Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN KRITIS

MASALAH PEMBELAJARAN MAGANG KEPENDIDIKAN III


DI SMA NEGERI 3 BOYOLALI
TAHUN PELAJARAN 2019/2020

Disusun untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat Mengikuti FGD


Magang Kependidikan III di SMA Negeri 3 Boyolali
Dosen Pembimbing : Abdul Rahman, Ph.D.
Guru Pamong : M.R. Safaani Kurniawan, S.Pd.

Oleh :

Nama : Lani Kusuma Yuniati.


NIM : K8416042
Program Studi : Pendidikan Sosiologi Antropologi

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2019

1
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Kritis masalah pembelajaran ini telah disetujui dan disahkan


untuk memenuhi salah satu syarat menemph mata kuliah Magang Kependidikan
III Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta
di SMA Negeri 3 Surakarta Tahun Pelajaran 2019/2020 pada :

Hari :
Tanggal :

Mengesahkan

Dosen Pembimbing Guru Pamong

Abdul Rahman,Ph.D M.R. Alfaani Kurniawan,S.Pd


NIP.1960051320171001 NIP.198307192009031006

Mengetahui
Kepala Sekolah SMA Negeri 3 Boyolali

Bambang Prihantoro,S.Pd.M.M
NIP.197009261997021002

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat TuhanYang Maha Esa atas limpahan rahmat, nikmat
dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kritis Masalah
Pembelajaran Magang Kependidikan III dengan baik sebagai salah satu syarat
dalam menempuh mata kuliah Magang Kependidikan III di SMA Negeri 3
Boyolali pada Tahun Pelajaran 2019/2020 ini.
Magang Kependidikan III adalah suatu praktik yang mempersyaratkan
kemampuan aplikasi dan terpadu dari seluruh pengalaman belajar sebelumnya ke
dalam praktik pelatihan berupa kinerja dalam semua hal yang berkaitan dengan
jabatan keguruan baik kegiatan mengajar maupun tugas-tugas keguruan lainnya,
namun dalam magang ini tidak ada praktik mengajar mandiri, yang ada praktik
mengajar terbimbing.
Dalam penyelesaian laporan ini, tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak.
Untuk itu tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Bambang Prihantoro, S.Pd.,M.Pd selaku Kepala SMA Negeri 3
Boyolali yang telah memberi ijin dan menyediakan tempat demi kelancaran
Magang Kependidikan III.
2. Bapak M.R. Alfaani Kurniawan, S.Pd. selaku guru pamong Mata Pelajaran
Sosiologi Antropologi yang telah memberikan pengarahan, bimbingan, serta
kesempatan mengajar bagi penulis.
3. Bapak Abdul Rahman, Ph.D. selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dan bekal bagi penulis.
4. Bapak/Ibu Guru serta Karyawan SMA Negeri 3 Boyolali yang telah
membantu dan memberikan informasi dalam melaksanakan Magang
Kependidikan III.
5. Siswa–siswi SMA Negeri 3 Boyolali pada umumnya, serta siswa– siswi kelas
XI IPS 2 dan XI IPS 3 pada khususnya yang telah berpartisipasi membantu
penulis dalam melaksanakan Magang Kependidikan III.
6. Bapak dan Ibu yang telah memberikan doa dan dukungan kepada penulis
dalam melaksanakan Magang Kependidikan III.

3
7. Teman–teman Magang Kependidikan III di SMA Negeri 3 Boyolali yang
telah bekerjasama dengan penulis dalam melaksanakan Magang
Kependidikan III.
8. Teman–teman Prodi Pendidikan Sosiologi Antropologi Angkatan 2016 yang
telah memberikan semangat dan bantuan dalam pelaksanaan Magang
Kependidikan III.
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam menyelesaikan laporan ini baik moril maupun materiil.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Laporan Kritis Masalah
Pembelajaran ini masih memiliki banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan agar laporan ini dapat menjadi lebih baik.
Akhirnya penulis berharap semoga laporan ini dapat memberikan manfaat
bagi pembaca terutama di lingkungan SMA Negeri 3 Boyolali serta pihak-pihak
lain yang memerlukan.

Boyolali, 21 Oktober 2019

Penulis

4
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................... 1
LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................... 2
KATA PENGANTAR .............................................................................. 3
DAFTAR ISI ............................................................................................ 5
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................... 6
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 7
D. Tempat dan Waktu Pelaksanaan ......................................................... 7
BAB II PERMASALAHAN DAN UPAYA PEMECAHANNYA
A. Permasalahan ...................................................................................... 8
B. Upaya Pemecahan ............................................................................... 14
BAB III PENUTUP
A. Simpulan ............................................................................................. 18
B. Saran ................................................................................................... 18
Bahan Rujukan .......................................................................................... 19

5
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut Pasal 1 ayat (1) PP No. 74 Tahun 2008 tentang Guru,
menyatakan guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan
formal di tingkat pendidikan dasar dan menengah. Berkaitan
dengan hal tersebut, seorang guru di wajibkan untuk memiliki
empat kompetensi utama sebagai penunjang dalam proses
mengajar diantara yaitu kompetensi pedagogik, profesional,
kepribadian, dan sosial.
Untuk melatih kompetensi-kompetensi tersebut, maka
mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) di
berikan sebuah pelatihan melalui program Magang Kependidikan
III atau sering disebut dengan Program Magang. Magang adalah
pembelajaran dengan berbuat sangat tepat untuk memenuhi
kebutuhan tersebut. Program magang merupakan kegiatan yang
mampu memberikan pengalaman awal untuk membangun jati diri
pendidik, memantapkan kompetensi akademik kependidikan dan
bidang studi ,memantapkan kemampuan awal mahasiswa calon
guru untuk mengembangkan perangkat pembelajaran dan
kecakapan paedagogik dalam membangun keahlian pendidikan.
Sehingga diharapkan melalui program Magang Kependidikan III ,
dapat membentuk mahasiswa menjadi pribadi calon guru yang
memiliki seperangkat pengetahuan, keterampilan, nilai, sikap, serta
tingkah laku yang diperlukan bagi profesinya.
Dalam UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendididikan
Nasional Pasal 1 Ayat 20, menyatakan pembelajaran adalah proses
interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar. Dalam penerapannya, suatu proses

6
pembelajaran di kelas tidak selalu berjalan sesuai dengan yang
diharapkan. Sehingga ditemukan berbagai masalah, baik berasal
dari siswa maupun guru.
Dari berbagai permasalahan tersebut maka penulis menyusun
sebuah laporan yang berisi tentang permasalahan dan upaya
pemecahan masalah pembelajaran saat proses Magang
Kependidikan III dengan judul “Laporan Kritis Masalah
Pembelajaran dan Upaya Penyelesaiannya”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dapat
dijabarkan sebagai berikut :

1. Apa saja masalah yang ditemukan selama proses Magang III


dilaksanakan ?
2. Bagaimana cara penyelesaian masalah yang ditemukan selama
proses Magang III ?

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penulisan yang ingin


dicapai adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui masalah yang ditemukan selama proses Magang


III dilaksanakan.

2. Untuk mengetahui cara penyelesaian masalah yang ditemukan


selama proses Magang III.

D. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Tempat pelaksanaan magang III di SMA Negeri 3 Boyolali, Jl.


Perintis Kemerdekaan No.10, Pulisen, Kecamatan Boyolali, Kabupaten
Boyolali, Jawa Tengah. Waktu pelaksanaan magang III adalah pada
tanggal 11 Oktober 2019 – 4 November 2019.

7
BAB II
PERMASALAHAN DAN UPAYA PEMECAHANNYA

A. Deskripsi Umum

Dalam kegiatan latihan mengajar terbimbing, penulis


mengajar kelas XI IPS 2 dan XI IPS 3 pada kompetensi dasar 3.3
yaitu memahami arti penting prinsip kesetaraan untuk menyikapi
perbedaan sosial demi terwujudnya kehidupan sosial yang damai
dan demokratis.

Selama kegiatan di mulai dari observasi hingga latihan mengajar


terbimbing, penulis menemukan beragam karakteristik siswa di setiap
kelas. Secara umum, ada dua karakteristik yang ditemukan saat
pembelajaran berlangsung yaitu siswa yang telah memperhatikan guru
dengan baik dan terdapat pula beberapa siswa yang tidak
memperhatikan..
B. Permasalahan
Kesulitan belajar merupakan terjelamahan dari istilah Bahasa
Inggris learning disability. Kesulitan belajar merupakan suatu konsep
multidisipliner yang digunakan di lapangan ilmu pendidikan, psikologi,
maupun didunia kedokteran. Menurut Ahmadi dan Supriyono
(Irham&Wiyani,2013:264-265), menjelaskan faktor-faktor penyebab
kesulitan belajar dapat digolongkan ke dalam dua golongan , diantaranya
adalah :

1).Faktor Intern ( faktor dari dalam diri manusia itu sendiri ) yang
meliputi :

a. Faktor Fisiologi

Faktor Fisiologis yang dapat menyebabkan


munculnya kesulitan belajar pada siswa seperti kondisi
siswa yang sedang sakit, kurang sehat, adanya kelemahan
atau cacat tubuh dan sebagainya. Pada faktor ini, selama

8
melakukan observasi dan praktik terbimbing, di kelas XI
IPS 2 dan XI IPS 3 SMA Negeri 3 Boyolali tidak
ditemukan siswa dan siswi yang mengalami kesulitan
belajar karena faktor fisiologis. Semua siswa dan siswi
dalam keadaan sehat dan memiliki kelengkapan fisik.

b.Faktor Psikologis

Faktor psikologi siswa yang dapat menyebabkan


kesulitan belajar meliputi tingkat intelegensi rendah, minat
belajar yang kurang, motivasi belajar rendah, karakter
siswa,dan kondisi kesehatan mental yang kurang baik.

Selama melakukan observasi dan praktek


terbimbing, siswa dan siswi di kelas XI IPS 2 dan XI IPS 3
untuk tingkat intelegensi atau proses penyesuaian siswa
terhadap lingkungan belajar sudah cukup baik. Siswa dan
siswi mampu menikmati suasana kelas dan mampu
beradaptasi dengan baik, adaptasi dengan lingkungan dan
adaptasi dengan teman sebaya dalam kelas tidak
menganggu proses belajar. Sehingga pada hal intelegensi
tidak mengganggu proses pembelajaran siswa dan siswi
dikelas.

Untuk keadaan minat belajar dan motivasi belajar


siswa pada mata pelajaran Sosiologi di kelas XI IPS 2 dan
XI IPS 3 sudah baik, namun masih ditemukan beberapa
siswa yang memiliki tingkat minat belajar yang rendah.
Hal ini dapat terlihat dari tingkat antusias siswa saat
mengikuti pembelajaran. Ketika pembelajaran Sosiologi
berlangsung , ada beberapa siswa laki-laki yang duduk di
belakang lebih memilih untuk tidur dikelas atau
mengobrol dengan teman sebangkunya, makan dikelas,
bahkan bermain HP. Karena siswa tersebut tidak

9
memiliki minat belajar dan motivasi belajar yang tinggi,
maka keadaan tersebut mampu mengganggu dan
menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam proses
pembelajaran. Sehingga menyebabkan nilai soal latihan
dan ulangan rendah. Namun secara keseluruhan, lebih dari
50% siswa telah memiliki minat belajar yang tinggi. Hal
ini dapat dilihat dari hasil ulangan, latihan soal dan hasil
diskusi kelompok yang telah memenuhi tujuan
pembelajaran.

Tidak hanya masalah-masalah tersebut, selama


melakukan observasi dan praktek terbimbing juga
ditemukan suatu permasalahan siswa sulit belajar karena
karakter siswa yang introvert. Di temukan di kelas XI IPS
2 ada satu siswa laki-laki yang susah bergaul dan
beradaptasi dengan teman-teman di kelasnya. Teman-
teman dikelas telah berusaha untuk merangkul dan dekat
dengan siswa tersebut, akan tetapi tetap saja siswa
tersebut susah untuk bergaul dan berinteraksi dengan
teman kelasnya. Dengan adanya kondisi tersebut tentunya
menyebabkan kesulitan siswa dalam belajar. Karena ia
susah bergabung dan bergaul, sehingga ia cenderung
mengalami kesulitan dalam hal pembelajaran. Misalnya
ketika siswa tersebut merasa kesulitan dengan salah satu
materi, ia tidak mau bertanya kepada teman lainnya dan
cenderung pasif.

Selain itu, ada pula ditemukan fenomena


berkelompok atau memiliki geng tertentu. Baik di XI IPS
2 dan XI IPS 3 ditemukan siswa dan siswi yan memiliki
geng tertentu. Dengan kondisi ini tentunya menyebabkan
permasalahan dalam belajar siswa, karena mereka hanya

10
bergabung dengan teman sekelompoknya tidak mau
bergabung dengan yang lainnya. Sehingga mereka tidak
akan memperoleh pengetahuan dan pengalaman-
pengalaman baru dari teman lainnya.

Selain masalah tersebut, ada pula salah satu


masalah utama dalam faktor psikologis yaitu masalah
kelainan mental yang mampu mengakibatkan siswa
mengalami kesulitan belajar. Namun pada masalah ini
tidak ditemukan pada siswa dan siswi di kelas XI IPS 2
dan XI IPS 3. Sehingga tidak menjadi masalah dalam
salah satu faktor penyebab kesulitan belajar siswa.

2.Faktor Eksternal (faktor dari luar diri manusia)

Faktor ekstern adalah faktor yang berasal dari luar siswa


diantaranya cara guru mengajar dan karakteristik materi.

(1). Cara Guru Mengajar

Dalam proses pembelajaran terkadang guru kurang


jelas dalam menyampaikan materi sehingga menjadikan
siswa kurang paham. Berikut penulis paparkan
permasalahan yang berasal dari guru di setiap pertemuan :

 Pertemuan Mata Pelajaran Sosiologi di Kelas XI


IPS 2

Pada pertemuan pertama, kondisi dalam


kegiatan belajar mengajar (KBM) masih kurang
kondusif dikarenakan guru baru mulai melakukan
proses adaptasi didalam kelas XI IPS 2. Siswa dan
siswi merasa asing dan kurang akrab dengan guru,
dengan keadaan tersebut dapat mempengaruhi
suasana kelas dalam proses pembelajaran. Selain
itu, pada pertemuan pertama guru hanya

11
menggunakan metode pembelajaran ceramah dan
tanya jawab 2 arah. Namun meskipun begitu siswa
masih tetap merasa bosan ketika proses
pembelajaran berlangsung. Sehingga metode
tersebut dianggap kurang efektif karena siswa
merasa bosan ketika proses pembelajaran
berlangsung. Dalam proses pembelajaran siswa
kelas XI IPS 2 sudah terbilang aktif.

Namun perlahan-lahan, proses kegiatan


belajar mengajar (KBM) mulai mengalami
perbaikan setelah diadakan suatu perubahan
metode. Guru berusaha mengubah metode ceramah
ke metode lain dengan tujuan untuk melakukan
kerjasama kerjasama dengan teman, mampu
mengolah tingkat kreatifitas dan berpikir kritis.

 Penggunaan media di kelas XI IPS 2 belum


maksimal.
Dalam kegiatan belajar mengajar (KBM),
kurang memanfaatkan media pembelajaran dengan
maksimal. Karena hanya menggunakan metode
ceramah dan tanya jawab, oleh karena itu media
pembelajaran yang digunakan hanya menggunakan
PPT dan buku. Dengan kondisi tersebut mampu
menyebabkan siswa merasa bosan karena yang
dilihat hanya berupa tulisan yang monoton.
Setelah mengetahui penggunaan media PPT
yang dirasa kurang mampu menarik perhatian
siswa, guru mulai melakukan perubahan pada
media yang digunakan dalam proses pembelajaran.

12
 Pertemuan Mata Pelajaran Sosiologi di Kelas XI
IPS 3

Pada pertemuan pertama, kondisi dalam


kegiatan belajar mengajar (KBM) masih kurang
kondusif dikarenakan guru baru mulai melakukan
proses adaptasi didalam kelas XI IPS 3. Kondisi ini
sama dirasakan pada kelas sebelumnya yaitu XI IPS
2. Siswa dan siswi masih merasa asing dan kurang
akrab dengan guru, dengan keadaan tersebut dapat
mempengaruhi suasana kelas dalam proses
pembelajaran. Selain itu, pada pertemuan pertama
guru hanya menggunakan metode pembelajaran
ceramah dan tanya jawab 2 arah. Namun tetap saja
siswa merasa bosan ketika proses pembelajaran
berlangsung. Sehingga metode tersebut dianggap
kurang efektif karena siswa merasa bosan ketika
proses pembeajaran berlangsung.Dalam proses
pembelajaran juga siswa kelas XI IPS 3 masih
kurang aktif.

Namun perlahan-lahan, proses kegiatan


belajar mengajar (KBM) mulai mengalami
perbaikan setelah diadakan suatu perubahan
metode. Guru mengubah metode ceramah ke
metode lain dengan tujuan untuk melakuka
kerjasama kerjasama dengan teman, mampu
mengolah tingkat kreatifitas dan berpikir kritis.

 Penggunaan media di kelas XI IPS 3 belum


maksimal.
Dalam kegiatan belajar mengajar (KBM),
kurang memanfaatkan media pembelajaran dengan

13
maksimal. Karena hanya menggunakan metode
ceramah dan tanya jawab, oleh karena itu media
pembelajaran yang digunakan hanya menggunakan
PPT dan buku. Dengan kondisi tersebut mampu
menyebabkan siswa merasa bosan karena yang
dilihat hanya berupa tulisan yang monoton.
Setelah mengetahui penggunaan media PPT
yang dirasa kurang mampu menarik perhatian
siswa, guru mulai melakukan perubahan pada
media yang digunakan dalam proses pembelajaran.

(2). Karakteristik materi

Salah satu faktor eksternal dari kesulitan belajar


siswa adalah karakteristik materi. Karena karakteristik
materi-materi yang ada dalam pelajaran sosiologi terbilang
susah dan banyak menghafal materi.

Berikut tadi adalah permasalahan yang ditemui selama mengajar.


Secara umum, permasalahan cara guru mengajar adalah:

i) Pengelolaan kelas, kurang melibatkan siswa yang belum aktif dan


kurang dalam mengondisikan peserta didik dalam proses pembelajaran.
ii) Pemanfaatan media belum maksimal.
iii) Guru kurang memberikan daya tarik media sehingga siswa kurang
semangat saat mengikuti pembelajaran
iv) Belum mengetahui karakter peserta didik secara perorangan.
C. Upaya Pemecahan
Dari permasalahan yang ditemukan selama Magang Kependidikan atau
khususnya saat praktik mengajar terbimbing. Upaya pemecahan masalahnya
adalah sebagai berikut:

i.Upaya pemecahan permasalahan dari siswa

14
1. Memfokuskan perhatian siswa sebelum memberikan materi
pembelajaran, seperti memberikan pertanyaan yang memancing rasa
penasaran siswa.
2. Memberikan batasan waktu yang digunakan untuk pengerjaan tugas
sehingga siswa terdorong untuk segera menyelesaikan tugas.
3. Memberikan penjelasan yang mudah dipahami sehingga siswa dapat
membangun pemahamannya secara sederhana.
4. Memberikan apresiasi kepada setiap individu dalam kelompok
sehingga setiap individu terdorong untuk memberikan kontribusi
terhadap kerja kelompok.
ii. Upaya pemecahan permasalahan dari guru magang
1. Pengelolaan kelas, dengan cara melibatkan semua siswa untuk aktif
dalam pembelajaran. Beberapa cara meningkatkan keterlibatan siswa
adalah dengan memberikan point tambahan untuk penilaian afektif,
selain itu juga menjelaskan manfaat yang diperoleh dari pembelajaran.
Siswa yang konsentrasinya belum sepenuhnya fokus pada
pembelajaran akan diberi suatu pertanyaan untuk memancing daya
fokus siswa. Selain itu hal yang penting adalah guru selalu mengecek
perkembangan pekerjaan setiap siswa untuk mengetahui seberapa jauh
pemahaman siswa . Terkadang diperlukan juga suatu kegiatan latihan
soal untuk mengetes atau mengecek keberhasilan pembelajaran dalam
pembelajaran hari ini.
2. Membuat diskusi kelompok guna memecahkan permasalahan kesulitan
belajar pada siswa yang susah bergaul dan bersosial dengan teman.
Selain itu, pembuatan kelompok diskusi juga dibuat dengan cara
pemilihan. Guru menyusun dan membuat daftar kelompok dengan adil
dan pemisahan. Guru membuat kelompok yang didalamnya terdiri dari
beberapa siswa yang berasal dari latar belakang kelompok asal yang
berbeda. Hal ini dilakukan guna membuat siswa dan siswi menjadi lebih
akrab dengan teman lain dan sebagai upaya untuk mengurangi
pembentukan kelompok di dalam kelompok kelas.

15
3. Pemberian apersepsi bisa dilakukan dengan memberikan contoh
sederhana dalam kehidupan sehari-hari. Materi pelajaran sosiologi
sangat berkaitan erat dengan kehidupan kita sehari-hari, sehingga guru
dapat memberikan apersepsi berupa contoh dari materi yang akan
dipelajari pada pertemuan hari itu sebagai pengantar sebelum proses
pembelajaran dimulai. Agar siswa tertarik dan mampu memahami
materi pada pertemuan hari itu. Guru dapat memberikan cerita
sekaligus ice breaking sehingga pembelajaran akan terasa menarik
bahkan dari awal pembelajaran, akan lebih baik lagi apabila rasa
penasaran siswa dapat terpancing.
4. Memaksimalkan media pembelajaran dalam proses Kegiatan Belajar
Mengajar (KBM), dengan tujuan untuk menarik minat belajar siswa
terhadap pelajaran Sosiologi dan menghilangkan rasa bosan di tengah-
tengah proses pembelajaran. Media pembelajaran harus dipersiapkan
dari awal sehingga ketika akan digunakan telah siap pakai.
5. Penerapan Kurikulum 2013 mengharuskan guru menyiapkan segala
perangkat pembelajaran. Sehingga guru magang juga harus
menyiapkan perangkat pembelajaran secara mandiri. Guru pamong
memiliki metode dan model pembelajaran yang sudah diterapkan lama
pada kelas. Melihat fakta itu, guru magang tidak serta merta mengubah
secara keseluruhan model dan metode yang dipakai. Hal yang dapat
dilakukan adalah mengombinasikan atau mengembangkan model dan
metode yang ada.
Pada kasus ini terdapat 2 kelas dengan karakter yang berbeda.
Pertama, kelas XI IPS 2 dengan karakter siswa cukup aktif dan
memperhatikan pembelajaran sedangkan pada kelas XI IPS 3 dengan
karakter siswa kurang aktif dan kurang memperhatikan pembelajaran.
Siswa dan siswi kelas XI IPS 2 dan XI IPS 3 kurang memperhatikan
guru karena minat belajar belajar siswa masih kurang. Pada
pembelajaran biasa, guru menerapkan model diskusi dengan media
lembar kerja berupa PPT yang telah di dibuat oleh siswa mengenai

16
materi presentasi. Jadi modifikasi model pembelajaran yang digunakan
untuk kelas XI IPS 2 dan 3 adalah dengan menerapkan model diskusi
aktif, model yang digunakan dapat berupa discovery dan coopeative
learning berupa metode Puzzle. Model ini sangat cocok karena karakter
siswa yang sangat aktif sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar.
Dengan adanya perubahan metode dan model pembelajaran yang
diterapkan di kelas XI IPS 2 dan 3 diharapkan mampu menarik minat
belajar siswa dan mengurangi rasa bosan siswa ditengah-tengah proses
pembelajaran berlangsung.

17
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Dari pemaparan masalah yang ditemukan dan solusi yang diajukan selama
Magang Kependidikan maka dapat ditarik kesimpulan :
1. Permasalahan yang utama dialami adalah kurangnya minat belajar
belajar siswa, kurangnya motivasi belajar siswa dan rasa bosan di
tengah-tengah proses pembelajaran karena metode dan media yang
digunakan dalam pembeajaran kurang menarik dan monoton.
2. Pemecahan masalah dilakukan adalah dengan menerapkan metode
pembelajaran dan memaksimalkan media pembelajaran untuk
menciptakan kelas yang aktif dan meningkatkan minat dan motivasi
belajar siswa serta menghilangkan rasa bosan siswa ketika di tengaj-
tengah proses pembelajaran.
3. Guru magang dapat menerapkan ilmu yang didapat selama kuliah
untuk penyelesaian masalah yang dihadapi. Tidak hanya penerapan
ilmu, praktik dalam kelas juga dapat meningkatkan kompetensi guru
magang serta dapat tanggap dalam menghadapi masalah di kelas.
B. Saran
Mahasiswa Magang Kependidikan 3 seharusnya meningkatkan
kompetensi yang dimiliki sehingga saat penerapan pada kelas dapat
dilakukan dengan baik, selain itu mahasiswa magang harus lebih mengenal
segala aspek sekolah tempat magang untuk melancarkan semua keperluan
magang. Program Magang mulai dari Magang 1,2, hingga 3 hendaknya
dilakukan pada sekolah yang sama sehingga pengenalan masalah dapat
dilakukan sedini mungkin dan memahami karakteristik siswa siswi di
sekolah tersebut.

18
BAHAN RUJUKAN

Harris, J. H., dan Katz, L. G. (2001). Young investigators: The project approach
in the early years. New York.

Helle, Laura, et al. (2006). Project-Based Learning in post-secondary education


– theory, practice and rubber sling shots, 287-394.

Joyce, B., dkk.(2009). Models of Teaching (Eight Edition). Yogyakarta: Pustaka


Pelajar

Nomor, U. R. I., Sistem, T., Nasional, P., Rahmat, D., Yang, T., Esa, M., … Pasal,
K. U. (2003). No Title, 1–33.
Worthy, J. (2000). Conducting research on topics of student interest. Reading
Teacher, 54(3), 298-299.

19

Anda mungkin juga menyukai