Anda di halaman 1dari 28

Strategi Masjid Chenghoo Surabaya Dalam Membangun Kemandirian Masjid Dan Perumusannya

STRATEGI MASJID CHENGHOO SURABAYA DALAM


MEMBANGUN KEMANDIRIAN MASJID DAN PERUMUSANNYA

Abstrak
Banyak masjid berusaha untuk mengembangkan fungsinya sebagaimana jaman
Rasulallah. Namun, usaha tersebut terhambat minimnya sumber daya dana, lantaran sumber
pemasukannya hanya mengandalkan dari infak donatur yang sifatnya tidak menentu. Masjid
Cheng Hoo Surabaya memulai usaha ekonomi untuk mewujudkan kemandirian masjid. Wujud
Usahanya meliputi pemanfaatan masjid dan pemberdayaan ekonomi yang dijalankan dengan
prinsip ekonomi madan. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan tahapan/proses/ strategi
yang dilakukan Masjid Cheng Hoo Surabaya dalam mewujudkan kemandirian tersebut mulai dari
awal, beserta segala pertimbangan yang melingkupinya. Teori yang digunakan sebagai pisau
analisa adalah perumusan strategi oleh Fred R. David. Pendekatan yang digunakan adalah
deskriptif analistis. Teknik pengumpulan datanya, menggunakan wawancara semiterstruktur,
observasi dan dokumentasi. Kesimpulan yang didapat bahwa : 1) strategi yang dibuat selaras
dengan visi dan misi organisasi, 2) adanya proses memahami kondisi internal (kekuatan
kelemahan) dan eksternal (peluang-ancaman), 3) strategi yang dihasilkan dari pencocokan
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman, meliputi : membangun komitmen pengurus,
menyusun rencana usaha kemandirian masjid, membangun kerja sama dengan donatur dan
pesantren, membangun kesiapan SDM dan penggunaan teknologi untuk memantau usaha.
Kata kunci : kemandirian masjid, perumusan strategi, Masjid Cheng Hoo
Abstract
Many mosques are trying to develop their functions as in the era of Rasulallah. However,
this business is hampered by a lack of financial resources, because the source of income only relies
on donors who are uncertain in nature. The Cheng Hoo Mosque in Surabaya started an economic
effort to realize the independence of the mosque. The form of the business includes the use of
mosques and economic empowerment which is carried out with the principles of Islamic
economics. The purpose of this study is to describe the stages / processes / strategies carried out
by the Cheng Hoo Mosque in Surabaya in realizing this independence from the start, along with
all the considerations that surround it. The theory used as an analysis knife is strategy formulation
by Fred R. David. The approach used is descriptive analytic. Data collection techniques, using
semistructured interviews, observation and documentation. The conclusions are that: 1) the
strategy is made in line with the organization's vision and mission, 2) there is a process of
understanding internal conditions (strengths and weaknesses) and external conditions
(opportunities-threats), 3) strategies are generated from matching strengths, weaknesses,
opportunities and threats , including: building management commitment, compiling a business
plan for mosque independence, building cooperation with donors and Islamic boarding schools,
building human resource readiness and using technology to monitor business.
Keyword : independence of the mosque, formulation of strategy, the Cheng Hoo Mosque

1
Pendahuluan orang pada jam-jam shalat, namun di situ

Pada jaman nabi Muhammad S.A.W. belum terlihat adanya kegiatan lain. Ada

Masjid memiliki beberapa fungsi yakni : juga yang disamping untuk shalat juga

sebagai tempat ibadah madhah (shalat untuk kegiatan pengajian atau madrasah

wajib, sunah dsb), pusat pendidikan dan diniyah, namun berhenti sampai di situ. 2

pengajaran Islam, sosialisasi informasi Kegiatan dan pengelolaan masjid

Islam, tempat penyelesaian perkara dan untuk mengembalikan fungsi masjid

pertikaian, pusat kegiatan ekonomi, pusat memerlukan dana yang besar, karena itu

kegiatan sosial dan politik (termasuk tidak cukup bila hanya mengandalkan hasil

didalamnya untuk menyusun strategi dari kotak infak yang diadakan setiap

peperangan).1 Hal ini menunjukkan bahwa Jum'at dan setiap pengajian.3 Karena

fungsi masjid tidak sebatas tempat fisik jumlah dana yang diberikan donatur tidak

untuk melakukan ibadah ritual saja, menentu. Apabila sumber dana infak

melainkan tempat untuk membahas tersebut terhambat, maka memungkinan

pemecahan berbagai masalah di sektor kegiatan masjid juga akan terhambat.

masyarakat. Bisa dikatakan, dengan Dari fenomena tersebut, melahirkan

keberadaan masjid pada Masa Nabi gagasan bagaimana usaha

Muhammad, menjadi pusat dalam mengembangkan fungsi masjid yang

membangun peradaban Islam. sumber pendanaannya berasal dari usaha

Fenomenanya saat ini, masjid hanya masjid. Yang dimaksud usaha masjid ialah

difungsikan sebatas sebagai tempat ibadah cara melakukan aktivitas ekonomi yang

ritual saja. Menurut hasil riset yang dapat menghasilkan uang untuk

dilakukan Kementrian Agama Republik menunjang kas masjid, bisa berupa bidang

Indonesia 89,9% masjid di Indonesia sepi jasa, perdagangan, dan bidang produksi. 4

dari kegiatan keagamaan. Kondisi tersebut, 2


D. Darodjat dan W. Wahyudhiana, “Memfungsikan
salah satunya ditandai dengan suasana Masjid Sebagai Pusat Pendidikan Untuk Membentuk
Peradaban Islam”, ISLAMADINA, Vol. XIII, No. 2, (Juli
shalat maghrib yang semakin sepi. Hal ini 2014), 4.
3
Aziz Muslim, “Manajemen Pengelolaan Masjid” ,
terlihat banyak masjid yang terlihat Aplikasia, Jurnal Aplikasi Ilmu-Ilmu Agama, Vol.V, No.
2, (Desember 2004), 110
mentereng dan cukup ramai dikunjungi 4
Ariana Suryorini, “Pemberdayaan Masjid sebagai
Fungsi Sosial dan Ekonomi bagi
1
Aziz Muslim, “Manajemen Pengelolaan Masjid” , Jamaah Pemegang Saham Unit Usaha Bersama”,
Aplikasia, Jurnal Aplikasi Ilmu-Ilmu Agama, Vol.V, No. Dimas: Jurnal Pemikiran Agama untuk
2, (Desember 2004), 107. Pemberdayaan, Vol.19 No. 2, (Nopember 2019), 171

2
Harapannya ke depan melalui usaha Cheng Hoo hingga sarana rekreasi berupa
tersebut, masjid juga dapat memberikan lapangan olah raga basket dan tenis.8
income jama’ah dan masyarakat luas. Dari gambaran progam tersebut,
Dengan membangun dan mengelola terlihat Masjid Cheng Hoo didirikan bukan
kekuatan ekonomi yang memanfaatkan hanya berfungsi sebagai tempat ibadah
segala potensi yang dimiliki oleh masjid, saja, melainkan mediasi atau wadah
baik itu potensi jamaah, potensi lokasi silaturahmi bagi berbagai etnis, tempat
masjid, potensi ekonomi masyarakat untuk mempelajari ajaran agama Islam,
sekitar masjid, dan potensi-potensi lainnya, sebagai objek wisata yang menjadi ikon
tidak menutup kemungkinan problematika bagi kota Surabaya dan meningkatkan
pengangguran dan kemiskinan, yang ekonomi untuk menunjung operasional
menjadi musuh utama umat Islam akan Masjid dan karyawannya.9 Selain itu, juga
dapat diminimalisasi.5 memiliki fungsi area pertukaran budaya
Masjid Cheng Hoo yang dikelola oleh antara lokal dengan internasional melalui
Yayasan Haji Muhammad Cheng Hoo kunjungan yang dilakukan wisatawan
Indonesia (YHMCHI), merupakan masjid mancanegara.10 Dan basis gerakan sosial,
pertama di Indonesia yang bergaya yang secara intensif dan masif turut
arsitektur Tionghoa.6 Masjid tersebut mengentaskan problem sosial yang
memiliki beragam program layanan mulai dihadapi masyarakat, seperti pembagian
dari ibadah, memperdalam pengetahuan makanan pokok gratis, santunan anak
Islam dengan adanya pembinaan mualaf7, yatim piatu dan bantuan kesehatan11
pembinaan moral (kajian), kesehatan Selama ini untuk membiayai

berupa klinik rumah sehat, pendidikan kebutuhan operasionalnya, Masjid Cheng


berupa taman kanak-kanak dan play grup Hoo mengandalkan zakat, infak dan

yang bernama Istana Balita (IsBa), progam shadaqoh dari donatur. Seiring berjalannya
sosial berupa pengobatan gratis, waktu, muncul kesadaran dari pihak
8
toko/koperasi Cheng Hoomart, kantin hasil observasi dan pengalaman peneliti
9
Ust. Hasan Basri (Pengurus), wawancara oleh Dian,
5
Peneliti , Tanggal 7 november 2016.
Dalmeri, “Revitalisasi Fungsi Masjid Sebagai Pusat 10
Achmad Muhibin Zuhri dan Winarto Eko Wahyudi,
Ekonomi Dan Dakwah Multikultural”, Walisongo, “Teologi Sosial Muslim Tionghoa : Keimanan,
Vol. 22, No. 2, November 2014,773-338. Identitas Kultural Dan Problem Eksistensial”,
6
Ust. Hasan Basri (Pengurus), wawancara oleh Dian, Empirisma, Jurnal pemikiran dan kebudayaan Islam,
Peneliti , Tanggal 7 november 2016. Vol. 29, No. 2, (Juli 2020), 107
7 11
ibid., Ibid., 104

3
pengurus untuk bisa mandiri, mengingat ChengHoo mulai dari pertama (awal
dana donatur tidak menentu dan terkesan membangun) dan bagaimana perumusan
umat Islam hanya bisa meminta-minta. strategi ditiap tahapannya ?”. Tujuannya,
Sehingga munculah gagasan membangun hendak mendeskripsikan strategi yang
kemandirian masjid. Hal ini diwujudkan dilakukan oleh YHMCHI mulai dari awal
dengan mengoptimalkan penggunaan aset mewujudkan kemandirian masjid hingga
seperti menyewakan lapangan olah raga pelaksanaan pada tahun 2017, beserta
dan melakukan pemberdayaan ekonomi proses perumusan strateginya. Manfaat
yang melibatkan beberapa pesantren penelitian ini, diharapkan mampu
melalui usaha ternak hewan kurban dan memperkaya khasanah penerapan
Cheng Hoomart12 yang rencana jangka perumusan strategi pada lembaga dakwah.
panjangnya membentuk semacam Holding Sementara, bagi lembaga dakwah,
Company.13 Yang cukup menarik, usaha diharapkan hasil studi ini dapat
kemandirian masjid tersebut melibatkan memberikan inspirasi strategi apa saja
pengurus, donatur yang mayoritas adalah yang diperlukan dalam kemandirian masjid
pengusaha baik dari etnis Tionghoa/bukan, mulai dari awal beserta pertimbangannya.
yang beragama muslim/bukan, dan dengan Pada kajian terdahulu, terdapat
pihak pesantren. Meskipun berbeda, beberapa studi yang serupa dengan tema
namun mereka mampu dipertemukan dan perumusan strategi dan kemandiran masjid
disinergiskan dalam bentuk kerja sama yakni : 1) studi berjudul “Membangun
yang saling menguntungkan. Kekuatan Ekonomi Masjid (Studi kasus
Studi ini mengacu pada tesis yang Masjid Taqwa Muhammadiyah Padang)”.
berjudul “ Strategi Pengembangan Masjid Teori yang digunakan adalah masjid dan
ChengHoo Surabaya Berbasis Kemandirian kegiatan ekonomi. Pendekatan yang
Masjid”. Adapun rumusan masalah yang digunakan deskriptif kualitatif. Kesimpulan
diangkat dalam studi ini adalah “Apa yang diperoleh, kegiatan ekonomi masjid
strategi yang dilakukan YHMCHI dalam meliputi : pangkas rambut, balai
membangun kemandirian masjid pengobatan, Bank Perkreditan Rakyat,
bimbingan haji dan umrah, pengabdian
12
Ust. Hasan Basri (pengurus), wawancara oleh Dian, masyarakat, Baitul Mal Tamwil, parkir
Peneliti , Tanggal 7 november 2016.
13
H. Abd. Nurawi (pengurus), wawancara oleh Dian, kendaraan, toko buku, toko perlengakan
Peneliti, Tanggal 10 Mei 2017

4
sablon, taman pendidikan Al-Qur’an, WC kemandirian Masjid Cheng Hoo dan
umum dan bidang penghimpunan infak 14, perumusan strateginya. Hal ini
2) Studi berjudul “Proses Perencanaan menunjukkan bahwa studi ini belum
Strategi Pada Masjid Muhajirin Sigura- pernah dibahas sebelumnya.
Gura Malang”. Teori yang digunakan 8 Studi ini menggunakan teori
langkah menyusun rencana strategi perumusan Strategi menurut Fred R. David
menurut Bryson. Kesimpulan yang sebagai pisau analisanya. Teori tersebut,
diperoleh 8 langkah tersebut tepat untuk pada dasarnya diadaptasi dari organisasi
diterapkan dalam memakmurkan masjid. militer ke ranah organisasi bisnis. Namun,
Dan terdapatnya berbagai masalah dalam perkembangannya, diterapkan di
internal masjid khususnya terkait berbagai organisasi nirlaba, salah satunya
komunikasi antar pengurus dan kinerja organisasi dakwah. Seperti dalam sebuah
SDM yang belum terasa hasilnya. 15 studi berjudul “Implementasi Manajemen
Adapun persamaan antara studi Strategi Syariah Di BMT (Bayt al-Māl wa’l-
pertama yakni membahas tema bagaimana Tamwīl) Amanah Ummah” diperoleh
membangun kemandirian masjid melalui kesimpulan, bahwa BMT telah menerapkan
usaha ekonomi. Sementara persamaan manajemen strategi mulai dari tahap
dengan studi kedua yakni mengangkat perumusan hingga implementasinya, yang
tema proses perumusan/perencanaan mana prosesnya merupakan
strategi. Dari aspek perbedaannya studi pengembangan dari konsep Fred R. David
pertama membahas berbagai usaha dan prinsip syariah.16 Sehingga konsep
ekonomi masjid, namun tidak membahas perumusan strategi Fred R. David relevan
perumusan strateginya. Studi kedua digunakan pada konteks organisasi
memiliki perbedaan strategi yang hendak dakwah.
dibangun, ilmuwan yang menjadi rujukan Pendekatan penelitian deskriptif
teori dan subyek yang diteliti. Sementara analitis yaitu dengan cara mendalami,
studi ini membahas gambaran strategi mengolah data, menganalisis dan
menginterpretasikan hal yang terlingkupi
14
Siti Aisyah, “Membangun Kekuatan Ekonomi dengan kesimpulan atau saran sesuai
Masjid (Studi Kasus pada masjid Muhammadiyah Di
16
Padang”, Jurnal Syariah, Vol. II, No. II, Oktober 2013 Muhammad Niltal Muna dan Meri Indri Hapsari,
15
Kefi Marela, “Proses Perencanaan Strategi Pada “Implementasi Manajemen Strategik Syariah Di Bmt
Masjid Muhajirin Sigura-Gura Malang”, Jurnal Ilmiah Amanah Ummah”, JESTT, Vol. 2 No. 12, (Desember
Mahasiswa FEB, Vol. 3 No. 2,(2016). 2015).

5
kebutuhan yang berpijak pada hasil studi. 17 data berupa observasi dan dokumentasi
Karena hasilnya hendak memaparkan kegiatan terkait program kemandirian.
strategi pengembangan Masjid berbasis Proses analisis mengacu pada Miles
kemandirian yang dimiliki Masjid Cheng dan Huberman, yakni : 1) tahap mereduksi
Hoo mulai dari awal pendirian hingga yang data dari hasil wawancara, dokumentasi
akan dijalankan pada tahun 2017. Serta dan observasi dilapangan. 2) Data yang
menganalisis kondisi internal dan eksternal telah terkumpul diklasifikasikan
yang melingkupi lahirnya tiap strategi. Data berdasarkan variabel pemetaan internal
diperoleh dari hasil penelitian tesis yang dan eksternal. Kemudian, dianalisis
dilakukan selama November 2016 -7 Mei manakah yang menjadi kekuatan,
2017, di area Masjid Cheng Hoo, Jl. Gading kelemahan, peluang dan ancaman. 3)
No. 2 Surabaya dengan judul serupa. Selanjutnya akan dilakukan pembacaan
Metode yang digunakan wawancara dengan menghubungkan hasil analisis
semiterstruktur dengan menanyakan dasar kondisi internal dan eksternal dengan tiap
berfikir dan gambaran kemandirian masjid strategi. Diakhir, disimpulkan bahwa
Cheng Hoo, serta strategi yang dilakukan strategi tersebut lahir dari pencocokan SO,
YHMCHi mulai dari awal. Pihak yang ST, WO dan WT.18 Untuk memperoleh data
menjadi narasumber yakni : Bpk. Abd. yang valid, menggunakan teknik triangulasi
Nurawi selaku Ketua Umum YHMCHI, Ust. sumber data dan metode.
Hasan Basri selaku Ketua Pelaksana Harian
YHMCHI, Bapak Subiantoro selaku bagian
Kemandirian Masjid
tim pengembangan ekonomi, Ust. Haryono Secara kebahasaan, kemandirian

Ong selaku Ketua Takmir dan pihak atau autonomy berasal dari kata autos

pesantren yang dilibatkan dalam program (diri) dan nomos (aturan/hukum). kata

kemandirian berupa pemberdayaan tersebut pertama kali digunakan di kota

ekonomi yakni Ust. Ikhwan selaku Yunani, dimana sebuah kota dijuluki

pengurus pondok pesantren Ngalah. Serta autonomia ketika penduduknya membuat


aturan sendiri dan mengontrol diri mereka
sendiri. Dapat dikatakan kemandirian
17
Taufan Arifianto, “ Analisis SWOT: Perumusan
Strategi bidang Tabligh dan Kaderisasi (being autonoimous) ketika mereka
Muhammadiyah pada Tanfidz Muktamar ke-46”,
18
Jurnal kajian & pengembangan manajemen Dakwah Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif
, Vol. 06, No 02, (Desember 2016), 211 dan R&D, (Bandung:Alfabeta,2012), 246-253

6
memutuskan sendiri, menjalankan sendiri interaksi atau tidak melakukan interaksi
dan menentukan nasib mereka sendiri 19. dengan orang lain.21
Barnadib dalam Misjaya menyebutkan Bentuk kemandirian yang dimaksud
kemandirian seseorang dapat dinilai, di sini adalah kemandirian ekonomi.
meliputi perilaku mampu berinisiatif, Sehingga bisa dimaknai kemandirian masjid
mampu mengatasi hambatan/masalah, adalah keadaan masjid (pengurusnya)
mempunyai rasa percaya diri, dan dapat mampu membiayai segala kebutuhan
melakukan sesuatu sendiri tanpa bantuan dalam menjalankan fungsinya dengan
orang lain.20 Bisa disimpulkan, kemandirian memanfaatkan segala sumber daya yang
adalah sikap tidak bergantung pada orang dimilikinya.
lain dengan mengoptimalkan segala Perumusan Strategi
sumber daya yang ada pada dirinya,
Manajemen strategik sebagai seni
inisiatif dan siap menghadapi segala
dan pengetahuan dalam merumuskan,
hambatan yang ada.
mengimplementasikan, serta mengevaluasi
Menurut Robert Havighurst dalam
keputusan-keputusan lintas-fungsional
Sri Arfiah , membedakan kemandirian atas
yang memampukan organisasi mencapai
empat bentuk yakni : 1) kemandirian
tujuannya.22 Secara proses manajemen
emosi ialah kemampuan mengontrol emosi
strategi terdiri atas 3 tahapan besar yakni
sendiri dan tidak tergantung kebutuhan
perumusan strategi, menerapkan strategi
emosi orang lain. 2) Kemandirian
dan penilaian strategi.
ekonomi ialah mengatur ekonomi sendiri
Fred R. David mendefinisikan
dan tidak tergantungnya kebutuhan
strategi sebagai sebuah sarana dalam
ekonomi pada orang lain. 3)
mencapai tujuan jangka panjang yang
Kemandirian intelektual ialah
hendak dicapai.23 Dapat disimpulkan
kemampuan untuk mengatasi berbagai
bahwa strategi adalah sebuah cara yang
hambatan yang dihadapi. 4) Kemandirian
21
Sri Arfiah dan Bambang Sumardjoko, “ Penguatan
sosial ialah kemampuan untuk melakukan Karakter Tanggung Jawab Dan Kemandirian Pada
Mahasiswa PPKN Melalui Perkuliahan Kepramukaan
19
Gerald Dworkin, “The Concept Of Autonomy”, Dalam Upaya Mempersiapkan Mutu Lulusan Sebagai
Brill, Grazer Philosophische Studien, Vo. 1, Issue 1, 13 Pembina Ekstrakurikuler Di Sekolah”, Jurnal
Agust 1981, 207 Pendidikan Ilmu Sosial, Vol. 27, No.2, (Desember
20
Misjaya, et al.,“ Konsep Pendidikan Kemandirian 2017), 77.
22
Ekonomi Di Pondok Pesantren Mukmin Mandiri Fred R. David, Manajemen Strategis konsep,
Sidoarjo - Jawa Timur”, Jurnal Pendidikan Islam, Vol. (Jakarta : Salemba Empat,2012), 5
23
08, No. 01, (Februari 2019), 94. Ibid.,18.

7
terencana untuk mencapai tujuan tersebut meliputi : pasar, lingkungan
organisasi. Sementara perumusan strategi makro (seperti kondisi ekonomi, social-
adalah proses dalam menetapkan cara budaya) dan kompetitor.26
untuk mencapai tujuan organisasi, dengan Ketiga, melakukan audit internal,
mempertimbangkan berbagai kondisi yakni melakukan pendataan kondisi
internal dan eksternal. Langkah dalam internal yang berpengaruh terhadap
perumusan strategi meliputi : pencapaian tujuan organisasi. Tujuannya
Pertama, memahami visi dan misi untuk mengetahui kondisi internal yang
organisasi. Visi ialah suatu keadaan masa menjadi kekuatan sehingga harus
depan organisasi yang mungkin dan dioptimalkan dan kelemahan yang harus
dikehendaki, yang mencakup tujuan- diperbaiki dalam mencapai visi dan misi
tujuan spesifik. Sementara misi lebih organisasi.27
terkait dengan perilaku masa kini. 24 Bisa Keempat menciptakan,
disimpulkan bahwa visi adalah kondisi mengevaluasi dan memilih strategi. Dalam
bagaimana organisasi akan dibentuk di proses menetapkan strategi, menggunakan
masa depan dan misi sendiri adalah SWOT (streghts-weakness-opportunity-
tindakan yang dilakukan saat ini untuk threats) sebagai metode analisisnya.
mencapai visi yang akan dicapai. Sehingga Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai
makna memahami visi dan misi organisasi, faktor yang ada di sekitar organisasi secara
adalah memahami gambaran apa yang sistematis.28 Serta sebagai alat pencocokan
hendak dicapai organisasi dan jalan yang yang penting yang membantu para
akan dilalui untuk mencapainya. manajer mengembangkan empat jenis
Kedua, melakukan audit eksternal, strategi yakni : 1) strategi SO (kekuatan-
yakni melakukan pendataan kondisi peluang) adalah strategi dengan
eksternal yang berpengaruh terhadap memanfaatkan segala kekuatan internal
pencapaian tujuan organisasi. Tujuannya, untuk memperoleh keuntungan sebanyak-
memetakan faktor eksternal (di luar banyaknya baik potensial maupun aktual
organisasi) berupa peluang yang dapat 26
Ibid.,120-121
27
menguntungkan sebuah perusahaan dan Ibid., 178.
28
Taufan Arifianto, “Analisis SWOT: Perumusan
ancaman yang harus dihindarinya.25 Faktor Strategi bidang Tabligh dan Kaderisasi
Muhammadiyah pada Tanfidz Muktamar ke-46”,
24
David, Manajemen Strategis, 88 Jurnal kajian & pengembangan manajemen Dakwah,
25
Ibid.,120. Vol. 06 no 02, (Desember 2016), 209.

8
dari konteks eksternal 2) strategi WO ditemui pada umumnya. Hal ini
(kelemahan-peluang) adalah strategi yang menunjukkan bahwa Masjid Cheng Hoo
bertujuan untuk memperbaiki kelemahan terbuka bagi siapa saja, dari ras manapun,
internal dengan cara mengambil peluang agama manapun, dan tidak memihak pada
dari eksternal, 3) Strategi ST ( kekuatan- aliran manapun.31
ancaman) adalah strategi dengan Memahami Visi Dan Misi
memanfaatkan kekuatan internal
Masjid Cheng Hoo Surabaya
organisasi untuk mengatasi ancaman dari
Latar belakang berdirinya Masjid
eksternal baik yang sifatnya aktual ataupun
Cheng Hoo, adanya kebutuhan untuk
potensial, 4) Strategi WT ( kelemahan–
memberikan pembinaan yang efektif dan
ancaman) adalah strategi bertahan dengan
efisien bagi warga keturunan Tionghoa
mengurangi kelemahan internal serta
yang menjadi mualaf. Dilain pihak, muncul
menghindari ancaman dari eksternal. 29
kesadaran pentingnya sarana pembauran
Profil Masjid Cheng Hoo untuk berinteraksi dalam kehidupan
Surabaya berbangsa dan bernegara, antara muslim
Masjid ini berdiri pada pada Tionghoa dengan muslim pribumi. Sehigga
tanggal 15 Oktober 2001 atas gagasan dari Masjid Cheng Hoo tidak dipandang sebagai
HMY. Bambang Sujanto dan teman-teman masjid yang ekslusif hanya untuk muslim
PITI. Dan baru disahkan selesai pada Tionghoa.32 Dengan pembangunan masjid
tanggal 13 Oktober 2002 dan diresmikan tersebut, diharapkan memiliki fungsi
pada 28 Mei 2003 oleh Menteri Agama sebagai sarana dakwah dikalangan muslim
Republik Indonesia oleh Prof. Dr. Said Agil keturunan Tionghoa dan pusat informasi
Husin Al-Munawar, MA.30 Islam, saling bertukar pikiran sesama
Letak keunikan masjid tersebut mereka maupun muslim lainnya. itulah
selain pada bentuknya yang berupa tujuan membangun sebuah masjid yang
klenteng, tapi juga tidak memiliki pintu representatif, unik dan menarik minat
Masjid, sebagaimana Masjid yang sering serta terbuka untuk umum, tidak eksklusif
31
Ust. Hasan Basri (Pengurus), wawancara oleh Dian
29
David, Manajemen Strategis ,327 , Peneliti , Tanggal 7 november 2016.
30 32
Tasha Victoria Tanaja dan Lintu Tulistyantoro, Burnadi Hasan, Indahnya Perbedaan, Cetakan
“Kajian Ikonografi Ornamen pada Interior Kedua, (Persatuan Islam Tionghoa Indonesia &
Masjid Cheng Hoo Surabaya”, JURNAL INTRA, Vol. 5, Yayasan Haji Muhammad Cheng Hoo : Surabaya,
No. 2, (2017), 174 Oktober 2016), ix-x

9
dan bisa menjadi tempat pembauran yang donatur yang cenderung tidak pasti dalam
harmonis sesama muslim.33 membiayai operasional Masjid, 2)
Hal tersebut selaras dengan hasil keinginan dari para pendiri sebagai
wawancara dengan Ketua Umum dan generasi muda untuk giat bekerja, kreatif
Ketua Pelaksana Harian YHMCHI, dan inovatif dalam mengembangkan
terkaitVisi pendirian Masjid Cheng Hoo masjid melebihi prestasi para pendiri
salah satunya ialah 1) meningkatkan terdahulu36, 3) membangun citra positif
kualitas ketakwaan kepada Allah. bahwa Islam merupakan agama yang
Khususnya bagi mualaf etnis Tionghoa yang memberikan rahmat bagi umat manusia,
mengalami diskriminasi, 2) menjadi wadah bukan agama yang mengajarkan umatnya
yang memediasi perbedaan pemikiran untuk meminta-minta dan senantiasa
antara suku Tionghoa dan pribumi melalui menerima pemberian saja.37
dialog KeIslaman34, 3) mengingatkan Konsep kemandirian yang hendak
masyarakat khususnya generasi muda dibangun berupa pemberdayaan ekonomi
muslim, untuk senantiasa meneladani yang mengusung konsep ekonomi madani.
Laksamana Cheng Hoo, dalam melakukan Yang dimaksud konsep tersebut adalah
syiar dan berbuat baik kepada sesama dalam melakukan usaha untuk
tanpa memperhatikan ras, kaya miskin, memperoleh penghasilan, juga mampu
dan golongan tertentu.35 memberikan kemanfaatan bagi orang
Membangun kemandirian masjid disekitarnya. Contohnya, bentuk kerja
merupakan salah satu misi dalam sama antara pihak donatur, Masjid Cheng
mewujudkan visi Masjid Cheng Hoo. Ide Hoo dengan tiga pondok yakni pondok
kemandirian tersebut diprakarsai oleh Bpk. pesantren Al-Amin, Ngalah dan Nur Jadid
Abd. Nurawi dan Bpk. Subiantoro. Ada dalam program penggemukan/peternakan
beberapa pertimbangan yang mendasari sapi. Disamping bekerja sama dalam usaha
gagasan tersebut yakni : 1) munculnya tersebut, pada bulan november 2017,
kesadaran dari para pengurus, agar tidak dihadapan Pengasuh dan Dewan Majelis
terlalu bergantung pada sumbangan Kiyai pondok pesantren Al-Amin, pengurus
YHMCHI membangun kerja sama usaha roti
33
Ibid., xii
34 36
Ibid., Ibid.,
35 37
H. Abd. Nurawi (Pengurus), wawancara oleh Dian, Soebiantoro(Pengurus), wawancara oleh Dian,
Peneliti, Tanggal 10 Mei 2017 Peneliti, Tanggal 7 April 2017.

10
(Cheng Hoo barkery ).38 Manfaat dari kerja melainkan juga pihak lain yang dilibatkan
sama tersebut, bukan hanya memperoleh (misalkan pondok pesantren), 2) gagasan
tambahan penghasilan bagi masjid Cheng tersebut, juga akan menjadi inspirasi
Hoo, melainkan juga memberikan generasi muda, bagaimana contoh
tambahan pendapatan.39 Selain penerapan apa yang telah dilakukan oleh
pendapatan, pihak pesantren juga Laksamana Cheng Hoo, bukan hanya
memperoleh pelatihan skill ,pembinaan fokus pada menyiarkan ajaran Islam tapi
emosional (spiritual maksdnya). Pihak juga berbuat baik kepada orang lain
Masjid Cheng Hoo pun juga membantu tanpa memandang ras, kaya atau miskin
beberapa warga Tionghoa muslim untuk Audit Kondisi Eksternal
diberi beasiswa belajar di pondok
Masjid Cheng Hoo Surabaya.
pesantren Al-Amin.40
Langkah selanjutnya adalah
Dari gambaran konsep
melakukan analisis kondisi eksternal yang
kemandirian masjid yang digagas Masjid
memiliki dalam mewujudkan kemandirian
Cheng Hoo, nampak memiliki
masjid yakni :
keselarasan dengan visinya yakni 1)
Pertama pasar, Mereka adala
meningkatkan ketakwaan sebagai umat
masyarakat yang tertarik dan menikmati
muslim, yang diwujudkan bukan hanya
layanan masjid yakni : 1) wisatawan baik
menjalankan ibadah ritual saja,
mancanegara dan lokal yang tertarik untuk
melainkan memberikan kemanfaatan
melihat arsitekur masjid Cheng Hoo. Tak
bagi orang lain. Melalui kemandirian
jarang mereka juga membawa pernak-
masjid yang dijalankan berdasarkan
pernik Masjid Cheng Hoo sebagai
prinsip ekonomi madani, usaha yang
souvenir.41 2) Remaja yang banyak
direncanakan tidak hanya memberikan
menggunakan fasilitas lapangan olah raga,
penghasilan tambahan bagi masjid,
khususnya lapangan basket yang paling
38
Tamam Malaka, “YHMCHI-Pondok Pesantren Al-
Amien Kerja Sama Bidang Ekonomi-Pendidikan”, banyak diminati. 3) keluarga yang memiliki
Majalah Cheng Hoo Surabaya Edisi 9, desember
2017-Februari 2018, 28-29 kebutuhan untuk menanamkan nilai-nilai
39
Hasil kerja sama tersebut, pihak pesantren Islam semenjak dini kepada anak-anak
memperoleh 5% diperoleh dari Ust. Ikhwan
(Pengurus pesantren Ngalah), wawancara telepon
oleh Dian, Peneliti, 2017.
40
Ust. Afandi, pengurus pesantren Al-Amin
41
Sumenep, wawancara telepon oleh Dian, Peneliti, Soebiantoro (Pengurus), wawancara oleh Dian,
2017 Peneliti , Tanggal 7April 2017.

11
mereka.42 Kondisi kebutuhan dan keinginan Kondisi donatur yang mayoritas
pasar tersebut, tentu menjadi peluang bagi adalah pengusaha sukses, ini menunjukkan
pengurus Masjid Cheng Hoo untuk adanya potensi kemampuan, pengalaman
mendirikan usaha ekonomi yang mampu dan modal dana yang berpeluang untuk
menawarkan produk berupa barang/jasa bisa dilibatkan menjadi investor dalam
sesuai kebutuhan dan keinginan mereka. menjalankan usaha kemandirian masjid.
Kedua, donatur di sini adalah pihak Peluang ini sifatnya semakin besar, apalagi
yang diajak kerja sama dalam mewujudkan banyak diantara mereka yang sudah
kemandirian Masjid Cheng Hoo. Mayoritas mengenal Bpk. Abd. Nurawi, selaku Ketua
mereka adalah pengusaha sukses dan YHMCHI, sehingga semakin memudahkan
berpengalaman dibidangnya. Mereka untuk mengajak mereka terlibat. Secara
merupakan orang yang memiliki tingkat karakteristik mereka yakni : 1) disiplin, 2)
kesibukan tinggi sehingga menganggap rasional dalam mengambil keputusan,
waktu adalah hal yang berharga. 43 Secara mempertimbangkan aspek untung dan
karakteristik membangun kerja sama rugi, cenderung membuat mereka selektif
dengan orang lain memperhitungkan aspek dan tidak mudah dalam menerima sebuah
keuntungan dan kepercayaan.44 Tingkat tawaran program.
kepedulian sosial mereka beragam. Ada Ketiga, kondisi pesantren yang
yang berasal dari etnis Tionghoa dan ada dilibatkan sebagai objek yang diberdayakan
pula yang tidak, meskipun mayoritas ekonominya yakni pesantren Ngalah di
berasal dari Tionghoa. Secara agama ada Purwoasri, Pesantren Al-Amin dan Nurul
yang muslim adapula yang non muslim. 45 Jadid di Probolinggo. Ketiga pesantren
Kecenderungan mereka adalah orang yang tersebut memiliki kesamaan karakter yakni
mengenal Masjid Cheng Hoo dan mengenal : 1) memiliki jumlah santri yang sangat
Bpk Abd. Nurawi.46 banyak diatas 10.000 santri, 2) kyai yang
mengajar kebanyakan berasal dari lulusan
42
Ust. Hasan Basri (Pengurus), wawancara oleh Dian, Al-Ahzar, 3) untuk membiayai aktivitasnya,
Peneliti , Tanggal 7 November 2016.
43
Ust. Hasan Basri (Pengurus), wawancara oleh Dian, beberapa pondok memiliki usaha sendiri
Peneliti , Tanggal 4 April 2017
44
H. Abd. Nurawi (Pengurus), wawancara oleh Dian,
seperti pesantren Ngalah memiliki usaha
Peneliti , Tanggal 10 Mei 2017. dagang grosir atau eceram garmen,
45
Ibid.,
46
Ust. Hariono Ong (Pengurus), wawancara oleh bengkel, katring, pertenakan dan
Dian , Peneliti, Tanggal 15 Mei 2017.

12
perikanan, 4) memiliki pandangan hidup punya usaha maupun yang merintis usaha,
harus zuhud yakni pasrah kepada Allah termasuk para jamaah.48 Mereka memiliki
akan kondisi yang mereka hadapi saat ini. 47 sumber daya manusia dan komitmen untuk
Adapun kondisi pesantren yang menjadi mandiri. Kondisi ini menjadi
dipandang sebagai peluang adalah : 1) peluang mengajak kerja sama mendirikan
jumlah SDM yang banyak, tentu ini menjadi usaha yang mampu memberdayakan
peluang mempertimbangkan kerealistisan mereka dan menambah pemasukan
menjalankan usaha dan memungkinkan masjid. Namun, mereka masih memiliki
pula memunculkan ide pengembangan pemikiran dalam melakukan usaha hanya
usaha lain yang membutuhkan banyak memikirkan duniawi saja (keuntungan
SDM, 2) beberapa diantara pesantren materi).49 Hal ini tentu saja menjadi
tersebut sudah memiliki usaha sendiri, hambatan lantaran berbeda dengan prinsip
meskipun masih menggunakan teknologi ekonomi madani yang dimiliki Masjid
yang sederhana (konvensional), Cheng Hoo.
implikasinya secara hasil belum optimal, Kelima, lingkungan makro yang
sehingga menjadi peluang tinggal disoroti oleh pengurus Masjid Cheng Hoo
dikembangkan yang sudah ada, 3) adalah minimnya produksi daging sapi di
pengurus memiliki background pendidikan Indonesia, implikasinya harus mengimpor
yang sama, hal ini menjadi peluang karena dari negara lain. Sementara daging sapi
dengan relasi tersebut memudahkan dalam sangat dibutuhkan untuk pemenuhan gizi
melakukan penawaran kerja sama. Dilain masyarakat Indonesia.50
pihak, juga menjadi peluang mempercepat Keenam, pesaing yang dimaksud
dalam mensinergiskan usaha dari ketiga pengurus Masjid Cheng Hoo di sini adalah
pesantren tersebut menjadi sebuah para pelaku usaha swasta yang memiliki
perusahaan besar di bawah pengelolaan usaha serupa dengan yang sedang
Masjid Cheng Hoo. dijalankan pengurus Masjid Cheng Hoo.
Keempat, terdapat Usaha Kecil Dalam hal ini, pengurus Masjid Cheng Hoo
Menengah (UKM) sebanyak 300 UKM tidak terlalu banyak memaparkan
(yang telah mengikuti program 48
Ust. Hasan Basri (Pengurus), wawancara oleh Dian,
pemberdayaan masjid) baik yang sudah Peneliti , Tanggal 4 April 2017.
49
H. Abd. Nurawi (Pengurus), wawancara oleh Dian,
47
Soebiantoro (Pengurus), wawancara oleh Dian , Peneliti , Tanggal 10 Mei 2017.
50
Peneliti, Tanggal 7April 2017 Ibid.,

13
pertimbangan dari aspek kompetitor. indomaret juga berpotensi menjadi
Mereka menyoroti usaha waralaba seperti ancaman, dalam mengembangkan Cheng
indomaret dan alfamart yang telah Hoomart, karena pasar cenderung lebih
memiliki banyak cabang. Sehingga mereka memilih membeli di ritel tersebut lantaran
dipercaya pihak produsen besar seperti mampu memberikan harga jauh lebih
unilever sebagai distributornya. Dari murah dan lebih lengkap dibandingkan
merekalah pengurus Masjid Cheng Hoo Cheng Hoomart (T2), dan kondisi UKM
terinspirasi membentuk usaha dengan yang memiliki pandangan berbeda dengan
sistem holding company. 51 konsep ekonomi madani (T3).
Jika disimpulkan beberapa kondisi Audit Kondisi Internal Masjid
eksternal yang menjadi peluang dan
Cheng Hoo.
ancaman yakni, aspek peluang : 1)
Setelah proses memahami visi dan
tingginya minat wisatawan lokal dan
misi tersebut, selanjutnya memahami
mancanegara berkunjung ke Masjid Cheng
kondisi internal, yang menjadi
Hoo (O1), 2) kebutuhan dan keinginan
pertimbangan YHMCHI dalam merumuskan
pihak keluarga untuk memperkaya
strategi yakni :
wawasan keIslaman terkait pribadi,usaha ,
Pengurus YHMCHI dapat
keluarga dan kebutuhan membangun
diklasifikasikan menjadi 2 yakni pengurus
spiritualitas anak (O2) 3) trend remaja
yang profesional seperti Bpk. Hasan Basri
terhadap olah raga basket (O3), 4) donatur
selaku ketua pelaksana harian, dan
yang memiliki sumber daya kemampuan,
pengurus yang merangkap sebagai
dana, infrastrukur, teknologi dan relasi
pengusaha, seperti Bpk. Abd. Nurawi
(O4), 5) pesantren yang memiliki sumber
selaku Ketua yayasan YHMCHI.52 Sebagai
daya manusia, memiliki kesamaan relasi
pengurus profesional, mereka lebih mudah
dan usaha mandiri yang bisa dioptimalkan
ditemui di kantor yayasan bilamana
(O5), 6) 300 UKM dan jamaah masjid (O6),
hendak mengadakan rapat menyusun
7) terbatasnya pasokan daging sapi di
strategi kemandirian dan menjalankannya,
Indonesia (O7). Ancaman: 1) pandangan
kondisi ini bisa dikatakan sebagai kekuatan.
hidup zuhud yang dimiliki pesantren (T1),
Sementara itu, bagi pengurus yang
perkembangan usaha ritel seperti
52
Ust. Hasan Basri (Pengurus), wawancara oleh Dian,
51
Ibid., Peneliti , Tanggal 4 April 2017

14
merangkap karena banyak memiliki Sementara, pengurus yang
kesibukan di luar. Sehingga cukup sulit merangkap sebagai pengusaha, banyak
meluangkan waktu untuk mengikuti rapat yang memiliki jaringan atau relasi dalam
menyusun strategi atau menjalankan menjalankan usahanya. Di samping itu
program, bisa dikatakan sebagai mereka juga memiliki pengalaman yang
kelemahan. Namun, adanya agenda rutin banyak dalam mengelola sebuah usaha
forum silaturahmi antara pengurus dengan hingga berkembang dan memperoleh
sesepuh setiap 1 minggu sekali pada hari banyak keuntungan. Salah satunya adalah
jum’at, bisa dimanfaatkan untuk mengatasi Bapak Abd. Nurawi, sebagai Ketua
hambatan tersebut. YHMCHI, Beliau adalah seorang pengusaha
Pengurus yang bekerja di YHMCHI yang cukup disegani oleh pengusaha lain
secara profesional memiliki tingkat seperti PT. Kapal Api, Bogasari dsb. Beliau
pendidikan yang beragam mulai dari banyak berinteraksi dengan beberapa
lulusan SMA hingga S2. Pihak YHMCHI pengusaha lain, sehingga memiliki banyak
menggaji mereka secara profesional. relasi baik dari etnis Tionghoa atau bukan,
Karena itulah aturan penegakan kerja, dan yang beragama muslim atau non muslim.
prosedur menjalankan pekerjaan cukup Selain itu, beliau juga memliki banyak
ditekankan. Salah satunya adanya mesin pengalaman bagaimana mengelola usaha
absen pengurus masjid, dan penerapan sehingga mampu menghasilkan
SOP bagi pengurus masjid diberbagai lini.53 keuntungan yang banyak. Menurut
Kondisi SDM yang memiliki tingkat penuturan Ketua pelaksana harian, modal
pendidikan min. SMA, dikatakan memiliki dana untuk menjalankan progam
kemampuan berfikir pemecahan masalah kemandirian masjid berasal dari Bapak
yang baik. Dan dengan budaya senantiasa Nurawi dan tidak mengambil dari dana
disiplin, menjalankan tugas sebagaimana infak maupun zakat. Tinggal
SOP, hal ini menjadi kekuatan karena SDM mekanismenya ketika usaha tersebut
siap secara kemampuan dan moralitas, menghasilkan keuntungan maka
dalam menjalankan program kemandirian keuntungannya untuk masjid, sementara
masjid. modalnya dikembalikan pada Beliau54.

53 54
Ust. Hasan Basri (Pengurus), wawancara oleh Dian, Ust. Hasan Basri (Pengurus), wawancara oleh Dian,
Peneliti, Tanggal 7 November 2016 Peneliti , Tanggal 4 April 2017

15
Kondisi pengurus yang memiliki Infrastruktur di sini lebih mengarah
banyak relasi dengan para pengusaha, pada beberapa area masjid yang belum
tentu ini akan menjadi kekuatan bagi teroptimalkan seperti tempat parkir, area
Masjid Cheng Hoo untuk mencari para depan kafe, ruangan Masjid Cheng Hoo,
donatur yang bersedia menjadi investor dan ruangan di belakang kafe.55 Sehingga
demi mendukung usaha kemandirian area tersebut dapat dioptimalkan untuk
masjid, dengan memanfaatkan relasi usaha sebagai Cheng Hoo barkery, sewa
tersebut. Dengan kemampuan dan untuk pernikahan dan Cheng
pengalaman sebagai pengusaha, maka Hoomart.Tentu kondisi ini menjadi peluang
menjadi kekuatan dalam mencari peluang usaha untuk memberikan pemasukan
usaha kemandirian masjid, rencana tambahan masjid.
menjalankan dan mengelola usaha Jika disimpulkan, ada beberapa
tersebut agar senantiasa berkembang. Hal kondisi internal yang menjadi kekuatan
tersebut juga menjadi kekuatan untuk Masjid Cheng Hoo yakni : 1) pengurus yang
membangun kepercayaan para donatur memiliki kemampuan dasar (pemecahan
(inverstor). Lantaran usaha tersebut masalah yang baik), waktu dan moral
dikelola oleh orang yang berpengalaman. untuk profesional (S1). 2) Pengurus yang
Dan tidak menutup kemungkinkan pula, juga menjadi pengusaha, memiliki
pengurus dengan kemampuan dan kemampuan mengelola usaha dibidang
pengalaman tersebut ditunjuk sebagai masing-masing dan relasi (S2). 3)Figur dan
pelatih SDM yang menjalankan usaha. relasi pengusaha Ketua YHMCHI (S3)
Figur positif dan relasi binis Bpk Abd. 4)Dana milik Ketua YHMCHI sebagai modal
Nurawi selaku Ketua YMHCHI juga menjadi usaha awal (S4). 5) Aset masjid yang bisa
kekuatan untuk membangun kepercayaan dikembangkan (S5). 6) Citra yang terbuka
mereka sehingga bersedia bekerja sama dan toleran terhadap perbedaan (S6). Dan
menjalakan usaha. Sementara itu, adanya kelemahan : tingkat kesibukan pengurus
modal dana yang diberikan Bpk. Abd. yang menjadi pengusaha cukup tinggi
Nurawi juga menjadi kekuatan, untuk bisa sehingga sulit ditemui (W1)
membantu menjalankan usaha terutama
saat awal merintis.
55
Ust. Hasan Basri (Pengurus), wawancara oleh Dian,
Peneliti, Tanggal 7 November 2016

16
Menetapkan Strategi masjid dengan melihat kondisi pasar yang
ada : 1) tingginya minat wisatawan lokal
Kemandirian Masjid Cheng
dan mancanegara berkunjung ke Masjid
Hoo
Cheng Hoo (O1), 2) kebutuhan dan
Membangun Komitmen Pengurus Masjid
keinginan pihak keluarga untuk
Langkah awal yang dilakukan adalah,
memperkaya wawasan pribadi terkait
Ketua YHMCHI mengumpulkan beberapa
usaha, keluarga dan kebutuhan
pengurus untuk menyampaikan gagasan
membangun spiritualitas anak (O2) 3)
kemandirian masjid. Karena menurut
trend remaja terhadap olah raga basket
Beliau program ini butuh tim agar bisa
(O3), 4) kebutuhan daging sapi yang tinggi
berjalan. Dan sebuah tim harus ada
(O5). Semua peluang tersebut perlu
kesamaan gerak sevisi dan misi.56
direspon pengurus masjid dengan
Pertemuan tersebut memanfaatkan waktu
membangun usaha demi mewujudkan
forum silaturahmi antar pengurus dan
kemandirian masjid. Hal ini terjadi
sesepuh yang diadakan seminggu sekali
bilamana semua sepakat menjalankan
tiap hari jum’at. Dalam pertemuan
gagasan tersebut. Dilain pihak, ada
tersebut, Beliau menekankan bahwa
kekuatan pengurus yang merangkap
program kemandirian masjid, harus
sebagai pengusaha memiliki sumber daya
dijalankan secara ikhlas dan tidak
kemampuan membangun usaha, dana,
mengharap imbalan, yang maksudnya lebih
infrastruktur dan relasi (S2) bisa
mementingkan kepentingan orang lain,
dimanfaatkan untuk mendukung
57
dibandingkan kepentingan diri sendiri.
terwujudnya usaha tersebut. Meskipun,
Hal ini selaras dengan prinsip ekonomi
untuk mengumpulkan mereka, hambatan
madani yang menjadi pondasi dalam
terbesar (W1) adalah tingginya tingkat
menjalankan program kemandirian masjid.
kesibukan para pengurus yang merangkap
Yakni, melakukan usaha dengan
tersebut. Namun, dengan kondisi Ketua
memberikan kemanfaatan bagi sekitar.
YHMCHI cukup disegani (S3) oleh para
Strategi tersebut lahir dari proses
pengusaha termasuk pengurus Masjid
analisis adanya beberapa peluang usaha
Cheng Hoo, karena itulah ini menjadi

56
kelebihan untuk bisa mengumpulkan para
H. Abd. Nurawi (Pengurus), wawancara oleh Dian,
Peneliti , 10 Mei 2017. pengurus untuk terlibat mewujudkan
57
ibid.,

17
gagasan kemandirian masjid. Pemecahan pesantren, namun di area masjid Cheng
yang diberikan dengan memanfaatkan Hoo masih dalam proses. 58Usaha tersebut
waktu forum silaturahmi antara pengurus lahir melihat peluang pesantren yang
dan sesepuh, yang diadakan setiap memiliki sumber daya manusia, kesamaan
seminggu sekali hari jum’at atau relasi dan usaha mandiri yang bisa
penambahan forum dihari lain melalui dioptimalkan (O5). Sementara, donatur
kesepakatan terlebih dahulu. memiliki sumber daya kemampuan, dana,
Merencanakan Usaha Kemandirian Masjid infra dan relasi (O4), berpeluang untuk
Tahap selanjutnya adalah proses memberikan modal, atau pengetahuan
merencanakan usaha melalui forum bagaimana mendirikan usaha. Dari aspek
silaturahmi jumatan. Disanalah terjadi internal pengurus yang memiliki
proses diskusi sehingga melahirkan ide-ide kemampuan dasar (pemecahan masalah
baru yang saling melengkapi. Berikut ini yang baik), waktu dan moral untuk
penjabaran dan pertimbangan masing- profesional(S1). Serta Pengurus yang juga
masing usaha ekonomi: menjadi pengusaha, memiliki kemampuan
Koperasi Cheng Hoo dan kafe diarea mengelola usaha dibidang masing-masing
masjid. Ide tersebut lahir dari peluang dan relasi (S2) memungkinkan mampu
kondisi pasar banyak para wisatawan hadir mewujudkan usaha tersebut. Meskipun
baik dari dalam negeri dan luar negeri (O1), terdapat ancaman usaha ritel seperti
keluarga (O2) dan remaja yang indomaret (T2). Dengan kekuatan yang
mengunjungi masjid (O3), memungkinkan dimiliki (S1 dan S2) melahirkan strategi
mereka membeli makanan dan minuman membuka Cheng Hoo mart secara
serta pernak pernik masjid. Peluang bertahap disalah satu pesantren, setelah
tersebut dapat dimanfaatkan, lantaran sukses maka akan dikembangkan pada
Masjid Cheng Hoo memiliki aset (area pesantren lainnya. Jangka panjangnya,
masjid) yang masih belum di optimalkan usaha ketiga pesantren tersebut akan
(S5). dikembangkan menjadi satu perusahaan
Mendirikan Cheng Hoo-mart, di besar sehingga memungkinkan memesan
area masjid dan pesantren yang diajak produk dalam jumlah besar dari produsen
bekerja sama. Saat ini usaha Cheng supaya memperoleh harga murah
Hoomart sudah berjalan di beberapa 58
H. Abd. Nurawi (Pengurus), wawancara oleh Dian,
Peneliti , Tanggal 10 Mei 2017.

18
implikasinya harga jual ke pasar juga akan menghasilkan sapi berkualitas (O4). 59 Dan
murah sehingga bisa bersaing dengan keberadaan pondok pesantren memiliki
indomaret/alfamart. beberapa peluang (O5), 3) SDM yang
Terbentuk kerjasama dengan banyak mulai dari pengurus, santri dan
Bogasari untuk mendirikan Cheng Hoo keluarga santri saja. 4) Nilai-nilai moral
bakery. Kerja sama tersebut merupakan kejujuran yang telah menjadi kebiasaan
pengembangan dari usaha pemberdayaan disana menjadi nilai plus tersendiri.
masjid dengan UKM. Usaha ini lahir dari Sehingga memungkinkan dilibatkan
peluang terdapat 300 UKM dan jamaah menjadi SDM dalam usaha tersebut
yang memiliki sumber daya manusia dan dengan pendampingan dari pengurus yang
komitmen untuk menjadi mandiri (O6), juga menjadi pengusaha, memiliki
didukung dengan donatur memiliki sumber kemampuan mengelola usaha dibidang
daya kemampuan, dana, infra dan relasi, masing-masing dan relasi (S2), serta
salah satunya adalah Bogasari yang didukung modal dana yang berasal dari Bpk
bersedia membantu bahan, perangkat Abd. Nurawi untuk membeli beberapa ekor
pembuatan kue dan bahkan pelatih untuk sapi sebagai modal usaha (S4).
membuat kue(O4). Serta kekuatan Usaha persewaan lapangan basket,
Pengurus yang juga menjadi pengusaha, lantaran melihat peluang (O3) melihat tren
memiliki kemampuan mengelola usaha anak muda yang sekarang adalah basket,
dibidang masing-masing dan relasi (S2) sehingga diputuskan yang awalnya
sehingga memungkin turut memberikan persewaaan lapangan tenis dirubah
pelatihan usaha bagi UKM. menjadi lapangan basket. Hal ini sekaligus
Usaha penggemukan sapi. Usaha juga memperluas jangkauan pihak masjid
tersebut lahir karena melihat peluang 1) Cheng hoo untuk mengenalkan dan
pemenuhi kebutuhan daging sapi di menanamkan nilai-nilai agama Islam ke
Indonesia yang minim jumlahnya (O7). 2) generasi muda dengan cara yang
Adanya donatur, Prof. Tatang dan Prof. menyenangkan. Sementara Masjid Cheng
Heri yang memiliki teknologi laser layaknya Hoo memiliki aset lokasi masjid dan
fungsi USG yang dapat memantau kondisi gedung serba guna yang bisa dimanfaatkan
perkembangan janinnya dapat membantu sebagai lapangan olah raga (S5).
59
Ust. Hasan Basri (Pengurus), wawancara oleh Dian,
Peneliti , Tanggal 4 April 2017

19
Membangun Kerja Sama Dengan Donatur bantuan untuk memasarkan produk
Setelah menetapkan rencana pengusaha, seperti memperkenankan
usaha, maka YHMCHI mulai membangun mereka memasang spanduk di area masjid
kerja sama dengan donatur dengan Cheng Hoo Surabaya.63 2) Menggunakan
harapan mereka bisa memberi bantuan media lain sebagai sarana komunikasi yakni
berupa pelatihan dan infrastruktur yang memberikan majalah 2 bulanan yang
dapat digunakan untuk membangun berisi kegiatan Masjid Cheng hoo yang
usaha.60 Profil donatur Masjid Cheng Hoo sudah berjalan, perkembangan masjid,
sangat bervariasi, dari kalangan pengusaha rencana pengembangan kedepan,64 artikel
hingga komunitas salah satunya alumni tausiyah keIslaman dan beberapa iklan dari
sekolah. Namun, yang cukup menarik donatur. 3) Mengundang para donatur
adalah, donatur pengusaha yang disetiap Event yang diadakan masjid Cheng
membantu, ternyata ada yang berasal dari Hoo, misalkan saat event Milad ke-15
non Muslim.61 Mereka bersedia membantu Masjid Cheng Hoo,65 4) senantiasa menjaga
karena ada kesamaan etnis Tionghoa, kepercayaan donatur dengan berusaha
memandang pengurus YHMCHI bisa disiplin disetiap pertemuan, mengingat
dipercaya dan relasi binis Bpk. Abd. karakter umum donatur yang sangat
Nurawi.62 menghargai waktu.66
Adapun beberapa strategi yang Strategi tersebut diperoleh dari
dilakukan dalam membangun kerja sama proses analisis 1) Potensi yang dimiliki oleh
tersebut yakni : 1) Silaturahmi pengurus donatur yang memiliki sumber daya
yang diadakan 3 bulan sekali. Dalam kemampuan, dana, infra dan relasi, mereka
momen tersebut, pengurus memiliki karakter yang memperhatikan
menginformasikan perkembangan masjid prinsip kedisiplinan, kepercayaan dan
dan gambaran usaha kemandirian yang kemanfaatan sebuah program, sehingga
akan dilaksanakan. Agar donatur berminat, membuat mereka cenderung selektif
pihak pengurus juga memberikan tawaran dalam menerima kerja sama (O4), 2)
kekuatan dari personal Bpk Abd.
60
H. Abd. Nurawi (Pengurus), wawancara oleh Dian,
63
Peneliti , Tanggal 10 Mei 2017. Ibid.,
64
61
Ust. Hasan Basri (Pengurus), wawancara oleh Dian, ibid.,
65
Peneliti , Tanggal 4 April 2017 Ibid.,
62 66
Ust. Hariono Ong (Pengurus), wawancara oleh H. Abd. Nurawi (Pengurus), wawancara oleh Dian,
Dian , Peneliti, Tanggal 15 Mei 2017. Peneliti , Tanggal 10 Mei 2017.

20
Nurawi(S3), yang memiliki kesamaan pemikiran fundamental) dan beberapa
background dengan donatur yang memiliki usaha ekonomi sebelunya.68
mayoritas berasal dari etnis Tionghoa dan Usaha membangun kerja sama
pengusaha sehingga terbangun tersebut, diawali dengan silaturahmi
kepercayaan terhadap program YHMCHI. antara Ketua YHMCHI dan Bpk. Soebiatoro
Dan Pengurus Masjid Cheng Hoo beberapa selaku penggagas dengan pihak pengurus
diantaranya adalah seorang pengusaha pondok pesantren. Mereka menyampaikan
(S2), sehingga paham betul bagaimana gambaran bentuk kerja sama, bagaimana
karakter mereka dan cara bersikap. proses bagi hasilnya dan rencana kedepan
Membangun kerja sama dengan pondok mengenai konsep Holding Company dan
pesantren. manfaat kerja sama bagi pihak pesantren. 69
Langkah selanjutnya, pengurus Strategi tersebut dihasilkan dari
YHMCHI membangun kerja sama dengan 3 proses pencocokan 1) potensi sumber daya
pondok pesantren dalam usaha manusia yang dimiliki oleh pondok
penggemukan sapi dan Cheng Hoomart. pesantren (pengurus, santri dan
Namun diantara ketiga pondok pesantren keluarganya) berpeluang mendukung
tersebut, yang difokuskan dahulu adalah kesuksesan usaha peternakan sapi. Di
pondok pesantren Ngalah, Purwoasri. samping adanya kesamaan pandangan
Tujuannya membangun kepercayaan ingin bisa hidup mandiri dan pemikiran
kepada masyarakat tentang kualitas Islam, membuat peluang kerja sama
pengelolaan usaha peternakan yang tersebut semakin besar(O5), 3) antara
digagas oleh Masjid Cheng Hoo, yang ketiga pondok pesantren memiliki
menggunakan teknologi laser puntur kesamaan, kyainya lulusan Al-Ahzar, Cairo
sebagai nilai jualnya.67 Adapun (O5), sehingga berpeluang mudah untuk
pertimbangan Pihak Masjid Cheng Hoo diajak kerja sama karena sudah mengenal
memilih ketiga pondok pesantren tersebut satu dengan lainnya. Sementara dari aspek
yakni: memiliki jumlah SDM yang besar, internal, yang menjadi kekuatan adalah
moralitas ketakwaan dan kejujuran, Bpk Nurawi dan Bpk. Subiantoro (S2)
memiliki kesamaan pemikiran Islam (bukan selaku penggagas usaha peternakan sapi

68
Ibid.,
67 69
Soebiantoro (Pengurus), wawancara oleh Dian , H. Abd. Nurawi (Pengurus), wawancara oleh Dian,
Peneliti, Tanggal 7April 2017 Peneliti , Tanggal 10 Mei 2017.

21
sehingga memahami bagaimana gambaran yang pernah mereka lakukan saat
program tersebut. Disamping pengalaman memberikan pelatihan ketrampilan
mereka sebagai pengusaha yang identik membuat kue untuk beberapa UKM Se-
dengan membangun relasi dengan Jawa Timur yang melibatkan PT. Bogasari.
pengusaha lain, memudahkan dalam Harapannya, ketika mereka membangun
proses penawaran kerja sama. usaha tidak hanya mencari untung,
Membangun Kesiapan SDM yang melainkan bisa memberikan kemanfaatan
menjalankan usaha bagi pihak lain, sebagaimana prinsip
SDM merupakan salah satu faktor ekonomi madani yang menjadi pondasi
penentu kesuksesan sebuah strategi, usaha kemandirian Masjid Cheng Hoo.
karena itu pengurus Masjid Cheng Hoo Untuk mengkoordinasi semua usaha
memperhatikan betul kualitas SDM yang kemandirian yang telah dirancang
dimiliki, baik secara kemampuan dan tersebut, supaya berjalan sinergis dan
moralitas. Yang dimaksud SDM disini bukan optimal, pihak pengurus membentuk Tim
hanya pengurus Masjid Cheng Hoo , Ekonomi. Menurut Ketua YHMCHI, tim
melainkan pihak eksternal yang ditunjuk inilah yang akan bertugas mencari peluang-
untuk menjalankan usaha. peluang kerja sama dengan pondok
Dalam membentuk kemampuan, pesantren dan donatur.71
Pihak pengurus Masjid Cheng Hoo Strategi tersebut dihasilkan dari
memberikan pelatihan dengan melibatkan proses pencocokan : 1) peluang dukungan
para ahli dibidangnya. Seperti melakukan dari para donatur yang mayoritas adalah
kerja sama dengan Prof. Tatang dan Prof. pengusaha baik dalam bentuk tenaga ahli,
Heri, Dokter Hewan UNAIR untuk bahan, infrastruktur dan teknologi (O4),
memberikan pelatihan sekaligus turut yang mampu direspon dengan kekuatan
memantau pengelolaan peternakan sapi di pengurus Masjid Cheng Hoo yang juga
70
tiap pondok pesantren. merangkap sebagai pengusaha, melalui
Tak jarang dalam pelatihan kemampuan, pengalaman dan relasi yang
tersebut, pihak Pengurus Masjid Cheng dimiliki berpeluang untuk menawarkan
Hoo memberikan pengetahuan bagaimana kerja sama dengan donatur, membantu ide
membangun bisnis yang Islami. Seperti pengembangan usaha serta cara
70 71
Ust. Hasan Basri (Pengurus), wawancara oleh Dian, H. Abd. Nurawi (Pengurus), wawancara oleh Dian,
Peneliti , Tanggal 4 April 2017 Peneliti , Tanggal 10 Mei 2017.

22
pengelolaannya (S3). Namun, juga terdapat pengelolaan usaha di tiap pondok
hambatan(T1) pandangan yang dimiliki pesantren seperti perusahaan yang
pondok pesantren, menyangkut profesional. Yang mana baik pihak Masjid
pandangan zuhud/pasrah pada keadaan, Cheng Hoo dan pengurus pondok, dapat
yang dimaknai hidup itu dijalani dengan memantau progres usaha dan pengelolaan
santai, dan menyerahkan segala keadaan, keuangannya, 2) adanya laporan tersebut
membuat mereka sulit diajak untuk maju mampu meningkatkan kepercayaan
dan berkembang. Serta kondisi UKM yang donatur karena modal yang diberikan
memiliki pandangan berbeda dengan ternyata mampu dikelola dengan optimal
konsep ekonomi madani yang dimiliki dan amanah, 3) memudahkan pengurus
Masjid Cheng Hoo (T3). Menyikapi hal Masjid Cheng Hoo dalam memantau, tanpa
tersebut, Masjid Cheng Hoo memiliki citra harus sering berkunjung ke tiap pesantren.
sebagai masjid terbuka untuk melakukan Strategi tersebut dihasilkan dari
dialog keIslaman, sebagaimana visi masjid proses pencocokan 1) hambatan kondisi
yakni sebagai wadah yang menjembatani internal pengurus dengan kesibukannya
perbedaan pemikiran KeIslaman melalui tidak memungkinkan mengontrol
dialog. perkembangan usaha tiap pesantren (W1),
Penggunaan Tekonologi Untuk Memantau namun dapat diatasi dengan dukungan
Perkembangan Usaha modal dana dan teknologi dari para
Demi kecepatan dan transparansi donatur (O4) dan pengurus YHMCHI (yang
keuangan, pihak pengurus Masjid Cheng merangkap pengusaha) (S2) sehingga
Hoo menggunakan sebuah software untuk realistis untuk dijalankan.
memantau perkembangan usaha di tiap Kesimpulan
pondok pesantren. Menurut Ketua Konsep kemandirian tersebut searah
YHMCHI, semua bisnis baik peternakan dengan visi yang dimiliki pihak Masjid
sapi, beras dan Cheng Hoomart di pondok Cheng Hoo, yakni meningkatkan
pesantren yang diajak kerja sama, telah ketakwaan sebagai seorang muslim dan
72
menggunakan software tersebut. Dengan memberikan contoh bagi generasi muda
adanya software tersebut, memiliki terhadap sosok Laksamana Cheng Hoo
beberapa manfaat : 1) diharapkan yang ditunjukkan dalam bentuk usaha yang

72
Ibid.,

23
bisa bernilai manfaat bagi masyarakat dan UKM yang memiliki pandangan berbeda
dijalankan sesuai dengan prinsip Islam. dengan konsep ekonomi madani.
Adapun beberapa strategi yang
YHMCHI memahami kondisi
dilakukan Masjid Cheng Hoo pada masa
internal dan eksternal yang dijadikan
merintis kemandirian masjid adalah
pijakan dalam yang merumuskan strategi
dengan melakukan analisis SWOT, yakni :
kemandirian masjid di masa merintis
1) membangun komitmen tim terhadap
hingga tahun 2017, yakni 1) memahami
gagasan kemandirian yang diperoleh dari
kondisi internal yang menjadi kekuatan
strategi SO dan WO dengan
meliputi : pengurus yang profesional,
mempertimbangkan, peluang usaha
sumber daya kemampuan mengelola
ekonomi untuk membangun kemandirian
usaha, dana, relasi pengurus yang juga
masjid, yang lahir kebutuhan pasar
menjadi pengusaha, relasi dan dukungan
wisatawan, keluarga dan remaja, serta
dana dari Ketua YHMCHI, aset masjid yang
kondisi tingginya kebutuhan daging sapi,
bisa dikembangkan. Dan kelemahan
sumber daya UKM. Serta kekuatan dari
berupa tingkat kesibukan pengurus yang
sumber daya pengurus Masjid Cheng Hoo
menjadi pengusaha cukup tinggi. 2)
baik tenaga, relasi dan dana. Meskipun
Memahami kondisi eksternal, meliputi
kelemahannya tingkat kesibukan pengurus
aspek peluang : tingginya minat wisatawan,
yang merangkap menjadi pengusaha cukup
kebutuhan keluarga untuk memperkaya
tinggi. Namun dengan figur Ketua YHMCHI,
wawasan keIslaman dan mendidik anak,
meninimalisir penolakan untuk tidak hadir.
tinggi trend remaja terhadap olah raga
2) Merencanakan usaha ekonomi,
basket, donatur yang memiliki sumber
meliputi : a) koperasi dan kafe yang lahir
daya kemampuan, dana, infra, teknologi
dari stategi SO yakni tingginya kebutuhan
dan relasi, pesantren yang memiliki
pasar (wisatawan, keluarga, remaja) dan
sumber daya manusia dan usaha mandiri
tersedia aset masjid yang bisa
yang bisa dioptimalkan, UKM dan jamaah
dioptimalkan. b) Cheng Hoomart yang lahir
masjid, masalah terbatasnya pasokan
dari strategi SO dan ST yakni karakter
daging sapi. Dan Ancaman: pandangan
pengurus yang profesional dan memiliki
hidup zuhud pesantren, karakter donatur
sumber daya kemampuan dan relasi,
yang selektif, perkembangan usaha ritel,
sumber daya pesantren berupa SDM yang

24
bisa dioptimalkan dan potensi ancaman YHMCHI yang memahami gagasan
dari usaha ritel. c) Cheng Hoo barkery lahir kemandirian masjid. 5) Membangun
dari strategi SO yakni sumber daya UKM, kesiapan SDM dari strategi SO dan ST yakni
donatur yang siap membantu dana, donatur yang bersedia memberikan
perangkat dan pelatih, serta kemampuan pelatihan, hambatan pandangan zuhud di
membangun usaha dari pengurus Masjid pesantren, UKM yang hanya memikirkan
Cheng Hoo. d) Peternakan sapi lahir dari keuntungan materi dan pengurus yang
strategi SO yakni peluang tingginya memiliki sumber daya kemampuan dan
kebutuhan sapi, SDM dari pihak pesantren, pengalaman dalam membangun usaha, 6)
donatur yang memiliki teknologi dan Penggunaan teknologi untuk pengawasaan
sumber daya berupa relasi, dana dan lahir dari strategi SO yakni donatur dan
kemampuan dari pengurus, serta modal pengurus (merangkap pengusaha)
dana dari Ketua YHMCHI. e) Persewaan memberikan dukungan teknologi dan dana.
basket lahir dari strategi SO yakni minat Bagi lembaga dakwah yang hendak
remaja yang tinggi terhadap basket dan mewujudkan kemandirian masjid, ada
tersedianya aset masjid yang bisa beberapa hal yang bisa diambil hikmah
dioptimalkan. 3) Membangun hubungan dari studi ini yakni : 1) Libatkan berbagai
dengan donatur dari strategi SO yakni pihak yang berpengaruh dalam
donatur yang memiliki sumber daya dana, menjalankan program kemandirian masjid,
infra dan relasi, kesamaan profil dengan salah satunya adalah donatur, 2) gagasan
ketua YHMCHI. Dan kekuatan figur Ketua kemandirian masjid, tidak akan bisa
YHMCHI dan pengurus yang memahami terealisasi tanpa adanya kesepakatan
kondisi donatur. 4) membangun kerja sama pandangan berbagai pihak, dan pemimpin
dengan pondok pesantren lahir dari merupakan ujung tombak yang diharapkan
strategi SO yakni kondisi ketiga pesantren mampu membangun komitmen tersebut,
yang memiliki kesamaan jumlah SDM, 3) perlunya mengelola usaha masjid secara
pandangan pemikirna Islam dan profil profesional sebagaimana perusahaan
pendidikan pengajarnya, serta pengurus supaya senantiasa berkembang.
Bibliografi
Aisyah, Siti. “Membangun Kekuatan Ekonomi Masjid (Studi Kasus Masjid Muhammadiyah
Padang)”. Jurnal Syariah, Vol. II, No. II (Oktober 2013): 51-62, DOI:
https://doi.org/10.32520/.v1i2.12.

25
Arfiah, Sri dan Bambang Sumardjoko. “ Penguatan Karakter Tanggung Jawab Dan Kemandirian
Pada Mahasiswa PPKN Melalui perkuliahan Kepramukaan Dalam Upaya
mempersiapkan Mutu Lulusan sebagai Pembina ekstrakurikuler Di Sekolah”. Jurnal
Pendidikan Ilmu Sosial, Vol 27. No.2, (Desember 2017):76-92, DOI:
10.2317/jpis.v27i2.5721
Dalmeri, “Revitalisasi Fungsi Masjid Sebagai Pusat Ekonomi Dan Dakwah Multikultural”,
Walisongo, Vol. 22, No. 2 (November 2014): 321-350, DOI: 10.21580/ws.22.2.269.

Darodjat, D. dan W. Wahyudhiana. “Memfungsikan Masjid Sebagai Pusat Pendidikan Untuk


Membentuk Peradaban Islam”, ISLAMADINA, Volume XIII, No. 2 (Juli 2014): 1-13,
DOI: 10.30595/islamadina.v0i0.1675

David , Fred R. Manajemen Strategis konsep. Jakarta : Salemba Empat, 2012.

Dworkin, Gerald, “The Concept Of Autonomy”, Brill, Grazer Phi;osophische Studien, Vo. 1,
Issue 1 (13 Agust 1981): 203-213, DOI: https://doi.org/10.1163/18756735-90000122

Hasan, Burnadi. Indahnya Perbedaan, Cetakan Kedua. (Persatuan Islam Tionghoa Indonesia &
Yayasan Haji Muhammad Cheng Hoo : Surabaya. Oktober 2016.

Hentika, Niko Pahlevi, “Menuju Restorasi Fungsi Masjid: Analisis Terhadap Handicap Internal
Takmir Dalam PengembanganManajemen Masjid”, Jurnal MD, (Juli- Desember 2016):
161-177, DOI: https://doi.org/10.14421/jmd.2016.%25x

Huda, Miftahul, “Kemandirian Berbasis Waqaf di Masjid Besar Imam Ulomo Sampung
Ponorogo”, Al-Ihkam, Vol. 12 No2 (Desember): 362-384,
DOI:10.19105/alihkam.v12i12.1510.

Malaka, Tamam, “YHMCHI-Pondok Pesantren Al-Amien Kerja Sama Bidang Ekonomi-


Pendidikan”, Majalah ChengHoo Surabaya Edisi desember 2017-Februari 2018

Marela, Kefi. “Proses Perencanaan Strategi Pada Masjid Muhajirin Sigura-Gura Malang”, Jurnal
Ilmiah Mahasiswa FEB, Vol. 3 No. 2 (2016): 1-18.

Marjayanti, Dian. “Strategi Pengembangan Masjid Cheng Hoo Berbasis Kemandirian.” Tesis-
IAIN Surabaya, 2017.

Misjaya, Didin Saefuddin Bukhori, Adian Husaini, Ulil Amri Syafri. “ Konsep Pendidikan
Kemandirian Ekonomi Di Pondok Pesantren Mukmin Mandiri Sidoarjo - Jawa Timur”,
Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 08 No. 01 (Februari 2019): 91-108, DOI :
10.30868/ei.v8i01.371.

Muna, Muhammad Niltal dan Meri Indri Hapsari. “Implementasi Manajemen Strategik Syariah
Di BMT Amanah Ummah”, JESTT. Vol. 2, No. 12 (Desember 2015): 1052-1068, DOI:
http://dx.doi.org/10.20473/vol2iss201512pp1052-1068

26
Muslim, Aziz. “Manajemen Pengelolaan Masjid” Aplikasia, Jurnal Aplikasi Ilmu-Ilmu Agama,
Vol.V, No. 2 (Desember 2004): 105-114.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabet, 2012.

Suryorini, Ariana dan Bambang Sumardjoko. “Pemberdayaan Masjid sebagai Fungsi Sosial dan
Ekonomi bagi Jamaah Pemegang Saham Unit Usaha Bersama”, Dimas: Jurnal
Pemikiran Agama untuk Pemberdayaan, Vol.19 No. 2 (Nopember 2019): 163-178.

Tanaja, Tasha Victoria dan Lintu Tulistyantoro. “Kajian Ikonografi Ornamen pada Interior
Masjid Cheng Hoo Surabaya”, JURNAL INTRA, Vol. 5, No. 2 (2017): 174-181.

Zuhri, Achmad Muhibin dan Winarto Eko Wahyudi. “ Teologi Sosial Muslim Tionghoa :
Keimanan, Identitas Kultural Dan Problem Eksistensial”, Empirisma, Jurnal pemikiran
dan kebudayaan Islam, Vol. 29, No. 2, (Juli 2020):103-111, DOI:
https://doi.org/10.30762/empirisma.v29i2.2345

27
28

Anda mungkin juga menyukai