MANAJEMEN 41
Puji dan rasa syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME, Karena atas rahmatnya
lah akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “MENGANALISIS PASAR
KONSUMEN dan PASAR BISNIS”.
Pada kesempatan ini juga, penulis tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada berbagai pihak yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan
karya tulis ini, terutama kepada :
1. Ibu selaku dosen pengampu Mata Kuliah Manajemen Pemasaran;
2. Orang tua yang selalu memberikan dukungan moral kepada penulis;
3. Semua teman-teman di kampus yang tidak mungkin disebutkan satu per satu, yang telah
banyak memberikan dorongan dan semangatnya, sekali lagi terima kasih untuk semuanya.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tentu masih sarat dengan
kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
dari para pembaca yang budiman demi perbaikan karya tulis ini kedepannya. Akhir kata semoga
makalah yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan pemasaran adalah memenuhi dan melayani kebutuhan dan keinginan konsumen.
Pasar konsumen dan perilaku pembelian konsumen harus dipahami sebelum rencana pemasaran
yang nyata dapat dikembangkan. Masing masing konsumen memiliki prilaku, selera dan daya
beli berbeda pada produk. Pelanggan mungkin menyatakan kebutuhan dan keinginan mereka
namun bertindak sebaliknya, menyebabkan pemasar harus dapat memperkirakan bagaimana
mereka mengetahui apa yang menjadi keinginan konsumen sehingga produk yang mereka
produksi dapat diterima oleh para konsumen yang dimana memberikan kepuasan terhadap
konsumen dan memberikan peluang terhadap pemasar untuk memperbaiki atau memperkenalkan
produk ataupun jasa,menentukan harga dan mengembangkan aktifitas pemasaran lainnya, para
pemasar selalu mencari trend trend terbaru yang muncul sebagai peluang pemasaran yang baru.
Pasar bisnis terdiri dari semua organisasi yang memperoleh barang dan jasa yang
digunakan dalam memperoduksi barang dan jasa lain yang dijual, disewakan, atau dipasok
kepada pihak lain. Industri utama yang membentuk pasar bisnis adalah pertanian, kehutanan, dan
perikanan, pertambangan, perusahaan manufaktur, konstruksi, transportasi, komunikasi, sarana
umum, perbankan, keuangan, dan asuransi, distribusi serta jasa lain. Semakin banyak uang dan
jenis produk yang terlibat dalam penjualan kepasar bisnis dibandingkan penjualan ke pasar
konsumen. Dalam pasar bisnis akan timbul persaingan dengan banyaknya produsen-produsen
yang menawarkan produk barang dan jasa yang mereka hasilkan kepada para konsumen.
Persaingan dalam dunia bisnis semakin semarak dalam dewasa ini, pemasaran global membuat
perusahaan-perusahaan harus berusaha bagaimana mampu bersaing dengan perusahaan lain yang
menjadi pesaingnya.
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam menajemen pemasaran diungkapkan sangat penting bagi seorang pemasaran agar
dapat mengerti perilaku dan tindakan konsumen, yang salah satu pendekatannya adalah dengan
mengadakan analisis terhadap pasar konsumen tersebut. Pasar konsumen adalah sekelompok
pembeli yang membeli barang-barang untuk dikonsumsikan, bukan untuk dujual atau diproses
lebih lanjut. Yang termasuk kelompok ini adalah pembeli individual/pembeli rumah tangga.
Sedangkan pasar bisnis adalah pembeli yang melakukan pembelian suatu barang untuk
dipergunakan dalam memproduksi produk atau dengan tujuan dijual lagi atau disewakan kepada
pihak lain dengan mengambil keuntungan. Kelompok ini pada umumnya terdiri dari perusahaan
atau organisasi yang berorientasi profit (bisnis).
Dulu, pemasar dapat memahami konsumen melalui pengalaman penjualan sehari-hari.
Namun, pertumbuhan perusahaan dan pasar telah menjauhkan banyak manajer pemasaran dari
kontak langsung dengan pelanggan. Semakin lama, manajer semakin harus mengandalkan
kerangka kerja 7 O dalam melakukan riset konsumen guna menjawab pertanyaan-pertanyaan
kunci tentang pasar beikut ini:
Siapa uang membentuk pasar? Occupants (penghuni)
Apa yang dibeli pasar? Objects (obyek)
Mengapa pasar membeli? Objectives (tujuan)
Siapa yang berpartisipasi dalam pembelian? Organizations (organisasi)
Bagaimana pasar membeli? Operations (operasi)
Kapan pasar membeli? Occasions (peristiwa)
Di mana pasar membeli? Outlets (kios)
Beberapa tujuan utama dalam analisis pasar, antara lain mengidentifikasi kebutuhan
konsumen dan menetapkan cara merancang serta menetapkan tawaran yang dapat memuaskan
kebutuhan tersebut. Analisis ini menuntut manajer pemasaran dalam memahami berbagai produk
alternatif dan substitusi yang tersedia bagi para pelanggan dan proses-proses yang digunakan
konsumen dalam memutuskan pemilihan merek dan produk.
Dengan melakukan analisa pasar, Anda bisa mengetahui siapa yang akan tertarik pada
produk, seberapa sering mereka akan membeli, serta apa yang paling mereka harapkan dari
produk Anda. Semakin banyak jawaban yang Anda dapatkan, semakin besar pula kesempatan
Anda untuk sukses berbisnis.
Analisa pasar akan membantu Anda mendapatkan profil konsumen yang paling ideal.
Pemahaman akan konsumen akan membantu Anda menentukan ukuran pasar serta menambah
aspek yang akan mendorong konsumen untuk membeli. Harga dari produk atau jasa yang Anda
tawarkan pun bisa disesuaikan dengan target konsumen.
Uji produk adalah bagian yang sangat penting dari pemasarannya. Setiap keputusan yang
diambil oleh bisnis Anda harus diuji sebelum diekspos sepenuhnya ke target konsumen. Dengan
melakukan analisa pasar sebelum menguji suatu ide atau produk, Anda akan terhindar dari
pengeluaran yang terlalu besar dan pemasaran produk gagal.
Menjadi yang terdepan dalam suatu bisnis seringkali berarti menjadi yang pertama, atau
melakukan hal yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Dalam hal ini, analisa pasar bisa
membantu bisnis Anda menjadi yang pertama dalam mempopulerkan suatu tren.
Sudah banyak contoh perusahaan yang gagal melakukan analisa dan prediksi pasar sehingga
tidak bisa lagi menarik kembali minat konsumen. Perusahaan yang bisa melakukan analisa pasar
dan prediksi lebih awal pasti bisa bertahan dalam persaingan.
Analisa pasar membantu Anda mengetahui keinginan dari para konsumen, melihat peluang
bisnis, merencanakan pemasaran yang tepat, memperkecil kemungkinan gagal, serta tetap berada
dalam persaingan tanpa harus tertinggal dari para pesaing. Mengidentifikasi masalah yang
mungkin muncul sebelum benar-benar terjadi sangat penting jika Anda ingin berkembang.
Analisa pasar yang efektif bukan hanya membantu Anda memprediksi kondisi perusahaan di
masa depan, namun juga membantu menghemat biaya. Bisnis Anda akan terhindar dari risiko,
serta strategi pemasaran yang diterapkan akan semakin hemat biaya.
Analisa pasar memang berguna sebagai sumber informasi penting yang akan membantu Anda
mengidentifikasi serta menganalisa keinginan masyarakat umum, konsumen, serta memahami
para pesaing. Dengan mengetahui berbagai tujuan analisa pasar, Anda bisa semakin yakin dalam
melakukan analisa pasar, melakukan pengembangan produk, serta memberi peluang bagi bisnis
Anda untuk semakin berkembang.
A. Mendapatkan konsumen
Melakukan analisa pasar yang benar, akan memudahkan dalam mendapatkan konsumen.
Sebab produk yang kalian jual sudah sesuai dengan apa yang dibutuhkan konsumen.
Dapat memunculkan ide-ide baru yang bsa menjadikan bisnis kalian sebagai trend
setter pebisnis lainnya. Jika kalian sudah menjadi trend setter, maka penjualan bisnis kalian akan
meningkat pesat.
Kalian akan mendapat keuntungan lebih cepat dibanding tanpa melakukan proses analisis
pasar.
D. Mengurangi resiko
Kalian dapat mengrangi resiko yang terjadi mulai dari kegagalan produk hingga resiko gagal
berbisnis. Melakukan analisis pasar ini dapat mengurangi resiko tersebut.
F. Melihat persaingan
Melalui analisis pasar, kalian bisa mengetahui akan kelemahan dan kelebihan pesaing dari
bisnis kalian, sehingga kalian bisa mengalahkan bisnis yang sudah ada.
G. Memanfaatkan peluang
Kalian dapat mengetahui peluang apa yang masih jarang pesaingnya dan prospek
kedepannya baik melalui analisis pasar ini. Tujuan melakukan analisis pasar yakni mengetahui
siapa-siapa yang memekai, menggunakan barang dan jasa apakah barang-barang tersebut untuk
dikonsumsi atau dijual kembali.
Perbedaan antara pasar konsumen dan pasar bisnis dari sisi karakteristik pemasarannya
terdapat banyak perbedaan pula dan untuk lebih jelasnya lihat kembali poin di atas yang
membahas mengenai karakteristik pasar konsumen dan karakteristik pasar bisnis.
Proses keputusan pembelian terdiri dari lima tahapan yaitu pengenalan masalah,
pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan evaluasi pasca pembelian.
A. Pengenalan Masalah
Proses membeli diawali saat pembeli menyadari adanya masalah kebutuhan. Pembeli
menyadari terdapat perbedaan antara kondisi sesungguhnya dan kondisi yang diinginkannya.
Kebutuhan ini dapat disebabkan oleh rangsangan internal maupun eksternal. Menurut Engel, et.al
dalam Sumarwan (2011), ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengaktifan kebutuhan,
diantaranya waktu, perubahan situasi, pemilikan produk, konsumsi produk, perbedaan individu,
dan pengaruh pemasaran.
B. Pencarian Informasi
Seorang konsumen yang mulai timbul minatnya akan terdorong untuk mencari informasi
lebih banyak. Konsumen akan mencari informasi yang tersimpan dalam ingatannya (pencarian
internal) dan mencari informasi dari luar (pencarian eksternal). Karakteristik konsumen dan
faktor situasi juga mempengaruhi pencarian informasi. Konsumen yang memiliki pengetahuan
dan pengalaman yang hestanto.web.id banyak mengenai produk mungkin tidak termotivasi untuk
mencari informasi. Konsumen yang memiliki kepribadian sebagai senang mencari informasi
(information seeker) akan meluangkan waktu untuk mencari informasi yang lebih banyak. Faktor
situasi seperti keadaan psikologis, keterbatasan waktu, dan jumlah toko akan mempengaruhi
pencarian informasi konsumen terhadap produk. (Sumarwan 2011)
C. Evaluasi Alternatif
Evaluasi alternatif adalah proses mengevaluasi pilihan produk dan merek dan memilihnya
sesuai dengan yang diinginkan konsumen. Menurut Setiadi (2003) pada saat proses evaluasi
alternatif, konsumen membandingkan berbagai pilihan yang dapat memecahkan masalah yang
dihadapinya. Setelah konsumen menentukan kriteria atau atribut dari produk atau merek yang
dievaluasi, maka langkah berikutnya konsumen menentukan alternatif pilihan. Setelah
menentukan alternatif yang akan dipilih, selanjutnya konsumen akan menentukan produk atau
merek yang akan dipilihnya.
D. Keputusan Membeli
Pada tahap keputusan membeli, konsumen akan melakukan evaluasi membentuk
preferensi terhadap merek-merek yang terdapat pada perangkat pilihan. Konsumen mungkin juga
membentuk tujuan membeli untuk merek yang paling disukai. Meskipun demikian, terdapat dua
faktor yang dapat mempengaruhi tujuan membeli dan keputusan membeli. Faktor yang pertama
adalah sikap orang lain, sejauh mana sikap orang lain akan mengurangi alternatif pilihan
konsumen tergantung pada intensitas sikap orang lain tersebut terhadap alternatif pilihan
konsumen dan motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain tersebut.
Tujuan pembelian juga akan dipengaruhi oleh faktor-faktor keadaan yang tidak terduga.
Konsumen membentuk tujuan pembelian berdasarkan faktor-faktor seperti: pendapatan keluarga
yang diharapkan, harga yang diharapkan, dan manfaat produk yang diharapkan. Pada saat
konsumen ingin bertindak, factor faktor keadaan yang tidak terduga mungkin timbul dan
merubah tujuan membeli (Setiadi 2003).
Faktor budaya memiliki dampak yang sangat luas dan terdalam pada perilaku konsumen.
Faktor Budaya yang mempengaruhi Perilaku Konsumen ini terutama mencakup faktor budaya,
faktor sub-budaya dan kelas sosial konsumen.
Penentu yang paling mendasar dari keinginan dan perilaku seseorang adalah budaya.
Budaya ini meliputi nilai-nilai, kebiasaan, adat istiadat, tradisi dan kepercayaan yang
menentukan kebutuhan, preferensi dan perilaku seseorang secara keseluruhan. Anak yang sedang
tumbuh akan memperoleh seperangkat nilai, persepsi, preferensi dan perilaku melalui
keluarganya dan lembaga-lembaga utama lainnya. Setiap anggota masyarakat pada dasarnya
terikat untuk mengikuti nilai-nilai budaya dimana menjadi tempat tinggalnya. Faktor-faktor
budaya ini menentukan cara bereaksi terhadap produk dan strategi pemasaran.
Setiap budaya terdiri dari sub-kultur atau sub-budaya yang lebih kecil. Setiap sub-kultur
memberikan identifikasi yang lebih spesifik pada setiap anggota masyarakatnya. Program produk
atau program pemasaran harus disiapkan berdasarkan sub-kultur untuk menyesuaikan
kebutuhan-kebutuhan mereka. Sub-kultur ini diantaranya seperti kebangsaan, agama, Ras dan
wilayah geografis.
1.c. Kelas Social (Social Class)
Kelas sosial yang dimiliki seseorang memengaruhi keputusan pembelian. Secara umum,
orang-orang dari kelas yang sama akan memiliki minat, nilai dan perilaku yang sama.
Masyarakat kita pada umumnya diklasifikasikan menjadi tiga kelas sosial yaitu kelas atas, kelas
menengah dan kelas bawah. Konsumen pada kelas yang berbeda akan memiliki perilaku
pembelian yang berbeda juga. Seperti individu yang termasuk dalam kelas atas membeli produk
atau layanan yang sesuai dengan statusnya sementara orang kelas bawah akan hanya membeli
produk-produk yang memenuhi kebutuhan dasar mereka saja.
2. Faktor Sosial
Respon konsumen terhadap suatu produk, merek dan perusahaan (produsen) dapat
dipengaruhi oleh faktor sosial seperti keluarga, kelompok referensi serta peran dan status sosial
dari konsumen. Pemasar juga perlu menganalisis faktor-faktor sosial dari target pasarnya
sehingga dapat memenuhi kebutuhan konsumennya tersebut secara efektif.
Kelompok Referensi atau Grup rujukan adalah kumpulan orang yang digunakan sebagai
standar perbandingan terhadap diri sendiri terlepas dari apakah individu yang bersangkutan
merupakan bagian dari kelompok tersebut atau tidak. Kelompok referensi ini dapat berupa teman
dekat, kelompok kerja, tetangga ataupun sekelompok orang yang berhubungan dengan kita.
Dalam faktor sosial, kelompok referensi memiliki potensi besar untuk mempengaruhi perilaku
konsumen. Tentu saja pengaruhnya bervariasi di seluruh produk dan merek. Para Pemasar
menggunakan pengetahuannya terhadap pengaruh kelompok referensi ini untuk menyusun dan
merancang strategi pemasaran.
Setiap peran membawa status. Misalnya, Manajer Penjualan memiliki status lebih tinggi
dari staf penjualan biasa. Seseorang yang memegang posisi tertinggi dalam organisasi biasanya
akan membeli barang-barang yang mendukung statusnya. Para pemasar harus mencoba untuk
memahami posisi individu dan perannya jauh sebelum peluncuran produknya.
3. Faktor Pribadi
Seiring dengan faktor budaya dan faktor sosial, faktor pribadi juga memengaruhi
keputusan pembelian seseorang. Faktor pribadi terkait dengan pembeli itu sendiri. Faktor-faktor
ini terutama termasuk usia dan tahap dalam siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya
hidup, kepribadian dan konsep diri. Berikut ini adalah pembahasan secara singkat pengaruh
faktor pribadi pada perilaku konsumen.
Seorang pria melewati berbagai tahapan siklus hidupnya yang dimulai dari bayi, anak,
remaja, muda, dewasa dan tua. Kebutuhan dan preferensi akan bervariasi ketika seseorang
melewati berbagai tahapan siklus kehidupannya. Misalnya, masa anak dan masa remaja memiliki
kebutuhan dan preferensi yang berbeda.
Pemasar dapat berkonsentrasi pada satu atau lebih dari tahapan siklus hidup tersebut
sebagai target konsumennya. Penggunaan produk yang berbeda tergantung pada usia dan tahapan
siklus hidup pembeli.
3.b. Pekerjaan
Gaya hidup, istilah yang dikemukakan oleh psikolog Austria Alfred Adler pada tahun
1929 ini merujuk pada cara seseorang tinggal di masyarakat. Sangat penting bagi sebagian orang
untuk mengenakan pakaian bermerek sedangkan beberapa orang benar-benar tidak
memperhatikan merek sama sekali. Seseorang yang tinggal di daerah mewah perlu
mempertahankan status dan citranya. Gaya hidup individu adalah sesuatu yang berkaitan dengan
gaya, sikap, persepsi, hubungan sosialnya dan lingkungan sekitarnya.
3.e. Kepribadian
4. Faktor Psikologis
4.a. Motivasi
Tingkat motivasi dapat mempengaruhi perilaku pembelian konsumen. Hal ini dijelaskan
oleh Maslow melalui teori hierarki kebutuhannya yang terdiri dari kebutuhan dasar, kebutuhan
keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan dan kebutuhan aktualisasi diri. Biasanya,
kebutuhan dasar dan kebutuhan keamanan adalah kebutuhan yang paling mendesak daripada
kebutuhan yang lain. Oleh karena itu, kebutuhan-kebutuhan inilah menjadi motif yang
mengarahkan perilaku konsumen untuk mencari produk ataupun jasa yang dapat memenuhi
kebutuhannya.
4.b. Persepsi
Persepsi konsumen terhadap produk tertentu dan merek tertentu juga dapat memengaruhi
keputusan pembeliannya. Persepsi adalah proses dimana seseorang memilih, mengatur dan
menafsirkan informasi yang diterimanya untuk menarik kesimpulan yang bermakna. Salah satu
contoh Persepsi adalah seperti, ponsel iPhone dipersepsikan sebagai merek premium sehingga
konsumen termotivasi untuk membelinya karena dikaitkan dengan kelas elit di masyarakat.
Para pemasar menekankan pada pengelolaan proses persepsi seperti Perhatian Selektif,
Distorsi Selektif dan Retensi Selektif. Dalam perhatian selektif, pemasar mencoba untuk
mendapatkan perhatian pelanggan terhadap penawarannya. Setiap individu memiliki persepsi
yang berbeda tentang produk yang sama, tergantung pada keyakinan dan sikap masing-masing
yang menimbulkan distorsi selektif. Dengan demikian, pemasar harus mencoba memahami sikap
dan kepercayaan individu sehingga dapat merancang program pemasaran yang sesuai untuk
mempertahankan konsumen.
Belajar adalah penelitian tentang produk dan layanan sebelum konsumen mengambil
keputusan untuk membeli suatu produk. Belajar dan mendidik diri sendiri akhir-akhir ini banyak
dilakukan secara online dan juga dalam kelompok. Sedangkan Pengalaman adalah mengambil
pelajaran dari pengalaman masa lalu suatu produk dan layanan. Belajar dan Pengalaman ini
memainkan peranan yang penting dalam mempengaruhi perilaku konsumen karena akan
memengaruhi keputusan pembelian mereka.
Setiap Individu memiliki keyakinan dan sikap tertentu terhadap suatu produk sehingga
menjadi dasar untuk membuat keputusan pembeliannya. Sikap dan keyakinan ini adalah
kecenderungan untuk merespons produk tertentu dengan cara tertentu dan membentuk citra
merek yang memengaruhi perilaku pembelian konsumen. Dengan demikian, para pemasar harus
mencoba memahami sikap dan kepercayaan masing-masing individu dan melakuan penyesuaian
melalui berbagai program pemasaran.
Konsumen merupakan orang yang sangat penting bagi seorang pengusaha karena mereka
yang mampu mengembangkan sebuah bisnis. Seperti apapun perilaku yang dimiliki oleh
seorang konsumen, seorang pengusaha biasanya akan mengalah dan melayani konsumen tersebut
agar terjadi sebuah proses pembelian yang memuaskan. Perilaku setiap konsumen dapat berbeda-
beda karena adanya berbagai hal yang memengaruhi. Baik pengaruh dari dalam konsumen itu
sendiri maupun pengaruh dari luar.
Faktor Internal
Faktor ini biasa menjadi bahan pertimbangan dari seorang konsumen untuk mengambil
keputusan kepada produk yang Anda jual. Berikut ini beberapa faktor internal yang menjadi
alasannya:
Motivasi
Motivasi adalah kegiatan dalam diri seseorang yang mendorong keinginan individu
untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu yang berguna untuk mencapai suatu
tujuan. Hal ini sangat berpengaruh dalam pertimbangan berperilaku seseorang karena
memberikan suatu dorongan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan. Konsumen
dengan kebutuhan mendesak biasanya akan lebih cepat menentukan pembelian suatu
produk atau jasa dibandingkan dengan keinginan saja.
Ekonomi
Sikap
Persepsi
Persepsi merupakan hasil pemaknaan seseorang terhadap stimulus atau kejadian yang
diterimanya berdasarkan informasi dan pengalamannya terhadap rangsangan
tersebut. Ketika seseorang menerima persepsi mengenai suatu produk dengan baik,
maka Ia akan memiliki persepsi bahwa produk tersebut baik dan akan mencoba
produk tersebut.
Integrasi
Integrasi merupakan kesatuan antara sikap dan tindakan. Dengan maksud respon atas
sikap yang diambil. Perasaan suka akan mendorong seseorang untuk membeli dan
perasaan tidak suka akan membuat seseorang untuk tidak membeli produk tersebut.
Faktor Eksternal
Kebudayaan
Kebudayaan adalah simbol dan fakta yang kompleks yang diciptakan oleh manusia,
diturunkan dari generasi ke generasi sebagai penentu dan pengatur perilaku manusia
dalam masyarakat yang ada. Faktor budaya terdiri dari kultur, sub-kultur dan kelas
sosial. Faktor-faktor budaya mempunyai pengaruh yang paling luas dan mendalam
terhadap perilaku konsumen karena seseorang cenderung akan mengikuti budaya di
daerah tempat tinggalnya.
Kelompok sosial adalah kesatuan sosial yang menjadi tempat individu berinteraksi
satu sama lain karena adanya hubungan di antara mereka. Sedangkan kelompok
referensi adalah kelompok sosial yang menjadi ukuran seseorang untuk membentuk
kepribadian dan perilaku. Kedua jenis kelompok tersebut berpengaruh dalam
penentuan pembelian barang karena seseorang akan mencari referensi dari produk
yang dimiliki anggota kelompok lainnya.
Keluarga
Keluarga inti menunjukkan lingkungan keluarga yang meliputi ayah, ibu dan anak-
anak yang hidup bersama. Dengan arti lain, kelompok paling kecil di dalam
kehidupan masyarakat tetapi mempunyai peranan terbesar dalam pembentukan sikap
dan perilaku seseorang terutama pada pembelian sebuah produk. Seseorang yang
sudah memiliki anak pasti memiliki pemikiran yang berbeda dalam menentukan
sebuah produk yang akan dibeli karena pada umumnya akan menuruti keinginan
anak tersebut.
Segmentasi pasar adalah proses membagi calon konsumen potensial ke dalam kelompok,
atau segmen, berdasarkan karakteristik yang berbeda. Segmentasi pasar dapat dimaksudkan
sebagai pembagian pasar yang berbeda-beda (heterogen) menjadi kelompok-kelompok pasar
yang homogen, di mana setiap kelompoknya bisa ditargetkan untuk memasarkan suatu produk
sesuai dengan kebutuhan, keinginan, lokasi, ataupun karakteristik pembeli yang ada di pasar
tersebut.
Tujuan segmentasi pasar adalah untuk menghasilkan volume penjualan lebih tinggi, dengan
melakukan pengelompokan konsumen adalah hal terbaik untuk mengetahui kebutuhan mereka.
Segmentasi pasar juga memungkinkan Anda untuk mengembangkan produk dengan biaya lebih
rendah, karena Anda dapat langsung mengimprovisasi produk Anda sesuai dengan kelompok
konsumen tertentu yang diinginkan. Hal ini sangat efektif daripada mencoba menyediakan
banyak produk ke banyak kelompok.
Semakin sempit target audiens, semakin sedikit saluran iklan dan promosi yang mungkin
perlu Anda gunakan. Anda mungkin bisa memasang iklan ditempat yang strategis, ditempat
dengan audiens yang memiliki suatu kesamaan. Sebagai bagian dari bauran pemasaran, distribusi
memainkan peran kunci dalam rencana penjualan, dan segmentasi pasar memungkinkan kita
menggunakan saluran distribusi yang lebih sedikit jika audiens target membeli dengan cara yang
sama dan di lokasi serupa.
Segmentasi pasar dipraktikkan oleh sebagian besar bisnis dalam suatu bentuk sebagai cara
menyederhanakan strategi pemasaran mereka dengan membagi pasar berbasis luas ke dalam
kelompok konsumen tertentu, dan merancang metode pemasaran yang akan menarik bagi setiap
kelompok.
Penting bagi Anda untuk memfokuskan sumber daya pada segmen pasar yang ukuran,
pertumbuhan, dan profitabilitasnya tinggi. baik secara langsung maupun dalam jangka panjang.
Berikut adalah 5 kriteria segmentasi pasar yang akan berguna ketika kita melakukan strategi
segmentasi pasar untuk bisnis kita.
1. Measurable (Terukur)
Segmen pasar harus diukur berdasarkan nilai atau volume penjualan (yaitu jumlah
pelanggan dalam segmen ini). Riset pasar yang andal harus mampu mengidentifikasi ukuran
segmen pasar hingga tingkat akurasi yang masuk akal, sehingga ahli strategi kemudian dapat
memutuskan apakah, bagaimana, dan sejauh mana mereka harus memfokuskan upaya mereka
pada pemasaran ke segmen ini.
2. Substantial (Substansial)
Sederhananya, tidak akan ada gunanya membuang anggaran pemasaran dalam pasar yang
tidak cukup besar, atau memiliki daya beli negatif. Segmen pasar yang layak adalah dari
kelompok yang homogen dengan karakteristik yang jelas seperti kelompok usia, latar belakang
sosio-ekonomi dan persepsi merek. Hal yang “musiman” juga penting di sini. Tidak ada ahli
segmentasi pasar yang akan merekomendasikan untuk fokus pada kelompok pelanggan yang
tidak stabil yang kemungkinan akan bubar, satu atau dua tahun.
Segmen pasar yang ideal di sisi internal harus homogen, (semua pelanggan di dalam
segmen memiliki preferensi dan karakteristik yang sama), namun secara eksternal adalah
heterogen. Perbedaan antara segmen pasar harus didefinisikan dengan jelas sehingga kampanye
produk dan alat pemasaran dilaksanakan tidak tumpang tindih.
Segmen pasar harus memiliki nilai praktis dan harus menyediakan data pendukung untuk
posisi pemasaran atau pendekatan penjualan. Hal ini harus menjadi hasil yang mudah diukur,
ideal dalam kaitannya dengan pengukuran yang ada dari segmen pasar sebagaimana
didefinisikan oleh riset dalam mengeahui segmen pasar.
Segmen pasar digunakan untuk menyesuaikan produk, promosi, harga, lokasi, dan
pengalaman pelanggan kepada konsumen. Berikut ini adalah contoh umum segmen pasar. Dalam
segmen pasar terdiri dari pengelompokan pelanggan potensial yang memiliki kesamaan yang
dapat digunakan untuk mengoptimalkan pemasaran. Berikut ini adalah contoh umum segmen
pasar yang biasakan untuk menentukan segmentasi pemasaran:
Kebutuhan pelanggan – Kebutuhan pelanggan adalah jenis segmen pasar yang paling umum.
Sebagai contoh, beberapa pelanggan membutuhkan kopi tanpa kafein dan yang lain
membutuhkan kopi biasa. Ini adalah suatu pilihan penting yang lain dalam sebuah produk selain
harga, lokasi, dan promosi berdasarkan kebutuhan.
Preferensi Pelanggan – Preferensi pelanggan seperti persepsi bahan makanan. Misalnya, merek
saus salad dengan semua bahan alami untuk pelanggan yang tidak menyukai bahan yang
terdengar seperti bahan kimia.
Gaya hidup – Segmen gaya hidup seperti furnitur yang dirancang untuk memaksimalkan ruang
kecil di apartemen perkotaan yang besar
Budaya – Menargetkan budaya, superculture, atau subkultur. Misalnya, sebuah kafe dengan
memorabilia olahraga yang menargetkan penggemar olahraga.
Pendapatan – Tingkat pendapatan seperti hotel keluarga yang dirancang untuk keluarga dengan
anggaran terbatas.
Sensitivitas harga – Di luar penghasilan, orang memiliki kepekaan harga yang berbeda
dibandingkan dengan kategori produk. Misalnya, konsumen iphone yang
membeli smartphone tersebut dengan harga yang kebanyakan orang bilang cukup mahal, namun
tidak bagi para pecinta produk Apple yang tahu kelebihannya.
Persepsi Risiko – Segmentasi pasar berdasarkan persepsi risiko dan toleransi mereka. Misalnya,
produk keuangan untuk pelanggan yang ingin melindungi uang mereka dari inflasi tanpa
mengambil risiko pasar apa pun.
Lokasi – Segmen berdasarkan geografi seperti rantai restoran yang mengkustomisasi menu untuk
menyertakan makanan lokal dari setiap wilayah dan kota.
Kesetiaan pelanggan – Produk, harga, dan promosi yang menargetkan pelanggan Anda yang
paling setia atau mungkin pelanggan Anda yang paling setia. Misalnya, merek fesyen yang
merilis item tambahan terbatas yang dipromosikan ke pelanggan setia.
Penggemar – Segmen berdasarkan antusiasme pelanggan untuk kategori merek, teknologi, atau
produk. Misalnya, satu set kereta mainan yang dirancang untuk pemula versus satu set yang
dirancang untuk penggemar yang serius.
Kesiapan – Pelanggan yang ingin segera melompat dan membeli dibandingkan dengan yang sulit
dijual. Misalnya, membuat promosi ditujukan untuk pengguna awal teknologi baru versus
promosi untuk para Geek.
Pengetahuan – Segmen pasar yang tahu banyak tentang produk Anda versus mereka yang tidak
tahu. Misalnya, pakaian pria yang dirancang, dan dipromosikan kepada individu yang tahu
pakaian.
Konteks – Segmen berdasarkan situasi seperti kartu ucapan untuk liburan, acara, atau acara
istimewa tertentu.
Jaringan Segmen berdasarkan jaringan distribusi. Misalnya, merek fesyen yang melihat
pelanggan ritel sebagai segmen yang berbeda dari pelanggan toko daring.
Kotler dan Armstrong (1997: 242) menyatakan penetapan pasar sasaran adalah melakukan
evaluasi setiap segmen pasar dan memutuskan yang mana dan berapa banyak yang akan dilayani.
Hermawan Kartajaya dkk. (2003: 50) mendefinisikan penetapan pasar sasaran sebagai strategi
untuk mengalokasikan sumber daya perusahaan secara efektif dimana sumber daya selalu berada
dalam jumlah terbatas.
3. Sasaran dan sumber daya perusahaan; perusahaan harus dapat menimbang antara sasaran
dan sumber daya yang dimiliki dalam hubungannya dengan suatu segmen yang sangat
menarik sekalipun.
3. Pemasaran terpusat; strategi cakupan pasar dimana sebuah perusahaan mencari bagian
besar dari satu atau beberapa subpasar. Sebagai pengganti mencari pangsa kecil dari
sebuah pasar yang besar, perusahaan mencari pangsa besar dari satu atau beberapa
subpasar.
Kotler dan Armstrong (1997: 249) menyatakan penentuan posisi pasar sebagai perancangan
posisi produk dan citra perusahaan sehingga menempati tempat khusus dan dihargai dalam benak
pelanggannya. Hermawan Kartajaya dkk. (2003: 51) mendefinisikan penentuan posisi pasar
sebagai strategi untuk mengarahkan pelanggan dengan membangun rasa kepercayaan, percaya
diri, dan kompetensi untuk pelanggan sehingga menciptakan sebuah eksistensi di benak
pelanggan dan memimpin mereka secara kredibel. Posisi produk adalah cara bagaimana produk
didefinisikan oleh konsumen atas dasar ciri-ciri penting atau tempat yang diduduki produk dalam
benak konsumen relatif terhadap produk pesaing. Proses penetapan posisi produk terdiri atas tiga
langkah, yaitu:
Keunggulan bersaing adalah keunggulan terhadap pesaing yang diperoleh dengan menawarkan
nilai yang lebih besar kepada konsumen, baik melalui harga lebih murah maupun dengan
memberikan manfaat produk yang lebih banyak sehingga sesuai kalaupun harganya tinggi.
Perusahaan dapat membedakan penawarannya dari pesaing dengan cara berikut:
Citra perusahaan seharusnya menyampaikan sebuah pesan tunggal dan unik yang
mengkomunikasikan manfaat dan penentuan posisi utama produk.
Baca juga : Perbedaan Saluran Distribusi Langsung Dan Distribusi Tidak Langsung
1. Berapa banyak perbedaan yang dipromosikan; ketika dua atau lebih perusahaan
mengklaim dirinya sebagai yang terbaik pada ciri yang sama, adalah penting bagi
perusahaan untuk memposisikan dirinya pada lebih dari satu faktor pembeda.
2. Perbedaan mana yang dipromosikan; tidak setiap perbedaan adalah alat pembeda.
Setiap perbedaan memiliki potensi untuk menciptakan biaya sebagaimana
keuntungan. Perusahaan harus hati-hati memilih cara yang akan membedakan
dirinya dari pesaing.
c. Mengkomunikasikan posisi yang telah dipilih
Setelah mengadakan segmentasi pasar dan penentuan sasaran pasar, perusahaan perlu melakukan
penentuan posisi penawarannya. Untuk mendapatkan keunggulan kompetitif, perusahaan perlu
mengembangkan strategi penentuan posisi produk ke pasar sasaran yang dituju. Berikut akan
dijelaskan mengenai penentuan posisi produk.
Penentuan posisi adalah tindakan untuk merancang citra perusahaan serta nilai yang ditawarkan
sehingga pelanggan dalam suatu segmen memahami dan menghargai kedudukan perusahaan
dalam kaitannya dengan pesaing (Kotler,1997).
Dengan demikian penentuan posisi produk lebih memfokuskan pada apa produk itu, seperti apa
produk itu, dan bagaimana pelanggan harus mengevaluasinya. Perusahaan harus mengetahui
persepsi dan preferensi pembeli mengenai produk yang ditawarkan. Pemosisian produk
menyangkut posisi uatu merek dalam benak konsumen sedemikian rupa, sehingga dipersepsikan
unik dan unggul dibandingkan merek pesaing dalam hal atribut dan manfaat produk. Perusahaan
harus berusaha membuat produknya lebih menonjol dari produk pesaing dan membuatnya lebih
menarik bagi pembeli. Untuk melakukan strategi penentuan posisi pasar yang baik, perusahaan
harus memutuskan karakteristik dan keistimewaan khusus yang membedakan produk yang
ditawarkan dengan pesaing kepada pasar sasaran.
Produk-produk yang memiliki posisi pasar yang kuat misal Sampurna A. Mild yang berani
membuat pernyataan-pernyataan dalam mempromosikan produk rokoknya dengan slogan “how
low can you go” atau “others can only follow”. Pernyataan tersebut berusaha mengatakan bahwa
produk rokok A. Mild memiliki kandungan tar dan nikotin rendah dan merupakani pemimpin
pasar untuk jenis rokok ringan (bukan kretek).
Berbagai cara dapat dilakukan pemasaran dalam melakukan pemosisian produk, tidak hanya
dengan menggunakan atribut. Berikut berbagai cara positioning yang dapat dikembangkan:
Shampo Clear dan minuman Gatorade menggunakan positioning ini. Shampo Clear dengan
manfaat anti ketombe dan Gatorade yang ditonjolkan sebagai minuman kesegaran bagi para atlet
dengan manfaat penghilang dahaga.
Produk-produk yang muncul dalam suatu kategori produk seperti Sampoerna A Mild
menggunakan positioning ini. Karena rokok-rokok yang sebelumnya lebih menggambarkan
sosok pria sejati, keras, kaya aroma. Dengan kategori low tar and nicotine, rokok ini lebih
menonjolkan sebagai rokok pertama yang “lebih sehat” dari rokok-rokok yang keras.
Di Amerika Serikat, Avis mengatakan sebagai “we are number 2” sehingga onsumen menjadi
ingat bahwa Avis memang nomor 2 setelah Hertz yang memang nomor 1. Di Indonesia, karena
perbandingan secara tidak langsung dilarang, maka pemasara menggunakan cara tidak langsung.
Di saat Djarum dan Bentoel mengeluarkan LA Lights dan Star Mild, mala Sampoerna
mengatakan “how low can you go” pada iklannya.
Imajinasi seperti tempat, orang, benda, situasi, menjadikan positioning ini memiliki makna
hubungan asosiatif. Misal, LA light diasosiasikan dengan Los Angeles, Marlboro diasosiasikan
dengan koboi, Amerika, sabun Lux degan artis-artis/ bintang film muda dan sepatu Nike dengan
bintang olahraga terkenal.
Terutama untuk barang baru yang belum dikenal, positioning dilakukan dengan menyinggung
pada persoalan actual untuk dapat mendapatkan kepercayaan publik. Seperti Gerakan Disiplin
Nasional dalam upaya mengembalikan kepercayaan public pada perbankan, penerapan peraturan
baru telah menggunakan positioning ini.
Keunggulan Bersaing
Keunggulan bersaing adalah kumpulan strategi untuk menentukan keunggulan suatu
perusahaan dari persaingan diantara perusahaan lain. Keunggulan bersaing erupakan hasil dari
implementasi strategi yang memanfaatkan berbagai sumberdaya perusahaan. Keahliaan dan aset
yang unik dipandang dari sumber keunggulan bersaing. Kemampuan perusahaan dalam
mengembangkan keahlian para karyawannya dengan baik akan menjadikan perusahaan tersebut
unggul dan penerapan strategi sumber daya manusia akan sulit untuk ditiru oleh para pesaingnya.
Sedangkan aset atau sumber daya unik merupakan sumber daya nyata yang diperlukan
perusahaan guna menjalankan strategi pesaingnya. Kedua sumber daya ini harus diarahkan guna
mendukung kinerja perusahaan yang berdaya rendah dan memiliki perbedaan dengan perusahaan
lain.
Beberapa indikator yang digunakan untuk mengukur keunggulan bersaing adalah
keunikan, jarang dijumpai, tidak mudah ditiru, tidak mudah diganti, dan harga bersaing.
Keunikan product adalah keunikan product perusahaan yang memadukan nilai seni dengan selera
pelanggan. Harga bersaing adalah kemampuan perusahaan untuk menyesuaikan harga
productnya dengan harga umum dipasaran. Tidak mudah dijumpai berarti keberadaannya langka
dalam persaingan yang saat ini dilakukan. Tidak mudah ditiru berarti dapat ditiru tetapi tidak
sempurna.
Sumber Keunggulan bersaing merupakan ikatan kompleks dari keahlian dan pengetahuan
yang terakumulas, dilatih melalui proses organisasional, dan memungkinkan perusahaan untuk
mengkoordinasikan aktivitas dan membuat aset-aset mereka berguna. Dengan demikian,
penentuan startegi pemasaran dengan mmepertimbangkan sumber keunggulan bersaing yang
dimiliki akan berpengaruh terhadap tingkat ketepatan startegi pemasaran, yang selanjutnya akan
berpengerauh pada tinggi rendahnya kinerja pemasaran.