Anda di halaman 1dari 5

Nama : Yulida Anggia

No Bp : 1910526007

Tugas UAS Bisnis Digital RM/M2

S1 Manajemen Intake D3

Question :

Mata kuliah Bisnis digital berkaitan dengan bagaimana manajer mempersiapkan keputusan
kunci yang dibutuhkan bisnis untuk beralih dari bisnis konvensional ke bisnis digital. Selain
itu, mata kuliah bisnis digital juga berkaitan dengan pertimbangan pada proses yang
dengannya keputusan pemindahan tersebut dapat diambil. Hal ini sudah umum di dunia
bisnis yang mencari laba. Jika hal ini diterapkan pada manajemen organisasi nirlaba, seperti
Masjid/Surau terutama kegiatan di rumah ibadah di kampung anda, pikirkan dan jelaskan
keputusan kunci yang harus diambil dan proses yang harus dipertimbangkan serta model
akhirnya sehingga kegiatan produktif untuk rumah ibadah tersebut dapat menjadi lebih baik
lagi dan dapat memberi nilai/manfaat! (minimal satu contoh kegiatan).

Catatan: Sebutkan nama Masjid/Mushalla/Surau/rumah ibadah, alamat lengkap, dan


kegiatannya!

Answer :

Manajemen Organisasi Nirlaba Pada Masjid Wustha

Masjid merupakan salah satu jenis organisasi nirlaba dalam bidang keagamaan.
Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 45 tahun 2011 tentang
Organisasi nirlaba, bahwa organisasi nirlaba juga harus dan berhak untuk membuat laporan
keuangan dan melaporkan kepada para pemakai laporan keuangan. Masjid harus membuat
laporan keuangan yang akurat dan memberikan informasinya kepada pengguna laporan
keuangan tersebut yaitu para stakeholder Masjid. Untuk dapat membuat laporan keuangan
dana Masjid dengan akurat dibutuhkan penerapan akuntansi, dan peranan akuntansi disini
adalah memperlancar manajemen keuangan dalam fungsinya sebagai alat perencanaan,
pengawasan dan pengambilan keputusan.
Disini saya memilih Masjid Wustha yang terletak di Ampang, Kelurahan Kamang
Hilir, Kecamatan Kamang Magek, Kabupaten Agam, Sumatera Barat yang terletak persis di
dekat rumah saya yang hanya berjarak 700 meter.

Visi Misi Masjid Wustha

Visi dan Misi Masjid Wustha di usulkan sebagai berikut :

Visi Masjid Wustha :

Menjadi Masjid yang Unggul dengan Masyarakat yang Beriman, Berilmu dan
Bertaqwa serta mempunyai Akhlak yang Mulia Berdasarkan Alquran dan Hadist.

Misi Masjid Wustha :

1. Menyelenggarakan peribadahan yang berdasarkan Alquran dan Sunnah

2. Meningkatkan Keimanan dalam beribadah berdasarkan Alquran dan Sunnah

3. Meningkatkan Keilmuan dalam beribadah berdasarkan Alquran dan Sunnah

4. Meningkatkan Ketaqwaan dalam beribadah berdasarkan Alquran dan Sunnah

5. Membangun Jamaah berakhlaqul kharimah dalam berinteraksi sosial masyarakat.

6. Meningkatkan Pemberdayaan Generasi Penerus Masjid Wustha

7. Meningkatkan Pemberdayaan Ekonomi Jamaah dan Masyarakat yang Sejahtera.

8. Meningkatkan Kenyamanan, Keramahan, Ketenangan Jamaah Masjid dan masyarakat

9. Meningkatkan Kegiatan Bakti Sosial

10. Meningkatkan Kemakmuran Jumlah Jamaah Masjid Wustha dan masyarakat Kamang
Hilir
11. Meningkatkan Kesehatan Jasmani maupun rohani jamaah Masjid Wustha dan
masyarakat.

Adapun Program yang diagendakan dalam 3 tahun ke depan mengacu pada prioritas dan
bedasarkan visi dan misi sebagai berikut :

1. Masjid Ramah Anak ( Belajar, Beribadah, dan Berkreasi )


2. Pemberdayaan Ekonomi Jamaah dan masyarakat Kamang Hilir
3. Kemakmuran Jumlah Jamaah

Kegiatan yang ada di Masjid Wustha :

1. Shalat berjamaah 5 waktu


2. Tadarus Al-Qur’an setelah shalat magrib dan setelah shalat subuh
3. Kegiatan belajar Al-Qur’an bagi anak-anak setelah shalat ashar hingga sebelum shalat
maghrib
4. Shalat Jum’at setiap hari Jum’at
5. Membersihkan masjid Wustha secara berkala oleh masyarat Wustha
6. Ceramah kajian agama setiap sekali 2 minggu

Keputusan Kunci

Keputusan yang akan saya ambil ketika menerapkan manajemen organisasi nirlaba pada
Masjid Wustha yaitu merencanakan beberapa kegiatan :

1. Pada saat pandemi seperti sekarang ini dan sebagai antisipasi masuknya virus
Omicron ke Indonesia, saya akan menerapkan protokol kesehatan sangat ketat mulai
dari pemeriksaan suhu, penyediaan handsanitizer, penggunaan masker di ruangan dan
membawa sajadah bagi jamaah yang hendak shalat berjamaah di masjid
2. Sosialisasi dari rumah ke rumah pada masyarakat Kamang Hilir untuk tetap menjaga
protokol kesehatan karna virus Omicron sudah masuk ke Indonesia
3. Menggiatkan kegiatan gotong royong untuk menjaga kebersihan lingkungan masjid,
yang bisa dijadwalkan sekali atau dua kali seminggu
4. Membentuk kelompok bagi muda mudi atau ibu ibu yang kurang mampu untuk
berjualan di sekitar masjid, yang dimana dana untuk modal berjualan bersumber dari
donatur, yang nantinya masyarakat kurang mampu ini bisa terbantu
perekonomiannya
5. Mengajak para donatur untuk mengumpulkan dana untuk kegiatan prasarana yang
ada di mesjid, yang nantinya akan direalisasikan untuk kegiatan seperti belajar Al-
Qur’an bagi anak-anak yang ada di Masjid Wustha
6. Membentuk anggota auditor yang akan mengawasi dana yang terkumpul dari donatur
ataupun dari masyarakat

Proses yang harus dipertimbangkan :

Menurut saya ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam proses penerapannya
yaitu :

1. Untuk poin satu yang harus dipertimbangkan adalah kesadaran masyarakat yang ada
di Kamang Hilir khususnya jemaah di Masjid Wustha, sepengetahuan saya orang
yang ada di Kamang Hilir masih kurang kesadaran mereka dalam budaya baru ini,
mereka cenderung tidak peduli, maka dari itu ini harus diwaspadai agar nantinya
masyarakat mau mengikuti dan tidak berimbas ke menurunnya minat orang yang mau
shalat berjemaah di Masjid Wustha
2. Pada poin 2 sama dengan poin satu dalam prosesnya, kita harus hati-hati dalam proses
sosialisasi kepada masyarakat Kamang Hilir karena memang masih rendahnya tingkat
kesadaran akan pentingnya menerapkan protokol kesehatan dalam kehidupan sehari-
hari
3. Untuk poin 3 dalam proses penerapan pasti akan mengalami kendala, seperti
menurunnya jumlah orang yang bersedia untuk gotong royong karna berbagai alasan,
untuk mengatasinya kita bisa membuat jadwal bergilir untuk setiap masyarakat, dan
jika beralasan untuk tidak bisa hadir gotong royong pada jadwal yang ditentukan akan
dikenakan denda seperti sumbangan 100 ribu yang nantinya juga akan digunakan
untuk kegiatan gotong royong seperti untuk beli makanan atau minuman untuk
masyarakat yang ikut gotong royong, ini dilakukan agar meningkatkan kesadaran
masyarakat yang nantinya juga untuk kepentingan bersama juga
4. Pada poin ke 4 dalam prosesnya akan mengalami kendala seperti terjadinya ketidak
adilan seperti pada si A dan si B yang kurang mampu, tetapi hanya si A yang bisa
berjualan, dan si B tidak. Untuk mengatasi ini maka pihak pengurus Masjid Wustha
harus memperhatikan dengan baik siapa yang pantas untuk dibantu, dan jika
memungkinkan bisa dilakukan bergilir bagi yang ingin berjualan agar tidak terjadi
kecemburuan sosial
5. Pada poin 5 dalam proses penerapannya nantinya akan mengalami kendala seperti
dana dari donatur sudah terkumpul tetapi tidak adanya laporan realisasi anggaran
yang seharusnya ada atau terjadi kekeliruan dana, untuk mengatasi ini maka harus
dibentuk auditor untuk mengawasinya sebagai bentuk pertanggung jawaban atas dana
yang disumbangkan oleh para donatur untuk kegiatan di Masjid Wustha
6. Poin 6 sama dengan poin 5 yang tujuan untuk mengawasi dana agar tidak terjadi
fitnah di masyarakat , dengan membentuk auditor maka akan terjadi transparansi dana
yang akan dipertanggung jawabkan kepada masyarakat di sekitas Masjid Wustha dan
para donatur yang ada

Model Akhir Agar Kegiatan di Masjid Wustha Lebih Produktif dan Bermanfaat

Agar kegiatan di Masjid Wustha ini berjalan dengan lancar maka dar poin 1 sampai 6
harus diperhatikan dengan baik dalam pelaksanaannya, baik dari segi panitia yang ada di
masjid, donatur dan masyarakat atau jemaah yang ada di sekitar Masjid Wustha. Jika diawasi
dengan baik maka tujuan dari visi misi Masjid Wustha akan tercapai, dan kegiatan yang ada
lebih bermanfaat serta menjadikan masyarakat yang produktif.

Kesimpulan

Keputusan yang akan saya ambil agar kegiatan Masjid Wustha lebih produktif
terutama saat pandemi ini ada 6 poin yaitu : 1) penerapan protokol kesehatan di Masjid
Wustha, 2) Sosialisasi kepada masyarakat Kamang Hilir untuk tetap menjaga protokol
kesehatan, 3) Menggiatkan kegiatan gotong royong, 4) Membantu perekonomian melalui
berjualan, 5) Pengumpulan dana dari donatur, dan 6) Membentuk auditor untuk mengawasi
dana. Semua kegiatan ini akan bermanfaat bagi masyarakat Kamang Hilir dan Masjid Wustha
jika dijalankan bersama-sama dan diawasi dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai