Mulyati
mulyatismb@gmail.com
Guru Sekolah Minggu Buddha Dhammasena
ABSTRAK
ABSTRACT
This study is aimed at: 1) improving students’ learning creativity through the
implementation of STAD teaching method; 2) finding out the advantages and disadvantages
of the STAD teaching method in improving students’ learning creativity.
This research is action research. Two cycles are needed to improve students’ learning
creativity. Data are collected through interview, observation, documentation and questionnaire.
To find out whether questionnaire is valid and reliable or not is used validity and reliability test.
While the validity test of the data uses triangulation source and techniques. Quantitative data
analysis uses descriptive percentage while qualitative data analysis uses interactive models
namely: data reduction, data presentation, conclusion drawing.
The results of the study show that: 1) the implementation of STAD teaching method
improves students’ learning creativity. It can be shown from the questionnaire analysis
which shows that more than 80% students are categorized into high learning creativity. 2)
the advantages of STAD are: 1) encourage students to be responsible in facing the
problems; 2) enccourage the students to cooperate; 3) improving students’ activity; 4)
exercise the students to accept various opinions; 5) exercise the students to interact
positively with their friends, meanwhile the disadvantages are: 1) needed much time; 2) if
the students are not active this method is difficult to be implemented; 3) teachers should
present the problems which are familiar to the students.
pandangan dan pikiran. Refleksi merupakan Setelah hasil uji coba terkumpul,
kegiatan mengingat dan merenungkan kemudian data tersebut dianalisis agar dapat
kembali suatu tindakan persis seperti yang membedakan butir-butir yang memenuhi
telah dicatat dalam observasi. Kegiatan syarat untuk dipilih menjadi instrumen yang
refleksi merupakan kegiatan memaknai sesungguhnya. Validitas adalah suatu
proses, persoalan dan kendala yang muncul ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
selama proses tindakan. kevalidan dan keahlian suatu instrumen
Subjek penelitian ini adalah siswa (Widoyoko, 2013: 157). Untuk menghitung
SMB Dhammasena Kecamatan Pagentan korelasi dari tiap pertanyaan, teknik korelasi
Kabupaten Banjarnegara. Siswa yang yang dipakai ialah teknik korelasi “Product
menjadi subjek penelitian adalah siswa Moment”. Setelah dilakukan perhitungan
SMB tingkat Sekolah Dasar (SD) yang korelasi antara masing-masing pertanyaan
berjumlah 22 siswa. dengan skor total, maka untuk melihat
Untuk memperoleh data atau signifikansi dari setiap pertanyaan maka
informasi dalam penelitian perlu dilakukan dapat dilihat tabel nilai product moment.
kegiatan pengumpulan data. Dalam proses Jika r-hitung lebih besar dari r-tabel maka
pengumpulan data diperlukan sebuah alat perhitungannya memenuhi taraf signifikan
atau instrument pengumpul data. Metode dan pernyataan itu dianggap valid untuk
dan alat pengumpulan data memiliki makna dijadikan alat ukur penelitian. Batas
yang berbeda. Metode pengumpulan data validitas r-tabel product moment untuk 18
dapat berarti cara atau prosedur yang orang responden dengan tingkat
dilakukan untuk mengumpulkan data kepercayaan 5% (α=0,05) adalah 0,468. Jika
(Mulyatiningsih, 2012: 24). nilai r-hitung lebih besar dari 0,468 maka
Teknik pengumpulan data pertanyaan tersebut dianggap valid dan
menggunakan kuesioner, dokumentasi, dapat dijadikan alat ukur penelitian.
wawancara, observasi. Sebelum diberikan Angket dalam penelitian ini telah
ke-responden kuesioner telah terlebih diujicobakan sebanyak tiga kali, dimana
dahulu diuji validitas dan reliabilitasnya. pada uji coba yang pertama terdapat 15
Uji validitas dan reliabilitas ini dilakukan item yang tidak valid. Kemudian dari
di salah satu SD di Kecamatan Jumo item-item yang tidak valid tersebut
Kabupaten Temanggung. diperbaiki dari aspek bahasa sehingga
Adapun kisi-kisi angket adalah lebih mudah diterima oleh para siswa SD.
sebagai berikut: Setelah direvisi kemudian diujicobakan
No Variabel Indikator No kembali dan didapatkan masih terdapat 8
Pernya- item yang tidak valid. Oleh karena itu
taan dilakukan perbaikan lagi untuk kemudian
a. Daya imajinasi diujicobakan kembali. Dari uji coba yang
1,2
yang kuat
ketiga diperoleh data hanya terdapat 4
b. Inisiatif 3,4,5,6
item yang tidak valid yaitu item nomor 19,
c. Keinginan untuk
7,8,9,10 23, 25 dan 26.
berprestasi
d. Kebebasan dalam
Reliabilitas menunjuk pada suatu
berpikir
11,12 pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup
Kreativitas e. Rasa ingin tahu 13,14, 15, dapat dipercaya untuk digunakan sebagai
1
belajar yang tinggi 16,17,18 alat pengumpulan data karena instrumen
f. Keinginan untuk tersebut sudah baik, Arikunto (2013: 221).
19,20,21,
mendapatkan Sebuah instrumen peneltian dikatakan
22,23
pengalaman baru reliabel jika nilai Cronbach di atas 0,6.
g. Rasa percaya diri 24,25,
Lebih jelasnya lagi, reliabilitas menurut
yang tinggi 26,27
Sekaran (2000: 321) terbagi menjadi 3
h. Keberanian untuk
mengambil resiko
28,29,30 tingkatan reliabilitas dengan kriteria
sebagai berikut :
2. Siklus 2 43,75% -
3. 4 18,18% Cukup
a) Perencanaan 62,50%
25,00% -
Perencanaan pada siklus 2 didasarkan 4. 0 0% Rendah
43,73%
pada hambatan-hambatan dan Jum-
22 100%
kekurangan yang ada pada siklus lah
pertama. Perancanaan difokuskan untuk Berdasarkan tabel di atas terlihat
mengatasi masalah yang masih muncul bahwa sebagian besar kreativitas belajar
setelah siklus pertama dilakukan. termasuk dalam kategori baik, yaitu
b) Tindakan sebesar 68,18%. Selain itu terdapat 3
Tindakan dalam siklus yang kedua siswa dengan persentase 13,64% yang
langsung berorientasi pada materi masuk dalam kategori tinggi, namun
pembelajaran yang ada dengan fokus terdapat 4 siswa yang masuk dalam
peningkatan kreativitas belajar siswa. kategori kreativitas belajar yang rendah
Aspek keaktifan dan kepercayaan diri dengan persentase sebesar 18,18%. Pada
siswa menjadi unsur utama yang penelitian ini kreativitas belajar diukur
ditekankan untuk ditingkatkan. dengan indikator daya imajinasi yang
Tindakan juga dilakukan dalam 3 kuat, inisiatif, keinginan untuk
pertemuan pembelajaran. berprestasi, kebebasan dalam berpikir,
c) Observasi rasa ingin tahu yang tinggi, keinginan
untuk mendapat pengalaman baru, rasa
Observasi pada siklus yang kedua
percaya diri yang tinggi, dan keberanian
fokus pada apakah seluruh siswa telah untuk mengambil resiko.
terlibat aktif pada pembelajaran serta
Jika melihat hasil angket tersebut
bagaimana kepercayaan diri para
maka dapat disimpulkan bahwa
siswa. Lembar observasi disesuaikan
kreativitas belajar siswa sudah baik dan
dengan keaktifan siswa dan tingkat
meningkat. Dilihat dari persentase yang
kepercayaan diri siswa.
ada bahwa terdapat 80% lebih siswa
d) Refleksi yang masuk dalam kategori baik dan
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus sangat baik sedangkan sisanya sekitar
ke-2 diketahui bahwa seluruh siswa 20% masuk dalam kategori cukup dan
telah aktif dan tingkat kepercayaan diri tidak ada siswa yang masuk dalam
siswa juga meningkat. Selain itu kategori rendah.
diketahui bahwa kreativitas belajar
siswa menunjukkan peningkatan yang 1. Kelebihan dan Kelemahan Metode
signifikan berdasarkan angket yang STAD dalam Meningkatkan
telah disebarkan. Kreativitas Belajar Siswa
Setiap metode pembelajaran
akan menghasilkan dampak yang
3. Hasil analisis angket
berbeda jika diterapkan pada
a) Variabel Kreativitas Belajar pembelajaran yang berbeda. Bahkan
Hasil analisis deskriptif bukan hanya pembelajaran yang
persentase pada data variabel kreativitas berbeda jika subjek atau siswa yang
belajar dapat dilihat pada tabel berikut: diajarkan juga memiliki karakteristik
tertentu maka dampaknya juga akan
No Interval Frekuensi Persentase Kriteria menghasilkan dampak yang berbeda.
81,25% -
Metode pembelajaran STAD
1. 3 13,64% Tinggi yang diterapkan dalam pembelajaran di
100,00%
2.
62,50% -
15 68,18% Baik
SMB Dhammasena dalam upaya
81,25% meningkatkan kreativitas belajar siswa
memiliki sejumlah kelebihan
DAFTAR PUSTAKA
Ali, M. (2004). Penelitian Kependidikan
Prosedur dan Strategi. Bandung:
Angkasa.
Arends, R. (2008). Learning to teach.
Jogjakarta: Pustaka Pelajar
Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian:
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Fasko, D. Jr. (2001). Education and
Creativity. Jurnal penelitian
kreativitas. Lawrence erbium
associates, Inc. www.obscurum.
se/educ_creativity.pdf. (diAkses 8
Januari 2019).
Isjoni. (2010). Cooperative Learning
Efektifitas Pembelajaran Kelompok.
Bandung: Alfabeta.
Mulyatiningsih, E. 2011. Metode Penelitian
Terapan Bidang Pendidikan.
Yogyakarta: Alfabeta.
Sekaran, U. (2000). Research Methods for
business: A Skill Building Approach.
Singapore: John Wiley & Sons, Inc.
Suharnan. (2011). Kreativitas Teori dan
Pengembangan. Surabaya: Laras.
Tynan, B. 2005. Melatih Anak Berpikir
Seperti Jenius. Jakarta: PT
Gramedia.
Warsono dan Hariyanto. 2012.
Pembelajaran Aktif Teori dan
Asesmen. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Widoyoko, S. E. (2013). Teknik Penyusunan
Instrumen Penelitian. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.