NIM : 19310410008
1. Tes proyektif Rorschach digunakan untuk penyeledikan diagnostik atas kepribadian secara
keseluruhan. Aspek yang dinilai dalam tes rorschach adalah:
Rorschach telah berhasil membuat satu seri kartu bercak tinta yang terdiri dari sepuluh kartu dan
sudah di standadisir, kartu-kartu tersebut dapat digunakan sebagai alat assesmen kepribadian
seseorang. Bercak tinta itu sekarang telah dicetak diatas kertas tebal berwarna putih sebagai dasarnya,
kartu berukuran panjang 24 cm dan lebar 18 cm. Sepuluh kartu tersebut dikelompokkan menjadi dua,
yaitu:
Kartu achromatik. Kelompok kartu ini hanya mempunyai warna hitam, putih dan abu-abu,
yaitu kartu I$, IV, V, dan VI.
Kartu chromatik. Kelompok kartu ini mempunyai aneka warna lain, misalnya merah biru
hijau dan sebagainya, yaitu kartu II, III,VIII, IX dan X.
1. Setting ruangan
Aturlah kartu-kartu dalam posisi terbalik dengan posisi kartu I berada paling atas dan kartu X berada
pada urutan terbawah. Tumpukan kartu sebaiknya cukup jauh dari jangkauan subyek. Siapkan alat-
alat lain yang diperlukan untuk keperluan praktikum pemeriksaan, seperti kertas, lembar kerja, peta
lokasi, alat tulis, stopwatch , dll. Pengaturan posisi duduk antara testee dan tester dapat dibuat
berhadapan, berdampingan, atau berdampingan dengan tester mengambil sedikit jarak di belakang
testee. Bagi orang Timur, duduk berhadapan atau berdampingan tidak begitu mengganggu. Namun
menurut Exner (dalam Prihanto, 1994), posisi duduk sebaiknya tidak berhadap-hadapan. Exner
menyarankan tester duduk di sebelah subjek agak ke belakang sehingga tester dapat mengamati semua
perilaku testee selama pemeriksaan dan membuat catatan-catatan tanpa mengganggu testee. Contoh
Interpretasi dan Administrasi Tes Rorschach
2. Memperhatikan hubungan testee dengan tester. Rapport yang baik adalah penting. Seorang tester
yang baik mampu menciptakan suasana yang tidak membuat testee tegang namun tetap dalam situasi
yang terkontrol.
3. Upayakan semua kondisi (fisik, psikis, ruangan, waktu pelaksanaan pemeriksaan, dsb) mendukung
kesejahteraan subyek.
4. Mengecek kondisi testee saat pemeriksaan. Hal yang harus dicek antara lain: Kondisi fisik testee.
Misalnya apakah testee dalam kondisi lelah atau sakit. Kondisi psikologis testee, misalnya apakah
testee baru bersedih, dll Pengamalan testee dengan tes Rorschach. Pernahkah diperiksa dengan tes
Rorschach, di mana, untuk keperluan apa?.
5. Anamnesis
Anamnesis juga berguna untuk menjalin rapport dengan testee, mencairkan kebekuan, dan
menenangkan testee. Apabila dalam praktikum pemeriksaan testee masih cemas, berikan waktu untuk
menenangkan dan membuat testee lebih merasa nyaman. Tester dapat menjelaskan sedikit tentang
maksud pemeriksaan dan sekilas tentang prosedur pemeriksaan yang akan dijalani. Penting untuk
diingat oleh tester bahwa testee hanya boleh diberi informasi mengenai prosedur pemeriksaan dan
tidak boleh lebih dari itu. Tester harus tahu beberapa hal tentang testee, agar nantinya interpretasi
tentang dinamika kepribadian tidak dilakukan secara buta. Sekali lagi ditekankan bahwa data hasil
pemeriksaan dengan alat tes bukanlah segalanya dan informasi yang diperoleh dari berbagai sumber
(terutama wawancara) penting untuk diperhatikan terutama dalam interpretasi.
a. Keadaan keluarga: Identitas orang tua Jumlah saudara (jenis kelamin dan pendidikannya) Urutan
saudara, posisi kelahiran testee Pola asuh, kedekatan dengan orang tua, hubungan dengan saudara dll
d. Pergaulan sosial Apakah mengalami kesulitan dalam bergaul Apakah ada orang yang dekat (punya
pacar, sudah berapa lama menjalin hubungan, dsb)
6. Pemeriksaan
Untuk menunjang praktikum pemeriksaan berjalan optimal, tester harus sudah cukup mengenal cara
scoring jawaban dan cukup tahu kemungkinan interpretasi secara garis besar. Namun untuk sarjana
Psikologi, cukup sebatas cara scoring. Pembahasan tata laksana pemeriksaan dibahas pada poin B. 7.
Wawancara penutup Informasi yang belum jelas tentang testee dan beberapa dugaan yang muncul
setelah mengamati hasil pemeriksaan dapat digali secara mendalam pada wawancara penutup. Yang
penting tidak boleh sampai memberitahu bagaimana cara interpretasi atau respon yang diharapkan
dalam pemeriksaan. Apabila testee tahu hal tersebut, kemungkinan pemeriksaan menjadi tidak valid.
a. Pada lembar wartegg yang telah disediakan, mintalah testee untuk mengisi identitas pada kolom
yang telah disediakan.
5. Tes PROYEKTIF TAT digunakan untuk mengungkap yang mendasari kebutuhan , sikap
dan pola reaksi.
Aspek-aspek yang diungkapkan dalam tes ini sebagai berikut :
a. Masalah umum mengenai dorongan hati lawan kontrolnya, masalah kehendak diri pribadi
lawan kekuatan budaya di luar dirinya.
b. Sikap-sikap terhadap hubungan pria-wanita
c. Sikap terhadap tokoh ibu, terutama dari segi larangan atau pengawasan. Sering muncul
pandangan mengenai orang dewasa terhadap penjajagan seks para remaja.
d. Sikap terhadap otoritas, terhadap tututan dari luar (dari orang yang lebih senior) dan sedikit
banyak mengenai sikap keaktifan diri sendiri. Pada orang-orang tua dapat diartikan sikap terhadap
aturan-aturan dan kebijakan, terutama dalam dunia pekerjaan
e. Orientasi terhadap kenyataan maupun terhadap ambisi dan kemampuan merancang masa
depan. Disini juga ada kesempatan munculnya perasaan permusuhn dan serang-serangan.
f. Pemahaman mengenai kontak fisik dan kadang-kadang berkaitan dengan masalah
homoseks. Disini dasarnya menggambarkan hubungan teman sebaya, klompok teman, dan dapat
juga memunculkan sikap-sikap terhadap kehidupan seksualnya sendiri.
g. Kedekatan fisik yang merupakan bahan pengungkapan dua hal. Pertama, cara orang
menangani kontak fisik yang demikian dekat dan rangsangannya. Kedua, reaksi terhadap objek
kecintaan, terutama pada saat perpisahan. Dapat juga memunculkan pandangan terhadap
suami/isteri atu perasaan intim antara dua orang (belum tentu dalam artian seks) seperti hubungan
anak – orang tua.
h. Ketakutan terhadp serangan dan kemampuan menangani ketidakadaan dukungan manusia
lain. Ketakutan ini mudah memunculkan emosi yang tidak terkontrol, baik yang berbentuk agresi
maupun tuntutan akan perlindungan
i. Kepasifan orang dan sikap terhadap kekuatan luar yang mengontrolnya. Pada beberapa
orang dapat memunculkan pikiran mengenai homoseks.
j. Hubungan antara wanita yang berbeda umur. Pada wanita setengah baya, dapat mengenai
ancaman mas tua, pada wanita muda, lebih dominan mengenai pikiran-pikiran terhadap
kekuasaan yang lebih tua.
k. Sikap terhadp partner hubungan seks, terutama reaksi-reaksi sebelum atau sesudah
hubungan seks. Sering terungkap hubungan antara nafsu seks dan perasaan agresi.
Materi TAT terdiri dari 31 kartu yang memuat gambar-gambar kabur dalam warna hitam dan
putih serta kartu kosong. 11 kartu untuk segala teste, termasuk disini kartu kosong dan 9 kartu
disesuaikan untuk dewasa atau anak dan pria atauwanita. Ke-9 kartu ditandai dengan:
Instruksi dalam TAT ini yaitu responden diminta untuk mengarang cerita sesuai
dengan tiap gambar tersebut, mendeskripsikan apa yang terjadi pada waktut itu dan apa yang
dirasakan dan dipirkan oleh karakter dalam gamabar lalu memberikan hasilnya. Dalam hal kartu
kosong, responden diminta untuk membayangkan gambar tertentu pada kartu itu,
mendeskripsikannya dan kemudian membuat cerita tentang hal tersebut.
Dalam menginterpretasikan tanggapan testi terhadap stimuli yang disajikan diperlukan
pemehaman mengenai karakteristik atau sifat-sifat stimuli tersebut. Pengenalan karakteristik juga
diperlukan untuk memilih kartu-kartu yang akan disajikan pada penyajian singkat.
1. Kajelasan struktur konteks atau situasi orang yang terlibt, dan objek yang terlibat.Dalam
beberapa gambar, situasi, orang dan objek, tampak jelas. Pada kartu 1, disitu tampak jelas gambar
seorang anak laki-laki sedang instrospeksi yang melibatkan biola yang tampak jelas. Pada kartu 2,
jelas pemandangan pertanian dengan orang-orang yang terlibat ialah seorang wanita muda, seorang
pria dan seorang wanita yang leebih tua. Kartu-kartu lain yangjelas strukturnya ialah kartu 3 MF,
4, 5, 6 BM, dan 9 GF, 10, 13 MF.Dari stimulus yang jelas begini, imajinasi tidak dibutuhkan. Bila
testi menginterpretasikan gambar yang jelas tidak seperti yang seharusnya, maka dapat dikatakan
ada penyimpangan persepsi atau salah interpretasi. Hal ini dapat digunakan bahan diagnosa.
2. Situasi kejadiannya biasa atau luar biasa, ditinjau dari pengalaman manusia pada umumnya.
Kartu 6 BM, yang menggambarkan wanita setengah umur berdiri membelakangi pria muda
jangkung, dan 7 GF, ialah seorang ibu dudukdisamping anak perempuan, merupakan contoph
gambar yang strukturnya jelas dan situasinya tidak asing lagi bagi kebanyakan orang. Juga kartu
10, yang meskipun gambarnya kurang jelas pelakunya, tetapi kejadiannya masih merupakan
pengalaman biasa.
3. Bermanusia atau tidak. Kebanyakan stimuli TAT mengambarkan kejadian yang ada
manusianya, seseorang atau lebih. Beberapa hanya memberikan kesan ada orangnya, seperti kartu
11. Kartu 12 BG dan 19 sama sekali tidak menampakan manusianya.
Ditinjau dari karakteristik ini, kertu 16 termasuk kartu yang tidak bermanusia, bahkan sama sekali
tidak ada gambarannya alias kosong. Kartu ini menantang testi untuk menciptakan sendiri seluruh
ceritanya, mencari sendiri bahan-bahannya, ialah orang-orangnya yang terlibat, hubungan-
hubungannya, kejadiannya, dan lain-lain.
4. Sederhana atau rumitnya bentuk, tanpa memandang sederhana dan rumitnya isi: sekilas
dapat diamati adanya perbedaan definit dan tidaknya gambar. Bandingkan kartu 1 dengan kartu 19.
Pada kartu 1 unsur pokok tampak jelas anak laki-laki dan biola, atau mungkin ditambah meja.
Sebaliknya pada kartu 19 gambar yang meliuk-liuk tidak menonjolkan bentuk yang dominan yang
dapat menjadi pusat perhatian, dan keseluruhan gambar tidak meberikan bentuk yang definit
sehingga dapat diartikan bermacam-macam. Testi dipaksa puas mengartikan sebagai benda-benda
yang tidak berbentuk seperti mendung, awan, asap, kekuatan pusaran, dan sebagainya.
Lain lagi bila kita bandingkan kartu 1 dengan kartu 2 ialah pemandangan daerah pertanian. Pada
kartu 1 unsurnya hanya 2 atau 3, sedangkan pada kartu 2 tampak bahwa disini terdapat lebih
banyak gambar orang, sehingga lebih banyak interprestasi hubungan antara orang-orang ini.
Demikian juga, pada kartu 2 ini terdapat begitu banyak perincian. Buku, bajak, kuda. Lading,
bangunan , kehamilan wanita yang leboh tua, dan sebagainya.
CAT mempersiapkan modifikasi manusia (CAT-H) untuk anak-anak yang lebih tua, terutama di atas
usia 10 tahun, penyusunan tes mempertahankan bahwa bentuk manusia atau bentuk hewan bisa lebih
efektif tergantung pada usia dan ciri-ciri kepribadian anak bersangkutan. Gambar kartu CAT sebagai
berikut.
1. Kartu 1: Anak ayam duduk mengelilingi sebuah meja dengan ayam dewasa muncul di latar
belakang.
2. Kartu 2: Beruang besar dan bayi beruang bermain tarik-menarik tali.
3. Kartu 3: Singa duduk di atas takhta diawasi oleh tikus melalui sebuah lubang.
4. Kartu 4: Seekor kanguru dengan anak kanguru di kantongnya dan anak kanguru tertua di
sampingnya.
5. Kartu 5: Dua bayi beruang tidur di kasur kecil di depan tempat tidur yang lebih besar yang berisi
dua benjolan.
6. Kartu 6: Sebuah gua di mana dua beruang besar disamping berbaring bayi beruang.
7. Kartu 7: Seekor harimau ganas melompat ke arah monyet yang mencoba memanjat pohon.
8. Kartu 8: Dua monyet dewasa duduk di sofa, sementara monyet dewasa lain sedang berbicar
dengan bayi monyet.
9. Kartu 9: Sebuah kamar terdapat tempat tidur diambang pintu seekor kelinci duduk sambil
memangdang ke arah tersebut.
10. Kartu 10: Seekor anak anjing yang dipukul oleh anjing dewasa di depan kamar mandi.
8. Tes Proyektif DAP, BAUM, HTP digunakan untuk alat seleksi untuk pekerja-pekerja di
Perusahaan.
a. Pada lembar kertas putih polos tersebut, testee diminta untuk mengisi identitas dirinya
berupa : nama (inisial), jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan, serta tanggal pemeriksaan
(tes).
b. Kemudian balik kertas tersebut dalam posisi horizontal (landscapet) lalu berikan instruksi :
"Gambarlah sebuah rumah, sebuah pohon dan seorang manusia dalam satu kesatuan"
d. Bila testee sudah memahami instruksi, biarkan ia menggambar dengan menggunakan pensil
HB yang telah disediakan.
e. Selama testee menggambar, tester harus mengobservasi dan mencatat hasil observasinya.
f. Setelah selesai, balik kembali kertas tersebut dan mintalah testee untuk menuliskan cerita
mengenai gambar yang ia buat secara singkat.
a. Pada lembar kertas putih polos tersebut, testee diminta untuk mengisi identitas dirinya
berupa : nama (inisial), jenis kelamin, usia, pendidikan , pekerjaan, serta tanggal
pemeriksaan (tes).
b. Kemudian balik kertas tersebut dalam posisi vertikal (portrait) lalu berikan instruksi :
"Gambarlah seorang manusia"
c. Perhatikan apakah insrtuksi benar-benar dipahami oleh testee.
d. Bila testee sudah memahami instruksi, biarkan ia menggambar dengan menggunakan pensil
HB yang telah disediakan.
e. Selama testee menggambar, tester harus mengobservasi dan mencatat hasil observasinya.
f. Setelah selesai, balik kembali kertas tersebut dan mintalah testee untuk menuliskan halhal
yang berkaitan dengan gambar manusia yang telah ia buat, yaitu :
- Siapa yang digambar
- Jenis kelamin
- Usia
- Kelebihannya (berhubungan dengan sifat)
- Kekurangannya (berhubungan dengan sifat)
- Apa yang disukai (berhubungan dengan fisik)
- Apa yang tidak disukai (berhubungan dengan fisik)
- Apa yang dedang dilakukan (aktivitas)
- Apa yang dipikirkan
- Bagaimana perasaannya dan kenapa
a. Pada lembar kertas putih polos tersebut, testee diminta untuk mengisi identitas dirinya
berupa : nama (inisial), jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan, serta tanggal pemeriksaan
(tes).
b. Kemudian balik kertas tersebut dalam posisi vertikal (portrait) lalu berikan instruksi :
" Gambarlah pohon berkayu atau berkambium, KECUALI pohon pisang, kelapa, randu, beringin,
semak atau perdu, bambu, pinus atau palma, cemara dan pohonpohon lainnya yang tidak
berkayu."
c. Perhatikan apakah instruksi benar-benar dipahami oleh testee.
d. Bila testee sudah memahami instruksi, biarkan ia menggambar dengan menggunakan pensil
HB yang telah disediakan.
e. Selama testee menggambar, tester harus mengobservasi dan mencatat hasil observasinya.
f. Setelah selesai, balik kembali kertas tersebut dan mintalah testee untuk menuliskan nama
pohon yang digambar.