Anda di halaman 1dari 29

PROPOSAL SKRIPSI

Penerapan Metode Tanya Jawab Dalam Upaya


Meningkatkan Mutu Belajar Pendidikan Agama Islam Pada
Siswa Kelas III-VI SDIT Ulil Albab Kota Batam
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah “Penelitian Tindakan Kelas”
Program Studi Strata S1 Pendidikan Agama Islam

Oleh :
MOHAMAD WAHYUDIN
NIRM : 1207.19.2196

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
IBNU SINA BATAM
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Bismillahhirrahmanirrahim

Puji syukur kepada Allah SWT dengan kehendak dan kuasa-Nya yang

telah memberikan kesehatan dan kekuatan kepada penulis dalam menyelesaikan

penulisan proposal skripsi yang berjudul “Penerapan Metode Tanya Jawab Dalam

Upaya Meningkatkan Mutu Belajar Pendidikan Agama Islam Pada Siswa Kelas

III-VI SDIT Ulil Albab Kota Batam”. Shalawat serta salam tidak lupa penulis

hantarkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa

manusia dari alam kebodohan ke alam yang penuh ilmu pengetahuan sebagaimana

yang kita rasakan ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan proposal skripsi ini tidak

lepas dari adanya kerjasama dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,

pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tidak

terhingga kepada:

1. Bapak Andi Ibrahim, BA selaku ketua Yayasan Pendidikan Ibnu Sina Batam.

2. Bapak Dr. Muhammad Juni Beddu, Lc., MA, selaku Ketua Sekolah Tinggi

Agama Islam Ibnu Sina Batam sekaligus Pembimbing Proposal Skripsi, yang

telah membantu dan membimbing penulis dalam penyusunan proposal skripsi

ini.

3. Bapak Dr. Afi Parnawi, M. Pd, selaku Wakil Ketua I dan III Sekolah Tinggi

Agama Islam Ibnu Sina Batam.

i
4. Bapak Hendra Findy Firdaus Prasetyo, S. E., M. M, selaku Wakil Ketua II

Sekolah Tinggi Agama Islam Ibnu Sina Batam.

5. Bapak Dr. Hamzah, M. Ag, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Agama

Islam.

6. Bapak Bayu Mujrimin, M. Pd. I, selaku Sekretaris Program Studi Pendidikan

Agama Islam.

7. Orang tua yang selalu mendo’akan dan mendukung penulis dalam

menyelesaikan proposal skripsi ini.

8. Teman sejawat yang telah membantu dan mendukung dalam menyelesaikan

proposal skripsi ini.

Penulis menyadari banyak terdapat kekurangan dan masih jauh dari yang

diharapkan, mengingat pengetahuan penulis yang masih sangat terbatas. Namun

demikian, dengan berlapang hati penulis menerima kritikan yang bersifat positif

dan membangun dari semua pihak yang menaruh perhatian pada proposal ini.

Semoga proposal ini dapat memberi manfaat baik bagi penulis sendiri maupun

bagi pembaca yang memerlukan.

Akhirya kepada Allah penulis menyerahkan diri, semoga apa yang telah

penulis lakukan dan orang yang telah membantu penulis mendapat ridha dari

Allah SWT dan semoga akan mendapat balasan berlipat ganda dari Allah SWT.

Batam 09 Juni 2021

Mohamad Wahyudin
NIRM: 1207.19.2196

ii
4

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah..............................................................................1

B. Alasan Memilih Judul...................................................................................3

C. Penegasan Istilah...........................................................................................3

D. Permasalahan................................................................................................5

1. Indentifikasi Masalah...................................................................................5

2. Batasan Masalah...........................................................................................5

3. Rumusan Masalah.........................................................................................5

E. Tujuan dan Kegunaan penelitian................................................................6

F. Sistematika Penulisan...................................................................................6

BAB I : PENDAHULUAN....................................................................................6

BAB II: LANDASAN TEORETIS.........................................................................6

BAB III: METODOLOGI PENELITIAN.............................................................7

BAB II..........................................................................................................................8

KAJIAN PUSTAKA..................................................................................................8

A. Deskripsi Teori..............................................................................................8

. B. Metode Pembelajaran Metode tanya jawab.........................................9

B. Macam-macam pertanyaan....................................................................11

C. Kewajaran Metode Tanya-Jawab..........................................................12

C. Ketidak wajaran metode tanya-jawab.................................................13

D. Langkah-Langkah Dalam Pelaksanaannya......................................13

E. Keuntungan metode tanya-jawab..........................................................15


5

F. Kelemahan metode tanya-jawab...............................................................15

BAB III METODOLOGI PENELITIAN..............................................................17

BAB V........................................................................................................................22

PENUTUP.................................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................24
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia dan berlangsung

sepanjang hayat. Sejak kelahirannya ke dunia, anak memiliki kebutuhan

untuk memperoleh pendidikan. Pendidikan sangat dibutuhkan oleh setiap

manusia agar dapat melakukan aktivitas sosial di masyarakat tempat mereka

berada. Adalah suatu kenyataan, anak sebagai makhluk yang belum dewasa

harus ditolong, dibantu, dibimbing, serta diarahkan agar dapat

mengembangkan potensinya secara optimal. Salah satu upaya yang dapat

dilakukan adalah melalui pendidikan formal di sekolah.

Sebagai lembaga pendidikan formal, sekolah tidak hanya berfungsi

mengembangkan kecerdasan anak tetapi juga mengembangkan kepribadian.

Bagi guru agama Islam SDIT Ulil Albab memberikan soal agama Islam

yang berkaitan dengan soal cerita bukanlah hal yang mudah. Seringkali siswa

yang telah memahami topik agama Islam secara teoristis mengalami kesulitan

ketika bentuk soal atau permasalahan disajikan dalam bentuk cerita.

Sementara itu, dalam kurikulum Pendidikan Dasar 1994, fungsi pengajaran

agama Islam adalah mempersiapkan anak didik agar dapat menjadi warga

masyarakat yang demokratis dalam kehidupan sehari-hari melalui latihan

yang praktis, bervariasi, dan aplikatif. Di sisi lain ada sebagian siswa masih

mengalami kesulitan dalam membaca teks agama Islam. Sementara itu, siswa

akan lebih mudah mencerna soal cerita agama Islam kelas III sampai VI SD

apabila siswa mampu membaca teks dengan baik dan benar, mengerti maksud

cerita yang ada di dalamnya, serta memahami gambar yang ada.


2

Bagi sebagian besar guru agama Islam SD, mengajarkan materi agama

Islam yang berkaitan dengan kemampuan siswa memahami soal uraian

bukanlah hal yang mudah. Meskipun banyak siswa yang telah mampu

memahami topik agama Islam secara teoritis, akan tetapi banyak mengalami

kesulitan ketika bentuk soal atau permasalahan disajikan dalam bentuk soal

uraian. Dalam hal ini guru dituntut untuk mampu memberikan materi yang

mudah diterima oleh siswa. Di samping itu pula, hendaknya guru

memberikan contoh yang kongkret dan jelas berkaitan dengan materi soal

berbentuk uraian. Bila upaya tersebut dapat dilakukan dengan baik,

diharapkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran agama Islam juga akan

meningkat.

Berdasarkan situasi tersebut, dilakukan penelitian untuk mengembangkan

strategi pembelajaran yang efektif dalam memahami materi agama Islam bagi

siswa SD. Untuk mencapai tujuan tersebut, penelitian dilakukan dalam

bentuk penelitian tindakan kelas.

Berdasarkan uraian di atas, judul yang diambil oleh peneliti dalam

penelitian ini adalah “Penerapan Metode Tanya Jawab Dalam Upaya


Meningkatkan Mutu Belajar Pendidikan Agama Islam Pada Siswa Kelas III-VI

SDIT Ulil Albab Kota Batam”.


3

B. Alasan Memilih Judul

Dalam penelitian ini, penulis memiliki alasan dasar membuat judul

tersebut, yaitu sebagai berikut:

1. Melatih siswa kelas III-VI SDIT Ulil Albab Kota Batam agar lebih aktif

dalam belajar .

2. Bagi peneliti dengan judul tersebut peneliti ingin mengembangkan ilmu

yang penulis dapat selama duduk di bangku perkuliahan di Sekolah Tinggi

Agama Islam Ibnu Sina Batam.

3. Mengembangkan inovasi dalam metode belajar di SDIT Ulil Albab Kota

Batam agar kegiatan belajar tidak monoton menggunakan metode

konvensional sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa

C. Penegasan Istilah

Untuk menghindari kesalahan-kesalahan dalam memahami judul

ini, maka penulis mengemukakan istilah-istilah sebagai berikut:

1. Penerapan adalah pemasangan, pengenaan, perihal mempraktekkan.8

2. Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang menggambarkan

prosedur sistematik (teratur) dalam pengorganisasian kegiatan

(pengalaman) belajar untuk mencapai tujuan belajar (kompetensi

belajar).9

1
Tim Prima Pena, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Gramedia Press : Bandung, 2014), hlm.
499
2

Shilphy A. Octaviani, Model-Model Pembelajaran, (Yogyakarta:Deepublish, 2020), hal. 13


4

3. Al-Qur’an Hadist adalah Al-Qur'an Hadis adalah bagian dari mata

pelajaran pendidikan agama islam yang diberikan untuk memahami dan

mengamalkan Al-Qur'an sehingga mampu membaca dengan fasih,

menerjemahkan, menyimpulkan isi kandungan, menyalin dan menghafal

ayat ayat yang terpilih serta memahami dan mengamalkan hadis-hadis

pilihan sebagai pendalaman dan perluasan kajian dari pelajaran Al-Qur'an

Hadis dari Madrasah Ibtidaiyah dan sebagai bekal untuk mengikuti

jenjang pendidikan berikutnya.

4. Hasil Belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-

pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan.11

5. Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berhak mendapat

pendidikan baik secara formal maupun non-formal dari jenjang

pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah dan

pendidikan tinggi.

6. SDIT adalah satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan

pendidikan umum dengan kekhasan agama Islam

3
Yusep Kurniawan, Inovasi Pembelajaran-Model dan Metode Pembelajaran Bagi Guru,
(Surakarta : Kekata Publisher, Cet. I, 2019), hlm. 36
5

4
Agus Suprijono, Cooperative Learning-Teori dan Aplikasi PAIKEM,(Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, Cet. VIII, 2012), hlm. 5
6

terdiri dari 6 (enam) tingkat pada jenjang pendidikan dasar. SDIT ini

setara dengan Sekolah Dasar (SD) yang wajib ditempuh oleh seluruh

anak-anak Indonesia.12

D. Permasalahan

1. Indentifikasi Masalah
Dari permasalahan diatas, identifikasi masalah terkait dengan :

1. Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar siwa dengan diterapkannya

pembelajaran metode tanya jawab?

2. Bagaimanakah pengaruh metode pembelajaran metode tanya jawab

terhadap motivasi belajar siswa?

2. Batasan Masalah

Karena keterbatasan waktu, maka diperlukan pembatasan masalah meliputi:

1. Penelitian inihanya dikenakan pada siswa Kelas III-IV SDIT Ulil


Albab Batam Kecamatan Sekupang Kota Batam
2. Penelitian ini dilakukan pada bulan September semester ganjil tahun
pelajaran 2020/2021.

3. Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang dan Identifikasi masalah yang telah

dikemukakan, maka masalah dalam penelitian ini adalah Apakah Penerapan

Metode Tanya Jawab Dalam Upaya Meningkatkan Mutu Belajar

Pendidikan Agama Islam Pada Siswa Kelas III-VI SDIT Ulil Albab Kota

Batam?

Kementrian Agama RI, Madrasah Indonesia: Madrasah Prestasiku, Madrasah Pilihanku,


5

(Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam Kementrian Agama RI, 2015), h. 34.
7

E. Tujuan dan Kegunaan penelitian

1. Tujuan Penelitian

a.Ingin mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah

diterapkannya pembelajaran metode tanya jawab.

b.Ingin mengetahui pengaruh motivasi belajar siswa setelah diterapkan

pembelajaran metode tanya jawab.

2. Kegunaan Penelitian

1. Memberikan informasi tentang metode pembelajaran yang sesuai

dengan materi agama Islam.

2. Meningkatkan motivasi pada pelajaran agama Islam

3. Mengembangkan metode pembelajaran yang sesuai dengan bidang

studi agama Islam.

F. Sistematika Penulisan

Untuk mendapatkan gambaran yang mudah dimengerti, maka

penulisan uraikan tentang sistematika penulisan.

BAB I : PENDAHULUAN

Pada Bab Ini Membahas Tentang: Latar Belakang Masalah, Alasan Pemilihan

Judul, penegasan Istilah, Permasalahan yang didalamnya ada Identifikasi

Masalah, Batasan Masalah dan Rumusan Masalah, Tujuan dan Kegunaan

Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

BAB II: LANDASAN TEORETIS

Yang membahas tentang : Kajian Teoretis, Penelitian Yang Releven,

Oprasional Variabel.
8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

A. Hakikat Belajar dan Pembelajaran


Belajar tidak akan pernah lepas dari manusia karena pada hakikatnya
belajar dilakukan manusia sepanjanghayatnya atau sekurang-kurangnya dia
terus belajar walaupun sudah lulus sekolah. Di era globalisasi dewasa ini yang
mana situasi lingkungan terus berubah seiring dengan pesatnya perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi kearah yang lebih modern, belajar menjadi
suatu kebutuhan yang penting.

Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai


tindakan, maka belajar hanya dialami, dilakukan dan dihayati oleh siswa itu
sendiri, dimana siswa adalah penentu terjadi atau tidaknya proses belajar,
proses belajar terjadi berkat siswa memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan
baik itu berupa keadaan alam, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan,
manusia, atau hal-hal yang dijadikan bahan belajar (Dimyati &
Mudjiono,1997:7).

Pada abad sekarang ini banyak teori-teori belajar yang dikemukakan oleh
para ahli, berikut ini akan dikemukakan beberapa teori belajar, pengertian
belajar menurut pandangan teori behavioristik belajar adalah perubahan tingkah
laku sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon, seorang
siswa dianggap telah belajar sesuatu jika ia dapat menunjukkan perubahan
tingkah lakunya (Budiningsih, 2005:20). Teori kognitif mendefinisikan belajar
sebagai perubahan persepsi dan pemahaman yang tidak selalu dapat terlihat
sebagai tingkah laku yang tampak sehingga dapat diasumsikan bahwa proses
belajar akan belajar dengan baik jika materi pelajaran atau informasi baru
beradaptasi dengan struktur kognitif yang telah dimiliki seseorang
(Budiningsih, 2005:51)

Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan ciri-ciri kegiatan


belajar adalah:
9

1. Belajar adalah aktivitas yang menghasilkan perubahan pada diri individu


pembelajar.

2. Perubahan itu tidak harus segera nampak setelah proses belajar tetapi
dapat tampak pada kesempatan yang akan datang
3. Perubahan itu pada intinya adalah didapatkannya kecakapan baru

4. Perubahan itu terjadi karena usaha dengan sengaja

Sedangkan pembelajaran menurut Gagne (dalam Saputra, dkk, 2003:31)


pembelajaran adalah ”seperangkat peristiwa yang diciptakan dan dirancang
untuk mendorong, menggiatkan, dan mendukung belajar siswa.”

Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses interaksi antara peserta


didik dan lingkungannya sehingga terjadi perubahan tingkah laku kearah yang
lebih baik, dalam interaksi tersebut banyak sekali faktor yang
mempengaruhinya, baik faktor internal yang datang dari individu maupun
faktor eksternal yang datang dari lingkungan. Dalam pembelajaran, tugas guru
yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang
terjadinya perubahan tingkah laku.

Dalam menciptakan kondisi belajar guru menggunakan berbagai macam


metode dan strategi, salah satunya adalah pembelajaran kooperatif dengan
metode tanya jawab sehingga dengan menggunakan metode pembelajaran
memahami materi-materi yang diberikan oleh guru dan dapat menerapkannya
dikemudian hari.

. B. Metode Pembelajaran Metode tanya jawab

Metode tanya jawab ialah suatu cara mengajar dimana seorang guru

mengajukan beberapa pertanyaan kepada peserta didik tentang bahan pelajaran

yang telah diajarkan atau bacaan yang telah mereka baca sambil

memperhatikan proses berfikir diantara peserta didik.

Guru mengharapkan dari peserta didik jawaban yang tepat dan

berdasarkan fakta. Dalam tanya-jawab, pertanyaan adakalanya dari pihak

peserta didik (dalam hal ini guru atau peserta didik yang

menjawab). Apabila peserta didik tidak menjawabnya barulah guru

memberikan jawabannya.
10

Metode ini sudah lama dipakai dan dipakai orang semenjak zaman

Yunani. Ahli-ahli pendidikan Islam telah mengenal metode ini, yang

dianggap oleh pendidikan moderen berasal dari Socrates (469-399 SM)

seorang failosuf bangsa Yunani. Ia memakai metode ini ialah untuk

mengajar peserta didiknya supaya sampai ketaraf kebenaran sesudah

bersoal jawab dan bertukar fikiran. Kemudian di dalam Islam metode ini juga

sudah dikenal. Nabi Muhammad SAW dalam mengajarkan Agama kepada

umatnya, sering memakai tanyajawab. Di bawah ini diterangkan suatu contoh

cara Nabi melakukan tanya jawab tersebut.

Pada suatu hari datanglah seorang laki-laki dari dusun, lalu is bertanya:

Ya Muhammad, telah datang kepada kami utusan engkau, is mengatakan

bahwa Allah mengutus engkau menjadi Rasul".


- Nabi : "Benar demikian".
- Laki-laki : "Siapa yang menjadikan langit?".
- Nabi : Allah
- Laki-laki : "Siapa yang menjadikan bumi ?".
- Nabi : Allah.
- Laki-laki : "Siapa yang menjadikan gunung dengan segala sisinya ?".
- Laki-laki : Demi yang menjadikan langit dan bumf menegakkan

gunung-gunung adalah Allah mengutus engkau men- jadi Rasul.


- Nabi : "Ya".
- Laki-laki : Utusan engkau mengatakan bahwa kewajiban kami

mengerjakan sembahyang lima waktu sehari semalam.


- Nabi : Benar demikian.
- Laki-laki : "Demi yang mengutus engkau adalah Allah menyuruh engkau
mengerjakan sembahyang itu".
- Nabi : "Ya"

- Laki-laki : Utusan engkau menyatakan bahwa kewajiban kami


membayarkan zakat".
- Nabi : "Benar demikian".
- Laki-laki : Demi yang mengutus engkau adalah Allah yang menyuruh
memberikan zakat itu.
- Nabi : "Ya". dan seterusnya (H.R. Muslim).
11

Kemudian laki-laki itu pergi seraya berkata: "Demi yang mengutus


engkau akan kukerjakan yang demikian itu, tidak kutambah dan tidak pula
kukurangi". Berkata Nabi saw: "Kalau benar laki-laki itu niscaya is akan
masuk syurga".

B. Macam-macam pertanyaan
Dilihat dari waktu penyampaiannya, pertanyaan dibagi menjadi tiga :

a) Pertanyaan awal pelajaran, yaitu pertanyaan pendahuluan yang

dimaksud untuk menghubungkan pengetahuan yang telah lalu dengan

pengetahuan yang baru, merangsang minat belajar untuk menerima

pelajaran baru, dan memusatkan perhatian mereka kepada pelajaran.

b) Pertanyaan di tengah-tengah berlangsungnya proses belajar =

mengajar. Pertanyaan ini dimaksudkan untuk mendiskusikan bagian-

bagian pelajaran dan menarik sebagian fakta baru.

c) Pertanyaan akhir pelajaran, yaitu pelajaran penutup yang

dimaksudkan untuk mengulang, menghubungkan bagian-bagian topik

bahasan, dan menarik kesimpulan pelajaran sehingga pelajar dapat

memahami pelajaran dengan mudah.

Dilihat dari sasarannya, pertanyaan pada dasarnya dapat dibagi menjadi

dua, yaitu pertanyaan ingatan dan pertanyaan pikiran):

a) Pertanyaan ingatan dimaksudkan untuk mengetahui sampai sejauh


mana pengetahuan sudah dikuasai oleh pelajar. Kata tanya yang
digunakan ialah: apa, siapa, dimana, bilamana (kapan), dan berapa.
Umpamanya sebutkan, siapa saja sahabat Nab SAW.

Bilamanakah Isra dan Mi'raj Nabi SAW. terjadi? yang termasuk


al¬Sabiqunal A wwalun?

b) Pertanyaan pikiran dimaksudkan untuk mengetahui sampai


sejauhmana cara berpikir pelajar dalam menanggapi suatu
persoalan. Kata tanya yang digunakan ialah: mengapa dan
bagaimana.Umpamanya:

c) Mengapa kita harus menjaga kebersihan?


12

d) Bagaimana seharusnya anak menunjukkan baktinva kepada orang


tua?

C. Kewajaran Metode Tanya-Jawab.


Metode tanya-jawab akan wajar digunakan untuk:
1. Menyimpulkan pelajaran yang telah lalu. Setelah guru menguraikan

suatu persoalan, kemudian guru mengajukan beberapa

pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan itu dijawab oleh peserta

didik sedangkan basil jawaban peserta didik yang betul/benar

disusun dengan baik sehingga merupakan ikhtisar pelajaran yang

akan menjadi milik peserta didik.

2. Melanjutkan pelajaran yang sudah lalu. Dengan mengulang

pelajaran yang sudah diberikan dalam bentuk pertanyaan, guru

akan dapat menarik perhatian peserta didik kepada pelajaran

baru.

3. Menarik perhatian peserta didik untuk menggunakan pengetahuan


dan pengalaman.
4. Memimpin pengamatan atau pemikiran peserta didik. Ketika
peserta didik menghadapi suatu persoalan maka pemikiran peserta
didik dapat dibimbing dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan
atau seorang peserta didik yang tidak memperhatikan pembicaraan
guru yang dapat mengusahakan supaya perhatiannya kembali
kepada keterangan guru dengan mengejutkannya dengan
memberikan beberapa pertanyaan.
5. Menyelingi pembicaraan untuk merangsang perhatian peserta
didik dalam belajar sehingga dengan jalan demikian ada
kerjasama antara peserta didik dengan guru dan dapat
menimbulkan semangat peserta didik.
6. Meneliti kemampuan peserta didik dalam memahami suatu

bacaan yang dibacanya atau ceramah yang sudah didengarnya.

C. Ketidak wajaran metode tanya-jawab


Pelaksanaan metode tanya jawab juga tidak wajar untuk hal-hal
sebagai berikut
13

1. Menilai taraf kemampuan peserta didik mengenai pelajaran

mereka. Metode tanya-jawab hanya dapat memberikan gambaran

secara kasar saja dan hanya bisa untuk mengingatkan kembali apa

yang dipelajarinya atau menghubungkannya dengan pelajaran itu.

2. Persoalannya sangat komplek sedangkan jawabannya dibatasi oleh

guru. Apabila pertanyaan yang diajukan oleh guru banyak

menimbulkan jawaban, maka janganlah jawabannya

dibatasi. Tetapi berilah kesempatan untuk menjawab seluas-

luasnya atau kalau perlu laksanakan dengan metode diskusi.

3. Pertanyaan yang diajukan jangan hendaknya terbatas pada

jawaban "ya" atau °tidak" semata, tetapi hendaknya jawabannya

dapat mendorong pemikiran peserta didik untuk

memikirkan jawaban yang tepat.

4. Memberikan giliran hanya kepada peserta didik tertentu saja.

Hendaknya pertanyaan harus diajukan kepada seluruh peserta

didik, jangan hanya kepada peserta didik yang tertentu saja.

Begitu juga dalam menjawabnya harus kepada seluruh peserta

didik diberikan kesempatan, jangan hanya yang pandai-pandai

saja. Bahkan peserta didik yang pendiam atau pemalulah yang

lebih didorong untuk menjawabnya supaya is dapat

membiasakan dirinya.

D. Langkah-Langkah Dalam
Pelaksanaannya
Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam pelaksanaan metode
tanya-jawab :

1. Tujuan pelajaran harus dirumuskan terlebih dahulu dengan sejelas -


jelasnya.
2. Guru harus menyelidiki apakah metode tanya-jawab satu-satunya

metode yang paling tepat dipakaikan.


3. Guru harus meneliti untuk apa metode ini dipakaikan, apakah :
a) Dipakaikan untuk menghubungkan pelajaran lama dengan
b) pelajaran baru.
14

c) Untuk mendorong peserta didik supaya mempergunakan


d) Pengetahuan untuk pemecahan sesuatu masalah.
e) Untuk menyimpulkan suatu uraian.
f) Untuk mengingatkan kembali terhadap apa yang dihafalkan
g) Peserta didik.
h) Untuk menuntun pemikirannya.
i) Untuk memusatkan perhatiannya.
4. Kemudian guru harus meneliti pula, apakah
a) Corak pertanyaan itu mengandung banyak permasalahan atau
tidak.
b) Terbatasnya jawaban atau tidak.
c) Hanya dijawab dengan ya atau tidak atau ada untuk mendorong

peserta didik berpikir untuk menjawabnya.

5. Guru memilih mana diantara jawaban-jawaban yang banyak itu

dapat diterima.

6. Guru harusmengajarkan cara-cara pembuktian jawaban,

dengan:

a) Mengemukakan suatu fakta yang dikutip dari buku,


majalah, harian dan lain sebagainya.

b) Meneliti setiap jawaban dengan menggunakan sumbernya.

c) Dengan menjelaskan dipapan tulis dengan berbagai


argumentasi.
d) Membandingkan dengan apa yang pernah dilihat peserta

didik.

e) Menguji kebenarannya terhadap orang- orang yang ahli.


e) Melakukan experimen untuk membuktikan kebenaran.

E.Keuntungan metode tanya-jawab


Beberapa keuntungan metode tanya-jawab adalah sebagai berikut:
1. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk dapat
menerima penjelasan lebih lanjut.

2. Guru dapat dengan segera mengetahui kemajuan peserta


15

didiknya dari bahan yang telah diberikan.

3. Pertanyaan-pertanyaan yang sulit dan agak balk dari peserta


didik dapat mendorong guru untuk memahami lebih mendalam
dan mencari sumber-sumber lebih lanjut.

F. Kelemahan metode tanya-jawab


Beberapa kelemahan metode tanya-jawab.
1. Pemakaian waktu lebih banyak jika dibandingkan dengan

metode ceramah. Jalan pelajaran lebih lambat dari

metode ceramah, sehingga kadang-kadang menyebabkan

bahan pelajaran tak dapat dilaksanakan menurut yang

ditetapkan.

2. Mungkin terjadi perbedaan pendapat antara guru dan

peserta didik. Hal ini terjadi karena pengalaman peserta

didik berbeda dengan guru. Kalau hal itu terjadi guru dan

peserta didik harus dapat membuktikan kebenaran

jawaban jawabannya.

3. Sering terjadi penyelewengan dari masalah pokok.

Karena pertanyaan selalu sulit dan kurang oleh peserta didik

maka kadangkadang jawaban peserta didik menyimpang

dari pesoalan. Kalau terjadi hal seperti itu guru harus

menjaganya supaya jangan timbul pesoalan yang baru

dengan jalan mengusahakan baik supaya perhatiannya

tertuju kepada masalah semula. Kalau perlu boleh

berobah susunan pertanyaannya atau memperinci pokok

persoalan dalam beberapa perincian.

4. Apabila peserta didik terlalu banyak tidak cukup waktu

memberi giliran kepada setiap peserta didik.


16
17

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena


penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas.
Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan
bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang
diinginkan dapat dicapai
Menurut Oja dan Sumarjan (dalam Titik Sugiarti, 1997; 8)
mengelompokkan penelitian tindakan menjadi empat macam yaitu (a) guru
bertindak sebagai peneliti, (b) penelitian tindakan kolaboratif, (c) Simultan
terintegratif, dan (d) administrasi social ekperimental.
Dalam penelitian tindakan ini menggunakan bentu guru sebagai peneliti,
penanggung jawab penuh penelitian tindakan adalah praktisi (guru). Tujuan utama
dari penelitian tindakan ini adalah meningkatkan hasil pembelajaran di kelas
dimana guru secara penuh terlibat dalam penelitian mulai dari perencanaan,
tindakan, pengamatan dan refleksi.
Penelitian ini akan dihentikan apabila ketuntasan belajar secara kalasikal
telah mencapai 85% atau lebih. Jadi dalam penelitian ini, peneliti tidak tergantung
pada jumlah siklus yang harus dilalui.
A. Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan
penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini
bertempat di SDIT Ulil Albab Kota Batam,
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat
penelitian ini dilangsungkan.
3. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah siswa-siswi Kelas III-VI SDIT Ulil Albab Kota
Batam.
18

B. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut
Tim Pelatih Proyek PGSM, PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat
reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan
kemantapan rasional dari tindakan mereka dalam melaksanakan tugas,
memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu,
serta memperbaiki kondisi dimana praktek pembelajaran tersebut
dilakukan (dalam Mukhlis, 2000: 3).
Sedangkah menurut Mukhlis (2000: 5) PTK adalah suatu bentuk kajian
yang bersifat sistematis reflektif oleh pelaku tindakan untuk memperbaiki
kondisi pembelajaran yang dilakukan.
Adapun tujuan utama dari PTK adalah untuk memperbaiki/meningkatkan
pratek pembelajaran secara berkesinambungan, sedangkan tujuan
penyertaannya adalah menumbuhkan budaya meneliti di kalangan guru
(Mukhlis, 2000: 5).
Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan,
maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis
dan Taggart (dalam Sugiarti, 1997: 6), yaitu berbentuk spiral dari
sklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus
meliputi planning(rencana), action (tindakan), observation (pengamatan),
dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah
perncanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi.
Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang
berupa identifikasi permasalahan. Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian
tindakan kelas.

Penjelasan alur di atas adalah:

1. Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti


menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana
tindakan, termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan
perangkat pembelajaran.
2. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh
peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta
mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya metode
pembelajaran model discovery .
19

3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil


atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar
pengamatan yang diisi oleh pengamat.
4. Rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari
pengamat membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan
pada siklus berikutnya.
Observasi dibagi dalam tiga putaran, yaitu putaran 1, 2 dan 3,
dimana masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan
yang sama dan membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri
dengan tes formati di akhir masing putaran. Dibuat dalam tiga
putaran dimaksudkan untuk memperbaiki sistem pengajaran yang
telah dilaksanakan.

C. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
1. Silabus
Yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan
pembelajaran pengelolahan kelas, serta penilaian hasil belajar.
2. Rencana Pelajaran (RP)
Yaitu merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai
pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran.
Masing-masing RP berisi kompetensi dasar, indicator pencapaian
hasil belajar, tujuan pembelajaran khusus, dan kegiatan belajar
mengajar.
3. Lembar Kegiatan Siswa
Lembar kegaian ini yang dipergunakan siswa untuk membantu
proses pengumpulan data hasil eksperimen.
4. Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar
a. Lembar observasi pengolahan pembelajaran metode tanya
jawab, untuk mengamati kemampuan guru dalam mengelola
pembelajaran.

b. Lembar observasi aktivitas siswa dan guru, untuk


mengamati aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran.
5. Tes formatif
Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan
20

dicapai. Tes formatif ini diberikan setiap akhir putaran. Bentuk


soal yang diberikan adalah pilihan ganda (objektif). Sebelumnya
soal-soal ini berjumlah 46

D. Metode Pengumpulan Data


Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui
observasi pengolahan pembelajaran metode tanya jawab, observasi
aktivitas siswa dan guru, dan tes formatif.

E. Teknik Analisis Data

Untuk mengetahui keefektivan suatu metode dalam kegiatan


pembelajaran perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini
menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode
penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai
dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi
belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa terhadap
kegiata pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran.

Untuk mengalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan


siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan
cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir
putaran.
Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu:

1. Untuk menilai ulangan atu tes formatif

Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang


selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut
sehingga diperoleh rata-rata tes formatif dapat dirumuskan:

Dengan: = Nilai rata-rata


Σ X = Jumlah semua nilai siswa Σ N = Jumlah siswa

2. Untuk ketuntasan belajar


21

Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan


secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar
mengajar kurikulum 1994 (Depdikbud, 1994), yaitu seorang siswa
telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 65% atau nilai 65, dan
kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 85%
yang telah mencapai daya serap lebih dari sama dengan 65%.
Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus
sebagai berikut:

6
Mukhtazar, Prosedur Penelitian Pendidikan, (Yogyakarta: Absolute Media, Cet. I, 2020),
hlm. 45
22

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga siklus,
dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan
dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Pembelajaran dengan metode tanya jawab memiliki dampak positif dalam

meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan

ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I (68,18%),

siklus II (77,27%), siklus III (86,36%).

2. Penerapan metode pembelajaran metode tanya jawab mempunyai

pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa yang

ditunjukan dengan hasil wawancara dengan sebagian siswa, rata-rata

jawaban siswa menyatakan bahwa siswa tertarik dan berminat dengan

metode pembelajaran metode tanya jawab sehingga mereka menjadi

termotivasi untuk belajar.

B. Saran

Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses

belajar mengajar agama

Islam lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi siswa,

maka disampaikan saran sebagai berikut:

1. Untuk melaksanakan model metode tanya jawab memerlukan

persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus mampu menentukan


23

atau memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan dengan model

metode tanya jawab dalam proses belajar mengajar sehingga diperoleh

hasil yang optimal.

2. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru

hendaknya lebih sering melatih siswa dengan berbagai metode

pembelajaran, walau dalam taraf yang sederhana, dimana siswa nantinya

dapat menemukan pengetahuan baru, memperoleh konsep dan

keterampilan, sehingga siswa berhasil atau mampu memecahkan

masalah-masalah yang dihadapinya.

3. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil

penelitian ini hanya dilakuakan di SDIT ULIL ALBAB BATAM


24

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1997. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi


Aksara.

Berg, Euwe Vd. (1991). Miskonsepsi agama Islam dan Remidi Salatiga:

Universitas Kristen Satya Wacana. Hamalik, Oemar. 2002. Psikologi Belajar

dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Joyce, Bruce dan Weil, Marsh. 1972. Models of Teaching

Model. Boston: A Liyn dan Bacon. Masriyah. 1999. Analisis

Butir Tes. Surabaya: Universitas Press.

Mukhlis, Abdul. (Ed). 2000. Penelitian Tindakan Kelas. Makalah Panitia

Pelatihan Penulisan Karya Ilmiah untuk Guru-guru se-Kabupaten Tuban.

Nur, Moh. 2001. Pemotivasian Siswa untuk Belajar. Surabaya. University Press.

Universitas Negeri Surabaya. Soedjadi, dkk. 2000. Pedoman Penulisan dan Ujian

Skripsi. Surabaya; Unesa Universitas Press.

Suryosubroto, B. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah.

Jakarta: PT. Rineksa Cipta. Usman, Uzer. 2000. Menjadi Guru

Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Widoko. 2002. Metode Pembelajaran Konsep. Surabaya: Universitas Negeri


Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai