Anda di halaman 1dari 11

JAWABAN UAS PSI PROYEKTIF

NAMA : HERLINDA DESI ANGGRAINI

NIM : 19310410008

1. Tes proyektif Rorschach digunakan untuk penyeledikan diagnostik atas kepribadian secara
keseluruhan. Aspek yang dinilai dalam tes rorschach adalah:

a. Kognitif; taraf intelektual, pendekat, keluasan minat

b. Afektif; emosional, tanggungjawab, reaksi terhadap stress

c. Fungsi ego; kekuatan ego, area konflik, defense

Rorschach telah berhasil membuat satu seri kartu bercak tinta yang terdiri dari sepuluh kartu dan
sudah di standadisir, kartu-kartu tersebut dapat digunakan sebagai alat assesmen kepribadian
seseorang. Bercak tinta itu sekarang telah dicetak diatas kertas tebal berwarna putih sebagai dasarnya,
kartu berukuran panjang 24 cm dan lebar 18 cm. Sepuluh kartu tersebut dikelompokkan menjadi dua,
yaitu:

 Kartu achromatik. Kelompok kartu ini hanya mempunyai warna hitam, putih dan abu-abu,
yaitu kartu I$, IV, V, dan VI.
 Kartu chromatik. Kelompok kartu ini mempunyai aneka warna lain, misalnya merah biru
hijau dan sebagainya, yaitu kartu II, III,VIII, IX dan X.

2. Administrasi dan pelaksanaan tes proyektif Rosrschach :

1. Setting ruangan

Aturlah kartu-kartu dalam posisi terbalik dengan posisi kartu I berada paling atas dan kartu X berada
pada urutan terbawah. Tumpukan kartu sebaiknya cukup jauh dari jangkauan subyek. Siapkan alat-
alat lain yang diperlukan untuk keperluan praktikum pemeriksaan, seperti kertas, lembar kerja, peta
lokasi, alat tulis, stopwatch , dll. Pengaturan posisi duduk antara testee dan tester dapat dibuat
berhadapan, berdampingan, atau berdampingan dengan tester mengambil sedikit jarak di belakang
testee. Bagi orang Timur, duduk berhadapan atau berdampingan tidak begitu mengganggu. Namun
menurut Exner (dalam Prihanto, 1994), posisi duduk sebaiknya tidak berhadap-hadapan. Exner
menyarankan tester duduk di sebelah subjek agak ke belakang sehingga tester dapat mengamati semua
perilaku testee selama pemeriksaan dan membuat catatan-catatan tanpa mengganggu testee. Contoh
Interpretasi dan Administrasi Tes Rorschach
2. Memperhatikan hubungan testee dengan tester. Rapport yang baik adalah penting. Seorang tester
yang baik mampu menciptakan suasana yang tidak membuat testee tegang namun tetap dalam situasi
yang terkontrol.

3. Upayakan semua kondisi (fisik, psikis, ruangan, waktu pelaksanaan pemeriksaan, dsb) mendukung
kesejahteraan subyek.

4. Mengecek kondisi testee saat pemeriksaan. Hal yang harus dicek antara lain: Kondisi fisik testee.
Misalnya apakah testee dalam kondisi lelah atau sakit. Kondisi psikologis testee, misalnya apakah
testee baru bersedih, dll Pengamalan testee dengan tes Rorschach. Pernahkah diperiksa dengan tes
Rorschach, di mana, untuk keperluan apa?.

5. Anamnesis

Anamnesis juga berguna untuk menjalin rapport dengan testee, mencairkan kebekuan, dan
menenangkan testee. Apabila dalam praktikum pemeriksaan testee masih cemas, berikan waktu untuk
menenangkan dan membuat testee lebih merasa nyaman. Tester dapat menjelaskan sedikit tentang
maksud pemeriksaan dan sekilas tentang prosedur pemeriksaan yang akan dijalani. Penting untuk
diingat oleh tester bahwa testee hanya boleh diberi informasi mengenai prosedur pemeriksaan dan
tidak boleh lebih dari itu. Tester harus tahu beberapa hal tentang testee, agar nantinya interpretasi
tentang dinamika kepribadian tidak dilakukan secara buta. Sekali lagi ditekankan bahwa data hasil
pemeriksaan dengan alat tes bukanlah segalanya dan informasi yang diperoleh dari berbagai sumber
(terutama wawancara) penting untuk diperhatikan terutama dalam interpretasi.

Informasi yang dapat digali dalam anamnesis diantaranya:

a. Keadaan keluarga: Identitas orang tua Jumlah saudara (jenis kelamin dan pendidikannya) Urutan
saudara, posisi kelahiran testee Pola asuh, kedekatan dengan orang tua, hubungan dengan saudara dll

b. Pengalaman masa kecil

c. Riwayat pendidikan, hobby, minat, aspirasi masa depan

d. Pergaulan sosial Apakah mengalami kesulitan dalam bergaul Apakah ada orang yang dekat (punya
pacar, sudah berapa lama menjalin hubungan, dsb)

e. Pandangan terhadap diri sendiri dan masalah-masalah pribadi yang dialami

6. Pemeriksaan

Untuk menunjang praktikum pemeriksaan berjalan optimal, tester harus sudah cukup mengenal cara
scoring jawaban dan cukup tahu kemungkinan interpretasi secara garis besar. Namun untuk sarjana
Psikologi, cukup sebatas cara scoring. Pembahasan tata laksana pemeriksaan dibahas pada poin B. 7.
Wawancara penutup Informasi yang belum jelas tentang testee dan beberapa dugaan yang muncul
setelah mengamati hasil pemeriksaan dapat digali secara mendalam pada wawancara penutup. Yang
penting tidak boleh sampai memberitahu bagaimana cara interpretasi atau respon yang diharapkan
dalam pemeriksaan. Apabila testee tahu hal tersebut, kemungkinan pemeriksaan menjadi tidak valid.

3. Tes Proyektif Warteg digunakan untuk :


1. Mengungkap adanya indikasi patologis
2. Mengungkap kepribadian secara keseluruhan
3. Individu dan lingkungan sekitarnya

4. Administrasi dan pelaksanaan tes proyektif warteg :

a. Pada lembar wartegg yang telah disediakan, mintalah testee untuk mengisi identitas pada kolom
yang telah disediakan.

b. Setelah selesai mengisi identitas berikan instruksi :


"Pada kertas ini terdapat delapan buah segi empat. Masing-masing segi empat memiliki tanda kecil
yang berbeda (sambil ditunjukan) dan tidak memiliki arti khusus. Anda diminta untuk membuat
gambar dimana tanda-tanda ini menjadi bagian dari gambar anda. Anda boleh menggambar apa saja
yang anda suka dan memulai dari
segi empat mana saja yang anda inginkan. Setelah selesai menggambar pada satu segi empat, jangan
lupa memberi nomor diluar segi empat tersebut"
c. Pastikan apakah instruksi benar-benar dipahami testee.
d. Bila testee sudah memahami instruksi, biarkan ia menggambar dengan menggunakan pensil HB
yang telah disediakan.
e. Selama testee menggambar, tester harus mengobservasi dan mencatat hasil observasinya.
f. Setelah selesai menggambar seluruh kolom, testee diminta menuliskan secara berurutan gambar-
gambar apa saja yang telah ia buat.
Kemudian tanyakan :
- Gambar mana yang paling DISUKAI, diberi tanda (+)
- Gambar mana yang paling TIDAK DISUKAI, diberi tanda (-)
- Gambar mana yang paling MUDAH, diberi tanda (M)
- Gambar mana yang paling SULIT, diberi tanda (S)
g. Kemudian tanyakan alasanya.
h. Jika testee membuat gambar yang bagus, tanyakan apakah ia hobi menggambar dan ide
menggambarnya didapat dari mana.
i. Karena wartegg test ini dilaksanakan pada akhir rangkaian tes grafis, maka lakukan rapport penutup
dan mengucapkan terima kasih atas kerjasama testee dalam menjalani serangkaian tes ini.

5. Tes PROYEKTIF TAT digunakan untuk mengungkap yang mendasari kebutuhan , sikap
dan pola reaksi.
Aspek-aspek yang diungkapkan dalam tes ini sebagai berikut :
a.       Masalah umum mengenai dorongan hati lawan kontrolnya, masalah kehendak diri pribadi
lawan kekuatan budaya di luar dirinya.
b.      Sikap-sikap terhadap hubungan pria-wanita
c.      Sikap terhadap tokoh ibu, terutama dari segi larangan atau pengawasan. Sering muncul
pandangan mengenai orang dewasa terhadap penjajagan seks para remaja.
d.      Sikap terhadap otoritas, terhadap tututan dari luar (dari orang yang lebih senior) dan sedikit
banyak mengenai sikap keaktifan diri sendiri. Pada orang-orang tua dapat diartikan sikap terhadap
aturan-aturan dan kebijakan, terutama dalam dunia pekerjaan
e.       Orientasi terhadap kenyataan maupun terhadap ambisi dan kemampuan merancang masa
depan. Disini juga ada kesempatan munculnya perasaan permusuhn dan serang-serangan.
f.       Pemahaman mengenai kontak fisik dan kadang-kadang berkaitan dengan masalah
homoseks. Disini dasarnya menggambarkan hubungan teman sebaya, klompok teman, dan dapat
juga memunculkan sikap-sikap terhadap kehidupan seksualnya sendiri.
g.      Kedekatan fisik yang merupakan bahan pengungkapan dua hal. Pertama, cara orang
menangani kontak fisik yang demikian dekat dan rangsangannya. Kedua, reaksi terhadap objek
kecintaan, terutama pada saat perpisahan. Dapat juga memunculkan pandangan terhadap
suami/isteri atu perasaan intim antara dua orang (belum tentu dalam artian seks) seperti hubungan
anak – orang tua.
h.      Ketakutan terhadp serangan dan kemampuan menangani ketidakadaan dukungan manusia
lain. Ketakutan ini mudah memunculkan emosi yang tidak terkontrol, baik yang berbentuk agresi
maupun tuntutan akan perlindungan
i.        Kepasifan orang dan sikap terhadap kekuatan luar yang mengontrolnya. Pada beberapa
orang dapat memunculkan pikiran mengenai homoseks.
j.        Hubungan antara wanita yang berbeda umur. Pada wanita setengah baya, dapat mengenai
ancaman mas tua, pada wanita muda, lebih dominan mengenai pikiran-pikiran terhadap
kekuasaan yang lebih tua.
k.      Sikap terhadp partner hubungan seks, terutama reaksi-reaksi sebelum atau sesudah
hubungan seks. Sering terungkap hubungan antara nafsu seks dan perasaan agresi.

6. Administrasi Tes Proyektif TAT


Dalam pelaksanaan tes pada umumnya, tester harus membangun raport tester. Suasana
hendaknya sedemikian rupa sehingga testee merasa akan mendapatkan rasa percaya terhadap tester
dan merasa akan mendapatkan penerimaan. Niat baik dan dihargai oleh tester, sehingga testee dapat
mengembangkan kreativitasnya. Kreativitas sendiri sulit berkembang pada suasana yang kaku, dingin,
atau terlalu formal.

Pelaksanaan Tes Proyektif TAT

Materi TAT terdiri dari 31 kartu yang memuat gambar-gambar kabur dalam warna hitam dan
putih serta kartu kosong. 11 kartu untuk segala teste, termasuk disini kartu kosong dan 9 kartu
disesuaikan untuk dewasa atau anak dan pria atauwanita. Ke-9 kartu ditandai dengan:

1.      BM = Boy and Male (untuk pria)

2.      GF = Gilr and Female (Untuk wanita)

3.      MF = Male and Female (untuk dewasa)

4.      GB = Boy and Girl (untuk anak-anak 4 – 14 tahun).

Penjelasan dari 31 kartu gambar TAT sebagai berikut.


1.      Kartu 1: Seorang anak laki-laki sedang memandangi sebuah biola yang terletak di atas meja
di depannya.
2.      Kartu 2: Pemandangan desa digambarkan disebelah depan ada seorang wanita membawa
buku, dilator belakang ada seorang laki-laki sedang bekerja di ladang dan seorang wanita lebih tua
dari wanita pertama sedang memandanginya.
3.      Kartu 3 BM: Dilantai seorang anak laki-laki sedang meringkuk dan menempel di sofa
dengan kepalanya disandarkan di atas tangan kanannya. Disampingnya di lantai tergeletak sepucuk
pistol.
4.      Kartu 3GF: Seorang wanita sedang berdiri dengan kepala menunduk. Mukanya ditutupi
dengan tangan kanannya. Tangan kirinya direntangkan pada suatu pintu kayu.
5.      Kartu 4: Seorang wanita sedang memegang erat-erat bahu seorang pria yang badan dan
wajahnya membelakangi wanita tadi. Pria ini seolah-olah berusaha menghindar dari wanita
tersebut.
6.      Kartu 5: Seorang wanita setengah baya sedang berdiri di ambang pintu yang setengah
terbuka dan melihat kearah suatu kamar.
7.      Kartu 6 BM: Seorang wanita tua pendek berdiri membelakangi seorang pria muda jangkung.
Si pria memandang ke bawah dengan ekspresi wajah kebingungan.
8.      Kartu 6 GForang wanita sedang duduk ditepi sebuah sofa. Ia memandang kebelakang ke
arah seorang pria yang lebih tua yang berpipa di mulutnya. Pria ini seakan-akan sedang berbicara
dengan wanita tersebut.
9.      Kartu 7 BM: Seorang pria beruban memandang seorang pria muda cemberut yang sedang
melamun.
10.  Kartu 7 GF: Seorang wanita agak tua sedang duduk disamping seorang perempuan, sambil
berbicara atau membacakan sesuatu untuk si anak. Si anak yang sedang memegangi boneka,
memandang kearah lain.
11.  Kartu 8 BM: Seorang pria remaja memandang lurus ke luar gambar. Di satu sisi tampak
sebuah laras senapan, dan dilatar belakang tampak lamat-lamat seperti bayangan dalam mimpi,
pemandangan semacam operasi.
12.  Kartu 8 GF: Seorang wanita muda duduk bertopang dagu sambil melamun.
13.  Kartu 9 BM: Empat pria berpakaian kerja sedang tiduran santai di rerumputan.
14.  Kartu 9 GF: Seorang wanita muda dengan majalah dan dompe di tangan memandang dari
balik sebatang pohon seorang wanita muda lain berpakaian pesta yang sedang berlari-lari ditepi
pantai.
15.  Kartu 10: Kepala seorang wanita muda bersandar dibahu seorang pria.
16.  Kartu 11: Suatu jalan menyusuri suatu jurang yang dalam diantara batu-batu cadas yang
terjal. Diatas jalan dikejauhan ada gambaran-gambaran yang tidak jelas. Dari salah satu dinding
cadas menjulur kepala dan leher panjang seekor naga.
17.  Kartu 12 M: Seorang pria muda sedang berbaring memejamkan mata diatas dipan. Seorang
pria tua membungkuk, tangannya terbuka diatas muka orang yang sedang berbaring.
18.  Kartu 12 F: Gambar seorang wanita muda. Dilatar belakangnya seorang wanita tua
berkerudung dan menyeramkan sedang mengerutkan wajah.
19.  Kartu 12 BG: Sebuah kapal dayung didaratkan dipinggiran sungai didaerah berhutan.
20.  Kartu 13 B: Seorang anak laki-laki kecil sedang duduk ditangga sebuah pondok kayu.
21.  Kartu 13 F: Seorang anak perempuan sedang memanjat tangga yang berkelok-kelok.
22.  Kartu 13 MF: Seorang pria muda sedang berdiri menunduk, mukanya ditutup dengan lengan.
Dibelakangnya ada gambaran seorang wanita sedang berbaring diatas tempat tidur.
23.  Kartu 14: Bayangan seorang pria atau wanita pada suatu jendela yang terang. Gambar sisanya
seluruhnya gelap.
24.  Kartu 15: Seorang pria kurus dengan tangan terpadu berdiri diatara batu-batu nisan.
25.  Kartu 16: Kartu kosong.
26.  Kartu 17 BM: Seorang pria tanpa busana sedang bergantung pada seutas tali. Ia sedang
memanjat atau menurun.
27.  Kartu 17 GF: Sebuah jembatan diatas air, sesosok wanita bersandar menjulur diatas pagar
jembatan itu. Dilatar belakangnya tampak gedung-gedung tinggi dan gambar-gambar kecil
beberapa pria.
28.  Kartu 18 BM: Seorang pria dipegang erat-erat dari belekang oleh tiga tangan. Tidak tampak
gambar lawan-lawan orang ini.
29.  Kartu 18 GF: Seorang wanita tangannya mencekam lehr wanita lain yang tanpaknya didorong
kebelakang kearah pagar tangga.
30.  Kartu 19: Gambar yang menyeramkan, melukiskan kumpulan awan menyelimuti pondok
yang tertutup salju dipedesaan.
31.  Kartu 20: Gambar remang-remang seorang pria (atau wanita) bersandar pada tiang lampu
dimalam buta.

Instruksi dalam TAT ini yaitu responden diminta untuk mengarang cerita sesuai
dengan tiap gambar tersebut, mendeskripsikan apa yang terjadi pada waktut itu dan apa yang
dirasakan dan dipirkan oleh karakter dalam gamabar lalu memberikan hasilnya. Dalam hal kartu
kosong, responden diminta untuk membayangkan gambar tertentu pada kartu itu,
mendeskripsikannya dan kemudian membuat cerita tentang hal tersebut.
Dalam menginterpretasikan tanggapan testi terhadap stimuli yang disajikan diperlukan
pemehaman mengenai karakteristik atau sifat-sifat stimuli tersebut. Pengenalan karakteristik juga
diperlukan untuk memilih kartu-kartu yang akan disajikan pada penyajian singkat.
1.      Kajelasan struktur konteks atau situasi orang yang terlibt, dan objek yang terlibat.Dalam
beberapa gambar, situasi, orang dan objek, tampak jelas. Pada kartu 1, disitu tampak jelas gambar
seorang anak laki-laki sedang instrospeksi yang melibatkan biola yang tampak jelas. Pada kartu 2,
jelas pemandangan pertanian dengan orang-orang yang terlibat ialah seorang wanita muda, seorang
pria dan seorang wanita yang leebih tua. Kartu-kartu lain yangjelas strukturnya ialah kartu 3 MF,
4, 5, 6 BM, dan 9 GF, 10, 13 MF.Dari stimulus yang jelas begini, imajinasi tidak dibutuhkan. Bila
testi menginterpretasikan gambar yang jelas tidak seperti yang seharusnya, maka dapat dikatakan
ada penyimpangan persepsi atau salah interpretasi. Hal ini dapat digunakan bahan diagnosa.
2.      Situasi kejadiannya biasa atau luar biasa, ditinjau dari pengalaman manusia pada umumnya.
Kartu 6 BM, yang menggambarkan wanita setengah umur berdiri membelakangi pria muda
jangkung, dan 7 GF, ialah seorang ibu dudukdisamping anak perempuan, merupakan contoph
gambar yang strukturnya jelas dan situasinya tidak asing lagi bagi kebanyakan orang. Juga kartu
10, yang meskipun gambarnya kurang jelas pelakunya, tetapi kejadiannya masih merupakan
pengalaman biasa.
3.      Bermanusia atau tidak. Kebanyakan stimuli TAT mengambarkan kejadian yang ada
manusianya, seseorang atau lebih. Beberapa hanya memberikan kesan ada orangnya, seperti kartu
11. Kartu 12 BG dan 19 sama sekali tidak menampakan manusianya.
Ditinjau dari karakteristik ini, kertu 16 termasuk kartu yang tidak bermanusia, bahkan sama sekali
tidak ada gambarannya alias kosong. Kartu ini menantang testi untuk menciptakan sendiri seluruh
ceritanya, mencari sendiri bahan-bahannya, ialah orang-orangnya yang terlibat, hubungan-
hubungannya, kejadiannya, dan lain-lain.
4.      Sederhana atau rumitnya bentuk, tanpa memandang sederhana dan rumitnya isi: sekilas
dapat diamati adanya perbedaan definit dan tidaknya gambar. Bandingkan kartu 1 dengan kartu 19.
Pada kartu 1 unsur pokok tampak jelas anak laki-laki dan biola, atau mungkin ditambah meja.
Sebaliknya pada kartu 19 gambar yang meliuk-liuk tidak menonjolkan bentuk yang dominan yang
dapat menjadi pusat perhatian, dan keseluruhan gambar tidak meberikan bentuk yang definit
sehingga dapat diartikan bermacam-macam. Testi dipaksa puas mengartikan sebagai benda-benda
yang tidak berbentuk seperti mendung, awan, asap, kekuatan pusaran, dan sebagainya.

Lain lagi bila kita bandingkan kartu 1 dengan kartu 2 ialah pemandangan daerah pertanian. Pada
kartu 1 unsurnya hanya 2 atau 3, sedangkan pada kartu 2 tampak bahwa disini terdapat lebih
banyak gambar orang, sehingga lebih banyak interprestasi hubungan antara orang-orang ini.
Demikian juga, pada kartu 2 ini terdapat begitu banyak perincian. Buku, bajak, kuda. Lading,
bangunan , kehamilan wanita yang leboh tua, dan sebagainya.

Sebahagian contoh gambar-gambar pada kartu TAT :


7. Tes Proyektif CAT digunakan untuk mengungkap aspek-aspek kepribadian pada anak,
terutama untuk mengungkap kebutuhan dan dinamika internal. Diharapkan dengan
menggunakan alat tes ini, peneliti dapat mengetahui dinamika pemenuhan kebutuhan pada
anak pasca perceraian orang tua.
CAT (Children Apperception Test) adalah tes yang dirancang khusus untuk anak-anak berusia 3-10
tahun. Tes ini dikembangkan oleh Bellak pada tahun 1993. Kartu CAT mengganti manusia menjadi
hewan dengan asumsi bahwa anak-anak kecil lebih muda melakukan proyeksi pada hewan daripada
manusia. Gambar tersebut dirancang untuk membangkitkan fantasi yang berhubungan dengan
masalah makan serta aktivitas oral, persaingan sesama saudara, hubungan orang tua dan anak, agresi,
latihan buang air kecil dan besar serta pengalaman anak lainnya.

CAT mempersiapkan modifikasi manusia (CAT-H) untuk anak-anak yang lebih tua, terutama di atas
usia 10 tahun, penyusunan tes mempertahankan bahwa bentuk manusia atau bentuk hewan bisa lebih
efektif tergantung pada usia dan ciri-ciri kepribadian anak bersangkutan. Gambar kartu CAT sebagai
berikut.

1.      Kartu 1: Anak ayam duduk mengelilingi sebuah meja dengan ayam dewasa muncul di latar
belakang.
2.      Kartu 2: Beruang besar dan bayi beruang bermain tarik-menarik tali.
3.      Kartu 3: Singa duduk di atas takhta diawasi oleh tikus melalui sebuah lubang.
4.      Kartu 4: Seekor kanguru dengan anak kanguru di kantongnya dan anak kanguru tertua di
sampingnya.
5.      Kartu 5: Dua bayi beruang tidur di kasur kecil di depan tempat tidur yang lebih besar yang berisi
dua benjolan.
6.      Kartu 6: Sebuah gua di mana dua beruang besar disamping berbaring bayi beruang.
7.      Kartu 7: Seekor harimau ganas melompat ke arah monyet yang mencoba memanjat pohon.
8.      Kartu 8: Dua monyet dewasa duduk di sofa, sementara monyet dewasa lain sedang berbicar
dengan bayi monyet.
9.      Kartu 9: Sebuah kamar terdapat tempat tidur diambang pintu seekor kelinci duduk sambil
memangdang ke arah tersebut.
10.  Kartu 10: Seekor anak anjing yang dipukul oleh anjing dewasa di depan kamar mandi.

8. Tes Proyektif DAP, BAUM, HTP digunakan untuk alat seleksi untuk pekerja-pekerja di
Perusahaan.

Aspek yang di Ungkap

-          Mengukur keseluruhan aspek pribadi


-          Mengetahui interaksi pribadi dengan lingkungan
-          Mengetahui tingkat intelegensi
-          Keperluan diagnosis/prognosis dan pekembangan kepribadian setelah diberi treatment.

9. Administrasi dan pelaksanaan tes proyektif HTP :


Tes HTP ini diberikan secara individual dan klasikal, subyek diminta menggambar
rumah, pohon dan orang diatas kertas kosong dengan waktu penyajian dan terbatas tapi
normalnya 10 menit.
Pelaksanaan

a. Pada lembar kertas putih polos tersebut, testee diminta untuk mengisi identitas dirinya
berupa : nama (inisial), jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan, serta tanggal pemeriksaan
(tes).

b. Kemudian balik kertas tersebut dalam posisi horizontal (landscapet) lalu berikan instruksi :
"Gambarlah sebuah rumah, sebuah pohon dan seorang manusia dalam satu kesatuan"

c. Perhatikan apakah instruksi benar-benar dipahami oleh testee.

d. Bila testee sudah memahami instruksi, biarkan ia menggambar dengan menggunakan pensil
HB yang telah disediakan.

e. Selama testee menggambar, tester harus mengobservasi dan mencatat hasil observasinya.

f. Setelah selesai, balik kembali kertas tersebut dan mintalah testee untuk menuliskan cerita
mengenai gambar yang ia buat secara singkat.

10. Administrasi dan pelaksanaan tes proyektif DAP

a. Pada lembar kertas putih polos tersebut, testee diminta untuk mengisi identitas dirinya
berupa : nama (inisial), jenis kelamin, usia, pendidikan , pekerjaan, serta tanggal
pemeriksaan (tes).
b. Kemudian balik kertas tersebut dalam posisi vertikal (portrait) lalu berikan instruksi :
"Gambarlah seorang manusia"
c. Perhatikan apakah insrtuksi benar-benar dipahami oleh testee.
d. Bila testee sudah memahami instruksi, biarkan ia menggambar dengan menggunakan pensil
HB yang telah disediakan.
e. Selama testee menggambar, tester harus mengobservasi dan mencatat hasil observasinya.
f. Setelah selesai, balik kembali kertas tersebut dan mintalah testee untuk menuliskan halhal
yang berkaitan dengan gambar manusia yang telah ia buat, yaitu :
  - Siapa yang digambar
-   Jenis kelamin
-  Usia
- Kelebihannya (berhubungan dengan sifat)
-   Kekurangannya (berhubungan dengan sifat)
  - Apa yang disukai (berhubungan dengan fisik)
  - Apa yang tidak disukai (berhubungan dengan fisik)
  - Apa yang dedang dilakukan (aktivitas)
-  Apa yang dipikirkan
- Bagaimana perasaannya dan kenapa

Administrasi dan pelaksanaan tes proyektif BAUM

a. Pada lembar kertas putih polos tersebut, testee diminta untuk mengisi identitas dirinya
berupa : nama (inisial), jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan, serta tanggal pemeriksaan
(tes).
b. Kemudian balik kertas tersebut dalam posisi vertikal (portrait) lalu berikan instruksi :
" Gambarlah pohon berkayu atau berkambium, KECUALI pohon pisang, kelapa, randu, beringin,
semak atau perdu, bambu, pinus atau palma, cemara dan pohonpohon lainnya yang tidak
berkayu."
c. Perhatikan apakah instruksi benar-benar dipahami oleh testee.
d. Bila testee sudah memahami instruksi, biarkan ia menggambar dengan menggunakan pensil
HB yang telah disediakan.
e. Selama testee menggambar, tester harus mengobservasi dan mencatat hasil observasinya.
f. Setelah selesai, balik kembali kertas tersebut dan mintalah testee untuk menuliskan nama
pohon yang digambar.

Anda mungkin juga menyukai