Anda di halaman 1dari 38

MAKALAH

TES GRAFIS (BAUM (Tree Drawing Test), DAP (Draw a Person), HTP
(House Tree Person), dan Tes Wartegg)

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah


Pengantar Asesmen dan Intervensi

Dosen Pengampu:
Eni Rohyati, S.Psi, M.Psi.

Oleh:
Kelompok 8:

Jilan Banafsaj Zain ‘Afifah 2200013204


Mifta Lutfianti 2200013219
Kallula Nasywa Yogitasari 2200013223
Fadiyah Adinda Murti 2200013239
Ninda Salwa Arafah 2200013244

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
2023
KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirahim.

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah, serta
inayah-Nya kepada setiap makhluk-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah Pengantar Asesmen dan Intervensi dengan judul “Tes Grafis (BAUM (Tree
Drawing Test), DAP (Draw a Person), HTP (House Tree Person), dan Tes Wartegg).”
Sebelumnya penulis hendak mengucapkan terima kasih kepada Eni Rohyati, S.Psi,
M.Psi. selaku dosen mata kuliah tersebut atas waktu yang diberikan sehingga makalah
ini dapat terselesaikan tepat waktu.

Penulis sudah berusaha sebaik mungkin dalam menyusun makalah ini dan
menyampaikan informasi dengan sejelas-jelasnya. Namun, penulis menyadari bahwa
di dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, para
pembaca diharapkan kesediaannya untuk memberikan kritik serta saran yang
membangun untuk menyempurnakan makalah ini.

Terima kasih telah membaca karya ini, semoga ilmunya dapat tersampaikan dan
menjadi berkah untuk semua pihak.

Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh.

Yogyakarta, Mei 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

COVER .................................................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR ............................................................................................................. 2
DAFTAR ISI............................................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan ....................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................... 3
2.1 Tujuan dan Sejarah Tes Grafis .................................................................................. 3
2.2 BAUM (Tree Drawing Test) ..................................................................................... 3
2.3 DAP (Drawing A Person) ......................................................................................... 5
2.4 HTP (House Tree Person)....................................................................................... 20
BAB III PENUTUP ............................................................................................................... 33
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 33
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 34

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kehidupan sehari-hari, manusia perlu memahami individu atau
kelompok manusia lain. Misalnya, dalam suatu Lembaga Pendidikan, seorang konselor
(guru BK) perlu memahami karakter siswa, terutama yang berada di bawah
bimbingannya. Hal itu dimaksudkan agar dapat dilakukan pengendalian yang tepat
apabila siswa perilaku siswa tidak terkontrol atau melanggar norma. Selain itu,
konselor juga dapat mengetahui apabila ada indikaasi terjadinya trauma dalam diri
siswanya yang dapat mengganggu kesehariannya selama di sekolah, baik berupa saat
kegiatan belajar atau pun saat berinteraksi dengan teman-teman sebayanya juga
gurunya.

Untuk mengetahui karakter psikologis itu, dapat dilakukan tes kepribadian.


Dalam psikologi, terdapat banyak alat tes yang digunakan untuk mengetahui
kepribadian seseorang. Contohnya tes WAIS, Rorschach, Kraepelin, dan juga tes
Grafis. Di dalam makalah ini akan dibahas tentang tes grafis dan macam-macam bentuk
tes grafis, serta tujuan dilakukannya tes grafis.

Berdasarkan penjabaran di atas, maka penulis berupaya menyusun hasil


penelitian berupa makalah yang bersumber dari studi pustaka mengenai "Tes Grafis
(BAUM (Tree Drawing Test), DAP (Draw a Person), HTP (House Tree Person), dan
Tes Wartegg)” untuk memenuhi tugas dari dosen mata kuliah yang diampu.

1.2 Rumusan Masalah


a. Bagaimana sejarah singkat tes grafis?
b. Apa tujuan dilakukannya tes grafis?
c. Apa saja bentuk-bentuk tes grafis?

1
1.3 Tujuan Penulisan
a. Untuk memahami sejarah singkat tes grafis.
b. Untuk memahami tujuan dilakukannya tes grafis.
c. Untuk memahami bentuk-bentuk tes grafis.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Tujuan dan Sejarah Tes Grafis


Tes grafis adalah salah satu metode asesmen yang digunakan psikolog dalam
menangani kasusu psikologi anak maupun dewasa. Tes ini dapat menggambarkan pola
perilaku individu atau bahkan trauma dan depresi yang dialami. Tes grafis juga
digunakan sebagai sarana untuk mengekspresikan emosi.

Sejarah Tes Grafis sudah berkembangan di awal abad 19. Pada akhir abad 19,
Fechne, Wundt dan Ebbinghaus merupakan psikiater di bidang gangguan mental, yang
mempengaruhi teknik untuk melakukan assesmen klinis terhadap para pasiennya.
Dalam pengukuran kepribadian, Tes Grafis muncul sebagai salah satu jenis tes
kepribadian untuk bentuk proyektif. Tes Grafis ini berkembang pada awal abad 20,
walaupun pada beberapa dekade sebelumnya sudah terdapat berbagai aplikasi grafologi
berupa pembacaan tulisan tangan, tanda tangan, dan coretan manusia yang dapat
diinterpretasikan. Dalam bidang Grafologi, muncul tokoh penting seperti Goodenough,
machover,moch, Kinget, warteg dan yang lainnya. Bidang grafologi ini terus
berkembang hingga saat ini, untuk mengungkap proyeksi dari grafis, baik dengan
metode kualitatif maupun kuantitatif.

2.2 BAUM (Tree Drawing Test)


Tes BAUM yaitu tes menggambar pohon yang dirancang oleh Emil Jucker pada
tahun 1928, yang kemudian dikembangkan oleh Herman Hiltbrunners pada tahun
1946. Kemudian Charles Koch menuliskan ide mereka dalam buku “The tree test” pada
tahun 1952
Gambar pohon yang dibuat seseorang merupakan pernyataan dari the being of
the person (keberadaan seseorang), tanaman merupakan sistem yang terbuka, segala
sesuatu menuju keluar, sesuatu terjadi di permukaan, dibentuk di bawah kulitnya dan
pada ujung-ujung tunasnya. sikologi Laborato Tanaman tidak pernah

3
berkembang/tumbuh sempurna, ia selalu muda dan sampai mati akan berbunga dan
dapat menjadi buah. Pohon tidak pernah berhenti berkembang, tetap tumbuh walaupun
sudah tua. Apabila kita tidak lagi melihat suatu pertumbuhan ke atas maupun menjadi
lebih besar maka pohon itu masih tetap hidup. ada pucuk-pucuk baru dan selalu
berganti daun setiap tahun.
Gambar pohon secara keseluruhan menurut Sigmeun Freud ada 3 bagian yang
penting:
a. Daun: Super Ego
Bagian ini menunjukan zona hubungan dengan lingkungan,
zona dari hubungan dan petukaran antara yang di dalam dan di luar.
b. Batang: Ego
Batang juga merupakan pusat dan memegang keseimbangan.
Fungsi sentral batang adalah menopang, selain itu ada juga dahan-
dahan. Bentuk yang kaku dan rusak disisi kanan dapat mengindikasikan
adanya suatu hubungan yang terganggu, atau bisa juga menunjukan
adanya suatu konflik khusus dengan lingkungan yang terjadi pada saat
itu. Jika tergambar di sebelah kiri maka konflik itu terjadi di masa
lampau
c. Akar: Id
Akar mewakili dorongan yang bersifat fisiologis dan dorongan
sadar. Subyek yang tidak menggambar akar dianggap normal.
Kesiapan yang dibutuhkan:
• Kertas HVS warna putih ukuran A4
• Pensil HB
• Meja kayu, permukaan meja rata atau bisa dengan menggunakan alas
• Ruangan tidak banyak dekorasi agar bebas dari stimulus
• Pencahayaan yang cukup
Langkah pelaksanaan:
➢ Pelaksanaan tes individual

4
1. Memberi lembar kerja dan sarananya pada testee masing-
masing diberi kertas HVS A-4 dan alat tulis
2. Memberi alas menggambar (bila perlu)
3. Memberi Instruksi Contoh instruksi:
"Saudara telah mendapat selembar kertas HVS contoh posisi
kertas vertikal. Sekarang tuliskan di kiri atas: nama, nomor tes
(jika ada), jenis kelamin, usia, dan tanggal tes ini. Kalau sudah
selesai, silahkan membalikkan kertas tersebut sehingga testee
menghadapi halaman yang sepenuhnya kosong. Halaman itu
menjadi miliki anda. Tugas anda adalah MENGGAMBAR
POHON BERKAYU. Saudara hanya diperkenankan
menggunakan pensil yang telah dibagikan.”
4. Memberi kesempatan testee menyelesaikan gambar. Waktu
yang diberikan ±10 menit. Setelah (±5 menit) atau setelah
selesai menggambar tester meminta testee menuliskan gambar
pohon apa.
5. Membuat catatan observasi. Selama pelaksanaan tes, tester
sebaiknya mengamati hal-hal yang dilakukan testee.

2.3 DAP (Drawing A Person)


Tes draw a person atau tes DAP adalah tes psikologi yang digunakan untuk
mengetahui pengalaman kreatif individu, kepribadian dengan cara meminta individu
untuk menggambar orang. Gambar yang dibentuk oleh individu walaupun tidak persis
sama tetapi memiliki kesamaan aspek yang menjadi ciri khas individu tersebut seperti
ukuran, garis, letak, struktur bentuk tubuh yang biasanya tidak begitu bervariasi atau
lebih stabil.
Spesifikasi dari tes ini yaitu individu diberikan kertas kosong tanpa coretan
apapun dan diminta untuk menggambar orang lengkap tanpa ada aturan apapun dan

5
dibebaskan sesuai keinginan masing-masing. Tes ini dapat digunakan pada anak-anak,
remaja dan lansia. (Psychology site).
Tes Draw A Person, atau DAP, adalah contoh tes grafis. Tes grafis sendiri
merupakan tes yang menggunakan teknik proyeksi untuk mengidentifikasi kepribadian
seseorang dari ekspresi yang digambarnya. Tes grafis sering digunakan di berbagai
negara dengan alasan banyak ahli mengatakan bahwa tes grafis digunakan karena dapat
mengungkapkan hal-hal yang tidak dapat diungkapkan oleh tes lain, seperti
kepribadian dasar dan keadaan emosi anak (Laak et al (2005) . Atau dengan alasan
lainnya yaitu tes grafis dapat dilakukan dan diinterpretasikan dengan cepat (Lilienfield
et al., 2000). Tes DAP berfokus untuk memberikan gambaran yang lebih kompleks
daripada tes HTP tentang konsep diri, citra diri ideal, keadaan emosi, dan ekspresi diri
dalam hubungannya dengan lingkungan (Iabt & Bellak, 1959)
Tes Draw Personality (DAP) pertama kali dikembangkan oleh Cooke dan Ricci
pada tahun 1800-an, mereka menyadari adanya hubungan antara perkembangan
kognitif anak dengan kemampuan menggambarnya. Sekitar tahun 1926- 196 Harris
melakukan revisi tes DAP. Pada tahun 1963 tes tersebut dipublikasikan dengan nama
Goodennough-Haris Drawing Test lalu tes ini dikembangkan oleh Machover dan
Koppitz dalam cabang proyektif dengan menggunakan dasar teori pendekatan
psikoanalisa yang percaya bahwa symbol merupakan jalan jembatan anatara kesadaran
dan ketidaksadaran (Kubierske, 2008).
Tes DAP dikembangkan oleh Machover dalam teknik proyektif untuk
mengungkap kepribadian individu melalui gambar (Machover, Kubierske, 2008).
Machover kemudian berhipotesis bahwa bagian tubuh tertentu memiliki
gambar/simbol dengan makna tersembunyi yang dapat digunakan sebagai kriteria
penilaian. Machover juga mempelajari simbol-simbol itu dan membandingkannya
dengan gangguan emosional pasien yang dirawatnya. Hal ini menghasilkan kriteria
penilaian yang sekarang digunakan untuk menginterpretasikan tes grafis secara luas
(Kubierske, 2008). Penentuan kriteria penilaian tersebut, dilakukan secara intuitif yang
bertujuan menghasilkan kriteria penilaian yang subjektif ("Projection Methods", 1986).

6
Perkembangan selanjutnya dari tes menggamabr orang sering digunakan sebagai
pelengkap tes Binet-Simon bahkan sekarang digunakan sebagai salah satu bahan ujian
yang digunakan dalam rekrutmen calon pegawai suatu instansi atau perusahaan.
1. Teknis/Administrasi Tes

Prinsip DAP dalam penyajiannya adalah bersifat individual. DAP


merupakan battery test dengan tes proyeksi yang lainnya (misal BAUM,
Wartegg, dsb).

Administrasi Tes DAP

• Material Tes
1. Kertas HVS folio
2. Pensil HP
3. Meja dengan permukaan yang rata
4. Penerangan yang cukup
• Waktu
Dalam psikologi klinis tidak dibatasi (± 20 menit)
• Instruksi
1. Tulis identitas diri Anda di sisi kanan atas. (nama, jenis kelamin,
usia, tingkat pendidikan).
2. Silahkan saudara menggambar orang.
3. Yang tidak boleh dilakukan tester: memberikan jawaban yang
bisa memancing ketegangan, mengarahkan atau jawaban yang
bersifat normatif dan evaluatif.
4. Jika ada subjek yang mengatakan: “Saya tidak bisa
menggambar”. Jawaban tester: “Gambarlah semampu anda”
5. Jika muncul kembali komentar: “Saya tidak bisa menggambar
dengan baik”. Jawaban tester: “Tidak apa-apa, bukan baik dan
jelek yang dilihat dari gambar tersebut”
• Selesai menggambar, testee diminta menuliskan:
1. Berapa usianya & apa jenis kelaminnya
2. Apa yang sedang ia lakukan
3. Apa cita-cita / keinginan yang terpendam dari orang tersebut
4. Uraikan kelebihan-kelebihan & kelemahan-kelemahan pribadi
orang tersebut
2. Skoring atau Interpretasi Test

7
KESAN / DESKRIPSI INDIKASI
DETAIL
A.Kesan Umum Gambar orang muda Penghayatan tepat sesuai dengan usianya

Usia
Lebih muda dari usia Immature, tidak dapat menghayati perkembangan
subyek dunianya, fiksasi emosi pada usia yang sama
dengan figur yang digambar atau mengalami
regresi.
Sama dengan usia Penghayatan tepat sesuai dengan usianya
subeyk
Lebih tua dari usia Pengahyatan kehidupan yang melebihi usianya,
subyek identifikasi pada orang tua
Aktif/pasif Duduk Kelelahan emosional, kurang semangat dan
bersandar/berbaring vitalitas lemah.
Duduk Ada hambatan kurang dorongan/motif. Merasa ada
pengurangan energi/vitalitas
Terhuyung-huyun, Kemungkinan scizoprenia dini
bingung
Tidak ada gerak Merasa ada himpitan, menahan sesuatu kurang
(seperti orang mati) tegas, mempertahankan keterbatasan aktivitas,
kaku sperti mayat kontrol emosi kaku.
Lengkap atau Lengkap semua Kecenderungan ekshibisionis, merasa mampu
tidak bagian diterima secara sosial, keter-gantungan sosial.
Tidak lengkap Depresif, tidak mengakui kenyataan, tertekan
secraa neurotis, kurang dorongan berprestasi.
JK Jenis kelamin sama Normal
dengan subjek
Jenis kelamin Menunjukkan kekaburan (confuse) di dalam
berlawanan dengan mengidentifikasikan dirinya. Individu mempunyai
JK subyek sifat dependent yang kuat sekali terhadap orang tua
yang berlawanan jenis seksenya.
Tampan/tdk Tampan Kepuasan/kemantapan pada diri sendiri.
Sangat tampan Tendensi narsistis
dengan perhiasan
Tidak Tidak puas atau tidak mantap pada diri sendiri
Sedih/gembira Sedih Perasaan sedih /tertekan
Gembira Bersemangat dan motivasi berprestasi
Kuat/tdk Kuat Deskripsi diri yang kuat, kalau berlebihan=agresif
Loyo Deskripsi diri yang loyo

8
Formil/acak- Formil Terikat aturan dalam menyatakan diri
acakan
Acak-acakan Keterbelakangan mental, primitive cultural origin,
scizoprenia
Agresif Agresif
Pasif
Boneka Pasrah dan rela merasa dikuasai orang lain
Robot Depersonalisasi , merasa dikekang oelh kekautan
lain
1. Ukuran Sedang Wajar, normal
Kecil
Besar
Keluar garis
2. Lokasi Diatas (dewasa) Kurang kuat pegangan, kurang mantap, berfantasi
untuk nampak kuat. Mungkin takabur atau tak mau
tahu, mungkin optimis terhadap kerjanya,
memandang rendah terhadap orang lain, tendensi
kurang yakin akan dirinya.
Diatas (anak-anak) Kemauan cukup tinggi, potensi anak cukup besar,
antusias sekali, rasio baik (kadang-kadang sampai
kelewat batas).
Di tengah Memiliki adaptasi yang cukup baik, bersifat
egosentris, insecure dan rigid, berusaha kontrol
secara cermat.
Di dasar/di bawah Perasaan insecure dan tak pasti, berpikir pada hal-
hal konkrit/ berpijak pada realita. Kebutuhan akan
kepastian/depresif, kurang usaha, mudah
menyerah, di dominasi oleh asadar, kebutuhan
keseimbangan, kontrol, menunjukkan
keseimbangan, ketenangan kestabilan (secara
demonstratif).
Di kanan/cenderung Kontrol emosionil, berusaha keras untuk sukses,
ke kanan orientasi lingkungan/dunia luar, ekstrofert,
orientasi masa yang akan datang.
Di kanan atas Negativisme pada diri sendiri, agresif,
memberontak.
Di kiri/ cenderung ke Dikuasai emosi, menekankan masa yang lalu,
kiri tendensi impulsif, self oriented, depresif tapi
banyak frustasi, introfert, bayak dikendalikan
ketaksadaran.

9
Di bawah sebelah kiri Dikuasai emosi, menekankan masa lalu, tendensi
impulsif, self-oriented, intro-vert, banyak
dikendalikan ketidaksa-daran, depresif.
3. Kualitas garis Konsinsten Penyesuaian diri baik
Kabur Kurang berani tampil dan menyatakan diri, cemas,
insecure, ragu, takut, tidak pasti, kontrol yang rigid
yang didasari oleh rasa tertekan dan kurang
mampu berkarya, depresif, kurang mampu dan
kurang gairah, intelektual dan introversive,
spirituil.
Tebal Penuntut, menguasai, menentang keku-asaan,
dorongan bermusuhan, yakin diri, anxiety, tegang,
kerusakan otak organis, manic
Tipis Ada hambatan berhubungan dengan lingkungan,
biasa nampak pada tendebsi skizoid.
Tenanan berubah- Tak stabil, impulsif, mudah frustasi, histeris atao
ubah siklotomik.
Tipis dan patah, tidak Ketakutan, tidak aman, tidak pasti.
tetap.
Keriting, patah Tendensi skizoid alkoholik
berulang disertai
tekanan ringan.
Seperti gergaji Kecemasan, kontrol motorik, rendah, kurang dapat
mencapai keseimbangan.
Gambar terdiri dari Perasaan tak aman, ingin diakui kelompoknya,
garis-garis dasar
Koordinasi jelek Tegangan yang muncul, cemas, mungkin
kerusakan otak.
Garis tebal, kotor, Adalah hal biasa untuk anak kecil, anxiety
shading berlebihan. neurotics, psikotis,
Gambar sketsa anxiety, tidak tetap, insecure.
4. Penyelesaian Sistematis Keteraturan dalam berpikir, kontak de-ngan
realitas yang baik
B.Bagian-bagian
1. Kepala Digambar tidak Tendensi hambatan dalam hubungan sosial,
lengkap (tanpa alis, neourotis.
mata, dll.)
Agak besar Ada kemungkinan gangguan organis (misalnya,
orang sering sakit, kerusakan otak, kemunduran,
tendensi hipokondriasis, intelegensi kurang,
pikirannya melayang (over) pada paranoid, terlalu

10
membanggakan intelek, penekanan pada fantasi
(pada anak-anak) aspirasi intelektuil (mungkin
disertai orandiosity), kurang masak dalam
instropeksi atau fantasi, simptom-simptom pada
kepala.
Kepala terlalu besar Tendensi aspirasi lebih besar dari pada
kemampuan .
Di gambar akhir Konflik dalam hubungan manusiawi, mungkin ada
kesulitan bicara.
Kabur/ tidak jelas Kesadaran pribadi , keraguan shy.
Kepala besar pada JK Opposite sex regarded as smarter or as possesing
lain greater social authority.
Bentuk kurang tepat Organicity
Aneh/ganjil Identifikasi feminin berhubungan dengan
narcisistik dan obsesif kompulasif.
2. Rambut Rambut botak (pada Merasa kurang jantan,
pria)
Menekankan pada infantil dan kemunduran dorongan seks, sensuaitas
rambut kebutuhan seksualitas.
Menekankan rambut Lambang kejantanan, mungkin anxiety akan
(shaded) sensual needs
Perhatian berlebihan Nascistis, mungkin tendensi homoseks.
pada rambut
Rambut acak-acakan Immorality sexuil
Rambut pada bagian Identifikasi feminin berhubungan dengan
tengah nascistis, obsesive kompulsif,
Di ulang-ulang Suka menyerang
Rambut putih pada Merasa terhambat kejantanannya,.
pria
Rambut pada wanita Regresi.
yang yang tidak
ada pada pria
Penempatan rambut Tekanan/ tuntutan kejantanan
yang tepat
Rambut tipis atau Kurang jantan / tidak pasti
tanpa tekanan.
Rambut menyolok Sifat kekacauan pada individu
dan kacau
Gundul atau sedikit Tendensi castrasi kompleks
sekali
Rambut gondrong Erotis protes/ kemungkinan ada konflik

11
Jambang, kumis, dan Keraguan pada kejantanan sehingga
rambut yang lain. kompensasinya jadi sok jantan , ketidak pastian
seksuil.
Rambut pada rahang Skizoid
Jenggot seperti Ingin menunjukkan kejantanan dengan cara tak
kambing wajar/ kurang wajar, indikasi artistik, anti sosial,
atau ada unsur-unsur skizoid.
Jenggot dengan Perhatian berlebihan pada kejantanan
tekanan shading
Jenggot/jambang Mengingkari atau sangsi pada kejantanan .
yang di tekankan.
3. Alis Tebal Wajar, normal
Teratur Sebagai hiasan, refleksi sikap kritis namun tidak
menentang, kecenderungan kehalusan budi
pekerti, kesopanan, cenderung menjaga,
memelihara
4. Mata Menekankan pada Paranoia dan menampakkan fantasi, angan-angan
pupil mata
Mata berbentuk Egosentris histeris, tidak masak, egosentris,
bulatan regresi
Mata benrbentuk Pertautan ide-ide, paranoid
bulatan dengan
tekanan terkatup
Mata terkatup Paranoid
Mata terlalu kecil Ingin mencampakkan dunia luar (tak acuh), self
absorption.
Tidak melihat Emotional immaturity dan egosentris, kekanak-
kanakan, cacat mental tingkat ringan, biasa unutk
anak-naak yang masih muda, tergantung, emosi
datar, hambatan dalam membedakan sesuatu.
Buta, terutup, Tanda keengganann memperhatikan sekitar,
tertutup topi, cekung mungkin suka bertengakar. Tendensi menolak
keadaan yang tidak menyenangkan , tendensi
menyatakan ketidaksenangan
Tebal, diberintekanan Bermusuhan dan mengancam, bersemnagat,
indikasi pamer terutama pada gadis, hoimoseksual.
Histeris egoistik.
Tajam, besar, disertai Paranoid, unsur agresif, sadisme, ingin berkuasa
kepala besar besar sekali.
Setengah tertutup Introfert, kurang kontak dengan dunia luar, kontak
sosila sangat kurang, terlebih bila tidak digambar.

12
Mata digambar tanpa Kekanak-kanakan dalam perasaan Kurang masak
ada variasi (mis:egosentris)
Diberi kacamata Kompensasi dalam pergaulan karena merasa mau
terhadap konflik yang dialami
Mata sipit Kepicikan pandangan
Mata membelalak Rangsangan /gairah seksuil
Mata juling Pikiran kacau
Lingkaran bola mata Rasa ingin tau hal dosa, konflik voyourism.
besar, tetapi mata
kecil.
5. Hidung Agak kecil Kemungkinan ada konflik seksual, takut pada
kastrasi.
Dengan lubang Kecenderungan agresif, diasosiasi-kan dengan
psikosomatis gangguan per-nafasan
Tidak digambar
6. Mulut/bibir Cekung Menerima dan membutuhkan ketergan-tungan,
pasif
Melengkung ke atas Psikosomatik pada pernafasan, memak-sakan diri,
berpura-pura sebagai kom-pensasi perasan tidak
menerima, ten-densi menunjukkan senyum.
Mulut besar Biasa pada anak kecil, regresi, infantilisme (pada
(ditonjolkan) dewasa)
Mulut di tekankan erotis oral , kebutuhan tergantung, tidak masak.
Mulut tebal dan lurus oral agresif, .mengkritik terus dapat dikatakan
sadisme
Bibir tebal dan sedikit feminin, narcistime (senang pada diri
melengkung pada sendiri)
gambar wanita
Mulut bulat cenderung feminin
Mulut terbuka cenderung oral erotis, cenderung dependensi.
Mulut Menutup diri tidak mau terbuka, menolak
tertutup/terkatup ketergantungan, menekan permusuhan.
Mulut mencibir Menhina orang lian , agresif, bermusuhan,
mungkin karena perasaan tidak mampu dan aman,
independen
Mulut yang cekung Oral dependensi, ketidakmasakan psikoseksuil,
lekuk butuh perhatian.
Mulut cupit ban Erotismen remaja, narcistik, sombong, pada gadis
remaja)
Slash of mouth Kemarahan dan permusuhan, agresif, over kritik,
sadistik verbal.

13
Mulut mnegarah ke Memaksanakan diri, berpura-pura sebagai
atas kompensasi perasaan yang bisa menerima,
tendensi menunjukkan senyum.
Giginya kelihatan Oral agresif (suka mengkritik) tendensi menyerang
secara oral, sinisme.
Tetawa lebar Tendensi orang depresif dengan kompensasi
tertawa lebar.
Sangat kecil Menentang oral dependency, independent.
Mulut tidak Penolakan terhadap kebutuhan afektif, guilty
digambar/dihilangkan feeling, depresi, kontak verbal yang
terganggu(dengan lingkungan).
7. Telinga Penekanan/pembesar Jika berlebihan mungkin halusinasi pendengaran,
an pada telinga tendensi gangguan pengakit telinga, paranoid,
skizoid, tuna rungu, ketidaks tabilan rungu, ideas
of reference/keingintahuan yang besar, daya kritik
kurang, peka terhadap kritik/sikap orang lan
kerena neurotik ekstrim, paranoid, tendensi konfik
homoseksual pasif.
Teliga besar, mulut Tendensi oposisi terhadap otoritas/atasannya.
lurus dan tebal
Telinga lebar Peka terhadap kritik
Telinga kabur/tidak Kesadaran pribadi goncang, keraguan
jelas
Telinga digambar Konflik dengan hubungan manusiawi, mungkin
akhir ada kesulitan bicara. Penolakan terhadap kritik.
Kurang tekanan Penolakan terhadap kritik, menolak pendapat
orang lain, menghindari halusianasi pendengaran,
lebih umum pada orang lanjut usia dari pada orang
muda.
8. Dagu ditekankan Kompensasi ketidak pastian , tak bisa mengambil
keputusan takut bertanggung jawab, fantasi.
Melebih-leboiihkan Kompensasi dari perasan tak mampu tak dapat
dagu mengambil keputusan.
Perluasan dagu Adanya dorongan agresif
Tekanan pada dagu Ketergantungan pada jenis lain
(pada ganbar seks
lain)
Jakun Menunjukkan sifat kejantanan 9tak disadari),
wajar pada remaja.
9. Leher Panjang dan tipis Kurang mampun mengontrol dorongan , mungkin
(kurus) permusuhan,

14
Besar dan gemuk mungkin rigid, penggabungan impils yang baik
Satu dimensi Kurang mampu mengontrol dorongan dan nafsu.
Menghilangkan Sering membiarkan dorongan-dorongan dengan
pangkal leher kobtrol yang tidak cermat.
Ditutup dengan dasi Melakukan Kontrol intelektual terhadap impuls-
dan krah impuls atau dorongannya.
10. Bahu Lebar & besar Dorongan kekuatan fisik, merasa mampu
Pundak yang Perasaan inferior, kurang mampu mencoba
sempit/kecil mencari kompensasi.
Persegi Kaku dan bermusuhan, defensif terhadap
permusuhan.
Pundak satu sisi tal Ketidaks eimbangan emosi, konflik peran
seimbang dengan seksualnya
bagian lain
Pundak sering Kurang yakin pada kemampuan dan perkembanga
dihapus dan diualang dirinya
Proporsi dan bentuk Lancar , felksibel, seimbang dan merasa mampu.
pundak yang bagus
11. Lengan Lengan dan tangan Pandangan tidak pasti, scizoprenic depressi,
yang dihilangkan aktiviyas, rpoduktif, guilty feelings berhubungan
dengan permusuhan seksuil
Lengan tidak Gangguan otak yang berhubungan dengan motorik
digambar sama sekali
Digambar tidak seuai Konflik dalam kontak dengan orang lian, sifat
dengan tangan agresi, terlebih bila hal ini terdapat pada anak umur
belasan tahun, tendensi psikopat (pada orang
dewasa)
Lengan Ambivalensi, usaha nampak kuat, bermusuhan dan
dilipat (sedekap) seksualitas.
Dilipat di belakang Menolak dunia luar karena rasa curiga dan
bermusuhan.
Lengan pendek sekali Ambisi, kemauan lemah, merasa lemah, loyo.
Lengan yang kecil Merasa lemah dan sia-sia /tidak berguna
dan tipis
Lengan seperti sayap Lemah, ada hambatan kontak sosial
Langan di belakang Guilty feeling, ingin menghukum tangan,
kebutuhan mengontrol agresi
Lengan dengan garis Perasaan menghukum
tebal
Lengan yang Mengutamakan kekautan , mementingkan otot
luas/tebal daripada otak

15
Lengan yang panjang Ambisius, usaha untuk sukses, mengharapkan
perhatian dan kasih sayang.
Lengan yang sangat Ambisi dan mencari kompensasi dari perasaan
panjang tidak pasti.
Lengan yang Melaksanakan interaksi sosial
nampak meraih
Garis lengan yang Siap berhubungan dengan lingkungan
langsung dan lancar
Lengan yang nampak Butuh dorongan emosionil
terulur

12. Tangan/jari Tangan yang besar Usaha untuk kuat, ingin memperbaiki hubungan
dan luas sosial karena merasa tak pasti dan mantap,
biasa(nornal)unutk remaja dan orang muda.
Tangan dihilangkan Perasaan tidak pasti dalam kontak sosial, perasaan
tidak mampu, permusuhan dan seksuil, guilty
feeling dari sikap agresif.
Tangan dan jari yang Kesulitan dan ketidak sediaan dalam kontak sosial.
digambar akhir
Tangan yang masuk Menolak atau ketidaksediaan berhubungna dengan
saku/dibelakang sosial. Psikopat, ingion berhubungan sosail tapi
merasa kurang mampu, inferior, takut, dll. (pasif).
(biasanya ada kombinasi dengan yang ada
kancinya)
Tangan yang bergaris Rasa bersalah, masturbasi, curang, merampas.
tebal
Tangan yang Perhatian pada seksual, guilty feeling seksuil,
digamnbar dekat menolak terhadap rangsangan seksual.
genital
Tangan disertai Cenderung ke arah paraniod
dengan jari-jari yang
jelas
Tangan disertai Agresi terhadap/ sebagai penutupan terhadap
dengan senjata kelemahan atau kekuarangan terhadap dirinya
(pisau, dll) (biasanya disertai dengan gambar kancing baju
yang jelas)
Jari yang disertai Agresif dalam bentuk motorik, seperti robot,
dengan kuku keahlian pekerjaan dengan lemah, pada anak
wajar, pada dewasa , kekanak-kanakan.
13. Tubuh Tubuh dihilangkan Penolakan terhadap impuls fisik, kehilangan
kebanggaan fisik, biasa digambar oleh anak-anak.

16
Tubuh panjang dan Karakter skizoid
kecil
Failure to close (tidak Kekurangmasakan seksuil
sambung)
Tubuh yang sangat Menhindari dorongan fisik, perasaan inferior,
kecil merasa kurangs ehat/kuat.
Tubuh yang sangat Kurang merasakan kepauasan fisik, mencoba
besar(lebar) menunjukkan kekuatan fisik.
Tubuh digambar Menentang /nermusuhan dengan jenis kelamin lain
dengan shading tebal
pada jenis kelamin
lain
14. Paha Tanpa kaki Perasaan tertekan dan tergantung yang bersifat
patologis, tidak mampu, perasaan kastrasi,
kesulitan dalam menanggapi adanya dorongan
seksuil.
Panjang besar Berusaha mencapai otoritas, ambivalensi.
Pendek Merasa kurang lincah.kurang mampu
Terpentang Menentang kekuasaan, bersiap sedia.kewaspadaan
perasaan tidak aman yang terpendam, kebutuhan
untuk mendapatkan keseimbangan.
Dicorat-coret Rigid, penolakan terhadap sesksualitas, menolak
pendekatan seksuil.
Loyo Merasa kurang mampu, tidak pasti, penurunan
kemampuan sehubungan dengan penambahan
umur.
Dengan Kadang-kadang memberi gambaran homoseksual,
bayangan/arsir tebal konflik dalam usaha menemukan jati diri,
menenkankan pada dorongan seksuil (pada
wanita).
Digambar pertama Kesedihan dan penekanann diri, ketidak
bahagiaan.
15. Kaki Gambar kaki secara Traumatis, kontrol diri secara impulsif
simbol
Kaki dihilangkan Perasan tidak mampu, kurang efektif, sakit-
sakitan, tertekan.
Sangat kecil Tertekan, kontrol kaku terhadap seksualitas,
ketergantungan pada orang lain.
Sangat besar Kebutuhan yang besar akan rasa aman, butuh
banyak dorongan.

17
Kaki sangat panjang Berhubungan dengan seksualitas pria,
mengaharapkan kebebasan, depresif.
Kaki sangat Permusuhan yang ditekan,atau di kontrol
dipentingkan munculnya
digambar
Kaki yang digambar Mencari pegangan dan menunjukkan kebutuhan
mengangkat untuk membebaskan diri dari kungkungan frustasi,
tumit/berjingkat ambisi yang kurang frustasi.
Digambar sangat teliti Obsesif
Bersilangan Ambivalensi
Kaki digambar Kurang yakin pada kemampuan melakukan
ditekuk/dibengkokka sesuatu. Tidak sehat (pada gambarr yang dibuat
n oleh anak)
Kaki digambar Depresi karena frustasi aspirasi yang terlalu besar
panjang dnegan tapi kemampuan melaksanakannya kecil/tak
telapak kaki kecil memadai
Kaki digambar terlalu Sifat kepala batu
pendek
Kaki ditonjolkan Wajar bagi anak kecil, Tendesi infantil (bagi orang
dengan memaki dewasa)
sepatu
Bila kaki memakai Kompensasi terhadap dirinya yang memilki sifat
sepatu terlalu besar ragu-ragu.
Kaki digambar Vitalitas lemah
belums eslsai

Ruas kaki digambar Skizoid.


jelas
16. Pakaian Digambar normal
Terlalu lengkap Narsistis (pemujaan terhadap pakaian)
Pakaian minim sekali Pemujaan terhadap fisik, introfert, self absorbed,
pemujaan terhadap perkembangan fisik, tendensi
suka berfantasi di dalam pergaulan sosial, kurang
berpastisipasi sosilal.
Tidak jelas antara Kurang mantap pada kekautan fisiknya
berpakaian atau tidak
Ada tambahan Kompulsif.
ornamen (dasi, alung
dlll
17. Perhiasan Perhiasan Ada secara Mencari perhatian, menunjukkan penyesuaian
/ornamen mencolok yang bersifat psikopatik (kurang wajar) (bila

18
digambar wanita muda, lebih –lebih bila
ditekankan bagian seksuilnya)
Ada Dasi yang Sering dihubungkan dengan agresi seksuil yang
dikenakan dimunculkan, kurang masak seksuil.
Saku pada baju/celana Deprifasi afeksi, ketergantungan pada ibu.
Ikat pinggang Ada Ketergantungan
Saku digambar Infantil, etrgantung dependent, kikir, suka minta,
ditekankan kehausan kasih sayang dan perlindungan, usaha
mengatasi ketergantungan secara jantan,
ketergantungan oral, menekan kebebasan sendiri
(terutama pada wanita).
Kancing baju di Ketergantungan pada ibu (egosentris)
bawah garis tengah
Kancing baju sangat Ketergantungan, tidak masak , tidak pasti
jelas, menonjol,
ditekankan.
Kancing baju dalam Sangat teliti, formil.
manset
Sabuk ditekankan Kontrol kuat terhadap nafsu
shading kuat
Tanpa ikat pinggang Biasa, mudah menyatakan dorongan, tanpa
hambatan, sebaliknya mungkin menyatakan
kefleksbelan terhadap kontrolm seksuil.
Talis sepatu dan baju Obsesif kompulsif.
kusut, detil yang tidak
perlu

3. Realibilitas dan Validitas Tes DAP


Menurut Cassel , Johnson , dan Burns (1958) membuat kriteria
skoring DAP yang awalnya memiliki reliabilitas 0.33 kemudian
dilakukan skoring kembali hasilnya menjadi 0.77 .Menurut Harris
(1963) berdasarkan skoring kuantitatif didapatkan reliabilitas isi
yang sedang (median r= 0.74 ). Sedangkan, reliabilitas interrater yaitu
dengan median 0.90 untuk gambar laki-laki dan 0.94 untuk gambar
wanita. Pada tes ini, figur yang digambar diberikan penilaian kualitatif,

19
misalnya : kepaladiperoleh nilai satu, Mata diberi nilai 1, ada pupil
diberi nilai 1, dan seterusnya sehingga diperolehskor total. Skor total
tersebut msih diolah lebih lanjut, sehingga akhirnya memunculkan nilai
IQ.
4. Keunggulan dan Keterbatasan Tes DAP
Kelebihan dari tes ini diantarany culture fair atau bisa digunakan
pada orang-orang dengan kultur yang berbeda, dapat mengukur potensi
kognitif seorang anak, dapat mengukur g-factor seseorang, mudah
untuk diadministrasikan, dan tester bisa mengobservasi keterampilan
motorik testee.
Sementara keterbatasan dari tes ini yaitu seperti tes proyektif
lainnya, DAP dianggap kurang akurat dikarenakan terlalu banyak
spekulasi psikoanalisis, kurang didasari penelitian scientific, dan tes ini
lebih cocok untuk anak kecil.

2.4 HTP (House Tree Person)


HTP diciptakan oleh John N. Buck. Dikembangkan oleh tahun 1947, direvisi
tahun1948, 1949, dan 1992. Dikembangkan dari Goodenough Scale yang berfungsi
untuk mengukurfungsi/kematangan intelektual. Menurut Buck, gambar rumah dan
pohon dapat memberikan informasi yang relevan mengenai kepribadian individu. Teg
grafis ini berguna untuk melengkapi tes grefis lain karen tes ini berguna untuk
mengetahui hubungan keluarga.

Waktu yang digunakan dalam tes HTP umunya selama 10 menit. Alasan
digunakannya rumah, pohon, dan orang dalam tes ini:

a. Ketiga objek tersebut paling dikenali orang


b. Hampir semua orang tidak menentang diminta menggambar rumah,
pohon, dan orang

20
c. Dibandingkan dengan objek lain, objek yang lebih dapatmenstimulir
verbalisasi yang sifatya jujur dan bebas

House tree person digunakan untuk mendapatkan data yang signifikan tentang
keseluruhan kepribadian individu yang bersangkutan, juga untuk mengetahui interaksi
pribadi dengan lingkungan umum maupun spesifik. HTP juga digunakan untuk
mendapatkan data tentang kemajuan individu setelah melakukan treatment.

1. Kelebihan HTP
➢ H-T-P dikatakan mencerminkan perasaan, biasanya diwakili oleh
gambarrumah.
➢ Gambar pohon dikatakan juga mencerminkan emosional dan kepribadian.
➢ Memerlukan sedikit waktu dan sederhana untuk mengelolanya.
➢ Budaya bebas, tekniknya, tidak perlu perintah dengan bahasa yang
rumituntuk mendapatkan informasi.
➢ Tes baik untuk pasien dengan pendidikan yang terbatas,
kemampuanintelektual terbatas, bagi mereka yang pemalu dan menarik diri.
2. Administrasi Tes HTP
Rumah, pohon, dan manusia (HTP: House, Tree, Person) merupakan salahsatu
tes grafis yang berguna untuk melengkapi tes grafis yang lain, yaituuntuk
mengetahui hubungan keluarga.
• Instruksi
➢ Posisi kertas : horizontal
➢ Klasikal: instruksi posisi kertas perlihatkan
➢ Subyek diminta menuliskan identitasnya di sudut kanan atas kertas;
a. Nama
b. Jenis kelamin
c. Tingkat Pendidikan
d. Usia
e. Tanggal tes

21
➢ Subyek diminta untuk membalik kertas dan mendengarkan
instruksiselanjutnya dari tester
➢ Instruksi Tes: “Gambarlah rumah, pohon dan orang!”
➢ Jika subyek menggunakan posisi kertas vertikal, biarkan saja
➢ Jika subyek menanyakan posisi kertas, jawab “terserah anda”
• Waktu
➢ Klasikal 10 menit
➢ Individu tidak terbatas
• Tujuan HTP
Mengukur keseluruhan pribadi
3. Interpretasi Dasar HTP
• Nama alat tes: House Tree Person
• Tujuan: Untuk mengetahui hubungan keluarga
• HTP (house three person)
• Prinsip-prinsip interpretasi dasar:a.
a. Kesan umum
b. Proporsi gambar: lihat gambar secara keseluruhan, proporsional
atautidakc.
c. Posisi: letak masing-masing gambar sehingga merupakan
saturangkaian keseluruhand.
d. Komposisi: bagaimana ia menempatkan diri, pakai ratio atau tidake.
e. Penyelesaian: perhatikan hal yang paling selesai. Hal yang tidak
selesaidigambar adalah hal yang dianggap tidak begitu penting.f.
f. Rumah: menggambarkan kehidupan sosial terutama
mengenaihubungan/asosiasi pada subjek dalam hubungannya
dengan orang lain.g.
g. Pohon: menggambarkan kehiudupan vital atau peranan hidup
dariindividu dalam hubungan dengan kemampuan yang dimiliki.h.

22
h. Orang: bagaimana interpersonal relationship dari individu baik
bersifatumum ataupun spesifik
A. Kesan Umum
KESAN/DETAIL DESKRIPSI ANALISIS

Proporsi gambar Proporsi gambar cukup Kecerdasan tergolong


Baik sedang, mampu melakukan
control emosional, dan saling
menghargai antar keluarga

Komposisi Dominan rumah Kebutuhan kasih sayang dari


ibu dan peranan ibu yang baik

Posisi Orang berada di antara Mencari perlindungan yang


pohon dan rumah seimbang dari ayah dan ibu

Penyelesaian Rumah dan pohon Adanya kesamaan peran ayah


terselesaikan tetapi dan ibu namun belum bisa
gambar orang belum memberikan peran diri
terselesaikan sendiri dalam keluarga

B. Pendekatan 1
KESAN/DETAIL DESKRIPSI ANALISIS

Pohon

Proposi Besar namun tidak Ayah menunjukkan Sikap


Dominan menguasai, namun masih
lebih dominan peran ibu

23
Posisi Pohon cenderung dekat Subjek menganggap ayahnya
dengan pohon dan memiliki hubungan dekat
rumah dengan subjek dan ibunya

Komposisi Menggunakan ratio Subjek menganggap bahwa


keseluruhan posisi ayahnya
seimbang dan tidak timpang
dengan peran dirinya atau
ibunya

Penyelesaian Pohon belum sempurna Subjek menganggap peran


selesai ayah tidak terlalu penting

Rumah

Proposi Besar, bagus, tertutup Besar: subjek merasa bahwa


Ibunya bisa melakukan
fungsinya secara baik

Bagus: Subjek memiliki


persepsi yang positif terhadap
ibunya

Tertutup: Subjek merasa


kurang adanya penerimaan
dari Ibu.

Posisi Berada di posisi paling Subjek memiliki kedekatan


atas yang kurang jika
Gambar rumah dibandingkan dengan
cenderung menjauh ayahnya karena subjek
dari gambar orang menggambar orang lebih
Gambar ada hubungan

24
yang baik dengan dekat dengan pohon daripada
keseluruhan gambar dengan rumah
Subjek menganggap bahwa
ibunya memiliki hubungan
yang baik dengannya dan
dengan ayahnya

Komposisi Menggunakan ratio Subjek memiliki kedekatan


yang kurang jika
dibandingkan dengan
ayahnya karena subjek
menggambar orang lebih
dekat dengan pohon daripada
dengan rumah
Subjek menganggap bahwa
ibunya memiliki hubungan
yang baik dengan ayahnya.

Penyelesaian Pintu digambar paling Subjek menganggap ibunya


selesai memiliki acceptance baik
Gambar sebagian besar Subjek menganggap peran
terselesaikan dengan ibu sangat penting
sempurna

Orang

Proposi Kecil, orang mendekati Subjek menganggap dirinya


rumah, melakukan kurang berperan dalam
sesuatu yang tidak ada keluarga, kurang dipercaya,
hubungannya dengan kurang diperhatikan, kurang
kegiatan rumah berharga

25
Subjek merasa ada kebutuhan
terhadap perhatian, kesatuan,
kasih sayang
Subjek memiliki tekanan
lebih besar pada keadaan di
luar keluarganya

Posisi Orang cenderung dekat Subjek merasa hubungan


dengan pohon lebih dekat dengan ayahnya

Gambar yang ada Subjek memiliki daya


abstraksinya baik
hubungan baik

Komposisi Menggunakan ratio Adanya keseimbangan antara


diri subjek dengan ayah dan
ibunya

Penyelesaian Gambar selesai kecuali Saat subjek melakukan


bagian tangan sesuatu, ia lebih
mengutamakan hasil akhir
daripada effort.

C. Pendekatan 2
KESAN/DETAIL DESKRIPSI ANALISIS

Rumah Besar Subjek menganggap peranan


ibu sebagai pelindung yang
baik

Orang Kecil Subjek menganggap dirinya


tidak atau kurang berperan

26
dalam keluarga dan merasa
dirinya kurang dipercaya,
kurang diperhatikan, serta
kurang berharga

Pohon Besar namun tidak Subjek menganggap ayah


dominan menunjukkan sikap
menguasai, namun masih
lebih dominan peran ibu

2.5 Tes Wartegg


Tes wartegg merupakan salah satu asesmen tes psikologi yang digunakan untuk
evaluasi kepribadian (personality assessment). Tes ini adalah tes proyektif yang
merupakan kombinasi dari Teknik completions dan expressions karena telah memiliki
stimulus-stimulus yang perlu diselesaikan dengan mengekspresikan suatu gambar
(Neizel & Bemstein, 1987). Tes wartegg sedikit berbeda dengan tes gambar orang dan
tes pohon karena bersifat lebih obyektif, dalam arti dapat dikauntifikasi, namun juga
dapat dilakukan interpretasi kualitatif.

Materi tes yang digunakan dalam tes wartegg bertujuan untuk menghindarkan
faktor-faktor yang mengancam, misalnya dari tes yang ambigu dan asing, yang
mungkin menimbulkan keraguan. Hasil karya wartegg kemudian lebih dikenal dengan
istilah drawing completion test, hal ini karena banyak subyek harus melengkapi
gambar-gambar kecil yang telah tersedia dengan tujuan mengeksplorasi struktur
kepribadian/fungsi-fungsi dasar.

Cakupan diagnostik dari tes wartegg adalah menggali fungsi dasar kepribadian
seperti emosi, imajinasi, dinamika, kontrol dan fungsi realitas yang dimiliki oleh
individu (Kinget, 1964). Dasar dari tes ini adalah bahwa tiap individu memiliki cara-
cara yang berbeda di dalam mempersepsi dan bereaksi terhadap situasi yang tidak

27
terstruktur dan cara-cara ini merupakan pembeda bagi masing-masing kepribadian
(Kinget, 1964).

Tes Wartegg dikembangkan pada tahun 1920 dan 1930-an. Tes Wartegg
merupakan tes yang berakar dari psikoanalisis dan psikologi Gestalt (Roivainen, 2009).
Psikologi Gestalt dikembangkan dari Teori Psikoanalisa yang menekankan bahwa
manusia dibentuk oleh pengalaman masa lalunya yang tidak bisa lepas dari dirinya saat
ini. Begitupun dalam menggambar, saat subjek memunculkan respon stimulus jelas
merupakan pengalaman masa lalu atau apa yang pernah ia lihat sebelumnya. Respon-
respon yang muncul dalam gambar merupakan suatu ide yang dapat memunculkan ide-
ide baru, hal ini terkait dengan teori psikologi asosiasi, yaitu semua gambar memiliki
hubungan dengan ide-ide pertama yang muncul dan sebagai simbol-simbol tertentu
merespon stimulus.

Ada 4 fungsi dasar menurut wartegg yang dimiliki oleh manusia dengan
intensitas yang berbeda-beda. Keempat fungsi dasar tersebut adalah emosi, imajinasi,
intelek, dan aktivitas. Empat fungsi dasar tersebut dibagi menjadi 8 aspek/ tipe
kepribadian yaitu:

1. Emotion
Open atau Outgoing (extraversion): Individu berorientasi pada dunia
luar dan mudah berhubungan dengan orang lain. Mereka biasanya
penggembira, easy going dan bebas dari ketegangan, yang memudahkan
penyesuaian dirinya tetapi cenderung membuat mereka secara emosionil agak
datar.
Seclusive (introversion): Kurang berorientasi pada lingkungan di luar
dirinya, perhatiannya lebih terarah pada dirinya sendiri, cenderung melihat
sesuatu dari sudut pandang dan sikap pribadi, sangat sensitive dan mudah
menjadi terlalu sensitive atau depresi.
2. Imagination

28
Combining: Tipe combining mengambil materi langsung dari sekelilingnya dan
diorganisir sesuai dengan standar yang obyektif serta menghasilkan bentuk
yang sesuai dengan dunia luar. Imajinasi ini didasarkan atas persepsi dan
berorientasi pada realitas.
Creative: Ditandai dengan kurangnya hubungan dengan realitas. Individu lebih
menyukai hal-hal abstrak atau simbol-simbol emosional, filosifis atau mistikly.
Kalau berlebihan imajinasi ini akan merupakan hambatan untuk menyesuaikan
diri dengan kehidupan sehari-hari.
3. Intellect
Practical: Individu dengan practical intellect bertindak terutama berdasarkan
persepsi, observasi dan ditandai antara lain oleh cara berpikir yang teratur.
Orientasinya tertuju pada fakta, hal-hal yang konkrit dan penalaran induktif.
Speculative: Mengutamakan prinsip-prinsip, penalaran, teori lebih ditekankan
daripada fakta, observasi dan hal yang tidak praktis.
4. Activity
Dinamic: Aktivitas yang dinamis mencakup semua bentuk dan tingkat
dorongan energi dari yang mobil sampai yang impulsive. Individu dengan
aktivitas yang dinamis senang akan hal-hal yang baru, percaya diri, antusias,
berani. Individu memiliki energi yang memungkinkan melakukan bermacam-
macam aktivitas dalam waktu yang sama.
Controlled: Aktivitas yang ditandai dengan konsistensi bertingkah laku dan
kemampuan untuk mengambil keputusan secara tegas. Individu membuat
perencanaan sebelum bertindak. Perhatiannya terpusat, mereka menyukai
ketenangan dan keteraturan. Tingkah lakunya tampak konsisten dan tenang.
Jika berlebihan mungkin berkembang menjadi fiksasi, terhambat dan
kompulsif.

29
Tes Wartegg berbentuk setengah halaman kertas folio, dicetak, ada 8 kotak
dengan masing-masing satu tanda yang berlainan, kotak-kotak dilingkari garis hitam
tebal.

• Alat tes:
➢ 1 lembar tes Wartegg 1 pensil HB
➢ Alas yang keras dan licin
➢ Penghapus (kecuali untuk tes kelompok)
• Instruksi
Pada lembar ini anda melihat 8 kotak. Dalam tiap kotak ada tanda kecil. Tanda-
tanda ini tidak mempunyai arti khusus. Tanda-tanda ini hanya merupakan bagian-
bagian dari gambar-gambar yang subjek harus gambar dalam tiap kotak. Subjek
boleh menggambar apa saja dan boleh dimulai dengan tanda yang paling disukai.
Subjek tidak perlu mengikuti urutan dari tanda-tanda ini tetapi subjek diminta
mencantumkan angka pada gambar-gambar yang dibuat secara berurutan. Subjek
boleh bekerja menggunakan penghapus tetapi janganlah memutar kertas.
Baru setelah subjek selesai mengambar, ia diminta untuk menulis apa saja yang
digambarnya. Sebelumnya tidak diberikan instruksi untuk menghindari sugerti
bahwa harus berupa lukisan. Sejak subjek menerima kertas perlu dilakukan
observasi tentang apa komentar, apakah banyak pertanyaan, bagaimana
pendekatannya terhadap tes dan bagaimana pelaksanaannya.
• Prinsip interpretasi
Untuk dapat membuat interpretasi terhadap hasil tes ini, perlu dipahami terlebih
dahulu hal-hal sebagai berikut.
Tes ini mula-mula dikembangkan Krueger dan Sander dari University of
Leipzig dengan latar belakang Ganzheit Psychologie. Kemudian dikembangkan
oleh Ehrig Wartegg dan kemudian oleh Marian Kinget. Tujuannya adalah
eksplorasi kepribadian dalam istilah fungsi-fungsi dasar yaitu: emosi, imajinasi,
dinamisme, kontrol, reality function, yang ada pada semua orang namun dengan

30
intensitas dan interelasi yang berbeda. Struktur kepribadian tidaklah statis,
berubah-ubah dan menentukan sebagian besar perilaku individu. Maka teknik
eksplorasi juga melihat cara subjek berfungsi, yaitu apakah normal ataukah
abnormal. Maka bila 1 atau beberapa komponen sangat dominan, berarti bahwa
struktur tidak seimbang, jadi fungsi subjek adalah defektif. Misalnya, fungsi
kontrol terlalu kuat maka perilaku akan terhambat, sedangkan bila imajinasi
berkembang berlebihan maka kontak dengan realitas dan fungsi sosialnya
terganggu.
Nilai diagnostik terutama terletak pada kemampuan pemeriksa. Pertama perlu
dilihat apakah administrasi tes sudah benar, kedua, apakah subyek mengerti
instruksi yang diberikan? Ketiga, apakah psikolog yang membuat penilaian baik
kuantitatif maupun kualitatif menguasai sistem penilaian?
Dalam penilaian/analisis, tiap elemen harus dipertimbangkan dalam konteks
seluruh gambar dengan memperhitungkan: Usia, jenis kelamin, taraf pendidikan,
pekerjaan dan mungkin latar belakang budaya subjek.
Dalam melakukan interpretasi ada 3 tahap yang harus dilakukan yaitu:
1. Stimulus Drawing Relation, yaitu bagaimana hubungan antara rangsang dengan
gambar yang dibuat. Apakah rangsang merupakan bagian dari gambar atau
terlepas dari gambar? SDR merupakan dasar untuk eksplorasi struktus persepsi
dan afektivitas.
2. Content atau Isi, merupakan manifestasi dari asosiasi bebas. Gambar
mempunyai isi apabila mewakili sebagian dunia fisik yang dapat dilihat.
Manifestasi asosiasi bebas mengungkapkan pandangan ke orientas yang lebih
kuat dari kecenderungan-kecenderungan, minat dan pekerjaan subyek dan ini
merupakan sumber data proyektif tes.
3. Execution (pelaksanaan): Bagaimana gambar dibuat? Penuh, kosong? Adakah
ekspansi? Tes Warteg mencoba untuk mencari tahu pola reaksi yang permanen
dari kepribadian si penggambar. Dari penilaian kuantitatif dapat dibuat suatu

31
profil kepribadian dalam istilah fungsi-fungsi yaitu emosi, imajinasi,
dinamisme, kontrol dan reality function yang ada pada tiap manusia.

32
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Tes grafis adalah salah satu metode asesmen yang digunakan psikolog dalam
menangani kasusu psikologi anak maupun dewasa. Tes ini dapat menggambarkan pola
perilaku individu atau bahkan trauma dan depresi yang dialami. Tes grafis juga
digunakan sebagai sarana untuk mengekspresikan emosi.

Terdapat empat macam tes grafis, yaitu BAUM, DAP, HTP, dan Tes Wartegg.
Gambar pohon yang dibuat seseorang pada tes BAUM merupakan pernyataan dari the
being of the person (keberadaan seseorang), tanaman merupakan sistem yang terbuka,
segala sesuatu menuju keluar, sesuatu terjadi di permukaan, dibentuk di bawah kulitnya
dan pada ujung-ujung tunasnya.Tes draw a person atau tes DAP adalah tes psikologi
yang digunakan untuk mengetahui pengalaman kreatif individu, kepribadian dengan
cara meminta individu untuk menggambar orang. House tree person digunakan untuk
mendapatkan data yang signifikan tentang keseluruhan kepribadian individu yang
bersangkutan, juga untuk mengetahui interaksi pribadi dengan lingkungan umum
maupun spesifik. HTP juga digunakan untuk mendapatkan data tentang kemajuan
individu setelah melakukan treatment. Tes wartegg merupakan salah satu asesmen tes
psikologi yang digunakan untuk evaluasi kepribadian (personality assessment). Tes
wartegg menggali fungsi dasar kepribadian seperti emosi, imajinasi, dinamika, kontrol
dan fungsi realitas yang dimiliki oleh individu.

33
DAFTAR PUSTAKA

Beartopia. (2019, Februari 26). MODUL-INTERPRETASI-TES GRAFIS (DAP-BAUM-


HTP-WARTEGG). Diambil kembali dari beartopiaa.blogspot.com:
https://beartopiaa.blogspot.com/2019/02/modul-interpretasi-tes-grafis-dap-
baum.html
Diktat Tes Wartegg-G. Mariam Kinget, Ph.D. 1991-Alih Bahasa-Hanna Widjaja
Faela Nisa, Yunita, dkk. (2007). Modul Praktikum Psikodiagnostik. Jakarta: UIN
Jakarta Press
Groth Marnath, 1981. Handbook of Psychological testing, Resume: Fakultas Psikologi
Universitas Diponegoro.
Hartoko, A. A. (2013). Aplikasi Multidimensional Scaling Pada Gambar Tes DAP
Bagian Kepala. Yogjakarta: repository.usd.ac.id. Dipetik September 19, 2020,
dari repository.usd.ac.id
Kinget, G. (1952). The Drawing-Completion Test. New York: Gruine & Stratton, Inc.
Marshall, W. D. (2015, Juni Senin). Goresan Tangan Tes Grafis. Diambil kembali dari
atikwahyuni13.blogspot.com: http://atikwahyuni13.blogspot.com/2015/06/tes-
grafis.html
Modul Laboraturium individual Tes Grafis dan Warteg Fakultas Psikologi dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Dwi Nastiti, M.Si. chrome-
extension://efaidnbmnnnibpcajpcglclefindmkaj/https://psikologi.umsida.ac.id/
wp-content/uploads/2021/03/E-MODUL-GRAFIS.pdf
Nurhayati, R., & Santoso, A. (2018). Hubungan antara Ekspresi Gambar Orang dan
Faktor-Faktor Kepribadian 16PF. Jurnal Pemikiran dan Penelitian Psikologi,
165-182.
Prabowo, A., Nisa, A. C., & Jadmiko, G. T. (2016). Profil Kepribadian Tes Wartegg
(Studi Deskriptif pada Seleksi Karyawan). In Seminar ASEAN 2nd Psychology
& Humanity (pp. 23-27).

34
Psychology site Tes Draw A Person (DAP) 22 Mei 2016
https://apsychsite.wordpress.com/2016/05/22/tes-draw-a-person-dap/
Roivainen, E. (2009). A Brief History of the Wartegg Drawing Test. Jurnal Gestalt. 31,
(1), 55-71.
Supartini, E. (2005). Tes Menggambar Orang untuk Mendiagnosis Psikologis Anak
Tunarungu. Pendidikan Khusus, 1-12.

35

Anda mungkin juga menyukai