Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN KRITIS MAGANG 3

DI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI 2 SUKOHARJO

TAHUN PELAJARAN 2019/2020

Disusun untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat


guna menempuh FGD/Diskusi Kelompok Terukur Magang Kependidikan 3
di SMA Negeri 2 Sukoharjo

Oleh:

INTAN DEVI AVIKASARI

K4216036

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA JAWA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2019
LAPORAN KRITIS MAGANG 3

DI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI 2 SUKOHARJO

TAHUN PELAJARAN 2019/2020

Disusun untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat


guna menempuh FGD/Diskusi Kelompok Terukur Magang Kependidikan 3
di SMA Negeri 2 Sukoharjo

Oleh:

INTAN DEVI AVIKASARI

K4216036

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA JAWA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2019

i
PENGESAHAN

LAPORAN KRITIS MASALAH PEMBELAJARAN Magang Kependidikan


3

Nama : Intan Devi Avikasari


NIM : K4216036
Laporan pelaksanaan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat menempuh
ujian mata kuliah Magang Kependidikan 3 Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan (FKIP) S1 Universitas Sebelas Maret, yaitu melaksanakan FGD
(Forum Group Discussion) Tahun Akademik 2019/2020 di SMA Negeri 2
Sukoharjo.
Telah disetujui pada
Hari : Jumat
Tanggal : 1 November 2019

Sukoharjo, 03 Oktober 2019

ii
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap rasa syukur atas Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Kritis Masalah Pembelajaran Magang Kependidikan 3 dengan lancar
dan baik. Laporan ini ditulis sebagai syarat dalam menempuh mata kuliah
Magang Kependidikann 3 di SMA Negeri 2 Sukoharjo. Magang Kependidikan 3
ini dilaksanakan selama 2 bulan yaitu bulan September hingga Oktober 2019.
Dalam penyelesaian laporan ini, tidak terlepas dari bantuan berbagai
pihak. Untuk itu tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada:
1. Sukardi, S.Pd, M.Pd selaku Kepala SMA Negeri 2 Sukoharjo yang telah
bersedia menerima kegiatan Magang Kependidikan 3 dan menyediakan
fasilitas demi kelancaran kegiatan Magang Kependidikan 3.
2. Ibu Kenfitria Diah Wijayanti, S.S., M.Hum selaku dosen pembimbing
magang 3mahasiswa bahasa Jawa di SMA Negeri 2 Sukoharjo.
3. Ibu Nur Hayati, S.S, selaku guru pamong yang telah banyak memberikan
ilmunya kepada penulis dalam berlatih mengajar dan memberi nasehat-
nasehat yang sangat berarti bagi penulis.
4. Bapak dan Ibu Guru serta Karyawan SMA Negeri 2 Sukoharjo yang telah
banyak memberikan informasi kepada penulis selama penulis melakukan
observasi.
5. Seluruh siswa dan siswi kelas X, XI dan XII SMA Negeri 2 Sukoharjo,
khususnya kelas XI IPS terima kasih atas perhatian, partisipasi, dan
kesempatan yang telah diberikan.
6. Bapak dan ibu, yang selalu mencurahkan segenap kasih sayang yang tulus,
do’a dan dukungan.
7. Rekan-rekan mahasiswa Magang Kependidikan 3 FKIP UNS 2019 SMA
Negeri 2 Sukoharjo atas kerjasamanya selama pelaksanaan Magang
Kependidikan 3.
8. Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

iii
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan pelaksanaan ini masih
jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat penulis harapkan demi penyempurnaan laporan ini.
Akhirnya, penulis berharap laporan ini dapat memberikan manfaat bagi
pembaca terutama di lingkungan SMA Negeri 2 Sukoharjo serta pihak-pihak lain
yang memerlukan.

Sukoharjo, 03 Oktober 2019


Penulis,

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN..............................................................................ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................iii
DAFTAR ISI........................................................................................................ v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................ 3
C. Tujuan Penulisan..........................................................................................3
BAB II PERMASALAHAN DAN UPAYA PEMECAHANNYA
A. Permasalahan............................................................................................. 4
B. Upaya Pemecahan......................................................................................10
BAB III PENUTUP
A. Simpulan.................................................................................................... 18
B. Saran.......................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................20
LAMPIRAN......................................................................................................... 21

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan bagian dari kegiatan kehidupan
bermasyarakat dalam meningkatkan mutu dan moral bangsa. Oleh karena
itu kegiatan pendidikan merupakan perwujudan dari cita-cita bangsa.
Dalam meningkatkan mutu pendidikan kegiatan pembelajaran mengajar
yang berkaitan dengan pengetahuan, kepribadian, ketrampilan, serta
potensi peserta didik, guru menggunakan acuan yang berupa kurikulum.
Dalam kurikulum tersebut terdapat mata pelajaran yang akan dipelajari
peserta didik. pembelajaran Bahasa Jawa termasuk dalam isi kurikulum
tersebut. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk
menjamin perkembangan dan kelangsungan bangsa. Dengan landasan
pemikiran tersebut, pendidikan harus dipersiapkan sedemikian rupa
sehingga mampu menjawab segala kebutuhan, permasalahan dan relevan
dengan tujuan yang ingin dicapai. Salah satu komponen yang
mempengaruhi keberhasilan pendidikan adalah proses pembelajaran yang
dilakukan di dalam kelas.

Proses pembelajaran merupakan proses yang terpenting, karena dari


sinilah terjadi interaksi langsung antara pendidik dan peserta didik. Di sini
pula campur tangan langsung antara pendidik dan peserta didik
berlangsung sehingga dapat dipastikan bahwa hasil pendidikan sangat
tergantung dari perilaku pendidik dan perilaku peserta didik. Banyak yang
terjadi di dalam proses pembelajaran di dalam kelas ini. Dengan demikian
dapat diyakini bahwa perubahan hanya akan terjadi jika terjadi perubahan
perilaku pendidik dan peserta didik. Dengan demikian posisi pengajar dan
peserta didik memiliki posisi strategis dalam meningkatkan kualitas
pembelajaran.

1
Dalam proses pembelajaran seringkali peserta didik mengalami
permasalahan-permasalahan yang dapat membuatnya kesulitan dalam
menyerap materi pelajaran yang disampaikan oleh pendidik. permasalahan-
permasalahan tersebut dapat disebabkan oleh beberepa faktor yaitu, faktor
dari dalam diri peserta didik (intern) seperti, sikap terhadap pembelajaran,
motivasi pembelajaran, persepsi siswa terhadap materi tersebut, konsentrasi
pembelajaran, rasa percaya diri peserta didik, dan lain-lain. Faktor dari luar
diri peserta didik (ekstern) seperti, guru sebagai pembina peserta didik
pembelajaran, model dan metode yang digunakan, sarana dan prasarana
pembelajaran, kebijakan penilaian, lingkungan peserta didik, dan lain-lain.
Oleh karena itu, guru harus mengetahui cara menentukan permasalahan
pembelajaran sehingga apabila terdapat peserta didik yang mengalami
permasalahan pembelajaran bisa diketahui dan diatasi dengan cepat.
Sebagai calon pendidik, mahasiswa dari jurusan pendidikan diharapkan
pula paham mengenai permasalahan-permasalahan yang dialami peserta
didik selama proses pembelajaran berlangsung.
pembelajaran Bahasa Jawa pada hakekatnya adalah pengajaran
keterampilan berbahasa, bukan pelajaran tentang bahasa. Bahasa sangat
berperan penting dalam kehidupan manusia, maka dari itu bahasa wajib
dipelajari dalam proses pembelajaran. Ketrampilan berbahasa dibagi
menjadi empat. Menurut Tarigan (2008:3) keterampilan berbahasa dalam
kurikulum di sekolah biasanya mencakup empat segi, yaitu keterampilan
menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Bahasa sangat penting dalam
kehidupan manusia dalam mempermudah komunikasi, saling bertukar
pendapat dengan orang lain. Dalam pembelajaran Bahasa Jawa akan
mempelajari ketrampilan berbahasa yaitu menulis sesorah dan paragraf
aksara Jawa rekan.

Seorang calon pendidik harus mampu menemukan permasalahan


yang dihadapi oleh peserta didiknya dan memberikan solusi atau jalan
keluar baik berupa dorongan, motivasi, atau nasehat-nasehat yang dapat
membantu peserta didik menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya
2
agar tidak berlarut-larut mengganggu proses pembelaran selanjutnya.
Melalui kegiatan magang 3 ini, diharapkan dapat membantu mahasiswa
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) untuk menggali
pengetahuan tentang permasalahan-permasalahan pembelajaran yang
terjadi di SMA Negeri 2 Sukoharjo khususnya di kelas XI IPS dan mencari
solusi alternatif untuk mengatasi permasalahan tersebut.

B. Rumusan permasalahan
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut :
1. Apa sajakah permasalahan-permasalahan pembelajaran Bahasa Jawa
yang muncul di kelas XI IPS SMA Negeri 2 Sukoharjo?
2. Bagaimana bentuk upaya pemecahan untuk mengatasi permasalahan
pembelajaran Bahasa Jawa di kelas XI IPS SMA Negeri 2 Sukoharjo?

C. Tujuan Penulisan
Dari perumusan permasalahan di atas, tujuan penyusunan laporan kritis ini
adalah:
1. Untuk mengidentifikasi permasalahan-permasalahan pembelajaran
Bahasa Jawa yang muncul di kelas XI IPS SMA Negeri 2 Sukoharjo.
2. Untuk menemukan upaya pemecahan alternatif untuk mengatasi
permasalahan pembelajaran Bahasa Jawa di kelas XI IPS SMA Negeri
2 Sukoharjo.

3
BAB II
PERMASALAHAN DAN UPAYA PEMECAHANNYA

A. Permasalahan dalam Pembelajaran


Permasalahan merupakan penyimpangan antara yang seharusnya
dengan yang tidak seharusnya terjadi (Sugiyono, 2010: 285). Permasalahan
pada pembelajaran Bahasa Jawa adalah segala sesuatu yang menyebabkan
terjadinya proses pembelajaran Bahasa Jawa tidak dapat berjalan dengan
baik. Berdasarkan hasil obesrvasi dan pengalaman mengajar di kelas,
penulis menemukan berbagai permasalahan. Permasalahan yang terbagi
menjadi dua, yaitu permasalahan yang berasal dari peserta didik (intern)
dan permasalahan dari luar peserta didik (ekstern). Dalam kegiatan
pembelajaran di sekolah, kita dihadapkan dengan sejumlah karakteristik
peserta didik yang beraneka ragam. Terdapat peserta didik yang dengan
mudah menerima materi pelajaran yang disampaikan oleh guru dan ada
juga peserta didik yang mengalami kesulitan dalam menerima materi
pelajaran. Kesulitan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran
merupakan suatu permasalahan dalam pembelajaran yang akan
mempengaruhi hasil pembelajaran dari peserta didik tersebut.
Permasalahan pembelajaran adalah suatu kondisi tertentu yang
dialami peserta didik dan akan menghambat kelancaran proses belajar yang
dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baru secara keseluruhan.
Penulis telah melakukan praktek latihan mengajar sebanyak 12 kali
mengajar di kelas XI IPS, yaitu XI IPS 1, XI IPS 2, XI IPS 3, dan XI IPS 4
dengan masing-masing kelas 2 jam pelajaran. Materi yang diajarkan ketika
praktek mengajar adalah:
Bab 3 Sesorah
KD 3.3 Menelaah teks sesorah
KD 4.3 Menanggapi, menulis, menyajikan teks sesorah
Bab 5 Aksara Jawa

4
KD 3.5 Mengidentifikasi kaidah penulisan aksara Jawa dalam
empat paragraf yang menggunakan aksara rekan
4.5 Menulis dan menyajikan dua paragraf berhuruf Jawa
yang mengandung aksara rekan
Praktek latihan mengajar dalam rangkaian kegiatan Magang
Kependidikan 3 yang dilaksanakan penulis di kelas XI IPS SMA Negeri 2
Sukoharjo terdapat beberapa permasalahan. Permasalahan pembelajaran
yang berasal dari dalam diri peserta didik (intern) yang muncul di kelas XI
IPS SMA Negeri 2 Sukoharjo antara lain adalah sebagai berikut:
1. Persepsi peserta didik terhadap mata pelajaran Bahasa Jawa
Peserta didik mengganggap bahasa Jawa merupakan mata
pelajaran yang sulit dan susah dipahami terutama kosakata bahasanya.
Sehingga dalam pembelajaran banyak peserta didik yang sering
meremehkan pelajaran tersebut karena dirasa asing. Banyak peserta
didik yang menganggap bahasa Jawa merupakan pelajaran yang
kurang penting. Hal tersebut saya alami ketika pembelajaran bahasa
Jawa di kelas XI IPS 3 dengan materi novel bahwa terdapat beberapa
peserta didik yang tidak memperhatikan guru saat mengajar. Beberapa
peserta didik terlihat asik bergurau dengan teman, serta ada pula
peserta didik yang bahkan asik main game online di gadgetnya. Hal itu
menandakan bahwa peserta didik menganggap remeh mata pelajaran
bahasa Jawa. Selain itu peserta didik juga merasa asing dengan
kosakata yang ada pada materi novel itu sendiri sehingga peserta didik
semakin tidak memperhatikan.

2. Motivasi pembelajaran peserta didik kurang


Motivasi pembelajaran merupakan kekuatan mental yang
mendorong terjadinya proses pembelajaran. Oleh karena itu, motivasi
pembelajaran pada diri peserta didik perlu diperkuat terus menerus.
Agar peserta didik memiliki motivasi pembelajaran yang kuat, pada
tempatnya diciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan.

5
Misalnya pembelajaran dibikin santai akan tetapi ketika waktunya
serius harus tetap serius dalam mengikutinya. Pada awal pembelajaran
beberapa peserta didik masih mendengarkan materi dengan seksama.
Namun, saat dirasa materi sudah sulit atau asing peserta didik merasa
malas untuk memahami materi, mereka cenderung memilih mengobrol
dengan temannya atau melakukan hal lain seperti tidur dan tidak
mendengarkan apa yang disampaikan guru. Selain itu, kebanyakan
peserta didik jarang mencatat apa materi yang disampaikan guru.
Beberapa permasalahan di atas menandakan motivasi
pembelajaran peserta didik kurang, apalagi ketika jam pelajaran siang
hari, dimana peserta didik mulai mengantuk, lelah, dan merasa
kepanasan serta materi yang dirasa kurang menarik dan pembelajaran
tidak menyenangkan.

3. Kurangnya rasa percaya diri dan pasif


Beberapa peserta didik yang tidak paham pada materi, mereka
enggan untuk bertanya kepada guru. Permasalahan tersebut muncul di
kelas XI IPS SMA Negeri 2 Sukoharjo salah satunya adalah partisipasi
peserta didik yang kurang aktif dalam pembelajaran, baik partisipasi
ketika bertanya, menjawab, maupun berdiskusi kelompok. Ketika guru
memberikan latihan soal dan guru memberikan kesempatan untuk
menjawab di depan kelas, hanya beberapa peserta didik yang berani
menyelesaikan soal didepan kelas karena kurangnya rasa percaya diri.
Kurangnya rasa percaya diri tersebut saya temukan pada saat
saya mengajar materi tentang aksara Jawa di kelas XI IPS 3. Saya
menunjuk beberapa siswa untuk maju kedepan kelas mengerjakan soal
yang saya berikan, tidak semua siswa yang saya tunjuk mau maju
kedepan untuk mengerjakannya akan tetapi ada beberapa peserta didik
yang masih harus dipaksa agar mau maju ke depan. Sebenarnya
peserta didik mampu menjawab pertanyaan, hanya saja untuk maju

6
kedepan masih merasa malu karena kurangnya rasa percaya diri
tersebut.
Permasalahan pembelajaran yang berasal dari luar diri peserta didik
(ekstern) yang muncul di kelas XI IPS SMA Negeri 2 Sukoharjo antara lain
adalah sebagai berikut:
1. Guru sebagai Pemberi Materi
Guru adalah seorang pendidik merupakan seseorang yang
berperan serta dalam kegiatan pembelajaran mengajar. Permasalahan
pembelajaran dari luar diri peserta didik yang muncul di kelas XI IPS
SMA Negeri 2 Sukoharjo salah satunya adalah permasalahan
pembelajaran yang disebabkan oleh guru. Contoh permasalahan dari
guru mata pelajaran misalnya dalam menyampaikan materi pelajaran
terlalu cepat sehingga peserta didik sulit untuk menangkap materi yang
disampaikan oleh guru. Selain itu penggunaan bahasa Jawa yang
digunakan guru saat mengajar kurang familiar bagi peserta didik,
misalnya menggunakan bahasa Jawa krama, sehingga peserta didik
banyak bertanya mengenai apa yang disampaikan guru dan
menyebabkan konsentrasi peserta didik menjadi terpecah.
Penggunaan bahasa Jawa krama dalam penyampaian materi
sendiri banyak siswa yang protes karena tidak mengerti arti yang
disampaikan oleh guru tersebut. Peserta didik yang asli dari Jawa saja
melakukan protes supaya gurunya mengunakan bahasa Jawa ngoko
saja ataupun menggunakan bahasa Indonesia. Hal tersebut saya alami
ketika mengajar di kelas XI IPS 1, 2, 3, dan 4. Guru yang kurang tegas
dalam mengelola kelas juga menjadikan permasalahan dalam
pembelajaran, sehingga ada peserta didik yang tidur serta ada beberapa
peserta didik yang membuat gaduh di kelas sehingga dapat
mengganggu konsentrasi peserta didik yang lain.

7
2. Model dan Media yang Digunakan
Model dan media dalam pembelajaran sangat penting
diperhatikan dalam proses kegiatan belajar mengajar. Sebab model dan
media pembelajaran yang sesuai dengan materi serta karakter peserta
didik dapat mempengaruhi proses serta hasil belajar mengajar yang
efektif, efisien dan juga menyenangkan bagi peserta didik.
Salah satu contoh permasalahan pembelajaran yang terjadi di
kelas XI IPS 2 SMA Negeri 2 Sukoharjo kurang bersemangat untuk
pembelajaran ketika guru menggunakan metode ceramah. Penggunaan
media Power point, membuat peserta didik cenderung tidak
bersemangat dan kurang memperhatikan karena kurang menarik dalam
membaca slide terus-menerus. Akan tetapi ketika saya megajar materi
aksara Jawa menggunakan media kartu paragraf beraksara Jawa
peserta didik menjadi antusias untuk mengerjakan soal yang ada dalam
kartu tersebut dan peserta didik mampu bertanya apabila ada kesalahan
serta ada yang kurang mengerti. Maka dari itu model serta metode
yang sesuai dengan materi serta kondisi peserta didik sangat
mempengaruhi berhasilnya pembelajaran.

3. Sarana dan Prasarana pembelajaran


Sarana pembelajaran meliputi buku pelajaran, buku bacaan, alat
dan berbagai media pengajaran yang lain, seperti LCD. Prasarana
pembelajaran meliputi gedung sekolah, ruang kelas atau ruang
pembelajaran, lapangan olah raga, ruang ibadah, ruang kesenian, dan
lain-lain.
Sarana prasarana merupakan kebutuhan yang penting dalam
berlangsungnya proses pembelajaran mengajar. Apabila terdapat
kendala dalam pengadaan sarana prasarana atau adanya
ketidaklayakan sarana prasarana, maka kegiatan pembelajaran
mengajar pun dapat terganggu. Contoh permasalahan pembelajaran

8
terkait dengan adanya keterbatasan jumlah LCD sehingga tidak semua
guru bisa menggunakannya.

Permasalahan-permasalahan di atas merupakan permasalahan


dalam pembelajaran yang terjadi di kelas XI IPS SMA Negeri 2
Sukoharjo. Dalam dunia pendidikan guru dituntut untuk terus selalu
berinovasi dalam kegiatan pembelajaran baik itu dalam hal
menerapkan beberapa model serta media pembelajaran yang
beranekaragam agar tidak menimbulkan kebosanan pada diri peserta
didik dalam proses pembelajaran di kelas. Selain itu, tujuan utama
dengan menerapkan beberapa model dan media pembelajaran yang
sesuai agar dapat mencapai tujuan dari pendidikan secara efektif dan
efisien.
Dengan demikian, agar seorang guru dapat dikatakan berhasil
maka guru harus terus mengembangkan dan mengaplikasikan
beberapa macam model serta media pembelajaran. Tapi sebelumnya
seorang guru harus pandai mengatur untuk mengaplikasikan metode
pembelajaran dimana dan kapan salah satu model dapat diterapkan
yang sesuai dengan kondisi pembelajaran. Penggunaan model
pembelajaran harus disesuaikan dengan metode pembelajaran yang
digunakan, baik ceramah, diskusi, demostrasi maupun eksperimen.
Penerapan metode pembelajaran juga harus menyesuaikan dengan
kurikulum yang digunakan.

Berdasarkan praktek mengajar di kelas XI IPS SMA Negeri 2


Sukoharjo, permasalahan-permasalahan yang timbul di dalam pelaksanaan
pengajaran antara lain adalah permasalahan model dan metode yang
digunakan. peserta didik mempunyai karakter masing-masing. Ada peserta
didik yang lebih suka pembelajaran dengan metode eksperimen, ada juga
yang lebih suka dengan metode simulasi. Guru harus berinovasi agar peserta
didik tidak merasa jenuh saat pembelajaran. Terdapat juga hambatan lain

9
yaitu keadaan sarana dan prasarana yang kurang mendukung proses
pembelajaran.
Sebagai calon pendidik, penting mengetahui permasalahan-
permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran dan mencari upaya
pemecahannya. Hal tersebut dapat dijadikan bekal bagi calon pendidik
sebelum terjun ke dunia pendidikan yang sesungguhnya.

B. Upaya Pemecahannya
Permasalahan pada pembelajaran Bahasa Jawa dapat menyebabkan
terjadinya proses pembelajaran tidak dapat berjalan dengan baik. Maka dari
itu sebuah permasalahan perlu adanya upaya untuk menyelesaikannya supaya
tujuan pembelajaran dapat tercapai. Upaya pemecahan sendiri merupakan
sebuah cara untuk menyelesaikan sebuah permasalahan yang timbul supaya
tidak menjadi penghambat secara terus-menerus. Dari beberapa permasalahan
pembelajaran diatas terdapat berbagai upaya untuk menyelesaikannya.
Upaya pemecahan permasalahan pembelajaran di kelas XI IPS SMA
Negeri 2 Sukoharjo terdapat dalam tabel di bawah ini.

Tabel 1. Upaya Pemecahan permasalahan pembelajaran di Kelas XI


IPS SMA Negeri 2 Sukoharjo
No permasalahan Solusi
Persepsi peserta didik terhadap mata - peserta didik harus lebih banyak
pelajaran Bahasa Jawa yang kurang membaca buku tentang bahasa jawa.
Banyak buku bahasa jawa yang
menarik untuk dipelajari sehingga
menambah persepsi peserta didik
1
tentang bahasa jawa. Misalnya pada
pembelajaran bahasa Jawa sekali-
sekali peserta didik diwajibkan untuk
membaca novel.
- Untuk kosakata yang dianggap sulit

10
oleh peserta didik misalnya pada
pembelajaran materi sesorah saya
menyuruh siswa untuk mengunduh
kamus bausastra Jawa yang ada di
playstore. Kamus bausastra tersebut
lengkap sehingga dapat menambah
kosakata bahasa jawa peserta didik.
Motivasi pembelajaran yang Kurang - Memberikan sebuah pujian atau
hadiah kepada peserta didik yang
aktif, karena hal itu dapat membuat
peserta didik termotivasi.
- Untuk membangkitkan motivasi
peserta didik sebelumnya pada dalam
diri peserta didik sudah memiliki
minat untuk mempelajari bahasa Jawa
terlebih dahulu.
2 - Untuk membangkitkan minat peserta
didik guru dapat membuat proses
pembelajaran yang santai akan tetapi
tetap serius.
- Penggunaan model yang sesuai
dengan keadaan peserta didik dapat
menghidupkan suasana pembelajaran
sehingga siswa merasa fresh dan
menjadi termotivasi untuk mengikuti
pembelajaran.
Kurangnya Rasa Percaya Diri - Memberikan kesempatan peserta
didik untuk maju kedepan
3
mengerjakan soal yang guru berikan,
kemudian diberi nilai tambahan

11
supaya peserta didik menjadi
memberanikan diri untuk maju karena
mendapat hadiah berupa nilai
tambahan.
- Pada materi pembelajaran aksara
Jawa guru memberi kesempatan
kepada peserta didik yang belum
pernah tampil didepan kelas untuk
membacakan hasil diskusi bersama
kelompoknya.
Peserta didik sedikit sulit diajak - Guru tetap menggunakan bahasa jawa
berkomunikasi dengan bahasa Jawa saat mengajar namun dengan bahasa
krama saat pembelajaran. Saat guru Jawa yang mudah dipahami oleh
membuka pelajaran peserta didik peserta didik.
terlihat asing dengan komunikasi - Pada saat pembelajaran di kelas saya
bahasa Jawa krama, ada juga yang sendiri sebagai pendidik
memang tidak bisa bahasa jawa menggunakan bahasa Jawa krama,
karena berasal dari Sunda. Terdapat ngoko, serta terkadang menggunakan
beberapa peserta didik yang kurang bahasa Indonesia. Akan tetapi apabila
paham mengenai kosakata yang saya menyampaikan materi
4 seharusnya sudah umum digunakan menggunakan bahasa Jawa krama dan
setiap hari. sekiranya siswa tidak mengerti
artinya saya akan mengulangi
pembicaraan menggunakan bahasa
Jawa ngoko atau bahasa Indonesia.
- Mewajibkan peserta didik yang
berbicara didepan kelas ataupun
presentasi menggunakan bahasa Jawa
untuk melatih dan menambah
kosakata bahasa Jawa peserta didik.
- Mengenalkan peserta didik dengan

12
kamus online “ bausastra Jawa ” yang
memudahkan peserta didik mencari
arti kosakata bahasa Jawa yang
kurang dipahami baik dalam pelajaran
maupun kehidupan sehari-hari.
Tidak semua peserta didik ikut serta - Guru harus selalu mengecek keadaan
dalam berdiskusi, diskusi kelompok tiap kelompok dengan cara
sehingga pembelajaran menjadi membimbing ke setiap kelompok,
tidak kondusif. Anggota kelompok ditanya “ Menapa wonten ingkang
hanya sebagian saja yang kirang? ” “ Wonten ingkang badhe
mengerjakan. ditangletke?” dan kalimat lain.
- Membagi kelompok secara acak,
dimana diharapkan dalam satu
kelompok terdapat laki-laki dan
perempuan agar pembelajaran
5 menjadi aktif.
- Menggunakan model pembelajaran
lain, yaitu misalnya model
pembelajaran Make a Match dalam
materi Aksara Jawa dimana
diharapkan dapat berjalan efektif
karena model ini membutuhkan
kelompok yang berpasangan (terdiri
dari dua orang) sehingga
dimungkinkan peserta didik-peserta
didik tersebut berkontribusi semua
dalam diskusi berpasangan tersebut.
7 Peserta didik cenderung bermain - Guru menegur peserta didik yang
sendiri saat guru melakukan bermain sendiri dan melakukan
penguatan materi penguatan materi dengan suara yang

13
tegas sehingga semua perhatian
tertuju pada guru yang menjelaskan di
depan.
- Guru bisa memberi penguatan sambil
berkeliling agar peserta didik tidak
ada yang sibuk bermain sendiri.
- Guru dapat memberi kuis lisan agar
peserta didik yang bermain sendiri
dapat berkonsentrasi untuk berfikir
mengenai soal lisan tersebut.
Model
8. dan Media yang Digunakan - Menggunakan model dan media yang
sesuai dengan kondisi siswa supaya
siswa aktif dalam pembelajaran.
- Penggunaan model pembelajaran
Problem Based Learning pada materi
aksara Jawa, dimana peserta didik
diberikan sebuah kartu bertuliskan
paragraf beraksara Jawa kemudian
peserta didik diminta untuk
melatinkan dimana akan membuat
peserta didik lebih aktif untuk
mengerjakannya.
- Sebagai teknologi pendagogik untuk
materi aksara Jawa, peserta didik
dapat mengunduh font hanacaraka di
laptop masing-masing supaya siswa
tidak hanya dapat menulis aksara
jawa dengan tangan akan tetapi juga
dapat menulis di laptop.
Remidiasi
9. untuk Materi Aksara Jawa - Memberikan soal kalimat beraksara

14
Peserta Didik yang Nilainya dibawah Jawa kepada peserta didik yang
KKM belum mencapai KKM melalui model
pembelajaran make a match yang
kemudian peserta didik membuat
kalimat beraksara Jawa tersebut
membentuk sebuah paragraf yang
padu.
Penanaman
10. Pendidikan Karakter - Untuk menanamkan pendidikan
karakter pada peserta didik dapat
dilakukan guru dengan membiasakan
mengkondisikan kelas sebelum
pembelajaran dimulai, melihat
seberapa kesiapan peserta didik,
melihat penampilan peserta didik. Hal
tersebut termasuk penanaman
pendidikan karakter kedisiplinan pada
siswa.
- Penanaman pendidikan karakter
tanggungjawab dapat dilihat pada
peserta didik ketika diberikan tugas
apakah mengumpulkan tugas tepat
waktu dengan jadwal yang sudah
ditentukan oleh guru atau tidak.
- Penanaman pendidikan karakter
kemandirian pada peserta didik dapat
dilihat dari kebiasaan peserta didik
saat diberikan tugas, apakah peserta
didik mengerjakan tugas tersebut
sendiri atau hanya menggantungkan
jawaban dari teman yang lainnya.

15
Permasalahan yang terjadi di kelas XI IPS SMA Negeri 2 Sukoharjo
adalah peserta didik sulit berkonsentrasi, motivasi pembelajaran yang kurang,
kurangnya rasa percaya diri, dan mudah merasa bosan serta kendala sarana
prasarana berupa ruang kelas yang panas. Sehingga upaya pemecahan
permasalahan yang pokok adalah bagaimana guru dengan kreativitasnya selalu
memberikan motivasi-motivasi menarik yang dapat mengembalikan konsentrasi
dan fokus peserta didik pada materi. Apabila peserta didik sudah tertarik pada
pembelajaran yang dilakukan guru, maka peserta didik akan lebih mudah
melakukan proses pembelajarannya.
Bahasa jawa bukan sekedar ilmu yang mempelajari “ bahasa ” yang
digunakan masyarakat jawa namun didalamnya mengandung budaya dan nilai
luhur yang harus dijunjung dan dilestarikan oleh generasi sekarang ini, bahasa
jawa yang seharusnya lebih mudah dipahami peserta didik karena pelajaran
yang disampaikan tidak jauh dari kehidupan sehari-hari namun realitanya masih
banyak peserta didik yang bahkan tidak mengerti budaya jawa disekitarnya,
kurangnya penguasaan bahasa Jawa yang notabene sebagian besar adalah orang
jawa asli, unggah-ungguh yang seringkali kurang diperhatikan ketika
berhadapan dengan orang yang lebih tua ataupun teman sebaya.
Untuk meningkatkan minat peserta didik dalam pembelajaran Bahasa
jawa dapat dilakukan cara-cara alternatif seperti berikut:
1. Motivasi
Memberikan motivasi kepada peserta didik betapa petingnya
penggunaan bahasa jawa, menceritakan kekayaan budaya jawa dan nilai
luhur yang terkandung didalamnya, mengambil contoh dari keadaan sekitar
yang membuat peserta didik menjadi lebih dekat dengan bahasa Jawa.
2. Pelajaran yang meyenangkan
Dalam pembelajaran terkadang ada beberapa peserta didik yang
kurang semangat, dengan memberikan ice breaking seperti menyanyikan
tembang dolanan bersama dan tembang macapat membuat peserta didik
menjadi lebih bersemangat dan sekaligus pembelajaran budaya Jawa.
3. Memanfaatkan Teknologi

16
Guru dapat memanfaatkan teknologi yang sudah berkembang cukup
pesat ini sebagai media pembelajaran. Misalnya mengenalkan peserta didik
dengan kamus online “ bausastra Jawa ” yang memudahkan peserta didik
untuk mencari arti kosakata dalam bahasa Jawa, selain itu juga memberikan
tugas yang nantinya harus diunggah di internet, selain meningkatkan
mental peserta didik hal ini juga mengajari peserta didik bahwa bahasa
Jawa bukan suatu hal yang kuno melainkan bahasa Jawa dapat berjalan
beriringan dengan kemajuan jaman.

17
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Berdasarkan uraian permasalahan masing-masing kelas di atas dan
upaya pemecahan yang telah dijabarkan, permasalahan yang terjadi di kelas
XI IPS SMA Negeri 2 Sukoharjo adalah:
permasalahan dari dalam diri peserta permasalahan dari luar diri peserta
didik didik
(Instrinsik) (Ekstrinsik)
1. Persepsi Peserta Didik terhadap 1. Guru sebagai Pemberi Materi
Mata Pelajaran Bahasa Jawa 2. Metode dan Model yang
2. Motivasi Peserta Didik Digunakan
3. Rasa Percaya Diri Peserta Didik 3. Sarana dan Prasarana
Pembelajaran
Sehingga upaya pemecahan permasalahan yang pokok adalah
bagaimana guru dengan kreativitasnya selalu memberikan motivasi-
motivasi menarik yang dapat mengembalikan konsentrasi dan fokus peserta
didik pada materi. Apabila peserta didik sudah tertarik pada pembelajaran
yang dilakukan guru, maka peserta didik akan lebih mudah melakukan
proses pembelajarannya.
Upaya alternatif untuk meningkatkan minat pembelajaran peserta didik
dapat melalui penayangan video, melakukan demostrasi, melakukan
simulasi dan melakukan game untuk membangkitkan semangat ulang
peserta didik dengan memanfaatkan teknologi yang ada.
B. Saran
Dengan adanya laporan ini, diharapkan dapat bermanfaat khususnya
terhadap diri penulis pribadi sebagai calon guru. Sebagai calon guru
seharusnya sebelum praktik mengajar terlebih dahulu menyiapkan materi
serta model dan media yang tepat dengan cara membaca banyak referensi.
Guru atau calon guru sebaiknya menjaga hubungan baik dengan anak

18
didiknya agar mudah mengetahui penyebab-penyebab permasalahan
pembelajaran peserta didik serta cara untuk mengatasinya.
Laporan ini bukan merupakan penyelesaian akhir/ solusi akhir dari
permasalahan, sehingga masih diharapkan adanya tindak lanjut maupun
solusi pemecahan yang baru. Melalui saran tersebut diharapkan para peserta
magang 3 dapat melakukan magang dengan baik dan hasil yang memuaskan.

19
DAFTAR PUSTAKA

Abin Syamsuddin. (2003).Psikologi Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosda


Karya
Arikunto, Suhardjono Supardi. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi
Aksara
Dimyati, Mudjiono. (2009). pembelajaran dan pembelajaran. Jakarta: Rineka
Cipta
Seri Pemandu Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di Sekolah.
(1995).Pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah
Umum (SMU) Buku IV. Jakarta : IPBI
Udin S. Winataputra, dkk. (2003). Strategi pembelajaran Mengajar. Jakarta :
Pusat Penerbitan Universitas Terbuka
Tarigan, H.G. (2008). Menulis sebagai suatu keterampilan berbahasa. Bandung:
CV Angkasa.

W. Gulo. (2005). Strategi pembelajaran Mengajar. Jakarta : Grasindo.


Winkel, W.S. (1991).Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta :
Gramedia

20
LAMPIRAN

Pemberian materi aksara jawa

Siswa maju kedepan kelas mengerjakan soal untuk melatih percaya diri

21
Siswa maju kedepan kelas mengerjakan soal untuk melatih percaya diri

Siswa berdiskusi mengerjakan kartu paragraf berhuruf Jawa

22
Siswa berdiskusi mengerjakan kartu paragraf berhuruf Jawa

Guru memberikan arahan kepada siswa yang kurang paham

23
Siswa sangat antusias ketika diberikan soal

Foto bersama setelah pembelajaran berakhir

24
Pemaparan mengenai permasalahan pembelajaran di kelas XI IPS serta
upaya yang digunakan untuk menyelesaikannya

25
Penilaian dari Dosen beserta Guru Pamong Magang Kependidikan 3

Diskusi bersama setelah pemaparan permasalahan serta upaya pemecahan

Foto bersama Dosen Pembimbing Magang Kependidikan 3 Prodi


Pendidikan Bahasa Jawa

26
Foto bersama guru pamong setelah FGD

27

Anda mungkin juga menyukai