Disusun Oleh :
ALFAN ARIS PRIYANTO
NIM : 23100860090
i
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Penulis Panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, karunia dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini.
Sholawat serta salam tak lupa penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW. Laporan studi
kasus mengenai “Permasalahan Kesulitan Penggunaan Unggah-ungguh Basa Pada siswa
kelas XI F1.1 SMAN 1 Larangan”. Laporan ini disusun sebagai bentuk tanggung jawab
Penulis dalam memenuhi salah satu tugas Program Pendidikan Profesi Guru. Penyusunan
laporan ini tak lepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan laporan ini. Semoga Allah SWT selalu mencurahkan rahmat
dan karunia-Nya serta keridhoan-Nya kepada kita semua, Aamiin.Dengan rasa rendah hati,
penulis menyadari bahwa laporan studi kasus ini tidak sempurna. Oleh karena itu, segala
saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan untuk perkembangan dan
perbaikan lebih lanjut.Harapan penulis semoga upaya kecil ini dapat memberikan sumbangsih
positif dalam meningkatkan mutu Pendidikan di tanah air.
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul......................................................................................................................i
Kata Pengantar.....................................................................................................................ii
Daftar Isi..............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Tujuan…...............................................................................................................2
C. Manfaat….............................................................................................................2
D. Ruang Lingkup….................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Studi Kasus
1. Identifikasi Masalah…..................................................................................3
2. Analisis..........................................................................................................3
3. Sintesis...........................................................................................................4
4. Diagnosis…...................................................................................................4
5. Prognosis…...................................................................................................5
6. Treatment…..................................................................................................5
7. Follow Up….................................................................................................5
B. Kendala, hambatan, dan solusi
…………………………………………………………………………………6
A. Kesimpulan..........................................................................................................7
B. Saran....................................................................................................................7
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa Jawa merupakan salah satu mata pelajaran yang ada di SMA N 1 Larangan.
Penggunaan Bahasa Jawa oleh peserta didik di lingkungan Sekolah Menengah Atas pada
masa sekarang ini semakin luntur apalagi dalam menggunakan unggah-ungguh basa.
Menurunnya penggunaan unggah-ungguh basa juga dialami oleh siswa Kelas XI F1.1
SMA Negeri 1 Larangan. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukuan penulis dengan
peserta didik diperoleh keterangan bahwa peserta didik kurang menyukai dan kurang
termotivasi untuk belajar bahasa jawa. Peserta didik lebih menggemari dan termotivasi
untuk belajar bahasa asing yaitu bahasa Inggris dibandingkan bahasa jawa. Peserta
didik beranggapan bahwa belajar Bahasa Inggris lebih menyenangkan dan bergengsi
daripada bahasa jawa yang dianggap kuno. penulis seringkali masih menjumpai anak
yang masih menggunakan bahasa Jawa ngoko saat berbicara dengan orang yang lebih tua,
baik kepada orang tuanya ataupun gurunya. Ada juga yang sopan saat berbicara dengan
orang tuanya, namun bahasa yang digunakan Ketika berbicara adalah bahasa Indonesia.
Kondisi tersebut menyebabkan pembelajaran kurang maksimal sehingga hasil
belajar bahasa jawa siswa kelas XI F1.1 rendah. Rendahnya hasil belajar bahasa jawa
tersebut, salah satunya dapat dilihat dari kemampuan siswa dalam menulis dialog
sederhana sesuai dengan unggah-ungguh Bahasa Jawa. Kemampuan siswa dalam
menulis dialog sederhana yang sesuai dengan unggah-ungguh Bahasa jawa masih rendah.
Berdsarkan hasil Asesmen awal pembelajaran pada materi unggah ungguh basa,diperoleh
hanya 40% siswa yang berhasil mendapatkan nilai sesuai KKTP.
Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, hendaknya guru mampu memilih dan
menerapkan strategi serta model pembelajaran yang mampu memotivasi dan
meningkatkan prestasi belajar peserta didik Pemahaman tentang masalah belajar
memungkinkan guru dapat mengantisipasi berbagai kemungkinan munculnya masalah
yang dapat menghambat tercapainya tujuan pembelajaran. Dengan pemahaman itu pula
guru dapat menenmukan solusi tindakan yang dianggap tepat jika menemukan masalah-
masalah di dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Tugas utama seorang guru adalah
membelajarkan siswa. Ini berartibahwa bila guru bertindak mengajar, maka diharapkan
siswa berajar atau belajar.
Namun adakalanya didalam kegiatan belajar mengajar di sekolah sering
ditemukannya masalah-masalah yang berkenaan dengan belajar yang dialamisiswa
tersebut. Masalah-masalah tersebut dipengaruhi oleh faktor internal (yangberasal dari
dalam diri siswa itu sendiri) dan juga oleh faktor eksternal (yangberasal dari luar siswa itu
sendiri). Masalah-masalah yang dialami oleh siswa apabila tidak segera di atasi tentunya
akan menghambat proses belajar siswa dan akan berdampak pada pencapaian tujuan dari
belajar tersebut. Siswa akan berhasil dalam proses belajar apabila siswa itu tidak
mempunyai masalah yang dapat mempengaruhi prosesbelajarnya. Jika terdapat siswa
yang mempunyai masalah dan permasalahan siswatersebut tidak segera ditemukan
iv
solusinya, siswa akan mengalami kegagalan atau kesulitan belajar yang dapat
mengakibatkan rendah prestasinya/tidak lulus, rendahnya prestasi belajar, minat
belajar atau tidak dapat melanjutkan belajar.
B. Tujuan
1. Untuk menganalisis permasalahan rendahnya hasil belajar peserta didik pada materi
unggah-ungguh basa
2. Untuk menemukan strategi yang efektif dalam mengatasi permasalahan-permaasalahan
tersebut.
C. Manfaat
1. Bagi penulis untuk menambah wawasan dan pengetahuan khususnya dalam strategi
pembelajaran.
2. Bagi pembaca ini diharapkan bisa dijadikan rujukan untuk mengetahui berbagai
permasalahan dalam bidang belajar serta solusinya.
D. Ruang Lingkup
Masalah adalah kata yang digunakan untuk menggambarkan suatu keadaan yang
bersumber dari hubungan antara dua faktor atau lebih yang menghasilkan sesuatu keadaan
yang membingungkan. Masalah biasanya dianggap sebagai suatu keadaan yang harus
ddiselesaikan. Dalam laporan studi kasus ini, membahas tentang permasalahan-
permasalahan siswa dalam menggunakan unggah-ungguh basa baik sekolah atau di
lingkungan masyarakat,salah satunya yaitu yang Saya bahas, yakni kesulitan siswa dalam
menggunakan unggah-ungguh basa.
v
BAB II
PELAKSANAAN
A. Studi Kasus
1. Identifikasi Masalah :
2. Analisis
Peserta didik yang memperoleh hasil belajar yang rendah pada materi unggah-
ungguh basa. Karena rendahnya motivasi siswa dalam pembelajaran menulis
percakapan unggah-ungguh basa, yang pertama yaitu peserta didik menganggap
bahwa unggah-ungguh basa jarang terpakai bahkan tidak terpakai dalam kehidupan
sehari-hari seperti contoh dalam surat menyurat, pesan singkat, ataupun
koran/alawarti/ariwarti. Kedua peserta didik sulit untuk menerapkan unggah-ungguh
basa, sehingga saat pembelajaran menulis percakapan mereka kurang tertarik dan
kurang bersemangat. Dan yang ketiga selain dari sisi peserta didik, masalah juga
terdapat pada guru yang masih mengajar dengan cara konvensional, sehingga kurang
menarik perhatian dan semangat peserta didik, dalam hal ini guru juga kurang dalam
penerapan model serta pemanfaatan TPACK yang sesuai dengan kebutuhan peserta
didik. Saya yang berperan sebagai guru mempunyai tanggung jawab untuk melakukan
proses pembelajaran ini secara efektif, dengan menggunakan model, pendekatan,
metode dan media pembelajaran yang tepat dan inovatif sehingga tujuan pembelajaran
dan hasil belajar siswa bisa tercapai sesuai dengan yang diharapkan.
vi
3. Sintesis
Dari analisis data/informasi tersebut maka dapat diketahui bahwa siswa
tersebut mempunyai masalah, dan harus segera diatasi. Karena aapabila tidak segera
diatasi maka hal tersebut akan berpengaruh terhadap nilai peserta didik tersebut dan
juga akan ketinggalan materi. Tidak terbiasa menggunakan unggah-ungguh basa
dalam berkomunikasi, tidak ada motivasi untuk memahami atau belajar tentang materi
unggah-ungguh Bahasa, perbendaharaan kata bahasa Jawa siswa kurang, siswa sering
keliru dalam pemilihan kata yang sesuai dengan unggah-ungguh, dll, itulah yang
seharusnya dapat dikurangi bahkan dihilangkan dalam diri peserta didik supaya dapat
meningkatkan hasil belajar.
4. Alternatif Solusi
Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, hendaknya guru mampu memilih
dan menerapkan strategi serta model pembelajaran yang mampu memotivasi dan
meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Dari model pembelajaran yang ada, model
pembelajaran yang menarik dan menyenangkan yaitu melalui model pembelajaran
Problem Based Learning dan metode role playing. Dengan menggunakan model
Problem Based Learning (PBL) peserta didik dapat meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman dalam pembelajaran unggah-ungguh basa dan dengan menggunakan
metode Role Playing dapat melatih penggunaan dan penguasaan keterampilan
berbahasa jawa yang baik dan benar karena dalam metode role playing ini
dilakukan dengan mengikuti dialog yang ada dalam wacana atau skenario
sehingga bisa berperan sesuai dengan peran dan imajinasi. role playing banyak
dipakai dalam pengajaran khususnya pengajaran bahasa, karena kegiatan belajar
dan mengajar dengan metode ini cocok dan menyenangkan.
Dalam metode role playing ini peserta didik akan dibagi menjadi beberapa
kelompok kecil, yang masing-masing anggota saling bekerjasama demi tercipta
sebuah peran dalam cerita. Skenario cerita yang dibuat kaya akan kosakata
sehingga siswa dapat mengetahui kosa kata yang terdapat dalam bahasa jawa
yang berupa ragam krama dan ngoko yang tepat dipergunakan dalam percakapan
baik dalam peran sebagai orang tua maupun orang yang lebih muda atau seusia.
Siswa akan lebih mudah memahami kosa kata bahasa Jawa karena diperankan
sesuai peran dan jalan cerita yang ada. Siswa dapat berlatih berbicara atau
melakukan peran sesuai dengan karakter yang terdapat dalam dialog. Dengan
demikian role playing dapat melatih kemampuan siswa dalam menggunakan ragam
bahasa Jawa dengan baik dan benar
vii
5. Diagnosis
a. Faktor yang berasal dari dalam diri
Tidak termotivasi untuk memahami atau belajar tentang materi unggah-
ungguh Bahasa
siswa kesulitan memahami bacaan berbahasa Jawa, terutama yang
menggunakan unggah-ungguh basa
Minimnya kosakata Bahasa krama yang dimiliki
Tidak terbiasa berkomunikasi menggunakan Basa krama
siswa sering keliru dalam pemilihan kata yang sesuai dengan unggah-
ungguh,
Lebih tertarik belajar Bahasa asing
b. Faktor yang berasal dari luar diri
Metode pengajaran unggah-ungguh basa yang kurang menarik dan monoton
Kurangnya peran orangtua dalam mendukung pembelajaran unggah-ungguh
bahasa Jawa
Berdasarkan tempat tinggal yang berada di kota sangat sulit untuk
menerapkan unggah-ungguh bahasa Jawa
6. Prognosis
Apabila masalah tersebut tidak segera diatasi,maka kemungkinan yang dapat terjadi
:
Prestasi belajar menurun
Ketinggalan materi
Mendapatkan nilai rendah
Tidak dapat berkomunikasi menggunkan unggah-ungguh basa dengan baik dan
benar
viii
7. Treatment
Pemberian bantuan kepada peserta didik yang memiliki masalah pada
rendahnya hasil belajar materi unggah-ungguh basa tersebut. Bisa dengan
memberikan teguran apabila siswa masih menggunakan ragam ngoko ketika berbicara
dengan orang yang lebih tua. Melalui pendampingan secara terus menerus,
diharapkan siswa menjadi terampil dalam menggunakan unggah-ungguh basa. Guru
Bahasa Jawa bertemu langsung dengan peserta didik tersebut dengan tujuan agar
masalah yang dihadapi peserta didik tersebut bisa segera teratasi. Memberikan
motivasi dengan cerita-cerita yang bisa membuat peserta didik tersebut terbuka
hatinya untuk dapat memahami akan pentingnya materi unggah-ungguh basa. Guru
harus menyediakan unggah-ungguh bahasa yang lebih jelas dan mudah dipahami oleh
siswa. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan konsep pembelajaran aktif,
seperti pengujian konseptif dan diskusi kelompok, untuk membantu siswa memahami
konsep yang dijelaskan dan meningkatkan keterlibatan orang tua dalam mendukung
pembelajaran unggah-ungguh bahasa Jawa
a. Evaluasi:
x
B. Kendala, Hambatan, dan Solusi
1) Kendala
Salah satu kendala utama yang saya hadapi dalam studi kasus ini adalah
keterbatasan sumber belajar yang relevan mengenai materi unggah-ungguh
basa.Hambatan lain yang muncul adalah rendahnya keterlibatan siswa terhadap
pembelajaran materi unggah-ungguh basa, yang dapat mempengaruhi hasil
belajar mereka. Banyak siswa menghadapi kesulitan dalam memahami konsep-
konsep kunci dalam materi unggah-ungguh basa, menjadi kendala signifikan
dalam mencapai hasil belajar yang optimal.
2) Hambatan
3) Solusi
xi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
xii