OLEH:
Puji syukur penyusun panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
rahmat-Nyalah penyusun bisa menyelesaikan paper ini tepat pada waktunya. Tentunya penyusun
merupakan manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan. Maka dari pada itu penyusun mohon
maaf apabila di dalam penyusunan paper ini ada kesalahan-kesalahan yang tentunya penyusun
tidak sengaja.
Terima kasih yang sebesar-besarnya penyusun haturkan kepada para dosen pembimbing,
karena tanpa bimbingan mereka dalam penyusunan paper ini, mungkin paper ini tidak
terselesaikan dengan baik. Tidak lupa penyusun ucapkan terima kasih kepada para informan
yang telah membantu dalam memberikan informasinya secara langsung maupun tidak langsung.
Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih atas pengarahan, bimbingan
dan bantuan dari semua pihak selama pembuatan paper ini, terutama kepada Bapak Ir. I Made
Suarya, MT.
Penyusun sadar bahwa paper ini jauh dari sempurna akibat dari keterbatasan penyusun.
Maka dari itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari semua pihak yang
bersifat membangun demi kesempurnaan paper ini. Semoga paper memberikan manfaat bagi
pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... ii
DAFTAR PUSTAKA
Tak ada momen yang lebih tepat daripada berakhirnya perang dunia untuk menandai
dimulainya pergeseran kebudayaan dan konsep tabula rasa. Hal ini diulas dalam jurnal L’Esprit
Nouveau, Le Corbusier dan Ozenfant sebagai kelahiran kembali Modernisme dengan ‘semangat
baru’ -istilah ini sebenarnya sudah ada sejak abad 19. Karena sifatnya sangat polemikal, zeitgeist
yang baru ini dianggap sebagai lawan dari akademisisme dan Ecole des Beaux-Arts yang saat itu
sedang jaya. Kelebihan kedua dari Modernisme, yaitu: ia tidak hanya bertambah kuat setelah
kematiannya, tapi juga sanggup menentang aliran budaya yang sedang berkuasa. Untuk menjadi
seorang Modernis yang baik, harus mampu mengejek aliran-aliran lain sebagai aliran yang
membosankan, menyedihkan, dan gagal dalam membuktikan diri sebagai aliran yang avant-
garde. Sejak saat itu, Modernisme dan aliran-aliran yang ‘lurus’ itu mulai saling menjaga posisi.
Karena alasan-alasan logis dan politis, maka kelangsungan hidup aliran yang pertama
(Modernisme) bergantung pada yang kedua (yang lain).
Dalam arsitektur, ‘Modernisme Baru’ lahir dari puing-puing International Style dan
menentang Ecole Des Beaux-Arts yang kini dianggap ‘Post-Modernisme yang ketinggalan
jaman’. Pada kenyataannya, aliran inilah yang berjasa memacu bangkitnya Modernisme Baru.
Seperti dalam politik, pemerintah yang terlalu lama berkuasa akhirnya malah menyebabkan
bersatunya kekuatan baru untuk melawan (contoh: rontoknya Orde Baru).
Jika seekor burung phoenix harus memiliki tanggal kebangkitan yang jelas, maka
kelahiran New-Mods (Modernisme Baru) ditetapkan pada musim semi 1977, ketika Peter
Eisenman menerbitkan artikelnya ‘Post-Functionalism’ dalam majalahnya yang bernama
Opposidons. Sebagai reaksi atas dua pameran yang baru berlangsung, yaitu Architettura
Razionale (1973) dan Ecole Des Beaux-Arts di Museum of Modern Art (1975), Eisenman
menggolongkan kedua pameran sebagai ‘Post Modern’ yang cukup manusiawi dan merupakan
budaya yang berumur lima ratus tahun. Post Modern ini dianggap Eisenman sebagai perlawanan
1.3 Tujuan
Mengetahui latar belakang lahirnya Arsitektur Late Modern / Neo Modern.
Mengetahui ciri-ciri dari Arsitektur Late Modern / Neo Modern.
Mengetahui perbedaaan Arsitektur Late Modern / Neo Modern dengan Arsitektur
Modern dan Post Modern.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang saya dapat dari pembuatan paper yang berjudul Arsitektur Late
Modern / Neo Modern, antara lain :
Saya dapat mengetahui latar belakang sejarah lahirnya Arsitektur Late Modern / Neo
Modern itu sendiri.
Menambah wawasan dalam hal pemahaman tentang Arsitektur Late Modern / Neo
Modern.
1. Tidak menampilkan ornamen dan dekorasi lama tetapi menojolkan Tektonika (The
Art of Construction). Arsitekturnya dimunculkan dengan memamerkan kecanggihan
yang mutakhir terutama teknologi.
2. Menampilkan bentuk-bentuk tri-matra sebagai hasil dari teknik proyeksi dwi matra
(misal, tampak sebagai proyeksi dari denah). Tetapi, juga menghadirkan bentukan
yang trimatra yang murni (bukan sebagai proyeksi dari bentukan yang dwimatra).
3. Tidak menonjolkan warna dan tekstur, mereka ini hanya ditampilkan sebagai aksen.
Walaupun demikian, punya warna favorit yakni warna perak.
4. Tampilan bangunan dominan menggunakan bentuk geometri.
5. Late Modern menunjuk pada fungsi-fungsi mimpi, yang utopi (masa depan yang
sedemikian indahnya sehingga tidak bisa terbayangkan).
6. Late modern menempatkan ruang sebagai unsur yang dominan
7. Unconscions Style :
Dalam pengertian secara tidak sadar telah memakai langgam / gaya
8. Pragmatic :
Setiap bangunan didirikan untuk tujuan tertentu.
Tiap bangunan mempunyaiciri khasnya masing-masing.
Bangunan setujuan mempunyai kemiripan satu sama lain.
9. Loose Fit :
Bentuk yang ditampilkan tidak sesuai dengan fungsi atau kehilangan
kecocokannya dengan fungsi.
10. Late - Capitalist :
Berlatar belakang efisiensi dan keuntungan.
11. Suppressed Artist :
Arsitek merasa dibatasi / tertekan dan terpaksa untuk memunculkan
kreatifitasnya.
12. Elitist Profesional :
Ciri-ciri diatas merupakan ciri-ciri umum yang dapat terlihat secara visual dari bangunan
Neomodern. Untuk mengungkapkannya, para arsitek Neomodern memanfaatkan bentuk,
penggunaan material dan warna serta struktur dan teknologi yang membuat Neomodern
berkembang juga menjadi beberapa aliran seperti Plastism, Suprematism, High-tech dan lain-
lain.
Dalam aliran Plastism, banyak digunakan bentukan-bentukan yang berkesan fleksibel
dengan banyak kurva serta lengkung. Bentukan yang fleksibel ini membuat bangunan lebih
dinamis dan memiliki karakter. Bentukan tersebut tidak selalu bersifat struktural, seringkali
bersifat dekoratif namun menyatu dengan bangunan dan bukan sekedar “tempelan” baik secara
facade maupun interior bangunan, caranya dengan menggunakan warna dan material bangunan
yang inovatif. Intinya aliran Plastism berusaha mengemukakan ide melalui bentukan-bentukan
yang tidak umum dari sebuah bangunan.
Aliran Suprematism mengutamakan perekayasaan bentuk dari bentukan yang umum.
Dari arti kata “suprematis” sendiri yaitu melawan hal-hal yang bersifat lampau dan natural,
aliran ini berusaha mengiterpretasikannya kedalam bangunan dengan merekayasa segala hal
yang bersifat umum pada bangunan. Misalnya dinding, kolom bahkan lantai yang miring. Istilah
disposisi merupakan hal yang wajar dalam aliran Suprematism dalam mengemukakan ide dan
konsep. Namun aliran ini memusatkan perhatian pada bangunan dari segi konsep bentukan yang
mengarah pada karakter bangunan tanpa mempertimbangkan fungsi secara mendalam. Sense of
art sangat terlihat dalam bangunan-bangunan karya aliran Neomodern-suprematism.
Aliran High-tech biasanya menggunakan struktur yang ekstrim untuk “memaksakan”
bentuk yang sesuai dengan konsep/ide. Namun dalam hal ini juga dipertimbangkan fungsi secara
sains yang menunjang kenyamanan manusia penggunanya. Aliran-aliran dalam Neomodern
sebenarnya tidak baku karena setiap arsitek dalam mengemukakan idenya berbeda-beda, namun
tujuan dan pemikiran dasar dapat dikategorikan dalam Neomodern.
Klasifikasi & ciri-ciri arsitektur modern, neo modern dan post modern (Charles Jenks).
No. Modern (1920-1960) Neo Modern (1960- ) Post Modern (1960- )
I 1 One International Style, or Unconscions Style : Double-coding of Style :
‘no style’ : Secara tidak sadar Menggabungkan
D Betuk Model sama telah memakai unsur-unsur modern
dimanapun berada langgam / gaya. dengan unsur lain
E Tanpa langgam / gaya (vernacular, local,
komersial,
O konstektual), juga
berarti
L memperhatikan nilai-
nilai yang dianut
8. KAMMERMUSIKSAAL
MATTHAIKIRCHSTRASSE 3 –
Berlin, Tiergarten, Germany
Bangunan-bangunan di atas ini
termasuk dalam Neo Modern.
Dapat kita lihat dari bentukan
bangunannya yang sangat berani.
Bangunan ini menampilkan
Bangunan& angunan di atas ini termasuk dalam Neo Modern' (a*at kita lihat dari entukan
angunannya yang sangat erani' Bangunan ini menam*ilkan entuk& entuk trimatra se agai
hasil dari teknik *royeksi d7i matra /tam*ak se agai *royeksi dari denah2'Teta*i !uga
menghadirkan entukan yang trimatra yang murni / ukan se agai *royeksi dari entukan yang
d7i matra2' Se*intas tidak terlihat !auh dari Arsitektur Modern yaitu menon!olkan tam*ilan
geometri' Bangunan ini tidak menam*ilkan ornamen dan dekorasi teta*i menon!olkan Tektonika
/ The Art o6 4onstru)tion 2' Arsitekturnya dimun)ulkan dengan memamerkan ke)anggihan yang
mutakhir dari segi konstruksinya' Terlihat dengan mengkomunikasikan kemam*uan teknologi
dan ahan untuk er*eran se agai elemen artistik dan estetik yang dominan' Bangunan ini
meru*akan *enuangan dan eks*resi dari ide&ide arsiteknya dengan menam*ilkan style yang
er eda
9. OPERA DE LA BASTILLE -
Place de la Bastille, Paris 12e,
France
Pada bangunan opera di atas ini
terlihat bahwa bentukan yang
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kalau kita melihat dan mempelajari contoh bangunan Neo Modern yang dapat kita lihat
di atas, dapat kita temukan suatu perbedaan dari bangunan-bangunan yang lain. Bangunan-
bangunan di atas sangat berani dalam mengambil bentukannya dan memberikan ide-ide yang
sangat kreatif dalam suatu proses perancangan.
Dari pembahasan Neo Modern ini menurut saya ini sangat bagus sekali karena kita diajar
lebih kreatif dan menuangkan segala ide-ide dan mimpi-mimpi kita dalam bangunan yang sedang
kita rancang. Dengan demikian perancangan yang kita buat tidak akan monoton dan itu-itu saja,
tetapi lebih bervariatif dan menarik baik dari segi bahan dan kontruksi serta penggunaan
teknologinya.
Para arsitek diajar untuk dapat melawan budaya yang ada dan berani keluar dalam
mengekspresikan idenya dalam desain yang dibuatnya. Pada saat orang melihat bangunan yang
kita buat mereka akan bertanya-tanya tentang analogi dari bangunan dan lain sebagainya karena
3.2 Saran
Saran yang dapat saya sampaikan berkaitan dengan materi ini adalah agar di dalam
merancang suatu desain, supaya tidak melupakan konsep Arsitektur Neo Modern yang sangat
berperan penting di dalam perancangan. menerapkan unsur-unsur budaya, lingkugan termasuk
iklim setempat. Hal ini dapat diungkapkan dalam bentuk fisik arsitektural seperti tata letak,
denah, struktur, detail-detail bagian, ornament dan lain-lain.
http://www.daukhan-arsitek.com/
http://www.geocities.com/sta5_ar530/
http://calonarsitek.wordpress.com/