Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN STUDI KASUS TENTANG PERMASALAHAN

RENDAHNYA HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS XI F1.1


SMAN 1 LARANGAN PADA MATERI UNGGAH-UNGGUH BASA

Diajukan Untuk Memenuhi Komponen Uji Tertulis


Mahasiswa PPG Dalam Jabatan

Disusun Oleh :
ALFAN ARIS PRIYANTO
NIM : 23100860090

PENDIDIKAN PROFESI GURU


BAHASA JAWA
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2023

i
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Penulis Panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, karunia dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini.
Sholawat serta salam tak lupa penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW. Laporan studi
kasus mengenai “Permasalahan Kesulitan Penggunaan Unggah-ungguh Basa Pada siswa
kelas XI F1.1 SMAN 1 Larangan”. Laporan ini disusun sebagai bentuk tanggung jawab
Penulis dalam memenuhi salah satu tugas Program Pendidikan Profesi Guru. Penyusunan
laporan ini tak lepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan laporan ini. Semoga Allah SWT selalu mencurahkan rahmat
dan karunia-Nya serta keridhoan-Nya kepada kita semua, Aamiin.Dengan rasa rendah hati,
penulis menyadari bahwa laporan studi kasus ini tidak sempurna. Oleh karena itu, segala
saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan untuk perkembangan dan
perbaikan lebih lanjut.Harapan penulis semoga upaya kecil ini dapat memberikan sumbangsih
positif dalam meningkatkan mutu Pendidikan di tanah air.

Brebes, 4 Desember 2023

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul......................................................................................................................i

Kata Pengantar.....................................................................................................................ii

Daftar Isi..............................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.....................................................................................................1

B. Tujuan…...............................................................................................................2

C. Manfaat….............................................................................................................2

D. Ruang Lingkup….................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Studi Kasus
1. Identifikasi Masalah…..................................................................................3
2. Analisis..........................................................................................................3
3. Sintesis...........................................................................................................4
4. Diagnosis…...................................................................................................4
5. Prognosis…...................................................................................................5
6. Treatment…..................................................................................................5
7. Follow Up….................................................................................................5
B. Kendala, hambatan, dan solusi

…………………………………………………………………………………6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan..........................................................................................................7
B. Saran....................................................................................................................7

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa Jawa merupakan salah satu mata pelajaran yang ada di SMA N 1 Larangan.
Penggunaan Bahasa Jawa oleh peserta didik di lingkungan Sekolah Menengah Atas pada
masa sekarang ini semakin luntur apalagi dalam menggunakan unggah-ungguh basa.
Menurunnya penggunaan unggah-ungguh basa juga dialami oleh siswa Kelas XI F1.1
SMA Negeri 1 Larangan. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukuan penulis dengan
peserta didik diperoleh keterangan bahwa peserta didik kurang menyukai dan kurang
termotivasi untuk belajar bahasa jawa. Peserta didik lebih menggemari dan termotivasi
untuk belajar bahasa asing yaitu bahasa Inggris dibandingkan bahasa jawa. Peserta
didik beranggapan bahwa belajar Bahasa Inggris lebih menyenangkan dan bergengsi
daripada bahasa jawa yang dianggap kuno. penulis seringkali masih menjumpai anak
yang masih menggunakan bahasa Jawa ngoko saat berbicara dengan orang yang lebih tua,
baik kepada orang tuanya ataupun gurunya. Ada juga yang sopan saat berbicara dengan
orang tuanya, namun bahasa yang digunakan Ketika berbicara adalah bahasa Indonesia.
Kondisi tersebut menyebabkan pembelajaran kurang maksimal sehingga hasil
belajar bahasa jawa siswa kelas XI F1.1 rendah. Rendahnya hasil belajar bahasa jawa
tersebut, salah satunya dapat dilihat dari kemampuan siswa dalam menulis dialog
sederhana sesuai dengan unggah-ungguh Bahasa Jawa. Kemampuan siswa dalam
menulis dialog sederhana yang sesuai dengan unggah-ungguh Bahasa jawa masih rendah.
Berdsarkan hasil Asesmen awal pembelajaran pada materi unggah ungguh basa,diperoleh
hanya 40% siswa yang berhasil mendapatkan nilai sesuai KKTP.
Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, hendaknya guru mampu memilih dan
menerapkan strategi serta model pembelajaran yang mampu memotivasi dan
meningkatkan prestasi belajar peserta didik Pemahaman tentang masalah belajar
memungkinkan guru dapat mengantisipasi berbagai kemungkinan munculnya masalah
yang dapat menghambat tercapainya tujuan pembelajaran. Dengan pemahaman itu pula
guru dapat menenmukan solusi tindakan yang dianggap tepat jika menemukan masalah-
masalah di dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Tugas utama seorang guru adalah
membelajarkan siswa. Ini berartibahwa bila guru bertindak mengajar, maka diharapkan
siswa berajar atau belajar.
Namun adakalanya didalam kegiatan belajar mengajar di sekolah sering
ditemukannya masalah-masalah yang berkenaan dengan belajar yang dialamisiswa
tersebut. Masalah-masalah tersebut dipengaruhi oleh faktor internal (yangberasal dari
dalam diri siswa itu sendiri) dan juga oleh faktor eksternal (yangberasal dari luar siswa itu
sendiri). Masalah-masalah yang dialami oleh siswa apabila tidak segera di atasi tentunya
akan menghambat proses belajar siswa dan akan berdampak pada pencapaian tujuan dari
belajar tersebut. Siswa akan berhasil dalam proses belajar apabila siswa itu tidak
mempunyai masalah yang dapat mempengaruhi prosesbelajarnya. Jika terdapat siswa
yang mempunyai masalah dan permasalahan siswatersebut tidak segera ditemukan
iv
solusinya, siswa akan mengalami kegagalan atau kesulitan belajar yang dapat
mengakibatkan rendah prestasinya/tidak lulus, rendahnya prestasi belajar, minat
belajar atau tidak dapat melanjutkan belajar.

B. Tujuan
1. Untuk menganalisis permasalahan rendahnya hasil belajar peserta didik pada materi
unggah-ungguh basa
2. Untuk menemukan strategi yang efektif dalam mengatasi permasalahan-permaasalahan
tersebut.
C. Manfaat
1. Bagi penulis untuk menambah wawasan dan pengetahuan khususnya dalam strategi
pembelajaran.
2. Bagi pembaca ini diharapkan bisa dijadikan rujukan untuk mengetahui berbagai
permasalahan dalam bidang belajar serta solusinya.
D. Ruang Lingkup
Masalah adalah kata yang digunakan untuk menggambarkan suatu keadaan yang
bersumber dari hubungan antara dua faktor atau lebih yang menghasilkan sesuatu keadaan
yang membingungkan. Masalah biasanya dianggap sebagai suatu keadaan yang harus
ddiselesaikan. Dalam laporan studi kasus ini, membahas tentang permasalahan-
permasalahan siswa dalam menggunakan unggah-ungguh basa baik sekolah atau di
lingkungan masyarakat,salah satunya yaitu yang Saya bahas, yakni kesulitan siswa dalam
menggunakan unggah-ungguh basa.

v
BAB II
PELAKSANAAN

A. Studi Kasus

Penggunaan Unggah-ungguh Bahasa dalam pembelajaran SMA menjadi isu penting


yang perlu diperhatikan karena unggah-ungguh bahasa adalah salah satu strategi yang
digunakan oleh guru untuk menyampaikan informasi kepada siswa dan membantu mereka
memahami konsep materi yang diajarkan.Unggah-ungguh bahasa yang efektif dan tepat
akan membantu siswa memahami konsep yang sulit dipahami dan memperoleh
kemampuan untuk mengembangkan kompetensi Bahasa. Namun,kesulitan siswa dalam
memahami konsep unggah-ungguh bahasa menyebabkan permasalahan pada rendahnya
hasil belajar siswa

1. Identifikasi Masalah :

Pada permasalahan tersebut ditandai dengan beberapa siswa tidak termotivasi


untuk memahami atau belajar tentang materi unggah-ungguh bahasa karena
kurangnya pemahaman akan relevansinya dengan kehidupan sehari-hari. Siswa juga
merasa kesulitan untuk berbahasa Jawa dengan baik dan benar saat berkomunikasi
dengan guru dan lingkungan sekitar. Hambatan belajar bahasa Jawa yang dialami
siswa disebabkan oleh faktor internal (minat dan perhatian) dan faktor eksternal
(keluarga, sekolah, dan lingkungan) yang tidak saling mendukung.

2. Analisis
Peserta didik yang memperoleh hasil belajar yang rendah pada materi unggah-
ungguh basa. Karena rendahnya motivasi siswa dalam pembelajaran menulis
percakapan unggah-ungguh basa, yang pertama yaitu peserta didik menganggap
bahwa unggah-ungguh basa jarang terpakai bahkan tidak terpakai dalam kehidupan
sehari-hari seperti contoh dalam surat menyurat, pesan singkat, ataupun
koran/alawarti/ariwarti. Kedua peserta didik sulit untuk menerapkan unggah-ungguh
basa, sehingga saat pembelajaran menulis percakapan mereka kurang tertarik dan
kurang bersemangat. Dan yang ketiga selain dari sisi peserta didik, masalah juga
terdapat pada guru yang masih mengajar dengan cara konvensional, sehingga kurang
menarik perhatian dan semangat peserta didik, dalam hal ini guru juga kurang dalam
penerapan model serta pemanfaatan TPACK yang sesuai dengan kebutuhan peserta
didik. Saya yang berperan sebagai guru mempunyai tanggung jawab untuk melakukan
proses pembelajaran ini secara efektif, dengan menggunakan model, pendekatan,
metode dan media pembelajaran yang tepat dan inovatif sehingga tujuan pembelajaran
dan hasil belajar siswa bisa tercapai sesuai dengan yang diharapkan.

vi
3. Sintesis
Dari analisis data/informasi tersebut maka dapat diketahui bahwa siswa
tersebut mempunyai masalah, dan harus segera diatasi. Karena aapabila tidak segera
diatasi maka hal tersebut akan berpengaruh terhadap nilai peserta didik tersebut dan
juga akan ketinggalan materi. Tidak terbiasa menggunakan unggah-ungguh basa
dalam berkomunikasi, tidak ada motivasi untuk memahami atau belajar tentang materi
unggah-ungguh Bahasa, perbendaharaan kata bahasa Jawa siswa kurang, siswa sering
keliru dalam pemilihan kata yang sesuai dengan unggah-ungguh, dll, itulah yang
seharusnya dapat dikurangi bahkan dihilangkan dalam diri peserta didik supaya dapat
meningkatkan hasil belajar.
4. Alternatif Solusi
Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, hendaknya guru mampu memilih
dan menerapkan strategi serta model pembelajaran yang mampu memotivasi dan
meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Dari model pembelajaran yang ada, model
pembelajaran yang menarik dan menyenangkan yaitu melalui model pembelajaran
Problem Based Learning dan metode role playing. Dengan menggunakan model
Problem Based Learning (PBL) peserta didik dapat meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman dalam pembelajaran unggah-ungguh basa dan dengan menggunakan
metode Role Playing dapat melatih penggunaan dan penguasaan keterampilan
berbahasa jawa yang baik dan benar karena dalam metode role playing ini
dilakukan dengan mengikuti dialog yang ada dalam wacana atau skenario
sehingga bisa berperan sesuai dengan peran dan imajinasi. role playing banyak
dipakai dalam pengajaran khususnya pengajaran bahasa, karena kegiatan belajar
dan mengajar dengan metode ini cocok dan menyenangkan.
Dalam metode role playing ini peserta didik akan dibagi menjadi beberapa
kelompok kecil, yang masing-masing anggota saling bekerjasama demi tercipta
sebuah peran dalam cerita. Skenario cerita yang dibuat kaya akan kosakata
sehingga siswa dapat mengetahui kosa kata yang terdapat dalam bahasa jawa
yang berupa ragam krama dan ngoko yang tepat dipergunakan dalam percakapan
baik dalam peran sebagai orang tua maupun orang yang lebih muda atau seusia.
Siswa akan lebih mudah memahami kosa kata bahasa Jawa karena diperankan
sesuai peran dan jalan cerita yang ada. Siswa dapat berlatih berbicara atau
melakukan peran sesuai dengan karakter yang terdapat dalam dialog. Dengan
demikian role playing dapat melatih kemampuan siswa dalam menggunakan ragam
bahasa Jawa dengan baik dan benar

vii
5. Diagnosis
a. Faktor yang berasal dari dalam diri
 Tidak termotivasi untuk memahami atau belajar tentang materi unggah-
ungguh Bahasa
 siswa kesulitan memahami bacaan berbahasa Jawa, terutama yang
menggunakan unggah-ungguh basa
 Minimnya kosakata Bahasa krama yang dimiliki
 Tidak terbiasa berkomunikasi menggunakan Basa krama
 siswa sering keliru dalam pemilihan kata yang sesuai dengan unggah-
ungguh,
 Lebih tertarik belajar Bahasa asing
b. Faktor yang berasal dari luar diri
 Metode pengajaran unggah-ungguh basa yang kurang menarik dan monoton
 Kurangnya peran orangtua dalam mendukung pembelajaran unggah-ungguh
bahasa Jawa
 Berdasarkan tempat tinggal yang berada di kota sangat sulit untuk
menerapkan unggah-ungguh bahasa Jawa
6. Prognosis
Apabila masalah tersebut tidak segera diatasi,maka kemungkinan yang dapat terjadi
:
 Prestasi belajar menurun
 Ketinggalan materi
 Mendapatkan nilai rendah
 Tidak dapat berkomunikasi menggunkan unggah-ungguh basa dengan baik dan
benar

Apabila masalah tersebut segera diatasi,maka kemungkinan yang akan terjadi :


 Prestasi belajar akan meningkat
 Mendapatkan hasil belajar yang memuaskan
 Terampil dalam menggunakan unggah-ungguh basa dalam berkomunikasi

viii
7. Treatment
Pemberian bantuan kepada peserta didik yang memiliki masalah pada
rendahnya hasil belajar materi unggah-ungguh basa tersebut. Bisa dengan
memberikan teguran apabila siswa masih menggunakan ragam ngoko ketika berbicara
dengan orang yang lebih tua. Melalui pendampingan secara terus menerus,
diharapkan siswa menjadi terampil dalam menggunakan unggah-ungguh basa. Guru
Bahasa Jawa bertemu langsung dengan peserta didik tersebut dengan tujuan agar
masalah yang dihadapi peserta didik tersebut bisa segera teratasi. Memberikan
motivasi dengan cerita-cerita yang bisa membuat peserta didik tersebut terbuka
hatinya untuk dapat memahami akan pentingnya materi unggah-ungguh basa. Guru
harus menyediakan unggah-ungguh bahasa yang lebih jelas dan mudah dipahami oleh
siswa. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan konsep pembelajaran aktif,
seperti pengujian konseptif dan diskusi kelompok, untuk membantu siswa memahami
konsep yang dijelaskan dan meningkatkan keterlibatan orang tua dalam mendukung
pembelajaran unggah-ungguh bahasa Jawa

8. Evaluasi / Tindak Lanjut (Follow Up)

a. Evaluasi:

1) Analisis Hasil Belajar:


 Melakukan Identifikasi secara spesifik area atau konsep pada materi
unggah-ungguh basa yang menunjukkan rendahnya pemahaman siswa
pada materi tersebut
 Meninjau hasil ujian, tugas, atau proyek siswa yang dapat memberikan
gambaran lebih jelas tentang kesulitan yang mereka alami pada materi
unggah ungguh basa
2) Identifikasi Faktor Penyebab:
 Wawancara dengan siswa untuk memahami persepsi mereka terhadap
kesulitan yang dihadapi.
 Menganalisis metode pengajaran yang digunakan dan apakah mereka
sesuai dengan gaya belajar siswa.
3) Melibatkan Siswa dalam Evaluasi:
 melaksanakan sesi diskusi kelompok atau individu untuk mendengarkan
pandangan siswa mengenai kesulitan belajar.
 menggunakan kuesioner atau survei untuk mengumpulkan umpan balik
anonim.

b. Tindak Lanjut (Follow Up):

1) Pengembangan Materi Ajar:


 merevisi materi unggah-ungguh basa dengan menyederhanakan
penjelasan, menambahkan contoh konkret, atau menggunakan
ix
multimedia untuk membantu pemahaman.
 memilih variasi metode pengajaran yang lebih sesuai dengan gaya
belajar siswa.
2) Penggunaan Teknologi Pendidikan:
 menerapkan platform e-learning atau aplikasi pembelajaran interaktif
untuk meningkatkan keterlibatan siswa.
 menyediakan sumber daya online tambahan yang mendukung
pemahaman materi.
3) Bimbingan dan Konseling:
 menawarkan sesi bimbingan atau konseling kepada siswa yang
membutuhkan bantuan tambahan.
 Kolaborasi dengan guru pembimbing atau konselor sekolah untuk
mendukung perkembangan siswa secara pribadi dan akademis.
4) Pembelajaran Kolaboratif:
 memfasilitasi kegiatan kelompok atau proyek kolaboratif untuk
memungkinkan siswa belajar satu sama lain.
 mengguunakan metode pembelajaran peer-to-peer untuk
meningkatkan keterlibatan dan pemahaman.
5) Monitoring dan Umpan Balik Berkala:
 melakukan ujian formatif atau penilaian kecil secara berkala untuk
memastikan pemahaman siswa meningkat.
 memberikan umpan balik secara teratur kepada siswa dan sesuaikan
strategi pembelajaran jika diperlukan.
6) Melibatkan Orang Tua:
 Berkomunikasi dengan orang tua tentang permasalahan dan solusi
yang diambil.
 mengajak orang tua untuk mendukung pembelajaran anak di rumah
dan memberikan umpan balik.

x
B. Kendala, Hambatan, dan Solusi

1) Kendala

Salah satu kendala utama yang saya hadapi dalam studi kasus ini adalah
keterbatasan sumber belajar yang relevan mengenai materi unggah-ungguh
basa.Hambatan lain yang muncul adalah rendahnya keterlibatan siswa terhadap
pembelajaran materi unggah-ungguh basa, yang dapat mempengaruhi hasil
belajar mereka. Banyak siswa menghadapi kesulitan dalam memahami konsep-
konsep kunci dalam materi unggah-ungguh basa, menjadi kendala signifikan
dalam mencapai hasil belajar yang optimal.

2) Hambatan

Hambatan nyata terletak pada kurangnya penerapan praktis dari materi


unggah-ungguh basa dalam kehidupan sehari-hari siswa, yang membuat mereka
sulit memahami dan mengaplikasikan konsep tersebut.Hambatan serius terletak
pada kekurangan interaktifitas dalam metode pembelajaran yang digunakan,
menyebabkan siswa kesulitan untuk terlibat secara aktif dalam pemahaman
materi unggah-ungguh basa.Ketidakmampuan guru dalam memberikan dukungan
yang memadai kepada siswa dalam memahami materi unggah-ungguh basa
menjadi hambatan utama dalam proses pembelajaran.

3) Solusi

Salah satu solusi yang dapat diterapkan adalah pengembangan sumber


belajar yang lebih interaktif, seperti video pembelajaran atau aplikasi edukasi
yang dapat meningkatkan keterlibatan siswa,melibatkan implementasi metode
pembelajaran berbasis proyek, di mana siswa dapat menerapkan konsep unggah-
ungguh basa dalam situasi nyata untuk meningkatkan pemahaman mereka dan
memberikan pelatihan tambahan kepada guru dan meningkatkan dukungan
mereka terhadap siswa dalam memahami materi unggah-ungguh basa dapat
menjadi solusi yang efektif untuk mengatasi hambatan tersebut

xi
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan studi kasus yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa


rendahnya hasil belajar siswa pada materi unggah-ungguh basa tidak hanya dipengaruhi
oleh faktor internal seperti kemampuan siswa, tetapi juga oleh faktor eksternal seperti
metode pengajaran dan lingkungan belajar. Diperlukan upaya lebih lanjut untuk
meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi ini agar mencapai hasil belajar yang
lebih optimal.

B. Saran

1. Penyusunan Rencana Pembelajaran yang Efektif: Guru perlu menyusun rencana


pembelajaran yang lebih efektif dengan memanfaatkan berbagai metode pengajaran yang
interaktif dan relevan dengan kehidupan sehari-hari siswa. Penggunaan teknologi dalam
proses pembelajaran juga dapat diintegrasikan untuk meningkatkan daya tarik dan
keterlibatan siswa.
2. Pelibatan Siswa Secara Aktif: Guru dapat mendorong partisipasi aktif siswa dalam
pembelajaran dengan melibatkan mereka dalam diskusi, simulasi, atau proyek-proyek
kreatif yang terkait dengan materi unggah-ungguh basa. Hal ini dapat membantu siswa
untuk lebih memahami dan mengaplikasikan konsep-konsep yang dipelajari.
3. Pemberian Umpan Balik Konstruktif: Guru perlu memberikan umpan balik yang
konstruktif kepada siswa, baik secara individu maupun kelompok. Hal ini akan
membantu siswa untuk memahami kelemahan mereka dan meningkatkan kinerja belajar
mereka.
4. Peningkatan Kerjasama antara Sekolah dan Orang Tua: Peningkatan komunikasi antara
sekolah dan orang tua dapat membantu mendukung proses pembelajaran siswa di rumah.
Orang tua dapat diajak untuk turut serta dalam pembelajaran siswa dan memberikan
dukungan positif di lingkungan belajar di rumah.
Dengan implementasi saran-saran di atas, diharapkan hasil belajar siswa pada
materi unggah-ungguh basa dapat mengalami peningkatan yang signifikan.

xii

Anda mungkin juga menyukai