Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN KRITIS MASALAH PEMBELAJARAN

MAGANG KEPENDIDIKAN 3

DI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI 4 SURAKARTA

TAHUN PELAJARAN 2019/2020

Disusun sebagai syarat menempuh Focus Group Discussion (FGD)

Dosen Pembimbing : Dr. Harlita, S.Si., M.Si.

Guru Pamong : Tutut Sumarjiyana, S.Pd

Oleh :

Aras Beauty

K4316010

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2019

i
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan observasi ini telah diterima, disetujui, serta disahkan guna


memenuhi tugas dan melengkapi syarat dalam menempuhi Laporan Kritis Masalah
Pembelajaran Magang Kependidikan 3 pada Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta di Sekolah Menengah Atas (SMA)
Negeri 4 Surakarta. pada,
hari : Rabu
tanggal : 30 Oktober 2019

Surakarta, 30 Oktober 2019

Mengetahui, Mengetahui,
Dosen Pembimbing Guru Pamong

Dr. Harlita, S.Si., M.Si. Tutut Sumarjiyana, S.Pd

NIP. 19690401 199802 2 001 NIP.19690116 199702 1 004

Mengetahui,
Kepala SMA Negeri 4 Surakarta

Dra. Adkha Dewi Gayatri, M.Pd, MM.


NIP. 196205141986032007

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan YME atas rahmat-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas yang berjudul “Laporan Kritis Masalah Pembelajaran Magang
Kependidikan 3 di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 4 Surakarta Tahun
Pelajaran 2019/2020” guna memenuhi tugas mata kuliah Magang Kependidikan 3.
Penulis tidak dapat menyelesaikan tugas ini tanpa bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dra. Adkha Dewi Gayatri, M.Pd, MM selaku Kepala Sekolah SMA Negeri
4 Surakarta yang telah memberikan izin untuk melaksanakan kegiatan
Magang Kependidikan 3.
2. Bapak Tutut Sumarjiyana, S.Pd, selaku Guru Pamong yang telah mendidik
penulis dalam mengajar dan memberi masukan serta petuah yang sangat
bermanfaat bagi penulis.
3. Dr. Harlita, S.Si., M.Si., selaku Dosen Pembimbing, yang telah berkenan
memberikan waktu untuk bimbingan dan pengarahan dalam pelaksanaan
kegiatan dan penyusunan Laporan Kritis Masalah Pembelajaran Magang
Kependidikan 3.
4. Orang tua yang telah memberikan restu dan dukungannya kepada penulis
dalam kegiatan Magang Kependidikan 3.
5. Kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penulisan laporan ini.

Penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan baik dari segi penulisa n
maupun isi bacaan. Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat dan
pengetahuan bagi para pembaca. Penulis juga mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca sebagai bahan evaluasi bagi penulis dalam pembuatan laporan
selanjutnya.

Surakarta, 30 Oktober 2019


Penulis

Aras Beauty
K4316010

iii
DAFTAR ISI

JUDUL ......................................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................................i
KATA PENGANTAR……...............……………………………………………….......iii

DAFTAR ISI............................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................1
A. Latar Belakang ..................................................................................................1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................3
C. Tujuan Penulisan...............................................................................................3
BAB II MASALAH DAN UPAYA PEMECAHANNYA ...........................................4
A. Permasalahan ....................................................................................................4
B. Upaya Pemecahannya..............................................................................................11
BAB III PENUTUP.................................................................................................18
A. Kesimpulan .....................................................................................................18
B. Saran ...............................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................20

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan pada dasarnya adalah upaya untuk membentuk manusia yang
berkualitas dan bertanggung jawab sehingga melahirkan generasi yang
tangguh. Undang-Undang Pendidikan Indonesia No 20 tahun 2003 Bab I Pasal
1 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif
mengembangkan potensi pribadinya, pengendalian diri, masyarakat, bangsa
dan Negara. Jadi pendidikan merupakan suatu proses pengembangan potensi
manusia yang dilaksanakan secara dinamis, sistematis dan berkelanjutan untuk
mencapai suatu tujuan. Pada hakekatnya, tujuan pendidikan adalah
pengembangan potensi individu yang bermanfaat bagi kehidupan pribadi
maupun bagi seluruh warga negara Indonesia. Untuk mencapai tujuan tersebut
perlu adanya upaya yang disengaja dan terencana yang meliputi upaya
bimbingan, pengajaran dan pelatihan.
Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dan
Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru, mewajibkan guru
memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, dan sertifikat pendidik.
Berdasarkan peraturan perundang-undangan tersebut, guna meningka tka n
kompetensi calon guru, maka diadakan program Magang Kependidikan 3
untuk Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Sebelas Maret.
Tujuan dari program tersebut adalah agar mahasiswa dapat memilik i
pengalaman di lapangan melalui kegiatan observasi selama pembelajara n
berlangsung, membantu tugas-tugas guru pamong, maupun dengan jalan
melaksanakan praktik mengajar secara langsung di hadapan peserta didik.

1
Kegiatan Magang Kependidikan 3 dilaksanakan kurang lebih selama dua
bulan. Selama menjalani kegiatan magang penulis diberi kesempatan untuk
praktik mengajar secara langsung di dua kelas yaitu kelas X MIPA 3 dan X
MIPA 6. Penulis bertugas menyampaikan materi tentang bakteri. Praktik
mengajar tersebut dilakukan selama kurang lebih tiga minggu dengan lima kali
tatap muka. Dalam satu minggu, setiap kelas memiliki tiga jam pertemuan (3
JP).
Berdasarkan hasil observasi dan selama pelaksanaan praktik pembelajaran
langsung, penulis menjumpai berbagai permasalahan di kelas X MIPA 3 dan
X MIPA 6. Permasalahan tersebut disusun menjadi laporan deskripsi kritis atas
hal-hal yang ditemui di lapangan. Laporan kritis tersebut diharapkan dapat
menjadi acuan untuk menilai kegiatan penulis selama magang serta dapat
menjadi masukan dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas X MIPA
3 dan X MIPA 6 tahun ajaran 2019/2020 dengan lebih efektif dan efisien.

Dari beberapa permasalahan yang muncul tersebut, penulis bermaksud


menjabarkan permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran di kelas,
serta upaya pemecahan masalah yang dituangkan dalam bentuk laporan, yang
kemudian diajukan ketika Focus Group Discussion (FGD). Dengan demikia n,
penulis menyusun laporan permasalahan kritis Magang Kependidikan 3
dengan judul “Laporan Kritis Masalah Pembelajaran Magang Kependidikan 3
di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 4 Surakarta Tahun Pelajaran
2019/2020”.

2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, penulis merumuska n
berbagai masalah sebagai berikut:
1. Apa sajakah permasalahan-permasalahan pembelajaran yang muncul di
kelas X MIPA 3 dan X MIPA 6 di SMA N 4 Surakarta?
2. Bagaimanakah bentuk upaya pemecahan untuk mengatasi masalah
pembelajaran di kelas kelas X MIPA 3 dan X MIPA 6 di SMA N 4
Surakarta?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengidentifikasi permasalahan-permasalahan pembelajaran yang
muncul di kelas X MIPA 3 dan X MIPA 6 di SMA N 4 Surakarta.
2. Mengidentifikasi upaya pemecahan untuk mengatasi masalah
pembelajaran di kelas X MIPA 3 dan X MIPA 6 di SMA N 4 Surakarta.

3
BAB II
MASALAH DAN UPAYA PEMECAHANNYA

A. Permasalahan
Kegiatan pembelajaran di kelas tidak pernah lepas dari suatu masalah.
Permasalahan tersebut dapat bersumber dari luar siswa maupun dari luar
siswa itu sendiri yang dapat menetukan kondusif atau tidaknya suatu proses
pembelajaran. Oleh karena itu, seorang guru yang professional dituntut untuk
dapat mengenali setiap permasalahan di dalam kelasnya lalu memberika n
solusi yang cocok untuk mengatasi permasalahan tersebut agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
Penulis telah melakukan praktik mengajar sebanyak sepuluh kali di
kelas X MIPA 3 dan X MIPA 6 di SMA N 4 Surakarta dengan masing-mas ing
kelas sebanyak lima kali pertemuan. Materi yang diajarkan adalah Bab
Bakteri, yaitu tentang struktur dan fungsi bagian-bagian tubuh bakteri,
reproduksi bakteri, bentuk dan morfologi bakteri, peranan bakteri, klasifikas i/
penggolongan bakteri dan cara mengatasi bakteri yang merugikan. Selama
pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan di dua kelas tersebut, penulis
mendapati beberapa masalah dalam pembelajaran seperti berikut:
Tabel 1. Permasalahan Pembelajaran di kelas X MIPA 3 dan X
MIPA 6 di SMA N 4 Surakarta.

No Hari/ Kelas
Agenda Permasalahan
Tanggal
1 Kamis, X MIPA 6 Struktur dan - Siswa belum mempunyai keberanian
3 Oktober (Jam ke 7- reproduksi untuk mengemukakan pendapat di
2019 8) bakteri depan kelas sehingga guru kesulita n
untuk mengecek perkembanga n
kemampuan siswa secara personal.
- Ada beberapa siswa yang terlihat tidak
bersemangat mengikuti pelajaran.

4
2 Senin, X MIPA 3 Struktur dan - Secara umum, siswa perempuan
7 Oktober (Jam ke 7- reproduksi cenderung kurang aktif dalam
2019 8) bakteri menyampaikan pendapat dan bertanya
daripada siswa laki-laki.

3 Kamis, X MIPA 6 Praktikum - Siswa tidak memperhatikan instruks i


10 (Jam ke 7- bentuk guru sehingga praktikum kurang
Oktober 8) bakteri berjalan dengan lancar.
2019 - Siswa belum paham cara menggunaka n
mikroskop dengan benar.
- Siswa kurang dapat mengikuti petunjuk
praktikum dengan baik.

4 Senin, X MIPA 3 Praktikum - Siswa belum siap diadakan pretest


14 (Jam ke 7- bentuk sebelum praktikum padahal guru sudah
Oktober 8) bakteri menginfokan dengan jelas, sehingga
2019 pretest diundur dan dilaksanakan di
pertemuan selanjutnya.

5 Kamis, X MIPA 6 Klasifikasi - Saat bel masuk, masih banyak siswa


17 (Jam ke 7- dan peranan yang belum masuk kelas sehingga waktu
Oktober 8) bakteri, serta pembelajaran tersita.
2019 cara - Saat mengerjakan LKPD, siswa
mengatasi cenderung kesusahan dan sulit untuk
bakteri berkonsentrasi karena waktu kegiatan
berbahaya belajar mengajar di jam siang.
- Siswa terlalu lama untuk menghafal dan
menulis di LKPD sehingga waktu tidak
berjalan secara efektif.

5
6 Senin, X MIPA 3 Klasifikasi - Saat mengerjakan LKPD, siswa
21 (Jam ke 7- dan peranan cenderung kesusahan dan sulit untuk
Oktober 8) bakteri, serta berkonsentrasi karena waktu kegiatan
2019 cara belajar mengajar di jam siang.
mengatasi
bakteri
berbahaya
7 Selasa, X MIPA 6 Review - Siswa sulit berkonsentrasi karena berada
22 (Jam ke materi di jam terakhir pembelajaran.
Oktober 10)
2019
8 Rabu, X MIPA 3 Review - Siswa sulit berkonsentrasi karena berada
23 (Jam ke materi di jam terakhir pembelajaran.
Oktober 10)
2019
9 Kamis, X MIPA 6 Ulangan - Ada beberapa siswa berdiskusi dengan
24 (Jam ke 7- Harian teman sebangku saat mengerjakan
Oktober 8) ulangan.
2019
10 Rabu, X MIPA 3 Ulangan (Belum diadakan Ulangan Harian)
30 (Jam ke Harian
Oktober 10)
2019

Berdasarkan permasalahan-permasalahan pembelajaran tersebut, dapat


disimpulkan bahwa secara umum permasalahan pembelajaran yang terjadi di
kelas X MIPA 3 dan kelas X MIPA 6 SMA Negeri 4 Surakarta tahun ajaran
2019/2020 dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok yaitu permasalaha n
dari dalam diri siswa (intrinsik) maupun permasalahan pembelajaran dari luar
diri siswa (ekstrinsik).

6
Permasalahan pembelajaran yang berasal dari dalam diri siswa sendiri
(intrinsik) yang muncul di kelas X MIPA 3 dan X MIPA 6 SMA Negeri 4
Surakarta adalah sebagai berikut :

1. Motivasi Belajar
Motivasi belajar merupakan suatu dorongan atau semangat dari
dalam diri siswa untuk belajar. Berdasarkan observasi dan praktik
mengajar yang sudah dilakukan, penulis dapat menyimpulkan bahwa
motivasi belajar pada beberapa siswa di kelas X MIPA 6 cenderung
rendah. Rendahnya motivasi dan semangat belajar siswa dapat diamati
dari antusiasme siswa saat mengikuti pembelajaran dan rasa ingin tahu
yang rendah. Berbeda dengan X MIPA 6, secara umum antusias me
siswa-siswa kelas X MIPA 3 lebih tinggi daripada X MIPA 6. Motivasi
belajar yang baik tersebut dapat penulis amati dari respon siswa selama
kegiatan pembelajaran berlangsung. Pada umumnya, siswa dapat
merespon dengan baik dan melaksanakan pembelajaran dengan antusias
yang tinggi. Penyebab rendahnya motivasi belajar siswa dapat
dikarenakan metode belajar yang ditetapkan kurang tepat ataupun
karena siswa mengalami titik jenuh untuk belajar dikarenakan terlalu
banyak tugas yang dibebankan selama sekolah.
2. Konsentrasi Belajar
Konsentrasi belajar merupakan kemampuan memusatkan perhatian
pada pelajaran selama pembelajaran berlangsung. Untuk memperkuat
perhatian pada pembelajaran, guru perlu menggunakan bermacam-
macam strategi dalam pembelajaran, dan memperhitungkan waktu
belajar. Pembelajaran yang monoton dan membosankan akan
menyebabkan siswa tidak memiliki konsentrasi yang baik saat belajar.
Selain itu, terganggunya konsentrasi belajar juga dapat disebabkan oleh
situasi kelas yang tidak kondusif. Oleh karena itu, guru yang baik harus
mampu menjaga lingkungan belajar agar tetap kondusif. Secara umum,
konsentrasi belajar pada dua kelas tersebut baik, hanya saja, semakin
siang konsentrasi belajar siswa terlihat menurun.

7
3. Rasa Percaya Diri Siswa
Rasa percaya diri merupakan rasa yang dimiliki oleh seseorang yang
yakin dengan kemampuan yang dimiliki. Stephanie Marston (1992)
mengemukakan pemikirannya mengenai pentingnya rasa percaya diri
pada anak. Ia mengatakan bahwa rasa percaya diri itu seperti tongkat
ajaib yang bisa mengubah masa depan seorang anak. Ia mempenga r uhi
seluruh aspek dalam kehidupannya, mulai dari teman-teman yang
dipilih, prestasi akademik di sekolah, jenis pekerjaan yang ia dapat,
bahkan tentang pasangan hidup yang ia pilih. Sementara itu, kurangnya
rasa percaya diri akan menghambat potensi diri siswa. Orang yang
kurang percaya diri akan menjadi seseorang yang pesimis dalam
menghadapi tantangan, takut dan ragu-ragu untuk menyampa ika n
gagasan, bimbang dalam menentukan pilihan serta sering membanding-
bandingkan dirinya dengan orang lain.
Selama proses pembelajaran, secara umum, rasa percaya diri siswa
cukup baik. Akan tetapi ada beberapa siswa yang terlihat minder dengan
kemampuan dirinya. Ia terlihat ragu saat hendak menyampa ika n
pendapat, bertanya atau menjawab pertanyaan sehingga harus dipancing
terlebih dahulu oleh guru. Untuk mengatasi hal itu, penulis mencoba
untuk mengapresiasi sekecil apapun yang siswa lakukan guna
membangun rasa percaya diri siswa.

8
Adanya berbagai permasalahan di atas mengharuskan seorang guru
yang professional untuk memilih metode pembelajaran yang paling cocok
diterapkan pada kelas trsebut. Dalam hal ini, penulis menggunakan model
pembelajaran discovery learning pada saat pembelajaran. Model
pembelajaran discovery learning merupakan model pembelajaran kooperatif
dengan penemuan terbimbing melalui lembar kerja peserta didik, yang
dilakukan secara berkelompok dengan banyak anggota empat sampai lima
siswa dalam satu kelompok. Pembentukan kelompok yang dilakukan penulis
adalah dengan cara membagi acak siswa sesuai nomor yang didapatkan saat
berhitung. Melalui cara tersebut, siswa dituntut untuk dapat bekerjasama
dengan siapapun tanpa memilih milih teman.

Sementara itu, permasalahan pembelajaran yang berasal dari luar diri


siswa (ekstrinsik) adalah sebagai berikut :

1. Guru
Guru merupakan faktor yang penting bagi proses belajar siswa.
Guru berperan sebagai fasilitator yang memberikan pelayanan untuk
memudahkan siswa belajar. Selain itu, guru juga berperan sebagai
motivator bagi siswa agar memiliki orientasi belajar. Makna
pembelajaran dikatakan berhasil apabila siswa mempunyai motivas i
dalam belajar sehingga terbentuk perilaku belajar siswa yang efektif.
Contoh permasalahan yang berasal dari guru adalah penyampaia n
materi yang terlalu cepat, cara bicara yang terlalu cepat, suara yang
terlalu pelan, bahasa penyampaian yang kurang terstruktur.
2. Metode dan Model yang Digunakan
Metode dan model pembelajaran yang dipilih memiliki peran
sangat penting dalam proses belajar mengajar. Apabila metode dan
model pembelajaran yang digunakan sesuai dengan materi dan
karakteristik siswa, maka kegiatan pembelajaran dapat berjalan secara
efektif, efisien dan juga menyenangkan.

9
3. Sarana dan Prasarana Pembelajaran
Sarana dan Prasarana Pembelajaran merupakan faktor penunjang
keefektifan belajar yang sama pentingnya dengan faktor-faktor yang
lain. Sarana pembelajaran meliputi buku pelajaran, buku bacaan, alat
dan fasilitas laboratorium sekolah dan berbagai media pembelajaran
yang lain, seperti LCD dan papan tulis. Prasarana pembelajaran
meliputi gedung sekolah, ruang kelas atau ruang belajar, lapangan olah
raga, ruang ibadah, ruang kesenian, laboratorium, dan lain lain.
Berdasarkan pengamatan penulis, ketersediaan sarana dan prasarana
pembelajaran sangat lengkap. Akan tetapi, terdapat sarana dan
prasarana yang kurang terjaga dengan baik, misalnya laboratorium.
Padahal sebenarnya, peralatan laboratorium di SMA Negeri 4 Surakarta
terbilang lengkap.
4. Lingkungan Sekitar Sekolah
SMA Negeri 4 Surakarta terletak di tepi jalan raya sehingga kadang
terganggu oleh suara berisik kendaraan-kendaraan yang berlalu lalang.
Selain itu, SMA Negeri 4 Surakarta, dan berada tepat di depan kantor
Polresta Surakarta dan dekat dengan gedung DPRD Surakarta sehingga
peserta didik berpotensi terpengaruh oleh aksi- aksi unjuk rasa yang
dilakukan mahasiswa. Mengatasi hal itu, guru harus mampu
memberikan edukasi terkait unjuk rasa agar siswa terhindar dari
dampak negatif akibat aksi tersebut.

10
B. Upaya Pemecahannya
Berdasarkan permasalahan-peramasalahan yang sudah dibahas
sebelumnya, berikut ini dicantumkan upaya-uoaya pemecahan masalah dari
masing- masing kelas X MIPA 3 dan X MIPA 6 di SMA Negeri 4 Surakarta
pada tabel di bawah ini.

Tabel 2. Upaya Pemecahan Masalah Pembelajaran Kelas X MIPA


3 dan X MIPA 6 di SMA Negeri 4 Surakarta

Kelas Permasalahan Solusi

X MIPA 6 - Siswa belum mempunya i - Guru harus mampu


(Jam ke 7-8) keberanian untuk menumbuhkan rasa percaya diri
mengemukakan pendapat di pada siswa dengan mengapres ias i
depan kelas sehingga guru sekecil apapun yang dilakukan.
kesulitan untuk mengecek Untuk menumbuhkan keberanian
perkembangan kemampua n siswa, langkah awal dapat
siswa secara personal. dilakukan dengan cara
memancing siswa dengan sesuatu
yang mendorong siswa untuk
berani mengemukakan pendapat.
Pancingan tersebut dapat secara
verbal maupun non verbal.
Verbal yaitu dengan cara
memberikan nasihat dan
pengertian kepada siswa tentang
pentingnya menumbuhkan rasa
percaya diri siswa. Akan tetapi,
cara verbal ini membutuhka n
proses dan waktu yang tidak
sebentar sehingga guru harus
sabar dalam pelaksanaan

11
pembentukkan karakter peserta
didik. Sementara itu, cara non
verbal dapat dilakukan dengan
cara memberikan poin tambahan
bagi siswa yang aktif sehingga
siswa dapat termotivasi.

Dalam praktik mengajar yang


sudah dilakukan, penulis sudah
melakukan kedua cara tersebut
dan hasilnya cukup memberika n
kemajuan terhadap keaktifan
siswa daripada sebelumnya.

- Ada beberapa siswa yang - Untuk mengatasi siswa yang


terlihat tidak bersemangat tidak antusias dalam belajar, guru
mengikuti pelajaran. harus mampu memilih metode
pembelajaran yang tepat untuk
siswa. Selain itu, guru juga harus
lebih memperhatikan anak
tersebut dan sesekali memberika n
peran dalam pembelajara n.
Biasanya, siswa yang tidak
bersemangat juga dapat
disebabkan karena siswa tidak
merasa diperhatikan dan
dilibatkan dalam pembelajara n,
sehingga siswa merasa
kehilangan motivasi dalam
dirinya.

12
Selama praktik pembelajara n,
penulis mencoba menerapkan
metode Discovery Learning.
Metode tersebut memungkinka n
siswa untuk lebih aktif berpikir
dan menemukan sendiri konsep
materi yang sedang dipelajarinya.

X MIPA 3 - Secara umum, siswa - Guru harus memikirkan cara


(Jam ke 7-8) perempuan cenderung untuk memancing keaktifan
kurang aktif dalam siswa perempuan.
menyampaikan pendapat
dan bertanya daripada siswa Mengetahui keaktifan siswa
laki-laki. perempuan yang cenderung
rendah, penulis mencoba untuk
mendekati siswa dan berbaur
dengan siswa (mengakrabka n
diri). Kemudian, penulis
memberikan pertanyaan secara
personal kepada siswa yang
ditunjukknya. Memberikan
waktu baginya untuk memikirka n
jawabanya. Lalu mengapres ias i
gagasan yang ia berikan. Cara
tersebut baik untuk dilakukan
agar siswa tidak merasa takut saat
hendak mengemuk aka n
pendapat.

13
X MIPA 6 - Siswa tidak memperhatika n - Pada saat itu, karena keterbatasan
(Jam ke 7-8) instruksi guru sehingga waktu, penulis hanya memberika n
praktikum kurang berjalan instruksi kepada salah seorang siswa
dengan lancar. dengan menemuinya secara
langsung kemudian
memerintahkannya untuk segera
menginformasikan instruksi guru
dan mendiskusikannya bersama
teman-teman sekelas. Selain itu,
guru juga memantau dan
mengingatkan siswa melalui
personal chatting. Akan tetapi, pada
praktiknya, masih banyak siswa
yang mengaku tidak merasa
diberikan instruksi tertentu oleh
guru. Alhasil, kegiatan praktikum
sedikit terhambat. Kasus nyata yang
terjadi adalah tentang adanya pre
test yang akan dilaksanakan
sebelum praktikum. Siswa mengaku
belum mendapatkan informas i
tersebut sehingga siswa tidak
membawa alat tulis dan bahkan
belum belajar. Akhirnya, waktu
praktikum pun menjadi tersita
cukup banyak.

Untuk menyikapi kondisi tersebut,


seharusnya penulis
menginformasikan kepada siswa
secara langsung di kelas.

14
- Siswa belum paham cara - Sebelum praktikum dimulai, penulis
menggunakan mikroskop menyampaikan pengantar terlebuh
dengan benar. dahulu tentang mikroskop dan cara
penggunaannya. Begitu penulis
selesai menjelaskan cara
penggunaanya dan menanyaka n
kepada siswa tentang bagaimana
pemahaman siswa, siswa menjawab
bahwa siswa sudah paham. Akan
tetapi, dalam pengamatan yang
sesungguhnya siswa terlihat
kebingungan dalam menggunaka n
mikroskop. Untuk mengatasi hal itu,
penulis pun memantau aktivitas
siswa dan memberikan arahan
kepada siswa.

- Siswa kurang dapat - Sebelum praktikum dilaksanakan,

mengikuti petunjuk penulis memberikan arahan kepada

praktikum dengan baik. siswa terkait langkah-langka h


praktikum.

15
X MIPA 3 - Siswa belum siap diadakan - Mesikipun sudah diinformas ika n
(Jam ke 7-8) pretest sebelum praktikum secara langsung di kelas, tetapi
padahal guru sudah masih ada siswa yang mengaku
menginfokan dengan jelas, belum mengetahui intstruks i
sehingga pretest diundur tersebut. Dengan demikian, guru
dan dilaksanakan di harus memberikan peringatan dan
pertemuan selanjutnya. ketegasan agar pada kesempatan
yang lain siswa lebih bisa
memperhatikan setiap instruks i
guru.

X MIPA 6 - Saat bel masuk, masih - Guru harus memberikan ketegasan


(Jam ke 7-8) banyak siswa yang belum kepada siswa dan menasihati agar
masuk kelas sehingga waktu belajar menjadi anak yang disiplin
pembelajaran tersita. waktu.

- Saat mengerjakan LKPD, - Sebelum dimulai diskusi, penulis


siswa cenderung kesusahan mengajarkan tepuk konsentrasi
dan sulit untuk untuk meningkatkan konsentrasi
berkonsentrasi karena siswa. Selain itu, penulis juga
waktu pembelajaran berada mendampingi siswa saat
di jam siang. mengerjakan LKPD dan
mengarahkan fokus dan konsentrasi
siswa.

- Siswa terlalu lama untuk - Guru harus lebih tegas dalam

menghafal dan menulis di memberi batasan waktu agar

LKPD sehingga waktu tidak pembelajaran berjalan sesuai

berjalan secara efektif. alokasi waktu yang sudah


ditentukan.

16
X MIPA 3 - Saat mengerjakan LKPD, - Sebelum dimulai diskusi, penulis
(Jam ke 7-8) siswa cenderung kesusahan mengajarkan tepuk konsentrasi
dan sulit untuk untuk meningkatkan konsentrasi
berkonsentrasi karena siswa. Selain itu, penulis juga
waktu kegiatan belajar mendampingi siswa saat
mengajar di jam siang. mengerjakan LKPD dan
mengarahkan fokus dan konsentrasi
siswa.

X MIPA 6 - Siswa sulit berkonsentras i - Guru memberikan ice breaking dan


(Jam ke 10) karena berada di jam menciptakan kondisi belajar yang
terakhir pembelajaran. lebih santai.

X MIPA 3 - Siswa sulit berkonsentras i - Guru memberikan ice breaking dan


(Jam ke 10) karena berada di jam menciptakan kondisi belajar yang
terakhir pembelajaran. lebih santai.

X MIPA 6 Ada beberapa siswa berdiskusi - Sebelum ulangan harian dimula i,


(Jam ke 7-8) dengan teman sebangku saat penulis memberikan nasihat
mengerjakan ulangan. kepada siswa tentang pentingnya
membiasakan diri untuk
menerapkan kejujuran sehingga
siswa termotivasi untuk jujur.
Selain itu, penulis juga selalu
mengawasi dan memantau setiap
aktivitas dan gerak-gerik siswa
lalu memberikan peringata n
kepada siswa yang berperilaku
tidak jujur.

X MIPA 3 Belum diadakan ulanga n


(Jam ke 10) harian.

17
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran Biologi di kelas X
MIPA 3 dan X MIPA 6 SMAN 4 Surakarta antara lain:
a. Siswa sulit berkonsentrasi karena pelajaran pada jam siang
b. Siswa tidak suka berdiskusi berkelompok
c. Pembagian waktu yang belum tepat
d. Semangat belajar siswa kurang
e. Keaktifan siswa kurang
f. Rasa percaya diri siswa kurang
g. Budaya literasi siswa sangat rendah
h. Siswa kurang memperhatikan instruksi guru
2. Upaya pemecahan masalah dalam proses pembelajaran Biologi oleh penulis
di kelas X MIPA 3 dan X MIPA 6 SMAN 4 Surakarta antara lain:
a. Guru harus mampu meningaktakan rasa percaya diri siswa dengan
sering memberikan motivasi dan apresiasi.
b. Guru harus pandai-pandai membagi waktu sehingga kegiatan
pembelajaran berjalan lancar.
c. Sebaiknya guru harus mampu merencanakan pembelajaran dengan
tepat.
d. Sebaiknya guru lebih tegas untuk mengkondisikan siswa.

18
B. Saran
Berdasarkan pengalaman yang penulis dapat selama pelaksanaan magang
kependidikan 3 di SMAN 4 Surakarta, penulis mendapatkan pengalaman yang
sangat berharga dari setiap pertemuan di kelas bersama dengan peserta didik.
Keberhasilan dalam pedidikan membutuhkan adanya kerjasama dari
berbagai pihak. Dengan demikian, melalui laporan ini penulis ingin
meyampaikan beberapa saran untuk perbaikan bersama pada kesempatan
selanjutya.
1. Seorang guru harus mampu menjaga kewibawaannya di depan siswa,
sehingga tidak ada siswa yang terkesan menyepelekan guru.
2. Seorang guru harus mengutamakan pendidikan karakter bagi peserta
didik karena nilai sopan santun pada siswa perlahan mulai luntur.
3. Bagi penulis pribadi, harus lebih bisa memahami kondisi peserta didik
agar dapat memberikan pembelaaran yang paling tepat.

19
DAFTAR PUSTAKA

Baharuddin, dan Esa Nur Wahyui. (2010). Teori Belajar dan Pembelajaran.
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media

Dimyati. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Gulo, W. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Grasindo.

20

Anda mungkin juga menyukai