(BPKM)
BLOK XIII
REHABILITASI SISTEM
STOMATOGNATIK II
SEMESTER V/ TAHUN AKADEMIK 2019-2020
KATA PENGANTAR
0
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas semua karunia-NYA sehingga Buku
Panduan Mahasiswa Blok 13 yang berjudul Rehabilitasi Sistem Pengunyahan 2 ini dapat
diselesaikan pada waktunya.
Buku ini merupakan pedoman pengajaran bagi mahasiswa FKG Unsyiah selama proses
pembelajaran yang berlangsung di Blok 13. Blok ini memiliki 2 (tiga) modul, yakni modul
Gigi Tiruan Sebagian Lepasan dan Modul Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Akrilik.
Pembelajaran dilakukan dengan penggunaan active learning melalui metode pembelajaran
berdasarkan masalah (PBM) dan kuliah interaktif dalam kelas besar, Pembelajaran pada Blok
13 ini terbagi atas 2 (dua) topik skenario yaitu Gigi Tiruan Sebagian dan Gigi Tiruan Sebagian
Lepasan Akrilik
Kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun guna peningkatan
kualitas isi buku ini sehingga dapat bermanfaat baik untuk mahasiswa maupun staf pengajar.
Terima kasih dan penghargaan yang setinggi–tinginya kami sampaikan kepada semua pihak
yang telah membantu penerbitan buku pedoman ini.
1
DAFTAR ISI
JUDUL BUKU.............................................................................................................
KATA PENGANTAR.................................................................................................. 1
DAFTAR ISI................................................................................................................. 2
PENDAHULUAN
1.1. GAMBARAN UMUM BLOK 13........................................................................ 3
1.2. URGENSI BLOK 13 .......................................................................................... 3
1.3 HUBUNGAN DENGAN BLOK SEBELUMNYA.............................................. 4
1.4. HUBUNGAN DENGAN BLOK BERIKUTNYA............................................... 4
1.5. TUJUAN BLOK.................................................................................................. 4
1.6. URAIAN BLOK................................................................................................... 4
1.7. AREA KOMPETENSI YANG AKAN DICAPAI OLEH MAHASISWA……. 4
1.8. TOPIC TREE........................................................................................................ 6
1.9. FORMAT AKTIVITAS BELAJAR...................................................................... 6
MODUL DAN TOPIK
2.1. MODUL PEMBELAJARAN BLOK 13............................................................... 9
EVALUASI PENILAIAN
3.1. UJIAN DAN PENILAIAN.................................................................................. 13
3.2. TAHAP EVALUASI …………………….......................................................... 16
3.3. UJIAN PERBAIKAN.......................................................................................... 16
3.4 SUMBER BELAJAR DAN LAPORAN………………………………………... 16
LAMPIRAN................................................................................................................. 18
2
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 GAMBARAN UMUM BLOK
Masalah kehilangan gigi dengan atau tanpa kehilangan jaringan di sekitarnya, walau
pada awalnya tidak menimbulkan keluhan, tetapi tanpa perawatan dan bertambahnya jumlah
kehilangan gigi, akan menimbulkan berbagai gangguan dan penyakit pada sistem
stomatognatik. Gangguan-gangguan tersebut dapat meliputi gangguan pada fungsi
pengunyahan, bicara, penelanan, sendi, dan estetika, bahkan juga mempengaruhi faktor
psikologis pasien. Berbagai masalah tersebut dapat ditanggulangi dengan perawatan
prostodontik.
Prostodonsia adalah cabang ilmu kedokteran gigi yang mempelajari cara penanggulangan
masalah fungsi sistem stomatognatik akibat kerusakan/kelainan, atau kehilangan gigi dan/atau
jaringan di sekitarnya. Dalam blok ini akan dipelajari perawatan dengan gigi tiruan lepas
berupa Gigi Tiruan Sebagian. Dalam menanggulangi masalah ini perlu dilakukan berbagai
pemeriksaan, antara lain : anamnesis, tujuan kedatangan pasien, riwayat gigi tiruan lama,
keadaan sosial-ekonomi, keadaan kesehatan umum, pemeriksaan keadaan intra dan ekstra oral,
gambaran radiografis, studi model, dan hasil pemeriksaan laboratorium. Selanjutnya dari
kumpulan data utama, ditentukan diferensial diagnosis, diagnosis, rencana perawatan, inform
consent pasien yang kemudian diikuti dengan pelaksanaan perawatan prostodontik serta
penanggulangan masalah-masalah yang terkait dengan perawatan tersebut. Diferensial
diagnosis dalam prostodontik merupakan berbagai alternatif perawatan prostodontik pada
suatu kasus tertentu.
Diagnosis adalah penetapan macam gigi tiruan yang terbaik bagi suatu kasus tertentu, yang
ditentukan berdasarkan kumpulan data utama hasil pemeriksaan komprehensif pasien.
Rencana perawatan adalah perkiraan perawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi
masalah kasus, dengan memperhatikan faktor pendukung dan faktor yang merugikan, serta
merujuk kasus bila diperlukan untuk memperbaiki keadaan pasien.
Dengan demikian maka jelaslah bahwa untuk menanggulangi suatu kasus kehilangan
gigi, diperlukan pemahaman dan pengertian yang cukup terhadap keilmuan terkait, langkah-
langkah diagnosis yang tepat, prosedur koreksi atau rehabilitasi, serta hal-hal lain yang
diperlukan dalam penatalaksanaan, sesuai etika profesi dan Standard Operational Proscedures
(SOP) yang berlaku.
Ilmu prostodonsia sangat terkait dengan sistem stomatognati dan harus diketahui oleh
peserta didik terutama komponen-komponen dari sistem ini. Kehilangan gigi, baik sebagian
maupun seluruh gigi, dapat menyebabkan terganggunya sistem stomatognati. Peserta didik
harus mampu menegakkan diagnosis, rencana perawatan dan perkiraan prognosis untuk
perawatan gigi tiruan lepas dengan pertimbangan aspek biomekanika dan lainnya sehingga
sistem stomatognati dapat berfungsi normal atau optimal. Peserta didik juga harus dapat
menilai apakah pada suatu kasus perlu melakukan rujukan bila diperlukan sesuai dengan etika
3
perawatan yang profesional dengan pendekatan multidisiplin ilmu. Pemahaman mengenai
rehabilitasi sistem stomatognati ini diperlukan untuk penerapan ilmu prostodonsia di klinik.
Blok 13 ini berhubungan dengan Ilmu Kedokteran Gigi Dasar yang meliputi Dental
Anatomi, Ilmu Material Kedokteran Gigi, Periodonsia dan Radiologi Kedokteran Gigi.
Blok Rehabilitasi Sistem Stomatognati II terdiri dari 5 modul dan 2 skenario, yang
berlangsung selama 5 minggu ( 03 September 2018 – 12 Oktober 2018 ). Adapun materi pada
blok ini terdiri dari mata ajar sebagai berikut :
1. Diagnostika Gigi Tiruan Sebagian Lepasan
2. Tatalaksana/Perawatan Gigi Tiruan Sebagian Akrilik
3. Biomekanika Gigi Tiruan Sebagian Lepasan
4. Tatalaksana/Perawatan Gigi Tiruan Sebagian Kerangka Logam
5. Tatalaksana/Perawatan Gigi Tiruan Lepas Imediat
Domain I : Profesionalisme
- Menjaga hubungan terbuka dan jujur serta saling menghargai dengan pasien, pendamping
pasien dan sejawat (C3, P3, A3).
- Mampu bersikap empati terhadap pasien akan keluhan kesehatan gigi dan mulut yang
mereka kemukakan (C3, P3, A3).
- Mampu memperkirakan keterbatasan kemampuan diri untuk kepentingan rujukan (C3, P3,
A4).
4
- Memberikan pelayanan kedokteran gigi yang manusiawi dan komprehensif (C3, P5, A3).
5
1.8 TOPIC TREE
Prostodonti
- Gigi-gigi - Biomekanika
- Jaringan periodontal gigi tiruan - Kehilangan Gigi
- Maksila lepas
- Mandibula
- Otot-otot
- Sendi
Temporomandibula - Diagnosis
- Saraf - Rencana Perawatan
- Prognosis
Aktifitas belajar dirancang dengan metode PBL dibagi dalam beberapa kegiatan
pembelajaran untuk mencapai kompetensi berupa: kuliah pakar, diskusi tutorial, skills lab,
praktikum/reinforcement dan belajar mandiri.
1. SCAL (Student Centered Active Learning)
2. Diskusi Tutorial PBL (Problem Based Learning)
3. Belajar Mandiri
4. Konsultasi Pakar (Narasumber)
5. Pleno Skenario
6. Pembuatan Makalah.
6
Ad.1. SCAL (Student Centered Active Learning)
SCAL merupakan singkatan dari Student Centered Active Learning. Metode ini
mengharapkan mahasiswa menjadi lebih aktif dan mandiri baik dari aspek individual maupun
aspek kelompok, serta bertanggung jawab terhadap penguasaan ilmu pengetahuan yang
diharapkan pada blok ini. Peran pakar (narasumber) pada metode ini adalah sebagai mitra
dalam proses pembelajaran. Metode ini dilaksanakan dalam bentuk diskusi dengan pakar
(narasumber) dengan diawali pemberian materi pembelajaran melalui e-learning oleh pakar
(narasumber) beberapa hari sebelum SCAL berlangsung. SCAL diberikan oleh dosen yang
memiliki kompetensi akademik dalam bidang yang menjadi materi pembelajaran yang akan
didiskusikan pada Blok 13 ini. SCAL dilakukan sebanyak 12 kali (per SCAL 3 x 50 menit).
3. Gigi Tiruan Sebagian Lepasan 2x drg. Pocut Aya Sofya, Sp. Pros
Akrilik
7
Ad.2. Diskusi Tutorial
1. Kegiatan ini bertujuan untuk memicu mahasiswa mencari jawaban terhadap masalah yang
dihadapi melalui proses diskusi dan belajar mandiri secara aktif dengan menggunakan
semua sumber belajar yang ada.
2. Diskusi kelompok dilakukan sebanyak dua kali selama 2 jam.
3. Diskusi kelompok dibimbing oleh fasilitator.
4. Diskusi membahas tentang pemicu yang telah ditetapkan.
5. Diskusi bersama tutor sebanyak 2x2 jam tiap minggu dengan menjalankan prinsip ”The
seven jumps”
6. Diskusi tutorial pertama dalam tiap pemicu hanya menjalankan langkah 1-5, selanjutnya
pada diskusi tutorial kedua menyelesaikan langkah 6 & 7.
8
BAB 2
MODUL DAN TOPIK
MODUL 1
DIAGNOSTIKA GTS
Pendahuluan
Hilangnya beberapa/seluruh gigi dapat mempengaruhi keseimbangan fungsi sistim
stomatognati, yang meliputi gigi, jaringan periodontal, sendi temporo mandibular, otot dll.
Tujuan penggantian gigi yang hilang adalah untuk memperbaiki kestabilan gaya-gaya pada
sistim stomatognati.
Prosedur diagnosis merupakan prosedur baku yang sangat penting dipahami oleh
seorang dokter gigi. Kerusakan/kelainan/kehilangan gigi yang memerlukan gigi tiruan
dapat dikenali atau diidentifikasi melalui langkah-langkah berdasarkan pada pendekatan
terhadap suatu masalah (problem oriented approach). Diagnosis dalam bidang
prostodonsia juga membutuhkan berbagai informasi tentang kasus yang bersangkutan dan
berdasarkan informasi itulah dilakukan identifikasi terhadap masalah-masalah pokok serta
faktor-faktor yang mungkin menjadi penyebabnya.
Untuk menegakkan suatu diagnosis, diperlukan berbagai pemeriksaan dan kartu
rekam medik. Selanjutnya perlu pula ditetapkan differential diagnosis dan prognosis
dengan mempertimbangkan taktor-faktor yang mempengaruhinya
Referensi:
1. Phoenix RD., Cagna DR., Stewart’s Clinical Removable Partial Prosthodon-tics.
Quintessence, Chicago, 3rd ed. 2003.
2. Zarb GA., Bolender CL., Hickey JC., Carlson GE., Boucher’s Prosthodontics
Treatment for Edentulous Patients. CV.Mosby Co. St.Louis, 12th ed. 2004.
3. Krol AJ, Jacobson TE, Removable Raetial Denture Design. Outline Syllabus.
Indent. San Rafael. 4th ed. 1990
4. Heartwell CM., Rahn AO., Syllabus of Complete Dentures. Lea &Febinger,
Philadelphia 1984.
5. Carr AB, McGivney GP., Brown DT., McCracken’s Removable Partial
Prosthodontics. 11th ed. 2005.
9
MODUL 2
GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN AKRILIK
Pendahuluan
Kasus kehilangan gigi dapat berupa kehilangan satu atau beberapa gigi pada rahang
atas dan atau rahang bawah. Bila gigi yang hilang satu atau lebih, dapat ditanggulangi
dengan pembuatan Gigi Tiruan Jembatan atau Gigi Tiruan Sebagian Lepas. Pada modul ini
akan dibahas Gigi Tiruan Sebagian lepas, dalam lingkup penatalaksanaan termasuk
beberapa disain berdasarkan sisa jaringan pendukung dan bahan yang digunakan. Macam
Gigi Tiruan ditetapkan berdasarkan kondisi gigi yang ada, jaringan penyangga gigi, gigi
yang hilang, keadaan tulang alveolar, dan mukosa pendukungnya serta kondisi kesehatan
umum pasien. Perlu pula dipertimbangkan yang dapat mempengaruhi keberhasilan
pembuatan gigi tiruannya.
Referensi:
1. Zarb GA., Bolender CL., Hickey JC., Carlson GE., Boucher’s Prosthodontics
Treatment for Edentulous Patients. CV.Mosby Co. St.Louis, 12th ed. 2004.
2. Phoenix RD., Cagna DR., Stewart’s Clinical Removable Partial Prosthodon-tics.
Quintessence, Chicago, 3rd ed. 2003.
3. Carr AB, McGivney GP., Brown DT., McCracken’s Removable Partial
Prosthodontics. 11th ed. 2005.
MODUL 3
BIOMEKANIKA GIGI TIRUAN SEBAGIAN
Pendahuluan
GTSL tidak didesain untuk dapat dilepas dan dipasang sendiri oleh pasien, oleh
karena itu GTSL tidak terhubung secara rigid dengan gigi atau jaringan, akibatnya dapat
bergerak bila ada beban fungsional seperti beban pengunyahan. Dokter gigi harus
memahami kemungkinan pergerakkan yang mungkin terjadi pada GTSL sewaktu
berfungsi dan mampu membuat desain GT SL dengan baik sehingga mampu mengontrol
pergerakan yang terjadi, dan tidak menyebabkan pada jaringan pendukung.
Kemampuan utnuk memahami berbagai pergerakan yang terjadi dan hubungannya
dengan beban yang diterima oleh gigi, jaringan pendukung dan gigi tiruan , yaitu besar dan
arahnya, serta kaitannya dengan desain GTSL inilah yang dipelajari dalam biomekanika
GTSL.
Biomekanika merupakan penerapan prinsip-prinsip enginnering pada struktur biologis (dalam
hal ini rongga mulut).
10
Sasaran Pemelajaran Terminal
Mahasiswa mampu memahami berbagai pergerakan yang terjadi dan hubungannya
dengan beban yang diterima oleh gigi, jaringan pendukung dan gigi tiruan sehingga .
mampu membuat desain GTSL yang dapat mengontrol pergerakan yang terjadi sehingga
GTSL yang dibuat berfungsi baik tidak menyebabkan pada jaringan pendukung.
Referensi:
1. Phoenix RD., Cagna DR., Stewart’s Clinical Removable Partial Prosthodon-tics.
Quintessence, Chicago, 3rd ed. 2003.
4. Carr AB, McGivney GP., Brown DT., McCracken’s Removable Partial
Prosthodontics. 11th ed. 2005.
MODUL 4
GIGI TIRUAN SEBAGIAN KERANGKA LOGAM
Pendahuluan
Kasus kehilangan gigi dapat berupa kehilangan satu atau beberapa gigi pada rahang
atas dan atau rahang bawah. Bila gigi yang hilang satu atau lebih, dapat ditanggulangi
dengan pembuatan Gigi Tiruan Jembatan atau Gigi Tiruan Sebagian Lepas. Pada modul ini
akan dibahas Gigi Tiruan Sebagian lepas, dalam lingkup penatalaksanaan termasuk
beberapa disain berdasarkan sisa jaringan pendukung dan bahan yang digunakan. Macam
Gigi Tiruan ditetapkan berdasarkan kondisi gigi yang ada, jaringan penyangga gigi, gigi
yang hilang, keadaan tulang alveolar, dan mukosa pendukungnya serta kondisi kesehatan
umum pasien. Perlu pula dipertimbangkan yang dapat mempengaruhi keberhasilan
pembuatan gigi tiruannya.
Referensi:
1. Zarb GA., Bolender CL., Hickey JC., Carlson GE., Boucher’s Prosthodontics Treatment
for Edentulous Patients. CV.Mosby Co. St.Louis, 12th ed. 2004.
2. Phoenix RD., Cagna DR., Stewart’s Clinical Removable Partial Prosthodon-tics.
Quintessence, Chicago, 3rd ed. 2003.
3. Carr AB, McGivney GP., Brown DT., McCracken’s Removable Partial Prosthodontics.
11th ed. 2005.
11
MODUL 5
GIGI TIRUAN LEPASAN IMEDIAT
Pendahuluan
Kasus kehilangan gigi dapat berupa kehilangan satu atau beberapa gigi pada rahang atas
dan atau rahang bawah. Bila gigi yang hilang satu atau lebih, dapat ditanggulangi dengan
pembuatan Gigi Tiruan Jembatan atau Gigi Tiruan Sebagian Lepas. Pada modul ini akan
dibahas Gigi Tiruan Sebagian lepas, dalam lingkup penatalaksanaan termasuk beberapa disain
berdasarkan sisa jaringan pendukung dan bahan yang digunakan. Macam Gigi Tiruan
ditetapkan berdasarkan kondisi gigi yang ada, jaringan penyangga gigi, gigi yang hilang,
keadaan tulang alveolar, dan mukosa pendukungnya serta kondisi kesehatan umum pasien.
Perlu pula dipertimbangkan yang dapat mempengaruhi keberhasilan pembuatan gigi tiruannya
dan Faktor estetik merupakan faktor penting dalam pembuatan gigi tiruan karena akan
mempengaruhi penampilan dan tingkat kepuasan pasien setelah pencabutan gigi dan seblum
pemasangan gigi tiruan sebagian lepasan.
Referensi:
1. Heartwell CM., Rahn AO., Syllabus of Complete Dentures. Lea & Febinger,
Philadelphia 1984.
2. Zarb GA., Bolender CL., Hickey JC., Carlson GE., Boucher’s Prosthodontics
Treatment for Edentulous Patients. CV.Mosby Co. St.Louis, 12th ed. 2004.
3. Laney MR., Gibilisco JA. Diagnosis and Treatment in Prosthodontics. Philadelphia. Lea
& Febiger. 1983
4. Rahn AD, Heartwell CM. Textbook of Complete Dentures. Philadelphia. Lea &
Febiger. 1993
12
BAB 3
EVALUASI PENILAIAN
A. PENILAIAN SCAL
Yang dinilai Aspek Bobot
1. Absensi Kehadiran dan kedisiplinan pada saat SCAL 20%
13
3. Kuis Pengumpulan tugas atau evaluasi sebelum 70%
maupun sesudah SCAL berlangsung tentang
materi SCAL terkait
B. PENILAIAN TUTORIAL
Yang dinilai Jenis Bobot
1. Pengetahuan Ujian tulis (MDE) dan/atau 40%
(45%) Kuis
5%
2. Proses dan Sikap PBL (tutorial) 10%
(55%) Penilaian tugas LogBook oleh fasilitator 5%
Penilaian tugas Laporan 15%
Penilaian oleh teman (peer assessment) 5%
Etika/Sikap 10%
Praktikum 10
Keterangan : Nilai lulus minimal C+ (Varian II)
14
1. Kurang menguasai materi (75% materi yang
dikuasai)
Baik 50%-74% 2. Jarang terjadi kontak mata dengan anggota diskusi
3. Menjelaskan dengan suara jelas
4. Pendengar kurang antusias
1. Kurang menguasai materi (50% materi yang
dikuasai)
Kurang 25%-50% 2. Presenter hanya membaca flipchart
3. Menjelaskan dengan suara tidak jelas
4. Pendengar kurang antusias
1. Tidak menguasai materi
2. Presenter terus membaca flipchart dan catatan
Sangat Kurang <25% 3. Menjelaskan dengan suara tidak jelas
4. Pendengar tidak antusias (mengantuk atau berdiskusi
sendiri-sendiri)
15
Tidak mengemukakan pendapat
a. Perbaikan nilai pra-yudisium diwajibkan bagi mahasiswa yang mendapat nilai D dan
E. Nilai tertinggi yang dapat dicapai adalah C.
b. Nilai yang diambil adalah nilai terbaik setelah ujian perbaikan.
c. Mahasiswa yang memperoleh nilai B dan C diperbolehkan mengikuti perbaikan nilai
pada tahun akademik berikutnya dengan syarat sebagai berikut:
Peserta perbaikan harus mengikuti seluruh kegiatan blok yang akan diulang.
Apabila pada saat ujian berlangsung peserta ujian perbaikan tidak hadir, maka
ditetapkan nilainya menjadi E.
Nilai tertinggi yang dapat dicapai adalah A.
Ujian perbaikan hanya diberikan 1(satu) kali pada akhir semester Gasal dan Ganjil
sebelum yudisium.
Blok ini tidak menerima hasil reduplikasi dari sumber yang tidak dapat
dipertanggungjawabkan seperti Wikipedia dan artikel bebas. Tim Blok
merekomendasikan kepada fasilitator agar menegaskan penggunaan jurnal, buku, dan
atau sumber-sumber ilmiah lainnya yang dapat dipertanggungjawabkan untuk
dijadikan sumber pembahasan per tutorial baik dalam DK 2 ataupun laporan.
16
2. Zarb GA., Bolender CL., Hickey JC., Carlson GE., Boucher’s Prosthodontics
Treatment for Edentulous Patients. CV.Mosby Co. St.Louis, 12th ed. 2004.
3. Krol AJ, Jacobson TE, Removable Raetial Denture Design. Outline Syllabus.
Indent. San Rafael. 4th ed. 1990
4. Heartwell CM., Rahn AO., Syllabus of Complete Dentures. Lea &Febinger,
Philadelphia 1984.
5. Carr AB, McGivney GP., Brown DT., McCracken’s Removable Partial
Prosthodontics. 11th ed. 2005.
6. Laney MR., Gibilisco JA. Diagnosis and Treatment in Prosthodontics. Philadelphia.
Lea & Febiger. 1983
7. Rahn AD, Heartwell CM. Textbook of Complete Dentures. Philadelphia. Lea &
Febiger. 1993
17
Lampiran 1
Tim Blok:
No. NAMA
1 drg. Syahrial, Sp. Pros
2 drg. Sri Rezeki
Narasumber:
No. NAMA
1 drg. Liana Rahmayani, Sp.Pros
2 drg. Ifwandi, Sp.Pros
3 drg. Pocut Aya Sofya, Sp. Pros
4 drg. Syahrial, Sp. Pros
5 drg. Iin Sundari, M. Si
6 Drg. Dewi saputri, Sp. Perio
18
Daftar Mahasiswa Kelompok Tutorial
Semester Genap Tahun Akademik 2019/2020
Blok 13
TUTORIAL 1 TUTORIAL 2
TUTORIAL 3 TUTORIAL 4
19
IQBAL MAULANA
5 1713101010011 TONI KHAIRUL IHSAN 5 1713101010027
HARAHAP
FIKRI ADISYAH
6 1713101010056 ANDRE SURYAN 6 1713101010024
CANIAGO
MUHAMMAD KAHLIL
7 1713101010052 7 1713101010017 NABILA FARABI
GIBRAN
8 1713101010055 SITI KHALIZA 8 1713101010045 QASHRI NAFISAH
SITI ISTIGHFARA
9 1713101010067 SIRRI HIJIRNI 9 1713101010015
RAMADHANNA
10 1713101010046 REKA RAHMADANI 10 1713101010021 HOFIFAH HAFNI
TUTORIAL 5 TUTORIAL 6
20
Minggu 1 Senin selasa Rabu Kamis Jumat
Jam 02/09/19 03/09/19 04/09/19 05/09/19 06/09/19
blok 13 blok 13 blok 13 blok 13 blok 13
08.00 - 09.00 DK 1 / SK 1 SCAL 1 SL DK 2 / SK 1
09.00 - 10.00 DK 1 / SK 1 SCAL 1 SL DK 2 / SK 1
10.00 - 11.00 MT SCAL 1 SL
11.00 - 12.00 MT
12.00 - 13.00
13.00 - 14.00
14.00 - 15.00 METPEN K. USAHA SL SCAL 2
15.00 - 16.00 METPEN K. USAHA SL SCAL 2
16.00-17.00 SL SCAL 2
48
Minggu 3 Senin Selasa Rabu Kamis Jumat
Jam 16/09/19 17/09/19 18/09/19 19/09/19 20/09/19
blok 13 blok 13 blok 13 blok 13 blok 13
08.00 - 09.00 SL DK 1 / SK 2 SCAL 7 SL DK 2 / SK 2
09.00 - 10.00 SL DK 1 / SK 2 SCAL 7 SL DK 2 / SK 2
10.00 - 11.00 SL MT SCAL 7 SL
11.00 - 12.00 MT
12.00 - 13.00
13.00 - 14.00
14.00 - 15.00 SCAL 6 METPEN K. USAHA SL SCAL 8
15.00 - 16.00 SCAL 6 METPEN K. USAHA SL SCAL 8
16.00-17.00 SCAL 6 SL SCAL 8
49
Jam 30/09/19 01/10/19 02/10/19 03/10/19 04/10/19
blok 13 blok 13 blok 13 blok 13 blok 13
08.00 - 09.00 SL SCAL 11 SCAL 12 SL SCAL 13
09.00 - 10.00 SL SCAL 11 SCAL 12 SL SCAL 13
10.00 - 11.00 SL SCAL 11 SCAL 12 SL SCAL 13
11.00 - 12.00
12.00 - 13.00
13.00 - 14.00
14.00 - 15.00 SCAL 10 METPEN K. USAHA SL SCAL 14
15.00 - 16.00 SCAL 10 METPEN K. USAHA SL SCAL 14
16.00-17.00 SCAL 10 SL SCAL 14
50
31