Anda di halaman 1dari 19

BIOMATERIAL I

BAHAN GYPSUM

Dosen Pembimbing:
drg. Irsan Ibrahim, M. Si
Disusun Oleh:
Kelompok 1
Kelas B

Bonita Suroso (201911031) Christina Johny (201911036)


Bunga Latifah (201911032) Cynthia Triska F
(201911037)
Carenina Claudia H. (201911033) D Jihan Tasya Firna (201911038)
Carissa Devina Putri (201911034) Diah Ayu Sri R (201911039)
Choi Jae Hyeon (201911035) Dianna Brilianty R (201911040)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA)
2020
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas berkah dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya. Dan kami berterimakasih kepada teman-teman yang telah bekerjasama
dalam pembuatan makalah, serta dosen yang telah membimbing dan memberi
masukkan dalam pembuatan makalah yang berjudul “BAHAN GYPSUM”.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi serta menambah pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca tentang
“BAHAN GYPSUM”.

Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih belum sempurna.
Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, kami menunggu kritik dan saran yang
membangun dari dosen pembimbing dan para pembaca yang membaca makalah ini
demi keberhasilan pembuatan makalah selajutnya.

Jakarta, 13 Maret 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1..................................................................................................................... Latar
Belakang.....................................................................................................1
1.2..................................................................................................................... Rumus
an Masalah..................................................................................................2
1.3..................................................................................................................... Tujuan
....................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................3
2.1.....................................................................................................................Definis
i Bahan Gypsum ........................................................................................3
2.2.....................................................................................................................Kompo
sisi Bahan Gypsum ....................................................................................4
2.3.....................................................................................................................Klasifi
kasi Bahan Gypsum ...................................................................................5
2.4.....................................................................................................................Cara
Pembuatan Bahan Gypsum ........................................................................8
2.5 Proses Pengerasan Bahan Gypsum ............................................................10
2.6 Manipulasi Bahan Gypsum ........................................................................10
BAB III PENUTUP.........................................................................................13
3.1..................................................................................................................... Kesim
pulan...........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................14

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gipsum merupakan mineral yang didapatkan dari proses penambangan di
berbagai belahan dunia. Gipsum merupakan produk dari beberapa proses kimia dan
sering digunakan dalam kedokteran gigi yaitu kalsium sulfat dihidrat (CaSO4.2H2O)
murni. Bidang kedokteran gigi menggunakan gipsum untuk membuat model studi
dari rongga mulut serta struktur maksilo fasial dan sebagai bahan pembuatan protesa
gigi pada pekerjaan laboratorium kedokteran gigi.

Gipsum dikategorikan menjadi beberapa jenis tergantung dari penggunaan


dan tujuan pemakaian. Menurut ADA No. 25 terdapat 5 jenis gipsum yaitu: plaster of
paris (tipe I), plaster of model (tipe II), dental stone (tipe III), dental stone high
strength low expantion (tipe IV) dan dental stone high strength high expantion (tipe
V). Kedokteran gigi khususnya bidang prostetik, gipsum tipe III atau dental stone
lebih disukai sebagai bahan untuk membuat model kerja pada pembuatan protesa
karena memiliki kekuatan yang cukup sehingga tahan terhadap fraktur dan abrasi
dibanding dengan gipsum tipe I dan II.

Gipsum kedokteran gigi diproduksi dengan cara mengkalsinasi kalsium sulfat


dihidrat. Kalsinasi merupakan proses pemanasan gipsum untuk mengeluarkan air dan
mengubah kalsium sulfat dihidrat menjadi kalsium sulfat hemihidrat. Manipulasi
yang tepat dari bahan gipsum dapat mempengaruhi kinerja dari gipsum. Manipulasi
dapat dibagi menjadi beberapa fase yaitu pengukuran bubuk dan air, pengadukan,
penuangan, dan desinfeksi.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah definisi dari bahan Gypsum?
2. Apa saja komposisi dari bahan Gypsum?
3. Apa saja klasifikasi dari bahan Gypsum?
4. Bagaimana cara pembuatan bahan Gypsum?
5. Bagaimana memanipulasi bahan Gypsum?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari bahan Gypsum.
2. Untuk mengetahui komposisi bahan Gypsum.
3. Untuk mengetahui klasifikasi bahan Gypsum.
4. Untuk mengetahui cara pembuatan bahan Gypsum.
5. Untuk mengetahui manipulasi bahan Gypsum.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Bahan Gypsum


Gipsum merupakan mineral yang berasal dari alam yang telah dikenal
sebagai model gigi tiruan sejak 1756. Gipsum terbentuk secara alamiah dari
hasil penguapan air di pedalaman perairan kuno yang mengendap. Gipsum
atau kalsium sulfat dihidrat yang murni berwarna putih transparan, namun
terkadang dapat berwarna abu-abu, coklat atau merah muda dan memiliki
struktur kimia CaSO4.2H2O. Ketika dipanaskan, gipsum kehilangan sekitar
tiga perempat kadar air dan menjadi gipsum hemihidrat (CaSO4.½H2O), yang
lembut dan dapat dengan mudah dihancurkan yang disebut plaster of paris.
Kegunaan gipsum secara umum dapat dijadikan sebagai bahan bangunan,
selain itu dapat juga digunakan di bidang kedokteran dan kedokteran gigi.1
Produk gipsum pada bidang kedokteran gigi dapat digunakan untuk
membuat model dari rongga mulut serta struktur maksilofasial dan sebagai
piranti penting untuk pekerjaan laboratorium kedokteran gigi pada pembuatan
gigi tiruan. Alasan utama penggunaan gipsum pada bidang kedokteran gigi
yaitu karena gipsum merupakan bahan yang mudah dimodifikasi secara kemis
dan fisis untuk tujuan yang berbeda.2
Gipsum yang dihasilkan untuk tujuan kedokteran gigi adalah kalsium
sulfat dihidrat murni (CaSO. 2H2O) yang dipanaskan pada suhu 110-1200C
sehingga terbentuk kalsium sulfat hemihidrat (CaSO4. ½ H2O). Proses
pengerasan gipsum terdiri dari dua tahap, yaitu tahap pertama berupa larutnya
hemihidrat dan tahap kedua berupa presipitasi dihidrat yaitu kristal dihidrat
mulai terbentuk hingga seluruh adonan dipenuhi oleh kristal dihidrat.3

3
2.2 Komposisi Bahan Gypsum

Bahan dasar gypsum adalah mineral gypsum kalsium sulfat dihidrat


(CaSO4.2H2O). Apabila dipanaskan, CaSO4.2H2O akan kehilangan 1,5
gr/mmol H2O yang kemudian akan menjadi kalsium sulfat hemihidrat
(CaSO4)2.H2O, yakni produk gypsum yang digunakan dalam bidang
kedokteran gigi. Berikut dibawah ini adalah proses reaksi nya:4
2CaSO4.2H2O + pemanasan  (CaSO4)2.H2O + 3H2O
Calcium Sulfate Dehydrate  calcium sulfate Hemihydrate
Hasil yang diperoleh dari pemanasan merupakan bubuk (powder). Bila
kalsium sulfat hemihidrat dicampur dengan air, maka akan terjadi reaksi
kimia:4
(CaSO4)2.H2O + 3H2O  2CaSO4.2H2O + 3900 kal/gmol
Komposisi Gypsum4:
1. Calcium sulfate hemihydrat merupakan konstitusi utama dari gypsum yang
digunakan di kedokteran gigi.
2. Gypsum cetak sama seperti di atas dengan bahan tambahan seperti natrium
sulphate,borax,dan zat pewarna.
3. Hexagonal calcium sulphate,bila terdapat,akan mengalami hydrasi dengan
cepat.
4. Orthorhombic calcium sulphate,yang dapat dihasilkan dari gypsum yang
terlalu banyak overheating sewaktu pembuatan,bereaksi sangat lambat dengan
air (dikenal dengan gypsum gosong atau “dead burnt” plaster).
5. Adanya impurity lain, baik yang didapati dari bahan baku gypsum maupun
yang terjadi selama proses pembuatan.
6. Bahan akselerator dan retardus yang ditambahkan
 Akselerator (bisa mempercepat waktu setting)
Contoh:

4
 Natrium sulfat bertindak sebagai akselerator dengan cara
mempercepat pembentukan larutan kalsium sulfat hemihydrate.
 Retardus (bisa memperlambat waktu setting)
Contoh:
 Natrium citrate, bahan ini mengurangi kecepatan pelarutan
hemihydrat dan juga terabsorbsi ke dalam inti kristalisasi
sehingga “meracuni” inti dan menyebabkannya tidak efektif.4

2.3 Klasifikasi Bahan Gypsum

Gipsum di bidang kedokteran gigi terdiri dari beberapa tipe. American


Dental Association (ADA) No.25 membagi gipsum menjadi lima tipe: 4,5
a. Tipe I Impression Plaster
Tipe ini sering juga disebut soluble plaster. Digunakan untuk
mencetak daerah edentulus, perbaikan gigi tiruan dan pencatatan oklusal.
Gipsum yang digunakan untuk mencetak tidak memerlukan kekuatan yang
besar sehingga gypsum tipe ini dicampur dengan rasio air bubuk yang lebih
besar. Gipsum tipe ini memerlukan konsistensi yang lebih tebal dan kaku
sehingga menurunkan kemungkinan gypsum mengalir keluar dari sendok
cetak saat dimasukkan ke dalam mulut. Untuk akurasi yang lebih baik setting
ekspansi dari bahan ini harus rendah, sehingga produsen menambahkan
aselerator atau retarder yang dapat mengendalikan setting ekspansi dan juga
setting time. 5,6
b. Tipe II Model Plaster
Gipsum tipe II terdiri dari kalsium sulfat terkalsinasi/ β-hemihidrat
sebagai bahan utamanya dan zat tambahan untuk mengontrol setting time.
Metode pembentukan gipsum tipe II ini dilakukan dengan pemanasan dalam
ketel terbuka pada suhu 1100- 1200C. Bentuk kristal gipsum tipe II
menyerupai spoons dan tidak teratur. β-hemihidrat terdiri dari partikel kristal

5
ortorombik yang lebih besar dan tidak beraturan dengan lubang-lubang kapiler
sehingga reaksi pengerasan partikel β-hemihidrat menyerap lebih banyak air
bila dibandingkan dengan α-hemihidrat.
Gipsum tipe II digunakan terutama untuk pengisian kuvet dalam
pembuatan gigi tiruan dimana ekspansi pengerasan tidak begitu penting dan
kekuatan yang dibutuhkan cukup, sesuai batasan yang disebutkan dalam
spesifikasi. Gipsum tipe II juga dapat digunakan untuk membuat model studi
dan penanaman model di artikulator. Gipsum tipe II ini mempunyai kekuatan
kompresi lebih rendah dari gipsum tipe III yaitu 9 MPa.7,8

Gambar 1. Partikel kalsium sulfat β-hemihydrate4


c. Tipe III Dental Stone
Gipsum tipe III dihasilkan dari gipsum yang dipanaskan pada suhu
1200-1300C dibawah tekanan atmosfer sehingga mengalami dehidrasi dan
kandungan airnya akan berkurang. Gipsum ini terdiri dari hidrokal/ α-
hemihidrat dan zat tambahan untuk mengontrol setting time, serta zat pewarna
untuk membedakannya dengan bahan dari plaster yang umumnya berwarna
putih, namun perlu diketahui bahwa pemberian warna pada gipsum tidak
menentukan kualitas gipsum. α-hemihidrat terdiri dari partikel yang lebih
kecil dan teratur dalam bentuk batang atau prisma dan bersifat tidak porus
sehingga membutuhkan air yang lebih sedikit ketika dicampur bila
dibandingkan dengan β-hemihidrat. Gipsum tipe III memiliki kekuatan yang

6
lebih besar dibandingkan gipsum tipe II sehingga gipsum ini ideal digunakan
untuk membuat model kerja yang memerlukan kekuatan dan ketahanan
abrasif yang tinggi seperti pada model gigi tiruan dan model ortodonsi.
Kekuatan kompresi gipsum tipe III adalah 20,7 MPa (3000 psi) sampai 34,5
MPa (5000 psi). Setting time gipsum tipe III berkisar antara 12 ± 4 menit
dengan setting ekspansi antara 0,00 hingga 0,20%.4,5,7

Gambar 2. Partikel kalsium sulfat α-hemihydrate4


d. Tipe IV Die Stone: High Strength
Gipsum tipe IV merupakan kristal α-hemihidrat yang memiliki bentuk partikel
kuboidal dengan daerah permukaan yang lebih kecil sehingga partikelnya
paling padat dan halus bila dibandingkan dengan β-hemihidrat dan hidrokal.
Pada pencampuran gipsum tipe IV ini penggunaan air lebih sedikit
dibandingkan dengan gipsum tipe III sehingga kekerasan gipsum ini lebih
besar dari gipsum tipe III. Gipsum tipe IV sering dikenal sebagai die stone
sebab gipsum tipe IV ini sangat cocok digunakan untuk membuat pola malam
dari suatu restorasi, umumnya digunakan sebagai die pada inlay, mahkota dan
jembatan gigi tiruan. Diperlukan permukaan yang keras dan tahan abrasi
karena preparasi kavitas diisi dengan malam dan diukir menggunakan
instrumen tajam hingga selaras dengan tepi-tepi die.5,7
e. Tipe V Die Stone: High Strength, High Expansion

7
Gipsum tipe V merupakan gipsum yang memiliki ekspansi yang lebih
besar yaitu sekitar 0,1%-0,3% yang digunakan sebagai die untuk
mengimbangi pengerutan casting logam pada saat pendinginan setelah
pemanasan pada suhu tinggi.8 Proses pembuatan gipsum tipe IV dan V adalah
sama, yang membedakannya adalah pada gipsum tipe IV dilakukan
penambahan garam tambahan untuk mengurangi setting ekspansinya. Gipsum
tipe V mempunyai kekuatan kompresi yang lebih tinggi dibandingkan dengan
gipsum tipe IV. Partikel gipsum tipe V sangat halus dan memiliki rasio air
bubuk yang lebih rendah sehingga dihasilkan kekuatan kompresi gipsum yang
lebih tinggi.8

2.4 Cara Pembuatan Bahan Gypsum


Gipsum kedokteran gigi diproduksi dengan cara mengkalsinasi
kalsium sulfat dihidrat. Kalsinasi merupakan proses pemanasan gipsum untuk
mendehidrasinya sehingga membentuk kalsium sulfat hemihidrat. Proses
kalsinasi dapat melalui proses basah dan kering. Proses kalsinasi yang berbeda
akan menghasilkan tipe gipsum yang berbeda dan menentukan kekuatan suatu
bahan gipsum. Perbedaan dalam tipe-tipe gipsum berhubungan dengan jumlah
air yang dihilangkan dimana akan menghasilkan tipe gipsum dan ukuran
partikel bahan gipsum yang berbeda.9
Mineral gipsum yang dipanaskan diketel terbuka pada suhu 110 0
-1200C akan menghasilkan plaster dimana produk hemihidrat yang dibentuk
adalah β-kalsium sulfat hemihidrat, memiliki bentuk partikel yang tidak
teratur dan porus. Proses kalsinasi ini menghasilkan gipsum tipe I dan tipe
II.6,10 Apabila gipsum dipanaskan diautoklaf di bawah tekanan uap air pada
suhu sekitar 1200-1300C akan membentuk hidrokal yaitu α-kalsium sulfat
hemihidrat dimana bentuk partikelnya lebih teratur dan lebih padat dari pada
plaster, sehingga produk yang dihasilkan lebih kuat dan lebih keras dibanding

8
β-kalsium sulfat hemihidrat. Proses kalsinasi ini menghasilkan gipsum tipe
III. Gipsum tipe IV dan V memiliki kekuatan tinggi. Gipsum tipe IV
dipanaskan dalam air dengan asam organik atau garam dalam autoklaf dengan
suhu 1400 C. Gipsum tipe IV merupakan α kalsium sulfat hemihidrat yang
sering disebut dengan kristakal. Gipsum tipe V yang sering disebut dengan
densit dihasilkan dari memanaskan mineral gipsum dalam larutan kalsium
klorida 30% kemudian dicuci dengan air panas 1000C dan dihancurkan sampai
tingkat kehalusan yang diinginkan. Gipsum tipe IV memiliki 11 kandungan
garam yang lebih banyak dari pada gipsum tipe V untuk mengurangi ekspansi
pengerasannya sehingga disebut High strength, low expansion dental stone.9,10

Tabel 1. Hidrasi
Kalsium Sulfat.9,10

2.5 Proses Pengerasan Bahan Gypsum


Reaksi pengerasan gipsum merupakan reaksi terbalik dari
pembentukan gipsum. Produk dari reaksi tersebut adalah gipsum, dan panas

9
yang terjadi dalam reaksi eksotermik setara dengan panas yang digunakan
sebelumnya saat pembentukan.7,10
CaSO4 . 1/2H2O + 11 /2 H2O → CaSO4 .2H2O + Panas
Reaksi hemihidrat dapat terjadi ketika hemihidrat diaduk dengan air,
akan terbentuk suspansi cair yang dapat dimanipulasi. Hemihidrat akan
melarut sampai terbentuk larutan jenuh, ketika larutan hemihidrat amat jenuh
dengan dihidrat, terjadilah pengendapan pada dihidrat. Pelarutan hemihidrat
dan pengendapan dihidrat terjadi baik dalam bentuk kristal baru untuk
pertumbuhan lebih lanjut. Reaksi akan terus berlanjut sampai tidak ada lagi
dihidrat yang mengendap dan telah terbentuk suatu bentuk dari dihidrat yang
sempurna. Perbandingan air dan bubuk hemihidrat akan mempengaruhi
pertumbuhan kristal gipsum, bila perbandingan air dan bubuk yang digunakan
lebih rendah maka kristal menjadi lebih lebar dan pertumbuhan kristal-kristal
tersebut menjadi kuat dan padat.7

2.6 Manipulasi Bahan Gypsum


Manipulasi yang tepat dari bahan gipsum dapat mempengaruhi kinerja
dari gipsum. Manipulasi dapat dibagi menjadi beberapa fase yaitu pengukuran
bubuk dan air, pengadukan, penuangan, dan desinfeksi. Setiap bahan gipsum
memiliki rasio air bubuk yang dianjurkan. Rasio air bubuk mempengaruhi
konsistensi campuran, kekuatan material, setting time dan setting expansi.
Oleh karena itu, proporsi air dan bubuk yang benar sangat penting. Jumlah air
dapat diukur dengan menggunakan silinder pengukur volume sedangkan
bubuk diukur dengan satuan massa dan bukan berdasarkan volume.4
Tindakan mencampur bubuk dan air bersama-sama disebut
pengadukan. Pengadukan bahan gipsum dapat dilakukan dengan tangan atau
mekanis. Bahan plaster biasanya diaduk dengan tangan dalam mangkuk karet
fleksibel. Bahan stone dapat diaduk secara mekanis atau dengan tangan,

10
namun bahan dental stone high strength hampir selalu dengan metode
pengadukan mekanis. Saat gipsum diaduk dengan tangan, bubuk dan air
diaduk menggunakan spatula dengan kecepatan sekitar 2 putaran per detik
selama sekitar 1 menit. Jika gipsum dicampur dengan mixer, operator harus
mengaduk bubuk dan air dengan tangan selama beberapa detik untuk
memastikan bahwa pengadukan mekanik akan bekerja secara efektif. Terlepas
dari metode yang digunakan untuk mencampur bahan, vibrator hampir selalu
digunakan untuk membantu menghilangkan gelembung yang terbentuk
selama pencampuran.
Biasanya, campuran tersebut digetarkan selama 10 sampai 15 detik
untuk memaksa gelembung ke atas campuran. Getaran juga digunakan untuk
memudahkan memindahkan gipsum ke bahan cetak atau wadah lainnya.4
Ada beberapa metode umum untuk menuangkan model atau cor.
Metode pertama, lembaran lilin lunak yang disebut boxing wax dilekatkan di
pinggir cetakan kira-kira 1 cm di luar sisi jaringan hasil cetakan untuk
memberikan dasar pada model.
Metode kedua dimulai dengan menuangkan gipsum pada gigi dan
permukaan jaringan lunak hasil cetakan. Cetakan yang telah diisi kemudian
dibuatkan basis modelnya dengan cara menempatkan cetakan pada tumpukan
campuran gipsum yang diletakkan di atas permukaan nonabsorbent seperti
kaca. Metode ketiga untuk menuangkan model ini mirip dengan metode kedua
tetapi menggunakan wadah yang disebut rubber base untuk membentuk dasar
cetakan.4
Model dan die dapat didesinfeksi dengan semprotan iodophor sesuai
instruksi pabrik atau dengan cara merendamnya dalam larutan natrium
hipoklorit 5% dengan pengenceran 1:10 selama 30 menit. Model yang telah
didesinfeksi harus diperiksa dengan cermat untuk melihat kerusakan
permukaan, karena tidak semua desinfektan kompatibel dengan produk
gipsum.4

11
Tabel 2. Efek beberapa variabel pada proses manipulasi terhadap
karakteristik

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

12
Gipsum merupakan produk dari beberapa proses kimia dan sering
digunakan dalam kedokteran gigi yaitu kalsium sulfat dihidrat (CaSO4.2H2O)
murni. Bidang kedokteran gigi menggunakan gipsum untuk membuat model
studi dari rongga mulut serta struktur maksilo fasial dan sebagai bahan
pembuatan protesa gigi pada pekerjaan laboratorium kedokteran gigi.
Gipsum dikategorikan menjadi beberapa jenis tergantung dari
penggunaan dan tujuan pemakaian. Menurut ADA No. 25 terdapat 5 jenis
gipsum yaitu: plaster of paris (tipe I), plaster of model (tipe II), dental stone
(tipe III), dental stone high strength low expantion (tipe IV) dan dental stone
high strength high expantion (tipe V).
Gipsum kedokteran gigi diproduksi dengan cara mengkalsinasi
kalsium sulfat dihidrat. Kalsinasi merupakan proses pemanasan gipsum untuk
mendehidrasinya sehingga membentuk kalsium sulfat hemihidrat. Manipulasi
yang tepat dari bahan gipsum dapat mempengaruhi kinerja dari gipsum.
Manipulasi dapat dibagi menjadi beberapa fase yaitu pengukuran bubuk dan
air, pengadukan, penuangan, dan desinfeksi. Setiap bahan gipsum memiliki
rasio air bubuk yang dianjurkan

DAFTAR PUSTAKA

1. Craig RG, Powers JM. Restorative dental material. 11th Ed. St. Louis: CV Mosby
Company, 2002

13
2. Anusavice, KJ. Phillip’s Science of Dental Materials. Ed. 12. Missouri: Elsevier.
2013
3. Anusavice KJ. Phillips’ Science of dental materials. Alih bahasa. Johan Arief
Budiman dan Susi Purwoko. Edisi ke-10, Jakarta: EGC, 2004
4. Mc. Cabe, John F and Walls, Angus W.G., Applied Dental Materials, 9th Ed.
Blackwell, 2008
5. Hatrick DC, Eakle WS, Bird WF. 2011. Dental materials clinical applications for
dental assistants and dental hygienists. 2nd Ed. Missouri: Saunders Elsevier
6. O’Brien WJ. Dental materials and their selection. 3rd Ed. Canada: Quintessence
Publishing, 2002
7. Anusavice KJ, 2003, Philips’ science of dental materials. 11th ed. St. Louis:
Elsevier Inc
8. Chandra S, Chandra R. 2000. A textbook of dental materials with multiple choice
questions. New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publishers (P)
9. Combe EC. 1986. Notes on dental materials. 5th.Ed. New York: Churchill
livingstone
10. Power J.M, Sakaguchi R.L. 2006. Restorative dental materials. 11th ed.
Philadelphia: Mosby Elsevier

14

Anda mungkin juga menyukai