saran dan kritik yang membangun sebagai bahan acuan untuk
lebih menyempurnakan karya ilmiah ini.

Yogyakarta, 4 Januari 2010


Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i


KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Pembatasan Masalah ................................................................ 2
C. Rumusan Masalah .................................................................... 2
D. Tujuan ...................................................................................... 3
E. Metode Penelitian ..................................................................... 3
F. Sistematika Penulisan ............................................................... 4
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian Kompetensi Pendidikan ......................................... 5
B. Macam-macam Kompetensi Pendidikan .................................. 6
C. Karakteristik Pengajaran Guru ................................................. 7
D. Gambaran Pendidikan Bahasa Inggris di SMA ....................... 8
BAB III KARAKTERISTIK PENGAJARAN DAN KOMPETENSI
A. Faktor yang Mempengaruhi Karakteristik Pengajaran ............ 9
1. Faktor Intrinsik ................................................................... 9
2. Faktor Ekstrinsik ................................................................ 10
B. Pembentukan Karakteristik Pengajaran yang Berkompetensi . 10
C. Aplikasi Kompetensi Pendidikan Bahasa Inggris di SMA ...... 11
BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN ........................................................................ 12
B. SARAN .................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 14
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dunia pendidikan dewasa ini mensyaratkan seorang guru yang
berkompetensi yang mempunyai profesionalisme seorang guru dalam
mengemban tugasnya sebagai pendidik. Guru yang berkedudukan sebagai
seorang pendidik ini mempunyai tanggung jawab untuk dapat menyampaikan
nilai-nilai dan atau ide-ide yang dimilikinya kepada peserta didik. Dalam hal
ini karakteristik pengajaran dan kompetensi seorang guru sangat
mempengaruhi berhasil tidaknya penyampaian nilai-nilai dan atau ide-ide
tersebut.
SMA merupakan salah satu jenjang pendidikan yang penting dimana
bagi peserta didik merupakan tahap perkembangan dan pembentukan karakter
masing-masing. Hal ini tidak lepas dari peran seorang guru yang bertugas
sebagai pembimbing, panutan, dan orang tua yang mendidik anak didiknya
agar berkembang menjadi pribadi yang baik yang telah tercakup dalam proses
pendidikan. Dalam proses ini akan terjadi suasana saling mempengaruhi
antara karakteristik pengajaran guru dengan karakter siswa..
Sedangkan bahasa Inggris merupakan mata pelajaran yang patut
menjadi objek perhatian sehubungan penggunaan bahasa Internasional ini
sebagai bahasa pendidikan di suatu SMA yang menjadi syarat ditetapkannya
suatu SMA sebagai Sekolah Standar Internasional (SSI).
Namun fakta mengatakan banyak guru bahasa Inggris di SMA yang
tidak memahami kompetensi dan profesionalisme seorang guru yang
diperlukan untuk tercapainya keberhasilan pendidikan tersebut. Sebagai
contoh kasus, survei yang dilakukan oleh Sumatera Barat Intellectual Society
(SIS) menunjukkan 74% siswa SMA lebih memahami bahasa Inggris di
tempat les daripada di sekolah.1 Hal tersebut merupakan akibat dari
kurangnya kompetensi guru bahasa Inggris dalam proses belajar mengajar di
SMA sehingga siswa tidak mendapatkan hasil ilmu yang memuaskan di
sekolahnya.
Penulisan karya ilmiah ini didasarkan dari hasil penelitian yang
dilakukan untuk menganalisis dan memahami karakteristik pengajaran yang
harus dimiliki seorang guru bahasa Inggris dalam hubungannya dengan
kompetensi yang dibutuhkan untuk tercapainya keberhasilan dalam kegiatan
belajar mengajar bahasa Inggris di SMA.

B. Pembatasan Masalah
Analisis kompetensi berdasarkan karakteristik pengajaran guru dapat
mencakup pembahasan yang sangat kompleks, oleh karena itu penulis
membatasi masalah hanya pada variabel guru bahasa Inggris sebagai pendidik
dan lingkungan SMA sebagai lingkungan penelitiannya. Sekolah-sekolah
Menengah Atas yang dibahas dalam karya ilmiah ini juga terbatas pada
Sekolah-sekolah Menengah Atas di Indonesia yang sebagian besar
mengalami kesulitan dalam pengajaran bahasa Inggris dikarenakan siswa-
siswanya tidak mendapatkan pendidikan bahasa Inggris sejak usia dini.

C. Rumusan Masalah
Dalam proses pemahaman akan karakteristik pengajaran yang
dibutuhkan untuk menjadi guru bahasa Inggris yang berkompetensi tentunya
akan ditemui masalah-masalah yang nantinya akan merujuk kepada solusi
untuk mengatasi masalah-masalah tersebut. Oleh karena itu, berdasarkan latar
belakang dan pembatasan masalah, dalam penulisan karya ilmiah ini penulis
merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kompetensi yang dibutuhkan seorang guru bahasa Inggris?

1
http://www.padang-today.com/index.php?today=article&j=4&id=58, (diakses tanggal 4 Januari
2010)
2. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi karakter pengajaran seorang guru
bahasa Inggris?
3. Bagaimana pembentukan karakteristik pengajaran guru yang
berkompetensi?
4. Bagaimana aplikasi kompetensi tersebut dalam kegiatan belajar
mengajar?
D. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah:
1. Mengetahui karakteristik pengajaran yang dibutuhkan oleh seorang guru
bahasa Inggris untuk dapat menjadi guru yang berkompetensi.
2. Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan karakter
pengajaran guru bahasa Inggris.
3. Mengetahui kompetensi-kompetensi yang harus dimiliki oleh guru
bahasa Inggris.
4. Mengetahui langkah-langkah dalam menerapkan kompetensi tersebut
dalam kegiatan belajar mengajar.

E. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan penulis antara lain:
1. Metode Literatur
Penulis merumuskan masalah dan mencari referensi dari studi pustaka
sesuai judul yang telah ditentukan.
2. Metode Wawancara
Penulis melakukan wawancara untuk mengetahui kenyataan
permasalahan di lapangan.
3. Metode Pengamatan
Penulis melakukan pengamatan terhadap situasi yang benar-benar terjadi
sebagai sumber bahan penelitian.
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang disajikan dalam karya ilmiah ini adalah
sebagai berikut:
1. BAB I Pendahuluan
Di dalam bab ini akan dijabarkan mengenai latar belakang, pembatasan
masalah, rumusan masalah, dan tujuan analisis kompetensi pendidikan
guru bahasa Inggris tingkat SMA berdasarkan karakteristik pengajaran.
Dalam bab ini juga mencakup garis besar karya ilmiah ini dan
sistematika penulisannya.
2. BAB II Landasan Teori
Di dalam bab ini akan dijelaskan mengenai landasan teori yang menjadi
dasar teori dari analisis yang diadakan untuk karya ilmiah penelitian ini.
Permasalahan-permasalahan yang dijabarkan didasarkan pada studi
pustaka mengenai hal-hal yang berhubungan dengan penelitian karya
ilmiah ini.
3. BAB III Kompetensi Berdasarkan Karakteristik Pengajaran Guru
Di dalam bab ini dijabarkan mengenai hasil penelitian yang telah
dilakukan dan pembahasan inti dari karya ilmiah penelitian ini.
4. BAB IV Penutup
Bab ini merupakan penutup dari karya ilmiah yang akan memberikan
kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dijabarkan dalam bab-bab
sebelumnya dan dari kesimpulan tersebut dihasilkan saran-saran yang
ditujukan kepada guru bahasa Inggris yang dapat digunakan dalam
menyelesaikan masalah-masalah yang ditemui dalam proses
pembelajaran.
BAB 2

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Kompetensi Pendidikan


Kompetensi berasal dari bahasa inggris yaitu competence yang
artinya kemampuan untuk melakukan sesuatu. Dalam hal ini, sesuatu tersebut
adalah pendidikan yang dilakukan oleh sebagai pendidik dengan siswa
sebagai peserta didiknya. Pendidikan sendiri mempunyai arti yang luas yang
kemudian dipersempit oleh beberapa pakar pendidikan secara obyektif.

Menurut George F. Kneller (ed) dalam bukunya yang berjudul


Foundations of Education (1987:63), “. . . [P]endidikan dalam arti
luas yaitu pendidikan menunjuk pada suatu tindakan atau
pengalaman yang mempunyai pengaruh yang berhubungan dengan
pertumbuhan atau perkembangan jiwa (mind), watak (character),
atau kemampuan fisik (physical ability) individu.
........................................................
Sedangkan dalam artian teknis, pendidikan adalah proses dimana
masyarakat, melalui lembaga-lembaga pendidikan (sekolah,
perguruan tinggi atau lembaga-lembaga lain), dengan sengaja
mentransformasikan warisan budayanya, yaitu pengetahuan, nilai-
nilai dan ketrampilan-ketrampilan, dari generasi ke generasi.” (dalam
Siswoyo et al. 2008a:17-18).

Dari pengertian-pengertian di atas, dapat disimpulkan pengertian


kompetensi pendidikan sebagai kemampuan untuk melakukan proses
mentransfer dan mentransformasikan nilai-nilai oleh pendidik, yaitu guru
kepada peserta didiknya.

B. Macam-macam Kompetensi Pendidikan


Kompetensi pendidikan merupakan sesuatu yang kompleks untuk
dipelajari. Oleh karena itu, untuk memudahkan dalam pembelajaran dan
prakteknya kompetensi pendidikan dibagi menjadi beberapa macam.
Pembagian atau klasifikasi kompetensi pendidikan ini didasarkan pada profil
kompetensi pendidikan tersebut dan pada objek dikenakannya kompetensi
pendidikan.
Banyak pakar pendidikan yang telah mencoba mengklasifikasikan
kompetensi pendidikan ini. Berikut merupakan salah satu pengklasifikasian
kompetensi pendidikan yang harus dimiliki oleh seorang guru:
1. Kompetensi Profesional
Artinya ia harus memiliki pengetahuan yang luas dan mendalam
mengenai bidang studi yang akan diajarkan kepada peserta didik dan
metodologinya, memiliki pengetahuan yang fundamental tentang
pendidikan, serta memiliki ketrampilan yang vital bagi dirinya untuk
memilih dan menggunakan berbagai setrategi yang tepat dalam proses
pembelajaran.
2. Kompetensi Personal
Artinya ia harus memiliki kepribadian yang mantap, sehingga
mempu menjadi sumber identifikasi khususnya bagi peserta didik dan
umumnya bagi sesama manusia.
3. Kompetensi Sosial
Artinya ia bisa menunjukkan kemampuan berkomunikasi
dengan baik terhadap peserta didiknya, sesame guru, pemimpinnya, dan
dengan masyarakat luas.
Selain tiga syarat kompetensi di atas, seorang guru juga dituntut
mampu memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya (to serve the common
good) disertai dengan dedikasi yang tinggi untuk mencapai kesejahteraan
insane (human welfare), yang berarti mengutamakan nilai kemanusiaan
daripada nilai material. (Siswoyo et al. 2008b:120-121).
Selain pengklasifikasian oleh para pakar pendidikan, dalam konteks
Negara Indonesia sendiri telah dirumuskan pengklasifikasian kompetensi
pendidikan yang harus dimiliki oleh guru dalam Undang-undang Nomor 14
Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. Kompetensi-kompetensi pendidikan
dalam undang-undang tersebut selain diklasifikasi berdasarkan profil dan
objek dikenakannya kompetensi pendidikan, juga diklasifikasi berdasarkan
syarat dalam bentuk standar nilai minimal dari berbagai macam bentuk tes
tertentu. Tes tersebut dapat berupa Performance test, Case based test tertulis,
portofolio guru/calon guru, tes kepribadian/potensi, prestasi dan keterlibatan
dalam berbagai aktivitas, dan lain sebagainya. Dari dasar-dasar
pengklasifikasian tersebut kompetensi pendidikan yang tercantum dalam
Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen dijabarkan
sebagai berikut:
1. Kompetensi Pedagogi
Kompetensi pedagogi sering disebut sebagai seni dalam
mengajar, karena pada kompetensi ini tidak hanya mencakup
kemampuan dalam mengajarkan materi saja, namun juga melibatkan
strategi-strategi khusus dalam prakteknya. Misalnya, guru mengamati
karakteristik peserta didik untuk kemudian mengambil langkah yang
tepat dalam menangani peserta didiknya tersebut sesuai pengamatannya,
atau melakukan suatu sistem tertentu waktu melakukan evaluasi guna
meningkatkan kedisiplinan peserta didik. Secara tekhnis, kompetensi
pedagogi sebenarnya adalah pengetahuan-pengetahuan dalam diri
seorang guru dalam mentransfer dan mentransformasikan nilai-nilai yang
dimilikinya kepada peserta didik. Oleh karena itu, kompetensi pedagogi
juga sering disebut sebagai pengetahuan mengajar dalam proses
pendidikan. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa pembagian
kompetensi pendidikan didasarkan pula pada ukuran-ukuran tertentu
akan suatu kegiatan, pada kompetensi pedagogi, ukuran yang digunakan
adalah melalui Performance test/episodes terstruktur dalam Praktek
Pengalaman Lapangan (PPL), dan case based test yang dilakukan secara
tertulis.
2. Kompetensi Kepribadian
Selain sebagai pendidik di sekolah, guru juga merupakan
panutan atau teladan peserta didiknya. Seorang guru harus memiliki
kepribadian yang baik dan patut dicontoh, dimana secara tidak langsung
hal tersebut juga merupakan proses pentransferan nilai-nilai pada peserta
didik, yaitu proses pendidikan. Di lain pihak, seorang guru juga harus
mempunyai kemantapan pribadi dalam melakukan proses pendidikannya
agar tidak terjadi pertentangan antara prinsip pribadinya dengan proses
pendidikan yang akan dijalaninya. Ukuran yang digunakan pada
kompetensi kepribadian diambil dari portofolio guru/calon guru dan tes
kepribadian/potensi guru.
3. Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional merupakan dasar persyaratan seorang
guru, yaitu bekal pengetahuan dan nilai-nilai yang akan disampaikan
dalam pendidikan. Pengetahuan disini tidak seperti pengetahuan pada
kompetensi pedagogi, meskipun nantinya aka saling berhubungan.
Pengetahuan disini adalah pengetahuan dalam arti pendidikan yang
sebenarnya, yaitu materi yang akan disampaikan, pengetahuan akan
kurikulum yang berlaku dalam masa kerjanya, pengetahuan mengenai
silabus yang digunakan, dan juga ternasuk wawasan tersendiri yang
dimiliki oleh seorang guru, dimana akan berbeda antara satu dan lainnya
yang berguna dalam proses pendidikannya. Kompetensi profesional
diukur menggunakan tes tertulis bentuk pilihan ganda (multiple choice)
dan tes esai.
4. Kompetensi Sosial
Seorang guru akan dapat melakukan kegiatan belajar mengajar
di sekolah dan menerapkan kompetensi-kompetensi di atas apabila guru
tersebut mampu berinteraksi dengan baik dengan peserta didiknya. Pada
kompetensi ini komunikasi memegang peranan penting. Dari komunikasi
guru akan mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkannya.
Misalnya ketika guru menerapkan kompetensi pedagoginya dalam
menganalisis peserta didiknya, ia harus mampu menjalin hubungan yang
baik dengan peserta didik tersebut demi mendapatkan informasi-
informasi mengenai peserta didik yang nantinya akan membantu proses
pembelajarannya. Tidak hanya pada peserta didik saja, guru juga akan
membutuhkan informasi-informasi dari orang tua/wali peserta didik,
sesama guru, dan dari masyarakat sekitar. Ukuran dalam kompetensi ini
didapat dari portofolio kegiatan, prestasi, dan keterlibatan dalam berbagai
aktivitas.
Untuk memudahkan pembagian macam-macam kompetensi
pendidikan menurut Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru
dan Dosen, berikut disajikan tabel macam-macam kompetensi beserta dasar
pembagiannya:

Tabel 2.1
Pembagian kompetensi pendidikan menurut Undang-undang Nomor 14
Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen

Macam Profil Ukuran


Kompetensi
Kompetensi  Penguasaan ilmu pendidikan  Performance
Pedagogi  Pemahaman dan pengembangan test/episodes terstruktur
potensi peseerta didik dalam praktek kerja/PPL
 Perencanaan dan pelaksanaan  Case based test tertulis
pembelajaran
 Sistem evaluasi pembelajaran
Kompetensi  Kemantapan pribadi dan akhlak  Portofolio guru/calon
Kepribadia mulia guru
n  Kedewasaan dan kearifan  Tes kepribadian/potensi
 Keteladanan dan kewibawaan
Kompetensi  Penguasaan materi keilmuan  Tes tertulis bentuk
Profesional  Penguasaan kurikulum dan pilihan ganda (multiple
silabus sekolah choice)
 Metode khusus pembelajaran  Tes esai
bidang studi
 Wawasan etika dan
pengembangan profesi
Kompetensi  Kemampuan berkomunikasi dan  Portofolio kegiatan
Sosial komputer  Prestasi dan keterlibatan
 Pengetahuan umum dalam berbagai aktivitas

Sumber: Siswoyo (2008c:122)


C. Karakteristik Pengajaran Guru
Setiap individu mempunyai karakter tersendiri yang berbeda-beda
antara individu yang satu dengan yang lainnya, dimana akan mempengaruhi
kompetensi yang dimilikinya. Sebagai seorang guru, karakter tersebut sangat
mempengaruhi kompetensinya dalam melakukan proses pendidikan. Karakter
adalah kombinasi dari kepribadian atau sifat dan kualitas dari suatu hal atau
seseorang yang membedakan sesuatu atau seseorang yang satu dengan yang
lainnya. Karakteristik pengajaran guru secara umum juga berbeda dengan
karakteristik profesi-profesi yang lainnya, dimana karakteristik-karakteristik
yang berbeda-beda tersebut dipengaruhi oleh lingkungan atau faktor
kehidupannya dalam pembentukannya. Faktor-faktor yang mempengaruhi
pembentukan karakteristik pengajaran seorang guru akan dibahas secara lebih
mendalam dalam bab selanjutnya.

D. Gambaran Pendidikan Bahasa Inggris di SMA


Bahasa Inggris merupakan lingua franca atau bahasa yang telah
disepakati sebagai bahasa internasional yang digunakan secara universal
dalam hubungan antar negara atau dalam percakapan antara dua pihak yang
berbeda bahasa nasionalnya. Oleh karena itu, sangatlah penting mata
pelajaran ini untuk diajarkan sejak dini agar mudah dalam pelaksanaan
pembelajaran selanjutnya. Namun, dewasa ini pengajaran bahasa Inggris di
sebagian besar Sekolah-sekolah Menengah Atas di Indonesia masih termasuk
dalam kategori sulit untuk diajarkan. Kesulitan ini merupakan imbas dari
terlambatnya kebijakan pemerintah dalam hal pengajaran bahasa Inggris sejak
usia dini.
Siswa SMA merupakan peserta didik dalam masa perkembangan
yang mempunyai karakteristik-karakteristik yang kuat namun seringkali juga
mengalami masa-masa dimana keadaannya sangat labil dan mudah
dipengaruhi. Karakter mereka yang kuat membuat mereka mempunyai
kebiasaan-kebiasaan tertentu yang sulit diubah. Kebiasaan-kebiasaan tersebut
akan menjadi masalah apabila kebiasaan tersebut merupakan kebiasaan yang
buruk atau kebiasaan yang dapat mempersulit proses pendidikannya. Sebagai
contoh, seorang siswa mempunyai karakteristik tidak menyukai pelajaran
bahasa Inggris karena ketika siswa tersebut melaksanakan pembelajaran
bahasa Inggris di SMP ia diajarkan bahasa Inggris oleh seorang guru yang
pemarah dan tidak disenanginya, kemudian hal tersebut menjadi kebiasaan
yang telah terpatri dengan kuat dalam karakternya bahwa ia membenci
pelajaran bahasa Inggris sehingga ia membawa kebencian tersebut sampai di
jenjang SMA. Beberapa siswa dapat merubah kebiasaan tersebut ketika ia
meyukai guru bahasa Inggrisnya di SMA, namun hal tersebut sulit untuk
dilakukan mengingat pelajaran bahasa Inggrisnya di SMP yang tidak
diterimanya dengan baik sehubungan kebenciannya pada guru dan pelajaran
bahasa Inggris yang diajarkannya waktu itu. Contoh tersebut menggambarkan
prinsip seorang siswa dalam masa perkembangannya dimana ia telah
menjadikan sesuatu hal menjadi kebiasaannya yang sulit diubah. Di lain
pihak, dalam masa perkembangannya ini siswa juga mudah dipengaruhi oleh
sesuatu hal yang dapat diterima karakternya dengan baik, biasanya sesuatu
hal tersebut merupakan hal yang menyenangkan bagi dirinya. Ketika hal
tersebut merupakan hal yang buruk atau bertentangan dengan pendidikan
bahasa Inggrisnya, maka akan menjadi masalah tersendiri bagi guru dan
peserta didiknya tersebut. Disini terlihat jelas peran seorang guru dalam
pembentukan karakteristik peserta didiknya, begitu juga pada guru,
karakteristik siswa-siswanya akan mempengaruhi pembentukan karakteristik
pengajaran guru tersebut.
BAB 3

KARAKTERISTIK PENGAJARAN DAN KOMPETENSI

A. Faktor yang Mempengaruhi Karakteristik Pengajaran Guru


Karakteristik pengajaran guru dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor. Secara umum faktor-faktor tersebut dapat dibagi menjadi dua, faktor
intrinsik dan faktor ekstrinsik.
1. Faktor Intrinsik
Faktor intrinsik adalah faktor yang berasal dari diri pribadi
pendidik yang turut mempengaruhi karakteristik pengajarannya. Hal
tersebut dapat berupa sifat-sifat tertentu: pemarah, penyabar, ramah,
komunikatif, disiplin, dan lain-lain yang telah ada dalam pribadi pendidik
sejak awal. Sifat-sifat tersebut sangat mempengaruhi karakteristik
pengajaran guru karena sifat-sifat tersebut telah ada dan melekat dalam
diri pendidik dan akan keluar dalam proses pengajarannya. Sifat-sifat
tersebut dapat menjadi hal yang positif maupun negatif bagi guru.
Misalnya, seorang guru yang mempunyai sifat komunikatif dapat dengan
mudah menjalin hubungan yang baik dengan siswanya dimana hal
tersebut sangat dibutuhkan dalam proses pengajarannya. Sebaliknya,
apabila seorang guru bersifat kurang komunikatif dengan siswanya, hal
tersebut dapat menghambat proses pengajarannya karena siswa
cenderung akan merasa sungkan dalam bertanya pada guru tersebut.
2. Faktor Ekstrinsik
Faktor ekstrinsik merupakan faktor-faktor dari luar yang turut
mempengaruhi karakteristik pengajaran guru. Faktor tersebut dapat
berupa karakter peserta didik, lingkungan, maupun kehidupan sosialnya.
a. Karakter Peserta Didik
Siswa SMA merupakan peserta didik yang sedang mencari
jati dirinya menuju kedewasaan. Mereka mempunyai kepribadian
yang masih labil dan mudah dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya.
Dalam masa ini siswa mengalami krisis identitas yang mana apabila
siswa tersebut berhasil menemukan identitasnya, maka siswa akan
mencapai kedewasaannya dan mejadi pribadi yang terpadu. Namun,
apabila siswa menemui kegagalan dalam penemuan identitasnya,
siswa akan menjadi pribadi yang kurang terpadu dan akan kesulitan
dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Dalam hal ini,
karakteristik pengajaran guru berperan penting membantu siswa
menemukan identitas dirinya untuk menjadi pribadi yang terpadu.
Karakteristik pengajaran guru menyesuaikan kondisi siswa masing-
masing. Siswa-siswa tersebut mempunyai kebutuhan yang berbeda-
beda yang harus disadari oleh guru. Dengan menyadari hal tersebut
diharapkan guru dapat mengambil sikap dan tindakan yang tepat
dalam rangka pemenuhan kebutuhan siswanya yang berbeda-beda.
b. Lingkungan Mengajar
Lingkungan mengajar sangat erat hubungannya dengan
karakteristik peserta didik, karena secara tidak langsung peserta
didik turut memberikan pengaruh pada lingkungan mengajar.
Karakteristik pengajaran guru juga dipengaruhi oleh lingkungan
tempatnya mengajar. SMA merupakan merupakan lembaga sosial
formal yang didirikan oleh pemerintah sebagai balai wiyata atau
dalam hal ini termasuk dalam lingkungan perguruan yang turut
mempengaruhi karakteristik pengajaran guru. Sekolah-sekolah
tingkat SMA dewasa ini telah dilengkapi fasilitas-fasilitas mengajar
yang mempermudah guru dalam mengajar. Fasilitas-fasilitas tersebut
dapat berupa laboratotium komputer, layar dan proyektor untuk
presentasi, maupun fasilitas e-learning, dan terutama bagi guru
bahasa Inggris adalah laboratorium bahasa dimana terdapat
seperangkat peralatan untuk kegiatan listening yang biasanya juga
dilengkapi dengan proyektor dan layar putih untuk presentasi dalam
laboratorium. Disini guru harus dapat menyesuaikan karakteristik
pengajarannya menjadi lebih modern dengan memanfaatkan
fasilitas-fasilitas yang telah ada.
Karakteristik pengajaran guru juga dapat dipengaruhi oleh
lingkungan sekolah di luar lingkungan pengajaran atau di luar kelas.
Misalnya pada waktu istirahat guru dan siswa mempunyai tempat
ibadah yang sama, itu akan membuat hubungan antara guru dan
siswanya menjadi lebih dekat. Hal tersebut merupakan contoh
lingkungan sekolah yang mendukung karena mempermudah
interaksi antara guru dan siswanya yang juga akan mempengaruhi
karakteristik pengajarannya dalam kelas.
c. Kehidupan Sosial Pendidik
Setiap individu pasti melakukan hubungan sosial dengan
orang lain karena antara individu yang satu dengan individu yang
lain terdapat hubungan saling membutuhkan. Karakteristik
pengajaran guru dapat dipengaruhi terutama oleh hubungan sesama
guru yang mempunyai profesi yang sama. Antara guru yang satu
dengan guru yang lain dapat bertukar pikiran mengenai karakter
pengajarannya masing-masing. Hal tersebut akan berbuah baik
apabila seorang guru mempunyai hubungan sosial dengan seorang
yang profesional dalam bidang keguruan.

B. Pembentukan Karakteristik Pengajaran yang Berkompetensi


Seperti yang telah dibahas dalam subbab sebelumnya, karakteristik
pengajaran guru dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, dimana hal tersebut
bisa berakibat positif maupun negatif dalam praktek pendidikannya. Oleh
karena itu guru harus mengetahui mana yang harus dipertahankan dan mana
yang harus ditinggalkan dalam pembentukan karakteristik pengajaran yang
berkompetensi.
Telah kita ketahui kompetensi-kompetensi yang menjadi syarat
seorang guru menurut Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru
dan Dosen yaitu terdiri dari kompetensi pedagogi, kompetensi kepribadian,
kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Dalam memenuhi kompetensi-
kompetensi tersebut, maka guru harus membentuk karakter mengajarnya
sesuai dengan praktek profil yang dibutuhkan masing-masing kompetensi
yang telah dijabarkan dalam tabel 2.1.
Dalam kompetensi pedagogi, profil kompetensi yang harus dimiliki
oleh guru antara lain harus menguasai ilmu pendidikan, memahami dan
mengembangkan potensi peserta didik, merencanakan dan melaksanakan
pembelajaran dan menggunakan sistem evaluasi pembelajaran yang tepat.
Untuk dapat memenuhi hal-hal tersebut, guru harus dapat lebih menyesuaikan
karakter pengajarannya dengan karakter peserta didik daripada terpengaruh
oleh faktor karakter pribadinya. Hal tersebut, selain dapat mengetahui hal-hal
apa saja yang harus dikuasai dalam ilmu pendidikannnya, juga dapat
mempermudah hubungan antara guru dan siswa sehingga guru dapat
mengetahui potensi peserta didik. Dan untuk langkah selanjutnya, guru dapat
merencanakan pembelajarannya dan melakukan evaluasi pembelajaran sesuai
dengan karakter peserta didiknya.
Selanjutnya, guru juga harus mempunyai kemantapan pribadi dan
akhlak mulia, yang menjadi teladan bagi siswa-siswanya. Sedapat mungkin
dalam pengajarannya guru selalu memberikan contoh yang baik di dalam
maupun di luar kelas. Apabila guru mempunyai kepribadian yang kurang baik
yang telah menjadi kebiasaan dan dapat menghambat proses pengajarannya,
maka lebih baik kebiasaan tersebut ditinggalkan. Hal tersebut dapat dilakukan
dengan latihan dan kesadaran penuh akan pentingnya proses pendidikan yang
dilakukannya.
Untuk memenuhi kompetensi professional, guru harus dapat
menyesuaikan karakteristik pengajarannya dengan aspek-aspek pengajaran
bahasa Inggris, yaitu antara lain kemampuan mendengarkan (listening),
kemampuan menulis (writing), ketrampilan membaca (reading) dan
ketrampilan berbicara (speaking) dengan lafal-lafal (pronounciation) yang
tepat.
Kompetensi sosial yang terdiri dari kemampuan berkomunikasi dan
komputerisasi, serta berpengetahuan umum dapat dibentuk melalui latihan
intensif dan menjalin hubungan dengan guru lain yang mengajarkan mata
pelajaran TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) di SMA yang sama
karena hal tersebut akan mempermudah pemahamannya terhadap sistem
komunikasi dan komputerisasi di sekolah tersebut.

C. Aplikasi Kompetensi Pendidikan Bahasa Inggris di SMA


Karakteristik pengajaran yang berkompetensi baru akan terasa
apabila hal tersebut diaplikasikan dalam prakteknya. Pengajaran yang
berkompetensi yaitu pengajaran yang berhasil mencapai tujuan proses
pendidikan. Tujuan pendidikan ini seperti tercantum dalam Undang-undang
Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Guru dan Dosen yaitu untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
Dalam wawancara yang penulis lakukan, diketahui beberapa kendala
yang ditemui oleh guru bahasa Inggris tingkat sekolah menengah, antara lain
tingkat pemahaman siswa yang masih rendah, kurangnya motivasi siswa
dalam belajar bahasa Inggris, siswa mudah merasa bosan dan cenderung
kinestetik, dan lain sebagainya. Hal tersebut merupakan karakteristik peserta
didik. Untuk mengatasinya guru harus dapat menciptakan hubungan yang
baik dengan siswa sebagai salah satu langkah awal penerapan kompetensi
guru. Menurut Thomas Gordon (1984), hubungan guru dan siswa dapat
dikatakan baik apabila:
1. Terdapat rasa saling keterbukaan antara guru dan siswa sehingga guru
maupun siswa akan saling bersikap jujur dan membuka diri satu sama
lain.
2. Guru maupun siswa tanggap akan penilaian masing-masing sehingga
dapat melakukan tindakan yang tepat sesuai penilaian tersebut.
3. Terdapat saling ketergantungan antara guru dan murid.
4. Guru member kebebasan pada siswa untuk menumbuhkan dan
mengembangkan keunikan, kreativitas dan kepribadiannya.
5. Antara guru dan siswa saling memenuhi kebutuhannya sehingga tidak
ada kebutuhan satu pun yang tidak terpenuhi.
Apabila hal tersebut dapat terpenuhi maka akan tercipta hubungan
antara guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik yang erat dan
harmonis.
Selanjutnya guru harus menganalisis karakter siswa dan
menyesuaikan karakteristik pengajarannya dengan karakter siswa. Misalnya,
apabila siswa mempunyai kesulitan dalam memahami materi yang
disampaikan, maka guru dapat membuat sajian materi dalam bentuk yang
lebih sederhana sesuai kemampuan pemahaman siswa dan melakukan
repetisi akan materi tersebut.
Bahasa Inggris merupakan mata pelajaran yang tidak semua siswa
dapat menerimanya dengan mudah. Ada siswa yang sangat mudah dalam
memahami materi kebahasaan, namun ada juga siswa yang sulit menerima
materi kebahasaan tersebut. Hal tersebut dapat disebabkan karena faktor
biologis siswa dimana otak kiri siswa yang mempengaruhi kecerdasan
logika lebih berkembang dari pada otak kiri yang mempengaruhi kecerdasan
linguistik. Faktor biologis ini tidak dapat dirubah, yang guru dapat lakukan
adalah menyesuaikan karakteristik pengajarannya sesuai pemahaman siswa
atau melakukan metode-metode tertentu untuk memudahkan pemahaman
siswa. Misalnya dalam aspek menulis yang menyangkut struktur kalimat
bahasa Inggris, guru dapat membuat semacam permainan mengatur susunan
kata dalam kalimat. Dalam aspek berbicara, guru dapat memanfaatkan
medium seni drama, pidato atau dapat juga memancing siswa berbicara
dengan memberikan issue dalam suatu debat. Pembelajaran dalam aspek
membaca akan semakin menyenangkan apabila diadakan diskusi mengenai
suatu literatur bacaan dalam kelompok. Pembelajaran secara berkelompok
merupakan salah satu metode pembelajaran yang efektif, karena selain siswa
dapat lebih terbuka terhadap sesame siswa, mereka juga dapat saling
bertukar pikiran untuk memecahkan masalah bersama.
Khusus untuk pembelajaran aspek mendengarkan, guru diharapkan
menerapkan kompetensinya dan menggunakan karakteristik pengajaran
yang lebih modern dengan memanfaatkan fasilitas komputerisasi dan
perangkat listening yang ada dalam laboratorium bahasa. Selain dapat
menghilangkan rasa bosan siswa, mereka juga akan lebih mudah menerima
materi pembelajaran karena langsung mempraktekannya.
Pada penerapan kompetensi guru bahasa Inggris dalam aspek yang
kebih umum, dewasa ini penerapan kompetensi tersebut dilakukan dengan
pendekatan komunikatif dalam pengajaran bahasa asing.

Dalam pendekatan komunikatif ini peranan guru minim. Dengan


kata lain, kalau siswa harus berkomunikasi, maka guru harus
melepaskan peranannya sebagai orang yang ‘memberi ilmu’ dan
bertindak sebagai penerima informasi. Dengan menganjurkan siswa
untuk mengkomunikasikan pikiran dan perasaannya sendiri, praktis
guru melepaskan kointrolnya terhadap kelas. Siswa disuruh
memberanikan diri untuk tidak takut membuat kesalahan, dan
kesalahan harus diterima sebagai hal yang wajar dan tak dapat
dielakkan. Guru akhirnya berfungsi sebagai pengelola kelas dan
pembimbing untuk menolong siswa menyampaikan apa yang datang
dari dalam dirinya, bukan yang datang dari guru. Dengan demikian,
murid diharapkan murid dapat murid dapat membuat kriteria sendiri
tentang bentuk-bentuk bahasa mana yang sesuai untuk
mengungkapkan pikiran-pikiran dalam bahasa asing yang sedang
dipelajarinya. (Sadtono 1987:69)

Pendekatan komunikatif tersebut sangat berguna dalam membentuk


karakter siswa untuk berani menyampaikan pikiran-pikirannya kepada guru
dan sesama siswa lainnya.
Banyak cara menerapkan kompetensi-kompetensi pendidik dalam
proses pendidikannya melalui metode-metode pembelajaran yang
disesuaikan dengan peserta didik. Namun, setiap metode mempunyai
kelebihan dan kekurang sendiri, dalam hal ini karakteristik pengajaran
gurulah yang menentukan metode yang digunakan dengan menyesuaikan
dengan karakter peserta didik.
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dari penelitian yang telah dijabarkan di
atas, penulis mengambil kesimpulan:
1. Kompetensi pendidikan adalah kemampuan untuk melakukan proses
mentransfer dan mentransformasikan nilai-nilai oleh pendidik, yaitu guru
kepada peserta didiknya.
2. Kompetensi pendidikan yang dibutuhkan oleh guru menurut Undang-
undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen antara lain
adalah kompetensi pedagogi, kompetensi kepribadian, kompetensi
profesional dan kompetensi sosial.
3. Karakteristik pengajaran guru dipengaruhi oleh faktor intrinsik yang
berupa kepribadian dalam diri guru dan faktor ekstrinsik yang terdiri dari
faktor karakter peserta didik, faktor lingkungan dan faktor kehidupan
sosial guru.
4. Karakteristik pengajaran guru yang berkompetensi dapat dibentuk
dengan menyadari kriteria-kriteria kompetensi-kompetensi yang
dibutuhkan oleh guru melalui pemanfaatan faktor-faktor pengaruh
karakteristik pengajaran yang positif dan melatih diri sesuai kriteria yang
dibutuhkan.
5. Aplikasi kompetensi pendidikan guru bahasa Inggris di SMA dapat
dilakukan melalui metode-metode pengajaran yang berinti pada
karakteristik pengajaran guru yang lebih disesuaikan dengan karakter
peserta didik.
6. Metode pengajaran dalam prakteknya sebenarnya tidak ada yang benar-
benar tepat untuk diterapkan, selalu ada kelebihan dan kekurangannya
masing-masing. Hal tersebut pada akhirnya ditentukan oleh karakter
peserta didik.
B. Saran
Setelah penulis melakukan analisis mengenai karakteristik
pengajaran dan pengaruhnya terhadap kompetensi guru, penulis menyarankan:
1. Guru sebaiknya menyadari akan kompetensi-kompetensi yang harus
dimilikinya dalam melakukan proses pendidikan.
2. Guru harus mampu mengatasi masalah-masalah yang berkaitan dengan
peserta didik dan menyelesaikan masalah-masalah tersebut dalam
langkah yang tepat, mengetahui kebutuhan peserta didik yang berbeda-
beda.
3. Guru harus dapat menjalin hubungan yang baik dengan siswa dalam
rangka untuk mengetahui pribadi dan karakter peserta didik serta untuk
mengetahui potensi peserta didik yang dapat dikembangkan.
4. Guru diharapkan dapat memanfaatkan faktor-faktor yang mempengaruhi
karakter pengajarannya yang memberikan pengaruh positif dalam proses
pendidikannya dan meninggalkan serta mengubah faktor-faktor negatif
menjadi karakter pengajaran yang diperlukan terkait kompetensi yang
harus dimiliki oleh seorang guru.
5. Guru bahasa Inggris di SMA perlu menerapkan kompetensi-kompetensi
yang dimilikinya secara benar, yaitu menyesuaikan karakter mengajarnya
dengan karakter peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA

Gordon, Thomas. 1984. Guru yang Efektif: Cara untuk Mengatasi Kesulitan

dalam Kelas. Jakarta: Rajawali.

Siswoyo, Dwi et al. 2008. Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.

Sudtono, E. 1987. Antologi Pengajaran Bahasa Asing Khususnya Bahasa Inggris.

Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal

Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga

Kependidikan.

Undang Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional

Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Guru dan

Dosen

Anda mungkin juga menyukai