Anda di halaman 1dari 5

Sejarah dan Perkembangan TAT/CAT

 Pengertian TAT
TAT merupakan singkatan dari Thematic Apperception Test. TAT adalah
sebuah tes yang dilakukan untuk mengetahui kognitif atau gambaran kepribadian secara
umum dari seseorang. TAT terdiri dari 30 buah kartu yang berukuran 4 x 6 inchi, yang
terdapat gambar-gambar yang hanya berwarna hitam dan putih, dan gambar tersebut
dalam menggambarkan keadaan yang suram, dan kebanyakan kartu, menyajikan
gambar yakni satu atau lebih orang dengan situasi yang aktivitas yang ambigu.
Terdapat pula 1 kartu itu hanya berisi halaman kosong yang tidak ada gambar sama
sekali. (Robert J. Gregory, Psychological Testing, hal. 367).
31 kartu tersebut, dikelompokkan ke dalam beberapa kelompok, yaitu :
a) Netral
b) Boy (B), untuk subyek anak laki-laki dengan batasan usia kurang dari 14 tahun
c) Girl (G), untuk subyek anak perempuan dengan batasan usia kurang dari 14 tahun
d) Female (F), untuk perempuan yang berusia lebih dari 14 tahun
e) Male (M), untuk laki-laki yang berusia lebih dari 14 tahun.
TAT dapat dikenakan untuk subyek dengan usia minimal 4 tahun. Kartu yang
disajikan cukup 20 kartu, dipilih berdasarkan tingkat usia dan permasalahan subyek.
(Diah Krmiyati, Cahyaning Suryaningrum, Pengantar Psikologi Proyektif, hal 52)

 Sejarah TAT
TAT diciptakan oleh seorang psikolog dari Harvard yang bernama Henry
Murray. Tes ini dibuat untuk mengetahui kebutuhan-kebutuhan dan tekanan-
tekanan, yang merupakan element pokok dalam teori kepribadian Murray.
Menurut Murray, kebutuhan (need) akan mengorganisasi persepsi, pemikiran,
aksi/perbuatan, yang secara langsung berpengaruh terhadap kepuasan individu.
Contoh dari kebutuhan termasuk kebutuhan akan prestasi/pencapaian, afiliasi, dan
dominasi. Secara berlawanan, tekanan (press) berarti kekuatan lingkungan dalam
mempengaruhi seseorang. Murray (1938, 1943) kemudian mengembangkan
sistem penilaiaan yang membagi 36 variasi kebutuhan dan tekanan, yang
terungkap lewat cerita testee.
Beberapa Psikolog klinis yang lain juga memulai untuk mengembangkan
alternatif sistem penilaian tes TAT. Seperti Dana, 1959 ; Eron 1950; Shneidman,
1951; Tomkins,1947. Literature dari administrasi, penilaian, dan interpretasi dari tes
TAT berkembang dengan ekstentif, dari pandangan baru dari Aiken, 1989, Groth-
Mannat 1997, Ryan 1987, Weiner & kuehnle, 1998). Namun dari semua sistem
yang ditawarkan, tidak ada satupun yang nengarah kepada administrasi, tidak ada
satupun yang mengarah kepada sistem penilaian, dan tidak ada satupun yang
mengarah kepada interpretasi sampai hari ini. (Robert J. Gregory, Psychological
Testing, hal. 368).

Bentuk Alat Test TAT/CAT

Penyajian dan administrasi

 Dalam penyajian TAT, raport antara testi dan tester sangat diperlukan. Suasana tes
dibuat sedemikian rupa agar testi merasa nyaman dan mendapatkan simpati serta merasa
diterima oleh tester.
 Prosedur penyajian yang dianggap baku adalah penyajian secara individual dalam
bentuk lisan.
 Dalam prosedur penyajian tester  akan membacakan petunjuk pelaksanaan tugas
kemudian menyajikan gambar satu persatu dan testi diminta untuk menanggapi secara verbal
setiap gambar yang disaji kan, dan tester  akan mencatat/ merekam semua tanggapan, sejak
dari pertama kali testi memberikan reaksinya terhadap gambar pertama sampai tes
berakhir.  Murray menyarankan disajikan 20 kartu dalam 2 kali pertemuan (session). Sesion
pertama menyajikan 10 gambar dari seri I (no. 1 – 10), kemudian session kedua disajikan
dengan tenggang waktu minimal satu hari dengan menyajikan gambar-gambar dari seri II
(no. 11 – 20)
Persiapan Penyajian

Bagi sebagian testi tidak memerlukan persiapan khusus, tetapi bagi testi yang memiliki
kecerdasan rendah dan tidak mudah bereaksi, yang tidak mudah menerima suatu tes baru,
atau belum pernah mengikuti suatu tes psikologi, sebaiknya diberi serangkaian tes lain yang
lebih mudah diterima
Khusus untuk Anak-anak

Sebelum TAT/CAT diberikan pada anak, sebaiknya anak dilatih untuk mengeluarkan
fantasinya yang berhubungan dengan permainan seperti : boneka, atau figur-figur dari tanah
liat/lilin malam atau menggambar, dan berilah pada anak kesempatan
untuk  bercerita  dengan permainan-permainan tersebut. Sebab pada seorang anak selalu kita
jumpai ada 3 fase dalam bereaksi :
1. terhadap situasi nyata
2. situasi dalam life situation yang bias nya dinyatakan lewat permainan dengan boneka,
patung lilin dll
3. Reaksi terhadap gambar

Khusus untuk anak usia 3 – 10 tahun digunakan CAT, sedangkan untuk 10 tahun keatas lebih
baik digunakan TAT.

Situasi tes dan Persiapan Langsung Tes TAT/CAT


A. Yang penting adalah suasana persahabatan dan ramah-tamah, suasana ini dapat
diciptakan oleh:
 tingkah laku dari orang-orang yang ada dalam ruang tes
 sikap estetis dari tempat testing dan memulainya dapat mungkin dalam
suasanainformal, buat suasana sereleks mungkin.
B. umur, jenis kelamin serta kepribadian dari tester harus desuai dengan testi, sebab
sikap-sikap itu dapat mempengaruhi kebebasan keluarnya fantasi testi, sedang tugas
tester adalah mendapatkan informasi sebanyak mungkin dalam kualitas yang sebaik
mungkin dalam waktu yang terbatas. Sikap-sikap yang perlu diperhatikan oleh tester
 Menyesuaikan diri dengan individualitas testi
 Memberikan kesempatan untuk mengekspresikan perasaan testi sebebas
mungkin
 Menerima testi tanpa kritik
 Tidak mengadili
 Menciptakan suasana kepercayaan, bahwa rahasianya terjamin
 Menciptakan suasana agar testi merasa bebas untuk bercerita menurut waktu
dan caranya sendiri.
Pokok-pokok yang harus harus disampaikan kepada testi dan harus dipahami adalah :
 Testi diminta membuat suatu cerita
 Dalam membuat cerita testi diminta untuk menggunakan imajinasinya
 Testi diminta mendeskripsikan situasi yang dilukiskan dalam gambar
 Testi diminta memperhatikan empat hal pokok dalam menyusun cerita:
a) Peristiwa yang terjadi sebelumnya
b) Peristiwa yang terjadi sekarang
c) Perasaan dan pikiran para pelaku/tokoh
d) Akhir cerita (outcome)

Urutan penyajian

1. Kartu sebaiknya disajikan secara urut menurut nomor terkecil dan kartu no 1 adalah
kartu yang wajib disajikan
2. Kalau ada tujuan tertentu dalam pemeriksaan, maka dapat dilakukan tidak berurutan
(sesuai dengan kebutuhan)
Pencatatan Waktu

1. Pencatatan waktu sebenarnya tidak terlalu penting, sehingga tidak harus digunakan
alat pencatat waktu yang mempunyai akurasi tinggi (stop watch)
2. Waktu yang perlu diketahui adalah :
 waktu reaksi (dari saat kartu disajikan sampai muncul reaksi testi berupa
cerita)
 waktu cerita untuk masing-masing kartu
 waktu keseluruhan : yaitu mencatat waktu dari permulaan penyajian kartu
pertama sampai pengembalian kartu terakhir dengan selesainya cerita terakhir

Skoring TAT/CAT

Skoring tidak berdasarkan skala obyektif, itu harus dilakukan oleh administrator tes terlatih atau
para psikolog yang sudah mengambil profesi S2. Interpretasi yang harus diperhatikan yaitu
variabel-variabel berikut tema utama cerita, cerita pahlawan atau pahlawan, kebutuhan atau
drive dari pahlawan atau pahlawan, lingkungan di mana cerita berlangsung, persepsi anak
tentang angka-angka dalam gambar, konflik utama dalam cerita, kecemasan dan pertahanan
dinyatakan dalam cerita, fungsi superego anak, dan integrasi ego anak. Perhatikan, misalnya,
kartu di mana harimau ganas melompat ke arah monyet yang mencoba untuk memanjat
pohon. Seorang anak mungkin berbicara tentang ketakutannya, agresi atau hukuman. Monyet
dapat digambarkan sebagai pahlawan melarikan diri hukuman dari harimau jahat. Alur cerita ini
dapat mewakili kebutuhan yang dirasakan anak untuk menghindari hukuman dari orang tua
marah atau pengganggu. Sebaliknya, seorang anak mungkin menganggap gambar dalam cara
yang relatif tidak berbahaya, mungkin melihat monyet dan harimau memainkan permainan yang
tidak bersalah. Sebuah tes proyektif seperti CAT memungkinkan untuk berbagai macam
tanggapan yang diterima. Tidak ada "benar" terhadap gambar. Psikolog yang bertanggung jawab
untuk menafsirkan respon anak dengan cara yang koheren untuk membuat tes yang berguna
sebagai teknik penilaian klinis. Disarankan praktek untuk psikolog untuk mendapatkan sejarah
pribadi dan medis anak sebelum memberikan CAT, dalam rangka memberikan konteks untuk apa
yang mungkin jika tidak muncul menjadi respon abnormal. Sebagai contoh, akan normal dalam
situasi untuk anak yang hewan peliharaan baru saja meninggal menceritakan kisah yang
mencakup tema kesedihan atau kehilangan meskipun sebagian besar anak-anak tidak akan
menanggapi kartu dengan cara itu. Seseorang yang melakukan pengetesan CAT memiliki
fleksibilitas yang cukup dalam penafsiran. Ia dapat menggunakan analisis respon anak
untuk mendukung diagnosis psikologis, memberikan dasar untuk evaluasi klinis, atau
mendapatkan wawasan ke dalam struktur psikologis internal anak. Dalam tes proyektif seperti
CAT, tidak ada jawaban yang benar atau salah. Dengan demikian tidak ada skor numerik atau
skala untuk ujian. Pengawas tes mencatat esensi dari masing-masing cerita-cerita dan
menunjukkan ada atau tidaknya unsur tematik tertentu pada form yang tersedia. Seperti pada
TAT, setiap cerita dengan hati-hati dianalisis untuk mengungkap mendasari kebutuhan, konflik,
emosi, sikap, dan pola respon anak. pencipta CAT ini menunjukkan serangkaian sepuluh
variabel yang perlu dipertimbangkan ketika menafsirkan hasil. Variabel ini mencakup tema
cerita utama, kebutuhan karakter utama ini, drive, kecemasan, konflik, ketakutan, dan konsepsi
anak dari dunia luar.

Anda mungkin juga menyukai