Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK

(Brainstroming Dan Implikasi Imaginasi Dalam Mengembangkan


Kreativitas)

Dosen Pengampu: Tresna M.pd

Disusun Oleh

Imal Limaliyah

(1452300101)

Prodi pendidikan islam anak usia dini

(piaud)

Fakultas ilmu pendidikan sekolah tinggi agama islam (Sabili)

Bandung 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat ALLAH SWT atas segala rahmatnya sehingga makalah ini

dapat tersusun hingga selesai. Dan kami mengucapkan banyak terimakasih kepada Bapak

Nihwan S.Pd., M.Pd selaku dosen pengempu dalam mata kuliah Pengembangan Kreativitas

Anak. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya terhadap kedua

orangtua kami yang selalu mendukung dan memberi semangat kepada kami, dan kepada

rekan-rekan yang telah membantu untuk menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan

pengalaman bagi para pembaca, karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami,

pastinya masih ada banyak kekurangan didalam makalh yang kami buat ini. Oleh karena itu

kami meminta maaf atas kesalahan didalam makalah ini, dan kami sangat mengharapkan

saran serta kritik yang membangun agar kami dapat membuat makalah yang baik dan benar

dimasa yang akan datang.

Metro, 7 September 2019

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Masalah

BAB II PEMBAHASAN

A. Brainstoming

B. Implikasi Imaginasi Dalam Mengembangkan Kreativitas

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan anak usia merupakan pendidikan yang paling mendasar dan menempati

kedudukan sebagai golden age atau masa keemasan dan sangat strategis dalam

pengembangan sumber daya manusia, Rentang anak usia dini dar lahir sampai usia enam

tahun.

Masa usia taman kanak-kanak adalah masa dimana perkembangan fisik dan

kemampuan anak berlangsung dengan sangat cepat. Diantara perkembangan yang sangat

cepat. Dimana perkembangan yang sadang berlangsung pada diri anak PAUD/TK adalah

perkembangan imaginasi (fantasi/hayalan) dan sosial emosionalnya.

Manusia telah dianugrahi kekuatan berfikir dan berimaginasi. Imaginasi adalah

kekuatan untuk melakukan inovasi demi perubahan untuk menadi lebih baik. Imaginasi

adalah cara berfikir alam untuk menghasilkan perubahan, bahkan sebelum kita mulai

menyadarinya.

Dalam imaginasi (daya hayal) adalah kemampuan membayangkan sesuatu atau

kejadian yang telah atau belum diketahui. Membayangkan sesuatu atau kejadian yang telah

diketahui disebut dengan imaginasi re-kreatif dan membayangkan sesuatu kejadian yang

belum diketahui disebut dengan imaginasi kreatif.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Yang Dimaksud Brainstoming?

2. Apa Yang Dimaksud Implikasi Imajinasi Dalam Mengembangkan

Kreativitas?
C. Tujuan Masalah

1. Untuk Mengetahui Brainstoming.

2. Untuk Mengetahui Implikasi Imajinasi Dalam Mengembangkan Kreativitas.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Brainstoming

Slameto menyatakan bahwa : “Guru harus memelihara minat siswa dalam belajar,

yaitu dengan memberikan kebebasan tertentu untuk berpindah dari satu aspek ke lain aspek

pelajaran dalam situasi belajar.1 guru haruslah menjadi aktor dari berlangsungnya proses

pembelajaran dimana untuk saat ini guru haruslah memberikan waktu yang lebih kepada

siswa agar siswa mampu mengeluarkan pendapatnya dan secara tidak langsung siswa tersebut

menjadi kreatif. Adapun pendapat dari Slameto diatas bahwa Metode sumbang saran

(„Brainstorming‟) memberikan kebebasan semacam ini”. 2 Dengan menggali dan membiarkan

siswa melontarkan pendapat atau gagasannya dapat melatih siswa untuk dapat berpikir lebih

kreatif.

Adapun dari pernyataan diatas Win Wenger berpendapat mengenai siswa kreatif, Win

Wenger mengatakan bahwa: Setiap kali anda membiarkan gagasan anda berlalu tanpa

memberikan respon sama sekali terhadapnya, berarti anda sedang memperkuat perilaku tidak

kreatif. Setiap kali anda mengatakan kepada seseorang tentang gagasan anda itu, atau

menuliskannya dimana saja atau merespon dalam beberapa cara terhadapnya, berarti anda

telah memperkuat perilaku kreatif. Dengan memperkuat perilaku semacam itu, anda menjadi

lebih kreatif.3 Cara melontarkan pertanyaan dan menggali jawaban serta memaparkan

pendapat atau gagasan kepada orang lain seperti ini disebut dengan Brainstorming atau curah

pendapat.4

1
Slameto. Belajar Dan Faktor- Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Penerbit Rineka Cipta,2003)
Hlm.176.
2
Ibid, 176
3
Win, Wenger, Beyond Teaching & Learning, (Bandung: Penerbit Nuansa,2003) Hlm.70.
4
Yuliani Nurani. Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Universitas Terbuka,2003) Hlm. 25.
Dari pendapat di atas Brainstorming dapat diartikan bahwa suatu metode

pembelajaran yang dimana memfokuskan pada siswa, agar siswa dapat lebih aktif serta

kreatif dalam proses pembelajaran untuk mengeluarkan pendapatnya masing-masing. Adapun

menurut beberapa pendapat di atas mengenai Brainstorming Roestiyah N.K juga berpendapat

sebagai berikut: Roestiyah N.K menjelaskan bahwa metode Brainstorming ialah proses

pembelajaran dimana guru menginginkan siswa berperan aktif, dengan mengeluarkan

pendapatnya dari pengalaman yang dia pernah lalui, dengan guru bertujuan sebagai

perangsang siswa untuk berperan aktif. Dari pendapat di atas dapat dipahami bahwa

Brainstorming mampu menghasilkan siswa yang lebih aktif, lebih mau menyuarakan

pendapatnya ketika proses pembelajaran yang dimana itu semua menjadikan siswa kearah

yang lebih baik

Brainstoming juga merupakan suatu strategi atau metode pemecahan masalah kreatif

yang diluncurkan oleh Alex F. Osborn pada tahun 1953. Metode yang menitik beratkan pada

pengungkapan pendapat ini bermula dengan keinginan Osborn untuk mendorong

karyawannya supaya dapat berfikir kreatif mencari solusi dari permasalahan yang ada pada

perusahaannya dengan cara berdiskusi dimana setiap karyawannya bebas mengungkapkan

pendapat. Pada waktu itu, setelah iklan dari agen periklanan yang dipimpin Osborn dapat

disukseskan, ia berencana untuk menciptakan iklan baru yang lebih nyata.

Dalam memutuskan strategi, ia memilih cara yang berbeda dengan meminta semua

karyawannya untuk menyiapkan gagasannya yang dimiliki oleh mereka untuk kmeudian

didiskusikan hingga didapatkan keputusan yang terbaik. Osbron menampung semua gagasan

dan mendiskusikannya dengan menggunakan metode brainstoming. Lebih lanjut, gagasan ini

memiliki dasar bahwa pendapat yang ada dikumpulkan tanpa memperdulikan pendapat

tersebut muncul dari siapa yang menggeluarkan pendapat. Metode ini dapat digunakan pada

dunia bisnis maupun keuangan, kemudian berkembang seiring dengan banyaknya inovasi di
dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan juga dalam bidang pendidikan yang memerlukan

pertukaran di gagasan di dalamnya. Dalam perkembangannya metode brainstorming ini

kemudian dikenal juga dengan metode curah pendapat. “Curah pendapat adalah metode

pembelajaran yang dilakukan dalam kelompok yang peserta didiknya memiliki latar belakang

dan pengetahuan yang berbeda-beda”.

Metode ini dapat digunakan pada dunia bisnis maupun keuangan, kemudian

berkembang seiring dengan banyaknya inovasi didalam berbagai bidang ilmuu pengetahuan

juga dalam bidang pendidikan yang memerlukan pertukaran digagasan didalamnya. Dalam

perkembangannya metode brainstorming ini kemudian dikenal juga dengan metode curah

pendapat. “curah pendapat adalah metode pembelajaran yang dilakkan dalam kelompok yang

peserta didiknya memiliki latar belakang dan pengetahuan yang berbeda-beda”.5

Namun menurut Roestiyah metode brainstorming adalah suatu metode atau mengajar

yang dilaksanakan oleh guru didalam kelas. Ialah dengan melontarkan suatu masalah kekelas

oleh guru, kemudian siswa menjawab atau menyatakan pendapat, atau komentar sehingga

mungkin masala tersebut berkembang menjadi masalah baru, atau dapat diartikan pula

sebagai suatu cara untuk mendapatkan banyak ide dari sekelompok manusia dalam waktu

yang singkat.6

Metode brainstorming adalah suatu cara mengajar yang dilakukan oleh guru didalam

kelas dengan melontarkan suatu masalah didalam kelas oleh guru, kemudian siswa menjawab

atau menyatakan pendapat atau komentar sehingga masalah tersebut berkembang menjadi

masalah baru, atau dapat diartikan pula sebagai cara untuk mendapatkan banyak ide dari

kelompok diskusi dalam waktu yang singkat.

Brainstorming sangat penting untuk proses kreatif Menurut Correl, ada lima tingkatan

dalam metode brainstorming:

5
Sudjana,D, Metode & Metode Pembelajaran Partisipatif, (Bandung: Falah Production, 2001) Hlm 86.
6
Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001) Hlm 73.
1. Pertama, mengumpulkan informasi.

2. menyerap informasi.

3. menguji informasi yang didapatkan.

4. mengedapkan informasi hingga didapati sarinya.

5. mendapatkan pencerahan solusi atas permasalahan.7

Berdasarkan pendapat di atas bahwa untuk mencapai hasil yang baik maka perlu

difungsikan kelima teknik di atas, teknik ini diharapkan dapat membagkitkan pikiran yang

kreatif, dapat memancing timbulnya ide untuk menciptakan suasana yang menyenangkan

dalam kelompok, dan dalam berjalannya proses diskusi.

a. Kelebihan dan kekurangan Metode Brainstorming

Kelebihan metode brainstorming

1. Anak-anak kreatif untuk menyatakan pendapat.

2. Melatih siswa berfikir dengan cepat dengan tersusun logis.

3. Merangsang siswa untuk selalu siap berpendapat yang berhubungan dengan

masalah yang diberikan oleh guru.

4. Meningkatkan partisipasi siswa dalam menerima pelajaran.

5. Siswa yang kurang aktif mendapatkan bantuan dari temannya yang pandai atau

dari guru.

6. Terjadi persaingan yang sehat.

7. Anak merasa bebas dan gembira.

8. Suasana demokrasi dan disiplin dapat ditumbuhkan

Kelemahannya:

7
Sigit Setiawan, Nyalakan Kelasmu dengan 20 Metode Mengajar dan Aplikasinya, (Jakarta: Gramedia,
2013) Hlm 17.
1. Guru kurang memberi waktu yang cukup kepada siswa untuk berpikir dengan

baik.

2. Anak yag kurang aktif selalu ketinggalan.

3. Kadang-kadang pembicaraannya hanya dimonopoli oleh anak-anak yang pandai

saja.

4. Guru hanya menampung pendapat tidak pernah merumuskan kesimpulan.

5. Siswa tidak segera tahu apakah pendapatnya itu benar atau salah.

6. Tidak menjamin hasil pemecahan masalah.

7. Masalah bisa berkembang ke arah yang tidak diharapkan.8

B. Implikasi Imajinasi Dalam Mengembangkan Kreativitas

Kreativitas akan muncul pada diri anak yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi,

imajinasi dan eksplorasi. Dalam kreativitas dapat dirumuskan dengan kemampuan yang

mencerminkan kelancaran, keluwesan, dan kemampuan dalam mengkolaborasi suatu

gagasan. Proses pembelajaran ‘’guru berperan penting dalam perkembangan kreatif anak. Hal

ini karena guru pada jenjang pendidikan prasekolah akan dijadikan figur oleh anak, apa yang

diucapkan oleeh anak maka akan diikuti.9

Anak anak yang imajinasinya kuat dan terarah pasti lebih cerdas dibandingkan anak yang

lainnya. Imajinasi yang terasah dengan baik memungkinkan anak memiliki bahasa,

komunikasi serta sosialisasi yang kuat. Berikut metode dalam mengembangkan imajinasi

pada anak:

1. Lewat cerita atau dongeng

2. Ber kreasi ditempat-tempat wisata terdekat

3. Nonton film10

8
Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2012) Hlm 74-45.
9
Suratno, Pengembangan kreativitas Anak Usia Dini, (Jakarta: Depdiknas, 2005), hlm 17.
Imajinasi meruakan salah satu hal yang sangat efektif dalam mengembangkan

kemampuan intelektual, sosial, bahasa, dan yang paling utama kreativitas anak. Menurt

kamus besar imajinasi merupakan daya pikir untuk membayangkan atau dengan menciptakan

gambar-gambar seperti, lukisan, karangan dan sebagainya, kejadian berdasarkan kenyataan

atau pengalaman seseorang. Imajinasi pula dapat diartikan sebagai khayalan.

Kemampuan ini sangat berguna untuk mengembangkan kreativitas anak. Dengan

imajinasi ini anak dapat mengembangkan daya pikir dan daya ciptanya tanpa dibatasi oleh

kenyataan dan realitas sehari-hari. Salah satu mendasar anak agar dapat berkreasi adalah

dengan berimajinasi yaitu dengan kemampuan melihat gambaran dalam fikiran. Dengan

tujuan untuk mengingat kembali ingatan yang ada dimasa lalu sebagai pemungkinan yang

terjadi pada masa sekarang atau masa yang akan datang.

Dalam permainan imajinasi anak dapat memperagakan suatu situasi, memainkan

perannya dengan cara tertentu, memainkan peran seseorang dan menggantinya bila tidak

cocok atau dengan membayangkan suatu situasi yang tidak pernah mereka alami. Dalam

permainan drama ini anak dapat memunculkan peristiwa masa lalu dan menggabungkannya

dengan masa depan mirip sebuah novel, yang menambahkan dialog, menambahkan ruansa

baru terhadap karakternya, serta arah baru dalam alurnya. Tidak ada penulis yang lebih baik

dari seorang anak. Selain penulis cerita, anak juga dapat berperan sebagai aktor komedi,

sutradara, audiensi, lawan peran pemain lain, serta komentator terhadap peran yang telah

dibawakan oleh teman-temannya sehingga dia tau apakah mereka membawakan perannya

dengan baik atau tidak. Anak menciptakan pengetahuannya sendiri ketika dia bebas

berpartisipasi dalam permainan imajinatif.

10
Ajeng Yusriana, Kiat-kiat Menjadi Guru PAUD Yang Disukasi Anak-anak, (Jogjakarta: Diva Press,
2012) Hlm 107-111.
Selain itu juga, ada banyak benda yang dapat digunakan untuk berimajinasi anak yang

sederhana. sebagai contohnya seperti misalnya dengan sapu, sapu anak dapat

menggunakannya sesuai dengan fungsi yang sebenarnya yaitu dengan menghilangkan debu

atau kotoran, atau dapat pula digunakan seperti kuda-kudaan, sapu nenek sihir yang dapat

terbang, dan sebagainya. Demikian pula halnya dengan benda-benda lain, imajinasi akan

membuat sesuatu yang ‘’tidak mungkin’’ menjadi ‘’ mungkin’’.11

11
Yeni Rachmawati, Euis Kurniati. Strategi Pengembangan Kreativitas Pada Anak Usia Taman Kanak-
kanak. (Jakarta: Kencana. 2011) Hlm 53-55.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Brainstoming adalah suatu strategi atau metode pemecahan masalah kreatif, yaitu suatu

metode atau mengajar yang dilaksanakan oleh guru didalam kelas. Ialah dengan melontarkan

suatu masalah kekelas oleh guru, kemudian siswa menjawab atau menyatakan pendapat, atau

komentar sehingga mungkin masala tersebut berkembang menjadi masalah baru.

Seorang anak yang memiliki imajinasinya kuat dan terarah pasti lebih cerdas dibandingkan

anak yang lainnya. Imajinasi yang terasah dengan baik memungkinkan anak memiliki bahasa,

komunikasi serta sosialisasi yang kuat.


DAFTAR PUSTAKA

Ajeng Yusriana, Kiat-kiat Menjadi Guru PAUD Yang Disukasi Anak-anak. Jogjakarta: Diva

Press, 2012.

Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta, 2001.

Sigit Setiawan, Nyalakan Kelasmu dengan 20 Metode Mengajar dan Aplikasinya. Jakarta:

Gramedia, 2013.

Slameto. Belajar Dan Faktor- Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Penerbit Rineka

Cipta,2003.

Sudjana,D, Metode & Metode Pembelajaran Partisipatif. Bandung: Falah Production, 2001.

Suratno, Pengembangan kreativitas Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas, 2005.

Win, Wenger, Beyond Teaching & Learning. Bandung: Penerbit Nuansa,2003.

Yeni Rachmawati, Euis Kurniati. Strategi Pengembangan Kreativitas Pada Anak Usia

Taman Kanak-kanak. Jakarta: Kencana. 2011.

Yuliani Nurani. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka,2003.

Anda mungkin juga menyukai