FAKULTAS PSIKOLOGI
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami bisa menyelesaikan Makalah yang berjudul “Tes DAP (Draw A Person ”
tepat pada waktunya.
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Eryanti Novita, S.Psi, M.Psi yang
telah mengarahkan kami dalam mengerjakan makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih
kepada teman-teman yang telah memberi kontribusi baik secara langsung maupun tidak langsung
dalam pembuatan Makalah ini.
Kami sebagai penulis mengakui bahwa ada banyak kekurangan pada Makalah ini. Oleh
karena itu, kritik dan saran dari seluruh pihak senantiasa kami harapkan demi kesempurnaan
Makalah kami. Semoga Makalah ini dapat membawa pemahaman dan pengetahuan bagi kita
semua.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................................................ i
Daftar Isi....................................................................................................................................... ii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................................................. 2
C. Tujuan............................................................................................................................... 3
BAB II : PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pentingnya gambar anak-anak telah dieksplorasi secara ekstensif sejak akhir abad
ke-19, dan mereka berpikir untuk memberikan indikasi pengembangan visual-motor,
tingkat fungsi kognitif dan kematangan intelektual, proyeksi kepribadian dan konsep diri,
dan penilaian dari keadaan emosi dan gangguan. Menggambar adalah kegiatan yang
anak-anak cenderung untuk menikmati dan mereka rela menghasilkan coretan spontan
dan gambar dari usia muda (Koppitz, 1968), sehingga metode yang menarik untuk
digunakan dalam pengaturan klinis. Metode ini dapat digunakan secara informal, di mana
anak diminta untuk menggambar apapun yang mereka suka untuk membuat mereka
merasa nyaman, atau untuk memberikan landasan untuk wawancara klinis. Atau, gambar
dapat digunakan sebagai bagian dari alat diagnostik formal dan berbagai gambar tes yang
digunakan untuk tujuan ini, dengan fokus pada dua elemen inti dari proses menggambar:
perkembangan kognitif, dan proyeksi simbolis bawah sadar (Bekhit, Thomas dan Jolley,
2005), yang memungkinkan untuk penilaian masalah emosional dan perilaku.
Salah satu tes gambar paling awal adalah tes draw-A-Man dirancang oleh
Goodenough (1926) untuk menilai kreativitas anak-anak, usia mental dan visual-motor
kematangan intelektual dengan coding fitur gambar mereka manusia (Goodenough, 1926;
Knoff, 1990 ). Poin ditugaskan sesuai dengan kehadiran atribut tertentu seperti telinga;
kualitas gambar, misalnya bagaimana garis bertemu dan apakah mereka kaku; dan
proporsionalitas kepala, kaki, tangan, dll (Goodenough, 1926).
Tes draw a person atau tes DAP adalah tes psikologi yang digunakan untuk
mengetahui pengalaman kreatif individu, kepribadian dengan cara meminta individu
untuk menggambar orang. Gambar yang dibentuk oleh individu walaupun tidak persis
sama tetapi memiliki kesamaan aspek yang menjadi ciri khas individu tersebut seperti
ukuran, garis, letak, struktur bentuk tubuh yang biasanya tidak begitu bervariasi atau
lebih stabil. Meskipun digunakan pada anak usia 0-3 tahun hingga 11-15 tahun, namun
dari pengalaman penggunaan tes ini diketahui bahwa hasil yang paling akurat adalah
untuk anak usia 0-11 tahun.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah perkembangan Tes DAP?
2. Apa pengertian Tes DAP?
3. Bagaimana persiapan dalam mengerjaakan Tes Dap?
4. Bagaimana penilaian dalam Tes DAP?
C. Tujuan
1. Dapat mengetahui pengertian Tes DAP.
2. Dapat memilah siapa saja yang dapat dinilai dengan menggunakan Tes DAP.
3. Mengetahui kapan menggunakan Tes DAP.
4. Mengetahui langkah-langkah dalam menggunakan Tes DAP.
BAB II
PEMBAHASAN
Waktu
- tanpa batas untuk tes individual, tetapi biasanya 5 sampai 10 menit lalu diambil rata-rata
7 menit ( biasanya untuk kelompok). Jadi tas ini biasanya tidak untuk secara clasikal,
tetapi individu karena dapat di lakukan observasi pada testee.
Instruksi
-Tulis identitas diri Anda di sisi kanan atas. (nama, jenis kelamin, usia, tingkat
pendidikan).
-Silahkan saudara menggambar orang.
-Yang tidak boleh dilakukan tester: memberikan jawaban yang bisa memancing
ketegangan, mengarahkan atau jawaban yang bersifat normatif dan evaluatif.
-Jika ada subjek yang mengatakan: “Saya tidak bisa menggambar”. Jawaban tester:
“Gambarlah semampu anda”
-Jika muncul kembali komentar: “Saya tidak bisa menggambar dengan baik”. Jawaban
tester: “Tidak apa-apa, bukan baik dan jelek yang dilihat dari gambar tersebut”
Observasi
- hal-hal yang penting dicatat, misalnya:
- tingkah laku yang spontan atau tidak dalam menggambar
- bagian mana yang sering dihapus atau grafis dikoreksi/diulang
- bagian mana yang paling dahulu ditekankan
Sistem penilaian dalam tes ini cenderung bersifat QSS (Quantiative Scoring System) atau
sistem penilaian kuantitatif. Yaitu bukan berdasarkan bagus tidaknya gambar, namun
berdasarkan ukuran kuantitatif tertentu. 3 Ukuran kuantitas yang menjadi dasar utama adalah
sebagai berikut :
Reliabilitas test-retest DAP berdasarkan skoring kuantitatif dengan menggunakan panduan DAP
yang dibuat oleh Harris (1963) didapatkan reliabilitas isi yang sedang (Median r = 0.74).
Sedangkan reliabilitas interrater jauh lebih baik, yaitu median 0.90 untuk gambar laki-laki dan
0.94 untuk gambar wanita.
Kekurangan tes DAP di antaranya yang pertama, jika tes ini dipegang oleh
penginterpretasi yang kurang memiliki pengalaman serta jam terbang yang tinggi
dalam menggunakan tes ini, maka hasil interpretasinya kurang valid. Hal ini
dikarenakan hasil interpretasi yang didapatkan kurang sensitif dalam menangkap hal yang
ada pada gambar tersebut. Kekurangan yang kedua adalah sangat tergantung pada situasi
psikologis pada saat seseorang itu menggambar.
Jenis Kelamin:
87% : Menggambar jenis kelaminnya sendiri
Beberapa individu yang menggambar terbalik.
Indikasi: mengalami kebingungan dalam hal seksual dan adanya kedekatan dengan
gambar yang digambar. Cirinya: akan muncul pertanyaan, ”Boleh tidak menggambar
kedua-duanya laki-laki karena saya tidak bisa menggambar perempuan?” atau “Ini
seorang penari/pesenam yang ototnya besar (tidak jelas laki2 atau perempuan).
Tingkat ekspresif:
Mencerminkan sesuatu yang hidup (gambarnya hidup).
Bentuk Prinsip:
1. Bila gambar kabur/samar/memudar indikasi aktualisasi dorongan yang kabur dan tidak
jelas, kurang berani berusaha, kurang bergairah dan merasa tidak cocok dengan
lingkungan.
2. Bila gambar berupa gejala cemas, takut, merasa tidak nyaman.
3. Garis dasar yang berupa sketsa dan garis putus indikasi perasaan terisolir dari
lingkungannya.
Prinsip Bayangan:
3 Dimensi : Kreatif
Dimensi : Dipenuhi oleh perasaan dan emosi serta fantasi yang bersifat
emosional/khayalan
Dari hasil analisis faktor dan analisis regresi, ada beberapa dimensi Draw-APerson
(DAP) yang dapat diprediksi oleh Faktor 16 PF. Pengguna atau penginterpretasi Draw-A-Person
(DAP) sebaiknya mempertimbangkan dimensi yang dapat diprediksi sebagai dimensi valid yang
dapat digunakan untuk menginterpretasi tes Draw-A-Person (DAP). Hal ini juga bisa dilakukan
dengan cara penginterpretasi menggunakan tes kepribadian lain yang lebih valid untuk
mendampingi interpretasi tes Grafis. Saran untuk peneliti selanjutnya adalah, berdasarkan
beberapa kelemahan penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, peneliti selanjutnya
dapat menambahkan jumlah sampel, sehingga sampel yang digunakan untuk analisis dapat ideal.
Peneliti selanjutnya juga bisa menambahkan dimensi DAP yang belum digunakan dalam
penelitian ini. Kemudian,
peneliti selanjutnya bisa juga mengorelasikan tes DAP dengan menggunakan tes Kepribadian
lain yang mengungkap aspek yang berbeda dari atribut dari 16 PF. Peneliti selanjutnya juga
dapat menggunakan teknik-teknik yang lain untuk mendapatkan faktor-faktor yang lebih objektif
dari dimensi yang telah ditemukan oleh Machover, misalnya menggunakan Multi Dimentional
Scale (MDS)..
DAFTAR PUSTAKA