Anda di halaman 1dari 33

Langkah Perumusan Strategi Membangun

Kemandirian Ekonomi Masjid Berbasis Balance


Scorecard
Abstrak: BSC sebagai sebuah sistem manajemen strategi memiliki kelebihan
memberikan kerangka berpikir secara komprehensif dalam membangun kemandirian
ekonomi masjid. Salah satunya proses merumuskan strategi dengan menggunakan
pendekatan empat perspektif yakni finansial, pelanggan, proses internal, pertumbuhan
dan pembelajaran. Namun, studi tentang penerapan konsep perumusan strategi
menggunakan BSC konteks masjid belum banyak ditemukan. Tujuan dari studi ini
adalah penerapan konsep langkah perumusan strategi berbasis BSC dari teori Kaplan
dan Norton, untuk merumuskan strategi kemandirian ekonomi masjid. Studi ini
diharapkan dapat memberikan pedoman umum langkah perumusan strategi
membangun kemandirian masjid menggunakan BSC. Studi ini termasuk jenis penelitian
terapan. Kesimpulan langkah dalam perumusan strategi meliputi :1) menetapkan visi
dan misi usaha ekonomi masjid yang selaras dengan visi dan misi masjid, 2)
melakukan analisis SWOT (strengths-weaknesses-opportunities-threats) dengan
melakukan penyesuaian pada perspektif finansialnya yakni stakeholdernya adalah
masjid, donatur (selaku investor) dan masyarakat yang diberdayakan,3) memformulasi
strategi dengan menggunakan matriks dan logika berpikir strategy map ditiap siklus
usaha ekonomi masjid. Hanya masjid yang memiliki visi dan misi kemandirian masjid,
potensi dana dan aset untuk membangun usaha, SDM yang fokus dan mampu
mengelola bisnis, memiliki ragam usaha masjid yang dikelola oleh divisi ekonomi bisnis,
serta dukungan baik pengurus masjid dan masyarakat sekitar yang dapat menjalankan
langkah tersebut.
Kata kunci : Perumusan strategi, Kemandirian ekonomi masjid, Balance Scorecard

Abstract: BSC as a strategic management system has the advantage of providing a


comprehensive framework of thinking in building the economic independence of
mosques. One of them is the process of formulating a strategy using a four-perspective
approach, namely financial, customer, internal processes, growth and learning.
However, studies on the application of the concept of strategy formulation using BSC in
the context of mosques have not been found. This study aims to apply the concept of
BSC-based strategy formulation steps from Kaplan and Norton's theory, to formulate a
mosque's economic independence strategy. This study is expected to provide general
guidelines for formulating strategies to build mosque independence using BSC. This
study belongs to the type of applied research. The conclusion steps in strategy
formulation include: 1) determining the vision and mission of the mosque's economic
business that is in line with the mosque's vision and mission, 2) conducting a SWOT
(strengths-weaknesses-opportunities-threats) analysis by making adjustments to its
financial perspective, namely the stakeholders are mosques, donors (as investors) and
empowered communities, 3) formulating strategies using a matrix and strategy map
thinking logic in each mosque's economic business cycle. Only mosques that have the
vision and mission of mosque independence, potential funds, and assets to build a
business, human resources who are focused and able to manage the business, have a
variety of mosque businesses managed by the business economic division, as well as
support from both mosque administrators and the surrounding community who can
carry out these steps.
Keyword: Strategy development, Mosque economic independence, Balanced Scorecard

Pendahuluan dengan sejumlah masjid maka jumlahnya


sekitar 6 triliyun rupiah. Dengan potensi
Menurut Worldpopulationreview.com,
dana tersebut, keberadaan masjid memiliki
Indonesia merupakan negara muslim
prospektus yang tinggi perannya dalam
1
terbesar di Dunia yakni 231 juta umat.
mengatasi masalah kemiskinan di
Hingga kini Indonesia belum terlepas dari
Indonesia.
masalah kemiskinan. Tercatat pada bulan
Saat ini, upaya pengembangan fungsi
maret 2021 jumlah penduduk miskin
masjid sebagai sarana melakukan
sebanyak 27,54 juta orang (10,14%).2
pemberdayaan umat demi mengentas
Sementara itu, berdasarkan data
kemiskinan, mulai banyak dilakukan. Hal
Sistem Informasi Masjid (SIMAS) jumlah
ini didukung dengan adanya fatwa Majelis
masjidnya sebanyak 286.725.3 Menurut
Ulama Indonesia (MUI) Nomor 34 tahun
hasil temuan Erziaty terhadap masjid yang
2013 tentang pemanfaatan area masjid
ada di Pontianak pada tahun 2014, rata-
untuk kegiatan sosial dan yang bernilai
rata tiap masjid memiliki pendapatan Rp.
ekonomis.
22.574.920.4 Jika jumlah tersebut dikalikan
1 Salah satu contohnya usaha
Nurhadi, “10 Negara Dengan Penduduk
Muslim Terbanyak Di Dunia,” Tempo.Co, 2021, peternakan sapi yang telah dilakukan
https://dunia.tempo.co/read/1516427/10-
negara-dengan-penduduk-muslim-terbanyak- Masjid Cheng Hoo Surabaya. Usaha
di-dunia. tersebut melibatkan masjid, pihak
2
“Persentase Penduduk Miskin Maret 2021
Turun Menjadi 10,14 Persen,” Badan Pusat pesantren dan masyarakat yang
Statistik, 2021,
https://www.bps.go.id/pressrelease/2021/07/1 diberdayakan dengan menggunakan sistem
5/1843/persentase-penduduk-miskin-maret- bagi hasil.5 Bahkan, ada pula usaha
2021-turun-menjadi-10-14-persen.html.
3
SIMAS, “Cek Profil Masjid Dan Mushola,”
accessed January 19, 2022, https://ojs.uniska-bjm.ac.id/index.php/IQT/arti
https://simas.kemenag.go.id/. cle/view/377/336.
4
Rozzana Erziaty, “Pemberdayaan Ekonomi 5
Dian Marjayanti, “MASJID CHENG HOO
Potensial Masjid Sebagai Model Pengentasan SURABAYA PERSPEKTIF MANAJEMEN
Kemiskinan,” Al Iqtishadiyah: Jurnal Ekonomi STRATEGIS” 02, no. 02 (2021): 227,
Syariah Dan Hukum Ekonomi Syariah 2, no. 2 http://inteleksia.stidalhadid.ac.id/index.php/int
(2015): 93, eleksia/article/view/105.
ekonomi masjid yang lahir dengan bersaing dengan usaha bisnis sejenis.
memanfaatkan wakaf produktif seperti Disamping juga terkendala keterbatasan
yang telah dilakukan oleh Masjid Besar modal bukan hanya bicara dana, melainkan
Imam Ulomo Sampung Ponorogo, berupa teknologi, termasuk sarana dan prasarana
sumur yang digunakan untuk memenuhi yang dibutuhkan untuk mengembangkan
kebutuhan air bersih masyarakat, sawah usaha.
untuk pertanian dan kolam ikan untuk
Sementara dari sisi eksternal seperti
perikanan.6
masih sering ditemui pandangan
Upaya membangun usaha ekonomi, masyarakat bahwa masjid hanyalah tempat
tentu bukanlah hal yang mudah, karena suci yang hanya difungsikan untuk ibadah,
banyak dihadapkan berbagai masalah sehingga melarang berbagai aktivitas salah
mulai dari internal seperti ketersediaan satunya kegiatan ekonomi dan semua
sumber daya manusia yang fokus secara pekerjaan yang berhubungan dengan
waktu, tenaga dan pikiran untuk mengelola masjid tidak memiliki keuntungan
dan memiliki kemampuan mengelola material.9 Hal ini menyebabkan baik
bisnis,7 memiliki pandangan pasrah pada donatur ataupun masyarakat sekitar
keadaan yang ada sehingga dalam enggan untuk turut berkontribusi
membangun usaha yang penting asal membangun usaha ekonomi tersebut.
jalan.8 Implikasinya proses produksi hingga Implikasinya usaha ekonomi masjid tidak
promosi dijalankan alakadarnya. mampu bertahan dan berkembang karena
Dampaknya produk dan layanan yang kekurangan modal.
dihasilkan kurang berkualitas dan
Ditengah kondisi tersebut, masjid
cenderung kurang inovatif sehingga kalah
dituntut untuk mampu menyusun sebuah
6
MIFTAHUL HUDA, “Kemandirian Berbasis strategi secara komprehensif. Yakni
Wakaf Di Masjid Besar Imam Ulomo Sampung
memperhatikan berbagai aspek yang
Ponorogo,” Al-Ihkam: Jurnal Hukum & Pranata
Sosial 12, no. 2 (2018): 378-379, sangat memengaruhi eksistensi usaha
doi:10.19105/al-ihkam.v12i2.1510.
7
Muhammad Arif, “Model Pemberdayaan kemandirian masjid. Supaya usaha
Ekonomi Terhadap Kemandirian Masjid Haji
Maraset Jl. Sei Deli Kecamatan Medan Barat,”
AT-TAWASSUTH: Jurnal Ekonomi Islam 1, no. 1 9
Robiatul Auliyah, “Studi Fenomenologi
(2018): 439, doi:10.30821/ajei.v1i1.2744. Peranan Manajemen Masjid At-Taqwa Dalam
8
Marjayanti, “MASJID CHENG HOO SURABAYA Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat
PERSPEKTIF MANAJEMEN STRATEGIS."237 Bangkalan,” no. 2005 (2009), 75.
ekonomi masjid dapat berdiri baik jangka organisasi tentu memiliki visi, misi dan
pendek maupun jangka panjang selaras strategi yang berbeda-beda, sehingga
dengan visi dan misi berdirinya masjid. membutuhkan pengukuran kinerja yang
berbeda-beda pula. Implikasinya, hasil
BSC atau Balance Scorecard, pertama
pengukuran kinerja yang dihasilkan tidak
kali dikenalkan oleh Robert S. Kaplan dan
mencerminkan kesuksesan organisasi
David P. Norton, sebagai sebuah alat
dalam menjalankan strategi yang selaras
pengukuran kinerja yang memberikan
dengan visi dan misinya.13
kecepatan dalam pengukuran kinerja
secara menyeluruh. Alat pengukuran Berpijak dari kelemahan BSC
tersebut terdiri atas pengukuran kinerja tersebut, melahirkan sebuah gagasan
kepuasan pelanggan, internal proses, menjadikan BSC sebagai framework
inovasi dan pengembangan organisasi, manajemen atau dikenal dengan sistem
yang semua mengarah pada kinerja manajemen strategi. Yakni, sistem
keuangan di masa depan. 10 manajemen yang mengintegrasikan tiap
strategi dalam bentuk peta strategi, yang
Dalam perkembangannya, muncul
diselaraskan dengan strategi tiap unit,
evaluasi pengukuran kinerja yang hanya
upaya memotivasi karyawan, juga
fokus pada bagian pengawasan kinerja
meningkatkan kualitas proses internal,
SDM. Namun tidak fokus pada upaya agar
pengukuran kinerja, perencanaan kegiatan
SDM dapat menjalankan strategi dan
yang berbasis pada kapasitas sumber daya,
target, yang diharapkan organisasi.11
proses umpan balik, pengembangan dan
Implikasinya, terjadi adanya gap antara
alat formulasi strategi dan analisis untuk
perencanaan strategi dengan
menguji dan mengadaptasi strategi.14
implementasinya.12 Sementara tiap
10
Robert S. Kaplan and David P. Norton, “The Adapun studi terdahulu terkait
Balanced Scorecard: Measures That Drive
penerapan BSC pada lembaga dakwah
Performance,” Harvard Business Review, 2005,
71, https://hbr.org/2005/07/the-balanced- khususnya masjid, seperti studi berjudul
scorecard-measures-that-drive-performance.
11
Robert S. Kaplan and David P. Norton, “The
Balanced Scorecard: Measures That Drive Review 85, no. 7–8 (2007),2.
Performance,” Harvard Business Review 83, no. 13
Robert S. Kaplan, “Conceptual Foundations of
7–8 (2005), 79. the Balanced Scorecard,” Handbooks of
12
Robert S. Kaplan and David P. Norton, “Using Management Accounting Research 3 (2009):
the Balanced Scorecard as a Strategic 1264, doi:10.1016/S1751-3243(07)03003-9.
Management System,” Harvard Business 14
Ibid.1265
“Implementasi Model Manajemen Strategi Kesimpulan yang diperoleh berdasarkan
dan Balanced Scorecard pada Sistem BSC kinerja LAZISMA MAJT secara umum
Manajemen Masjid untuk Meningkatkan belum cukup baik, terutama pada
Kinerja Badan Kesejahteraan Masjid perspektif finansialnya. Studi tersebut
(BKM)” studi tersebut memaparkan hanya menyoroti penggunaan BSC sebagai
bagaimana proses pendampingan yang pengukuran kinerja.16
dilakukan pada pengurus masjid dan hasil
Studi lainnya berupa tesis berjudul
perumusan strategi dengan menurunkan
“Studi Tentang Manajemen Strategi
misi masjid ke dalam empat perspektif BSC
Berbasis BSC di Yayasan Al-Kautsar
meliputi finansial, pelanggan, proses
Lampung” oleh Dewi Fortiana,
internal dan pertumbuhan dan
menunjukkan peta strategi yayasan Al-
pembelajaran untuk nantinya dijadikan
Kautsar memiliki 11 sasaran strategi
pengukuran kinerja.15 Namun,
dengan 34 Indikator Kinerja Utama (IKU)
pembahasannya umum, dan tidak
yang selaras dengan visi, misi dan tujuan
dijelaskan secara detil proses di tiap
keempat perspektif yakni perspektif
tahapan sehingga menghasilkan konsep
keuangan, pelanggan, proses internal dan
tersebut. Selain itu, meskipun
pertumbuhan dan pembelajaran.17
menggunakan BSC sebagai sistem
manajemen strategi, namun, dalam proses Dari studi sebelumnya, ditemukan

perumusan strateginya tidak menggunakan bahwa penerapan BSC sebagai sistem

kerangka BSC pada analisis SWOTnya. manajemen strategi bukan hanya pada
organisasi bisnis tapi juga masjid. Namun,
Studi berjudul “Pendekatan
kenyataan di lapangan, penerapannya
Balance Scorecard pada Lembaga Amil
masih terbatas sebagai alat untuk
Zakat di Masjid Agung Jawa Tengah 16
Ari Kristin Prasetyoningrum, “Pendekatan
(MAJT)” oleh Ari Kristin Prasetyoningrum. Balance Scorecard Pada Lembaga Amil Zakat Di
Masjid Agung Jawa Tengah,” Economica: Jurnal
15
Amin Syukron, “Implementasi Model Ekonomi Islam 6, no. 1 (2015): 1,
Manajemen Strategi Dan Balanced Screcard doi:10.21580/economica.2015.6.1.784.
Pada Sistem Manajemen Masjid Untuk 17
Dewi Fortiana, Irawan Suntoro, and Riswandi,
Meningkatkan Kinerja Badan Kesejahteraan “Manajemen Strategik Berbasis Balanced
Masjid ( Bkm ),” Jurnal Pengabdian Masyarakat Scorecard Di Yayasan Al Kautsar Lampung,”
Universitas Nahdlatul Ulama Al Ghazali 2, no. 1 Journal of Education Policy 53, no. 9 (2019):
(2016): 1, 1689–99,
https://ejournal.unugha.ac.id/index.php/dms- http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/JMMP/
ghozali/article/view/4. article/view/11787.
mengukur kinerja organisasi. Yang Sehingga secara keilmuan diharapkan
memungkinkan antara strategi yang dapat memberikan terapan konsep
ditetapkan tidak linier dengan pengukuran kerangka berpikir perumusan strategi
yang digunakan. Sementara studi terkait berbasis sistem manajemen strategi di
penerapan BSC sebagai sistem manajemen bidang dakwah. Sehingga dapat
strategis dalam lembaga dakwah memberikan pedoman umum bagi
khususnya terkait usaha membangun pengurus masjid terutama yang
kemandirian masjid, sejauh ini belum bertanggung jawab terhadap unit ekonomi
pernah ditemui. Hal inilah yang masjid dalam proses perumusan
melatarbelakangi studi ini. strateginya.

Sistem manajemen strategi sendiri, Ditinjau dari tujuannya, studi ini


meliputi beberapa tahap mulai dari termasuk pada jenis penelitian terapan
perumusan strategi, perencanaan strategi, (Applied research) karena hasilnya berupa
menetapkan rencana operasional strategi pengetahuan penerapan teori yang
meliputi penyelarasan peta strategi dan diaplikasikan untuk memecahkan masalah
scorecard pada semua anggota organisasi, di lapangan.19 Sementara metode
menjalankan strategi, pengawasan serta penelitiannya kualitatif karena data yang
mengevaluasi pelaksanaan strategi sebagai digunakan berupa deskriptif konsep, lebih
pijakan menyusun rencana strategi ke menekankan pada proses menganalisis
depan.18 Dalam studi ini, fokus pada keterhubungan antar data dengan peneliti
langkah perumusan strateginya. Sehingga sebagai instrument kuncinya dan
rumusan masalahnya adalah “Bagaimana analisisnya datanya bersifat induktif.20
langkah perumusan strategi membangun Teknik pengumpulan datanya berupa
kemandirian ekonomi masjid berbasis dokumentasi berupa konsep teori
BSC?”. Tujuannya adalah menghasilkan perumusan strategi BSC, kemandirian
konsep terapan langkah perumusan masjid dan masjid secara umum. Langkah
strategi berbasis BSC untuk merumuskan analisis meliputi: 1) reduksi yakni memilah
strategi kemandirian ekonomi masjid. data berupa konsep yang dibutuhkan

18
Robert S. David P. Norton Kaplan, The 19
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif,
Execution Premium, 2008th ed. (Boston, Kualitatif Dan R&D (Bandung: ALFABETA,
Massachusetts: harvard Business School press, 2012), 4.
2008), 8–9. 20
Ibid., 7–9.
untuk merumuskan strategi seperti: a) ditinjau dari kata dasarnya “sajada” dalam
Masjid meliputi fungsi masjid untuk kamus Al-Munawwir, yang berarti
memahami visi dan misi, faktor internal membungkuk dengan khidmat.23
dan eksternal masjid sebagai pijakan Membungkuk sendiri dapat dimaknai
analisis SWOT (Strength, Weakness, sebagai bentuk ketundukan dan
Opportunities, dan Threats) BSC, b) kepatuhan. Sehingga dapat dimaknai
kemandirian ekonomi masjid fokus pada masjid adalah tempat bagi umat Islam
karakteristiknya untuk menemukan nilai, c) menjalankan berbagai aktivitas yang
keempat perspektif BSC meliputi ukuran mengarah pada bentuk ketundukan
kinerjanya sebagai variabel yang dipetakan kepada Allah. Hal ini selaras dengan
dalam melakukan analisis strategi, d) pendapat Quraish Shihab dan Sidi Gazalba,
Tahap perumusan strategi berbasis BSC bahwa masjid sebagai tempat menjalankan
sebagai pijakan langkah yang harus berbagai aktivitas ibadah seperti shalat
dilakukan. 2) Penyajian data yakni tempat belajar, membicarakan Islam
mengelompokan data konsep berdasarkan (dakwah) dan muamalah yang merupakan
pengaruhnya dalam menjalankan tiap wujud kepatuhan kepada Allah.24
langkah perumusan strategi. 3) Melakukan
Di lapangan, masjid disamakan
penarikan kesimpulan dan verifikasi
dengan mushola karena sama-sama
dengan cara menganalisis keterhubungan
sebagai tempat untuk shalat.
antar data ditiap langkah perumusan
Kenyataannya masjid dan mushola
strategi hingga menyajikan hasil temuan
memiliki perbedaan, kecenderungan
berupa deskripsi tiap langkah secara utuh
mushola memiliki ukuran lebih kecil
dan terintegrasi disertai dengan bagan agar
dibandingkan masjid dan letaknya berada
mudah dipahami.21
di tempat tertentu seperti kantor, pasar. 25

Kemandirian Ekonomi Masjid https://kbbi.web.id/masjid.


23
Ahmad Putra and Prasetio Rumondor,
“Eksistensi Masjid Di Era Rasulullah,” Tasamuh
Masjid dalam Kamus Besar Bahasa 17, no. 1 (2019): 248,
Indonesia diartikan sebagai tempat doi:10.20414/tasamuh.v17i1.1218.
24
Ibid., 249–50.
bersembahyang bagi umat Islam.22 Jika 25
Bimas Kemenag, “Keputusan Dirjen Bimas
Islam Nomor DJ.II/802 Tentang Standar
21
Ibid., 247–53. Pembinaan Manajemen Masjid,” 2014, 3,
22
Ebta Setiawan, “Kamus Besar Bahasa https://simas.kemenag.go.id/page/download/d
Indonesia,” accessed January 12, 2022, etail/5eebbb340678f.
Karena ukuran yang kecil inilah pusat kegiatan keagamaan pemerintah
kecenderungan kegiatannya terbatas desa/kelurahan dan pendanaannya
hanya untuk tempat shalat atau kegiatan bersumber dari pemerintah
pengajian yang skalanya kecil. Desa/kelurahan serta swadaya masyarakat,
7) Masjid bersejarah yang berada di
Di Indonesia terdapat beragam
Kawasan yang memiliki latar belakang
masjid berdasarkan tipologi (struktur,
sejarah sebagai pusat kajian/informasi bagi
sektoral, territorial dan sejarah) yakni: 1)
pengunjung dan pendanaannya bersumber
Masjid Negara yang berada di ibu kota
dari pemerintah, swadaya masyarakat dan
negara dan pendanaannya berasal dari
pihak swasta, 8) Masjid di tempat publik
APBN dan APBD serta bantuan masyarakat,
seperti perkantoran, sarana pendidikan,
2) Masjid Nasional yang ditetapkan oleh
terminal, stasiun, tempat berbelanja dan
menteri agama sebagai pusat kegiatan
sejenisnya. Fungsinya sebagai tempat
keagamaan tingkat provinsi dan
pembinaan keagamaan, karakter dan
pendanaannya berasal dari APBD serta
budaya lingkup pihak yang mengakses
bantuan masyarakat, 3) Masjid Raya yang
ruang publik tersebut. Sumber
ditetapkan oleh Gubernur sebagai pusat
pendanaannya berasal dari pihak instansi
kegiatan keagamaan tingkat provinsi
terkait.26
pendanaannya berasal dari APBD serta
bantuan masyarakat, 4) Masjid Agung yang Kemandirian ekonomi masjid ialah
ditetapkan oleh Bupati/Walikota sebagai keadaan masjid mampu membiayai segala
pusat keagamaan di kabupaten/kota dan kebutuhan dalam menjalankan fungsinya
pendanaannya bersumber dari pemerintah dengan memanfaatkan segala sumber
kota/kabupaten serta swadaya daya yang dimilikinya.27 Dan salah satu
masyarakat, 5) Masjid Besar yang fungsi dari masjid sendiri adalah mampu
ditetapkan oleh pemerintah daerah memberdayakan ekonomi masyarakat
setingkat camat sebagai pusat kegiatan disekitar. Sebagaimana yang pernah
keagamaan lingkup kecamatan dan sumber disampaikan Ibu Khaldun bahwa ekonomi
pendanaannya bersumber dari pemerintah adalah tiang dan pilar penting dalam
kecamatan, organisasi kemasyarakatan 26
Ibid., 4–17.
27
serta yayasan, 6) Masjid Jami’ yang terletak Marjayanti, “Pembangunan Kemandirian
Masjid Cheng Hoo Surabaya Perspektif
dipemukiman pedesaan/kelurahan sebagai Manajemen Strategis.” 230
membangun peradapan Islam (Islam).28 Tidak semua masjid memiliki usaha
Karena semakin tinggi tingkat ekonomi masjid. Berdasarkan temuan
kesejahteraan ekonomi masyarakat, maka beberapa masjid yang telah mendirikan
akan semakin lebih mudah mereka belajar usaha ekonomi, umumnya memiliki
menjadi lebih baik dalam kehidupannya. karakteristik:
Sehingga kemandirian ekonomi masjid
Masjid memiliki visi dan misi yang
disini bukan hanya dimaknai untuk
salah satunya, menjadi masjid yang
memberikan pendapatan tambahan bagi
mandiri dan mampu meningkatkan
masjid selain ZIS. Namun, juga mampu
kesejahteraan masyarakat melalui usaha
memberdayakan masyarakat sekitar
bisnis seperti salah satu visi dan misi
melalui usaha ekonomi tersebut.
Masjid Cheng Hoo yakni senantiasa
Usaha ekonomi masjid adalah meneladani laksamana Cheng hoo untuk
berbagai kegiatan bisnis yang dimiliki oleh senantiasa berbuat baik pada sesama, yang
masjid. Adapun berbagai bentuk usaha diwujudkan salah satunya dengan
ekonomi masjid seperti: lembaga zakat, membangun kemandirian masjid berbasis
BMT (Baitul mal Wat Tanwil), Bank Syariah, ekonomi madani.30 Dan visi misi Masjid
Koperasi dan ATM,29 persewaan aset Kapal Munzalan Mubarakan sebagai
organisasi, membuka usaha milik masjid bahtera modern berbasis pemberdayaan
seperti peternakan, minimarket, ekonomi umat Kalimantan Barat.31
memanfaatkan wakaf masjid dan
Masyarakat di sekitar masjid dan
sebagainya.
khususnya pengurus masjid, tidak memiliki
penolakan terhadap gagasan mendirikan
usaha bisnis di masjid. Seperti yang
dilakukan oleh Masjid Cheng Hoo pertama
kali saat membangun usaha ekonomi

28
Dalmeri, “Revitalisasi Fungsi Masjid Sebagai 30
Marjayanti, “Pembangunan Kemandirian
Pusat Ekonomi Dan Dakwah Multikultural,” Masjid Cheng Hoo Surabaya Perspektif
Walisongo: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan Manajemen Strategis,” 234.
22, no. 2 (2014): 328, 31
Ihsan, Muhammad Hasan, and Fachrurazi,
doi:10.21580/WS.22.2.269. “Pemberdayaan Ekonomi Masjid Melalui
29
Bimas Kemenag, “Keputusan Dirjen Bimas Pengelolaan Dana Umat Di Masjid Kapal
Islam Nomor DJ.II/802 Tentang Standar Munzalan Mubarakan,” Qus-Qazah: Jurnal of
Pembinaan Manajemen Masjid,” 4–17. Islamic Economics 1, no. 1 (2019): 43.
masjid, diawali dengan membangun usaha pertanian, peternakan dan
keesepakatan, kesamaan pemikiran dan persewaan sumur.34 3) sumber daya
komitmen dari pengurus. Salah satu faktor manusia yang professional dan mengerti
kesuksesan masjid Haji Maraset dalam cara mengelola bisnis. Seperti yang
membangun usaha ekonomi masjid, dilakukan oleh Masjid Cheng hoo dan
karena posisi masjid berada di tengah masjid Sunda Kelapa Jakarta, unit bisnisnya
masyarakat kelas menengah dan terpelajar dikelola oleh mereka yang berpengalaman
sehingga cenderung terbuka dan mau dalam mengelola usaha. Dan bahkan
menerima gagasan tersebut.32 memungkinkan bekerja sama dengan
lembaga usaha lain dalam mengelola usaha
Masjid memiliki sumber daya
masjid.35 Umumnya masjid tersebut adalah
potensi atau aktual yang besar dari sisi: 1)
masjid yang dikelola oleh pemerintah
dana yang diperoleh dari ZIS, bantuan
nasional, provinsi, kota/ kabupaten, masjid
pemerintah, swadaya masyarakat untuk
yang dikelola oleh instansi seperti masjid
menjalankan usaha seperti dana yang
Trans Studio Bandung.
dimiliki masjid Trans Studio Bandung
sebanyak 20 juta/minggu, sementara Secara struktural, masjid tersebut
pengeluaran perbulan hanya 40 juta.33 memiliki unit/divisi ekonomi masjid yang
Sehingga dana yang dimiliki cenderung berada dibawah naungan masjid. 36 Unit
surplus dan berpotensi untuk mendirikan tersebut bersifat otonom yang berwenang
usaha. 2) Memiliki aset masjid baik untuk melakukan pengelolaan meliputi
berupa bangunan atau tanah, seperti menetapkan tujuan, strategi, menetapkan
Masjid besar Imam Utama yang memiliki SDM dan alokasi sumber daya,
aset berupa wakaf sawah, kolam ikan, mengumpulkan dana.37 Termasuk juga
tanah dan sumur yang dimanfaatkan untuk memiliki visi dan misi yang menjadi
32
Arif, “Model Pemberdayaan Ekonomi 34
Arif, “Model Pemberdayaan Ekonomi
Terhadap Kemandirian Masjid Haji Maraset Jl. Terhadap Kemandirian Masjid Haji Maraset Jl.
Sei Deli Kecamatan Medan Barat,” 439. Sei Deli Kecamatan Medan Barat,” 379.
33
Muhammad Fauzi Arif, Fakultas Dakwah, and 35
Hafidz Muftisany, “Buka Unit Usaha,”
Universitas Islam, “POTENSI MASJID AGUNG Republika.Co.Id, 2015,
TRANS STUDIO BANDUNG DALAM https://republika.co.id/berita/koran/dialog-
PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT jumat/ntfd0l3/buka-unit-usaha.
BERBASIS MASJID DENGAN ANALISIS SWOT,” 36
Marifah Yuliani, “Konsep Divisi Ekonomi
Jurnal Peradaban Dan Hukum Islam, TAHKIM 2, Masjid Berbasis Teknologi Industri 4.0,” Jurnal
no. 2 (2019): 86, Al-Qardh 4, no. 2 (2020): 102,
doi::10.29313/tahkim.v2i2.5054. doi:10.23971/jaq.v4i2.1567.
panduan dalam menetapkan, menjalankan
program dan menggerakan SDMnya.38
Namun tetap penetapan visi dan misi serta
proses pengelolaan tersebut harus selaras
dengan visi, misi dan strategi dari masjid.

Balance Scorecard Sebagai


Sebuah Sistem Manajemen
Strategis

Sistem manajemen strategi merupakan


agar berjalan selaras dengan visi dan misi
sistem manajemen yang mengintegrasikan
organisasi.
dan mengkoordinasikan antara proses
perencanaan, pengembangan dan Penerapan BSC sebagai sistem
pengawasan strategi beserta manajemen strategi, seharusnya dimulai
operasionalnya hingga tataran individu di dari organisasi hingga unit terkecilnya.
semua aspek organisasi agar terbentuk Namun, tidak menutup kemungkinan
keselarasan strategi.39 Sehingga sistem hanya diterapkan pada sebagian unit yang
manajemen strategi menawarkan cara memiliki otonomi untuk mengelola sumber
pandang BSC bukan sebagai data untuk daya dan menetapkan keputusan sendiri.
melakukan pengukuran dan evaluasi Pada unit tersebut berlaku proses
kinerja organisasi saja, melainkan menetapkan balanced scorecard dan peta
semenjak awal sebagai strategi untuk strategi, mengoperasionalkan,
mengarahkan semua elemen organisasi mengkomunikasikan dan menetapkan
sumber daya untuk menjalankannya.40

37
Dengan catatan, proses tersebut berpijak
Robert S Kaplan and David P Norton, Robert
S. Kaplan, David P. Norton-Alignment_ Using dari visi, misi, nilai dan strategi milik
the Balanced Scorecard to Create Corporate
Synergies-Harvard Business Press (2006) organisasi atau yang dikenal dengan
(United States of America: Havard Business enterprise value proposition.
School Pub;ising Corporation, 2006), 6.
38
Yuliani, “Konsep Divisi Ekonomi Masjid 40
Kaplan and Norton, Robert S. Kaplan, David P.
Berbasis Teknologi Industri 4.0,” 103. Norton-Alignment_ Using the Balanced
39
Kaplan, “Conceptual Foundations of the Scorecard to Create Corporate Synergies-
Balanced Scorecard.”1266 Harvard Business Press (2006), 6.
Gambar 1-Kerangka BSC sebagai sistem manajemen

Berikut ini merupakan penjabaran masyarakat. Sumber dananya dihimpun


Keempat perspektif Balance Scorecard dan dari masyarakat sehingga program yang
kedudukannya dimiliki ditujukan untuk memberikan
Perspektif Finansial manfaat kepada masyarakat. Maka,
kesuksesan organisasi sosial, tidak dapat
Pada perspektif ini, kesuksesan
dilihat dari aspek finansial berupa materi
organisasi dipandang dari kemampuan
seperti anggaran dana yang dialokasikan
organisasi dalam memenuhi harapan dari
untuk program, jumlah donasi yang
shareholder. Dalam konteks bisnis pihak
diperoleh, besar pengeluaran dan rasio
shareholder adalah pemegang saham yang
biaya operasional dengan pemasukan.
menjadi pemilik dari organisasi bisnis.
Namun, juga menggunakan aspek
Sementara harapan pemegang saham
nonfinansial yakni seberapa efektif
adalah pihak organisasi mampu
program dalam memberikan manfaat bagi
memberikan keuntungan tinggi bagi
masyarakat.43
mereka.41 Keuntungan tersebut
dipengaruhi oleh besar pendapatan yang
diperoleh dari penjualan produk,
pengembangan aset organisasi, dan
penurunan biaya. Ketiga aspek itulah yang
menjadi ukuran kesuksesan organisasi dan
sekaligus tujuan perspektif finansialnya.42

Pada konteks organisasi sosial dan


publik, keberadaan organisasi bukan
menjadi milik personal, melainkan milik

41
Kaplan and Norton, “The Balanced Scorecard:
Measures That Drive Performance.”77
42
Robert S. David P. Norton Kaplan, Balanced
Scorecard Menerapkan Strategi Menjadi Aksi,
ed. Yati. Sumiharti, 2000th ed. (jakarta: 43
Kaplan, “Conceptual Foundations of the
erlangga, 1996), 44–53. Balanced Scorecard.”1262
Adapun tiga bentuk strategi yang secara tidak langsung menjadi tujuan
menyesuaikan dengan tujuan finansial organisasi terkait aspek pelanggan.
organisasi, yakni : 1) bauran pertumbuhan
Proses penetapan strategi dimulai
dan pendapatan, baik dengan membuat
dari mengetahui pasar yang akan ditarget
produk baru, pengembangan pasar,
dan menetapkan cara untuk membuat
membuat diferensiasi produk, 2)
pasar tertarik meliputi: 1)atribut produk
penghematan biaya atau meningkatkan
meliputi fungsi, waktu, harga dan
produktivitas dengan meningkatkan
kualitasnya, 2) layanan purnajual, yang
pendapatan, mengurangi biaya,
diberikan saat dan setelah melakukan
menetapkan saluran distribusi yang
pembelian, 3) citra dan reputasi produk
efisien. 3) memanfaatkan aktiva/investasi,
yang membuat pasar tertarik untuk
dengan meningkatkan pemanfaatan aktiva,
membeli dan sekaligus sebagai pembeda
mengatur siklus kas ke kas.44
dengan pesaing.45
Perspektif Pelanggan
Perspektif Proses Internal
Pada perspektif ini, kesuksesan
Pada proses ini, kesuksesan organisasi
organisasi dilihat dari kemampuan mereka
dipengaruhi kemampuan organisasi
dalam memenuhi kebutuhan dan
menjalankan proses internal yang bernilai
keinginan pelanggan. Makna pelanggan di
sangat penting dalam mendukung
sini adalah pasar yang dibidik untuk
pencapaian tujuan organisasi aspek
membeli dan mengonsumsi produk
finansial dan pelanggan. Maka, organisasi
organisasi, sehingga berimplikasi terhadap
perlu melakukan identifikasi proses yang
tercapainya tujuan finansial organisasi.
bernilai sangat penting dan cara
Adapun beberapa pengukuran yang
menjalankan proses tersebut agar tujuan
digunakan yakni: pangsa pasar (sejumlah
dan strategi aspek pelanggan dan finansial
pasar yang membeli dan memakai produk),
dapat berjalan, sehingga tujuan finansial
jumlah pelanggan yang bertahan, jumlah
dapat tercapai.
pelanggan baru, kepuasan pelanggan dan
sejumlah pelanggan yang menguntungkan Adapun proses internal yang

organisasi. Ukuran yang ada tersebut bernilai sangat penting, karena berkaitan

44 langsung dengan upaya memberikan


Kaplan, Balanced Scorecard Menerapkan
Strategi Menjadi Aksi.44-53 45
Ibid.64-79
produk yang mampu memenuhi standart), konsisten dan tepat waktu
kebutuhan dan keinginan pasar, yakni: 1) sesuai janji, 3) tujuan proses layanan
proses inovasi mulai dari tahapan meriset purnajual sama halnya dengan proses
pasar, membuat rancangan produk yang produksi yakni proses layanan purnajual
mampu memenuhi kebutuhan dan dapat berjalan secara kualitas, efisien,
keinginan pasar yang ditarget, 2) proses konsisten dan tepat waktu.48
produksi dan penghantaran produk kepada
Perspektif Pembelajaran Dan
pelanggan, 3) proses dalam memberikan
Pertumbuhan
pelayanan baik sebelum, saat dan setelah
melakukan pembelian, yang dikenal Pada perspektif ini, kesuksesan

dengan produk tambahan,46 4) proses organisasi dilihat dari kemampuan

membangun hubungan baik dengan pihak mengadakan dan mengembangkan

eksternal seperti pemerintah, masyarakat, infrastruktur yang diperlukan untuk

pihak penyuplai, yang berpengaruh menjalankan strategi dan tujuan perspektif

terhadap kesuksesan pelaksanaan proses proses dan pelanggan. Infrastruktur

inovasi hingga penghantaran nilai pada meliputi aspek kemampuan, motivasi,

pelanggan. budaya, dan sumber daya organisasi


lainnya seperti sistem informasi, sistem
Penetapan tujuan proses bergantung pada
kerja serta sarana dan prasarana.
proses internal mana yang harus menjadi
Tujuannya SDM (Sumber Daya Manusia)
fokus perhatian, yang meliputi: 47 1) proses
menjadi menjadi puas, bertahan dan
inovasi, tujuan yang hendak diperoleh
produktif.49
adalah sejumlah produk baru yang
ditemukan, 2) produksi, tujuannya proses
produksi dan penyampaian produk pada
pelanggan dapat berjalan secara kualitas
(sesuai dengan yang ditawarkan kepada
pelanggan), efisien (minim terjadi
pemborosan akibat produk tidak sesuai

46
Ibid. 80-92 48
Kaplan, Balanced Scorecard Menerapkan
47
Kaplan, “Conceptual Foundations of the Strategi Menjadi Aksi.87-92
Balanced Scorecard,” 1263. 49
Ibid. 109-119
Keterhubungan Antar Perspektif Langkah Perumusan Strategi
Keempat perspektif tersebut memiliki
hubungan sebab akibat yang saling
memengaruhi satu sama lain, mengarah
pada tujuan dan strategi perspektif
finansial.50 Semua berawal dari SDM,
memengaruhi proses internal dan
pelanggan hingga bermuara pada
perspektif keuangan.51 Misalkan ketika
SDM memiliki kemampuan menggunakan
perangkat manajemen kualitas, maka
mereka akan mampu mengurangi siklus
proses dan kecacatan akibat proses tidak Berbasis BSC
berjalan. Hal ini berimplikasi mampu Berikut ini merupakan langkah dalam
meningkatkan kecepatan pengiriman dan merumuskan strategi berbasis BSC
menurunkan angka kecacatan produk. meliputi:
Kualitas tersebut mampu meningkatkan
kepuasan dan jumlah pelanggan bertahan.
Sehingga mampu mendorong peningkatan
pendapatan dan keuntungan organisasi. 52

Gambar 2- Keterhubungan sebab akibat


keempat perspektif.53

50
Kaplan, “Conceptual Foundations of the
Balanced Scorecard,” 1262.
51
Ibid., 1266.
52
Ibid., 1262.
53
Kaplan, Balanced Scorecard Menerapkan
Strategi Menjadi Aksi, 28.
Memahami Misi, Nilai Dan Visi Organisasi menerapkan nilai tersebut dalam
menjalankan setiap strategi.
Visi organisasi adalah pernyataan
tujuan yang hendak dicapai organisasi Menetapkan Analisis Strategi
atau gambaran organisasi di masa yang
Proses analisis strategi terdiri atas
akan datang. Visi seharusnya memuat tiga
proses melakukan pemetaan kondisi
komponen utama yakni: stretch goal
internal dan eksternal, dan melakukan
(capaian yang ingin diperoleh, tentunya
analisis SWOT.57 Berikut adalah gambaran
bernilai ideal namun realistis), definition of
di tiap tahapan:
niche (pernyataan spesifik ruang lingkup
hasil yang mau dicapai), time horizon Analisis strategi meliputi dua hal yakni:

(batas waktu kapan visi tercapai). 54 1) Analisis kondisi eksternal, menurut


PESTEL (Politik, Ekonomi, Sosial, teknologi,
Misi adalah pernyataan yang
Lingkungan dan Legal) yang terdiri atas
menjelaskan alasan utama berdirinya
kondisi lingkungan makro seperti politik,
organisasi, khususnya berkaitan dengan
ekonomi, lingkungan, hukum dan
yang diberikan kepada pelanggan dan
teknologi. Michael Porter menambahkan
klien.55 Misi berkaitan pada perilaku masa
lima faktor lain: pembeli/pasar, pihak
kini yang dilakukan untuk mencapai visi.
penyuplai, pihak pemain baru, pihak lain
Sehingga dapat disimpulkan bahwa visi
yang memiliki produk substitusi, dan
adalah berbicara kondisi akhir yang ingin
kondisi persaingan industri. Sehingga bisa
dibentuk di masa depan. Sementara misi
disimpulkan Kondisi eksternal yang
adalah jalan yang dilakukan untuk
berpengaruh dalam pencapaian visi dan
mencapai visi, berkaitan dengan suatu
misi organisasi adalah pasar, pesaing dan
diberikan kepada pelanggan maupun
kondisi lingkungan makro. 2) Analisis
perbaikan internal dari organisasi.
kondisi internal, meliputi kinerja organisasi
Nilai organisasi ialah nilai yang dan kemampuannya. Untuk
menggambarkan sikap, kebiasaan dan mengidentifikasi kondisi internal yang
56
karakteristik khas dari organisasi. Setiap berpengaruh salah satunya menggunakan
individu dari organisasi wajib memiliki dan tools value chain analysis, yang merupakan
54
Kaplan, The Execution Premium, 40. rangkaian proses untuk menghantarkan
55
Ibid., 38.
56
Ibid., 39. 57
Ibid., 48–53.
nilai produk yang ditawarkan organisasi ancaman baik dari aspek finansial,
hingga ke tangan konsumen. Melalui tools pelanggan, proses internal, dan
tersebut, diperoleh adanya faktor SDM, pertumbuhan dan pembelajaran yang
teknologi dan informasi, termasuk melingkupi.
kemampuan untuk melakukan riset pasar,
sebagai aspek internal yang harus
dipahami.

Organisasi perlu menganalisis


kondisi internal yang dikatakan kekuatan
dan kelemahan. Serta kondisi eksternal
yang dikatakan peluang dan ancaman.
Dikatakan kekuatan bilamana kondisi
tersebut mendorong mempercepat
tercapainya visi dan misi organisasi.
Sebaliknya kelemahan apabila kondisi
tersebut sifatnya menghambat tercapainya
tujuan organisasi. Sementara peluang,
bilamana kondisi tersebut berpotensi
dapat dimanfaatkan untuk mempercepat
pencapaian visi organisasi. Ancaman
bilamana kondisi tersebut sifatnya
menghambat pencapaian visi organisasi. 58
Karena hasil analisis strategi tersebut
memiliki implikasi dalam menetapkan
strategi di tiap perspektif BSC, maka dalam
proses menganalisis kondisi juga perlu
diklasifikasikan berdasarkan empat
perspektif Balance Scorecard. Sehingga
tergambar masalah yang terjadi dan
kondisi kekuatan-kelemahan-peluang dan
58
Ibid., 50.
Gambar 3- Tabel Analisis SWOT BSC (terjemahan)
Formulasi Strategi pelanggan dan finansial berjalan, 4)
Formulasi strategi adalah tahap Strategi pertumbuhan dan pembelajaran,
menetapkan strategi untuk mewujudkan berbicara cara mengelola dan
visi dan misi berdasarkan analisis masalah, mengembangkan aset tidak berwujud
kekuatan, kelemahan, peluang dan organisasi agar dapat menunjang
ancaman di tiap perspektif. 59 berjalannya strategi proses.60 Salah satu
Gambarannya sebagai berikut: 1) Strategi tools yang digunakan dalam menetapkan
finansial yang berkaitan dengan cara untuk strategi, ialah menggunakan logika sebab
memenuhi harapan shareholder, 2) akibat dari peta strategi. 61 Misalkan saja,
Strategi pelanggan meliputi strategi ketika strategi pelanggan ditentukan akan
membuat pelanggan puas, bertambah dan memberi layanan kemudahan dalam
loyal terhadap produk, layanan dan citra melakukan transaksi, maka berimplikasi
yang ditawarkan organisasi, sehingga dalam proses pembayaran menggunakan
keuntungan organisasi meningkat, 3) saluran pembayaran yang memudahkan
Strategi proses, berbicara proses internal dalam melakukan transaksi.
yang harus dilakukan agar strategi 60
Kaplan, “Conceptual Foundations of the
Balanced Scorecard,” 56.
59
Ibid., 56. 61
Kaplan, The Execution Premium, 57.
Langkah Perumusan Strategi masjid berbasis BSC, serta penjelasan
ditiap langkahnya:
Kemandirian Ekonomi Masjid
Berbasis BSC

Berikut ini adalah sketsa langkah


perumusan strategi usaha kemandirian

Gambar 4-Sketsa langkah perumusan usaha kemandirian masjid berbasis BSC.

Memahami Visi, Misi Dan Nilai Usaha operasionalnya. Dalam penetapannya

Kemandirian Masjid. haruslah selaras dengan visi dan misi dari


masjid itu sendiri. Karena merupakan salah
Divisi ekonomi masjid dalam
satu unit masjid.
menjalankan fungsinya, harus memiliki
gambaran usaha ekonomi masjid yang Untuk memahami visinya dengan

akan diciptakan di masa depan (visi) dan mengurai ketiga komponen visi yakni:

bentuk kontribusi yang akan diberikan Aspek stretch goalnya atau sesuatu

untuk mencapainya (misi) dengan yang hendak dicapai dari usaha tersebut,

berpegang teguh pada nilai-nilai tertentu. yakni menjadi masjid yang mandiri secara

Karena, hal ini akan menjadi pedoman ekonomi sehingga tidak lagi mengandalkan

dalam menetapkan strategi dan penggalangan dana dari jemaah untuk


membiayai kegiatan masjid. Hal ini bisa Adapun beberapa nilai yang
ditunjukkan dengan persentase sumber seharusnya dimiliki lembaga masjid dalam
pendapatan masjid justru lebih besar dari membangun usaha ekonominya yakni: 62 1)
usaha ekonomi masjid dibandingkan dari pengurus masjid senantiasa berpikir
ZIS,. Dan meningkatnya tingkat ekonomi inovatif dalam menciptakan ide usaha
masyarakat sekitar masjid yang ekonomi masjid dan mengembangkan
diberdayakan berkat adanya usaha produknya. Untuk itu, pengurus masjid
ekonomi tersebut. Hal ini dapat diketahui harus senantiasa memperbaharui
dari peningkatan pendapatan mereka dan informasi baik kebutuhan dan keinginan
kemampuan mereka memenuhi kebutuhan konsumennya, pesaing dan kondisi
primernya. lingkungan makro yang memengaruhi
Pada aspek definition of niche perilaku konsumennya, 2) senantiasa
dapat dibatasi pada ruang lingkup menjalankan setiap aktivitas ekonomi
kemandirian yang dimaksud adalah pada masjid secara halal dan tidak membuat
sisi ekonomi (sumber pendapatan untuk kerusakan bagi orang lain maupun
pembiayaan seluruh kegiatan masjid) dan lingkungan, 3) memiliki pandangan bahwa
semesta masyarakat yang diberdayakan usaha yang diperoleh bukan untuk
sekitar masjid (kelurahan, kecamatan atau memenuhi kepentingan pribadi melainkan
bahkan hingga tingkat kota). untuk pengembangan fungsi masjid dan
Dan aspek time horizonnya, tidak memberikan manfaat bagi masyarakat, 4)
ada batasan kapan visi tersebut akan setiap individu pengurus masjid memiliki
berakhir, selama masjid memiliki pengetahuan dan kemampuan yang
kebutuhan dana mandiri untuk memadai dalam menjalankan usaha
menjalankan programnya dan masalah ekonomi masjid, 5) senantiasa berupaya
kemiskinan masih ada. Maka selama itu berlomba-lomba untuk melakukan
pula visi tersebut tetap ada. Karena perbaikan dan pengembangan usaha
keberadaan visi tersebut selaras dan
62
menunjang pencapaian visi masjid yang Dosen Fakultas Dakwah, Komunikasi Uin, and
Raden Fatah, “Dosen Fakultas Dakwah Dan
bersifat jangka panjang (selama kegiatan Komunikasi UIN Raden Fatah Palembang 1,”
Yonetim: Jurnal Manajemen Dakwah 1, no. 1
masjid tetap masih berjalan).
(2019): 19-20,
http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/yoneti
m/article/view/2957.
ekonomi masjid, 6) memiliki rasa tanggung finansialnya, berkaitan dengan keuntungan
jawab, amanah, kesamaan tekad untuk yang diberikan kepada donatur selaku
mewujudkan visi dan misi dalam pemberi modal usaha. Secara kedudukan,
menjalankan dan mengembangkan usaha perspektif ini berada di urutan paling atas
ekonomi masjid. atau menjadi muara dari tujuan dan
strategi ketiga perspektif lainnya.
Analisis SWOT BSC Usaha ekonomi
Masjid Pada perspektif pelanggan, makna
pelanggan yang dimaksud adalah pasar
Sebelum melakukan analisis SWOT
yang ditarget untuk membeli dan
keempat perspektif BSC perlu
mengonsumsi produk dan layanan dari
dikontekstualkan pada usaha ekonomi
usaha ekonomi masjid, sehingga
masjid. Karena hal ini akan memengaruhi
berkontribusi memberikan pemasukan
pengklasifikasian temuan hasil pemetaan
bagi usaha ekonomi masjid. Maka, secara
di lapangan termasuk dalam proses
kedudukan berada di bawah perspektif
memformulasikan strategi tiap perspektif.
finansial.
Keempat Perspektif BSC Usaha ekonomi
Perspektif proses meliputi berbagai
masjid
proses yang berkaitan langsung dengan
Perspektif finansialnya yakni upaya menciptakan, menawarkan dan
kemampuan usaha ekonomi masjid menghantarkan produk dan layanan yang
mampu memberikan keuntungan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan
pemasukan tambahan bagi masjid dan juga pasar yang ditarget secara konsisten.
masyarakat yang turut diberdayakan Termasuk upaya untuk membangun
melalui ekonomi tersebut. Di lain pihak, kemitraan dengan donatur dan pemerintah
apabila usaha ekonomi tersebut karena sifatnya menunjang kesuksesan dari
merupakan hasil kerja sama dengan proses inti tersebut.
donatur sebagai investor. Sehingga pihak
Perspektif pertumbuhan dan
masjid wajib mengembalikan modal usaha
pembelajaran meliputi upaya masjid dalam
yang diberikan donatur termasuk bunga
menyiapkan dan mengembangkan
dari hasil penjualan. Maka perlu
infrastruktur yang dibutuhkan dalam
menambahkan dalam perspektif
membangun usaha, meliputi sumber daya
manusia yang berasal dari pihak masjid,
masyarakat atau pihak lain, sarana dan
prasarana masjid secara fisik seperti aset
bangunan atau tanah dan non fisik seperti
sistem kerja, dan dana (baik yang
bersumber dari ZIS, bantuan pemerintah
dan donatur melalui sistem investasi)
Analisis SWOT Keempat perspektif dalam membangun ekonomi masjid.

Berikut ini merupakan konseptualiasasi analisis SWOT keempat perspektif konteks


usaha ekonomi masjid yang perlu dipetakan:

Gambar 6- Analisis SWOT BSC usaha ekonomi Masjid

Formulasi Strategi Membangun Usaha kekuatan yang dimiliki (strategi Strength-

Kemandirian Masjid Threats/ST), 3) cara mengatasi kelemahan


agar mampu memanfaatkan peluang yang
Hasil analisis SWOT tiap perspektif
ada (strategi Weakness-
berupa temuan isu/masalah perspektif dan
Opportunities/WO), 4) strategi untuk
hasil pembacaan kondisi kekuatan,
mengatasi kelemahan sehingga mampu
kelemahan, peluang dan ancaman dari tiap
menghadapi ancaman yang ada (strategi
perspektif. Maka selanjutnya dilakukan
Weakness-Threats/WT).
analisis matrix meliputi: 1) strategi dengan
memanfaatkan kekuatan agar mampu Perumusan strategi yang tepat, juga

memanfaatkan peluang yang ada (strategi membutuhkan ilmu pengetahuan sesuai

Strength-Opportunities/SO), 2) strategi dengan bidang strateginya, misalkan ketika

untuk mengatasi ancaman dengan hendak merumuskan strategi untuk


menghadapi kondisi peluang kebutuhan
pasar terhadap produk tertentu, secara perspektif dan dilakukan analisis
kondisi internal memiliki kapasitas untuk keterhubungan baik tujuan dan strategi
memenuhi kebutuhan tersebut, sehingga tiap perspektif menggunakan logika
membutuhkan ilmu pengetahuan terkait strategy map.
komponen produk dan desain produk
Berikut gambaran formulasi strategi usaha
untuk bisa menetapkan nilai dan atribut
ekonomi masjid berikut alternatif strategi
produk yang akan diberikan kepada pasar.
ditiap kondisinya secara umum:
Proses matrix tersebut akan menghasilkan
berbagai strategi, untuk selanjutnya
diklasifikasikan berdasarkan keempat
Threats (Ancaman) Strategi finansial Strategi finansial
1. Perubahan kondisi lingkungan dan 1. Meningkatkan penjualan produk dengan meningkatkan keunggulan produk yang sudah 1. Meningkatkan pertumbuhan pendapatan dengan memperbaiki kelemahan
perilaku pasar yang dapat menyebabkan dibandingkan pesaing melalui menambah variasi produk, menambahkan nilai manfaat yang menyebabkannya. Misalkan karena masalah produk yang tidak sesuai
penurunan minat pembelian produk dan dari produk yang sudah ada dan membuat produk baru. dengan kebutuhan pasar, maka perlu ada perbaikan kualitas produk pada
besarnya biaya. 2. Meningkatkan pemanfaatkan aset masjid untuk usaha ekonomi masjid. strategi pelanggan. Fokusnya jangan sampai usaha merugi. Atau dengan
2. Usaha pemasaran milik pesaing yang 3. Mengantisipasi meningkatnya biaya akibat ancaman kondisi lingkungan, misalkan mencari
dapat menyebabkan penurunan minat memanfaatkan teknologi internet sebagai saluran promosi dan transaksi sehingga 2. Mencari investor atau memanfaatkan aset masjid untuk menutupi
beli pasar terhadap produk dan layanan memangkas biaya proses ditengah kondisi pandemi corona yang mengharuskan kekurangan modal usaha sehingga usaha ekonomi masjid tetap berjalan.
usaha ekonomi masjid. pembatasan interaksi langsung. 3. Mengurangi biaya dengan cara: menutup usaha ekonomi masjid yang
3. Penurunan jumlah pelanggan yang Strategi pelanggan dipandang tidak prospek dan senantiasa mengalami kerugian, mengurangi
membeli akibat penurunan kualitas 1. Pengembangan pasar baru dengan membidik pasar lebih menekankan pada pasar yang biaya produk, layanan dan proses yang tidak bernilai menciptakan kepuasan
produk, layanan dan citra usaha ekonomi belum dikuasai pesaing atau membidik pasar yang sama dengan segmen pesaing pelanggan.
masjid. karena memiliki kapasitas untuk bersaing. Strategi pelanggan.
4. Tingginya minat pasar terhadap produk, 2. Meningkatkan loyalitas pelanggan yang sudah ada dengan melakukan inovasi produk 1. Membidik pasar dengan tingkat persaingan yang rendah. Dan lebih baik jika
layanan dan citra pesaing. dan meningkatkan kualitas produk, layanan dan citra. fokus mempertahankan pelanggan yang ada.
5. Keunggulan produk, layanan dan citra 3. Menciptakan produk dan layanan yang menjawab kebutuhan pelanggan, unggul dan 2. Melakukan perbaikan atribut produk, layanan dan citra untuk
pesaing di mata pelanggan. adaptif. mempertahankan loyalitas pelanggan.
6. Pesaing memiliki inovasi produk dan 4. membangun branding produk dan lembaga yang kuat di benak pelanggan. Strategi proses
layanan yang berpotensi banyak diminati Startegi proses 1. Melakukan perbaikan kualitas proses produksi hingga penghantaran produk
pasar. 1. mengoptimalkan proses inovasi produk dan layanan dan layanan dengan menetapkan standart dan control kualitas. Tujuannya
2. menerapkan manajemen kualitas dalam proses produksi hingga penghantaran produk dan menghasilkan produk dan layanan yang berkualitas secara konsisten serta
layanan dengan menetapkan standart dan control kualitas. Tujuannya menghasilkan menekan biaya
produk dan layanan yang berkualitas secara konsisten serta menekan biaya. 2. Membangun hubungan baik dengan pihak berpengaruh untuk mendukung
3. Membangun hubungan baik dengan pihak berpengaruh untuk mendukung jalannya jalannya proses internal yang berkualitas dan efisien.
proses internal yang berkualitas dan efisien. Strategi pembelajaran dan pertumbuhan
Strategi pembelajaran dan pertumbuhan Memperbaiki kelemahan masjid untuk menunjang pelaksanaan strategi
1. Meningkatkan kualitas infrastruktur masjid dengan memberikan pelatihan SDM, motivasi,
sistem kerja yang professional dan membangun budaya pembelajar serta perbaikan terus
menerus.
2. Mengoptimalkan pemanfaatan infrastruktur masjid untuk menjalankan strategi untuk
mengoptimalkan kekuatan yang ada dan strategi menghadapi ancaman.

Gambar 7-Hasil formulasi strategi usaha ekonomi masjid


Sementara untuk memberikan menyebabkan donatur (pembeli) menjadi
gambaran hasil matrix SWOT kecewa dan berpeluang berhenti untuk
menggunakan map strategy, maka akan membeli kembali. Selain itu, juga
digambarkan melalui ilustrasi berikut: membangun citra negatif, karena tidak
sesuai dengan citra produk yakni terdepan
Sebuah usaha ekonomi masjid
dalam kualitas. Maka tujuan pelanggan
memiliki masalah finansial yakni
yang dibangun adalah meningkatkan
penurunan pendapatan penyebabnya
kepuasan donatur terhadap kualitas hewan
kalah bersaing dari sisi kualitas produknya.
ternak dan meningkatkan jumlah pembeli
Maka tujuan finansial yang harus dicapai
baik yang sudah pernah membeli atau
adalah meningkatkan pendapatan dari
belum sama sekali. Tujuan ini diperlukan
penjualan produk. Lantas ditetapkan
dengan penambahan jumlah pembeli baik
strategi yang harus dilakukan untuk
yang lama dan yang baru, maka tujuan
mencapai tujuan tersebut. Karena konteks
peningkatan pendapatan akan bisa
masalah yang dihadapi berkaitan dengan
tercapai.
cara meningkatkan pertumbuhan
penjualan, maka berdasarkan varian Strategi yang dilakukan untuk
strategi konteks usaha sedang bertumbuh mencapai tujuan pelanggan tersebut
dan pembacaan penyebab masalah adalah menghadirkan hewan ternak
finansial tersebut, disertai dengan hasil berkualitas dalam bentuk atribut berat
pembacaan adanya kapasitas internal badan dan kondisi fisik hewan ternak
untuk melakukan perbaikan produk, sesuai syariat dan sehat.
strategi yang dipilih adalah dengan
Sementara penetapan tujuan
melakukan perbaikan produk.
proses internal berpijak dari masalah
Masjid lantas menganalisis kondisi penurunan pendapatan yang disebabkan
produk, layanan dan citra yang kualitas produk berupa hewan kurban yang
menyebabkan masalah finansial. sakit dan meninggal saat disembelih. Hal
Berdasarkan hasil temuan masalah yang yang perlu dilakukan adalah
penyebabnya adalah kualitas produk mengidentifikasi proses yang tidak berjalan
ternak sapi ada yang mati karena sakit sehingga menyebabkan masalah tersebut.
saat akan disembelih pada Iduladha. Hal ini Setelah melakukan pengecekan tiap proses
internal, ternyata masalah tersebut, Untuk mencapai tujuan tersebut,
disebabkan proses pengadaan dan membutuhkan strategi memberikan
perawatan yang rutin dalam wawasan yang dibutuhkan dalam
membersihkan kandangnya. Maka menjalankan pekerjaannya seperti:
melahirkan tujuan proses perbaikan deskripsi tugas yang dilakukan dalam
kualitas pengadaan dan perawatan hewan membersihkan kandang, area yang
kurban. Strategi yang dilakukan adalah dibersihkan, perangkat yang dibutuhkan
membersihkan pengadaan dan perawatan dan sebagainya. Serta memperbaiki proses
secara rutin 1 hari 2x dan meningkatkan penetapan target kualitas dan kuantitas
Quality control bukan hanya saat proses tiap bidang pekerjaan secara jelas dan
pengadaan dan perawatan namun juga konkret. Termasuk dalam menetapkan
control ke layanan hewan sebelum dijual. standar pelaksanaan tiap tugasnya.

Strategi pertumbuhan dan Sehingga dengan adanya proses


pembelajaran yang ditetapkan berpijak tersebut, SDM menjadi siap, mampu dan
dari masalah proses tidak rutinnya terdorong menjalankan tugasnya secara
membersihkan kandang hewan kurban, optimal. Implikasinya masalah proses
yang ternyata disebabkan SDM tidak pengadaan dan perawatan hewan kurban
memiliki pengetahuan apa saja yang harus tidak muncul lagi, donatur akan
dilakukan untuk menjaga kebersihan memperoleh hewan kurban yang besar
kandang. Termasuk tidak adanya arahan dan sehat sehingga merasa puas dan mau
jelas dari pimpinan tentang target membeli hewan lagi saat momen kurban.
dikatakan kandang sudah bersih dan Tentu hal ini akan meningkatkan
berapa kali harus dilakukan. Sehingga dari pendapatan sehingga keuntungan yang
masalah tersebut melahirkan tujuan diperoleh meningkat. Sehingga mampu
peningkatan kualitas pemahaman SDM meningkatkan pemberian keuntungan
terhadap bidang pekerjaan dan kepada donatur (selaku investor), masjid
menciptakan sistem kerja yang berbasis dan masyarakat yang diberdayakan.
pada sasaran yang jelas.
Gambar 8- Ilustrasi penetapan strategi menggunakan logika strategy map

Kesimpulan masyarakat. 2) saat melakukan analisis


SWOT yang perlu diperhatikan ialah
Langkah dalam merumuskan
perlunya melakukan penyesuaian pihak
strategi membangun kemandirian ekonomi
shareholder dalam perspektif finansial
masjid secara tahapannya tidak tidak jauh
bukan berbicara masjid sebagai pemilik
beda dengan kerangka dalam merumuskan
usaha, namun juga donatur selaku investor
strategi BSC konteks organisasi bisnis,
dan khususnya masyarakat sebagai pihak
hanya saja membutuhkan penyesuaian
yang diajak kerja sama dalam menjalankan
pada tahapannya. Studi ini menghasilkan
usaha tersebut. 3) Dalam melakukan
rumusan sebagai berikut: 1) memahami
formulasi strategi di tiap perspektif
visi dan misi usaha ekonomi masjid, harus
menggunakan tools matrix strategi SO
selaras dengan visi dan misi masjid, yakni
(kekuatan-peluang), ST ( kekuatan-
bukan hanya berorientasi pada menjadikan
ancaman), WO (kelemahan-peluang), WT
masjid mandiri secara ekonomi, namun
(kelemahan-ancaman) dan kerangka
turut mendorong salah satu fungsi masjid
berpikir strategy map, sehingga mampu
yakni memberdayakan ekonomi
menghasilkan strategi yang saling perumusan strategi BSC memberikan cara
terintegrasi antarperspektif mengarah pandang baru bagi pengurus masjid, dalam
pada tercapainya tujuan finansial demi menghasilkan strategi dengan melihat dari
mencapai visi dan misi masjid terkait berbagai sudut pandang aspek yang
membangun kemandirian ekonomi masjid. berpengaruh. Pun juga dalam menyusun
sebuah strategi tidak berdiri sendiri,
Penerapan langkah-langkah
melainkan saling berkorelasi dan
tersebut, terikat konteks masjid yang
terintegrasi mengarah pada tercapainya
memiliki visi dan misi kemandirian masjid,
visi dan misi masjid. 2) Hal ini dapat
potensi sumber daya dana dan aset yang
dilakukan bilamana, pengurus masjid
dapat dioptimalkan untuk membangun
dibekali pemahaman ilmu pengetahuan
usaha, sumber daya manusia yang fokus
yang dibutuhkan di tiap perspektif. 3) Bagi
dan memiliki kemampuan mengelola
studi berikutnya, studi ini dapat
bisnis, serta memiliki beberapa usaha
dikembangkan pada desain perencanaan
ekonomi masjid yang dikelola oleh
strategi usaha ekonomi masjid yang
unit/divisi ekonomi masjid. Juga
meliputi penetapan target, ukuran dan
keberadaan usaha tersebut, mendapat
insiatif strategi. Atau penerapan desain
dukungan pengurus masjid dan masyarakat
perumusan strategi menggunakan BSC
di sekitarnya.
pada usaha ekonomi masjid tertentu.
Adapun beberapa rekomendasi yang
dapat diperoleh dari studi ini yakni: 1)

Bibliografi
Arif, Muhammad. “Model Pemberdayaan Ekonomi Terhadap Kemandirian Masjid Haji Maraset
Jl. Sei Deli Kecamatan Medan Barat.” AT-TAWASSUTH: Jurnal Ekonomi Islam 1, no. 1
(2018): 423–43. doi:10.30821/ajei.v1i1.2744.
Arif, Muhammad Fauzi, Fakultas Dakwah, and Universitas Islam. “POTENSI MASJID AGUNG
TRANS STUDIO BANDUNG DALAM PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT BERBASIS
MASJID DENGAN ANALISIS SWOT.” Jurnal Peradaban Dan Hukum Islam, TAHKIM 2, no. 2
(2019): 79–90. doi::10.29313/tahkim.v2i2.5054.
Auliyah, Robiatul. “Studi Fenomenologi Peranan Manajemen Masjid At-Taqwa Dalam
Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Bangkalan.” Jurnal Studi Manajemen 8, no. 1
(2014): 74–91. doi:https://doi.org/10.21107/kompetensi.v8i1.650.
Bimas Kemenag. “Keputusan Dirjen Bimas Islam Nomor DJ.II/802 Tentang Standar Pembinaan
Manajemen Masjid,” 2014.
https://simas.kemenag.go.id/page/download/detail/5eebbb340678f.
Dalmeri. “Revitalisasi Fungsi Masjid Sebagai Pusat Ekonomi Dan Dakwah Multikultural.”
Walisongo: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan 22, no. 2 (2014): 321–50.
doi:10.21580/WS.22.2.269.
Ebta Setiawan. “Kamus Besar Bahasa Indonesia.” Accessed January 12, 2022.
https://kbbi.web.id/masjid.
Erziaty, Rozzana. “Pemberdayaan Ekonomi Potensial Masjid Sebagai Model Pengentasan
Kemiskinan.” Al Iqtishadiyah: Jurnal Ekonomi Syariah Dan Hukum Ekonomi Syariah 2, no.
2 (2015): 82–98. https://ojs.uniska-bjm.ac.id/index.php/IQT/article/view/377/336.
Fortiana, Dewi, Irawan Suntoro, and Riswandi. “Manajemen Strategik Berbasis Balanced
Scorecard Di Yayasan Al Kautsar Lampung.” Journal of Education Policy 53, no. 9 (2019):
1689–99. http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/JMMP/article/view/11787.
Huda, Miftahul. “Kemandirian Berbasis Wakaf Di Masjid Besar Imam Ulomo Sampung
Ponorogo.” Al-Ihkam: Jurnal Hukum & Pranata Sosial 12, no. 2 (2017): 362.
doi:10.19105/al-ihkam.v12i2.1510.
Ihsan, Muhammad Hasan, and Fachrurazi. “Pemberdayaan Ekonomi Masjid Melalui
Pengelolaan Dana Umat Di Masjid Kapal Munzalan Mubarakan.” Qus-Qazah: Jurnal of
Islamic Economics 1, no. 1 (2019): 37–56.
Kaplan, Robert S. “Conceptual Foundations of the Balanced Scorecard.” Handbooks of
Management Accounting Research 3 (2009): 1253–69. doi:10.1016/S1751-
3243(07)03003-9.
Kaplan, Robert S. David P. Norton. Balanced Scorecard Menerapkan Strategi Menjadi Aksi.
Edited by Yati. Sumiharti. 2000th ed. jakarta: erlangga, 1996.
———. The Execution Premium. 2008th ed. Boston, Massachusetts: harvard Business School
press, 2008.
Kaplan, Robert S., and David P. Norton. “The Balanced Scorecard: Measures That Drive
Performance.” Harvard Business Review, 2005. https://hbr.org/2005/07/the-balanced-
scorecard-measures-that-drive-performance.
———. “Using the Balanced Scorecard as a Strategic Management System.” Harvard Business
Review, 2007. https://hbr.org/2007/07/using-the-balanced-scorecard-as-a-strategic-
management-system.
Kaplan, Robert S, and David P Norton. Robert S. Kaplan, David P. Norton-Alignment_ Using the
Balanced Scorecard to Create Corporate Synergies-Harvard Business Press (2006). United
States of America: Havard Business School Pub;ising Corporation, 2006.
Marjayanti, Dian. “Pembangunan Kemandirian Masjid Cheng Hoo Surabaya Perspektif
Manajemen Strategis.” Inteleksia 02, no. 02 (2021): 225–49.
http://inteleksia.stidalhadid.ac.id/index.php/inteleksia/article/view/105.
Muftisany, Hafidz. “Buka Unit Usaha.” Republika.Co.Id, 2015.
https://republika.co.id/berita/koran/dialog-jumat/ntfd0l3/buka-unit-usaha.
N, Nuraida. “Konsep Kemandirian Dalam Pengembangan Masjid.” Yonetim: Jurnal Manajemen
Dakwah 1, no. 1 (2019): 1–34.
http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/yonetim/article/view/2957.
Nurhadi. “10 Negara Dengan Penduduk Muslim Terbanyak Di Dunia.” Tempo.Co, 2021.
https://dunia.tempo.co/read/1516427/10-negara-dengan-penduduk-muslim-terbanyak-
di-dunia.
“Persentase Penduduk Miskin Maret 2021 Turun Menjadi 10,14 Persen.” Badan Pusat
Statistik, 2021. https://www.bps.go.id/pressrelease/2021/07/15/1843/persentase-
penduduk-miskin-maret-2021-turun-menjadi-10-14-persen.html.
Prasetyoningrum, Ari Kristin. “Pendekatan Balance Scorecard Pada Lembaga Amil Zakat Di
Masjid Agung Jawa Tengah.” Economica: Jurnal Ekonomi Islam 6, no. 1 (2015): 1–36.
doi:10.21580/economica.2015.6.1.784.
Putra, Ahmad, and Prasetio Rumondor. “Eksistensi Masjid Di Era Rasulullah.” Tasamuh 17, no.
1 (2019): 245–64. doi:10.20414/tasamuh.v17i1.1218.
SIMAS. “Cek Profil Masjid Dan Mushola.” Accessed January 19, 2022.
https://simas.kemenag.go.id/.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung: ALFABETA, 2012.
Syukron, Amin. “Implementasi Model Manajemen Strategi Dan Balanced Screcard Pada Sistem
Manajemen Masjid Untuk Meningkatkan Kinerja Badan Kesejahteraan Masjid ( Bkm ).”
Jurnal Pengabdian Masyarakat Universitas Nahdlatul Ulama Al Ghazali 2, no. 1 (2016).
https://ejournal.unugha.ac.id/index.php/dms-ghozali/article/view/4.
Yuliani, Marifah. “Konsep Divisi Ekonomi Masjid Berbasis Teknologi Industri 4.0.” Jurnal Al-
Qardh 4, no. 2 (2020): 99–114. doi:10.23971/jaq.v4i2.1567.

Anda mungkin juga menyukai