Abstract: Creativity of teacher’s teaching is the capability of teachers who keep developing
materials or the subject matter and capable of creating an interesting learning atmosphere
as well as modifying the lessons. Creativity in learning, is also a very important thing and,
therefore teachers require to demonstrate and show its process. One of alternatives that can
be done by the schools is to create effective, efficient and creative learning. This research
aims to know the development of teacher’s creativity in enhancing creative learning. It uses
the method of descriptive qualitative. The subject of the study is; school participant, teachers,
students.This research result indicates that, creative teachers are those who are capable in
developing the pedagogical ability and life skills increasing and constructing their values
as well as their professionasm. All of this can be obtained in the development of Creative
learning which is capable of being created pedagogically and professionally in this era.
Abstrak: Kreativitas mengajar guru adalah kemampuan guru yang senantiasa mengembangkan
bahan atau materi pelajaran dan mampu menciptakan suasana yang menarik dan tenang serta
bisa memodifikasi pelajaran. Kreativitas dalam pembelajaran, juga merupakan hal yang
sangat penting dan untuk itu guru dituntut untuk mendemonstrasikan dan menunjukkan proses
kreativitas tersebut. Salah satu alternatif yang bisa dilakukan sekolah adalah menciptakan
pembelajaran yang efektif dan efisien serta kreatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengembangan kreatifitas guru dalam menciptakan pembelajaran bahasa Inggris yang kreatif.
Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Subjek penelitian, warga sekolah,
guru, peserta didik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: guru kreatif adalah guru yang
mampu mengembangkan kemampuan pedagogik, mengembangkan ketrampilan hidup,
meningkatkan nilai dan membangun serta mengembangkan sikap profesional. Semua ini
dapat diperoleh dalam pengembangan kegiatan pembelajaran yang kreatif yang mampu
diciptakan secara pedagogik dan profesional sesuai era globalisasi.
265
Helda Jolanda Pentury, Pengembangan Kreativitas Guru Dalam Pembelajaran Kreatif Pelajaran Bahasa Inggris........
266
Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 4 No. 3 Nopember 2017, hal 265-272
267
Helda Jolanda Pentury, Pengembangan Kreativitas Guru Dalam Pembelajaran Kreatif Pelajaran Bahasa Inggris........
kepada siswa, tetapi dibentuk sendiri oleh dari orang-orang atau perilaku yang dapat
siswa berdasarkan pengalaman dan interaksi diamati”.
dengan lingkungan yang terjadi ketika Teknik pengumpulan data dan informasi
melakukan eksplorasi serta interpretasi. Siswa dalam penelitian ini dilakukan melalui teknik
didorong untuk memberikan makna dari wawancara, observasi dan studi dokumentasi
pengalamannya, sehingga pemahamannya terhadap sumber-sumber data yang diperlukan.
terhadap fenomena yang sedang dikaji menjadi Hal ini sesuai dengan pendapat Nasution
meningkat. (1996:59) mengemukakan bahwa: “Banyak
Konteks pembelajaran, kreativitas dapat teknik yang dapat digunakan untuk
ditumbuhkan dengan menciptakan suasana mengumpulkan data, di antaranya;
kelas yang memungkinkan siswa dan guru wawancara, observasi dan dokumentasi”. (1)
merasa bebas mengkaji dan mengeksplorasi Wawancara adalah alat pengumpul informasi
topik – topik penting kurikulum. Guru dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan
mengajukan pertanyaan yang membuat siswa secara lisan untuk dijawab secara lisan pula.
berpikir keras, kemudian mengejar pendapat Menurut Nasution (1996:54) bahwa
siswa tentang ide – ide besar dari berbagai wawancara dalam penelitian kualitatif adalah:
persepektif. Guru juga mendorong siswa untuk “Wawancara yang dilakukan sering bersifat
menunjukkan/mendemonstrasikan pem- terbuka dan tak berstruktur, dan tidak
ahamannya tentang topik – topik penting menggunakan tes standar atau instrumen lain
dalam kurikulum menurut caranya sendiri yang telah diuji validitasnya. Ia mengobservasi
menurut Black (dalam Suryosubroto, apa adanya dalam kenyataan dan mengajukan
2009:126). pertanyaan dalam wawancara menurut
Karakteristik yang dimiliki model perkembangan wawancara itu secara wajar
pembelajaran kreatif produktif membantu berdasarkan ucapan dan buah pikiran yang
guru menerapkan model ini didalam dicetuskan orang yang diwawancarai”.
pembelajaran sehingga siswa dapat Selanjutnya wawancara dalam penelitian
mengembangkan kemampuan berpikir kreatif, kualitatif dipertegas oleh Moleong (1993:186)
tanggung jawab dan kerjasama dalam “wawancara adalah percakapan yang
menyelesaikan suatu masalah dalam dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara
pembelajaran. yang mengajukan pertanyaan dan
terwawancara yang memberikan jawaban atas
METODE PENELITIAN pertanyaan. Observasi sebagai pengumpulan
Penelitian ini menggunakan metode data atau informasi dilakukan secara
penelitian kualitatif dengan pendekatan sistematis, bukan sebagai sambilan atau
deskriptif, yakni menggambarkan situasi apa kebetulan saja. Dalam observasi akan
adanya tentang suatu gejala, atau keadaan diusahakan mengamati keadaan yang wajar
dari hasil temuan di lapangan.Menurut Bogdan dan sebenarnya tanpa usaha yang disengaja
dan Taylor (Moleong, 1993:3), dengan untuk mengatur, mempengaruhi atau
pendekatan kualitatif berkaitan dengan memanipulasi objek pengamatan yang sedang
“Prosedur penelitian yang menghasilkan data diobservasi. (3) Dokumentasi berasal dari
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan kata dokumen yang berarti barang-barang
268
Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 4 No. 3 Nopember 2017, hal 265-272
269
Helda Jolanda Pentury, Pengembangan Kreativitas Guru Dalam Pembelajaran Kreatif Pelajaran Bahasa Inggris........
270
Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 4 No. 3 Nopember 2017, hal 265-272
271
Helda Jolanda Pentury, Pengembangan Kreativitas Guru Dalam Pembelajaran Kreatif Pelajaran Bahasa Inggris........
pembelajaran yang efektif, efisien dan kreatif. Reni Akbar. (2001). Kreativitas. Jakarta:
Keempat; Guru yang mengajar pelajaran Gramedia Pustaka Utama.
bahasa Inggris di Sekolah SD IV Waai hanya Saifudin Anwar. (2000) . Belajar dan
dua orang, kegiatan MGMP kurang aktif, dan Pembelajaran. Jakarta : PT Bina Aksara.
cenderung melakukan metode konvensional. Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor
Kelima; Kegiatan pembelajaran kreatif yang Mempengaruhinya. Jakarta:Rineka
mendorong guru lebih termotivasi dan Cipta.
terinspirasi melakukan pembelajaran kreatif Suryosubroto.(1996). Proses Belajar
yang lebih signifikan. Mengajar di Sekolah.Jakarta : Rineka
Cipta
SARAN Wijaya, Cece. (1991). Kreativitas. Yogyakarta
Pertama; Kegiatan Pembelajaran kreatif (Jakarta 2002), hal
akan tercipta jika ada dukungan dari warga
sekolah, dan didukung oleh sarana prasarana
yang memadai. Perlu perhatian Kepala
Sekolah maupun Pemerintah negri Waai untuk
memfasilitasi dan menyediakan hal tersebut.
Kedua; Kegiatan MGMP lebih
diefektifkan.
Ketiga; Lingkungan kreatif dan produtif
dibutuhan agar warga sekolah mampu
menumbukembangkan kreatifitas mereka.
DAFTAR PUSTAKA
272