Anda di halaman 1dari 8

Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 4 No.

3 Nopember 2017, hal 265-272

PENGEMBANGAN KREATIVITAS GURU


DALAM PEMBELAJARAN KREATIF
PELAJARAN BAHASA INGGRIS
Helda Jolanda Pentury
Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris
Fakultas Bahasa dan Sastra
Universitas Indraprasta PGRI
Pentury.jolanda@yahoo.com

Abstract: Creativity of teacher’s teaching is the capability of teachers who keep developing
materials or the subject matter and capable of creating an interesting learning atmosphere
as well as modifying the lessons. Creativity in learning, is also a very important thing and,
therefore teachers require to demonstrate and show its process. One of alternatives that can
be done by the schools is to create effective, efficient and creative learning. This research
aims to know the development of teacher’s creativity in enhancing creative learning. It uses
the method of descriptive qualitative. The subject of the study is; school participant, teachers,
students.This research result indicates that, creative teachers are those who are capable in
developing the pedagogical ability and life skills increasing and constructing their values
as well as their professionasm. All of this can be obtained in the development of Creative
learning which is capable of being created pedagogically and professionally in this era.

Keywords: Pedagogical, Creativity, Creative Teacher, Creative Learning

Abstrak: Kreativitas mengajar guru adalah kemampuan guru yang senantiasa mengembangkan
bahan atau materi pelajaran dan mampu menciptakan suasana yang menarik dan tenang serta
bisa memodifikasi pelajaran. Kreativitas dalam pembelajaran, juga merupakan hal yang
sangat penting dan untuk itu guru dituntut untuk mendemonstrasikan dan menunjukkan proses
kreativitas tersebut. Salah satu alternatif yang bisa dilakukan sekolah adalah menciptakan
pembelajaran yang efektif dan efisien serta kreatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengembangan kreatifitas guru dalam menciptakan pembelajaran bahasa Inggris yang kreatif.
Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Subjek penelitian, warga sekolah,
guru, peserta didik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: guru kreatif adalah guru yang
mampu mengembangkan kemampuan pedagogik, mengembangkan ketrampilan hidup,
meningkatkan nilai dan membangun serta mengembangkan sikap profesional. Semua ini
dapat diperoleh dalam pengembangan kegiatan pembelajaran yang kreatif yang mampu
diciptakan secara pedagogik dan profesional sesuai era globalisasi.

Kata Kunci: Kemampuan Pedagogik, Kreativitas, Guru kreatif, Pembelajaran kreatif.

265
Helda Jolanda Pentury, Pengembangan Kreativitas Guru Dalam Pembelajaran Kreatif Pelajaran Bahasa Inggris........

PENDAHULUAN didik kreatif dan peserta didik yang kreatif


Dalam mengembangkan kreativitas pada umumnya memiliki kemampuan lebih
peserta didik diperlukan hal atau syarat yang tinggi dan tangguh dibanding peserta didik
mendukung yaitu guru kreatif yang mencakup biasa (tidak kreatif). Kemampuan berfikir
pembelajaran kreatif (creative teaching), kreatif sebagai komponen kreatif akan
kepala sekolah yang kreatif (creative menghasilkan pembelajaran efektif atau lebih
leadership) dan lingkungan yang kreatif. jauh mengembangkan daya nalar tinggi yang
Pengembangan kreativitas dalam konteks dapat digunakan untuk mengatasi persoalan
bangsa untuk menyiapkan warga bangsa dalam pembelajaran. Pengembangan potensi kreatif
mengadapi kehidupan yang sangat kompetitif peserta didik akan menghasilkan superior
(global). Dalam konteks dunia sekolah, learning. Peserta didik yang memiliki ke-
pengembangan kreativitas dimaksudkan mampuan berfikir kreatif akan memiliki
sebagai sebagai salah satu upaya peningkatan motivasi intrinsik yang tinggi dalam belajar
mutu atau kualitas pendidikan. dan memiliki daya dorong kuat, percaya diri
Berbicara mengenai kualitas sumber daya dan kemampuan berfikir yang tinggi.
manusia, pendidikan memegang peran penting Menurut Cece Wijaya (1991:189), salah
dalam proses peningkatan kualitas sumber satu masalah yang dihadapi dalam dunia
daya manusia. Menyadari pentingnya kualitas pendidikan adalah menumbuhkan kreativitas
sumber daya manusia, maka pemerintah guru. Kreativitas guru dalam proses belajar
bersama-sama telah dan terus berupaya mengajar mempunyai peranan penting dalam
mewujudkan amanat tersebut melalui berbagai memotivasi belajar siswanya.
usaha pembangunan pendidikan yang lebih Kreativitas diartikan sebagai kemampuan
berkualitas, antara lain melalui pengembangan untuk menciptakan suatu produk baru, baik
dan perbaikan kurikulum dan sistem evaluasi, yang benar-benar baru sama sekali maupun
perbaikan sarana pendidikan, pengembangan yang merupakan modifikasi atau perubahan
dan pengadaan materi ajar, serta pelatihan dengan mengembangkan hal-hal yang sudah
bagi guru dan tenaga kependidikan lainnya. ada. Bila hal ini dikaitkan dengan kreativitas
guru, guru yang bersangkutan mungkin
KAJIAN PUSTAKA menciptakan suatu strategi mengajar yang
Kreatifitas merupakan “kekayaan benar-benar baru dan orisinil (asli ciptaan
pribadi”(personalproperties)yangdiwujudkan sendiri), atau dapat saja merupakan modifikasi
dalam sikap atau karakter seperti fleksibel, dari berbagai strategi yang ada sehingga
terbuka, otonom, lapang dada, keinginan menghasilkan bentuk baru.
mencoba sesuatu (penasaran), Mengajar bukan lagi usaha
firm(strongminded),kemampuanmenjabarkan menyampaikan ilmu pengetahuan, melainkan
gagasan, kemampuan menilai diri sendiri usaha menciptakan sistem lingkungan yang
secara realistis (mengenal dirinya : ‘arafa membelajarkan peserta didik agar tujuan
nafsahu) yang kesemuanya diperlukan pengajaran dapat tercapai secara optimal.
(prasyarat) untuk memunculkan kreaifi-tas. Mengajar dalam pemahaman ini memerlukan
Pengembangan kreatifitas dalam kelas suatu strategi yang tepat bagi tujuan yang
(pembelajaran) akan menghasilkan peserta ingin dicapai untuk itu perlu dibina dan

266
Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 4 No. 3 Nopember 2017, hal 265-272

dikembangkan kreativitas guru dalam memotivasi dan memunculkan kreatifitas


mengelola program pengajaran dengan strategi peserta didik selama proses pembelajaran
belajar mengajar dengan berbagai variasi. berlangsung, dengan menggunakan beberapa
AI-Girl (2007) memberikan penjelasan metode dan strategi yang variatif, misalnya
tentang guru kreatif. Guru kreatif adalah kerja kelompok, pemecahan masalah dan
seorang yang menguasai keilmuan (expert), sebagainya.
memiliki otonomi di kelas (pembeljaran). Pembelajaran kreatif mengharuskan guru
Guru kreatif menetapkan tujuan, maksud, untuk mampu merangsang peserta didik
membangun kemampuan dasar (basic skills), memunculkan kreatifitas, baik dalam konteks
mendorong pencapaian pengetahuan tertentu, kreatif berfikir maupun dalam konteks kreatif
men-stimulasi keingintahuan dan eksplorasi, melakukan sesuatu. Kreatif dalam berfikir
membangun motivasi, mendorong percaya merupakan kemampuan imajinatif namun
diri dan berani mengambil risiko, fokus pada rasional. Berfikir kreatif selalu berawal dari
penguasaan ilmu dan kompetisi, mendukung berfikir kritis yakni menemukan dan
pandangan positif, memberikan keseimbangan melahirkan sesuatu yang sebelumnya tidak
dan kesempatan memilih dan men-emukan, ada atau memperbaiki sesuatu yang
mengembangkan pengelolaan diri sebelumnya tidak baik.
(kemampuan atau keterampilan metakognitiv), Pembelajaran kreatif produktif memiliki
menyelenggarakan pembelajaran dengan beberapa karakteristik yang membedakannya
menggunakan berbagai teknik dan strategi dengan pembelajaran lainnya. Menurut
untuk men- fasilitasi lahirnya tampilan Suryosubroto (2009: 124) karakteristik
[perwujudan] kreatif, membangun lingkungan pembelajaran kreatif produktif antara lain
yang kondusif terhadap tumbuhnya kreatifitas, sebagai berikut: a) Keterlibatan siswa secara
dan mendorong imajinasi dan fantasi. Guru intelektual dan emosional dalam pembelajaran.
kreatif akan memberikan inspirasi kreatif Keterlibatan ini difasilitasi melalui pemberian
kepada peserta didik (Fisher, 2004). kesempatan kepada siswa untuk melakukan
Sebagian besar guru hanya menggunakan eksplorasi dari konsep bidang ilmu yang
metode mengajar yang monoton yang sedang dikaji serta menafsirkan hasil
menyebabkan siswa bosan, tidak menarik dan eksplorasi tersebut. Siswa diberi kebebasan
akhirnya menyimpulkan bahwa pelajaran untuk menjelajahi berbagai sumber yang
bahasa Inggris atau pelajaran lainnya itu susah. relevan dengan topik/konsep/masalah yang
Oleh karena itu, guru dituntut aktif dan sedang dikaji. Eksplorasi ini akan
kreatif dalam memyampaikan pesan dan meningkatkan siswa melakukan interaksi
informasi mengembangakan pengetahuan dengan lingkungan dan
yang ada dikurikulum dengan sekreatif pengalamannya sendiri, sebagai media
mungkin agar siswa antusias menerima pesan untuk mengkonstruksi pengetahuan, b) Siswa
tersebut. Untuk menciptakan suasana belajar didorong untuk menemukan/mengkonstruksi
yang kondusif dan menyenangkan guru sendiri konsep yang sedang dikaji melalui
dituntut mengembangkan kreativitasnya. penafsiran yang dilakukan dengan berbagai
Pembelajaran kreatif merupakan proses cara seperti observasi, diskusi atau percobaan.
pembelajaran yang mengharuskan guru dapat Cara ini, konsep tidak ditransfer oleh guru

267
Helda Jolanda Pentury, Pengembangan Kreativitas Guru Dalam Pembelajaran Kreatif Pelajaran Bahasa Inggris........

kepada siswa, tetapi dibentuk sendiri oleh dari orang-orang atau perilaku yang dapat
siswa berdasarkan pengalaman dan interaksi diamati”.
dengan lingkungan yang terjadi ketika Teknik pengumpulan data dan informasi
melakukan eksplorasi serta interpretasi. Siswa dalam penelitian ini dilakukan melalui teknik
didorong untuk memberikan makna dari wawancara, observasi dan studi dokumentasi
pengalamannya, sehingga pemahamannya terhadap sumber-sumber data yang diperlukan.
terhadap fenomena yang sedang dikaji menjadi Hal ini sesuai dengan pendapat Nasution
meningkat. (1996:59) mengemukakan bahwa: “Banyak
Konteks pembelajaran, kreativitas dapat teknik yang dapat digunakan untuk
ditumbuhkan dengan menciptakan suasana mengumpulkan data, di antaranya;
kelas yang memungkinkan siswa dan guru wawancara, observasi dan dokumentasi”. (1)
merasa bebas mengkaji dan mengeksplorasi Wawancara adalah alat pengumpul informasi
topik – topik penting kurikulum. Guru dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan
mengajukan pertanyaan yang membuat siswa secara lisan untuk dijawab secara lisan pula.
berpikir keras, kemudian mengejar pendapat Menurut Nasution (1996:54) bahwa
siswa tentang ide – ide besar dari berbagai wawancara dalam penelitian kualitatif adalah:
persepektif. Guru juga mendorong siswa untuk “Wawancara yang dilakukan sering bersifat
menunjukkan/mendemonstrasikan pem- terbuka dan tak berstruktur, dan tidak
ahamannya tentang topik – topik penting menggunakan tes standar atau instrumen lain
dalam kurikulum menurut caranya sendiri yang telah diuji validitasnya. Ia mengobservasi
menurut Black (dalam Suryosubroto, apa adanya dalam kenyataan dan mengajukan
2009:126). pertanyaan dalam wawancara menurut
Karakteristik yang dimiliki model perkembangan wawancara itu secara wajar
pembelajaran kreatif produktif membantu berdasarkan ucapan dan buah pikiran yang
guru menerapkan model ini didalam dicetuskan orang yang diwawancarai”.
pembelajaran sehingga siswa dapat Selanjutnya wawancara dalam penelitian
mengembangkan kemampuan berpikir kreatif, kualitatif dipertegas oleh Moleong (1993:186)
tanggung jawab dan kerjasama dalam “wawancara adalah percakapan yang
menyelesaikan suatu masalah dalam dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara
pembelajaran. yang mengajukan pertanyaan dan
terwawancara yang memberikan jawaban atas
METODE PENELITIAN pertanyaan. Observasi sebagai pengumpulan
Penelitian ini menggunakan metode data atau informasi dilakukan secara
penelitian kualitatif dengan pendekatan sistematis, bukan sebagai sambilan atau
deskriptif, yakni menggambarkan situasi apa kebetulan saja. Dalam observasi akan
adanya tentang suatu gejala, atau keadaan diusahakan mengamati keadaan yang wajar
dari hasil temuan di lapangan.Menurut Bogdan dan sebenarnya tanpa usaha yang disengaja
dan Taylor (Moleong, 1993:3), dengan untuk mengatur, mempengaruhi atau
pendekatan kualitatif berkaitan dengan memanipulasi objek pengamatan yang sedang
“Prosedur penelitian yang menghasilkan data diobservasi. (3) Dokumentasi berasal dari
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan kata dokumen yang berarti barang-barang

268
Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 4 No. 3 Nopember 2017, hal 265-272

tertulis atau photo. Metode dokumentasi mengemukakan bahwa “media


berarti cara mengumpulkan data dengan pembelajaran adalah seluruh alat dan
mencatat data yang sudah ada berupa data bahan yang dapat dipakai untuk mencapi
kegiatan-kegiatan di sekolah, dan dokumen tujuan pendidikan seperti radio, televisi,
photo. buku, koran, majalah dan sebagainya.
Radio dan televisi kalau digunakan dan
HASIL PENELITIAN DAN diprogram untuk pendidikan maka
PEMBAHASAN merupakan media pembelajaran.
Dalam pembahasan hasil penelitian ini 2. Kreativitas dalam Penggunaan Metode,
akan diupayakan untuk menginterpretasikan Strategi dan model Pembelajaran. Agar
hasil temuan penelitian di lapangan, yakni di metode yang akan digunakan dalam suatu
sekolah SD IV Negeri Waai Kecamatan pembelajaran bisa lebih efektif maka
Salahutu, Kabupaten maluku Tengah, Propinsi guru harus mampu melihat situasi dan
Maluku, yang telah diperoleh. Hal ini kondisi siswa, karena tingkat kemampuan
didasarkan pada suatu persepsi bahwa tujuan intelegensi setiap siswa berbeda-beda.
utama penelitian kualitatif adalah untuk Maka dari itu sebagai seorang pendidik,
memperoleh pemaknaan atas realita yang guru selalu dituntut untuk mampu
terjadi. Selanjutnya secara sistematis menciptakan suasana belajar mengajar
pembahasan hasil penelitian ini akan yang nyaman serta dapat memotivasi
dipaparkan sebagai berikut: peserta didik dalam kegiatan belajar
mengajar yang akan berdampak positif
Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pencapaian prestasi hasil belajar
Kreativitas Guru. secara optimal.
1. Faktor Internal (warisan dan psikologis) 3. Materi pembelajaran yang autentik.
2. Faktor Eksternal: (lingkungan sosial dan 4. Kemampuan berpikir yang berbeda dari
budaya) biasanya ( out of the box).
a. Latar belakang pendidikan guru 5. Perilaku guru dalam layanan
b. Pelatihan guru dan organisasi perguruan pembelajaran meliputi; mengembangkan
c. Pengalaman mengajar ide/ inisiatif, memberikan pujian dan
d. Kesejahteraan guru. hukuman ( reward and punishment),
berpikir kritis, berkarakter kuat .
Kreatifitas Guru:
1. Kreativitas dalam penggunaan Media Penegembangan Kreatifitas Guru dalam
Pembelajaran. Proses pembelajaran pembelajaran kreatif.
adalah “proses komunikasi antara guru 1. Menciptkan kelas dengan visualisasi
dan siswa melalui bahasa verbal sebagai gambar-gambar sesuai tema
media utama penyampaian materi pembelajaran.
pelajaran. Proses pembelajaran sangat 2. Penerapan teknogi di kelas.
bergantung pada guru sebagai sumber 3. Memberikan materi yang sesuai dengan
belajar. Media pendidikan atau media kejadian / pengalaman hidup (authentic
pembelajaran menurut Rossi dan Breidle material)
yang dikutip oleh Wina Sanjaya, 4. Mengadakan diskusi yang produktif.

269
Helda Jolanda Pentury, Pengembangan Kreativitas Guru Dalam Pembelajaran Kreatif Pelajaran Bahasa Inggris........

5. Pembelajaran kolaborasi. Pembelajaran Kreatif dalam Pelajaran


6. Pemberian tugas dengan menggunakan Bahasa Inggris
peta konsep (mind mapping). Guru menyediakan dan memfasilitasi
7. Membuat mading kelas dengan variasi kegiatan pembelajaran yang kreatif dan ikut
gambar, grapfik warna –warni. berpartisipasi bersama siswa melakukan
8. Memutar film. proses pembelajaran interaktif dan aktif.
9. Menempelkan poster. Berikut adalah tabel kegiatan
10. M e n d e s a i n p o l a p i k i r d e n g a n pembelajaran kreatif yang disediakan guru
memberikan pembelajaran seperti; yang kreatif dalam mendukung pembelajaran
Menemukan, Menginterpretasi, di kelas.
Megembangkan ide, Menciptakan, Kelebihan dari Kegiatan Pembelajaran
Menngadakan percobaan, Mengevaluasi. Kreatif
Tabel Kegiatan Pembelajaran Kreatif :
Berikut ini adalah beberapa kelebihan
diadadak kegiatan pembelajaran kreatif di
kelas:
1. M e n c i p t a k a n s u a s a n a y a n g
menyenangkan dan mendukung suasana
kelas yang interaktif.
2. Siswa lebih interaktif, aktif dan pro-aktif
dalam pembelajaran seperti ini.
3. Guru dapat menstimulasi dan menikmati
hal-hal yang terjadi di dalam kelas.
4. Menstimulasi dan mendukung siswa
dengan memberikan tugas yang menarik
dan penuh tantangan,
5. Guru ikut berpartisipas, berelaborasi dan
berkolaborasi dalam proses pembelajaran
dengan siswa.
6. Siswa lebih terinspirasi dan termotivasi
dengan proses pembelajaran yang lebih
alamiah dengan menggunakan materi-
materi yang otentik yang terjadi dslam
kehidupan sehari-hari.
7. Mempersiapkan siswa pengalaman hidup
untuk sukses meraih masa depan mereka.
8. Kerjasama yang baik antar siswa,
maupun antara guru dan siswa.
9. Siswa didorong untuk lebih mandiri
dalam bereksperimen dan mengeksplore
hal-hal yang luar biasa, sehingga mereka
mampu mengembangkan pengetahuan,
meningkatkan kemampuan psikomotorik

270
Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 4 No. 3 Nopember 2017, hal 265-272

dan meningkatkan kemampuan afektif 4. Membentuk opinibahwa pelajaran bahasa


mereka. Inggris sulit dimengerti.
10. Ketrampilan berbahasa mereka semakin 5. Kurang terinspirasi dan termotivasi.
terasah dalam mengkolaborasikan bahasa 6. Faktor internal; psikologis, keluarga, dll.
dengan teknologi.
11. Siswa dan guru mampu mengembangkan Strategi Pengembangan pembelajaran
diri secara kreatif dan inovatif. Kreatif dalam Pelajaran Bahasa Inggris
12. Guru dan siswa lebih punya banyak bagi guru dan siswa.
kesempatan mengembangkan bakat dan Dalam mengembangkan pembelajaran
talenta yang dimilki. yang kreatif bagi gur udan siswa agar lebih
13. Guru dan siswa mampu mengembangkan kreatif sekarang ini jauh lebih mudah,
kemampuan bahasa dan menerapkannya mengapa karena:
secara komunikatif dan produktif. 1. Tersedianya sumber belajar online dan
gratis.
Kekurangan dari Kegiatan Pembelajaran 2. Tersedianya kursus, tutorial secara online
Kreatif dan gratis.
Adapun beberapa kekurangan dari 3. Pemerintah sungguh memperhatikan
kegiatan pembelajaran kreatif ini antara lain sektor pendidikan dengan mendukung
bagi: serta menyediakan dukungan material
Guru: dan spritual.
1. Guru cenderung mengikuti dan 4. Pribadi yang mau dan cinta belajar.
melanjutkan pola yang sudah ada. 5. Sekolah menyediakan spot dan fasilitas
2. Beberapa Guru enggan untuk belajar yang mendukung pembelajaran kreatif.
lebih, dengan alasan, usia, waktu dan 6. Sekolah memfasilitasi warga sekolah
keluarga. dengan sarana prasarana yang memadai.
3. Guru tidak sering mengembangkan diri
dengan kemampuan pedagogik yang SIMPULAN
dimiliki. Dari pembahasan di atas, dapat penulis
4. Guru kurang menguasai mata pelajaran simpulkan beberapa hal, yaitu:
yang diampu. Pertama; Guru adalah kunci keberhasilan
5. Keterbatasan fasilitas yang tersedia. pendidikan.
6. Pola pikir yang klasik. Kedua; Guru dituntut dapat menjadi con
7. Perpektif Guru terhadap siswa, pemimpin teladan kreatif (creative role model) yang
sekolah maupun kurikulum. mengembangkan sikap dan prilaku diri dengan
8. Karakter pemimpin yang kurang disiplin. memberikan inspirasi dan motivasi dengan
Siswa: menciptakan suasana kelas, materi dan metode
1. Hanya memiliki sikap konsumen bukan serta teknik pembelajaran yang kreatif untuk
produsen. perkembangan siswa.
2. Kurikulum dan waktu belajar yang padat. Ketiga; Guru senantiasa belajar dan lebih
3. Sikap apatis dan pesimis terhadap guru fleksibel menggunakan kemampuan
dan sekolah. pedagogiknya agar dapat mengembangkan

271
Helda Jolanda Pentury, Pengembangan Kreativitas Guru Dalam Pembelajaran Kreatif Pelajaran Bahasa Inggris........

pembelajaran yang efektif, efisien dan kreatif. Reni Akbar. (2001). Kreativitas. Jakarta:
Keempat; Guru yang mengajar pelajaran Gramedia Pustaka Utama.
bahasa Inggris di Sekolah SD IV Waai hanya Saifudin Anwar. (2000) . Belajar dan
dua orang, kegiatan MGMP kurang aktif, dan Pembelajaran. Jakarta : PT Bina Aksara.
cenderung melakukan metode konvensional. Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor
Kelima; Kegiatan pembelajaran kreatif yang Mempengaruhinya. Jakarta:Rineka
mendorong guru lebih termotivasi dan Cipta.
terinspirasi melakukan pembelajaran kreatif Suryosubroto.(1996). Proses Belajar
yang lebih signifikan. Mengajar di Sekolah.Jakarta : Rineka
Cipta
SARAN Wijaya, Cece. (1991). Kreativitas. Yogyakarta
Pertama; Kegiatan Pembelajaran kreatif (Jakarta 2002), hal
akan tercipta jika ada dukungan dari warga
sekolah, dan didukung oleh sarana prasarana
yang memadai. Perlu perhatian Kepala
Sekolah maupun Pemerintah negri Waai untuk
memfasilitasi dan menyediakan hal tersebut.
Kedua; Kegiatan MGMP lebih
diefektifkan.
Ketiga; Lingkungan kreatif dan produtif
dibutuhan agar warga sekolah mampu
menumbukembangkan kreatifitas mereka.

DAFTAR PUSTAKA

AI-Girl, Tan (2007) Creativity: A Handbook


for Teacher. New Jersey: World Scientific
Fisher, Robert (2004) “What is Creativity?”
in Robert Fisher & Mary William eds.
Unlocking Creativity:Teaching Across
the Curriculum. London: David Fulton
Publisher.
Moleong, Lexy J, (2000). Metode Penelitian
Kulitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mulyasa. (2006). Menjad Guru Profesional.
Bandung : Remaja Rosda Karya Sukadi.
Nasution S, (1996). Metode Penelitian
Naturalistik-Kualitatif, Bandung:
Transito.
Rachman, Maman. (1999). Strategi dan
Langkah-langkah Penelitian.
Semarang:IKIP Semarang Press.

272

Anda mungkin juga menyukai