Anda di halaman 1dari 16

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kreativitas Guru PAI

1. Pengertian Kreativitas Guru PAI

Kreativitas merupakan suatu istilah yang terkait dengan upaya meningkatkan

daya fikir atau gagasan seseorang dalam menjalankan aktivitasnya. Dengan

kreativitas diharapkan pelaksanaan suatu aktivitas lebih bersifat aktif, dinamis,

menggairahkan dan pada akhirnya mengarah pada pencapaian kualitas hasil

diharapkan.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan bahwa: Kreativitas adalah


kemampuan untuk mencipta/daya cipta. Kreativitas bagi seorang guru khususnya
guru PAI sangat dibutuhkan guna menemukan cara-cara baru, terutama didalam
menanamkan nilai-nilai ajaran agama pada peserta didik, kreativitas yang dimaksud
adalah kemampuan untuk menemukan cara-cara baru bagi pemecahan problem-
problem yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan, seni sastra, atau seni lainnya1.
Menurut Munandar sebagaimana dikutip oleh Buldarman, ada alasan

mengapa kreativitas penting untuk dimunculkan, dipupuk dan dikembangkan dalam

diri seseorang, antara lain: Pertama, dengan berkreasi seseorang dapat mewujudkan

dirinya. Perwujudan diri adalah salah satu kebutuhan pokok manusia. Kedua,

kemampuan berpikir kreatif dapat melihat berbagai macam penyelesaian suatu

masalah. Mengekspresikan pikiran-pikiran yang berbeda dari orang lain tanpa

dibatasi pada hakikatnya akan mampu melahirkan berbagai macam gagasan.2

1
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ed. 3, (Jakarta; Balai
Pustaka, 2007). h. 599
2
Buldarman, Kreativitas Guru Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama (Journal Edification
Vol.5, No.1 Juli 2022), h.157

11
12

Kreativitas adalah sebuah karya yang harmonis dalam pembelajaran yang

berdasarkan tiga aspek cipta, rasa dan karsa yang akan menghasilkan sesuatu yang

baru agar dapat membangkitkan dan menanamkan kepercayaan diri siswa supaya

dapat meningkatkan prestasi belajarnya.3

Dengan demikian, kreativitas merupakan suatu kegiatan yang berbeda dengan

orang lain atau suatu pengembangan hasil karya yang sudah ada kemudian

ditonjolkan dengan adanya hal baru.

Seorang guru PAI harus kreatif dalam pembelajaran kerena isi pendidikan

umum menyumbang terhadap kehidupan yang kreatif. Kreativitas menunjukkan

eksplorasi gagasan-gagasan dan kegiatan baru dan memberikan kepuasan serta

dorongan untuk memperluas eksplorasinya.4

ۙ‫َو الّٰل ُه َاْخ َر َج ُك ْم ِّم ْۢن ُبُطْو ِن ُاَّمٰه ِتُك ْم اَل َتْع َلُم ْو َن َش ْئًـۙا َّو َجَع َل َلُك ُم الَّس ْمَع َو اَاْلْبَص اَر َو اَاْلْفِٕـ َد َة‬
) 78 :‫َلَعَّلُك ْم َتْش ُك ُر ْو َن (النحل‬
Artinya:

‘Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui
sesuatu pun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, agar
kamu bersyukur.”5

Dari ayat diatas telah dijelaskan bahwa Allah SWT memberikan nikmat

kepada manusia, dari yang tidak tau menjadi tau, memberikan pengetahuan agar

manusia berfikir lebih jernih dan mengembangkan pengetahuan yang dia ketahui.

Berdasarkan definisi yang telah disebutkan diatas dapat disimpulkan bahwa

kreativitas merupakan suatu proses yang melahirkan sesuatu yang baru, baik itu

3
Abdurrahman Mas’ud, Paradigma Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2011),
h. 165
4
Aisyah & Marwiyah, Kreatifitas Guru Dalam Mengembangkan Potensi Kognitif Siswa
Pada pembelajaran PAI (Journal Of Islamic Education Vol. 1, No. 1 Juli 2018) h. 72
5
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung: di Ponogoro, 2007) h.
499.
13

berupa gagasan, maupun karya nyata, metode ataupun produk yang baru digunakan

oleh seseorang untuk memecahkan suatu masalah.

Kreativitas mengajar adalah suatu kualitas dimana seorang guru PAI harus

mengembangkan ide-ide yang baru dan imajinatif dalam mengajar. Guru yang dapat

memberikan pandangan dan pendekatan yang baru pada suasana belajar mengajar

adalah seorang seniman yang sesungguhnya. Pengembangan kreativitas oleh seorang

guru PAI akan menghasilkan peserta didik yang kreatif dan peserta didik yang kreatif

pada umumnya memiliki kemampuan lebih tinggi dan tangguh dibanding peserta

didik yang biasa (tidak kreatif).

Dalam pembelajaran kreativitas seorang guru harus dapat membantu siswa

mengembangkan kemampuan yang dimilikinya mengembangkan bakat yang ada

pada diri siswa serta dapat mempertahankan kompetensi yang ada pada dirinya.6

‫ِك‬ ‫ِه‬ ‫ِه ِت‬ ‫ىِف‬ ‫َّل ِذ‬


‫ُه َو ا ْي َبَعَث اُاْلِّم َنّي َرُس ْو اًل ِّم ْنُه ْم َيْتُل ْو ا َعَلْي ْم ٰاٰي ه َو ُيَز ِّك ْي ْم َو ُيَعِّلُم ُه ُم اْل ٰت َب‬
)2:‫َو اِحْلْك َم َة َو ِاْن َك اُنْو ا ِم ْن َقْبُل َلِف ْي َض ٰل ٍل ُّم ِبْي (احلمعة‬
Artinya:

“Dialah yang mengutus seorang Rasul kepada kaum yang buta huruf dari kalangan
mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan (jiwa)
mereka dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah (Sunnah), meskipun
sebelumnya, mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata.”7
Dari ayat diatas telah dijelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW diutus oleh

Allah dengan kebenaran yang dibawanya kepada kaum yang belum tahu membaca

dan menulis pada waktu itu dan Allah mengutuskan Nabi Muhammad SAW yang

bertugas mendidik umat manusia agar selamat dari jalan sesat.

6
M. Arifin, Filsafat Pendidikan Agama Islam, (Bandung: remaja Rosdakarya, 1997) h. 257
7
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, … h. 553
14

Bentuk kreativitas seorang guru PAI dalam pembelajaran di kelas, akan

sangat membantu dalam menentukan arah dan tujuan pembelajaran. Kreativitas guru

PAI akan lebih memudahkan siswa dalam menerima dan memahami materi pelajaran

yang diberikan oleh guru, sehingga tujuan dari pembelajaran mampu membentuk

kepribadian dan moral siswa menjadi pribadi yang islami dan moral yang luhur.

Menurut Sri Minarti sebagaimana dikutip oleh Aisyah & Marwiyah, guru PAI

adalah orang yang melaksanakan bimbingan terhadap peserta didik secara islami,

dalam suatu situasi pendidikan islam untuk mencapai tujuan yang diharapkan sesuai

dengan ajaran Islam.8Berlandaskan penjelasan tersebut, definisi guru PAI yakni

seorang tenaga pendidik yang mendidik, membimbing serta mengetahui

perkembangan intelektual pada siswa dan menumbuhkan ilmu-ilmu agama islam

dengan maksud mempersiapkan calon-calon kader islami yang memiliki aspek

keislaman.

Jadi, yang dimaksudkan dengan kreativitas guru PAI ialah keahlian yang

dipunya oleh seorang pengajar dalam mengajar, membimbing dengan menghasilkan

suatu cara, model dan ide-ide baru yang dapat disampaikan sebagai suatu pemikiran

yang unik dan kreatif dalam menanamkan nilai-nilai keislaman yang ada dalam

agama islam.

Maka disinilah pentingnya kehadiran guru PAI sebagai pembimbing yang

akan membantu anak menyeimbangkan perkembangan kepribadinya. Sehingga anak

kreatif dapat berkembang optimal tidak hanya perkembangan intelegensinya tetapi

8
Aisyah & Marwiyah, Kreatifitas Guru Dalam Mengembangkan Potensi Kognitif Siswa
Pada pembelajaran PAI… h. 75
15

juga perkembangan sosial dan emosinya. Guru yang kreatif akan mampu

melaksanakan proses pembelajaran yang menyenangkan.

2. Cara Dan Prosedur Pengembangan Kreativitas Guru PAI


Menurut E.Mulyasa, ada beberapa cara yang dilakukan guru PAI untuk

mengembangkan kreativitas;

a. Jangan terlalu banyak membatasi ruang gerak peserta didik dalam

pembelajaran dan mengembangkan pengetahuan baru.

b. Bantulah peserta didik memikirkan sesuatu yang belum lengkap,

mengeksplorasi pertanyaan, dan mengemukakan gagasan yang original.

c. Bantulah peserta didik mengembangakan prinsip-prinsip tertentu kedalam

situasi baru.

d. Berikan tugas tugas secara independent.

e. Kurangi kekangan dan ciptakan kegiatan-kegiatan yang dapat merangsang

otak.9

Kunci sukses sebuah pendidikan adalah tergantung bagaimana metode guru

tersebut mengajar. Suatu proses belajar mengajar dianggap berhasil apabila daya

serap terhadap bahan pelajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara

individu maupun kelompok.

Adapun prosedur-prosedur pengembangan kreativitas guru PAI terdapat 4

prosedur guru yang kreativitas, yakni;

a. Persiapan

9
Mulyasa, Menjadi Guru Professional (Menciptakan Pembelajaran Kreatif Dan
Menyenangkan), (Bandung: remaja Rosadakarya, 2013) h. 51-52
16

Prosedur ini, individu berusaha mengumpulkan data atau informasi yang

nantinya akan digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapi sekaligus

memikirkan berbagai kemugkinan pemecahan masalah yang sekiranya efektif.

b. Inkubasi
Pada prosedur ini, seorang pendidik seakan-akan menghindarkan diri dalam

beberapa waktu dari permasalahan yang dialaminya, dengan artian tidak

mengkajinya dengan sadar akan tetapi “mengendapkan” dalam alam prasadar.

Prosedur ini bisa berjalan cukuplama maupun singkat hingga muncul ide atau

insprirasi untuk penyelesaian permasalahan.

c. Iluminasi
Pada prosedur ini gagasan yang dicari itu muncul untuk memecahkan

masalah dikelola dan diterapkan menjadi sebuah strategi untuk mengembangkan

suatu hasil.

d. Verifikasi
Dalam prosedur ini, diadakan evaluasi secara kritis terhadap gagasan yang

diambil dengan menggunakan cara berfikir konvergen. Berlandaskan penjabaran

tersebut, bisa dimengerti bahwasanya prosedur persiapan, ilumasi serta inkubasi ialah

rangkaian pola berfikir divergen(bersifat tersebar), sedangkan prosedur verifikasi

ialah rangkaian berfikir konvergen(bersifat terpusat).10

3. Bentuk-Bentuk Kreativitas Guru PAI

Kreativitas ialah sesuatu yang wajib dikelola oleh pengajar dalam proses

belajar serta pengajar diwajibkan untuk mempertunjukan rangkaian bentuk

10
Novi Khomasatun, “Kreativitas Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengembangkan
Sumber Belajar di SMPN 1 Kemranjen dan SMPN 8 Purwokerto, “Tesis Program Studi Pendidikan
Agama Islam Pasca Sarjana Agama Islam 2007”, h. 27-28.
17

kreativitas itu sendiri. Pendidik sebagai kreator selalu berikhtiar untuk mendapati

metode yang tambah sempurna dalam meladeni murid, oleh karenanya murid akan

menilai bahwasannya guru sebenarnya kreatif dan tidak mengerjakan sebuah hal

yang lazim saja. Adapun bentuk-bentuk kreativitas seorang guru PAI ialah;

a. Guru harus mengenal peserta didik secara perorangan.

Selama proses belajar mengajar, murid memiliki kecerdasan yang beragam.

Perbedaan tiap individu harus diperhatikan selama proses belajar mengajar. Sebab

tiap murid memiliki taraf pemahaman atau kecepatan dalam mengerti pelajaran yang

dipaparkan sedangkan murid yang mempunyai kemampuan diatas standar bisa

menolong teman lainnya yang masih belum cukup dalam belajar.

b. Memanfaatkan lingkungan sebagai lingkungan belajar.

Lingkungan sekolah termasuk sumber yang bisa dibuat sebagai bahan belajar

untuk siswa, disini guru harus kreatif memanfaatkan lingkungan sekolah untuk siswa

berkreatif, seperti lingkungan sosial, budaya serta fisik. Lingkungan sekolah juga

bisa menjadi objek rangkaian belajar teruntuk siswa.

Guru harus mengembangkan kemampuan berfikir kritis dan kreatif serta mempu

memecahkan masalah.11

Selama proses belajar, pengajar wajib bisa menjadikan siswa meningkatkan

kecerdasan berfikir kritis dan bisa menyelesaikan masalah dengan cara pengajar

menyusun strategi pembelajaran yang diarahkan untuk mengupgrade tiga

kemampuan tersebut.

B. Ranah Kognitif
11
Mulyasa, Menjadi Guru Professional (Menciptakan Pembelajaran Kreatif Dan
Menyenangkan)… h. 51-52
18

1. Pengertian Kognitif

Istilah kognitif (cognitive) berasal dari kata cognition yang kesamaan katanya

knowing, yang artinya mengetahui Sedangkan dalam arti luas, cognition adalah

perolehan, penataan, dan penggunaan pengetahuan. Secara sederhana, dapat

dipahami bahwa kemampuan kognitif adalah kemampuan yang dimiliki anak

berfikiran lebih kompleks, serta kemampuan penalaran dan pemecehan masalah.12

Dalam perkembangan selanjutnya, istilah kognitif menjadi populer sebagai

salah satu ranah psikologis manusia yang meliputi setiap perilaku mental yang

berhubungan dengan pemecehan, pertimbangan, pengolahan informasi, dan

pemecehana masalah.

Kognitif merupakan kemampuan yang berpusat di otak ini berfungsi sebagai

untuk menerima, mengolah dan menginterprestasikan pengetahuan-pengetahuan dan

pengalaman-pengalaman yang diperoleh anak melalui interaksinya dengan

lingkungan. Melalui kognitif ini anak akan mampu menggunakan cara berfikirnya

dan mengerti akan objek-objek, pengalaman dan pengetahuan yang diperolehnya

dalam hidupnya.

2. Tahapan Perkembangan Kognitif

Seorang pakar terkemuka dalam psikologi kognitif dan psikologi anak, jean

peaget, mengklasifikasikan perkembangan kognitif anak ada 4 tahapan;

a. Tahapan sensorimotor (dari lahir hingga usia 2)

Dalam sebagian besar tahapan sensorimotor ini,anak-anak berfokus pada apa

yang mereka lakukan dan yang dilihat pada saat itu. Kemampuan berfikir yang

12
Aisyah & Marwiyah, Kreatifitas Guru Dalam Mengembangkan Potensi Kognitif Siswa
Pada pembelajaran PAI… h. 77
19

sesungguhnya muncul pada usia dua setengah tahun. Secara spesifik, anak

memperoleh kemampuan berfikir simbolik, yakni kemampuan merepresentasikan

dalam memikirkan objek-objek dan peristiwa-peristiwa dalam kerangka entitas-

entitas mental internal atau simbol.

b. Tahapan praoperational (usia 2 hingga 6 atau 7 tahun )

Pada tahapan ini, keterampilan bahasa anak akan berkembang pesat dan

penguasaan kosakata yang meningkat memungkinkan mereka mengekspresikan dan

memikirkan beragam objek dan peristiwa.

c. Tahapan praoperational konkret (usia 6 atau 7 tahun hingga 11 atau 12 tahun)

Saat anak memasuki praoperational konkret ini, proses-proses berfikir mereka

terorganisasi ke sistem proses-proses mental yang lebih besar operasi yang

memudahkan mereka berfikir lebih logis dari pada sebelumnya.

d. Tahapan operational formal (usia 11 atau 12 tahun hingga dewasa)

Anak-anak dan remaja yang berada di tahapan ini, dapat memikirkan dan

membayangkan konsep-konsep yang tidak berhubungan dengan realitas konkret.

Selain itu mereka juga mengenali kesimpulan yang logis, sekalipun kesimpulan

tersebut berbeda dari kenyakinan di dunia sehari-hari.13

Hal ini menurut tahapan Piaget, setiap individu akan melewati serangkaian

perubahan kualitatif yang bersifat invariant, selalu tetap tidak melompat atau

mundur. Perubahan-perubahan dalam kualitatif ini terjadi karena tekanan biologis

13
Aisyah & Marwiyah, Kreatifitas Guru Dalam Mengembangkan Potensi Kognitif Siswa
Pada pembelajaran PAI… h. 78
20

untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan serta adanya perorganisasian struktur

berfikir.

3. Jenis-jenis dan Tingkatan Ranah Kognitif

Ada beberapa jenis dan tingkatan kemampuan belajar pada ranah kognitif,

seorang siswa dikatakan berprestasi belajar secara kognitif bila mana telah memenuhi

beberapa kemampuan kognitif. Keberhasilan kognitif siswa adalah hasil belajar

intelektual yang terdiri dari beberapa aspek kemampuan siswa, diantaranya adalah;

a. Pengetahuan, yang merupakan tipe hasil belajar yang paling rendah. Yang

termasuk dalam aspek pengetahuan adalah pengetahuan faktual dan

pengetahuan hafalan seperti rumus, batasan, definsi, istilah, pasal dalam UU,

nama-nama tokoh, nama-nama kota dan sebagainya.

b. Pemahaman, yang merupakan hasil belajar yang lebih tinggi dari

pengetahuan. Bentuk pemahaman misalnya menjelaskan sesuatu yang dibaca

atau didengar dengan bahasa atau susunan kalimat sendiri.

c. Aplikasi, yaitu kemampuan untuk menggunakan apa yang telah dipelajari

dalam situsi konkret yang baru. Ini mencakup penggunaan peraturan, metode,

konsep-konsep, hukum dan teori.

d. Analisis, yaitu kemampuan untuk menguraikan suatu materi atau bahan ke

dalam bagian-bagiannya sehingga strukturnya dapat dipaham. Ini mencakup

identifikasi bagian, analisis hubungan antar bagian dan pengenalan prinsip-

prinsip organisasi yang digunakan.


21

e. Sintesis, yaitu kemampuan untuk menggabung bagian yang bagian-bagian

untuk membentuk keseluruhan yang baru. Bagian-bagian tersebut

dihubungkan satu sama lain sehingga diperoleh pola atau struktur yang baru.

f. Evaluasi, yaitu pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang mungkin

dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara berkerja, pemecehan, metode, materi

dan lain-lainya. Dalam evaluasi diperlukan suatu kreteria tertentu untuk

mempermudahkan mengetahui tingkat kemampuan evaluasi seseorang.14

Untuk dapat mencapai cita-cita tidak bisa dengan bermalas-malas, tetapi

harus rajin, gigih, dan tekun belajar. Belajar adalah syarat mutlak untuk menjadi

pandai dalam segala hal, baik dalam bidang ilmu pengetahuan maupun keterampilan

atau kecepatan.

Belajar adalah istilah yang paling penting dalam setiap usaha pendidikan,

sehingga tanpa belajar maka tidak pernah ada pendidikan, sebab belajar itu suatu

proses pendidikan.

C. Mengembangankan Potensi Siswa

1. Pengertian Potensi

Potensi adalah kemampuan yang dimiliki setiap pribadi (individu) yang

mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan sehingga dapat berprestasi. Setiap

manusia pasti memiliki potensi dan bisa mengembangkan dirinya untuk menjadi

lebih baik. Selain itu perlu latihan agar dalam meningkatkan potensi peserta didik itu

sendiri tidak ada kendala dan bisa berjalan dengan lancar. Setiap anak di pandang

14
Aisyah & Marwiyah, Kreativitas Guru Dalam Mengembangkan Potensi Kognitif Siswa
Pada Pembelajaran PAI… h. 79
22

oleh islam memiliki potensi yang sering disebut fitrah yang sifatnya suci. Fitrah ini

harus dikembangkan sebaik-baiknya di keluarga, sekolah dan masyarakat.

Pendidikan adalah upaya untuk mengembangkan potensi anak atau peserta

didik kearah pencapaian kedewasaan. Kedewasaan berarti kemandirian dan

bertanggung jawab dan berkembangnya potensi menjadi orang yang kreatif. Dalam

belajar ada ranah pendidikan yang dimiliki siswa dan perlu dikembangkan yakni,

mengembangkan kecakapan kognitif. Tanpa ranah kognitif, sulit dibayangkan

seorang siswa dapat berpikir. Selanjutnya tanpa kemampuan berpikir mustahil siswa

tersebut dapat memahami meyakini faedah dan materi-materi pelajaran yang

disajikan kepadanya.

Didalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi sangat diperlukan.

Dengan motivasi, pelajar dapat mengembangkan aktivitas dan insiatif, dapat

mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar. Ada

beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar

disekolah.

a. Memberi angka

Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Banyak

siswa belajar, yang utama justru untuk mencapai angka/nilai yang baik. Sehingga

siswa biasanya yang dia kejar adalah nilai-nilai pada rapot angkanya baik-baik.

b. Hadiah
23

Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidaklah selalu

demikian. Karena hadiah untuk suatu pekerjaan, mungkin tidak akan menarik bagi

seorang yang tidak senang dan tidak berbakat untuk sesuatu pekerjaan tersebut.

c. Saingan/kompetensi

Saingan atau kompetensi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk

mendorong belajar siswa. Persaingan, baik persaingan individual maupun persaingan

kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

d. Ego-involvement

Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan

menerimanya sebagai tantangan yang menarik sehingga bekerja keras dengan

mempertaruhkan harga diri, adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup

penting.

e. Memberi ulangan

Para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan.

Oleh karena itu, memberi ulangan juga merupakan sarana motivasi. Tetapi yang

harus diingat oleh guru adalah jangan terlalu sering (misalnya setiap hari). Karena

bisa membosankan dan bersifat rutinitas. Dalam hal ini guru juga harus terbuka,

maksudnya disini misalnya jika guru ingin memberi ulangan, guru harus harus

memberi tau kepada siswanya.

f. Pujian
24

Apabila ada siswa yang berhasil menyelesaikan tugas dengan baik perlu

diberikan pujian/apresiasi tetapi tidak secara berlebihan agar siswa tersebut tidak

menjadi sombong.

g. Hukuman

Hukuman sebagai reinfoicement yang negative tetapi kalau diberikan secara

tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi. Oleh karena itu guru harus memahami

prinsip-prinsip pemberian hukuman.15

2. Langkah-langkah mengembangkan potensi kognitif siswa

Perkembangan kognitif peserta didik merupakan hal yang penting diketahui

oleh tenaga pendidik sehingga pembelajaran yang disuguhkan penuh dengan

kebermaknaan. Untuk lebih memahami arti dari perkembangan kognitif tersebut,

salah seorang pakar psikologis yang terkenal yaitu Jaean Piaget menjelaskan, bahwa

anak dapat membangun secara aktif dunia kognitif mereka sendiri. Dalam pandangan

piaget terdapat dua proses yang mendasari perkembangan dunia individu, yaitu

perorganisasian dan penyesuaian (adaptasi). Kecenderungan organisasi dapat dilukis

sebagai kecenderungan bawaan setiap organisme untuk proses-proses sendiri menjadi

sistem-sistem yang koherensi. Adaptasi dapat dilukiskan sebagai kecenderungan

bawaan setiap organisme untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan dan keadaan

sosial.

Pengembangan kognitif dimaksudkan agar individu mampu mengembangkan

kemampuan presepsinya, ingatan, dan berpikir melakukan penalaran dan

memecahkan masalah.

15
Safriyanti, Pengaruh Kreativitas Kemampuan Kognitif Anak Usia 5 sampai 6 Tahun
(Journal Pendidikan Anak Vol. 11, No. 1, 2022) h. 3.
25

Langkah-langkah mengembangkan potensi itu sendiri melalui proses yang

dinamakan belajar karena dengan adanya belajar maka peserta didik mengalami

perubahan-perubahan mulai dari saat lahir sampai mencapai umur tua. Selain itu,

perlu latihan agar dalam meningkatkan potensi peserta didik itu sendiri tidak ada

kendala dan bisa berjalan dengan lancar.

Adapun model pengembangan kognitif;

1. Model Piaget

Deskripsi mengenai hubungan antara tingkat perkembangan konseptual anak

dengan bahan pelajaran yang kompleks menunjukan bahwa guru harus

memperhatikan apa yang harus diajarkan dan bagaimana mengajarkannya.

a. Situasi belajar yang ideal ialah keserasiaan antara bahan pengajaran yang

kompleks dengan tingkat perkembangan konseptual anak. Jadi guru harus

dapat menguasai perkembangan kognitif anak dan menentukan jenis

kebutuhan yang dibutuhkan oleh anak untuk memahami bahan pelajaran

itu.

b. Strategi belajar yang dikembangkan dari teori piaget ini adalah

menghadapkan anak dengan sifat pandangan yang tidak logis agar dapat

merangsang berfikir. Walaupun anak sulit mengerti sesuatu pandangan

yang berbeda dengan pandangannya itu sendiri. 16

2. Model Williams

Model dari Williams ini dirancang untuk membantu guru menentukan tugas-

tugas didalam kelas yang berkenaan dengan dimensi kurikulum (materi) perilaku

16
Aisyah & Marwiyah, Kreativitas Guru PAI Dalam Mengembangkan Potensi Kognitif
Siswa Pada Pembelajaran PAI... h. 80
26

anak dan perilaku guru (srategi atau cara mengajar). Model ini berlandaskan pada

pemikiran bahwa kreativitas perlu dipupuk secara menyeluruh dan bahwa anak harus

mengembangkan kemampuan berpikir kreatif dalam semua bidang kegiatan. Dengan

menggunakan model ini guru mampu menggunakan ragam srategi yang akan

meningkatkan pemikiran kreatif anak didalam kelas.17

3. Model Bloom

Model bloom ini terdiri dari 6 tingkat perilaku kognitif yaitu pengetahuan,

pemahaman, analisis, sintesis dan evaluasi. Model ini banyak digunakan untuk

mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi dalam kurikulum untuk anak

berbakat serta untuk merencanakan dan mengevaluasi kegiatan belajar sedemikian

hingga anak dapat mengembangkan kemampuan kognitif mereka sepenuhnya.18

Jadi, yang membedakan ketiga model diatas adalah, guru dapat memberikan

kesempatan kepada anak untuk memperluas proses pemikiran mereka, dimana anak

dapat dengan segera mengenai cara berpikir, pada tingkat mana pertanyaan yang

mereka ajukan dan sifat kegiatan dimana mereka terlibat.

17
Aisyah & Marwiyah, Kreativitas Guru PAI Dalam Mengembangkan Potensi Kognitif Siswa
Pada Pembelajaran PAI... h. 80
18
Aisyah & Marwiyah, Kreativitas Guru PAI Dalam Mengembangkan Potensi Kognitif
Siswa Pada Pembelajaran PAI... h. 80

Anda mungkin juga menyukai