Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan 69

Upaya Meningkatkan Kreativitas Belajar Siswa Melalui Metode Students’ Team


Achievement Division (STAD)
(Penelitian Tindakan di SMB Dhammasena, Kecamatan Pagentan, Kabupaten
Banjarnegara)

Mulyati
mulyatismb@gmail.com
Guru Sekolah Minggu Buddha Dhammasena

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) meningkatkan kreativitas belajar siswa melalui


penerapan metode STAD; 2) menemukan kelebihan dan kekurangan dari metode STAD
dalam meningkatkan kreativitas belajar siswa.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan. Dua siklus diperlukan untuk
meningkatkan kreativitas belajar siswa. Pengumpulan data yang dilakukan dengan
menggunakan teknik wawancara, observasi, dokumentasi dan kuesioner. Uji validitas dan
reliabilitas dilakukan sebelum kuesioner diberikan kepada responden Sedangkan uji
keabsahan data menggunakan teknik triangulasi data dan triangulasi sumber. Analisis data
kuantitatif menggunakan analisis deskriptif persentase sedangkan analisis data kualitatif
menggunakan interactive model yaitu reduksi data, sajian data, penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) penerapan metode STAD dapat
meningkatkan kreativitas belajar siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil analisis
kuesioner yang menunjukkan bahwa lebih dari 80% siswa memiliki kreativitas belajar yang
baik, 2) kelebihan metode STAD adalah: a) Melatih siswa untuk bertanggungjawab dalam
mengatasi berbagai permasalahan yang disajikan oleh guru; b) Melatih siswa untuk saling
bekerjasama dalam rangka menyelesaikan permasalahan yang ada; c) Meningkatkan
keaktifan siswa; d) Melatih siswa untuk menerima berbagai pendapat; e) Melatih siswa
untuk berinteraksi secara positif dengan teman sebaya, Sedangkan kelemahannya adalah
sebagai berikut: a) Memerlukan waktu yang relatif panjang; b) Jika siswa tidak partisipatif
dan aktif maka pembelajaran dengan metode ini sulit untuk diterapkan; c) Harus
menghadirkan permasalahan yang dapat dijangkau oleh pemikiran siswa.

Kata Kunci: kreativitas, pembelajaran, STAD, Penelitian Tindakan.

ABSTRACT

This study is aimed at: 1) improving students’ learning creativity through the
implementation of STAD teaching method; 2) finding out the advantages and disadvantages
of the STAD teaching method in improving students’ learning creativity.
This research is action research. Two cycles are needed to improve students’ learning
creativity. Data are collected through interview, observation, documentation and questionnaire.
To find out whether questionnaire is valid and reliable or not is used validity and reliability test.
While the validity test of the data uses triangulation source and techniques. Quantitative data
analysis uses descriptive percentage while qualitative data analysis uses interactive models
namely: data reduction, data presentation, conclusion drawing.

Asosiasi Dosen & Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat


70 Volume VI No. 1 September 2019

The results of the study show that: 1) the implementation of STAD teaching method
improves students’ learning creativity. It can be shown from the questionnaire analysis
which shows that more than 80% students are categorized into high learning creativity. 2)
the advantages of STAD are: 1) encourage students to be responsible in facing the
problems; 2) enccourage the students to cooperate; 3) improving students’ activity; 4)
exercise the students to accept various opinions; 5) exercise the students to interact
positively with their friends, meanwhile the disadvantages are: 1) needed much time; 2) if
the students are not active this method is difficult to be implemented; 3) teachers should
present the problems which are familiar to the students.

Keywords: Creativity, learning, STAD, Action Research.

PENDAHULUAN berpartisipasi dalam kegiatan kelompok.


Sebagai negara berkembang, Disebabkan kegiatan-kegiatan kelompok
Indonesia sangat membutuhkan tenaga berguna untuk meningkatkan pemikiran
tenaga kreatif yang mampu memberi kreatif dan prestasi akademik siswa.
Kreativitas siswa ditandai dengan
sumbangan bermakna kepada ilmu
peningkatan kreativitas dalam mencetuskan
pengetahuan, dan teknologi, termasuk seni
gagasan yang relatif baru seperti cara
dan budaya, demi kesejahteraan bangsa
memecahkan masalah, menguraikan sesuatu
pada umumnya. Oleh karena itu,
dengan lancar, mengalihkan persoalan yang
pendidikan hendaknya tertuju pada
lain secara luwes. Di setiap sekolah, setiap
pengembangan kreativitas peserta didik
siswa mempunyai tingkat kreativitas yang
agar kelak dapat memenuhi kebutuhan
berbeda-beda. Siswa yang cerdas biasanya
pribadi serta kebutuhan masyarakat dan
mempunyai kreativitas yang tinggi,
negara. Mengingat bahwa kreativitas
meskipun ada siswa yang kecerdasannya
merupakan bakat yang secara potensial
biasa saja, tetapi memiliki kreativitas yang
dimiliki oleh setiap orang, yang dapat
tinggi. Kreativitas dan aktivitas siswa perlu
diidentifikasi dan dipupuk melalui
dipupuk serta dikembangkan dalam diri
pendidikan yang tepat, salah satunya
setiap siswa melalui pendidikan.
masalah yang kritis adalah bagaimana
dapat menemukenali potensi kreatif siswa Kreativitas dapat terjadi di
dan bagaimana dapat mengembangkannya lingkungan sekolah maupun di luar
melalui pengalaman pendidikan. sekolah. Bagi siswa kreativitas dapat
Pada dasarnya setiap individu dilihat pada keaslian tingkah laku yang
memiliki potensi kreatif tersendiri dalam mereka laksanakan dalam banyak cara dan
derajat dan bidang yang berbeda-beda. kesempatan dalam menghadapi berbagai
Timbul dan tumbuhnya kreativitas serta situasi belajar. Ciri siswa memiliki
berkembangnya suatu kreasi yang kreativitas dapat diketahui dari Utami,
diciptakan individu tidak luput dari (2003: 56), yang menyatakan bahwa:
“seseorang yang memiliki kreativitas
kebudayaan dan masyarakat tempat individu
adalah seseorang yang mempunyai daya
itu tinggal. Dari jurnal Education and
imajinasi yang kuat, mempunyai
Creativity Fasko (2001: 9) menyatakan
inisiatif, mempunyai kreativitas yang
“to stimulate creativity, teachers should
provide situations for students to participate luas, bebas dalam berpikir, bersifat ingin
in group activities cause these group tahu, selalu ingin mendapatkan
activities, in addition to enhancing creative pengalaman-pengalaman baru, percaya
thinking and academic performonce”. pada diri sendiri, berani mengambil
Artinya untuk merangsang kreativitas, guru resiko, penuh semangat, dan berani
harus menyediakan situasi bagi siswa untuk dalam pendapat dan keyakinan (tidak

Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri Raden Wijaya


Jurnal Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan 71

ragu-ragu dalam menyatakan pendapat harus segera diselesaikan. Berbagai dampak


meskipun mendapatkan kritik dan akan muncul jika permasalahan terkait
berani mempertahankan pendapat yang dengan kreativitas belajar siswa tidak
menjadi keyakinannya)”. terpecahkan. Dampak-dampak tersebut
Siswa yang memiliki kreativitas antara lain: 1) prestasi belajar siswa yang
belajar yang tinggi cenderung memiliki tidak meningkat; 2) ketidakmampuan siswa
kemampuan untuk melakukan variasi- dalam memecahkan masalah yang baru; 3)
variasi dalam cara belajarnya. ketidakmampuan siswa untuk bersaing.
Kemampuan dalam melakukan variasi Selain itu permasalahan pembelajaran
belajar akan meningkatkan kualitas lainnya juga akan muncul jika kretaivitas
belajarnya. Hal tersebut akan mampu belajar siswa tidak segera ditingkatkan.
membantu siswa dalam memecahkan melalui aktivitas seperti menulis,
permasalahan-permasalahan dalam mendengarkan, ataupun storytelling.
pembelajaran. Seperti diketahui bahwa Metode pembelajaran merupakan
permasalahan dalam pembelajaran sangat unsur yang amat penting dalam proses
banyak dan bermacam-macam. kegiatan belajar mengajar. Pemilihan jenis
Kreativitas belajar adalah suatu model pembelajaran yang menyenangkan
kondisi, sikap, kemampuan, dan proses akan membuat siswa lebih antusias dan aktif
perubahan tingkah laku seseorang untuk dalam mengikuti pembelajaran. Siswa yang
menghasilkan produk atau gagasan, lebih antusias dalam pembelajaran, maka
mencari pemecahan masalah yang lebih akan membuat hasil belajar siswa
efisien dan unik dalam proses belajar. meningkat, serta suasana pembelajaran akan
Kreativitas diperlukan guna memecahkan lebih aktif dan tidak membosankan.
permasalahan-permasalahan dalam Berdasarkan uraian yang telah
pembelajaran. Kreativitas bukan hanya disampaikan tentang faktor yang
dimiliki oleh guru tetapi juga para siswa. mempengaruhi hasil belajar siswa maka
Siswa dikatakan memiliki kreativitas diperlukan pembaharuan dalam model
belajar jika memiliki: 1) daya imajinasi pembelajaran yang digunakan oleh guru
yang kuat; 2) inisiatif; 3) keinginan untuk agar siswa lebih memahami dan antusias
berprestasi; 4) kebebasan dalam berpikir; dalam mengikuti mata pelajaran yang
5) rasa ingin tahu yang tinggi; 6) diajarkan. Salah satu model pembelajaran
keinginan untuk mendapatkan pengalaman yang dapat meningkatkan kreativitas belajar
baru; 7) rasa percaya diri yang tinggi; 8) dan ke-ikut sertaan siswa secara aktif dalam
keberanian dalam mengambil resiko. kegiatan proses belajar mengajar yaitu
Namun demikian berdasarkan studi model pembelajaran kooperatif tipe Student
pendahuluan didapatkan kondisi yang Teams-Achievements Divisions (STAD).
bertolak belakang dengan apa yang Model pembelajaran ini diharapkan dapat
diharapkan berkaitan dengan kreativitas memperbaiki model pembelajaran yang
belajar siswa. Siswa Buddhis di Kecamatan selama ini kurang memberikan hasil yang
Pagentan Kabupaten Banjarnegara optimal dan dapat menambah referensi guru
menunjukkan kreativitas belajar yang untuk menghasilkan pembelajaran yang
rendah. Hal tersebut nampak dari sejumlah lebih baik, sehingga hasil belajar siswa
hal seperti: 1) cara belajar siswa yang dapat meningkat.
cenderung monoton; 2) kemauan siswa yang STAD merupakan salah satu model
rendah untuk mengubah perilaku belajar pembelajaran kooperatif dengan
dikelas; 3) kebiasaan meniru pekerjaan menggunakan kelompok-kelompok kecil
teman satu kelas yang masih sering dengan jumlah anggota tiap kelompok
dilakukan oleh para siswa. empat sampai lima orang siswa secara
Permasalahan-permasalahan terkait heterogen. Pembelajaran ini diawali dengan
kreativitas belajar siswa tersebut hendaknya presentasi kelas (penyajian materi),

Asosiasi Dosen & Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat


72 Volume VI No. 1 September 2019

kegiatan kelompok, kuis, penghargaan dengan Classroom Action Research.


individu, dan penghargaan kelompok. Menurut Arikunto (2013: 3) penelitian
tindakan kelas merupakan pencermatan
terhadap kegiatan belajar berupa tindakan
yang sengaja dimunculkan dan terjadi
dalam sebuah kelas secara bersama.
Penelitian tindakan kelas (PTK)
dilaksanakan sebagai strategi pemecahan
masalah dengan memanfaatkan tindakan
nyata kemudian merefleksi terhadap hasil
tindakan. Penelitian Tindakan Kelas ini
akan dilakukan beberapa siklus sampai
target tercapai. Model siklus penelitian
yang akan digunakan adalah model action
research spiral yang dikembangkan oleh
Kemmis dan Taggart yang terdiri dari
beberapa tahap yang meliputi plan
(perencanaan), act (pelaksanaan) dan
observe (observasi), serta reflect (refleksi).
Rencana penelitian merupakan
tindakan yang tersusun dan mengarah pada
tindakan, fleksibel dan refleksi. Rencana
tindakan yang tersusun dan mengarah pada
tindakan ini dimaksudkan bahwa rencana
yang dibuat harus melihat permasalahan ke
depan sehingga semua tindakan sosial dalam
Arends (2008:13) menyatakan
batas tertentu tidak dapat diramalkan.
bahwa pada STAD siswa di kelas dibagi
Fleksibel berarti rencana harus dapat
menjadi beberapa kelompok kecil yang
diadaptasikan dengan faktor-faktor tak
merupakan campuran menurut tingkat
terduga yang muncul selama proses
prestasi, jenis kelamin, dan suku. Guru
diadakan. Refleksi diartikan bahwa rencana
menyajikan pelajaran kemudian siswa
harus dibuat berdasakan hasil pengamatan
bekerja dalam tim mereka memastikan
awal yang reflektif dan sesuai dengan
bahwa seluruh anggota tim telah menguasai
kenyataan dan permasalahan yang muncul.
pelajaran tersebut. Kemudian, seluruh siswa
Tindakan disini adalah tindakan
diberikan tes tentang materi tersebut, pada
secara sadar dan terkendali, yang merupakan
saat tes siswa tidak diperbolehkan saling
variasi praktik yang cermat dan bijaksana.
membantu. Sedangkan menurut Warsono
Dari pengertian tersebut disimpulkan bahwa
& Hariyanto (2012 : 197) mengartikan tindakan haruslah mempunyai inovasi baru
bahwa pembelajaran STAD mendorong meskipun hanya sedikit. Tindakan dilakukan
siswa untuk terbiasa dalam bekerja sama berdasarkan rencana, meskipun tidak harus
dalam tim dan saling membantu dalam mutlak dilaksanakan semua. Yang perlu
menyelesaikan suatu masalah, namun diperhatikan bahwa tindakan harus
pada akhirnya siswa lah yang bertanggung mengarah pada perbaikan dari keadaan
jawab secara mandiri. sebelumnya. Observasi merupakan kegiatan
yang berfungsi untuk mendokumentasikan
pengaruh tindakan terkait bersama
METODOLOGI
prosesnya. Observasi merupakan landasan
Penelitian ini menggunakan dari refleksi terkait tindakan yang akan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang datang. Selain itu, observasi harus bersifat
terfokus pada situasi kelas, atau disebut responsif, terbuka

Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri Raden Wijaya


Jurnal Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan 73

pandangan dan pikiran. Refleksi merupakan Setelah hasil uji coba terkumpul,
kegiatan mengingat dan merenungkan kemudian data tersebut dianalisis agar dapat
kembali suatu tindakan persis seperti yang membedakan butir-butir yang memenuhi
telah dicatat dalam observasi. Kegiatan syarat untuk dipilih menjadi instrumen yang
refleksi merupakan kegiatan memaknai sesungguhnya. Validitas adalah suatu
proses, persoalan dan kendala yang muncul ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
selama proses tindakan. kevalidan dan keahlian suatu instrumen
Subjek penelitian ini adalah siswa (Widoyoko, 2013: 157). Untuk menghitung
SMB Dhammasena Kecamatan Pagentan korelasi dari tiap pertanyaan, teknik korelasi
Kabupaten Banjarnegara. Siswa yang yang dipakai ialah teknik korelasi “Product
menjadi subjek penelitian adalah siswa Moment”. Setelah dilakukan perhitungan
SMB tingkat Sekolah Dasar (SD) yang korelasi antara masing-masing pertanyaan
berjumlah 22 siswa. dengan skor total, maka untuk melihat
Untuk memperoleh data atau signifikansi dari setiap pertanyaan maka
informasi dalam penelitian perlu dilakukan dapat dilihat tabel nilai product moment.
kegiatan pengumpulan data. Dalam proses Jika r-hitung lebih besar dari r-tabel maka
pengumpulan data diperlukan sebuah alat perhitungannya memenuhi taraf signifikan
atau instrument pengumpul data. Metode dan pernyataan itu dianggap valid untuk
dan alat pengumpulan data memiliki makna dijadikan alat ukur penelitian. Batas
yang berbeda. Metode pengumpulan data validitas r-tabel product moment untuk 18
dapat berarti cara atau prosedur yang orang responden dengan tingkat
dilakukan untuk mengumpulkan data kepercayaan 5% (α=0,05) adalah 0,468. Jika
(Mulyatiningsih, 2012: 24). nilai r-hitung lebih besar dari 0,468 maka
Teknik pengumpulan data pertanyaan tersebut dianggap valid dan
menggunakan kuesioner, dokumentasi, dapat dijadikan alat ukur penelitian.
wawancara, observasi. Sebelum diberikan Angket dalam penelitian ini telah
ke-responden kuesioner telah terlebih diujicobakan sebanyak tiga kali, dimana
dahulu diuji validitas dan reliabilitasnya. pada uji coba yang pertama terdapat 15
Uji validitas dan reliabilitas ini dilakukan item yang tidak valid. Kemudian dari
di salah satu SD di Kecamatan Jumo item-item yang tidak valid tersebut
Kabupaten Temanggung. diperbaiki dari aspek bahasa sehingga
Adapun kisi-kisi angket adalah lebih mudah diterima oleh para siswa SD.
sebagai berikut: Setelah direvisi kemudian diujicobakan
No Variabel Indikator No kembali dan didapatkan masih terdapat 8
Pernya- item yang tidak valid. Oleh karena itu
taan dilakukan perbaikan lagi untuk kemudian
a. Daya imajinasi diujicobakan kembali. Dari uji coba yang
1,2
yang kuat
ketiga diperoleh data hanya terdapat 4
b. Inisiatif 3,4,5,6
item yang tidak valid yaitu item nomor 19,
c. Keinginan untuk
7,8,9,10 23, 25 dan 26.
berprestasi
d. Kebebasan dalam
Reliabilitas menunjuk pada suatu
berpikir
11,12 pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup
Kreativitas e. Rasa ingin tahu 13,14, 15, dapat dipercaya untuk digunakan sebagai
1
belajar yang tinggi 16,17,18 alat pengumpulan data karena instrumen
f. Keinginan untuk tersebut sudah baik, Arikunto (2013: 221).
19,20,21,
mendapatkan Sebuah instrumen peneltian dikatakan
22,23
pengalaman baru reliabel jika nilai Cronbach di atas 0,6.
g. Rasa percaya diri 24,25,
Lebih jelasnya lagi, reliabilitas menurut
yang tinggi 26,27
Sekaran (2000: 321) terbagi menjadi 3
h. Keberanian untuk
mengambil resiko
28,29,30 tingkatan reliabilitas dengan kriteria
sebagai berikut :

Asosiasi Dosen & Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat


74 Volume VI No. 1 September 2019

a. Reliabilitas baik, jika alpha atau r


No Interval Kriteria
hitung sebesar 0,8-1,0
b. Reliabilitas diterima, jika alpha atau r 1. 81,26% - 100,00% Tinggi
hitung sebesar 0,6-0,7 2. 62,51% - 81,25% Baik
c. Reliabilitas kurang baik, jika alpha
atau r hitung sebesar kurang dari 0,6. 3. 43,76% - 62,50% Cukup
Dari hasil uji analisis angket 4. 25,00% - 43,75% Rendah
kreativitas belajar diketahui bahwa nilai
Cronbach’s Alpha adalah sebesar 0,912
dari 30 item pernyataan yang telah HASIL DAN
diujicoba. Berdasarkan nilai tersebut maka PEMBAHASAN 1. Siklus 1
dapat disimpulkan bahwa angket
kreativitas belajar memiliki nilai a) Perencanaan
reliabilitas yang baik sehingga layak untuk Perencanaan dituangkan dalam rencana
digunakan sebagai instrumen penelitian. pelaksanaan pembelajaran (RPP).
Analisis kuesioner menggunakan Penyusunan perencanaan melibatkan
analisis deskriptif persentase. Analisis guru lain untuk menguatkan keseluruhan
deskriptif persentase digunakan untuk aspek yang perlu diperbaiki.
mendiskripsikan jawaban responden pada b) Tindakan
tiap-tiap variabel penelitian agar lebih Tindakan dilakukan dengan menerapkan
mudah dalam memahainya. Metode ini metode pembelajaran STAD dengan
mengkaji variabel yang ada dalam penelitian tahapan-tahapan yang sudah ditentukan.
yaitu untuk mengetahui seberapa besar Secara keseluruhan tindakan dilakukan
alternative jawaban disetiap indikator yang dalam 3 kali pertemuan. Pertemuan
mewakili masing-masing variabel. Adapun pertama bersifat pengenalan metode,
rumus yang digunakan untuk melakukan pertemuan kedua implementasi metode,
analisis tersebut sesuai dengan yang telah pertemuan ketiga evaluasi.
diuraikan oleh Ali (2004: 46) adalah sebagai c) Observasi
berikut:
Observasi dilakukan oleh guru lain
n = Nilai yang diperoleh sementara peneliti mengajar atau
N = Nilai total menerapkan metode pengajaran
DP = Tingkat keberhasilan yang dicapai STAD. Peneliti sudah menyiapkan
lembar observasi sebagai pedoman
Selain itu untuk mengetahui tingkat dalam melakukan observasi.
kriteria, selanjutnya skor yang diperoleh
d) Refleksi
masing-masing variabel dengan analisis
deskriptif persentase, dikonsultasikan Berdasarkan refleksi yang dilakukan
dengan tabel kriteria yang dibuat dengan diketahui bahwa sejumlah siswa masih
perhitungan sebagai berikut: belum begitu aktif dalam kegiatan
Penentuan tabel kategori sebagai pembelajaran. Ketidakaktifan yang ada
berikut: disebabkan oleh kurangnya kontribusi
a. % tertinggi = (4/4) x 100 % = 100 % siswa tersebut dalam diskusi.
b. % terendah = (1/4) x 100 % = 25 % Berdasarkan hal tersebut maka untuk
c. Rentangan dalam % = 100 % − 25 % = siklus berikutnya peneliti perlu
75 % melakukan pengawasan dan bimbingan
d. Interval % = 75 % / 4 = 18,75 % ketika kegiatan diskusi berlangsung.
Selanjutnya kategori tersebut
dibuat dalam tabel sebagai berikut:

Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri Raden Wijaya


Jurnal Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan 75

2. Siklus 2 43,75% -
3. 4 18,18% Cukup
a) Perencanaan 62,50%
25,00% -
Perencanaan pada siklus 2 didasarkan 4. 0 0% Rendah
43,73%
pada hambatan-hambatan dan Jum-
22 100%
kekurangan yang ada pada siklus lah
pertama. Perancanaan difokuskan untuk Berdasarkan tabel di atas terlihat
mengatasi masalah yang masih muncul bahwa sebagian besar kreativitas belajar
setelah siklus pertama dilakukan. termasuk dalam kategori baik, yaitu
b) Tindakan sebesar 68,18%. Selain itu terdapat 3
Tindakan dalam siklus yang kedua siswa dengan persentase 13,64% yang
langsung berorientasi pada materi masuk dalam kategori tinggi, namun
pembelajaran yang ada dengan fokus terdapat 4 siswa yang masuk dalam
peningkatan kreativitas belajar siswa. kategori kreativitas belajar yang rendah
Aspek keaktifan dan kepercayaan diri dengan persentase sebesar 18,18%. Pada
siswa menjadi unsur utama yang penelitian ini kreativitas belajar diukur
ditekankan untuk ditingkatkan. dengan indikator daya imajinasi yang
Tindakan juga dilakukan dalam 3 kuat, inisiatif, keinginan untuk
pertemuan pembelajaran. berprestasi, kebebasan dalam berpikir,
c) Observasi rasa ingin tahu yang tinggi, keinginan
untuk mendapat pengalaman baru, rasa
Observasi pada siklus yang kedua
percaya diri yang tinggi, dan keberanian
fokus pada apakah seluruh siswa telah untuk mengambil resiko.
terlibat aktif pada pembelajaran serta
Jika melihat hasil angket tersebut
bagaimana kepercayaan diri para
maka dapat disimpulkan bahwa
siswa. Lembar observasi disesuaikan
kreativitas belajar siswa sudah baik dan
dengan keaktifan siswa dan tingkat
meningkat. Dilihat dari persentase yang
kepercayaan diri siswa.
ada bahwa terdapat 80% lebih siswa
d) Refleksi yang masuk dalam kategori baik dan
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus sangat baik sedangkan sisanya sekitar
ke-2 diketahui bahwa seluruh siswa 20% masuk dalam kategori cukup dan
telah aktif dan tingkat kepercayaan diri tidak ada siswa yang masuk dalam
siswa juga meningkat. Selain itu kategori rendah.
diketahui bahwa kreativitas belajar
siswa menunjukkan peningkatan yang 1. Kelebihan dan Kelemahan Metode
signifikan berdasarkan angket yang STAD dalam Meningkatkan
telah disebarkan. Kreativitas Belajar Siswa
Setiap metode pembelajaran
akan menghasilkan dampak yang
3. Hasil analisis angket
berbeda jika diterapkan pada
a) Variabel Kreativitas Belajar pembelajaran yang berbeda. Bahkan
Hasil analisis deskriptif bukan hanya pembelajaran yang
persentase pada data variabel kreativitas berbeda jika subjek atau siswa yang
belajar dapat dilihat pada tabel berikut: diajarkan juga memiliki karakteristik
tertentu maka dampaknya juga akan
No Interval Frekuensi Persentase Kriteria menghasilkan dampak yang berbeda.
81,25% -
Metode pembelajaran STAD
1. 3 13,64% Tinggi yang diterapkan dalam pembelajaran di
100,00%
2.
62,50% -
15 68,18% Baik
SMB Dhammasena dalam upaya
81,25% meningkatkan kreativitas belajar siswa
memiliki sejumlah kelebihan

Asosiasi Dosen & Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat


76 Volume VI No. 1 September 2019

dan kelemahan. Kelebihannya adalah pembentukan kelompok dan penataan ruang


sebagai berikut: kelas sesuai kelompok yang ada dapat
a) Melatih siswa untuk dilakukan sebelum kegiatan pembelajaran
bertanggungjawab dalam dilaksanakan. Dengan demikian, dalam
mengatasi berbagai permasalahan kegiatan pembelajaran tidak ada waktu yang
yang disajikan oleh guru. terbuang untuk pembentukan kelompok dan
b) Melatih siswa untuk saling penataan ruang kelas.
bekerjasama dalam rangka Selanjutnya berkaitan dengan
menyelesaikan permasalahan yang kreativitas belajar, Seorang siswa yang
ada. memiliki kreativitas belajar yang tinggi
cenderung mampu untuk melahirkan ide-ide
c) Meningkatkan keaktifan siswa.
baru serta mampu untuk menyelesaikan
d) Melatih siswa untuk menerima berbagai persoalan dengan cara yang unik
berbagai pendapat. dan berbeda. Seorang siswa yang kreatif
e) Melatih siswa untuk berinteraksi memiliki pemikiran yang divergen yaitu
secara positif dengan teman sebaya. kemampuan memberikan bermacam-macam
Sedangkan kelemahannya alternatif jawaban (Yusuf dkk, 2014: 3).
adalah sebagai berikut: Pada prinsipnya kreativitas belajar siswa
a) Memerlukan waktu yang relatif dapat dilihat dari bagaimana siswa tersebut
panjang. mampu untuk melakukan berbagai kegiatan
b) Jika siswa tidak partisipatif dan di luar kebiasaan yang sudah dilakukan oleh
aktif maka pembelajaran dengan siswa pada umumnya.
metode ini sulit untuk diterapkan. Berdasarkan pembelajaran di SMB
dengan menggunakan metode STAD
c) Harus menghadirkan permasalahan
diketahui bahwa siswa mampu untuk
yang dapat dijangkau oleh
berkarya baik melukis maupun membuat
pemikiran siswa. puisi atau lirik lagu berdasarkan materi yang
Berdasarkan uraian yang sudah ada. Hal tersebut menunjukkan sebuah karya
dijelaskan di atas, maka pada prinsipnya kreativitas yang ada pada siswa.
penerapan pembelajaran STAD harus Istilah kreativitas dapat digunakan
mampu mengoptimalkan peran guru agar dalam dua cara, pertama adalah kreativitas
pembelajaran dapat berjalan dengan sebagai kemampuan mental untuk berpikir
kondusif. Seperti disampaikan oleh Isjoni kreatif. Kedua adalah kreativitas sebagai
(2010: 98) yang mengungkapkan bahwa energi yang bekerja dalam pikiran kita.
dalam pembelajaran STAD guru harus Ketika seseorang mengembangkan
mampu bekerja sebagai fasilitator, gagasan usaha baru, menciptakan lagu,
mediator, dan sekaligus motivator demi melukis, atau merancang sesuatu yang
kelancaran pembelajaran tersebut. baru dan inovatif, dapat terlihat energi
Pembelajaran dengan STAD tersebut (Tynan, 2005: 33).
cenderung membutuhkan waktu yang Ketika pembelajaran berlangsung
realtif lebih lama terutama pada saat siswa juga menyelesaikan berbagai
momen pembentukan kelompok. Hal ini permasalahan yang disajiken oleh guru.
dikarenakan para siswa cenderung Dalam menyelesaikan permasalahan siswa
bergerombol dan memiliki rasa enggan menggunakan kemampuan berpikirnya. Hal
untuk bergabung dengan kelompok atau tersebut mampu meningkatkan kreativitas
anggota tertentu. belajarnya. Solso berpendapat (dalam
Penggunaan waktu yang lebih Suharnan, 2011: 5-6), kreativitas adalah
lama dapat sedikit diminimalisir dengan suatu aktivitas kognitif yang menghasilkan
menyediakan lembar kegiatan siswa cara-cara baru dalam memandang suatu
(LKS) sehingga siswa dapat bekerja masalah atau situasi. Lebih lanjut Solso
secara efektif dan efisien. Sedangkan menegaskan bahwa kreativitas tidak

Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri Raden Wijaya


Jurnal Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan 77

terbatas pada menghasilkan hal-hal baru Yusuf, R, dkk. (2014). Pengaruh


yang bersifat praktis, tetapi boleh jadi hanya Kreativitas Belajar dan Persepsi
merupakan suatu gagasan baru. Pandangan Siswa dalam Penggunaan Media
ini lebih menekankan kreativitas pada cara Pembelajaran Terhadap Hasil
pandang yang baru terhadap suatu masalah Belajar IPS Ekonomi. Unpublished
atau situasi, dan bukan pada suatu karya Thesis: UMS Press.
baru yang memiliki nilai kegunaan praktis.

DAFTAR PUSTAKA
Ali, M. (2004). Penelitian Kependidikan
Prosedur dan Strategi. Bandung:
Angkasa.
Arends, R. (2008). Learning to teach.
Jogjakarta: Pustaka Pelajar
Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian:
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Fasko, D. Jr. (2001). Education and
Creativity. Jurnal penelitian
kreativitas. Lawrence erbium
associates, Inc. www.obscurum.
se/educ_creativity.pdf. (diAkses 8
Januari 2019).
Isjoni. (2010). Cooperative Learning
Efektifitas Pembelajaran Kelompok.
Bandung: Alfabeta.
Mulyatiningsih, E. 2011. Metode Penelitian
Terapan Bidang Pendidikan.
Yogyakarta: Alfabeta.
Sekaran, U. (2000). Research Methods for
business: A Skill Building Approach.
Singapore: John Wiley & Sons, Inc.
Suharnan. (2011). Kreativitas Teori dan
Pengembangan. Surabaya: Laras.
Tynan, B. 2005. Melatih Anak Berpikir
Seperti Jenius. Jakarta: PT
Gramedia.
Warsono dan Hariyanto. 2012.
Pembelajaran Aktif Teori dan
Asesmen. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Widoyoko, S. E. (2013). Teknik Penyusunan
Instrumen Penelitian. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.

Asosiasi Dosen & Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat


78 Volume VI No. 1 September 2019

Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri Raden Wijaya

Anda mungkin juga menyukai