Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan berpikir kreatif dan rasa ingin tahu siswa
melalui model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) pada tema 8 Daerah Tempat
Tinggalku di kelas IV SD Negeri Pesanggrahan 02. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan
kelas model Kemmis dan MC Taggart yang dilaksanakan dalam satu siklus. Penelitian ini
dilaksanakan pada semester II tahun ajaran 2019/2020 pada bulan Maret. Subjek yang digunakan
siswa kelas IV SD Negeri Pesanggrahan 02 yang berjumlah 22 siswa yang terdiri dari 17 siswa laki-
laki dan 5 siswa perempuan. Alat pengumpulan data menggunakan lembar evaluasi keterampilan
berpikir kreatif, lembar observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas siswa, lembar observasi
rasa ingin tahu dan lembar angket sikap rasa ingin tahu siswa. Hasil penelitian menunjukkan adanya
keterampilan berpikir kreatif pada siswa dari lembar tes keterampilan berpikir kreatif pada siklus I
yaitu 69,32% dengan kriteria baik. Hasil lembar evaluasi sikap rasa ingin tahu siswa dari nilai rata-rata
siswa pada siklus I yaitu 59,66% dengan kriteria cukup baik. Kesimpulan bahwa melalui model
pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM ) menunjukan adanya peningkatan keterampilan
berpikir kreatif dan rasa ingin tahu siswa pada tema 8 Daerah Tempat Tinggalku di kelas IV SD
Negeri Pesanggrahan 02.
Kata Kunci: Keterampilan Berpikir Kreatif; Rasa Ingin Tahu; Model Pembelajaran Sains Teknologi
Masyarakat (STM).
Abstract
This study aims to improve creative thinking skills and students curiosity through the Science,
Technology, and Society (STS) learning models on the theme 8 Daerah Tempat Tinggalku in class IV
SD Negeri Pesanggrahan 02. This type of research is classroom action research Kemmis and MC
Taggart models conducted in one cycle. This research was conducted in the second semester of the
2019/2020 school year in March. The subjects in this study were students in class IV SD Negeri
Pesanggrahan 02, totaling 22 students consisting of 17 male students and 5 female students. Data
collection tools in this study used an evaluation sheet of creative thinking skills, a teacher activity
observation sheet, a student activity observation sheet, a curiosity observation sheet, and a student
curious attitude questionnaire sheet. The results showed the existence of creative thinking skills in
students from the creative thinking skills test sheet in the first cycle that is 69.32% with good criteria.
The results of the evaluation sheet of students curiosity attitudes from the average value of students in
the first cycle were 59.66% with quite good criteria. The conclusion that through of the Science,
Technology, and Society (STS) learning model there is an increase in students' creative thinking skills
and curiosity on the theme 8 Daerah Tempat Tinggalku in grade IV of SD Negeri Pesanggrahan 02.
Keywords: Creative Thinking Skills; Curiosity; Science Learning Model, Technology, and Society
(STS).
113
Cholis Makhvudah, Karma Iswasta Eka & Dhi Bramasta / JPAPEDA (2) (2) (2020) : 113 - 121
114
Cholis Makhvudah, Karma Iswasta Eka & Dhi Bramasta / JPAPEDA (2) (2) (2020) : 113 - 121
akademik saja, tetapi dituntut kemampuan rasa ingin tahu pada siswa. Guru sebagai
untuk menganalisis permasalahan dan tidak fasilitator dituntut untuk lebih kreatif, baik
ditekankan pada hafalan, sementara menggunakan strategi, model dan alat peraga
menurut Winarsih (2012: 43) pendidikan yang memadai dalam proses pembelajaran.
selama ini masih menekankan pada hafalan. Diperlukan upaya untuk meningkatkan
Hafalan yang banyak membuat siswa keterampilan berpikir kreatif dan rasa ingin
dituntut mampu memahami teori dengan tahu siswa yaitu dengan memperbaiki kualitas
hafalannya bukan pemahamannya yang pembelajaran agar lebih bermakna.
berdampak pada kurangnya keterampilan Pembelajaran yang bermakna diperoleh
berpikir kreatif siswa dan rasa ingin tahu ketika siswa menemukan dan memahami
siswa. Kurangnya berpikir kreatif siswa dan konsep melalui pengalamannya sendiri.
rasa ingin tahu siswa ditandai dengan Pengalaman tersebut dapat diperoleh melalui
kesulitan dalam menyusun kalimat, tidak eksperimen atau percobaan. Guru mengatakan
memberikan gagasan dengan gaya bahasa saat pembelajaran berlangsung siswa tidak
sendiri, dan tidak menggabungkan gagasan melakukan percobaan. Hal itu menunjukan
sendiri dengan gagasan orang lain. bahwa psikomotor siswa masih rendah. Siswa
Hasil observasi di kelas IV SD Negeri tidak diajak untuk mengamati suatu benda atau
Pesanggrahan 02, menunjukan bahwa keadaan di sekitar sehingga kurang memahami
dalam proses pembelajaran masih adanya apa isi pembelajaran.
siswa yang tidak bertanya mengenai materi Salah satu upaya memperbaiki kualitas
yang telah disampaikan oleh guru saat pembelajaran yaitu dengan penerapan model
proses pembelajaran berlangsung. Lebih pembelajaran yang dapat mendorong siswa
lanjut, siswa juga tidak bisa menjawab agar keterampilan berpikir kreatif dan rasa
pertanyaan yang diberikan oleh guru ingin tahu dapat meningkat. Banyak model
berkaitan dengan materi pembelajaran, pembelajaran yang dapat digunakan untuk
ketika diberikan pertanyaan siswa hanya meningkatkan keterampilan berpikir kreatif
merangkumnya saja namun tidak berusaha dan rasa ingin tahu siswa salah satunya adalah
mencari jawaban dalam bacaan dan mencari model pembelajaran Sains Teknologi
materi terkait dengan yang ditanyakan oleh Masyarakat (STM).
guru dibuku paket maupun menyebutkan Pendidikan sains dengan STM menurut
atau mengaitkan contoh permasalahan yang Hunaepi, dkk (2014: 53) berpendapat
pernah di alami atau yang terjadi di menjadikan siswa sebagai pemeran aktif dalam
masyarakat. Hal tersebut menunjukan pelajaran sains itu sendiri karena melalui
kurangnya berpikir kreatif dan rasa ingin program STM akan mempertinggi aspek
tahu pada siswa terhadap materi pelajaran kreativitas siswa. Siswa lebih banyak memiliki
yang diajarkan oleh guru. Proses belajar gagasan yang orisinil, penjelasan-penjelasan
mengajar yang dilakukan oleh guru sudah serta evaluasi atas dirinya. Siswa mampu
cukup baik, namun perlu dioptimalkan menyelesaikan permasalahan yang dihadapkan
dalam variasi memilih, menggunakan serta kepadanya dalam bentuk dan situasi yang lain.
memanfaatkan strategi, metode, model dan Adapun ranah yang terlibat dalam model
alat peraga. pembelajaran STM menurut Poedjiadi (2010:
Penerapan model, maupun strategi 131) yaitu konsep, fakta dan generalisasi,
pembelajaran yang bervariasi dan menarik, proses, kreativitas, aplikasi konsep, sikap dan
dapat meningkatkan berpikir kreatif dan tindakan nyata.
115
Cholis Makhvudah, Karma Iswasta Eka & Dhi Bramasta / JPAPEDA (2) (2) (2020) : 113 - 121
Uraian di atas menjadi pertimbangan kreatif dan lembar tes kemampuan berpikir
peneliti berkolaborasi bersama guru kreatif. Teknik pengumpulan data yaitu
melakukan penelitian yang memfokuskan melalui teknik tes dan teknik non tes. Teknik
pada peningkatan keterampilan berpikir tes menggunakan soal uraian yang diberikan
kreatif dan rasa ingin tahu pada siswa. pada siswa sedangkan teknik non tes berupa
Inovasi dalam penelitian ini adalah dalam obervasi dan dokumentasi saat penelitian.
pembelajaran berlangsung tidak hanya di Analisis data yang digunakan pada penelitian
dalam kelas saja, namun juga dilakukan di untuk mendapatkan data yang diperoleh, baik
luar kelas untuk mencari, menemukan dan data penelitian melalui teknik tes atau non tes.
mempelajari teknologi sederhana yang ada Analisis data yang diperoleh meliputi analisis
di masyarakat yang dikaitkan dengan materi kemampuan berpikir kreatif pada siswa,
pelajaran. Materi pelajaran yang akan analisis angket sikap rasa ingin tahu pada
dilakukan salah satunya adalah gaya dengan siswa, analisis lembar observasi sikap rasa
gerak pada pada peristiwa yang dipraktekan ingin tahu pada siswa, analisis lembar
siswa secara langsung. observasi kegiatan aktivitas guru dan lembar
observasi kegiatan aktivtitas siswa
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN
tindakan kelas (PTK). Penelitian Tindakan Hasil Kemampuan berpikir kreatif Siswa
Kelas (PTK) merupakan pencermatan atau Siklus I
pengamatan yang dilakukan dengan sengaja Selama proses pembelajaran menggunakan
terhadap kegiatan belajar mengajar yang model pembelajaran STM pada Tema 8
terjadi di kelas antara guru dan siswa secara “Daerah Tempat Tinggalku” di kelas IV SDN
bersamaan, yang bertujuan untuk Pesanggrahan 02 dilakukan tes uraian
memperbaiki dan meningkatkan kualitas kemampuan berpikir kreatif berjumlah 5 soal
pembelajaran. dari 4 indikator, pada setiap pertemuan di
PTK ini dilakukan di kelas IV SDN siklus I. Berikut rekapitulasi hasil tes
Pesanggrahan 02 terletak di desa kemampuan berpikir kreatif siklus I dapat
Pesanggrahan, Kecamatan Kesugihan, dilihat pada Tabel 1.
Kabupaten Cilacap. Subyek penelitian ini Tabel 1. Rekapitulasi Hasil
merupakan siswa kelas IV berjumlah 22 KemampuanBerpikir Kreatif
siswa, yang terdiri dari 17 siswa laki-laki Skor
dan 5 siswa perempuan. Desain penelitian Indikator
yang digunakan adalahNomodel Kemmis dan Kemampuan
P1 P2
Jml Rata-Rata
Berpikir Kreatif
Mc. Taggart terdiri dari empat tahapan
penelitian yaitu tahap perencanaan 1. Berpikir lancar
1,36 2,14 3,5z 1,75
(planning), tindakan (action), observasi (fluency).
2. Berpikir luwes
(observation), dan refleksi (reflection). 1,88 1,98 3,86 1,93
(fleksibel).
Instrumen yang digunakan adalah 3. Berpikir orisinil. 2 2,45 4,45 2,26
4. Berpikir
lembar observasi kegiatan aktivitas guru, terperinci 2,18 2,64 4,82 2,41
lembar observasi kegiatan aktivtias peserta (elaborasi).
JUMLAH 7,42 9,21 16,63
didik, lembar observasi sikap rasa ingin RATA-RATA 1,86 2,30 2,08
tahu, angket sikap rasa ingin tahu pada KRITERIA Baik Baik Baik
116
Cholis Makhvudah, Karma Iswasta Eka & Dhi Bramasta / JPAPEDA (2) (2) (2020) : 113 - 121
Tabel 1 menunjukkan bahwa siklus I Berikut rekapitulasi hasil angket rasa ingin
pertemuan 1 siswa mendapatkan rata-rata tahu pada siswa siklus I dapat dilihat pada
1,86 dengan kriteria baik hal ini tentu tabel 2, yaitu:
belum mencapai indikator keberhasilan Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Observasi
penelitian. Sedangkan pada siklus I Sikap Rasa Ingin Tahu Siswa
pertemuan 2 mendapatkan skor rata-rata Aspek Sikap SKOR
Rata-
2,30 dengan kriteria baik. Rata-rata siklus I No Rasa Ingin Jml
P1 P2 Rata
Tahu Siswa
dari pertemuan 1 dan pertemuan 2 1. Penerapan
memperoleh skor rata-rata 2,08 dengan eksplorasi dan
6 13 19 9,5
elaborasi dalam
menunjukan kriteria baik. Pada siklus I pembelajaran.
setiap pertemuan menunjukan adanya 2. Memanfaatkan
media
peningkatan setiap indikator, dibuktikan pembelajaran
dengan indiaktor 1 mengalami peningkatan (cetak dan 19 20 39 19,5
elektronik) yang
yaitu 0,78. Indikator 2 mengalami menumbuhkan
peningkatan skor 0,10. Indikator 3 keingintahuan.
3. Menumbuhkan
mengalami peningkatan skor 0,45. Indikator keinginan untuk
12 18 30 15
4 mengalami peningkatan skor sebesar melakukan
penelitian.
0,46. Pencapain dari hasil siklus 1 dari 4. Berwawasan
yang luas. 8 9 17 8,5
pertemuan 1 dan pertemuan 2 mencapai
indikator keberhasilan. Indikator JUMLAH 45 60 52,5
RATA-RATA 51,14% 68,18% 59,66%
keberhasilan pada penelitian ini yaitu KRITERIA Cukup Baik Cukup
mencapai skor 1,8 s/d 2,4 dengan kriteria Baik Baik
117
Cholis Makhvudah, Karma Iswasta Eka & Dhi Bramasta / JPAPEDA (2) (2) (2020) : 113 - 121
118
Cholis Makhvudah, Karma Iswasta Eka & Dhi Bramasta / JPAPEDA (2) (2) (2020) : 113 - 121
skor nilai 12 dengan kriteria cukup baik dengan teknologi yang ada di sekitarnya serta
sedangkan siklus I pertemuan 2 dapat menyelesaikan masalah yang terjadi di
memperoleh skor nilai 18 dengan kriteria lingkungan.
baik sekali, dan 4) berwawasan yang luas Peningkatan kemampuan berpikir kreatif
pada siklus I pertemuan 1 siswa dan sikap rasa ingin tahu pada siswa kelas IV
memperoleh skor nilai 8 dengan kriteria SD Negeri Pesanggrahan 02, diperoleh hasil
kurang baik sedangkan siklus I pertemuan 2 rata-rata kemampuan berpikir kreatif siswa
memperoleh skor nilai 9 dengan kriteria dari siklus I dan siklus I pertemuan 2
kurang baik. Penelitian ini yang dilakukan mengalami peningkatan yaitu siklus I
selama 1 siklus yang terdiri dari 2 pertemuan 1 sebesar 1,86 dengan krtieria
pertemuan berhasil mencapai indikator kurang baik, meningkat pada siklus I
keberhasilan dengan kemampuan berpikir pertemuan 2 menjadi 2,30 termasuk dalam
kreatif siswa mencapai kriteria baik dan golongan kriteria baik. Hasil nilai persentase
belum mencapai indicator keberhasilan observasi sikap rasa ingin tahu pada siswa dari
dengan kemampuan sikap rasa ingin tahu siklus I pertemuan 1 dan siklus I pertemuan 2
mencapai kriteria baik. mengalami peningkatan yaitu siklus I
Model pembelajaran STM, memberikan pertemuan 1 sebesar 51,14% dengan kriteria
dampak yang baik pada kegiatan proses cukup baik, meningkat pada siklus I pertemuan
pembelajaran, hal ini dibuktikan siswa 2 menjadi 68,18% termasuk dalam golongan
mampu meningkatkan kemampuan berpikir kriteria baik. Hal ini dikarenakan penggunaan
kreatifnya dalam memecahkan suatu model pembelajaran STM yang menunjang
masalah melalui tahapan pada pembelajaran proses pembelajaran. Kemampuan bepikir
sesuai dengan tahapan model pembelajaran kreatif mempunyai peranan penting bagi siswa
STM. Pada tahap pengembangan konsep, yang harus dikembangkan supaya siswa lebih
aplikasi konsep dan pemantapan konsep mudah memahami konsep dan memiliki sudut
siswa dituntut untuk melatih kepekaan pandang yang berbeda dalam mengatasi
siswa terhadap lingkungan sebagai akibat permasalahan.
perkembangan sains dan teknologi,
berpartisipasi lebih aktif baik untuk KESIMPULAN
memberikan gagasan, analisis, mencari Berdasarkan hasil penelitian yang telah
sumber informasi yang dibutuhkan, dilakukan selama 1 siklus dalam meningkatkan
mengalisis, membuat kesimpulan. Pada kemampuan berpikir kreatif dan rasa ingin
penelitian ini mencapai indikator tahu pada siswa menggunakan model
keberhasilan dengan mencapai skor rata- pembelajaran STM (Sains Teknologi
rata 2,08 dengan kriteria baik. Model Masyarakat) di kelas IV SD Negeri
Sejalan dengan hal ini, menurut Poedjiadi Pesanggrahan 02 menunjukan hasil sesuai
(2010: 124) model pembelajaran STM dengan indikator keberhasilan yaitu 70% siswa
dapat mengembangkan kemampuan yang memenuhi kemampuan berpikir kreatif
kognitif, afektif dan psikomotor yang secara mencapai kriteria baik yaitu 0,6 < M ≤ 1,2,
utuh dibentuk dalam diri individu sebagai sedangkan hasil rasa ingin tahu pada siswa
siswa dengan dengan harapan agar belum sesuai dengan indikator kerhasilan yaitu
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. kurang dari 70% siswa yang memenuhi sikap
Melalui model ini diharapkan siswa dapat rasa ingin tahu. Peningkatan tersebut terlihat
menghubungkan pengetahuan mereka dari hasil rekapitulasi tes kemampuan berpikir
119
Cholis Makhvudah, Karma Iswasta Eka & Dhi Bramasta / JPAPEDA (2) (2) (2020) : 113 - 121
120
Cholis Makhvudah, Karma Iswasta Eka & Dhi Bramasta / JPAPEDA (2) (2) (2020) : 113 - 121
121