Dosen Pembimbing :
Disusun Oleh :
Tk/Reg : IV/A
Dosen Pembimbing
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan laporan tentang “Asuhan Keperawatan Gigi dan Mulut
Pada Kelompok Berkebutuhan Khusus (TUNARUNGU)”. Adapun tujuan penulisan dari
laporan ini adalah untuk memenuhi kegiatan praktikum Asuhan Keperawatan Gigi dan Mulut
Pada Kelompok Berkebutuhan Khusus. Selain itu laporan ini juga bertujuan agar penulis
mampu memahami dan mengaplikasikan Asuhan Keperawatan Gigi Dan Mulut Pada
Kelompok Berkebutuhan Khusus di SLB Pembina Provinsi Aceh Tahun 2023.
Kami mengucapkan terima kasih kepada ketua jurusan keperawatan gigi Bapak
Nurdin, S.Si.T,MDSc yang telah mengizinkan kami mengikuti praktek asuhan keluarga. Dan
yang kami hormati ketua prodi D-IV keperawatan gigi ibu Reca, S.S.T, M.Kes yang telah
membantu kami untuk kelancaran praktikum asuhan keluarga. Dan kepada dosen ibu Dr.
Arnela Nur, S.SiT. MDSc selaku Koordinator Praktek Asuhan Keperawatan Gigi Dan Mulut
Pada Kelompok Berkebutuhan Khusus yang telah mengarahkan prosedur praktekntya dan
kepada dosen pembimbing ibu Sisca Mardelita, S.Si.T, M.Kes yang telah bersedia
membimbing dan memotivasi kami dalam pembuatan laporan praktikum Asuhan
Keperawatan Gigi Dan Mulut Pada Kelompok Berkebutuhan Khusu di SLB Pembina
Provinsi Aceh Tahun 2023.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................................. i
KATA PENGANTAR..................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL............................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................ 1
A. Latar Belakang ..................................................................................................... 1
B. Sasaran.................................................................................................................. 3
C. Analisis Situasi...................................................................................................... 3
1. Data Lingkungan................................................................................. 3
2. Data Pengkajian Kesehatan Gigi Dan Mulut...................................... 4
3. Data Pendukung.................................................................................. 6
D. Identifikasi Masalah.............................................................................................. 7
E. Rumusan Masalah................................................................................................. 8
F. Penyebab Masalah................................................................................................. 8
G. Tujuan Asuhan Keperawatan Gigi........................................................................ 8
H. Manfaat Asuhan Keperawatan Gigi...................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 22
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Tabel Hasil Pemeriksaan Data Subjektif Pada Dua Anak Tunarungu.................. 4
Tabel 1.2 Tabel Hasil Pemeriksaan Data Objektif Pada Dua Anak Tunarungu ................... 5
Tabel 1.3 Tabel Urutan Prioritas Masalah Dua Anak Tunarungu......................................... 9
Tabel 1.4 Tabel Plan Of Action (POA) Dua Anak Tunarungu.............................................. 11
Tabel 1.5 Tabel Data Awal Pemeriksaan Subyektif Pada Dua Anak Tunarungu.................. 17
Tabel 1.6 Tabel Hasil Evaluasi Pemeriksaan Subyektif Pada Dua Anak Tunarungu........... 18
Tabel 1.7 Tabel Data Awal dan Hasil Evaluasi Pemeriksaan Obyektif Anak Tunarungu. . 19
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan hal terpenting dalam kehidupan manusia, termasuk mengenai
kesehatan gigi dan mulut di dalamnya. Kesehatan gigi dan mulut termasuk kedalam bagian
kesehatan jasmani dan rohani yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya
(Marimbun dkk., 2016). Penyakit gigi dan mulut termasuk salah satunya adalah karies gigi
yang lebih berisiko terjadi pada anak berkebutuhan khusus, karena memiliki kekurangan
dan keterbatasan mental maupun fisik dalam melakukan pembersihan gigi sendiri secara
optimal (Sabilillah dan Syafii, 2018).
Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang mengalami keterbatasan, baik fisik,
mental, intelektual, sosial maupun emosional, yang berpengaruh secara signifikan dalam
proses pertumbuhan atau perkembangannya dibandingkan dengan anak-anak lain yang
seusia dengannya (Kemen-PPPA, 2013).
Anak berkebutuhan khusus diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok, yaitu anak
dengan gangguan penglihatan (tunanetra), anak dengan gangguan pendengaran
(tunarungu), anak dengan gangguan intelektual (tunagrahita), anak dengan gangguan
komunikasi atau wicara (tunawicara), anak dengan gangguan fisik (tunadaksa), anak
dengan gangguan sosial (tunalaras), anak dengan gangguan ganda atau lebih dari satu
(tunaganda), anak dengan gangguan pemusatan perhatian (ADHD), anak dengan gangguan
spectrum autism (autism), anak dengan gangguan lamban belajar (slow learner), dan anak
yang memiliki potensi kecerdasan diatas orang normal pada umumnya atau orang yang
memiliki bakat istimewa (Sabilillah dan Syafii, 2018).
Anak dengan kelainan pada fisik salah satunya adalah anak yang memiliki gangguan
pada indra pendengarannya atau biasa disebut tunarungu. Anak tunarungu adalah anak
yang mengalami kekurangan atau kehilangan pada indra pendengarannya yang disebabkan
tidak berfungsinya sebagian atau seluruh dari alat pendengarannya sehingga anak tersebut
mengalami hambatan serta kesulitan dalam perkembangan berbahasa yang dapat
menyebabakan terjadinya gangguan fungsi psikologis, fisiologis maupun struktur anatomi
yang berbeda dari anak normal pada umumnya, sehingga tidak dapat melakukan kegiatan
sehari-hari dengan normal (Atmaja, 2018).
Hambatan dalam kemampuan berbahasa pada anak tunarungu dapat mempengaruhi
pendidikan anak tersebut sehingga anak memiliki pengetahuan yang rendah terutama di
1
bidang kesehatan gigi dan mulut. Kurangnya pengetahuan anak tunarungu dalam
memahami tata cara pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut menyebabkan tingginya risiko
terkena penyakit gigi dan mulut (Asamarani, 2019).
Upaya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut dapat ditinjau dari berbagai aspek,
yaitu aspek lingkungan, pengetahuan,, pendidikan, kesadaran masyarakat dan penanganan
kesehatan gigi, termasuk aspek pencegahan dan perawatan (Maulana dkk., 2017).
Pengetahuan diperlukan dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut, pengetahuan yang
kurang menjadi salah satu tingginya risiko terkena penyakit gigi dan mulut. Pemeliharaan
kesehatan gigi dan mulut memerlukan motivasi agar dapat mencegah terjadinya penyakit
gigi dan mulut termasuk mencegah bakteri berkembang biak pada gigi dan mulut. Ada
beberapa cara memelihara kesehatan gigi dan mulut yaitu, menyikat gigi, menjaga pola
makan, dan rutin periksa gigi ke dokter gigi minimal 6 bulan sekali (Wiranti dkk., 2018).
Ada beberapa cara untuk mengukur motivasi yaitu melalui proyektif, kuesioner dan
observasi prilaku (Notoatmodjo, 2012).
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (RisKesDas) yang dilaksanakan oleh Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan Tahun
2018, proporsi tunarungu sejak lahir pada anak umur 24-59 bulan di Indonesia yaitu
sebesar 0,11% (RisKesDas, 2018). Jumlah penyandang disabilitas pada tahun 2020 di
Kota Tasikmalaya berjumlah sebanyak 437 jiwa (Dinsos Tasik, 2020).
Berdasarkan penelitian Dewi, E (2020), yang dilakukan kepada 50 pelajar anak
tunarungu berusia 12-16 tahun di SLB Negeri Pembina Medan, dan dilakukan pada bulan
November 2018-Januari 2020. Penelitian menunjukkan hasil bahwa tingkat pengetahuan
responden yang baik sebesar 5 (10%), pengetahuan sedang sebesar 37 (74%), dan
pengetahuan rendah sebesar 8 (16%). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian
besar pengetahuan anak tergolong sedang.
Berdasarkan penelitian Mahfud Ali (2015), yang dilakukan kepada 6 orang anak
tunarungu di SMPLB YPPC Labui Kota Banda Aceh, hasil penelitian menunjukkan
indeks DMF-T pada anak tunarungu yaitu 10,03 (termasuk kategori sangat tinggi menurut
WHO).
Berdasarkan penelitian sebelumnya oleh (Askiyah dkk., 2017), yang dilakukan
kepada 35 pelajar anak tunarungu di SDLB Negeri Ungaran Kabupaten Semarang pada
bulan mei 2017. Hasil yang didapatkan dari pemeriksaan gigi dengan indeks DMF-T,
bahwa status karies pada anak tunarungu dengan rata-rata 2,72 dalam kategori sedang.
2
B. Sasaran
Sasaran pelayanan asuhan keperawatan gigi dan mulut ditujukan pada kelompok
C. Analisis Situasi
1. Data Lingkungan
a. Data Lingkungan sekolah
SLB Pembina Provinsi Aceh terletak di Jurong Peujeura, Kec. Ingin Jaya, Kab.
Aceh Besar dengan Akreditasi B. Kepala sekolah bernama Yossi Novianti, operator
bernama Almunadia sarah. Sekolah ini menggunakan kurikulum 2013 dengan waktu
proses pembelajaran dimulai dari pukul 08.00-11.00 WIB. Adapun NPSN sekolah
yaitu 69969844, status sekolah Negeri, bentuk pendidikan SLB, Status kepemilikan
Pemerintah Daerah, SK pendirian sekolah 421.5/DPMPTSP/2806/2017, tanggal SK
pendirian 06-11-2017, SK izin operasional 421.8/DPMPTSP/1946/2023, dan tanggal
SK izin operasional 24-08-2023.
SLB Pembina Provinsi Aceh ini juga memiliki 41 guru, siswa laki-laki
berjumlah 73 orang, siswa perempuan berjumlah 58 orang sedangkan rombongan
belajar berjumlah 45 orang. Sekolah ini memiliki luas tanah 17,440 M2 namun tidak
ada akses internet. SLB Pembina Provinsi Aceh juga memiliki 6 ruang kelas, 1
perpustakaan, 6 sanitasi siswa, 1 kantin yang menjual makanan ringan, kue basah dan
kering, minuman manis/bersoda, namun tidak memiliki laboratorium. Dan untuk
memperoleh data kesehatan gigi dan mulut siswa di SLB Pembina Provinsi Aceh ini
maka dilakukan pemeriksaan dengan cara anamnese dan pemeriksaan intra oral dan
ekstra oral.
3
4
2. Data Pengkajian Kesehatan Gigi Dan Mulut Meliputi Data Subjektif Dan Objektif
Table 1.1 Data Pengkajian Meliputi Data Subjektif Pada 2 murid anak tunarungu
6
Berdasarkan hasil pemeriksaan objektif di atas, diperoleh kondisi Kesehatan
dan kebersihan gigi dan mulut kepada 2 murid anak tunarungu dengan nilai rata-rata
sebagai berikut:
a. def-t = 0
b. DMF-T = 2,5
c. OHI-S = 0,65
d. PTI = 0%
Indicator derajat Kesehatan yang optimal menurut Depkes RI Tahun 2010 adalah :
a. def-t = ≤ 2
b. DMF-T = ≤ 2
c. OHI-S = ≤ 1,2
d. PTI = ≥ 50%
3. Data Pendukung
gigi dan mulut, diperoleh hasil bahwa selama 3 tahun terakhir ini tidak pernah
mengalami penyakit serius dan tidak alergi terhadap makanan, obat-obatan, obat yang
disuntik (obat bius) dan cuaca. Untuk Kesehatan gigi dari 2 pasien anak tunarungu
tersebut ada yang tidak pernah dirawat gigi sebelumnya dan ada juga yang sudah pernah
dirawat gigi sebelumnya yaitu cabut gigi. Dari 2 pasien anak tunarungu tersebut ada
yang sudah sedikit mengerti bagaimana cara memelihara Kesehatan gigi dan mulut
seperti menyikat gigi minimal 2 kali sehari yaitu pagi setelah sarapan dan malam
sebelum tidur walaupun tidak dilakukan. Namun masih sering mengkonsumsi makanan
7
yang manis dan lengket, tidak sering memakan buah-buahan dan sayuran berseratat dan
memiliki kebiasaan mengunyah satu sisi. Karena keterbatasan anak tersebut mungkin
sedikit sulit untuk menjelaskan atau memberikan edukasi kepada mereka tentang
bagaimana cara merawat gigi dan mulut dengan baik dan benar, oleh karena itu anak
tersebut banyak yang mengalami gigi berlubang dan oral hygines yang buruk.
D. Identifikasi Masalah
Kebersihan pelayanan asuhan keperawatan gigi dan mulut dapat diketahui dari target
nasional tahun 2010 adalah DMF-T ≤ 2, def-t ≤ 2, OHI-S ≤ 1,2, PTI ≥ 50%, CPITN ≥ 3
sextan sehat (Depkes RI, 2010). Berdasarkan penjaringan data yang dilakukan terhadap 2
Berarti keadaan ini tidak mencapai target nasional dan tidak perlu dilakukan
Tindakan perawatan.
T ≤ 2. Berarti keadaan ini sudah mencapai target nasional dan perlu dilakukan
Tindakan perawatan.
OHI-S ≤ 1,2. Berarti keadaan ini tidak mencapai target nasional dan tidak
nasional PTI ≥ 50%. Berarti keadaan ini tidak mencapai target nasional dan
8
E. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah di uraikan di atas maka
Kesehatan gigi dan mulut pada anak tunarungu di SLB Pembina Provinsi Aceh?
2. Bagaimana cara menurunkan angka karies pada anak tunarungu di SLB Pembina
Provinsi Aceh?
3. Bagaimana cara mengubah prilaku kebiasaan cara menyikat gigi yang kurang tepat
F. Penyebab Masalah
penyebab masalah yaitu kurangnya pengetahuan, sikap dan Tindakan dalam memelihara
Kesehatan gigi dan mulut dan akibatnya jika tidak menjaga kebersihan gigi dan mulut
1. Untuk meningkatkan status Kesehatan gigi dan mulut pada anak tunarungu di SLB
2. Untuk meningkatkan perilaku Kesehatan gigi dan mulut pada anak tunarungu di SLB
H. Manfaat
kebersihan gigi dan mulut serta dapat teratasi semua permasalahan gigi dan mulutnya.
9
BAB II
PERENCANAAN
A. Perencanaan
1. Menentukan Prioritas Masalah
Dilihat dari identifikasi masalah dapat dilihat adanya kesenjangan antara
hasil yang di dapatkan dengan standar yang telah ditetapkan. Untuk itu perlu di
buat urutan prioritas masalah.
a. DMF-T = Prioritas I
b. OHI-S = Prioritas II
c. PTI = Prioritas III
10
B. OHI-S
1. Promotive
a. Melakukan penyuluhan tentang cara menggosok gigi dengan baik dan
benar pada anak tunarungu
b. Melakukan penyuluhan tentang pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut
dan akibatnya seperti calculus (karang gigi) pada anak tunarungu
2. Preventif
a. Melakukan sikat gigi keluarga
b. Scalling
c. Pengolesan Tootmouse
C. PTI
1. Promotive
a. Melakukan penyuluhan tentang karies gigi
b. Memberikan edukasi akibat tidak melakukan penambalan pada gigi
berlubang
2. Preventif
a. Melakukan penambalan dengan Teknik ART dan membersihkan
penumpukan sisa makanan dengan sonde pada gigi berlubang.
3. Kuratif Terbatas
a. Rujukan untuk penambalan gigi
11
4. POA (Plan Of Action)
12
Oktober keperawatan pada tunarungu tersebut tepat sesuai u diagnosa yang tepat
2023 masalah yang supaya bisa masalah yang dan perawatanya
ditemukan pada menentukan jenis ditemukan pada anak
kelompok perawatan yang untuk tunarungu
berkebutuhan khusus tepat mengetahui
anak tunarungu dan perawatan
merencanakan yang sesuai
perawatan gigi dan pada anak
mulut pada anak tunarungu
tunarungu
13
bahasa isyarat pada bersama
anak tunarungu
2. Preventif :
Membimbing
menyikat gigi
besama pada anak
tunarungu
4 Kamis/ Melaksanakan Untuk mengetahui Menanyakan 2 Anak SLB Mahasiswa Adanya perubahan
2 evaluasi perawatan perubahan prilaku kembali tunarung Pembina prilaku anak
Novemb pada anak tunarungu anak tunarungu bagaimana u tunarungu dalam
er 2023 dalam menyikat cara menyikat menyikat gigi yang
gigi dengan baik gigi yang baik baik dan benar
dan benar dan benar serta mampu
serta melakukan
menyuruh menyikat gigi
ulang dengan baik dan
menyikat gigi benar
14
B. Implementasi
a. Memberikan edukasi tentang cara menyikat gigi yang baik dan benar pada
anak tunarungu menggunakan vidio kartun dengan bahasa isyarat di SLB
Pembina Provinsi Aceh dilaksanakan pada Rabu / 1 November 2023.
b. Melakukan kegiatan sikat gigi massal pada anak tunarungu di SLB Pembina
Provinsi Aceh agar dapat menurunkan skor OHI-S dan mencegah terjadinya
karies gigi dilaksanakan pada Rabu/ 1 November 2023.
ESTIMASI BIAYA
Dana yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan peraktikum asuhan keperawatan gigi dan
mulut pada 2 anak tunarungu di SLB Pembina Provinsi Aceh Tahun 2023 adalah sebagai
berikut :
NO
Nama Barang Jumlah Barang @ Total
1 KSP 2 Rp15.000 Rp30.000
2 Sikat gigi 2 Rp10.000 Rp20.000
3 Pasta gigi 1 Rp5.000 Rp5.000
4 Air mineral 6 Rp1.000 Rp6.000
5 Tisu 1 Rp5.000 Rp5.000
Hasil Rp66.000
15
C. Evaluasi
1. Evaluasi Kegiatan
Setelah dilakukan serangkaian kegiatan dan terlaksananya pengkajian
(pengumpulan data), diagnose dan perencanaan. Kemudian dilakukan evaluasi
kembali dengan melakukan pemeriksaan ulang yaitu untuk mengetahui tingkat
keberhasilan kegiatan yang telah dilakukan pada 2 anak tunarungu di SLB
Pembina Provinsi Aceh didapatkan hasil sebagai berikut :
a. Upaya Promotif
Dua anak tunarungu dapat memahami dan memperagakan dengan
benar cara menyikat gigi yang baik dan benar, dan mengetahui cara
pemeliharaan kesehatan gigi serta penyebab dan perawatan karies gigi.
b. Upaya Preventif
Sudah dilakukan sikat gigi massal dan sudah bisa memperagakan cara
menyikat gigi yang baik dan benar sehingga sudah terbebas dari debris dan
karang gigi.
2. Evaluasi Hasil
Setelah dilakukan Tindakan promotive dan preventif dan kuratif, keadaan gigi
geligi dua anak tunarungu semakin meningkat jika dibandingkan dengan keadaan
sebelumnya.
16
Table 1.5 Data Awal Pemeriksaan Subjektif Pada Dua Anak Tunarungu
17
Tabel 1.6 Hasil Evaluasi Pemeriksaan Subyektif Pada Dua Anak Tunarungu
18
Tebel 1.7 Data Awal Dan Hasil Evaluasi Pemeriksaan Objektif Dua Anak Tunarungu
19
D. HAMBATAN
1. Hambatan Teknis
Kurangnya kemauan anak tunarungu untuk diperiksa karena takut dan malu.
Cara mengatasinya bisa dengan dilakukan pendekatan seperti komunikasi
terapeutik serta memahami macam-macam karakter dari setiap anak, sehingga
anak mau diperiksa dan diberi perawatan. Serta sulitnya bagi perawat gigi untuk
berkomunikasi karena keterbatasan anak untuk mendengar dan berbicara.
2. Hambatan Program
Kegiatan Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi Dan Mulut pada kelompok
berkebutuhan khusus yaitu pada dua anak tunarungu di SLB Pembina Provinsi
Aceh sedikit sulit untuk melakukan pemeriksaan karena keterbatasan dalam
mendengar dan berbicara sehingga sulit untuk berkomunikasi atau berinteraksi
dengan mereka sehingga proses edukasi cara menyikat gigi yang baik dan benar
begitu lama sehingga banyak menguras waktu praktikum. Dan pada saat menyikat
gigi massal juga membutuhkan waktu yang lama dan sedikit sulit untuk diarahkan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kegiatan yang telah dilaksanakan meliputi pengkajian, diagnose, perencanaan,
implementasi dan evaluasi dengan hasil memperoleh data tentang Kesehatan gigi dan
20
mulut terhadap 2 anak tunarungu di SLB Pembina Provinsi Aceh mampu berjalan
dengan lancar. Dilihat berdasarkan tingkat pengetahuannya maka dapat dilihat bahwa
sudah meningkatnya pengetahuan tentang Kesehatan gigi dan mulut, dari yang tidak tahu
menjadi tahu. Sehingga mereka diharapkan dapat mengubah pola perilaku mereka dari
yang tidak baik menjadi lebih baik.
Dilihat berdasarkan kegiatan yang dilakukan maka:
1. Promotive
Edukasi tentang tentang penyakit gigi dan mulut, cara memelihara Kesehatan
gigi dan mulut, Teknik menyikat gigi yang baik dan benar menggunakan vidio
animasi dengan bahasa isyarat sehingga dua anak tunarungu dapat memperagakan
cara menyikat gigi dengan baik dan benar.
2. Preventif
Dilakukan sikat gigi massal pada anak tunarungu.
B. Saran
Saran yang dianjurkan untuk orang tua dan anak tunarungu adalah:
1. Harus lebih memperhatikan Kesehatan dan kebersihan gigi dan mulut dengan cara
menyikat gigi minimal 2 kali sehari pagi setelah makan dan malam sebelum tidur
2. Mengatur pola makan dengan memperbanyak makana makanan bergizi, berserat,
dan berair serta mengurangi makanan manis dan lengket.
3. Mengunyah dengan 2 sisi rahang agar terhindar dari karang gigi dan gigi
berlubang
4. Selalu periksa gigi minimal 6 bulan sekali ke dokter gigi.
DAFTAR PUSKATA
Kencana, I Gede Surya. "Peranan Perawat Gigi Dalam Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan
Mulut Pada Anak Berkebutuhan Khusus (Disabled Children)." Jurnal
Kesehatan Gigi 2 (Agustus 2014): 260-265.
Anwar, Risyandi, and Tyas Nurfadliah Amaliah. "Upaya Peningkatan Kesehatan Gigi dan
Mulut Anak Penderita Tuna Grahita Dan Tuna Rungu Melalui
21
Pemeriksaan, Penyuluhan Dan Demonstrasi Menyikat Gigi Di SLB
Swadaya ABC Kendal." Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada
Masyarakat (PKM) 5 (Februari 2022): 317-324.
https://etd.usk.ac.id/index.php?p=abstract&abstractID=17367
https://www.academia.edu/17025615/
MAKALAH_TUNARUNGU
https://id.scribd.com/document/361054727/Isi-
Makalah-Tunarungu
DAFTAR GAMBAR
22
2. Dokumentasi Menyikat Gigi Massal
23