Buku karangan Roger H. Clark dan Michael Pause ini adalah buku yang sangat
berperan penting dalam dunia arsitektur. Sesuai dengan judulnya precedent yang
berarti panduan atau acuan, sang pengarang ingin menjadikan buku ini sebagai
pedoman untuk mengklasifikasikan jenis-jenis arsitektur yang dapat membantu
dalam proses perancangan, membantu memahami sejarah arsitektur, menganalisis
kesamaan dalam arsitektur dari sepanjang waktu, dan dapat menemukan pemecahan
masalah-masalah umum terhadapa masalah perancangan . Buku ini berpusat pada
pola pikir mengenai arsitektur dengan menunjukan kesamaan-kesamaan dari gaya-
gaya maupun jenis arsitektur yang muncul dari masa lalu hingga saat ini, karena
suatu gaya dan gagasan arsitektur sangat dipengaruhi oleh waktu, segi historis,
lokasi, maupun pola pikir sang arsitek. Buku ini terbagi kedalam dua bagian.
Pertama, adalah menganalisis 64 bangunan dengan diagram bergambar yang berisi
denah lokasi, denah bangunan, potongan, simetri, keseimbangan, pola pengulangan,
geometri, bentuk dasar, dll. Sedangkan bagian yang kedua berisi pola-pola yang
mengalami pertumbuhan atau perkembangan (formatif) dengan karakteristiknya
masing-masing.
§ Analisis
1. Struktur
Struktur yang dimaksud di sini adalah suatu bagian utama pada bangunan yang
berfungsi untuk menopang bangunan tersebut. Struktur ini dapat berupa dinding,
kolom, balok, dll dengan membandingkan bentuk, pola, jumlah, maupun detailnya
sehingga struktur inilah yang dapat menunjukan terbentuknya suatu sirkulasi,
komposisi, modulasi, simetri, kesatuan, dll.
2. Cahaya Alami
Cahaya yang dimaksudkan adalah pencahayaan alami yang ada di dalam suatu
bangunan, bagaimana cahaya matahari tersebut dapat masuk ke dalam ruangan, baik
melalui jendela, maupun dengan adanya skylight. Cahaya itu sendiri dapat
mempengaruhi penampilan fisik dari suatu ruangan. Kualitas cahaya yang masuk
berbeda-beda karena cahaya tersebut dapat masuk melalui 3 cara, yaitu; penyaringan
adalah menyaring cahaya mana yang baik dan yang tidak baik bagi ruangan,
pemantulan adalah memantulkan sedikit cahaya dari satu sumber atau lebih sehingga
cahaya tersebut dapat cukup memenuhi satu ruangan, peniraian yaitu pemberian tirai
agar cahaya yang masuk tidak terlalu berlebih misalnya pada jendela yang
menghadap barat.
3. Bentukan Massa
Ide dasar dari tampak bangunan, menampilkan siluet dari suatu bangunan tetapi
tidak memperlihatkan detail dari bangunan itu sendiri. Bentukan massa ini juga
dapat digunakan untuk membandingkan keselarasan suatu desain dengan
lingkungan di sekitarnya pada tahap perancangan, sehingga kita bisa menentukan
letak pintu masuk, pencapaian, dan sirkulasi menuju bangunan.
7. Vocal Point
Suatu bentuk bidang atau bentuk yang berbeda dari bentuk lainnya, sehingga
pendapat perhatian dapat dikatakan juga bahwa bentuk yang memiliki keunikan
tersendiri.
Simetri menentukan susunan yang seimbang dari bentuk dan ruang terhadap suatu
sumbu baik berupa garis maupun titik. Keseimbangan adalah proporsi, perbandingan
skala yang terjadi antar ruang dalam bangunan maupun antara bangunan dengan
lingkungan di sekitarnya.
9. Geometri
Adalah suatu pola perkembangan bentuk yang membantu menentukan bentuk suatu
bangunan, untuk menghasilkan geometri ini kita dapat menggunakan grid-grid
sebagai acuan atau modul. Pengamatan terhadap grid-grid ini berdasarkan pola dasar
grid (persegi, lingkaran, segitiga), frekuensi, keragaman, kekonsistenan, kerumitan,
dll.
Untuk mengetahui bagian mana yang ditambahkan atau dikurangi dari bentuk
aslinya dimana dengan cara ini kita lebih dapat menonjolkan bentuk bangunan. Pada
penambahan akan terlihat seolah-olah bagian yang ditambahkan menjadi bagian
dominan, sedangkan pada pengurangan seluruh bangungan akan tampak menjadi
dominan.
11. Hirarki
12. Skema
§ Gagasan-Gagasan Formatif
Suatu konsep pemikiran atau gagasan yang digunakan oleh arsitek dalam melakukan
perancangan, dimana hal itu masih mengalami perubahan atau perkembangan
(formatif). Gagasan formatif yang ada dapat memeberikan keteraturan desain,
pengorganisasian ruang, dan menghasilkan bentuk yang diinginkan. Dengan
penerapan cara ini dalam perancangan maka hasil akhir desain yang dihasilkan akan
berbeda-beda dan bervariasi satu dengan lainnya.
Sama pengertiannya dengan denah, potongan, dan tampak pada analisa. Namun pada
gagasan formatif ini ingin disampaikan hubungan yang lebih erat dan rinci antara
denah, potongan, dan tampak. Dimana ketiganya dapat saling mempengaruhi
bentuknya. Hubungan denah, potongan, dan tampak adalah sbb :
§ Sama / Sederajat
§ Analogi
§ Kebalikan
Tipe dimana bentuk yang satu misalnya pada denah menjadi terbalik
pada tampak. Contoh, tampak suatu bangunan berbentuk U tetapi pada
denahnya berbentuk U terbalik (∩). Terjadi pada tampak dan denah
Stockholm Public Library (Erik Gunnar Aplund).
· Unit-unit Bergandengan/Bersebelahan
Unit yang tumpang tindih adalah unit yang saling bersebelahan dan
mengalami tumpang tindih/ saling meniban atau menembus bagian
masing-masing sehingga menghasilkan kesatuan. Contoh, Sever Hall
(H.H. Richardson)
3. Perulangan Bentuk
§ Pengurangan
§ Penambahan
§ Keseimbangan Geometri
6. Geometri
§ Gemotri Dasar
Bentuk segi empat yang ditumpangi atau dipotong dengan satu atau
lebih lingkaran yang ukurannya lebih kecil. Contoh, Casino in Rome.
7. Asal Geometri
§ Grid
8. Pola-Pola Konfigurasi
§ Organisasi Liniar
§ Sirkulasi Linear
§ Organisasi Terpusat
§ Pusat Ganda
§ Cluster
§ Sarang
Pola suatu unit ditempatkan pada unit yang lebih besar, sehingga tiap
unit memiliki pusat yang berbeda.
§ Konsentris
Pola suatu unit ditempatkan pada unit yang lebih besar, sehingga tiap
unit memiliki pusat yang sama.
§ Dua Inti
9. Gerak Maju
§ Hierarki
§ Peralihan (Transisi)
§ Pengantaraan
10. Perkecilan