Anda di halaman 1dari 6

PENGERTIAN HUKUM NEWTON

Hukum-hukum Newton adalah hukum yang mengatur tentang gerak. Hukum gerak Newton
itu sendiri merupakan hukum yang fundamental. Artinya, pertama hukum ini tidak dapat
dibuktikan dari prinsip-prinsip lain. Kedua, hukum ini memungkinkan kita agar dapat
memahami jenis gerak yang paling umum yang merupakan dasar mekanika klasik

BUNYI HUKUM NEWTON III

”Ketika suatu benda memberikan gaya pada benda kedua, benda kedua tersebut memberikan
gaya yang sama besar tetapi berlawanan arah terhadap benda yang pertama”

Untuk memahami bagaimana perumusan secara matematis hukum III Newton, perhatikan
gambar ilustrasi dari beberapa benda yang saling berinteraksi di bawah ini.

Gambar di atas menunjukkan bahwa dua buah balok masing-masing mempunyai gaya berat
sebesar 50 N dan 200 N diletakkan di atas pegas. Jika kedua balok dan pegas dalam posisi
keseimbangan, maka bisa dijelaskan sebagai berikut.

Gambar (b): menunjukkan bahwa balok memberikan gaya berat sebesar 50 N dengan arah
ke bawah, tetapi balok tersebut juga disupport sebesar 50 N dengan arah ke atas.

Gambar (c): balok dengan gaya berat 200 N arah ke bawah dan memperoleh tambahan gaya
berat dari balok 50 N, sehingga memberikan gaya berat ke bawah sebesar 250 N, tetapi kedua
balok tersebut disupport sebesar 250 N dari pegas arah ke atas.

Gambar (d): merupakan kesimpulan, di mana total kedua balok memberikan gaya berat
sebesar 250 N arah ke bawah dan disupport sebesar 250 N dari pegas arah ke atas.
Gambar (a) – (d) merupakan peristiwa fisika yang dianalisis oleh Newton yang disebut
sebagai Hukum III Newton. Hukum III Newton lebih dikenal sebagai Hukum Aksi-Reaksi.

Faksi = -Freaksi

HUKUM KETIGA NEWTON SEBAGAI HUKUM AKSI REAKSI

Hukum ketiga Newton menggambarkan sifat penting dari gaya, yaitu bahwa gaya-
gaya selalu terjadi berpasangan. Jika sebuah gaya dikerjakan pada sebuah benda A, maka
harus ada benda lain B yang mengerjakan gaya itu. Selanjutnya, jika B mengerjakan gaya
pada A, maka A harus mengerjakan gaya pada B yang sama besar dan berlawanan arahnya.
Sebagai contoh, bumi mengerjakan gaya gravitasional Fg  pada sebuah benda proyektil, yang
menyebabkannya dipercepat ke bumi. Menurut hukum ketiga Newton, proyektil mengerjakan
gaya pada bumi yang sama besar dan berlawanan arahnya. Jadi, proyektil mengerjakan gaya
Fg’ = -Fg pada bumi ke arah proyektil. Jika gaya adalah satu-satunya gaya yang bekerja pada
bumi, bumi akan dipercepat ke proyektil. Karena bumi mempunyai massa yang sangat besar,
percepatan yang dialami akibat gaya yang dihasilkan proyektil ini sangat kecil dan teramati.

Dalam pembahasan tentang hukum ketiga Newton, kata ”aksi” dan ”reaksi” seringkali
digunakan. Jika gaya yang dikerjakan pada benda A dinamakan aksi benda B pada A, maka
gaya A yang dikerjakan balik pada B dinamakan reaksi A pada B.

Hukum III Newton tentang gerak menyatakan bahwa bila suatu benda melakukan
gaya pada benda lainnya, maka akan menimbulkan gaya yang besarnya sama dengan arah
yang berlawanan. Dengan kata lain, Hukum III Newton ini berbunyi :

Gaya aksi = gaya reaksi.

Gaya aksi = gaya yang bekerja pada benda.


Gaya reaksi = gaya reaksi benda akibat gaya aksi.

Untuk setiap gaya aksi yang dilakukan, selalu ada gaya reaksi yang besarnya sama
tetapi arahnya berlawanan, atau gaya interaksi antara dua buah benda selalu sama besar tetapi
berlawanan arah. Harus selalu diingat bahwa pasangan gaya yang dimaksudkan dalam
Hukum III Newton ini bekerja pada dua benda yang berbeda. Gaya mana yang merupakan
gaya reaksi pada dasarnya tidak dapat ditentukan. Namun demikian, biasanya dalam soal
fisika disebutkan bahwa gaya aksi adalah gaya yang kita lakukan, meskipun sebenarnya bisa
dipertukarkan.

Hukum ketiga menyatakan bahwa tidak ada gaya timbul di alam semesta ini, tanpa
keberadaan gaya lain yang sama dan berlawanan dengan gaya itu. Jika sebuah gaya bekerja
pada sebuah benda ( aksi ) maka benda itu akan mengerjakan gaya yang sama besar namun
berlawanan arah ( reaksi ). Dengan kata lain gaya selalu muncul berpasangan. Tidak pernah
ada gaya yang muncul sendirian. Sebagai Contoh, ketika kita berjalan, telapak kaki kita
mendorong tanah kebelakang ( aksi ). Sebagai reaksi, tanah mendorong telapak kaki kita ke
depan, sehingga kita berjalan kedepan.

Contoh lain, Ketika seseorang mendayung perahu, pada waktumengayunkan dayung,


pendayung mendorong air ke belakang ( aksi ). Sebagai reaksi, air memberi gaya pada
dayung kedepan sehingga perahu bergerak kedepan.

Secara matematis, Hukum III Newton ditulis sebagai berikut :

FA = - FB Atau Faksi = - Freaksi

Yang bisa dibaca sebagai “ gaya benda A yang bekerja pada benda B sama
dengannegativ gaya benda B yang bekerja pada benda A ”

1. Tama memiliki massa sebesar 40 kg, kemudian Tama mendorong tembok dengan gaya 200
N. Maka, gaya reaksi yang dilakukan oleh tembok terhadap Tama adalah sebesar?

A. 200 N

B.-200 N

C. 400 N

D.-400 N

E. 100 N
Diketahui : m           = 40 kg

                  F(aksi)    = 200N (+)

Ditanya    : F(reaksi) ?

Jawaban : B

F(aksi)      =     -F(reaksi)

200            =     -F(reaksi)

F(reaksi) =      -200N

2. Dua balok (m1 dan m2) yang bersentuhan mula-mula diam di atas lantai licin seperti yang
ditunjukkan pada gambar di bawah ini. Jika m 1 = 70 kg, m2 = 30 kg dan pada balok pertama
dikerjakan gaya sebesar 200 N, maka tentukanlah percepatan masing-masing balok dan gaya
kontak antarbalok tersebut.

Jawab

Diketahui:

m1 = 70 kg

m2 = 30 kg

F = 200 N

Ditanyakan: Percepatan dan gaya kontak.

Keadaan benda 1 dan 2 saling bersentuhan sehingga akan timbul gaya kontak atau gaya aksi
reaksi berdasarkan Hukum III Newton. Supaya lebih jelas, perhatikan gambar berikut ini.
F12 adalah gaya aksi yang diberikan balok 1 kepada balok 2 (bekerja pada balok 2).
Sedangkan F21 adalah gaya reaksi yang diberikan balok 2 kepada balok 1 (bekerja pada balok
1). Kedua gaya ini memiliki besar yang sama.

Untuk menentukan besar percepatan kedua balok dan juga gaya kontak kita tinjau persamaan
gerak masing-masing balok menggunakan Hukum II Newton sebagai berikut.

∎ Tinjau Balok 1

Karena lantai licin maka tidak ada gaya gesek yang bekerja, sehingga resultan gaya pada
sumbu-Y tidak perlu diuraikan.

ΣFX = ma

F – F21 = m1a ............... Pers. (1)

∎ Tinjau Balok 2

ΣFX = ma

F12 = m2a ............... Pers. (2)

Karena F12 = F21, maka kita dapat mensubtitusikan persamaan (2) ke dalam persamaan (1)
sebagai berikut.

F – m2a = m1a

F = m1a + m2a

F = (m1 + m2)a

a = F/(m1 + m2) ............... Pers. (3)


Dengan memasukkan nilai yang diketahui dalam soal ke dalam persamaan (3), maka kita
peroleh besar percepatan kedua balok sebagai berikut.

a = 200/(70 + 30)

a = 200/100

a = 2 m/s2

Jadi, besar percepatan kedua balok adalah 2 m/s2. Untuk menentukan gaya kontak antara
balok 1 dan 2, kita subtitusikan nilai percepatan yang kita peroleh ke dalam persamaan (2)
sebagai berikut.

F12 = m2a

F12 = (30)(2)

F12 = 60 N

Dengan demikian, besar gaya kontak antarbalok adalah 60 N.

DAFTAR PUSTAKA

Ruwanto, Bambang. 2009. Asas-asas Fisika 2A. Yogyakarta:Yudhistira

Sugijono, dkk. 1996. Konsep-konsep Fisika. Klaten: PT Intan Pariwara

Tipler, P. A. 1998. Fisika untuk sains dan tekni-jilid 1 (Terjemahan).  Jakarta: Penerbit


Erlangga Jilid 1

Anda mungkin juga menyukai