Anda di halaman 1dari 12

Bidayatuna : Jurnal Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah | Page : 47 -58

Vol. 04 No. 01 April 2021 | e-ISSN/p-ISSN : 27150232 / 26212153


Accredited SINTA 4 Ristek-Brin No : 200/M/KPT/2020

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SINEKTIK


DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS PESERTA DIDIK

Yulia Pramusinta1, dan Farah Destria Rifanah2


1
Program Studi Pendidikan Guru Madarasah Ibtidaiyah,
Universitas Islam Lamongan, Lamongan, Indonesia
Email : yuliapramusinta@unisla.ac.id
2
Program Studi Pendidikan Guru Madarasah Ibtidaiyah,
Universitas Islam Lamongan, Lamongan, Indonesia
Email : rifanah05@gmail.com

Submit : 17/11/2020 | Review : 02/12/2020 s.d 22/12/2020 | Publish : 08/04/2021

Abstract
To realize the creative Human resources could be done through education or structured
learning by implementing the model of synectic learning which was an important demands.
The model of learning had syntax that could stimulate the students' creativities. The
research as one of method in examining the difference result of learning creativities
between the synectic model and the conventional learning model. The research used
experiment test. The sample collection used cluster random sampling about 2 classes
learning of Indonesian Language, when the first was controll class that learned the
conventional method and the other class was experiment class that learned the synectic
learning model. And the research analysis used the independent sample t-test. The research
showed that the were influences between synectic learning model toward the students'
creativities about the Indonesian Language material.

Keywords: Effectiveness, Synectic Learning Model, Learning Creativities.

Pendahuluan
Sumber daya manusia yang kesenian pada khususnya. Sudah
berkembang sangat di butuhkan di tidak dipungkiri bahwa pebelajar
Negara Indonesia sebagai kreatif menjadi solusi dalam
penyumbang kesejahteraan bangsa pembangunan,
pada umumnya dan juga dapat Ketika muncul tatanan dunia
memberikan sumbangsih yang yang bersifat global banyak sekali
bermakna kepada ilmu ketrampilan yang dibutuhkan pada
pengetahuan, teknologi dan tatanan era abad 21 guna
Yulia Pramusinta dan Farah Destria Rifanah

memperbaiki perkembangan peserta didik dalam


1
Pendidikan, termasuklah mengembangkan kreatifitasnya.
2 5
didalamnya kreativitas. Belajar kreatif, menyebut mampu
Pembelajaran yang masih menimbulkan kepekaan atau
terkesan satu arah, monoton, kesadaran peserta didik terhadap
verbal dan bersifat hafalan suatu permasalahan, kesulitan,
merupakan kondisi pembelajaran kekurangan dalam pengetahuan,
yang dihadapi oleh bangsa berbagai unsur yang tidak
3
Indonesia saat ini. Sehingga ditemukan, ketidakseimbangan
pendapat, ditakutkan hal tersebut dan lain sebagainya. Menghimpun
akan membatasi kemampuan seluruh informasi dan
berkreatifitas anak bangsa yang pengetahuan yang ada, menggali
kurang terapresiasikan. Penelitian permasalahan, atau menentukan
Utami, Pendapat pengajar akar permasalahan
berkenaan dengan individu yang mengidentifikasi permasalahan,
kreatif masih belum dapat ditemui membuat dugaan, menguji dan
di kebanyakan peserta didik yang membuktikannya, melengkapi dan
ideal.4 mempresentasikan hasilnya.
Sebenarnya peran guru dapat Menciptakan sumber daya
berperang dalam memberikan manusia yang kreatif dapat melalui
contoh kreatifitas peserta didik pendidikan atau pembelajaran.
salah satunya adalah sebagai Dalam pandangan,6 kreativitas
pencipta suasana kelas yang memiliki hubungan dengan
kondusif dan nyaman dan hal ini pembelajaran yang disebutnya
dapat menjadi panutan kepada (creativity-in-learning) adalah
lingkungan intrapsikologis, di
1
Wijaya, Etistika Yuni. Sudjimat, Dwi Agus.
5
Nyoto, Amat. 2016. Transformasi Pramusinta, Yulia. Rifanah, Farah Destria.
Pendidikan Abad 21 Sebagai Tuntutan 2020. The Effect of Synectic Learning
Pengembangan Sumber Daya Manusia Di Models in Developing Student Creativity:
Era Global. Jurnal Pendidikan Matematika. Pengaruh Model Pembelajaran Sinektik
Volume 1. ISSN 2528-259X. Universitas Dalam Mengembangkan Kreativitas
Negeri Malang. Peserta Didik. Journal of Islamic
https://core.ac.uk/download/pdf/2978418 Elementary School. Vol 4 No 2. October.
21.pdf (diakses pada 6 Oktober 2020). Universitas Islam Lamongan, Lamongan.
2
Greenstein, Laura 2012. Assesing 21st https://journal.umsida.ac.id/index.php/Ma
Century Skills: A Guide to Evaluating drosatuna/article/view/1039/1207?downlo
Mastery and Authentic Learning. California: ad=pdf (diakses pada 6 Oktober 2020).
6
Corwin A SAGA Company. Kurniawan, Asep. 2014. Pengembangan
3
Lie, Anita. 2004. Cooperative Learning, Sumber Daya Manusia Melalui Pendidikan
Memperaktikkan Cooperative Learning Di Berdasarkan Epistimologi Integrasi Ilmu.
Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: Gramedia. IAIN Syekh Nurjati Cirebon.
4
Munandar, S Utami. 1997. Creativity and https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/Q
Education. Jakarta: Departemen Pendidikan uality/article/download/2104/1748
dan Kebudayaan. (diakses pada 6 Oktober 2020).

48 | Vol. 04 No. 01 April 2021


Pengaruh Model Pembelajaran Sinektik
dalam Mengembangkan Kreativitas Peserta Didik

mana penekanannya adalah pada atas diperlukan model


peran yang dimainkan kreativitas pembelajaran yang dapat
dalam mengubah pemahaman mengasah kreatifitas peserta didik.
pribadi (pebelajar) dan (learning- Salah satu ciri dari
in- creativity) yakni bidang pembelajaran yang menggunakan
interpsikologi, di mana fokusnya model sinektik yaitu memberikan
adalah pada peran pembelajaran peluang peserta didik untuk
dalam memberikan kontribusi menumpahkan segala ide dan
kreatif kepada orang lain. gagasan yang ada dipikarannya
Munandar menyebutkan ciri dari tanpa memperdulikan tata
seseorang yang kreatif antara lain : bahasanya. Gordon mengatakan
mempunyai pendirian yang kuat, perangcangan model
mampu mengambil resiko, pembelajaran sinektik yaitu untuk
mempunyai kepercayaan diri yang membentuk kreatifitas suatu
tinggi, menyukai tantangan, kelompok atau individu peserta
bersemangat, mempunyai imajinasi didik.10 Jadi bukan hanya untuk
yang tinggi, dan mempunyai individual, namun peserta didik
semangat yang tinggi.7 juga dapat mengembangkan dan
Beberapa penelitian mengeluarkan gagasan pada suatu
menunjukkan bahwa metode yang masalah bersama dengan teman
bersifat konvensional dan monton sekelasnya. Pengembangan
masih digunakan dalam kreatifitas peserta didik diperlukan
pembelajaran Bahasa Indonesia. Di suatu pendekatan model
tingkat sekolah MI pembelajaran pembelajaran yang baru yakni
bahasa Indonesia masih model sinektik. Kreatifitas yang
menggunakan sistem dimaksud dalam model
pembelajaran yang terbilang pembelajaran sinektik
konvesional hanya terfokus pada berhubungan dengan emosional.
membaca dan hafalan.8 Hal Model sinektik mempunyai tujuan
tersebut tidak dapat mengasah selain menumbuhkan kreatifitas
kreatifitas peserta didik.9 Guna peserta didik model pembelajaran
menyelesaikan permasalahan di sinektik juga mampu memberikan
pengalaman langsung kepada
7
Munandar. 2009. Pengembangan peserta didik dalam menghadapi
Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: PT.
permasalahanya.11
Rineka Cipta.
8
Puspidalia, Yuentie Sova. 2012.
10
Problematika Pembelajaran Bahasa Mansyur, Umar. 2016. Inovasi
Indonesia di MI/SD dan Alternatif Pembelajaran Bahasa Indonesia Melalui
Pemecahanya. Cendekia Vol. 10, No. 1. Pendekatan Proses. Jurnal Retorika,
9
Mansyur, Umar. 2016. Inovasi Volume 9. Nomor 2.
11
Pembelajaran Bahasa Indonesia Melalui Suryaman, Maman. 2012. Metodologi
Pendekatan Proses. Jurnal Retorika, Pembelajaran Bahasa. Yogyakarta: UNY
Volume 9. Nomor 2. Press.

Vol. 04 No. 01 April 2021 | 49


Yulia Pramusinta dan Farah Destria Rifanah

Berdasarkan paparan latar yang muncul dari pendapat


belakang di atas, maka penelitian peserta didik.
ini bertujuan untuk mengetahui 2. Sintaks Model Pembelajaran
pengaruh model pembelajaran Sinektik
sinektik dalam mengembangkan
kreatifitas peserta didik pada mata Para ahli psikologi
pelajaran bahasa Indonesia di MI mengembangkan beberapa
Bahrul Ulum Blawi. proses sinektik dalam
pembelajaran, pertama yaitu
Kajian Konseptual mengembangkan kreatifitas
1. Model Pembelajaran Sinektik dengan bantuan-bantuan dari
luar dengan membawanya
Salah satu model
menuju kesadaran pada diri
pembelajaran yang
peserta didik itu sendiri, dari
menggunakan rumpun pribadi
asumsi ini peserta didik dapat
adalah model pembelajaran
secara langsung meningkatkan
sinektik. Pembelajaran dengan
dan mengembangkan
mengunakan model sinektik
kreatifitasnya baik secara
dikenalkan oleh William J.J.
Gordon dalam bidang industri. individu maupun secara
berkelompok. Asumsi kedua
Dia mengembangkan model
yaitu ranah rasional lebih
ini untuk keperluan aktivitas
penting dari irasional, dan ranah
individu dalam kelompok agar
kecerdasan lebih penting
mereka dapat memecahkan
daripada ranah emosional.
suatu masalah (problem solver).
Asumsi ketiga menyebutkan
Hal-hal yang perlu diperhatikan
bahwa komponen- komponen
dalam mengembangan model
irasional dan emosional dapat
pembelajaran sinektik adalah
meningkatkan kemampuan
mendukung peserta didik
pemecahan masalah pada
dalam mengembangkan ide 12
peserta didik.
kreatifnya, mendukung peserta
Langkah 1: membuat sesuatu
didik dalam berpendapat,
yang baru
memberikan dukungan kepada
peserta didik dalam
12
mengembangkan ide kreatif Cahyani, Hesti. Setyawati, Ririn Wahyu.
2016. Pentingnya Peningkatan
mereka, tidak boleh membatasi
Kemampuan Pemecahan Masalah melalui
pengalaman belajar peserta PBL untuk Mempersiapkan Generasi
didik, tidak boleh menakut- Unggul Menghadapi MEA. Seminar
nakuti peserta didik dengan Nasional Matematika X. Universitas Negeri
nilai hasil belajarnya, dan Semarang.
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/pr
menghargai ide-ide kreatif
isma/article/view/21635 (diakses pada 7
Oktober 2020).

50 | Vol. 04 No. 01 April 2021


Pengaruh Model Pembelajaran Sinektik
dalam Mengembangkan Kreativitas Peserta Didik

a. Fase satu, mendeskripsikan dikenalinya. Kemudian di tahap


keadaan yang terjadi: guru akhir peserta didik menganalisis
menyuruh siswa untuk permasalahan yang ada tanpa
mendeskripsikan suatu membandingkan suatu
13
peristiwa atau topic yang permaslalahan.
sedang terjadi. Model sinektik ini bertujuan
b. Fase dua, analogi langsung: untuk mengasah empati siswa,
guru menyuruh siswa memecahkan masalah peserta
mendeskripsikan situasi didik baik secara individu
yang sedang terjadi saat ini. maupun kelompok dan
c. Fase tiga, analogi personal: mengembangkan pemahaman
siswa menunjukkan analogi baru terhadap peserta didik.
langsung, memilih satu Langkah ke-2:
analogi, dan memperkenalkan sesuatu
mengungkapkanya yang asing menjadi familier.
(mendeskripsikan) secara a. Fase satu, Input Substantif:
tepat. guru memberikan topik dan
d. Fase empat, konflik yang informasi yang baru.
dipersingkat: peserta didik b. Fase dua, Analogi langsung:
“menjadi” penganalog di guru menunjukkan analogi
tahapan/fase kedua. secara langsung kemudian
e. Fase lima, analogi langsung: peserta didik
eserta didik penjelasan dari mendeskripsikannya.
tahapan dua dan tiga, c. Fase tiga, Analogi personal:
mendeskripsikan beberapa guru meminta siswa
permaslahan kemudian “menjadi” analogi langsung.
mempersingkatnya, lalu d. Fase empat,
memilih salah satu dari membandingkan Analogi:
keduanya. peserta didik menjelasakan
f. Fase enam, menguji kembali dan menunjukan maksud
tugas asli: peserta didik dari analogy langsung dan
menciptakan dan memilih bahan kajian yang baru.
satu analogi lain,
berdasarkan pada konflik 13
Cahyani, Hesti. Setyawati, Ririn Wahyu.
yang dipersingkat.
2016. Pentingnya Peningkatan
Penjelasannya dalam Joyce, Kemampuan Pemecahan Masalah melalui
Bruce (2009) tahapan satu PBL untuk Mempersiapkan Generasi
diatas menjelaskan tahapan Unggul Menghadapi MEA. Seminar
analogi-analogi dapat Nasional Matematika X. Universitas Negeri
Semarang.
membantu siswa dalam
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/pr
menciptakan sesuatu yang baru isma/article/view/21635 (diakses pada 8
dengan keadaan yang baru Oktober 2020).

Vol. 04 No. 01 April 2021 | 51


Yulia Pramusinta dan Farah Destria Rifanah

e. Fase lima, menerangkan bahwa "tindakan kreatif adalah


perbedaan: peserta didik contoh pembelajaran" dan
menjelaskan analogi yang menyarankan bahwa contoh
kurang tepat. pembelajaran kreatif adalah
f. Fase enam, eksplorasi: tindakan kreatif.16
peserta didik menceritakan Konsep pembelajaran kreatif
Kembali tema asli yang sebelumnya cenderung tidak
sesuai dengan pendapat mewakili secara penuh aktivitas
meraka tersendiri. belajar kreatif, saling
g. Fase tujuh, menghasilkan bergantung hubungan antara
Analogi langsung: siswa- kreativitas dan pembelajaran.
siswa memeberikan analogi Apalagi peran yang subjektif
langsunnya sendiri dan dan pengalaman interpersonal
mengeksplorasi pemahaman yang dimainkan dalam proses
mereka terhdap analogi pembelajaran sering
tersebut. dikaburkan. Dengan demikian,
3. Kreatifitas konsep belajar kreatif mungkin
Krativitas menurut Baron mendapat manfaat yang
adalah menghasilkan dan terbagi menjadi dua sub
menciptakan sesuatu hal yang konsepsi: kreativitas-dalam-
baru. Menurut Haefele pembelajaran dan
mengatakan kreatifitas adalah pembelajaran-dalam-kreativitas
ketrampilan membuat suatu Yang pertama, kreativitas dalam
kombinasi-kombinasi baru pembelajaran, mengacu pada
14
yang bermakna social. peran yang dimainkan
Kreativitas dan kreativitas pengembangan
pembelajaran misalnya, pemahaman pribadi. Yang
mendapatkan definisi belajar kedua, belajar dalam kreativitas,
kreatif dengan menggambar mengacu pada peran yang
pada definisi dan deskripsi saling berbagi dalam
kreativitas dan pembelajaran memainkan peran dalam
sebelumnya. Mereka memberikan kontribusi kreatif
mendefinisikan pembelajaran
kreatif sebagai “pembelajaran
Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora.
yang mengarah pada pemikiran
Vol. 3 No. 2. Guru SMP Negeri 3 Rokan IV
baru atau orisinal yang ada”15, Koto. http://ejournal.uin-
suska.ac.id/index.php/suaraguru/article/vie
14
Munandar. 2009. Pengembangan wFile/3610/2131 diakses pada 6 April 2021.
16
Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: PT. Fitriani, Yulianti. 2015. Kreativitas Sebagai
Rineka Cipta. Model Pembelajaran. Volume 1 No. 1.
15
Kenedi. 2017. Pengembangan Kreativitas https://ejournal.upi.edu/index.php/ritme/ar
Siswa Dalam Proses Pembelajaran di Kelas ticle/view/1887 (diakses pada 6 Oktober
Ii Smp Negeri 3 Rokan Iv Koto. Jurnal Ilmu 2020).

52 | Vol. 04 No. 01 April 2021


Pengaruh Model Pembelajaran Sinektik
dalam Mengembangkan Kreativitas Peserta Didik

kepada orang lain. NACCCE Indicator Berfikir Kreatif


mendefinisikan kreativitas a. Berpikir runtut bersifat
sebagai aktivitas imajinatif yang memberikan pertanyaan
dibuat sedemikian rupa sebanyak mungkin,
sehingga menghasilkan hasil
menjawab pertanyaan yang
yang asli dan bernilai (National diajukan, mengerjakan lebih
Advisory Committee for Creative cepat dari yang lainya,
and Cultural Education).17 melakukan lebih banyak
Kemampuan pemahaman perkerjaan dari yang lainya,
dan perkembangan peserta dan menanggapi lebih
didik akan terasah dengan banyak persoalan atau topik
meningkatkan kemampuan
lebih cepat dari yang lainya.
kreatifitas peserta didik.
b. Berpikir fleksibel bersifat
Kreatifitas memberikan peranan memberikan berbagai
penting pada proses macam arti terhadap suatu
pembelajaran dengan cara gambar, permasalahan dan
memberikan respon terhadap cerita, mengidentifikasi suatu
perkembangan estetika dan
konsep dengan berbagai
emosional peserta didik. macam cara,
Kognitif murni yang terdapat mempertimbangkan dan
pada otak peserta didik akan mendiskusikan sesuatu hal
terasah dengan baik pada yang berbeda atau
kemampuan kreatifitas peserta bertetangan dengan
didik. Pembelajaran akan lebih pendapat kelompok,
maksimal jika mengembangkan menyelesaikan suatau
seluruh kemampuan kognitif masalah dengan cara yang
manusia yang terdapat pada berbeda- beda.
otak manusia.18 c. Berpikir murni bersifat
memikirkan sesuatu yang
17
Pramusinta, Yulia. Rifanah, Farah Destria. bersifat unik, berusaha
2020. The Effect of Synectic Learning Models memikirkan cara-cara baru
in Developing Student Creativity: Pengaruh terhadap suatu
Model Pembelajaran Sinektik Dalam
permasalahan, menemukan
Mengembangkan Kreativitas Peserta Didik.
Journal of Islamic Elementary School. Vol 4 ide baru dalam
No 2. October. Universitas Islam menyelesaikan suatu
Lamongan, Lamongan.
https://journal.umsida.ac.id/index.php/Mad
rosatuna/article/view/1039/1207?downloa Pendidikan Islam Anak Usia Dini Dalam
d=pdf (diakses pada 6 Oktober 2020). Bidang Ilmu Tarbiyah. Institut Agama Islam
18
Rozalina, Lisa. 2018. Pengembangan Negeri Bengkulu.
Aspek Kognitif Anak Usia Dini Dengan http://repository.iainbengkulu.ac.id/2804/1
Menggunakan Permainan Outdoor di Paud /SKRIPSI%20LISA%20ROZA%20LINA.pdf
Harapan Ananda Kota Bengkulu. Skripsi. (diakses pada 9 Oktober 2020).

Vol. 04 No. 01 April 2021 | 53


Yulia Pramusinta dan Farah Destria Rifanah

masalah, dan mencari imajinatif dan kemampuan


berbagai alternatif mengembangkan ide-ide
jawabandalam sulit.
menyelesaikan suatu (Sumber: Vidal, 2005).19
permasalahan baru. 4. Pembelajaran Bahasa
d. Berpikir kolaborasi bersifat Indonesia di MI
menempuh langkah-langkah Bahasa Indonesia
yang terperinci dalam merupakan pembelajaran yang
mencari arti sebuah memberikan keterampilan bagi
permasalahan dengan peserta didik untuk
membandingkan berbagai berkomunikasi dengan baik
macam jawaban, dan benar sesuai dengan ejaan
mengembangkan ide orang dan kaidah bahasa Indonesia.
lain, memberikan jawaban Bahasa merupakan alat
yang mendalam dan penghubung atau alat yang
menyenagkan, dan mampu dibutuhkan oleh seseorang
mengaitkan konsep satu agar dapat berinteraksi dengan
dengan yang lainya. orang lain. Bahasa sendiri
e. Berpikir verivikatif bersifat memiliki hasil belajar antara lain
memikirkan Kembali ide dan menulis, berkomunikasi,
gagasan pribadi, membaca, dan mendengarkan.
menganalisis kembali Keempatnya saling berkaitan
jawaban terhadap suatu dan berhubungan dan harus
permsalahan secara kritis, seimbang sehingga dapat
memutuskan suatu pendapat mendukung dalam proses
atau jawaban, dan berkomunikasi. Dengan adanya
mempertanggung jawabakan pembelajaran bahasa Indonesia
segala keputusan yang telah di tingkat SD/MI maka sangat
diambil. membantu dalam pengenalan
Dimensi Berpikir Kreatif bahasa sejak dini. Semakin dini
a. Novelty menggambarkan pengajaran bahasa yang
kemampuan memproduksi dilakukan oleh seorang guru
ide-ide baru, kemampuan maka siswa dapat lebih sering
mengkombinasi ide-ide, dan berlatih dan kemampuan
kemampuan memodifikasi berbahasa (berkomunikasinya)
ide-ide. akan semakin baik. Karena
b. Divergent Thinking tujuan dari bahasa Indonesia
menggambarkan sendiri ialah untuk
kemampuan memproduksi
banyak ide, mempunyai 19
Vidal, Rene Victor Valqui. 2005.
prespektif yang berbeda, Creativity for Operation Researchers.
kemampuan berpikir Portugal: Investigation and Operational.

54 | Vol. 04 No. 01 April 2021


Pengaruh Model Pembelajaran Sinektik
dalam Mengembangkan Kreativitas Peserta Didik

memudahkan seseorang agar belajar bahasa Indonesia pada


dapat berkomunikasi dengan materi menulis cerita pendek atau
efisien dan tepat. mengarang cerita. Analisis
Pada kajian ini untuk penelitian menggunakan
mengukur kreatifitas siswa independent sample t- test untuk
dilaksanakan pada mata mengetahui ada dan tidaknya
pelajaran bahasa Indonesia pengaruh model sinektik dalam
kelas 3 semester 2 pada tema 5. mengembangkan kreatifitas peserta
Pemilihan materi pembelajaran didik.
bahasa Indonesia dengan Hasil Penelitian
tema menulis dan mengarang
cerita pendek sangat tepat Dari hasil penelitian diperoleh
dalam mengasah kreatifitas data rata-rata hasil belajar peserta
peserta didik. didik pada mata pelajaran bahasa
Indonesia yang menggunakan
Metode Penelitian metode belajar sinektik dan hasil
Penelitian ini merupakan kreatiatifitas peserta didik yang
penelitian kuantitif, yang belajar menggunakan metode
didasarkan pada desain quasi sinektik pada mata pelajaran
eksperimen. Penelitian ini bahasa Indonesia akan dipaparkan
dilaksanakan pada bulan Januari- pada hasil penelitian di bawah ini.
Februari 2020. Populasi penelitian Perbandingan rata-rata hasil
ini adalah siswa kelas 3 di MI belajar dan kreatifitas pada kelas
Bahrul Ulum Blawi dengan mata eksperimen dan kelas kontrol.
pelajaran bahasa Indonesia. Tabel 1 Group Statistics
Metode pengambilan sampel Hasil Belajar Hasil Belajar
Kelas Kelas Kelas
yang digunakan adalah cluster Eksperimen Kontrol
random sampling. N 22 20
Sampel dalam penelitian ini Mean 86,3182 68,0000
Std.Deviation 7,94856 5,23148
adalah 2 kelas dengan
Std.Error Mean 1,69464 1,16980
menggunakan sample random
sampling, satu kelas sebagai kelas
kontrol yang diajarkan
menggunakan metode
konvensional dan satu kelas
sebagai kelas eksperimen yang
diajarkan menggunakan model
pembelajaran sinektik. Jumlah
subyek penelitian kelas eksperimen
sebanyak 22 siswa dan kelas kontrol
berjumlah 20 siswa. Pengumpulan
data dilakukan dari nilai hasil

Vol. 04 No. 01 April 2021 | 55


Yulia Pramusinta dan Farah Destria Rifanah

Tabel 2 Independent Samples Test sample t test adalah jika nilai sig
Hasil Equal belajar variances (2- tailed)˂0,05 maka terdapat
assumed Equal variances
not assumed
perbedaan yang signifikan antara
Levene's F 1,300 hasil belajar kelas eksperimen dan
Test for kelas kontrol. Dari data pengujian
Equality
Sig ,261 independent sample t test
of
Variances diperoleh signifikansi yang berbeda
t 8,726 8,896 yaitu nilai sig berada di bawah 0,05.
df 40 36,597 Nilai sig (2-tailed) sebesar 0.000,
Sig. (2-
,000 ,000 dan hipotesis diterima dengan kata
tailed)
Mean lain bahwa kreatifitas siswa pada
18,31818 18,31818
t-test for Difference kelas eksperimen lebih baik
Equality Std. Error
2,09930 2,05918 daripada kelas kontrol. Maka dapat
of Means Difference
95% 14,07533 14,14433 disimpulkan jika model
Confidence pembelajaran sinektik lebih unggul
Interval of daripada metode konvesnsional
22,5610 22,4920
the
Difference dalam mengembangkan kreatifitas
Pada tabel 1 diatas dapat siswa dalam mata pelajaran bahasa
dijelaskan bahwa nilai rata-rata hasil Indonesia.
belajar pada kelas eksperimen Kesimpulan
sebesar 86,3182, sedangkan nilai
Terdapat perbedaaan hasil
rata-rata hasil belajar pada kelas
belajar kreatifitas siswa yang
kontrol adalah sebesar 68,0000.
dibelajarkan menggunakan model
Dari data tersebut dapat
pembelajaran sinektik. Kesimpulan
disimpulkan bahwa nilai hasi belajar
dari penelitian ini juga menunjukan
kelas eksperimen yang
adanya peningkatan hasil belajar
menggunakan model pembelajaran
kreatifitas siswa setelah belajar
sinektik pada pembelajaran bahasa
menggunakan model sinektik pada
Indonesia lebih baik daripada nilai
pembelajaran bahasa Indonesia.
hasil belajar siswa pada kelas
Saran untuk penelitian lebih lanjut
kontrol yang menggunakan model
adalah agar peneliti selanjutnya
konvensional.
untuk bisa mengembangkan
Pada table 2, konsep dasar uji
kreatifitas siswa dengan
independent sample t test
menggunakan metode atau model
dipergunakan untuk mengetahui
pembelajaran yang lebih
apakah ada perbedaan hasil belajar
bervariatif dan berbasis HOTS.
anatara kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Dasar pengambilan
keputusan pada uji independent

56 | Vol. 04 No. 01 April 2021


Pengaruh Model Pembelajaran Sinektik
dalam Mengembangkan Kreativitas Peserta Didik

Referensi

Cahyani, Hesti. Setyawati, Ririn Wahyu. 2016. Pentingnya Peningkatan


Kemampuan Pemecahan Masalah melalui PBL untuk
Mempersiapkan Generasi Unggul Menghadapi MEA. Seminar
Nasional Matematika X. Universitas Negeri Semarang.
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/prisma/article/view/21635
(diakses pada 7 Oktober 2020).

Fitriani, Yulianti. 2015. Kreativitas Sebagai Model Pembelajaran. Volume 1


No. 1. https://ejournal.upi.edu/index.php/ritme/article/view/1887
(diakses pada 6 Oktober 2020).

Greenstein, Laura 2012. Assesing 21st Century Skills: A Guide to Evaluating


Mastery and Authentic Learning. California: Corwin A SAGA
Company.

Kenedi. 2017. Pengembangan Kreativitas Siswa Dalam Proses


Pembelajaran di Kelas Ii Smp Negeri 3 Rokan Iv Koto. Jurnal Ilmu
Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora. Vol. 3 No. 2. Guru SMP
Negeri 3 Rokan IV Koto. http://ejournal.uin-
suska.ac.id/index.php/suaraguru/article/viewFile/3610/2131 diakses
pada 6 April 2021.

Kurniawan, Asep. 2014. Pengembangan Sumber Daya Manusia Melalui


Pendidikan Berdasarkan Epistimologi Integrasi Ilmu. IAIN Syekh
Nurjati Cirebon.
https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/Quality/article/download/2
104/1748 (diakses pada 6 Oktober 2020).

Lie, Anita. 2004. Cooperative Learning, Memperaktikkan Cooperative


Learning Di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: Gramedia.

Mansyur, Umar. 2016. Inovasi Pembelajaran Bahasa Indonesia Melalui


Pendekatan Proses. Jurnal Retorika, Volume 9. Nomor 2.

Munandar. S Utami. 2009. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat.


Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Munandar, S Utami. 1997. Creativity and Education. Jakarta: Departemen


Pendidikan dan Kebudayaan.

Pramusinta, Yulia. Rifanah, Farah Destria. 2020. The Effect of Synectic


Learning Models in Developing Student Creativity: Pengaruh Model

Vol. 04 No. 01 April 2021 | 57


Yulia Pramusinta dan Farah Destria Rifanah

Pembelajaran Sinektik Dalam Mengembangkan Kreativitas Peserta


Didik. Journal of Islamic Elementary School. Vol 4 No 2. October.
Universitas Islam Lamongan, Lamongan.
https://journal.umsida.ac.id/index.php/Madrosatuna/article/view/10
39/1207?download=pdf (diakses pada 6 Oktober 2020).

Puspidalia, Yuentie Sova. 2012. Problematika Pembelajaran Bahasa


Indonesia di MI/SD dan Alternatif Pemecahanya. Cendekia Vol.
10, No. 1.

Suryaman, Maman. 2012. Metodologi Pembelajaran Bahasa. Yogyakarta:


UNY Press.

Rozalina, Lisa. 2018. Pengembangan Aspek Kognitif Anak Usia Dini Dengan
Menggunakan Permainan Outdoor di Paud Harapan Ananda Kota
Bengkulu. Skripsi. Pendidikan Islam Anak Usia Dini Dalam Bidang
Ilmu Tarbiyah. Institut Agama Islam Negeri Bengkulu.
http://repository.iainbengkulu.ac.id/2804/1/SKRIPSI%20LISA%20RO
ZA%20LINA.pdf (diakses pada 9 Oktober 2020).

Vidal, Rene Victor Valqui. 2005. Creativity for Operation Researchers.


Portugal: Investigation and Operational.

Wijaya, Etistika Yuni. Sudjimat, Dwi Agus. Nyoto, Amat. 2016. Transformasi
Pendidikan Abad 21 Sebagai Tuntutan Pengembangan Sumber
Daya Manusia Di Era Global. Jurnal Pendidikan Matematika. Volume
1. ISSN 2528-259X. Universitas Negeri Malang.
https://core.ac.uk/download/pdf/297841821.pdf (diakses pada 6
Oktober 2020).

58 | Vol. 04 No. 01 April 2021

Anda mungkin juga menyukai