Anda di halaman 1dari 65

HOME

KOTA – KOTA di INDONESIA


TU / TK

MATERI

EVALUASI

REFERENSI
HOME

TU / TK Tujuan Umum :
1. Mahasiswa dapat memahami ciri-ciri kota-kota kuno di
Indonesia.
2. Mahasiswa dapat memahami pengaruh kolonial
terhadap perkembangan-perkembangan kota di
MATERI Indonesia
3. Mahasiswa dapat memahami ciri-ciri sosial, ekonomi
dan politik kota-kota di Indonesia.
Tujuan Khusus
EVALUASI 1. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian kota-kota
kuno di Indonesia
2. Mahasiswa dapat menerangkan perkembangan kota-
kota dan permasalahannya.
REFERENSI
HOME

TU / TK
Materi Yang Didiskusikan:
A. Kota – Kota Kuno
B. Penduduk Kota
C. Perkembangan Daerah Perkotaan
MATERI
D. STUDI TENTANG BEBERAPA KOTA
Di INDONESIA

EVALUASI

REFERENSI
HOME

A. KOTA – KOTA KUNO


TU / TK Perkataan kota dalam sumber-sumber sejarah kuno telah
dikenal dengan berbagai nama.
▪ Dalam Kitab Negarakertagama ditemukan kata nagari
atau negara yang dapat diartikan sebagai kota yang
MATERI meliputi kraton dan kompleks sekitarnya
▪ Perkataan negara dapat dibedakan dengan deca dan
pradeca
▪ Perkataan Puri atau Pura seringkali dipergunakan untuk
menunjukkan kompleks kraton.
EVALUASI
▪ Di dalam sumber babad seperti Babad Tanah Jawi juga
ditemukan kata negeri yang artinya sama dengan kota.

REFERENSI
HOME

➢ Dua contoh di atas itu merupakan petunjuk adanya


TU / TK kota-kota di daerah pedalaman yang mempunyai basis
ekonomi pertanian
➢ Jadi kota yang merupakan ibu kota kerajaan itu biasa
dinamakan kraton atau kota pusat kerajaan.
MATERI ➢ Kota pusat kerajaan yang terletak di daerah pantai.
Kota-kota ini bercorak maritim.
➢ Perkembangan kota-kota pantai ini sangat erat dengan
perkembangan perdagangan, situasi politik dan
perlindungan militer.
EVALUASI
➢ Tiga faktor di atas telah dibahas oleh dua orang sarjana
Belanda, Dr. J.S Van Leur dan bukunya: Indonesian Trade
and Society (1960) dan Dr. B. Schriske dengan bukunya
Indonesian Sociological Studies (1960).
REFERENSI
HOME

TU / TK

MATERI

EVALUASI

REFERENSI
HOME

➢ Kota-kota pantai yang telah tumbuh dan berkembang


TU / TK dari abad ke-13 hingga abad ke-16 adalah Samudra-
Pasai, Pedie, Aceh, Palembang, Jambi, Malaka, Demak,
Gresik, Tuban, Cirebon, Banten, Chemano, Ternate,
Tidore, Gowa-Makassar, Banjarmasin
➢ Kota-kota pantai ini erat sekali kaitannya dengan
MATERI perkembangan pelayaran dan perdagangan
➢ Pergeseran rute pelayaran dan perdagangan akan
membawa pertumbuhan kota-kota pantai yang baru
yang dilalui rute pelayaran dan perdagangan
EVALUASI ➢ Dan sebaliknya akan membawa kematian kota-kota
pantai yang tidak dilalui oleh rute pelayaran dan
perdagangan

REFERENSI
HOME

TU / TK

MATERI

EVALUASI

REFERENSI
HOME

➢ Untuk memberikan contoh tentang pergeseran rute


TU / TK perdagangan yang mempengaruhi pertumbuhan kota-kota
pantai itu, di bawah ini akan diuraikan secara ringkas
➢ Ada pun data-datanya diambil dari bukunya B Schrieke yang
berjudul: Indonesian Sociological Studies Vol I (1960):
▪ Jalan perniagaaan dari Eropa Barat dan Eropa Tengah sampai
MATERI tahun 1258 melalui pantai di Italia Utara, seperti Venesia,
Genoa, Pisa dan Amalfi. Dari kota-kota ini pelayaran dan
perdagangan diteruskan ke pantai Laut Tengah, dan terus ke
kota-kota pantai Asia Kecil dan Syria.
EVALUASI ▪ Dari kota-kota ini menuju ke Damsik dan Baghdad dan
meneruskan pelayaran dan perdagangan ke Teluk Persia, terus
ke kota-kota di pantai India
▪ Jalan pelayaran ini sejak awal Perang Salib dikuasai saudagar-
saudagar dari Genoa, Venesia, Pisa. Dan jalan perdagangan ini
REFERENSI merupakan jalan tradisional yang sangat kuat
HOME

TU / TK

MATERI

EVALUASI

REFERENSI
HOME

TU / TK

MATERI

EVALUASI

REFERENSI
HOME

TU / TK
➢ Setelah tahun 1258 jalan perdagangan pindah, di mana
tidak melalui kota-kota di pantai Asia Kecil dan Syria
melainkan melalui Mesir. Jadi rute pelayaran dan
perdagangan bergeser ke selatan
MATERI ➢ Akibatnya ialah perkembangan yang pesat kota-kota
seperti Aden, Alexandria
➢ Kota-kota pantai di Mesir menjadi kota transito
perdagangan ke Eropa.
EVALUASI ➢ Dari pergeseran rute perdagangan ini kota Cambay (kota
pelabuhan Gujarat di India) berkembang pesat dan
dikuasai oleh saudagar-saudagar Muslimin.

REFERENSI
HOME

TU / TK

MATERI

EVALUASI

REFERENSI
HOME

TU / TK ➢ Pada tahun 1196 kota Cambay menjadi kota Islam


dibawah supremasi Delhi. Dan pada tahun 1403
menjadi kota Kasultanan yang merdeka karena posisi
ekonominya yang sangat kuat.
MATERI

EVALUASI

REFERENSI
HOME

➢ Menurut berita-berita Portugis seperti berita de Barros


TU / TK dan Barbosa, kota pelabuhan Cambay ini pusat
pengumpulan barang-barang dari dunia Timur (seperti
lada, rempah-rempah), dan pusat pengumpulan barang
tekstil yang akan diekspor ke Indonesia.
➢ Berita-berita Portugis juga menyebutkan bahwa
MATERI saudagar-saudagar Gujarat ini mempunyai hubungan
langsung dengan Indonesia.
➢ Para saudagar Gujarat ini mempunyai kantor-kantor
dagang di kota pelabuhan Malaka
EVALUASI ➢ Pada abad ke-14 dan abad ke-15 kota Malaka
merupakan pelabuhan transito di Asia Tenggara, yang
mempunyai hubungan langsung dengan kota Cambay.

REFERENSI
HOME

TU / TK

MATERI

EVALUASI

REFERENSI
HOME

➢ Tentang kota Malaka secara panjang lebar dapat diikuti


dari berita Tome Pires dalam bukunya Suma Oriental.
CP / KAD ➢ Tome Pires mengadakan perjalanan ke dunia Timur
pada permulaan abad ke-16, yaitu setelah Portugis
menduduki kota Malaka tahun 1511.
➢ Menurut Tome Pires kota Malaka ini merupakan pusat
MATERI administratif kerajaan. Raja-raja Malaka mengangkat
seseorang dengan diberi gelar Paduka Raja.
➢ Di kota Malaka terdapat empat shahbandar yang
merupakan pejabat-pejabat kota.
➢ Ada Shahbandar yang mengurus orang-orang Jawa,
EVALUASI
Maluku, Banda dan sebagainya. Kota Malaka
merupakan pusat perdagangan yang sangat besar,
dimana saudagar-saudagar dari kota-kota Kairo, Mekah,
Aden dan kota-kota lain, termasuk kota-kota di
REFERENSI Indonesia saling berhubungan dagang di kota Malaka ini
HOME

CP / KAD

MATERI

EVALUASI

REFERENSI
HOME

CP / KAD

MATERI

EVALUASI

REFERENSI
HOME

➢ Sebelum kota Malaka itu berkembang, kota yang


TU / TK menguasai Selat Malaka adalah kota Sriwijaya, di
Sumatera
➢ Menurut berita musafir Tionghoa, dari Tiongkok
bernama Chan K’u Fei (1178), Sriwijaya dinamakan San-
fo-ts’I. pada abad ke-7 kota Sriwijaya ini telah
MATERI merupakan pelabuhan penting.
➢ Seorang musafir Tionghoa bernama I-Ching yang
mengadakan perjalanan dari Tiongkok ke India tahun
671 singgah di sebuah kota pelabuhan, setelah
EVALUASI perjalanan memakan waktu dua belas hari dari kota
pelabuhan Cantau di Tiongkok.
➢ Kota pelabuhan itu disebut Fo-Shih yang merupakan
tempat ribuan kaum Buddhis.
REFERENSI
HOME

TU / TK

MATERI

EVALUASI

REFERENSI
HOME

TU / TK ➢ Tentang timbulnya Sriwijaya sebagai pusat kota kerajaan


maritim di selat Malaka secara panjang lebar
berdasarkan sumber-sumber insrikipsi dan berita
Tionghoa telah dibahas oleh G. Coedes dalam bukunya
The Indianized State of Southeast Asia (1975)
MATERI

EVALUASI

REFERENSI
HOME

CP / KAD

➢ Demikian D.G.E Hall dalam bukunya: A


History of Southeast Asia (1960) telah
MATERI
membuat uraian khusus tentang
timbulnya Siwijaya

EVALUASI

REFERENSI
HOME

CP / KAD

MATERI

EVALUASI

REFERENSI
HOME

CP / KAD
➢ Menurut B. Schrieke dalam bukunya:
Indonesia Sociological Vol I (1960) di kota
Malaka ini terjadi Islamisasi sebagai akibat
kontak perdagangan di antara saudagar-
MATERI
saudagar Gujarat dan saudagar-saudagar
Jawa, Ternate, Tidore dan sebagainya.

EVALUASI

REFERENSI
HOME

CP / KAD

MATERI

EVALUASI

REFERENSI
HOME

CP / KAD
Daftar Referensi:
1. Bintarto, Pengantar Geografi Kota. V.P. Spring,
Yogyakarta, 1977.
2. P.J.M. Nas, Kota di Dunia Ketiga. Bhatara Karya Aksara,
MATERI 1979.
3. A.L. Slamet Riyadi, Tata Kota. Bina Indra Karya,
Surabaya, 1984.
4. Sartono Kartodirdjo (ed)., Masyarakat Kuno &
EVALUASI Kelompok-Kelompok Sosial. Bhatara Karya Aksara,
Jakarta, 1977.
5. A.J. Rose, Patterns of Cities. Thomas Nelson & Sons Ltd,
London, 1967.
REFERENSI
HOME

➢ Sejak pertumbuhan dan perkembangan agama


CP / KAD
Islam di Jawa dengan munculnya kota pusat
kerajaan Demak dan kota-kota pelabuhan di
pantai utara Jawa, seperti Jepara, Tuban, Gresik,
Sedayu
MATERI
➢ Maka terbentuklah rangkaian kota-kota
pelabuhan. Munculnya kota Demak sebagai kota
pusat kerajaan erat kaitannya dengan faktor
EVALUASI politik.
➢ Timbulnya kota karena faktor politik ini juga
dialami oleh kota Cirebon, dimana penguasanya
mengadakan hubungan politik dengan kerajaan
REFERENSI Demak, sehingga mendapat perlindungan
HOME

Berkembangnya kota Jakarta yang semula


CP / KAD bernama Kalapa pada zaman kerajaan
Pajajaran, mungkin disebabkan karena
penguasaan politik oleh Faletehan seorang
MATERI Muslim dari Pasai.
Kota pusat Banten yang semula letaknya di
Banten Girang pada waktu munculnya Islam
EVALUASI dipindahkan ke kota Surosowan di dekat
pantai. Dari sudut politik pemindahan kota
pusat kerajaan Banten
REFERENSI
HOME

memudahkan hubungan antara pesisir utara


CP / KAD Jawa dengan pesisir Sumatera Barat dengan
melalui Selat Sunda dan Samudera
Indonesia, karena pada waktu itu ( awal
MATERI abad ke-16) kota Malaka telah dikuasai
Portugis. Pendirian kota Surosowan ini
sebagai ibukota kerajaaan Banten atau
EVALUASI nasehat Sunan Gunung Jati.
Berhubungan erat dengan faktor magis.
Pendirian kota yang berhubungan dengan
faktor kosmologi serta magis dan religi biasa
REFERENSI
terjadi di kota-kota di Asia Tenggara
HOME

CP / KAD

Robert Heine Geldern dalam karangannya


yang berupa paper: Conception of State and
MATERI
Kingship on Southeast Asia (1956)
mengatakan bahwa ada hubungan antara
pendirian kota pusat kerajaan dengan
EVALUASI kosmologi.

REFERENSI
HOME

CP / KAD

MATERI

EVALUASI

REFERENSI
HOME

➢ Wertheim seorang guru besar Sosiologi dalam


CP / KAD
bukunya: Indonesia Society in Transition (1956)
menjelaskan bahwa tata-kota dibuat secara
tradisional dan direncanakan oleh penguasa yang
lebih tinggi
MATERI
➢ Tata kota yang masih asli itu mudah dilihat pada
denah-denah kota-kota Kraton di Jawa, yaitu alun-
alun yang terletak di tengah-tengah kota dengan
EVALUASI bangunan-bangunan yang sangat penting dan
diatur secara tradisional, menurut empat mata
angin.
➢ Dan jalan-jalan utama salng berpotongan
REFERENSI membentuk bujur sangkar.
HOME

CP / KAD

MATERI

EVALUASI

REFERENSI
HOME

CP / KAD ➢ Kota-kota pantai juga dibangun menurut pola


yang sudah tertentu. Tempat para bangsawan
mengikuti sejauh mungkin pola bangunan Jawa
Kuno.
MATERI ➢ Pada umumnya lokasi bangunan pemerintahan
dipisahkan dari bagian kota yang dipergunakan
untuk kegiatan perdagangan.
➢ Kepala-kepala orang-orang asing yang bertinggal
EVALUASI di wilayah kota-kota pantai di bawah pengawasan
bangsawan pelabuhan (shahbandar).
➢ Menurut W.F Wertheim aspek umum daripada
kota-kota Indonesia lebih statis daripada dinamis.
REFERENSI
HOME

CP / KAD

MATERI

EVALUASI

REFERENSI
HOME

CP / KAD

MATERI

EVALUASI

REFERENSI
HOME

CP / KAD

MATERI

EVALUASI

REFERENSI
HOME

CP / KAD

MATERI

EVALUASI

REFERENSI
HOME

➢ Ada beberapa Kraton yang dikelilingi oleh parit


CP / KAD
atau sungai buatan disamping sungai alamiah.
➢ Kraton-kraton semacam itu misalnya Kraton
Cirebon, Banten, Demak, Banda Aceh dan
Samudra Pasai.
MATERI
➢ Agaknya parit ini bukan semata-mata berfungsi
untuk pertahanan tetapi berhubungan dengan
aspek kosmologi.
EVALUASI ➢ Tradisi semacam ini juga ditemukan di kota-kota
pusat kerajaan di Asia Tenggara. Misalnya ibukota
Birma, kerajaan kuno Pyu juga dikelilingi tembok
dan parit yang ada hubungannya dengan aspek
REFERENSI kosmologis
HOME

CP / KAD

MATERI

EVALUASI

REFERENSI
HOME

CP / KAD

MATERI

EVALUASI

REFERENSI
HOME

CP / KAD

MATERI

EVALUASI

REFERENSI
HOME

CP / KAD

MATERI

EVALUASI

REFERENSI
HOME

CP / KAD

MATERI

EVALUASI

REFERENSI
HOME

CP / KAD

MATERI

EVALUASI

REFERENSI
HOME

➢ Hal ini dikemukakan oleh Heine-Geldern dalam


CP / KAD
karyanya disebutkan pada uraian di depan. Inti
kota kerajaan di Asia Tenggara termasuk
Indonesia dihubungkan dengan simbol meru
dalam mitologi Hindu.
MATERI
➢ Pada masa pertumbuhan dan perkembangan
Islam di Jawa, letak Kraton umumnya mengarah
ke Utara, seperti Kraton Cirebon, Kraton Banten di
EVALUASI Surosowan, Kraton Surakarta dan Yogyakarta yang
berasal dari abad ke-18. Ada dugaan bahwa
Kraton Demak dan Kraton Samudra Pasai juga
menghadap ke arah Utara.
REFERENSI
HOME

CP / KAD
Pada masa pertumbuhan dan perkembangan Islam di
Jawa, letak Kraton umumnya mengarah ke Utara,
seperti Kraton Cirebon, Kraton Banten di Surosowan,
Kraton Surakarta dan Yogyakarta yang berasal dari
MATERI
abad ke-18.
Ada dugaan bahwa Kraton Demak dan Kraton
Samudra Pasai juga menghadap ke arah Utara.
EVALUASI Bangunan penting yang umumnya terletak di sisi
barat alun-alun adalah masjid. Fungsi masjid ini
menjadi jelas tempat sholat atau sembahyang Jum’at
dan sembahyang hari-hari raya Islam.
REFERENSI
HOME

CP / KAD Masjid ini disebut Masjid Agung, Masjid


Raya, Masjid Jami’. Di kota pusat kerajaan
Surakarta dan Yogyakarta masjid yang
MATERI terletak di sisi barat alun-alun disebut
Masjid Agung. Di Banda Aceh masjid utama
di kota kerajaan yang didirikan Sultan
EVALUASI Iskandar Muda disebut Baitul Rahman.
Kota-kota yang menjadi pusat-pusat
kerajaan Islam masjid didirikan dimana-
mana, jadi bukan hanya Masjid Agung saja.
REFERENSI
HOME

CP / KAD

MATERI

EVALUASI

REFERENSI
HOME

CP / KAD

MATERI

EVALUASI

REFERENSI
HOME

CP / KAD

MATERI

EVALUASI

REFERENSI
HOME

CP / KAD

MATERI

EVALUASI

REFERENSI
HOME

Di kota-kota kecuali tempat peribadatan, juga


CP / KAD didirikan pasar-pasar. Pasar-pasar ini tempat
himpunan masyarakat yang mempunyai kegiatan
perdagangan.
Dan pasar-pasar itu menjadi pusat perekonomian
MATERI kota. Biasanya di sebuah kota pusat kerajaan tidak
hanya terdapat sebuah pasar saja, tetapi juga
beberapa pasar yang letaknya di perkampungan-
perkampungan.
EVALUASI Dan pasar-pasar utama selalu terletak dekat alun-
alun. Misalnya di Cirebon, pasar utama terletak di
sudut timur laut alun-alun Kraton Kasepuhan dan
sebuah pasar lagi di sebelah utara alun-alun
REFERENSI Kanoman.
HOME

Di kota Malaka yang merupakan kota transito


terbesar di Asia Tenggara pada abad ke-14 dan 15,
CP / KAD
perkampungan-perkampungan yang berdasar etnis
cukup menonjol. Hal ini karena banyak pedagang
yang berasal dari Gujarat, Karomandel, Hindu, Persia,
Arab, Cina, Jawa, Bugis dan sebagainya.
MATERI
Menurut berita Portugis, De Barros, di Malaka pada
tahun 1515 ada dua perkampungan yang bernama
Upih dan Ilir. Di perkampungan Upih ini terdapat
EVALUASI kampung Keling, di samping orang-orang Jawa. Di
perkampungan Ilir berdiam orang-orang yang berasal
dari Gresik.
Perkampungan-perkampungan berdasarkan atas
REFERENSI etnis merupakan tradisi tata-kota yang dilanjutkan
pada masa kolonial.
HOME

Di kota-kota pusat kerajaan perkampungan-perkampungan


juga didasarkan atas pengaturan atau pengelompokkan
CP / KAD menurut jenis pekerjaan, terutama jenis tukang-tukang.
Misalnya di Aceh terdapat kampung Pande, yang
berhubungan dengan ketrampilan membuat alat-alat dari
logam, seperti rencong.
MATERI Di kota Cirebon juga ditemukan kampung yang dihuni oleh
tukang-tukang pembuat periuk belanga. Di kota pusat
kerajaan Surakarta dan Yogyakarta juga ditemukan
kampung-kampung yang berhubungan dengan pekerjaan.
Misalnya kampung Tukangan, kampung Sayangan,
EVALUASI
kampung Mertolulutan, kampung Kemasan (tempat
membuat perhiasan dari emas), kampung Gamelan (tukang
memelihara kuda) dan sebagainya.
Bahkan jabatan pemerintahan dan agama juga
REFERENSI dihubungkan dengan nama-nama perkampungan. Misalnya
kampung Kauman (tempat penghulu atau ulama Islam).
HOME

Pada umumnya bangunan-bangunan di kota-kota


menggunakan bahan bangunan batu bata, terutama
CP / KAD
untuk tembok atau dinding-dindingnya. Sedang
bahan bangunan lainnya menggunakan bahan kayau
atau bambu. Misalnya untuk tiang-tiang, dinding dan
ruangan dan lain sebagainya. Bahan bangunan kraton
MATERI
Surakarta dan Yogyakarta juga menggunakan batu
bata untuk tembok, dinding bangunan rumah.
Di Aceh bentuk bangunan rumah di kota pusat
EVALUASI kerajaan adalah rumah panggung dengan tiang-tiang
tinggi. Dan bentuk rumah panggung masih biasa
dipakai masyarakat Aceh hingga dewasa ini. Rumah
di atas tiang-tiang tinggi juga ditemukan di Ternate,
REFERENSI di kota-kota pusat kerajaan di Kalimantan, Sulawesi,
rumah adat di Toraja, di Minangkabau
HOME

Rangkuman
1. Kota-kota kuno di Indonesia umumnya merupakan
CP / KAD pusat-pusat kerajaan, baik yang bercorak agraris di
pedalaman dan maritim di pantai.
2. Maju atau mundurnya kota-kota pantai tergantung dari
faktor-faktor perdagangan, politik dan militer.
MATERI 3. Hubungan perdagangan antara kota-kota pantai sangat
luas hingga mencapai kota-kota perdagangan di India
dan Laut Tengah.
4. Pada masa perkembangan agama Islam di Indonesia,
kota-kota pantai menjadi pusat penyebaran agama
EVALUASI
Islam, terutama kota-kota yang berstatus sebagai
ibukota kerajaan Islam, seperti Demak, Banten, Aceh.
5. Berita-berita sebagai sumber sejarah tentang
perdagangan dan kota-kota dagangan berasal dari
REFERENSI sumber-sumber Tionghoa, Portugis, Venesia dan
sebagainya.
HOME

CP / KAD 6. Tata Kota dari kota-kota kraton mempunyai pola yang


sama, seperti adanya parit-parit yang mengelilingi kota,
ada tembok keliling kota (benteng)
7. Penduduk kota masa kuno terdiri dari berbagai lapisan
sosial: raja dan keluarganya, golongan elite, golongan
MATERI non-elite, golongan budak dan sebagainya.
8. Di Indonesia, ada kota yang dipengaruhi oleh tata kota
kolonial, meskipun tidak sepenuhnya bercorak Barat
(Eropah). Budaya kota-kota kolonial itu mempunyai
EVALUASI budaya khas yang disebut kebudayaan Mestizo.
9. Studi tentang kota di Indonesia telah dikerjakan oleh
berbagai ahli sosiologi, antropologi. Studi ini sangat
penting artinya guna pengembangan kajian sejarah
REFERENSI perkotaan di Indonesia
HOME

Latihan Soal
CP / KAD 1. Coba jelaskan pengertian tentang Kraton sebagai pusat
kota di pedalaman di daerah Jawa!
2. Benarkah bahwa kota-kota pantai di Jawa abad ke-16
dan 17 pertumbuhannya erat dengan pelayaran dan
perdagangan?
MATERI 3. Sebutkan dua buku yang memuat uraian tentang kota-
kota kuno (abad ke-7 abad ke-17) di Jawa!
4. Siapakah Tome Pires itu? Mengapa beliau penting
dalam bukunya yang telah diterbitkan?
EVALUASI 5. Sebutan sumber-sumber Portugis yang memuat
tentang perkembangan kota-kota Kuno di Jawa!
6. Adakah hubungan antara perkembangan kota-kota
pantai Jawa abad ke-16 dan Islamisasi? Uraikan!
REFERENSI 7. Sebutkan beberapa buku yang menguraikan
perdagangan kota-kota pantai di Jawa abad ke-16!
HOME

8. Bagaimana teori W.F Wertheim mengenai


CP / KAD pertumbuhan kota-kota di Jawa abad ke-18?
9. Bagaimana bentuk kota di pedalaman Jawa yang
merupakan kota Kraton?
10. Coba mahasiswa uraikan mengenai bahan bangunan di
MATERI kota-kota Kuno di Indonesia !
11. Sebutkan beberapa contoh mengenai jumlah penduduk
kota kuno di Jawa, menurut sumber Tome Pires!
12. Uraikan struktur sosial penduduk kota kuno di Jawa!
13. Apa yang dimaksud kebudayaan Mestizo di kota-kota
EVALUASI
Indonesia masa penjajahan Belanda ?
14. Coba uraikan beberapa studi perkotaan di Indonesia
yang telah dikerjakan oleh beberapa sarjana ilmu
sosial!
REFERENSI
HOME

Daftar Referensi:
CP / KAD 1. A.L. Slamet Riyadi, Tata Kota. Bina Indra Karya,
Surabaya, 1984.
2. B. Schrieke, Indonesian Sociological Studies. Vol. I,
Sumur Bandung, Bandung, 1960.
3. J.C. van Leur, Indonesia Trade and Society. Sumur
MATERI Bandung, Bandung, 1960.
4. W.F. Wertheim (ed)., The Indonesian Town: Studies in
Urban Sociology. W. van Hoeve, The Hague, 1958.
5. W.F Wertheim, Indonesian Society in Tansition; A Study
EVALUASI of Social Change.Sumur Bandung, Bandung 1956.
6. Clifford Geertz, The Religion of Java. The Free Press of
Glencoe, London, 1960.
7. 7. ____________. The Social History of an
REFERENSI Indonesian Town. The M.T.T Press., Cambridge.
8. F.de Haan, Oud Batavia. Bandung 1935.
HOME

Daftar Referensi:
7. ____________. The Social History of an Indonesian
CP / KAD Town. The M.T.T Press., Cambridge.
8. F.de Haan, Oud Batavia. Bandung 1935.
9. Sartono Kartodirdjo (ed)., Sejarah Nasional Indonesia.
Vol. III, Balai Pustaka, Jakarta, 1977.
MATERI 10. Hans Dieters – Evers, Sosiologi Perkotaan. LP3ES,
Jakarta, 1982.
11. S. Pamudji, Pembinaan Perkotaan di Indonesia, Bina
Aksara, Jakarta, 1985.
12. Mitsuo Nakamura, Bulan Sabit Muncul dari Balik Pohon
EVALUASI
Beringin. Gajah Mada University Press, Yogyakarta,
1983.
13. Lances Castles, Religion, Politics and Economic Behavior
in Java: The Kudus Cigartte Industry. M.A. thesis, Yale
REFERENSI University, 1967.

Anda mungkin juga menyukai