Anda di halaman 1dari 2

NAMA : Surya Akmal Faiz

NIM : 1204030106
MATA KULIAH : RETORIKA
JURUSAN : MANAJEMEN DAKWAH
SEMESTER/KELAS :VC
FAKULTAS : DAKWAH DAN KOMUNIKASI
DOSEN PENGAMPU : Dr. H. Tata Sukayat, M.Ag

‫السالم عليكم ورحمة هلال وبركاته‬


، َ‫صحْ بِ ِه أَجْ ـ َم ِعيْن‬
َ ‫علَى آ ِل ِه َو‬
َ ‫ نَبِيِنَا َو َحبِ ْيبِنَا ُمـ َح َّم ٍد َو‬، َ‫س ِليْن‬ ِ ‫علَى أ َ ْش َر‬
َ ‫ف األ َ ْنبِيَاءِ َوالـ ُم ْر‬ َ ‫ص َالة ُ َوالس ََّال ُم‬ ِ ‫ْالحالـ َح ْم ُد هللِ َر‬
َّ ‫ َوال‬، َ‫ب العَالَ ِـميْن‬
َ ِ ‫ان إِلَى يَ ْو ِم‬
‫ أ َّما بَ ْعد‬، ‫الدي ِْن‬ ٍ ‫س‬َ ْ‫َو َم ْن تَبِعَ ُه ْم بِإِح‬
Pada kesempatan kali ini saya akan membahas tentang “Godaan atau Bisikan Syaitan”
Bisikan syaitan tidak mengenal waktu untuk selalu berusaha mempengaruhi pikiran dan kegiatan manusia.
Sabda Rasulullah saw “ Bisa saja syaitan datang diantara kalian dan membisikkan : siapa yg mencipta ini?,
siapa yg mencipta itu?, hingga syaitan berkata : siapa yg mencipta Tuhan Mu?. Jika sampai pada hal itu maka
berlindunglah (Ta;awwudz) pada Allah, dan hentikan pemikiran itu” (Shahih Bukhari)”

‫عد ًُّوا ُمبِينًا‬


َ ‫ان‬
ِ ‫س‬ ِ ْ ‫طانَ َكانَ ِل‬
َ ‫ْل ْن‬ َ ‫ش ْي‬ ُ َ‫طانَ يَ ْنز‬
َّ ‫غ بَ ْينَ ُه ْم ۚ ِإ َّن ال‬ َ ‫ش ْي‬
َّ ‫سنُ ۚ ِإ َّن ال‬ َ ‫َوقُ ْل ِل ِعبَادِي يَقُولُوا الَّتِي ه‬
َ ْ‫ِي أَح‬
Penolakan Iblis terhadap perintah Allah untuk bersujud kepada Adam, a.s menyisakan efek hingga
berakhirnya dunia ini. Allah dalam banyak kesempatan dalam al-Qur’an memberikan keterangan bahwa
setan yang merupakan keturunan Iblis adalah musuh bagi umat manusia, misalnya: “...Sesungguhnya syaitan
itu adalah musuh yang nyata bagi manusia. (Q.S al-Isra [17]: 53).
Bahkan Syaitan telah berikrar untuk terus menyesatkan keturunan Adam, a.s hingga akhir masa. Salah satu
kelebihan Syaitan adalah ia melihat manusia namun manusia tidak melihatnya:
ُ ‫س ْو َٰ َءتِ ِه َما ٓ ۗ إِنَّهُۥ يَ َر َٰى ُك ْم ه َُو َوقَبِيلُهُۥ ِم ْن َحي‬
‫ْث ََل‬ َ ‫ع ْن ُه َما ِلبَا‬
َ ‫س ُه َما ِلي ُِريَ ُه َما‬ َ ‫ع‬
ُ ‫نز‬ َ َٰ ‫ش ْي‬
ِ َ‫طنُ َك َما ٓ أ َ ْخ َر َج أَبَ َو ْي ُكم ِمنَ ٱ ْل َجنَّ ِة ي‬ ٓ ِ‫َٰيَبَن‬
َّ ‫ى َءا َد َم ََل يَ ْفتِنَنَّ ُك ُم ٱل‬
َّ َ
َ‫ش َٰيَ ِطينَ أ ْو ِليَا ٓ َء ِللذِينَ ََل يُؤْ ِمنُون‬ ْ
َّ ‫ت ََر ْونَ ُه ْم ۗ إِنَّا َجعَلنَا ٱل‬

“Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan
kedua ibu bapamu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada
keduanya auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dan suatu tempat yang kamu
tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpim
bagi orang-orang yang tidak beriman.” (Q.S. al-A’raf [7]: 27)
Mengomentari ayat ini, dalam tafsirnya menjelaskan bahwa semua tau jika jumlah arah itu ada enam namun
hanya empat yang akan didatangi oleh Iblis sedangkan dua lainnya yaitu arah atas dan bawah tidak. Hal itu
menurut beliau karena arah atas melambangkan dimensi keilahian sedangkan arah bawah mengindikasikan
dimensi kehambaan. Saat manusia bersujud kepada Allah maka Iblis akan lari dari dua arah tersebut, karena
sujud melambangkan ketundukan kepada Allah Yang Maha Agung.
Setan menurut al-Qur’an surah al-An’am ayat 112 dan surah an-Naas dan juga menurut berbagai teks hadits
adalah terdiri dari jin dan manusia. Keduanya aktif bekerja menjalankan misi mereka masing-masing.
Salah satu tugas setan adalah membisikkan kejahatan ke dalam dada manusia, sebagaimana firman Allah di
dalam surah an-Naas, artinya, “Katakanlah, “Aku berlindung kepada Rabb (Tuhan yang memelihara dan
menguasai) manusia. Raja manusia. Ilaah (sembahan) manusia, dari kejahatan (bisikan) setan yang biasa
bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia.” Di
dalam ayat-ayat tersebut, Allah memerintahkan manusia agar beristi-‘adzah (memohon perlindungan
kepadaNya) dari bisikan jahat setan jin dan setan manusia. Alwaswas adalah bisikan-bisikan setan yang halus
sedang al-khannas terambil dari kata khanasa, yang berarti kembali mundur, melempem, bersembunyi serta
timbul tenggelam. Maksudnya adalah setan kembali menggoda manusia pada saat manusia lengah dan
melupakan Allah, kemudian dia mundur dan melempem pada saat manusia berdzikir mengingat Allah
Ta’ala.
“Sesungguhnya Aku menciptakan hamba-hambaKu dalam keadaan hanif (cenderung kepada kebenaran),
lalu setan-setan mendatangi mereka, dan menyelewengkannya dari agama mereka dan (setan-setan itu)
mengharamkan terhadap mereka apa yang Aku halalkan bagi mereka dan menyuruh mereka
mempersekutukan Aku...” Berdasarkan hadits ini, dapat dikatakan, bahwa yang menyeleweng-kan manusia
dari dien (Islam) adalah setan, termasuk menggelincirkan manusia kepada perbuatan syirik.
Namun manusia yang dapat dikuasai setan, hanya mereka yang tak memperdulikan tuntunan Allah dan
menjadikan setan itu sebagai pembimbing jalan hidupnya. Ibnu Qayyim Al-Jauziyah mengemukakan enam
tahapan yang dilalui setan dalam menyesatkan dan mem-perdaya manusia.
Demikian pidato yang bisa saya sampaikan. Apabila ada yang tidak berkenan di hati Anda, baik dari isi
maupun tata cara saya dalam menyampaikan pidato, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Saya tutup
dengan

wa kukum kepleset sampai jatuh


Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Anda mungkin juga menyukai