Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN KRITIS

MASALAH PEMBELAJARAN DAN UPAYA PENYELESAIANNYA


MAGANG KEPENDIDIKAN III
DI SMA N 3 BOYOLALI
TAHUN PELAJARAN 2019/2020

Disusun untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat


guna menempuh Focus Discussion Group (FGD) Magang Kependidikan III
Di SMA N 3 BOYOLALI

Oleh:
Nama : Ahmad Basri Arya Putu Yahya
NIM : K4616003
Program Studi : Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI


FAKULTAS KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2019

i
PENGESAHAN
LAPORAN KRITIS MASALAH PEMBELAJARAN MAGANG
KEPENDIDIKAN III

Laporan pelaksanaan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat


menempuh mata kuliah Magagng Kependidikan III Fakultas Keolahragaan (FKOR)
S1 Universitas Sebelas Maret Surakarta Tahun Akademik 2019/2020.

Sekolah Mitra : SMA NEGERI 3 BOYOLALI


Hari : Jumat
Tanggal : 1 November 2019

Dosen Pembimbing Guru Pamong

Drs. Budhi Satyawan, M.Pd Ebta Tri Cahya, S.Pd


NIP. 196509091994031003

Mengetahui
Kepala Sekolah SMA Negeri 3 Boyolali

Bambang Prihantoro, S,Pd., M.M


NIP. 196305201995121002

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah S.W.T. yang telah memberikan nikmat dan
karunia-Nya berupa ilmu, inspirasi, kesehatan, dan keselamatan. Atas kehendak-
Nya penulis dapat menyelesaikan tugas kegiatan magang kependidikan III ini.
Laporan kritis ini disusun berdasarkan permasalahan pembelajaran
diperoleh selama melakukan observasi dan tugas mengajar terbimbing di SMA
Negeri 3 Boyolali . Laporan kritis ini disusun sebagai syarat dalam menempuh
Focus Group Discussion.
Penulis menyadari bahwa terselesaikannya laporan magang ini tidak
terlepas dari bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu,
penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Bambang Prihantoro, S.Pd., M.M selaku Kepala SMA Negeri 3
Boyolali yang telah bersedia menerima kegiatan Magang Kependidikan III
dan menyediakan fasilitas demi kelancaran kegiatan Magang Kependidikann
III.
2. Bapak Ebta Tri Cahya, S.Pd. selaku guru pamong yang telah membimbing
serta membina penulis selama proses magang kependidikan III di SMA
Negeri 3 Boyolali.
3. Bapak Drs. Budhi Satyawan, M.Pd selaku dosen pembimbing penulis di
Magang Kependidikan III.
4. Bapak dan Ibu Guru serta Karyawan SMA Negeri 3 Boyolali yang telah
banyak memberikan informasi kepada penulis selama penulis melakukan
observasi.
5. Bapak dan ibu, yang senantiasa mendukung penulis dalam bentuk doa dan
kasih sayang selama ini
6. Rekan-rekan mahasiswa Magang Kependidikan III UNS 2019 SMA Negeri
3 Boyolali atas kerjasamanya selama pelaksanaan Magang Kependidikan III.
7. Rekan-rekan Penjaskesrek angkatan 2016 yang senantiasa membantu penulis
selama ini dalam menempuh studi di FKOR UNS

iii
8. Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan pelaksanaan ini masih
jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat penulis harapkan demi penyempurnaan laporan ini.
Akhirnya, penulis berharap laporan ini dapat memberikan manfaat bagi
pembaca terutama di lingkungan SMA Negeri 3 Boyolali serta pihak-pihak lain
yang memerlukan.

Surakarta, 24 Oktober 2019


Penulis

Ahmad Basri Arya Putu Yahya


NIM K4616003

iv
DAFTAR ISI

JUDUL .................................................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 6
A. Latar Belakang...................................................................................... 6
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 7
C. Tujuan Penulisan .................................................................................. 7
BAB II PERMASALAHAN DAN UPAYA PEMECAHANNYA ...................... 8
A. Permasalahan Kegiatan Pembelajaran .................................................. 8
B. Penyebab Terjadinya Permasalahan Kegiatan Pembelajaran ............... 8
C. Upaya Penyelesaian Kegiatan Pembelajaran ........................................ 11
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 17
A. Simpulan ............................................................................................... 18
B. Saran ..................................................................................................... 18
BAHAN RUJUKAN ............................................................................................. 19
LAMPIRAN…………………………………………………………………….. 20

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan manusia. Pendidikan di Indonesia dibagi menjadi pendidikan formal dan
non formal. Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal (3), tujuan pendidikan nasional
yaitu mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
Guru merupakan jabatan profesional yang memberikan layanan ahli dan
menuntut kemampuan pedagogik, profesional, sosial dan kepribadian yang
memadai. Guru sebagai jabatan profesional harus disiapkan melalui program
pendidikan yang relatif lama dan dirancang berdasarkan standar kompetensi guru.
Oleh karena itu diperlukan waktu dan keahlian untuk membekali para lulusannya
dengan berbagai kompetensi, dari penguasaan bidang studi, landasan keilmuan
kegiatan mendidik, sampai strategi menerapkannya secara profesional di lapangan.
Pasal 1 ayat (1) PP No. 74 Tahun 2008 tentang Guru, menyatakan bahwa guru
adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
jalur pendidikan formal di tingkat pendidikan dasar dan menengah. Sebagai calon
guru, pembelajaran di dalam perkuliahan bertujuan untuk memberikan pembekalan
kompetensi profesional. Sementara itu dalam rangka pembentukan kompetensi
pedagogik, sosial, dan kepribadian perlu dilakukan praktik mengajar secara
langsung yang diintegrasikan ke dalam kegiatan magang.
Kegiatan diagnosis kesulitan belajar menjadi kewajiban seorang guru sebagai
upaya memperbaiki kondisi kelas atau upaya tindakan kelas. Penulis sebagai
mahasiswa yang dicetak sebagai calon guru perlu mengetahui masalah-masalah
pembelajaran yang terjadi pada kelas praktik mengajar terbimbing untuk kemudian

6
dicari solusi alternatif untuk mengatasi masalah tersebut. Dengan adanya magang
III ini diharapkan calon guru dapat menyelesaikan kegiatan-kegiatan yang
ditugaskan, termasuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi di lapangan
maupun mengatasi masalah- masalah yang dihadapi peserta didik dengan
karakteristik permasalahan yang berbeda-beda. Adapun kelas yang akan menjadi
objek penulis dalam melakukan diagnosis kesulitan belajar yaitu kelas X IIS 1, XI
MIPA 4, XII MIPA 1, XII MIPA 2, XII MIPA 3, XII MIPA 4, XII MIPA 5, XII
MIPA 6, XII IIS 1, XII IIS 2, XII IIS 3 SMA Negeri 3 Boyolali.
Berdasarkan rumusan diatas penulis ingin lebih lanjut menjabarkan masalah
dalam proses belajar mengajar didalam kelas serta solusi yang ditawarkan dalam
Focus Group Discussion (FGD) yang diwujudkan dalam laporan kritis yang juga
merupakan persyaratan kelulusan Magang Kependidikan III yang diharapkan akan
menjadi solusi masalah dalam proses pembelajaran.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, masalah dalam laporan kritis ini
dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apa sajakah permasalahan-permasalahan pembelajaran yang muncul


selama proses magang III di SMA Negeri 3 Boyolali ?
2. Bagaimana upaya pemecahan alternatif untuk mengatasi masalah
pembelajaran yang muncul selama proses magang III di SMA Negeri 3
Boyolali?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penulisan dalam laporan kritis
ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi permasalahan-permasalahan pembelajaran yang


muncul di SMA Negeri 3 Boyolali.

7
2. Mengidentifikasi upaya pemecahan alternatif untuk mengatasi masalah
pembelajaran di SMA Negeri 3 Boyolali.

BAB II
PERMASALAHAN DAN UPAYA PEMECAHANNYA

A. PERMASALAHAN
Penulis telah melakukan praktik latihan mengajar di kelas X IIS 1,
XI MIPA 4, XII MIPA 1, XII MIPA 2, XII MIPA 3, XII MIPA 4, XII MIPA
5, XII MIPA 6, XII IIS 1, XII IIS 2, XII IIS 3 SMA Negeri 3 Boyolali.
Materi yang diajarkan ketika praktik mengajar adalah Pendidikan Jasmani
Olahraga dan Kesehatan PJOK/PENJASORKES). Dengan alokasi waktu 2
pertemuan/2minggu dan untuk setiap pertemuan dilaksanakan selama 3x45
menit/3JP.
Kegiatan praktik latihan mengajar dalam rangkaian kegiatan
Magang Kependidikan III yang dilaksanakan penulis di kelas X IIS 1, XI
MIPA 4, XII MIPA 1, XII MIPA 2, XII MIPA 3, XII MIPA 4, XII MIPA
5, XII MIPA 6, XII IIS 1, XII IIS 2, XII IIS 3 SMA Negeri 3 Boyolali. juga
menemui beberapa permasalahan pembelajaran yang dijabarkan dengan
tabel dibawah ini:
Tabel 1
Permasalahan Pembelajaran Umum
NO. PERMASALAHAN KETERANGAN
1. Beberapa peserta didik tidak
hadir tepat waktu pada jam 1
ataupun jam ke 4 yang berakibat
pada terpotongnya jam
pembelajaran PJOK/Olahraga.

8
2. Peserta didik laki-laki yang
memakai kalung atau aksesoris
lain yang berlebihan.

3 Peserta didik yang tidak


membawa buku paket.

4. Peserta didik kurang


bersemangat dalam olahraga
karena cuaca yang terlalu panas
pada jam ke 4-6

5 Beberapa peserta didik sering


kehilangan fokus pada saat guru
menyampaikan materi pelajaran.

Masalah pertama yang penulis dapati dalam proses belajar mengajar


adalah peserta didik terlambat/tidak hadir tepat waktu di lapangan, hal ini
berakibat pada terpotongnya jam pelajaran PJOK/Olahraga. Pembelajaran
JPOK di SMA negeri 3 Boyolali dimulai dari jam ke-1 (07.00 – 09.45), dan
jam terakhir pelajaran JPOK adalah jam ke-6 (11.45). pada saat
pembelajaran PJOK dimulai pada jam pelajaran ke 1 dan 4-6 ada beberapa
kelas yang sering terlambat datang ke lapangan. Hal ini tentu saja
menyebabkan materi tidak tersampaikan secara maksimal karena
keterbataan waktu pembelajaran serta mengganggu saat guru
menyampaikan materi namun masih banyak siswa yang baru datang. Dari
pengamatan penulis yang menyebabkan keterlambatan ini adalah:
1. Peserta didik yang terlambat berangkat ke sekolah (Terutama
pada jam pelajaran ke 1).
2. Peserta didik tidak segera berganti seragam ketika sudah
memasuki jam pembelajaran PJOK.
3. Ketika sudah memasuki jam pembelajaran PJOK siswa masih
bermalas-malasan di kelas.
4. Jam pembelajaran mata pelajaran sebelumnya yang molor, dan
berdampak pada pembelajaran PJOK.

9
Masalah kedua adalah peserta didik laki-laki yang memakai kalung
atau aksesoris lain seperti gelang yang jumlahnya tidak hanya satu, sehingga
mengganggu pemandangan guru karena terlalu mencolok dan juga dapat
menciderai peserta didik itu sendiri.
Permasalahan ketiga adalah peserta didik yang tidak membawa buku
paket, sehingga penyampaian materi kepada peserta didik kurang maksimal
karena di dalam buku paket terdapat materi-materi pembelajaran.
Permasalahan yang keempat adalah peserta didik kurang
bersemangat dalam olahraga karena cuaca yang terlalu panas terutama pada
jam ke 4 – 6 dan jam ke 5-7. Hal ini dialami oleh kelas XII IIS 1, XII IIS 2,
XII IIS 3, XII MIPA 5. Pada saat pembelajaran banyak peserat didik yang
meneduh karena kepanasan. Hal ini menyebabkan peserta didik tidak
memerhatikan penyampaian materi oleh guru.
Permasalahan yang kelima adalah beberapa peserta didik sering
tidak fokus pada saat guru menyampaikan materi pembelajaran, yang
mengharuskan penulis mengulang materi yang sedang disampaikan. Faktor
Penyebab yang dapat penulis simpulkan dari permasalahan ini adalah
kurang kondusifnya keadaan sekitar yang digunakan untuk pembelajaran
terkadang 1 lapangan digunakan untuk 2-3 kelas melaksanakan
pembelajaran PJOK, selain itu dapat pula penulis simpulkan bahwa
perhatian siswa belum terfokus pada pembelajaran PJOK dikarenakan focus
pikirannya masih di mata pelajaran sebelum PJOK didalam kelas.

Tabel 2
Permasalahan Pembelajaran Khusus
1. Hasil ujian atletik nomor lompat Terjadi pada kelas X IIS 1
jauh yang kurang baik.

Untuk permasalahan khusus yaitu pada saat tolakan, kaki peserta


didik selalu melebihi papan tolak sehingga hasil dari lompatan tidak
dihitung karena tidak sah atau dis. Diduga terjadi karena peserta didik

10
kurang jelas melihat papan tolak yang ada sehingga benyak peserta didik
yang baru lulus di kesempatan 2 hingga kesempatan ke 3 dan banyak yang
tidak lulus ujian karena selalu dis.

B. UPAYA PEMECAHANNYA
Upaya pemecahan masalah dari masing-masing kelas X IIS 1, XI
MIPA 4, XII MIPA 1, XII MIPA 2, XII MIPA 3, XII MIPA 4, XII MIPA
5, XII MIPA 6, XII IIS 1, XII IIS 2, XII IIS 3 SMA Negeri 3 Boyolali adalah
sebagai berikut :

Tabel 3
Solusi Permasalahan Umum
NO. PERMASALAHAN SOLUSI
1. Beberapa peserta didik tidak - Hal yang pertama kali harus
hadir tepat waktu pada jam 1 selalu dilakukan adalah guru
ataupun jam ke 4 yang berakibat
memberikan contoh dan teladan
pada terpotongnya jam
pembelajaran PJOK/Olahraga. yang baik kepada peserta didik.
Seperti disiplin hadir tepat waktu
dalam mengajar.
- Guru bertindak tegas dengan
memberikan peringatan kepada
peserta didik yang tidak hadir
tepat waktu.
- Guru PJOK berkoordinasi dengan
Guru mapel sebelum pelajaran
PJOK supaya pembelajarannya
tidak molor dari waktu yang
seharusnya.

11
2. Peserta didik laki-laki yang - Guru harus memberikan teladan
memakai kalung atau aksesoris terlebih dahulu kepada peserta
lain yang berlebihan.
didik dengan tidak memakai
aksesoris yang berlebihan seperti
kalung maupun gelang.
- Guru bertindak tegas kepada
peserta didik dengan
memerintahkan peserta didik
untuk melepas dan
memepringatkan kepada peserta
didik untuk tidak memakai
aksesoris kalung maupun gelang
selama pembelajaran PJOK
karena selain etis sebagai pelajar,
memakai aksesoris yang
berlebihan bisa menciderai diri
sendiri selama pembelajaran
PJOK.
-
4 Peserta didik yang tidak - Hendaknya guru selalu
membawa buku paket mengingatkan kepada peserta
didik untuk selalu membawa
buku paket. Karena materi
pembelajaran PJOK terdapat di
buku paket dan itu membantu
guru untuk menyampaikan
materi kepada peserta didik.
- Memberikan tindakan tegas
kepada peserta didik yang tidak
membawa buku paket. Karena
biasanaya buku paket peserta

12
didik hanya ditinggal di laci
meja kelas dan sering hilang
jika sudah ditinggal di laci meja
kelas.
4 Peserta didik kurang - Hendaknya apabila cuaca
bersemangat dalam olahraga sangat panas, guru mencari
karena cuaca yang terlalu panas
tempat yang lebih teduh dan
pada jam ke 4-6
tidak terpapar sinar matahari
langsung. Misalnya di lapangan
basket sebelah timur,
lorong/lobi sekolah.
- Misalkan dalam langkah
pembelajaran, siswa terbagi
dalam 4 kelompok, kelompok 1
dan 2 bisa mencoba praktik dan
kelompok selanjutnya 3 dan 4
bisa berteduh sambil
memperhatikan terlebih dahulu,
begitu sebaliknya bergantian.
- Memberikan ice breaking yang
membuat peserta didik
bersemangat tidak melulu
memberikan materi yang
monoton.
5 Beberapa peserta didik sering - Perhatian peserta didik
kehilangan fokus pada saat guru dialihkan fokusnya ke pelajaran
menyampaikan materi pelajaran.
PJOK dahulu, dengan cara
mengganti pemanasan biasa
dengan pemanasan
menggunakan permainan

13
sebelum guru menyampaikan
materi pelajaran.
- Memberikan ice breaking yang
membuat peserta didik
bersemangat tidak melulu
memberikan materi yang
monoton.

Dari tabel solusi yang sudah penulis sebutkan di atas, penulis akan
mencoba untuk menjabarkan solusi yang ada pada setiap masalah yang
muncul pada saat proses pembelajaran. Solusi masalah pertama terkait
“Peserta didik tidak hadir tepat waktu, yang berakibat pada terpotongnya
jam pembelajaran PJOK/Olahraga.”. Solusi yang pertama guru hendaknya
selalu mencontohkan serta memberi teladan yang baik yaitu dengan disiplin
dalam hal waktu mengajar/tepat waktu. Solusi kedua adalah guru
menunjukan sikap tegas dengan cara memberi peringatan kepada peserat
didik yang datang terlambat masuk ke pelajaran PJOK. Dengan sikap tegas
yang ditunjukan oleh guru/peserta magang ini siswa diharapkan akan mau
merubah sikapnya menjadi lebih disiplin dan tidak terlambat lagi. Selain itu
guru juga memotivasi peserta didik agar selalu disiplin dalam kehidupan
sehari-hari, serta memberi reward/pujian kepada siswa yang dating tepat
waktu. Selanjutnya adalah memberikan peringatan seperti hukuman yang
bisa membuat peserta didik jera dengan tetap mengedepankan penanaman
karakter disiplin.

Solusi masalah kedua terkait peserta didik laki-laki yang memakai


kalung dan aksesoris gelang yang sangat mengganggu pemandangan dan
sikap kurang etis sebagai pelajar. Selain mengganggu pemandangan dan
kurang etis, penggunaan kalung atau aksesoris gelang yang berlebihan dapat
menciderai peserta didik itu sendiri adalah dengan memberikan tindakan
tegas dan juga memberikan pengertian kepada peserta didik bahwa sikap

14
yang dilakukan peserta didik tersebut kurang pantas dilakukan mengingat
status mereka sebagai peserta didik.

Solusi masalah keempat terkait “Peserta didik kurang bersemangat


dalam olahraga karena cuaca yang terlalu panas pada jam ke 4-6”. Solusi
yang pertama Guru hendaknya bisa memanage dan memilih model
pembelajaran sehingga pada saat pembelajaran berlangsung peserta didik
tidak terpapar sinar matahari secara terus-menerus, hal ini akan membuat
peserta didik mudah capek dan tidak bersemangat dalam menerima materi
pembelajaran, dan hasilnya materi yang diberikanpun sia-sia karena peserta
didik tidak bersemangat dan konsentrasi dalam pembelajaran. Misalkan
dalam langkah pembelajaran , peserta didik terbagi dalam 4 kelompok,
kelompok 1 dan 2 bisa melakukan dan kelompok selanjutnya 3 dan 4 bisa
berteduh sambil memperhatikan terlebih dahulu, begitu sebaliknya
bergantian. Solusi yang kedua adalah dengan memberikan ice breaking
yang membuat siswa bersemangat tidak melulu memberikan materi yang
monoton.

Solusi masalah kelima terkait “peserta didik sering tidak fokus pada
saat guru menyampaikan materi pembelajaran” solusi yang penulis berikan
adalah :

1. Perhatian peserta didik dialihkan fokusnya ke pelajaran PJOK dahulu,


dengan cara mengganti pemanasan biasa dengan pemanasan
menggunakan permainan sebelum guru menyampaikan materi
pelajaran. Dengan pemanasan menggunakan permainan diharapkan
siswa akan merasa senang sehingga perhatian dan focus peserta didik
lebih baik pada proses pembelajaran PJOK.

Beberapa Contoh pemanasan dalam bentuk permainan diantaranya:


1. Permainan Konsentrasi siswa dengan isyarat Peluit:

15
- Peserta didik berlari mengelilingi lapangan/berlari
melingkar pada tempat yang sudah diberi batas dengan
cone.
- Guru memberikan instruksi kepada peserta didik jika ada
bunyi peluit 1 kali, peserta didik berhenti berlari dan
jongkok secepat mungkin, dan jika ada peluit 2 kali
seperti ini peserta didik harus berdiri sesegera mungkin
dan kembali berlari.
- Guru mencoba kode peluit tersebut secara cepat yang
bertujuan untuk mengecek konsentrasi dari peserta didik.
- Guru juga bisa menambah instruksi lain, misalnya
berganti arah lari, lari tidak beraturan, dan lain
sebagainya.
- Kemudian tingkat kesulitan bisa ditingkatkan dengan
membalik isyarat peluit, misalnya 2 jongkok dan berdiri.
2. Mencari Kawanan
Hampir sama dengan permainan konsentrasi dengan isyarat
peluit diatas, bedanya permainan ini guru meniup peluit dan
menyebutkan sebuah angka/menunjukan isyarat jumlah jari.
Kemudian peserta didik harus mencari kelompok/ kawanan
sesuai angka yang ditunjukan guru
3. Test konsentrasi dan kekompakan dengan ketentuan:
- Guru akan membagi peserta didik menjadi 4 kelompok
- Kelompok akan berdiri membentuk 4 banjar kebelakang
setiap kelompok berjarak kurang lebih 2 meter
- Setiap kelompok akan memegang pundak teman satu
kelompoknya yang ada didepan
- Guru aakan memberikan instruksi yang terbagi menjadi
3 level
i. Level satu terbatas hanya 1 pengulangan seperti
maju, mundur, kanan, kiri dan peserta didik harus

16
mengikuti perkataan dan melaksanakannya
dengan meloncat.
ii. Level dua guru akan merangkai intruksi yang
terdiri dari 3 susunan kata seperti, maju undur
kanan, kanan kanan kiri, mundur mundur maju.
iii. Level ketiga guru akan menginstruksikan
rangkaian dan dari siswa harus mengucapkan dan
melakukan kebalikan dari yang diucapkan oleh
guru.

Tabel 4
Solusi Permasalahan Pembelajaran Khusus

1. Hasil ujian atletik lompat - Guru mengecat kembali papan


jauh yang kurang maksimal tolakan dengan warna yang
kelas X IIS 1 terang atau mencolok agar
peserta didik dapat melihat
degan jelas papan tolakan

Pada tabel diatas penulis telah memberikan solusi inti dalam


permasalahan khusus yang ditemukan oleh penulis pada saat pembelajaran
PJOK materi atletik nomor lompat jauh dengan mengecat ulang papan
tolakan dengan warna yang terang atau mencolok. Dengan demikian maka
peserta didik dapat melihat dengan jelas papan tolakan sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik di materi atletik nomor lompat
jauh.

BAB III
PENUTUP

17
A. SIMPULAN
Dari pembahasan masalah dapat disimpulkan bahwa masalah-
masalah yang muncul selama Magang kependidikan III adalah masalah
kedisiplinan peserta didik, semangat dan keaktifan peserta didik dalam
proses pembelajaran, Cuaca yang terlalu panas pada jam ke 4-6 sehingga
peserta didik tidak maksimal melaksanakan pembelajaran, serta kurang
fokusnya peserta didik dalam pembelajaran PJOK. Serta sarana yang harus
diperbarui untuk mendukung proses belajar dan untuk meningkatkan hasil
belajar peserta didik.

B. SARAN
Saran dari penulis adalah semoga laporan kritis ini dapat bermanfaat
baik bagi peserta magang, guru PJOK, dan Sekolah. Serta dapat menjadi
acuan perbaikan proses pembelajaran kedepannya. Dan juga diharapkan
laporan kritis ini peserta magang dapat lebih memahami hambatan-
hambatan yang muncul dalam kegiatan belajar mengajar sehingga nantinya
saat dilapangan dapat mengatasi hal-hal yang menghambat jalannya proses
pembelajaran.

18
BAHAN RUJUKAN

1. Drs. Waluyo, M.Or.2014.Profesi Kependidikan Penjasorkes. Surakarta: Yuma


Pustaka.
2. Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS.
Bandung: Citra Umbara. 2006
3. Neko, Teko. 2017. “20+ Contoh Game Ice Breaking Lucu dan Seru Untuk
Trainer”, https://tekoneko.net/game-ice-breaking-lucu/, diakses pada tanggal 24
Oktober 2018 pukul 13.05 wib.
4. UP2KT UNS. 2018. Panduan Magang 3. Surakarta: Kantor UP2KT

19

Anda mungkin juga menyukai