Bahan Ajar
1511417096
JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2020
TES KEPRIBADIAN PROYEKSI
Tes psikologi pada dasarnya adalah alat ukur yang obyektif dan dibakukan atas sampel
tertentu. Tes-tes psikologi mirip dengan tes-tes dalam ilmu-ilmu lainnya, sejauh observasi dibuat
atas sample yang kecil, namun dipilih secara hati-hati atas perilaku individu.
Tes Proyektif adalah tes yang mengungkap aspek-aspek psikologis seseorang, di mana
individu memproyeksikan diri dalam suatu objek. Tes ini membutuhkan alat untuk mengungkap
apa yang ada di alam bawah sadar, alatnya berupa kartu, kertas.
TES RORSCHACH
Tes Rorschach merupakan salah satu tes proyektif yang paling populer dikembangkan
oleh psikiatris yang berkembangsaan Swiss bernama Herman Rorschach (1921-1942). Pertama
kali tes ini deskiprisikan pada tahun 1921 dengan melakukan percobaan pada pasien yang
berjumlah 1991, hasil yang memuaskan dari 40 tes ink blot, hanya 15 bercak tinta.
Tes Rorschach adalah tes yang pertama menerapkan noda tinta pada penyeledikan
diagnostik atas kepribadian secara keseluruhan. Tes Rorschach ada 10 kartu. Masing-masing
kartu memuat cetakan noda tinta simetris bilateral. Lima noda tinta diletakkan pada bayangan
abu-abu dan hitam saja yang disebut Acromatic, dan lima memadukan beberapa bayangan pastel
yang disebut Chromatic.
Asumsi yang mendasarinya adalah bahwa seseorang akan rangsangan eksternal kelas
berdasarkan persepsi orang-set khusus dan termasuk kebutuhan, motif dasar, konflik dan bahwa
proses clustering adalah wakil dari proses yang digunakan dalam situasi kehidupan nyata
1. Sejarah
Draw A Person Test dikembangkan oleh Karen Macover berdasarkan tes gambar yang
pertama kali dipergunakan oleh Goodenough pada tahun 1926 yang dinamakan Goodenough
Draw A Man Test dan interpretasinya terutama didasarkan pada kualitas gambar dan jumlah detil
gambar.
Pada tahun 1949 Karen Macover tidak puas dengan system scoring yang dikembangkan
oleh Goodenough, ia lalu mengembangkan evaluasi kepribadian yang berbeda sebelumnya yang
dikenal dengan nama Macover Draw A Person Test yang khusus digunakan untuk pemeriksaan
kepribadian. Pada tahun 1961 dilaporkan bahwa tes`DAP menjadi tes kedua yang paling sering
digunakan dalam rumah sakit, klinik, dan pusat-pusat konseling.
a. Imajinasi, imajinasi seseorang dapat dilihat dan bagaimana bentuk gambar yang dibuatnya.
b. Emosi, keadaan emosi dapat terlihat dari tekanan garis besar dan shading dalam gambar.
3. Cara penggunaan/penyajian
Tes DAP ini disajikan secara individual ataupun klasikal dengan durasi waktu tidak
terbatas, namun biasanya 10 menit. Selama subyek menggambar lakukanlah observasi, catatlah
waktu yang digunakan subyek, pernyataan subyek, ekspresi, penghapusan, penekanan,
penghapusan dan urutan bagian yang digambar
4. Tekhnik Skoring
a. Penempatan gambar
b. Garis
c. Ukuran gambar
1. Sejarah
Yang pertama kali menggunakan Test Baum sebagai alat diagnostik adalah Emil Jucker
tahun 1928 di Zurich, dimana dipakai sebagai alat seleksi untuk pekerja-pekerja di Perusahaan.
Kemudian diperbaiki oleh Goodenough dan di inspirasi bahwa pohon dapat dipakai sebagai alat
untuk mengetahui sesuatu tentang kepribadian seseorang dikemukakan oleh Hendry Starley.
a. Imajinasi, imajinasi seseorang dapat dilihat dan bagaimana bentuk gambar yang dibuatnya.
b. Emosi, keadaan emosi dapat terlihat dari tekanan garis besar dan shading dalam gambar.
3. Cara Penyajian/Penggunaan
Test ini dapat disajikan secara individual ataupun klasikal, waktunya pun tidak terbatas
tapi biasanya 10 menit. Pada test ini subyek diminta untuk menggambar pohon, pohon buah.
Jangan menggambar pohon pisang, kelapa, beringin, pinus cemara atau rerumputan. Sebaiknya
test ini diberikan bersamaan dengan tes DAP, Wartegg, dan HTP.
4. Tekhnik scoring
d. Isi : Akar, batang, daun, bunga, buah, mahkota, dahan, garis tanah.
Contoh Tes Baum :
1. Sejarah
Sebagaimana tes DAP dan BAUM, HTP ini juga merupakan tes diagnostik dimana
dipakai sebagai alat seleksi untuk pekerja-pekerja di Perusahaan. Kemudian diperbaiki oleh
Goodenough dan di inspirasi bahwa rumah, pohon, orang dapat dipakai sebagai alat untuk
mengetahui sesuatu tentang kepribadian seseorang.
Tes HTP ini diberikan secara individual dan klasikal, subyek diminta menggambar
rumah, pohon dan orang diatas kertas kosong dengan waktu penyajian dan terbatas tapi
normalnya 10 menit. Sebaiknya tes ini diberikan bersamaan dengan tes DAP, BAUM dan
Wartegg.
4. Tekhnik Skoring
a. Proporsi gambar
b. Posisi gambar
c. Komposisi gambar
d. Penyelesaian gambar
e. Bentuk pohon
f. Bentuk orang
g. Bentuk rumah
2. Cara penggunaan/penyajian
Bentuk tes ini adalah selembar kertas yang isinya tergambar delapan kotak yang berisi
stimulus tertentu. Tes ini dapat disajikan secara individual atau klasikal dengan waktu yang
digunakan umumnya antara 15-40 menit tergantung pada kualitas hasil ujian, kelayakannya
menurut stimuli. Tes ini digunakan dalam praktek konseling dan psikoterapi.
3. Tekhnik scoring
Blangko scoring terbagi menjadi dua bagian yang saling berhadapan. Di sebelah sisinya
adalah daftar kriteria atau variabel yang termasuk bagian kuantitatif dalam diagnosis. Angka-
angka pada lajur atas menunjuk pada nomor gambar, bila pemberian skor telah selesai maka skor
yang diperoleh oleh kedelapan gambar pada setiap kriteria di jumlahkan, dan jumlahnya
dituliskan disamping kriteria yang bersangkutan yaitu didalam kolom total score dengan jumlah
yang di isikan adalah jumlah dalam angka bulat.
Pemberian skor diberikan dengan tanda (X) berarti satu poin penuh dan tanda garis
miring (/) berarti setengah poin. Agar diagnosis individu dapat dilakukan dengan baik maka
sebaiknya dilengkapi dengan data pribadi seperti jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, dan
pekerjaan subyek.
1. Sejarah
CAT (Children Apperception Test) adalah tes yang dirancang khusus untuk anak-anak
berusia 3-10 tahun. Tes ini dikembangkan oleh Bellak pada tahun 1993. Kartu CAT mengganti
manusia menjadi hewan dengan asumsi bahwa anak-anak kecil lebih muda melakukan proyeksi
pada hewan daripada manusia. Gambar tersebut dirancang untuk membangkitkan fantasi yang
berhubungan dengan masalah makan serta aktivitas oral, persaingan sesama saudara, hubungan
orang tua dan anak, agresi, latihan buang air kecil dan besar serta pengalaman anak lainnya.
CAT mempersiapkan modifikasi manusia (CAT-H) untuk anak-anak yang lebih tua,
terutama di atas usia 10 tahun, penyusunan tes mempertahankan bahwa bentuk manusia atau
bentuk hewan bisa lebih efektif tergantung pada usia dan ciri-ciri kepribadian anak bersangkutan.
Gambar kartu CAT sebagai berikut.
1. Kartu 1: Anak ayam duduk mengelilingi sebuah meja dengan ayam dewasa muncul di latar
belakang.
3. Kartu 3: Singa duduk di atas takhta diawasi oleh tikus melalui sebuah lubang.
4. Kartu 4: Seekor kanguru dengan anak kanguru di kantongnya dan anak kanguru tertua di
sampingnya.
5. Kartu 5: Dua bayi beruang tidur di kasur kecil di depan tempat tidur yang lebih besar yang
berisi dua benjolan.
6. Kartu 6: Sebuah gua di mana dua beruang besar disamping berbaring bayi beruang.
7. Kartu 7: Seekor harimau ganas melompat ke arah monyet yang mencoba memanjat pohon.
8. Kartu 8: Dua monyet dewasa duduk di sofa, sementara monyet dewasa lain sedang berbicar
dengan bayi monyet.
9. Kartu 9: Sebuah kamar terdapat tempat tidur diambang pintu seekor kelinci duduk sambil
memangdang ke arah tersebut.
10. Kartu 10: Seekor anak anjing yang dipukul oleh anjing dewasa di depan kamar mandi.
Tata pelaksanaan tes CAT ini yaitu pemeriksa memberikan kartu demi kartu. Testi
diharapakan menceritakan apa yang terjadi dalam kartu tersebut. selain itu, pemeriksa dapat
meminta lebih spesifik pada anak tersebut untuk menjelaskan adagen pada gambar tersebut.
Waktu yang digunakan hanya 20-45 menit. Skor mengenai jawaban benar atau salah, tidak ada.
Melainkan dianalisis jawaban tersebut sesuai dengan kebutuhan, konflik, emosi, sikap dan pola
respons. Untuk itu, pemeriksa harus mencatat dan mengobservasi dalam pelaksanaan tes
berlangsung.
Tes yang lebih baruan dikembangkan, Roberts Apperception Test for Children (RATC),
lebih dekat untuk memenuhi standar psikometri untuk penyusunan tes dan evaluasi daripada
teknik-teknik lain jenis ini. RATC menyediakan 2 rangkaian dari 16 kartu stimulus tumpang
tindih, satu untuk anak laki-laki dan satu untuk perempuan. Gambar yang ada tersebut dipilih
untuk melukiskan situasi antar pribadi yang telah dikenal dimana anak-anak dalam hubungannya
dengan orang dewasa atau anak-anak lainnya. Validitasnya pun terus menunjukkan hasil yang
baik, disamping itu buku pegangan dengan garis pedoman rinci untuk penentuan skor dan
interpretasi RATC dalam penggunaan klinis juga telah dipersiapkan oleh Glen E Roberts pada
tahun 1994.
Temas adalah kata Sanyol untuk ‘tema’ dan merupakan singkatan Tell Me A Story yaitu
sebuah instrumen yang dirancang secara khusus untuk penaksiran atas ciri-ciri kognitif, efektif
dan kepribadian anak-anak dari usia 5-18 tahun. Temas menggunakan dua rangakain kartu
simulus paralek dengan warna lengkap, satu untuk anak-anak minoritas etnik dan satu untuk
anak-anak berkulit putih.
Temas merupakan perbaikan atas kartu TAT yang asli mendapat pujian karna
kesesuaiannya bagi anak-anak Amerika keturunan Afrika serta Amerika keturunan Spanyol.
Namun ciri-ciri psikometri dari tes ini terutama reliabilitas tes-tes ulangnya dan konsistensi
internalnya telah berulang kali dipertanyakan.
Tes-tes apersepsi tematik yang sama dikembangkan untuk orang usia lanjut antara lain:
GAT (Gerontological Apperseption Test) dan SAP (Senior Apperseption Test). Keduanya
menggunakan rangkaian kartu yang menampilkan seorang atau lebih dari lanjut usia dan
mengilustrasikan masalah yang bisa melanda orang usia lanjut seperti kesepian, kesulitan dengan
keluarga dan rasa tak berdaya. Kedua instrumen ini telah dikritik karena terlalu cepat
dipublikasikan dan digunakannya gambar-gambar yang cenderung melestarikan stereotipe masa
lanjut usia yang salah. Lagipula tidak satu pun dari keduanya telah terbukti memiliki keunggulan
di atas TAT dalam mentes orang lajut usia dan GAT tak lagi diterbitkan.
1. Sejarah
Pertama kali Theamatic Apperception Test (TAT) dikembangkan oleh Henry A Murray
dan stafnya di Harvard Psychological Clinic, pada tahun 1930. Dasar tes TAT penilaian subyek
didasarkan pada apa yang dia proyeksi ke gambar ambigu. Oleh karena itu, untuk melengkapi
penilaian, setiap narasi yang dibuat oleh subjek harus hati-hati dicatat dan dianalisis untuk
mengungkap yang mendasari kebutuhan , sikap dan pola reaksi. Meskipun praktisi klinis yang
paling tidak menggunakan sistem penilaian formal, beberapa sistem penilaian formal telah
dikembangkan untuk menganalisis cerita TAT secara sistematis dan konsisten. Dua metode
umum yang saat ini digunakan dalam penelitian adalah:
b. Kognisi Sosial dan Hubungan Obyek SCOR skala. Ini menilai empat dimensi yang berbeda
dari hubungan-hubungan objek : Kompleksitas Representasi dari Rakyat, Mempengaruhi-Tone
Hubungan Paradigms, Kapasitas Emotional Investasi dalam Hubungan dan Standar Moral, dan
Sosial Memahami Kausalitas.
a. Masalah umum mengenai dorongan hati lawan kontrolnya, masalah kehendak diri pribadi
lawan kekuatan budaya di luar dirinya.
c. Sikap terhadap tokoh ibu, terutama dari segi larangan atau pengawasan. Sering muncul
pandangan mengenai orang dewasa terhadap penjajagan seks para remaja.
d. Sikap terhadap otoritas, terhadap tututan dari luar (dari orang yang lebih senior) dan sedikit
banyak mengenai sikap keaktifan diri sendiri. Pada orang-orang tua dapat diartikan sikap
terhadap aturan-aturan dan kebijakan, terutama dalam dunia pekerjaan
e. Orientasi terhadap kenyataan maupun terhadap ambisi dan kemampuan merancang masa
depan. Disini juga ada kesempatan munculnya perasaan permusuhn dan serang-serangan.
g. Kedekatan fisik yang merupakan bahan pengungkapan dua hal. Pertama, cara orang
menangani kontak fisik yang demikian dekat dan rangsangannya. Kedua, reaksi terhadap objek
kecintaan, terutama pada saat perpisahan. Dapat juga memunculkan pandangan terhadap
suami/isteri atu perasaan intim antara dua orang (belum tentu dalam artian seks) seperti
hubungan anak – orang tua.
i. Kepasifan orang dan sikap terhadap kekuatan luar yang mengontrolnya. Pada beberapa
orang dapat memunculkan pikiran mengenai homoseks.
j. Hubungan antara wanita yang berbeda umur. Pada wanita setengah baya, dapat mengenai
ancaman mas tua, pada wanita muda, lebih dominan mengenai pikiran-pikiran terhadap
kekuasaan yang lebih tua.
k. Sikap terhadp partner hubungan seks, terutama reaksi-reaksi sebelum atau sesudah
hubungan seks. Sering terungkap hubungan antara nafsu seks dan perasaan agresi.
TAT adalah tes proyektif dalam, seperti tes Rorschach , penilaian subyek didasarkan pada
apa yang dia proyek ke gambar ambigu. Oleh karena itu, untuk melengkapi penilaian, setiap
narasi yang dibuat oleh subjek harus hati-hati dicatat dan dianalisis untuk mengungkap yang
mendasari kebutuhan , sikap dan pola reaksi.
Materi TAT terdiri dari 31 kartu yang memuat gambar-gambar kabur dalam warna hitam dan
putih serta kartu kosong. 11 kartu untuk segala teste, termasuk disini kartu kosong dan 9 kartu
disesuaikan untuk dewasa atau anak dan pria atauwanita. Ke-9 kartu ditandai dengan:
1. Kartu 1: Seorang anak laki-laki sedang memandangi sebuah biola yang terletak di atas meja
di depannya.
2. Kartu 2: Pemandangan desa digambarkan disebelah depan ada seorang wanita membawa
buku, dilator belakang ada seorang laki-laki sedang bekerja di ladang dan seorang wanita lebih
tua dari wanita pertama sedang memandanginya.
3. Kartu 3 BM: Dilantai seorang anak laki-laki sedang meringkuk dan menempel di sofa
dengan kepalanya disandarkan di atas tangan kanannya. Disampingnya di lantai tergeletak
sepucuk pistol.
4. Kartu 3GF: Seorang wanita sedang berdiri dengan kepala menunduk. Mukanya ditutupi
dengan tangan kanannya. Tangan kirinya direntangkan pada suatu pintu kayu.
5. Kartu 4: Seorang wanita sedang memegang erat-erat bahu seorang pria yang badan dan
wajahnya membelakangi wanita tadi. Pria ini seolah-olah berusaha menghindar dari wanita
tersebut.
6. Kartu 5: Seorang wanita setengah baya sedang berdiri di ambang pintu yang setengah
terbuka dan melihat kearah suatu kamar.
7. Kartu 6 BM: Seorang wanita tua pendek berdiri membelakangi seorang pria muda
jangkung. Si pria memandang ke bawah dengan ekspresi wajah kebingungan.
8. Kartu 6 GForang wanita sedang duduk ditepi sebuah sofa. Ia memandang kebelakang ke
arah seorang pria yang lebih tua yang berpipa di mulutnya. Pria ini seakan-akan sedang berbicara
dengan wanita tersebut.
9. Kartu 7 BM: Seorang pria beruban memandang seorang pria muda cemberut yang sedang
melamun.
10. Kartu 7 GF: Seorang wanita agak tua sedang duduk disamping seorang perempuan, sambil
berbicara atau membacakan sesuatu untuk si anak. Si anak yang sedang memegangi boneka,
memandang kearah lain.
11. Kartu 8 BM: Seorang pria remaja memandang lurus ke luar gambar. Di satu sisi tampak
sebuah laras senapan, dan dilatar belakang tampak lamat-lamat seperti bayangan dalam mimpi,
pemandangan semacam operasi.
12. Kartu 8 GF: Seorang wanita muda duduk bertopang dagu sambil melamun.
13. Kartu 9 BM: Empat pria berpakaian kerja sedang tiduran santai di rerumputan.
14. Kartu 9 GF: Seorang wanita muda dengan majalah dan dompe di tangan memandang dari
balik sebatang pohon seorang wanita muda lain berpakaian pesta yang sedang berlari-lari ditepi
pantai.
15. Kartu 10: Kepala seorang wanita muda bersandar dibahu seorang pria.
16. Kartu 11: Suatu jalan menyusuri suatu jurang yang dalam diantara batu-batu cadas yang
terjal. Diatas jalan dikejauhan ada gambaran-gambaran yang tidak jelas. Dari salah satu dinding
cadas menjulur kepala dan leher panjang seekor naga.
17. Kartu 12 M: Seorang pria muda sedang berbaring memejamkan mata diatas dipan. Seorang
pria tua membungkuk, tangannya terbuka diatas muka orang yang sedang berbaring.
18. Kartu 12 F: Gambar seorang wanita muda. Dilatar belakangnya seorang wanita tua
berkerudung dan menyeramkan sedang mengerutkan wajah.
19. Kartu 12 BG: Sebuah kapal dayung didaratkan dipinggiran sungai didaerah berhutan.
20. Kartu 13 B: Seorang anak laki-laki kecil sedang duduk ditangga sebuah pondok kayu.
21. Kartu 13 F: Seorang anak perempuan sedang memanjat tangga yang berkelok-kelok.
22. Kartu 13 MF: Seorang pria muda sedang berdiri menunduk, mukanya ditutup dengan
lengan. Dibelakangnya ada gambaran seorang wanita sedang berbaring diatas tempat tidur.
23. Kartu 14: Bayangan seorang pria atau wanita pada suatu jendela yang terang. Gambar
sisanya seluruhnya gelap.
24. Kartu 15: Seorang pria kurus dengan tangan terpadu berdiri diatara batu-batu nisan.
26. Kartu 17 BM: Seorang pria tanpa busana sedang bergantung pada seutas tali. Ia sedang
memanjat atau menurun.
27. Kartu 17 GF: Sebuah jembatan diatas air, sesosok wanita bersandar menjulur diatas pagar
jembatan itu. Dilatar belakangnya tampak gedung-gedung tinggi dan gambar-gambar kecil
beberapa pria.
28. Kartu 18 BM: Seorang pria dipegang erat-erat dari belekang oleh tiga tangan. Tidak tampak
gambar lawan-lawan orang ini.
29. Kartu 18 GF: Seorang wanita tangannya mencekam lehr wanita lain yang tanpaknya
didorong kebelakang kearah pagar tangga.
30. Kartu 19: Gambar yang menyeramkan, melukiskan kumpulan awan menyelimuti pondok
yang tertutup salju dipedesaan.
31. Kartu 20: Gambar remang-remang seorang pria (atau wanita) bersandar pada tiang lampu
dimalam buta.
Instruksi dalam TAT ini yaitu responden diminta untuk mengarang cerita sesuai dengan
tiap gambar tersebut, mendeskripsikan apa yang terjadi pada waktut itu dan apa yang dirasakan
dan dipirkan oleh karakter dalam gamabar lalu memberikan hasilnya. Dalam hal kartu kosong,
responden diminta untuk membayangkan gambar tertentu pada kartu itu, mendeskripsikannya
dan kemudian membuat cerita tentang hal tersebut.
1. Kajelasan struktur konteks atau situasi orang yang terlibt, dan objek yang terlibat.Dalam
beberapa gambar, situasi, orang dan objek, tampak jelas. Pada kartu 1, disitu tampak jelas
gambar seorang anak laki-laki sedang instrospeksi yang melibatkan biola yang tampak jelas.
Pada kartu 2, jelas pemandangan pertanian dengan orang-orang yang terlibat ialah seorang
wanita muda, seorang pria dan seorang wanita yang leebih tua. Kartu-kartu lain yangjelas
strukturnya ialah kartu 3 MF, 4, 5, 6 BM, dan 9 GF, 10, 13 MF.Dari stimulus yang jelas begini,
imajinasi tidak dibutuhkan. Bila testi menginterpretasikan gambar yang jelas tidak seperti yang
seharusnya, maka dapat dikatakan ada penyimpangan persepsi atau salah interpretasi. Hal ini
dapat digunakan bahan diagnosa.
2. Situasi kejadiannya biasa atau luar biasa, ditinjau dari pengalaman manusia pada
umumnya. Kartu 6 BM, yang menggambarkan wanita setengah umur berdiri membelakangi pria
muda jangkung, dan 7 GF, ialah seorang ibu dudukdisamping anak perempuan, merupakan
contoph gambar yang strukturnya jelas dan situasinya tidak asing lagi bagi kebanyakan orang.
Juga kartu 10, yang meskipun gambarnya kurang jelas pelakunya, tetapi kejadiannya masih
merupakan pengalaman biasa.
3. Bermanusia atau tidak. Kebanyakan stimuli TAT mengambarkan kejadian yang ada
manusianya, seseorang atau lebih. Beberapa hanya memberikan kesan ada orangnya, seperti
kartu 11. Kartu 12 BG dan 19 sama sekali tidak menampakan manusianya.
Ditinjau dari karakteristik ini, kertu 16 termasuk kartu yang tidak bermanusia, bahkan sama
sekali tidak ada gambarannya alias kosong. Kartu ini menantang testi untuk menciptakan sendiri
seluruh ceritanya, mencari sendiri bahan-bahannya, ialah orang-orangnya yang terlibat,
hubungan-hubungannya, kejadiannya, dan lain-lain.
4. Sederhana atau rumitnya bentuk, tanpa memandang sederhana dan rumitnya isi: sekilas
dapat diamati adanya perbedaan definit dan tidaknya gambar. Bandingkan kartu 1 dengan kartu
19. Pada kartu 1 unsur pokok tampak jelas anak laki-laki dan biola, atau mungkin ditambah
meja. Sebaliknya pada kartu 19 gambar yang meliuk-liuk tidak menonjolkan bentuk yang
dominan yang dapat menjadi pusat perhatian, dan keseluruhan gambar tidak meberikan bentuk
yang definit sehingga dapat diartikan bermacam-macam. Testi dipaksa puas mengartikan sebagai
benda-benda yang tidak berbentuk seperti mendung, awan, asap, kekuatan pusaran, dan
sebagainya.
Lain lagi bila kita bandingkan kartu 1 dengan kartu 2 ialah pemandangan daerah
pertanian. Pada kartu 1 unsurnya hanya 2 atau 3, sedangkan pada kartu 2 tampak bahwa disini
terdapat lebih banyak gambar orang, sehingga lebih banyak interprestasi hubungan antara orang-
orang ini. Demikian juga, pada kartu 2 ini terdapat begitu banyak perincian. Buku, bajak, kuda.
Lading, bangunan , kehamilan wanita yang leboh tua, dan sebagainya.
Dewi, Eva Meizara Puspita, S.Psi., Psi.. Diktat Mata Kuliah Administrasi dan Skoring
Universitas Indonesia Timur. Makassar: tidak ada penerbit.