Anda di halaman 1dari 20

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Erupsi Gigi Geligi


Erupsi gigi geligi adalah munculnya sebagian mahkota gigi pada permukaan
gingiva. Erupsi dilanjutkan dengan perubahan posisi gigi dalam arah aksial dari
arah sebelumnya di dalam tulang. Gigi tersebut kemudian menempati posisi
fungsionalnya di dalam rongga mulut, termasuk dalam mencapai kontak oklusi
dengan gigi antagonis.5,6,7
Erupsi merupakan proses yang terus menerus dimulai segera setelah mahkota
terbentuk. Pada saat yang sama, tulang rahang bertambah ukurannya sehingga
terdapat gerakan dari seluruh benih gigi sulung ke arah permukaan oklusal. Masa
erupsi gigi secara klinis merupakan suatu indeks kematangan seorang anak.8,9
Kalsifikasi pada gigi sulung dimulai pada janin berusia 7 bulan intra untero.
Gangguan gizi dan penyakit yang berkepanjangan dapat mengganggu proses
kalsifikasi pada gigi sulung maupun gigi permanen. Pembentukan struktur gigi
yang sehat dan sempurna dimungkinkan dengan gizi yang cukup protein, kalsium,
fosfat, dan vitamin (khususnya vitamin C dan D).10
Umumnya gigi rahang bawah erupsi sebelum gigi rahang atas, dan erupsi gigi
anak perempuan lebih cepat daripada anak laki-laki.9 Garn dkk. meneliti
kalsifikasi gigi molar dan premolar permanen pada anak laki-laki dan perempuan.
Mereka menemukan bahwa setiap tahap perkembangan gigi pada anak perempuan
rata-rata 3% lebih cepat daripada anak laki-laki.11
Gigi sulung mulai erupsi pada usia 6 bulan. Pada usia 3 tahun, seluruh gigi
sulung telah erupsi mencapai garis oklusi dan sudah terbentuk sempurna (tabel 1).
Gigi permanen mulai erupsi pada usia 6-7 tahun. Umumnya, gigi permanen yang
erupsi pertama kali adalah gigi insisivus pertama dan molar pertama rahang
bawah. Semua gigi permanen kecuali gigi molar ketiga, erupsi mencapai garis
oklusi dan terbentuk sempurna pada usia 14-16 tahun. Gigi molar ketiga erupsi

Penggunaan Alat Penahan Ruang Distal Shoe pada Kehilangan Dini Gigi Sulung
Firda Fawziah
3
paling lambat usia 25 tahun (tabel 2).12 Menurut Gron, gigi akan erupsi setelah
tiga perempat akarnya terbentuk, bukan tergantung pada usia anak itu.13

Tabel 1. Erupsi gigi sulung14

Gigi Sulung

Benih Mulai Erupsi


Gigi Erupsi
Terbentuk (i.u.) Sempurna

Rahang Atas Insisivus 1 4 bulan 7,5 bulan 1,5 tahun

Insisivus 2 4,5 bulan 9 bulan 2 tahun

Kaninus 5 bulan 18 bulan 3,5 tahun

Molar 1 5 bulan 14 bulan 2,5 tahun

Molar 2 6 bulan 24 bulan 3 tahun

Rahang Bawah Insisivus 1 4,5 bulan 7 bulan 1,5 tahun

Insisivus 2 4,5 bulan 7 bulan 1,5 tahun

Kaninus 5 bulan 16 bulan 3,5 tahun

Molar 1 3 bulan 12 bulan 2,5 tahun

Molar 2 6 bulan 20 bulan 3 tahun

Erupsi gigi sulung pada anak mulai berlangsung pada usia 6 bulan.
Umumnya, erupsi gigi sulung diawali oleh gigi insisivus sentral mandibula.
Pertumbuhan gigi sulung yang normal pada maksila maupun mandibula baik
kanan maupun kiri, pada anak usia 6-16 bulan adalah berjumlah 12 sampai 16 gigi
sulung yaitu gigi insisivus sentral, insisivus lateral, kaninus mandibula, serta
molar pertama. Gigi kaninus erupsi sekitar usia 16-20 bulan sehingga dapat erupsi
di antara usia 6-16 bulan atau 16-24 bulan. Sedangkan gigi molar sulung kedua
erupsi pada usia 20-24 bulan.14
Penggunaan Alat Penahan Ruang Distal Shoe pada Kehilangan Dini Gigi Sulung
Firda Fawziah
4
Tabel 2. Erupsi gigi permanen14

Gigi Permanen

Gigi Benih mulai Erupsi Erupsi


terbentuk (i.u.) sempurna
Rahang atas Insisivus 1 3-4 bulan 7-8 tahun 10 tahun
Insisivus 2 10-12 bulan 8-9 tahun 11 tahun
Kaninus 4-5 bulan 11-12 tahun 13-15 tahun
Premolar 1 18-21 bulan 10-12 tahun 12-14 tahun
Premolar 2 30-33 bulan 10-12 tahun 12-14 tahun
Molar 1 0-3 bulan 6-7 tahun 9-10 tahun
Molar 2 27-36 bulan 12-13 tahun 14-16 tahun
Molar 3 7-9 tahun 17-21 tahun 18-21 tahun
Rahang bawah Insisivus 1 3-4 bulan 6-7 tahun 9 tahun

Insisivus 2 3-4 bulan 7-8 tahun 10 tahun


Kaninus 4-6 bulan 9-10 tahun 12-14 tahun
Premolar 1 18-24 bulan 10-12 tahun 12-13 tahun
Premolar 2 24-30 bulan 11-12 tahun 13-14 tahun
Molar 1 0-3 bulan 6-7 tahun 9-10 tahun
Molar 2 2-3 bulan 11-13 tahun 14-15 tahun
Molar 3 8-10 bulan 17-21 tahun 18-25 tahun

B. Kehilangan Ruang Akibat Pencabutan Dini Gigi Sulung


Kehilangan dini gigi sulung dapat terjadi pada gigi anterior maupun gigi
posterior. Penyebab utama kehilangan dini gigi anterior adalah trauma dan karies
gigi.15,16,17,18,19 Trauma pada gigi insisivus sulung pada anak sering terjadi karena
biasanya anak pada masa ini sedang belajar merangkak, berjalan, dan berlari.
Sedangkan penyebab utama kehilangan dini gigi posterior adalah karies dan
jarang disebabkan oleh trauma.18,19
Periode gigi sulung memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan
perkembangan seorang anak.17 Kehilangan dini gigi sulung dapat menimbulkan
gangguan artikulasi pada pengucapan huruf konsonan. Khususnya artikulasi
Penggunaan Alat Penahan Ruang Distal Shoe pada Kehilangan Dini Gigi Sulung
Firda Fawziah
5
pengucapan suara konsonan s, z, v, f. Hal ini umumnya terjadi pada kehilangan
dini gigi anterior.20,21,22 Meskipun hal tersebut bukan merupakan suatu cacat yang
parah, tetapi dapat membuat anak terlihat berbeda dibandingkan dengan anak
seusianya yang lain. Pada beberapa anak, kondisi tersebut dapat membuat trauma
psikologis.21 Trauma psikologis dapat terjadi akibat sikap dan kata-kata yang
tidak baik dari lingkungan, teman atau keluarga.22
Kehilangan dini gigi sulung juga menciptakan kebiasaan buruk pada gigi
anterior, salah satunya kebiasaan mendorong lidah. Kebiasaan ini dapat
menyebabkan maloklusi. Pada kasus kehilangan dini gigi insisivus rahang atas,
anak akan mencoba menutup ruang dengan mendorong lidah. Tindakan tersebut
dilakukan secara tidak sadar. Sehingga tekanan yang konstan dan terus menerus
akan membuat gigi rahang atas protrusi.21
Berbagai perkiraan telah dibuat mengenai persentase penutupan ruang setelah
pencabutan dini gigi sulung. Brandhorst menyatakan 20% pencabutan dini
menyebabkan maloklusi, Willet menyebutkan 28%, dan Foster 65%. Cohen dalam
sebuah penelitian pada 21 anak, menemukan pada 18 kasus kehilangan dini gigi
molar sulung hanya satu gigi premolar pertama yang tidak dapat erupsi dengan
baik. Pada pencabutan dini 15 gigi molar sulung kedua, 6 gigi premolar kedua
atau sekitar 40% tidak erupsi pada posisi yang benar.23
Penelitian Hoffding dan Kisling menunjukkan kehilangan dini gigi sulung di
kedua rahang sebanyak 102 anak dari 231 anak. Jumlah anak dengan kehilangan
dini gigi sulung pada rahang bawah secara keseluruhan tiga kali lebih besar
daripada jumlah anak dengan kehilangan dini gigi sulung pada rahang atas.
Jumlah gigi kaninus sulung yang tanggal lebih awal sangat sedikit, dan jumlah
gigi molar sulung pertama dan kedua diperkirakan sama pada kedua rahang.24
Miyamoto dkk mengamati akibat kehilangan dini gigi sulung dengan
mengukur crowding dan malalignment pada periode gigi permanen pada 255 anak
berusia 11 tahun atau lebih. Anak yang kehilangan satu atau lebih gigi kaninus
atau molar pada usia 9 tahun, lebih mungkin untuk mendapatkan perawatan
ortodontik pada periode gigi permanen. Kebutuhannya tiga kali lebih besar
daripada kelompok kontrol.16
Penggunaan Alat Penahan Ruang Distal Shoe pada Kehilangan Dini Gigi Sulung
Firda Fawziah
6
Sebuah ulasan dari kepustakaan klinis oleh Owen16 mengungkapkan beberapa
faktor yang harus dipertimbangkan dalam menilai keterlibatan kehilangan dini
gigi sulung adalah:
1. Insidensi kehilangan ruang. Hampir semua kasus kehilangan gigi molar sulung
menunjukkan penurunan panjang lengkung rahang.12,13,15,16,17 Hal ini akibat
bergesernya gigi molar permanen ke mesial, bergesernya gigi anteriornya ke
distal.15,16,17
2. Jarak waktu setelah kehilangan ruang. Penyempitan ruang terjadi paling besar
pada 6 bulan pertama setelah pencabutan gigi sulung. Bahkan pada banyak
pasien, penyempitan ruang dapat terjadi dalam beberapa hari atau minggu.12,13
Ini menunjukkan bahwa ketika gigi sulung tanggal dan ada indikasi pemakaian
alat penahan ruang, maka harus dilakukan secepat mungkin setelah pencabutan
gigi.16
3. Usia dentalis pasien. Akibat kehilangan dini gigi sulung, kehilangan lebih
banyak ruang mungkin terjadi jika gigi yang sedang erupsi berdekatan dengan
edentulous area. Kehilangan ruang paling banyak pada tahap erupsi gigi molar
permanen. Potensi akan lebih besar jika gigi molar sulung tanggal sebelum atau
pada waktu erupsi gigi molar permanen.16
4. Jumlah penutupan ruang. Kehilangan gigi molar sulung kedua pada rahang atas
mengakibatkan penutupan ruang 4-8mm. Sedangkan kehilangan gigi molar
sulung pertama rahang atas atau bawah menunjukkan jumlah yang hampir
sama jika dibandingkan satu dengan lain.16
5. Arah penutupan ruang. Penutupan ruang pada regio posterior rahang atas
didominasi oleh pergeseran secara keseluruhan (bodily) ke arah mesial dan
rotasi ke arah mesiolingual di sekitar akar palatal dari gigi molar permanen
pertama. Sebaliknya, pada rahang bawah didominasi oleh tipping ke arah
mesial, pergeseran ke arah distal, dan retroiklinasi gigi anterior mengarah ke
ruang yang kosong tempat gigi dicabut lebih dini.16
6. Waktu erupsi gigi pengganti. Gron16, mengevaluasi erupsi gigi permanen
dengan menemukan bahwa secara normal gigi erupsi ketika tiga per empat akar
sudah terbentuk, tanpa memperhatikan usia kronologis anak. Namun waktu
Penggunaan Alat Penahan Ruang Distal Shoe pada Kehilangan Dini Gigi Sulung
Firda Fawziah
7
erupsi gigi pengganti dapat tertunda atau dipercepat setelah kehilangan dini
gigi sulung tergantung pada status perkembangan, kepadatan tulang, dan jenis
kehilangan gigi sulung.16
7. Tulang alveolar yang menutupi mahkota gigi yang belum erupsi. Analisis
erupsi berdasarkan waktu kehilangan gigi sulung dan tahap perkembangan akar
tidak dapat dijadikan acuan apabila tulang alveolar yang menutupi mahkota
gigi permanen telah rusak karena infeksi. Jika masih ada tulang yang melapisi
gigi, maka dapat diprediksi bahwa erupsi tidak segera terjadi.16
8. Otot mulut yang abnormal. Bentuk anatomis otot mentalis yang kuat dapat
mengakibatkan efek negatif setelah kehilangan gigi molar sulung atau kaninus
rahang bawah.16

Kehilangan ruang berdasarkan posisinya dibagi menjadi dua yaitu pada regio
anterior dan regio posterior.
1. Regio Anterior
Alat penahan ruang dianggap tidak diperlukan pada regio anterior karena
anggapan bahwa penutupan ruang tidak terjadi pada regio ini. Hal ini dapat
berlaku pada kasus ruang tidak begitu dipertimbangkan. Namun anak harus
diperiksa dari segala aspek. Aspek tersebut termasuk jenis oklusi, kuantitas dari
spacing dan crowding, dan adanya potensi kesulitan berbicara dan kebiasaan
buruk anak. Mempertimbangkan aspek psikologis dan estetik juga merupakan
hal yang penting, karena estetik sering menjadi perhatian utama para orang
tua.16
Kehilangan dini gigi insisivus sulung rahang bawah pada umumnya karena
gigi insisivus permanen yang ektopik, sedangkan untuk rahang atas pada
umumnya tidak mengakibatkan penurunan dimensi intra-kaninus. Hal tersebut
terjadi jika tanggalnya gigi insisivus terjadi setelah gigi kaninus sulung erupsi
sampai garis oklusi pada usia kurang lebih dua tahun.16
Akibat utama yang paling mungkin terjadi karena kehilangan dini gigi
insisivus sulung rahang atas adalah waktu erupsi gigi pengganti dapat

Penggunaan Alat Penahan Ruang Distal Shoe pada Kehilangan Dini Gigi Sulung
Firda Fawziah
8
terlambat, karena terdapat tulang dan jaringan ikat yang padat yang
melapisinya.16
Kehilangan dini gigi kaninus sulung pada rahang bawah merupakan suatu
indikator penting untuk mengetahui perbedaan panjang lengkung rahang.
Paling sering disebabkan oleh gigi insisivus permanen kedua yang ektopik.
Kehilangan dini gigi kaninus sulung pada satu sisi rahang bawah sering diikuti
oleh pergeseran ke arah gigi yang hilang. Gigi anterior akan berjejal di lingual,
dan kemungkinan gigitan yang bertambah dalam. Hal tersebut dapat
menyebabkan gangguan pada keutuhan lengkung rahang, sehingga
menyulitkan gigi kaninus permanen dan premolar untuk erupsi secara normal.
Jika gigi yang ektopik disertai dengan kehilangan gigi kaninus pada kedua sisi
rahang bawah maka akibatnya akan terjadi inklinasi ke arah lingual dan
pergeseran gigi insisivus permanen ke arah distal, overbite dan overjet
meningkat, dan berkurangnya panjang lengkung rahang.15,16
2. Regio Posterior
Akibat kehilangan dini gigi molar sulung pertama di kedua rahang pada
umumnya tergantung pada proses erupsi gigi molar permanen pertama. Jika
gigi molar sulung pertama tanggal pada periode gigi sulung, yaitu usia tiga
sampai lima tahun, kehilangan ruang yang terjadi karena pergeseran gigi molar
sulung kedua ke arah mesial lebih sedikit atau tidak ada sama sekali. Meskipun
demikian, gigi molar permanen pertama yang erupsi pada usia lima sampai
tujuh tahun, akan mendorong maju gigi molar sulung kedua ke daerah gigi
yang hilang. Hal ini mengakibatkan penurunan panjang lengkung rahang
bagian posterior yang dapat menyebabkan gigi berjejal. Oleh karena itu,
kehilangan gigi molar sulung pertama sebelum erupsi gigi molar permanen
pertama merupakan indikasi pemakaian alat penahan ruang. Tujuannya untuk
menstabilkan posisi gigi molar sulung kedua dan kaninus.16
Kehilangan dini gigi molar sulung kedua dapat menimbulkan pergeseran
gigi molar permanen pertama ke mesial (gambar 1A, 1B), yang mengakibatkan
impaksi gigi premolar kedua.12,25,26 Kehilangan dini gigi molar sulung kedua

Penggunaan Alat Penahan Ruang Distal Shoe pada Kehilangan Dini Gigi Sulung
Firda Fawziah
9
menciptakan kehilangan ruang yang lebih besar jika dibandingkan dengan
kehilangan gigi sulung yang lain.25,26

A B

Gambar 1. (A) Gigi molar sulung kedua yang mengalami karies yang luas (B) Contoh
kasus kehilangan ruang akibat gigi molar sulung kedua tanggal lebih dini. Gigi molar
permanen pertama bergeser ke mesial menyebabkan penyempitan lengkung rahang.12,13

C. Analisis Ruang
Sebagian besar perawatan dini ortodontik melibatkan anak dengan pola
skeletal normal yang memiliki masalah berhubungan dengan gigi dan tulang
pendukung, seperti pada kasus kehilangan dini gigi sulung atau gigi insisivus yang
berjejal selama periode gigi campur. Agar dapat mengevaluasi gigi berjejal atau
kehilangan ruang secara tepat, maka perlu diketahui jumlah ruang yang tersedia
untuk gigi pengganti dan dapat memprediksi secara akurat berapa banyak ruang
yang diperlukan untuk erupsi dan alignment pada lengkung gigi. Dalam hal ini
diperlukan analisis ruang yang dilakukan setelah erupsi gigi insisivus permanen
dan gigi molar pertama.12

1. Menentukan Ruang yang Tersedia untuk Gigi Permanen


Lengkung rahang diukur dengan menggunakan jangka dari satu sisi mesial
gigi molar permanen pertama ke sisi mesial gigi molar permanen pertama pada
sisi yang berlawanan (gambar 2A). Setelah dilakukan pengukuran, akan
didapat enam bagian.12

Penggunaan Alat Penahan Ruang Distal Shoe pada Kehilangan Dini Gigi Sulung
Firda Fawziah
10
2. Estimasi Ukuran Gigi Kaninus dan Premolar yang Belum Erupsi
Gigi yang belum erupsi diukur pada foto rontgen. Gigi yang belum erupsi
dapat diukur langsung pada foto rontgen, tetapi prosedur koreksi harus
ditegakkan untuk mengimbangi pembesaran yang ada di foto rontgen. Rumus
berikut dapat digunakan untuk menentukan ukuran gigi sebenarnya dengan
memanfaatkan interpolasi linier.12
Ukuran gigi sebenarnya =12

Gigi yang rotasi atau tipping dapat mengakibatkan pengukuran menjadi


tidak tepat, maka harus dibandingkan dengan tabel prediksi agar hasilnya
akurat. Estimasi ukuran gigi kaninus dan premolar dapat diperoleh dari tabel
prediksi yang berdasarkan korelasi relatif antara ukuran gigi insisivus rahang
bawah dan ukuran gigi kaninus dan premolar rahang atas dan rahang bawah.12

3. Estimasi Ruang yang Dibutuhkan Gigi Permanen


Ruang yang dibutuhkan untuk gigi permanen diperkirakan dengan
menambahkan total lebar gigi insisivus yang diukur pada model dan estimasi
lebar gigi kaninus dan premolar yang belum erupsi diukur dari foto rontgen
atau diambil dari tabel prediksi.12

4. Menghitung Koreksi yang Dibutuhkan untuk Penyesuaian Gigi Permanen


Ruang yang dibutuhkan untuk pergeseran gigi molar permanen pertama ke
mesial (mesial molar shift) ditentukan dengan mengoklusikan model diagnostik
dan buat garis searah gingivo-oklusal melalui cusp mesiobukal gigi molar
permanen pertama rahang atas. Teruskan garis ke permukaan bukal gigi molar
permanen pertama rahang bawah dan buat garis di groove bukal (gambar 2B).
Kemudian ukur jarak antara dua garis di gigi molar rahang bawah. Jarak ini
adalah jumlah ruang yang dibutuhkan untuk mesial molar shift.12
Posisi gigi anterior merupakan pertimbangan penting dalam estimasi
panjang lengkung rahang. Jika gigi anterior protrusif maka bila perlu diretraksi,
Penggunaan Alat Penahan Ruang Distal Shoe pada Kehilangan Dini Gigi Sulung
Firda Fawziah
11
dengan akibat ruang yang tersedia akan berkurang. Jika posisi gigi anterior
rahang bawah lebih ke lingual dan berjejal, maka dapat dimajukan agar lebih
ke anterior sehingga ruang yang tersedia di dalam rahang lebih banyak.12

(A) (B)
Gambar 2. (A) Mengukur lengkung rahang dibagi ke dalam enam bagian12 (B) Koreksi
untuk molar shift diperlukan untuk mencapai hubungan molar kelas I12

5. Menentukan Diskrepansi Lengkung Rahang


Kurangi jumlah ruang yang dibutuhkan dari jumlah ruang yang tersedia
untuk menentukan total diskrepansi. Diskrepansi positif atau negatif ≤ 2mm
dianggap tidak signifikan. Diskrepansi ≥ 4mm diperlukan evaluasi
ortodontik.12

D. Alat Penahan Ruang


1. Definisi Alat Penahan Ruang
Alat penahan ruang adalah alat yang digunakan untuk mempertahankan
lebar mesio-distal yang diperlukan gigi permanen pengganti sampai gigi
tersebut erupsi sempurna. Alat ini juga mempertahankan kontak oklusal yang
cukup untuk gigi antagonisnya sehingga dapat mencegah terjadinya anomali
yang lebih parah.20,27,28

Penggunaan Alat Penahan Ruang Distal Shoe pada Kehilangan Dini Gigi Sulung
Firda Fawziah
12
2. Indikasi dan Kontra-Indikasi Pemakaian Alat Penahan Ruang
Indikasi alat penahan ruang adalah bila terjadi kehilangan dini gigi sulung
dan gigi penggantinya belum siap erupsi menggantikan posisi gigi sulung
tersebut serta analisis ruang menunjukkan masih cukup ruang untuk erupsi gigi
permanen. Apabila terdapat maloklusi, maka maloklusi akan bertambah parah
dengan adanya kehilangan ruang.29 Waktu yang tepat penggunaan alat penahan
ruang adalah segera setelah kehilangan gigi sulung.12
Secara spesifik indikasi alat penahan ruang adalah sebagai berikut:28
a. Pada pencabutan dini gigi sulung di regio posterior.
Kehilangan gigi molar sulung berakibat lebih buruk dari kehilangan
gigi sulung anterior. Kehilangan gigi molar sulung pertama menyebabkan
pergeseran gigi tetangga mengisi ruangan yang sedianya dipersiapkan untuk
gigi premolar pertama. Kehilangan dini gigi molar sulung kedua paling
sering disebabkan karies proksimal,13 akan menyebabkan gigi molar
permanen pertama yang sudah erupsi akan bergeser ke mesial sehingga
mengurangi panjang lengkung gigi.15,16,17 Hal ini tampak paling menonjol
pada rahang atas dengan pergeseran yang lebih cepat sehingga dapat
menyebabkan maloklusi kelas II.30
b. Kehilangan dini gigi sulung di regio anterior.
Kehilangan dini gigi kaninus sulung akan mengakibatkan pergeseran
midline dan pertumbuhan ektopik gigi kaninus permanen.31,32 Hal ini dapat
terjadi karena ketidakseimbangan tekanan dari lidah, otot-otot bukolingual,
labiolingual dan kebiasaan buruk.33 Di samping itu dapat terjadi karena gigi
molar sulung pertama tanggal dini dan gigi insisivus permanen kedua
sedang aktif erupsi. Pergerakan erupsi gigi insisivus permanen kedua akan
bergeser ke distal sehingga tidak ada ruang kosong untuk erupsi gigi
kaninus permanen.16
c. Pencabutan dini gigi molar permanen pertama.
Gigi molar permanen pertama sangat penting dalam kaitannya untuk
fungsi pengunyahan dan perkembangan oklusi. Efektifitas pengunyahan

Penggunaan Alat Penahan Ruang Distal Shoe pada Kehilangan Dini Gigi Sulung
Firda Fawziah
13
akan berkurang sebesar 50% dan akan terjadi pergeseran kontak oklusi serta
perubahan lengkung gigi.16
d. Congenital missing.
Tidak adanya benih gigi pengganti secara kongenital dan diperkirakan
akan terjadi penutupan ruang.13 Congenital missing atau biasa disebut juga
agenesis lebih sering terjadi pada gigi permanen dibandingkan dengan gigi
sulung di antaranya yaitu gigi insisivus lateral rahang atas, gigi premolar
kedua rahang bawah, gigi insisivus rahang bawah dan gigi premolar kedua
rahang atas. Keadaan ini biasanya terjadi bilateral.12,34

Adapun kontra-indikasi alat penahan ruang yaitu, bila sudah tidak terdapat
selapis tulang alveolar yang menutupi mahkota gigi permanen yang akan erupsi
dan ruang tersebut cukup untuk erupsi gigi pengganti.28 Terdapat kekurangan
ruang sangat banyak sehingga memerlukan tindakan pencabutan dan perawatan
ortodonti. Alat penahan ruang tidak diindikasikan pada pasien yang memiliki
masalah maloklusi. Jika pasien membutuhkan perawatan ortodontik, maka
penutupan ruang dapat menyulitkan masalah oklusi yang ada.27 Gigi permanen
pengganti tidak ada (agenesis) dan diinginkan terjadi penutupan ruang.28 Ruang
yang tersisa lebih besar dibandingkan ruang yang dibutuhkan untuk gigi
permanen pengganti.32

3. Klasifikasi
a. Alat Penahan Ruang Lepasan
Alat penahan ruang lepasan juga dapat digunakan untuk
mempertahankan ruang pada periode gigi sulung (gambar 3). Alat ini
biasanya digunakan ketika lebih dari satu gigi tanggal dalam satu regio. Alat
penahan ruang lepasan merupakan alternatif satu-satunya yang sering
digunakan, jika tidak ada gigi penyangga yang cocok dan distal shoe atau
band/crown and loop terlalu lemah untuk menyangga gaya oklusal dengan
jangkauan dua gigi. Alat penahan ruang lepasan dapat fungsional atau non-
fungsional tergantung kasus dan kebutuhan pasien.20
Penggunaan Alat Penahan Ruang Distal Shoe pada Kehilangan Dini Gigi Sulung
Firda Fawziah
14
Gambar 3. Alat penahan ruang lepasan20

b. Alat Penahan Ruang Cekat


1) Band/crown and loop (cincin/mahkota dengan loop)
Cincin/mahkota dengan loop merupakan salah satu alat penahan
ruang cekat yang digunakan untuk mempertahankan ruangan akibat
kehilangan satu gigi (gambar 4A). Mayoritas pasien yang membutuhkan
alat penahan ruang pada periode gigi sulung dan gigi campur,
cincin/mahkota dengan loop merupakan pilihan yang baik.20
Band loop berfungsi sebagai penjangkar dengan menggunakan band
yang disolder ke konektor. Konektor dapat berupa suatu loop dari kawat
yang dibentuk membentuk huruf “S”. Konektor dapat diperpanjang
dengan menggunakan tang. Konektor yang disolder ke band tersebut
berjarak 1 mm dari jaringan lunak. Sebaiknya loop tidak terlalu meluas
ke sisi labial, bukal, dan lingual gigi yang tidak diberi band. Band loop
dapat dipasang bilateral maupun unilateral.20,35
2) Lingual Arch
Indikasi alat penahan ruang lingual arch adalah kehilangan dini lebih
dari satu gigi posterior, dan pada beberapa kasus kehilangan gigi anterior.
Terutama diperlukan pada kasus kehilangan beberapa gigi pada kedua
sisi rahang.12,20 (gambar 4B)
Pemasangan alat penahan ruang lingual arch harus diawasi secara
cermat jika digunakan sebelum erupsi gigi insisivus permanen rahang
Penggunaan Alat Penahan Ruang Distal Shoe pada Kehilangan Dini Gigi Sulung
Firda Fawziah
15
bawah. Hal ini disebabkan gigi insisivus rahang bawah sering erupsi dari
arah lingual, sehingga dapat mengakibatkan terhalangnya erupsi gigi atau
dibelokkan ke sisi lingual dari lengkungan kawat.12,20

(A) (B)

(C) (D)

Gambar 4. Alat penahan ruang cekat dan semi cekat (A) kiri: Band and loop space
maintainer, kanan: Crown and loop space maintainer13 (B) Lingual arch13 (C)
Transpalatal arch (TPA) digunakan untuk kehilangan gigi bilateral pada rahang
atas.20 (D) Distal shoe13

Alat penahan ruang lingual arch untuk rahang atas disebut juga
Nance. Alat penahan ruang Nance sangat tepat digunakan pada periode
gigi sulung karena dapat dipasang jauh dari gigi insisivus. Terdapat dua
jenis desain alat penahan ruang lingual arch yang digunakan untuk
rahang atas, yaitu: Nance dan Transpalatal arch (TPA). Kedua alat
penahan ruang tersebut menggunakan sebuah kawat, untuk
menghubungkan gigi sulung yang telah dipasang band pada kedua sisi
lengkung di distal gigi daerah bekas pencabutan gigi. Perbedaan antara
Penggunaan Alat Penahan Ruang Distal Shoe pada Kehilangan Dini Gigi Sulung
Firda Fawziah
16
kedua alat ini adalah penempatan kawat di palatum. Nance arch
menggabungkan “kenop” akrilik yang terletak tepat di rugae palatum dan
dapat mengiritasi jaringan palatum. Transpalatal arch terbuat dari kawat
yang melintasi palatum tanpa menyentuhnya.20 (gambar 4C)
3) Distal Shoe
Alat penahan ruang distal shoe digunakan untuk mempertahankan
ruang akibat kehilangan dini gigi molar kedua sulung sebelum erupsi gigi
molar pertama permanen (gambar 4D).12,13,16,17,20,23,26 Gigi molar pertama
permanen yang belum atau sedang erupsi akan bergeser ke mesial.
Akibatnya terjadi pengurangan panjang lengkung rahang dan
kemungkinan impaksi gigi premolar kedua.12,13,16,19,20

E. Distal Shoe
Alat penahan ruang distal shoe sering disebut juga alat penahan ruang intra
alveolar. Distal shoe yang digunakan saat ini adalah Roche distal shoe atau
modifikasi menggunakan cincin atau mahkota dengan ekstensi intra gingiva.36,37
Bila gigi molar sulung pertama yang digunakan sebagai pegangan bebas
karies atau menderita karies dini, maka dibuatkan alat penahan ruang distal shoe
dengan cincin. Bila gigi molar sulung pertama sudah terserang karies yang luas
atau melibatkan pulpa, dapat dibuat alat penahan ruang distal shoe menggunakan
mahkota. Alat penahan ruang distal shoe dengan cincin/mahkota dipasang
langsung sesudah pencabutan gigi molar sulung kedua.13

1. Indikasi dan Kontra-indikasi


Indikasi pemakaian alat penahan ruang distal shoe adalah kehilangan dini
gigi molar sulung kedua sebelum gigi molar permanen pertama erupsi (gambar
5). Penyebab utamanya adalah karies yang sudah parah dan tidak mungkin
direstorasi sehingga gigi molar sulung kedua harus dicabut. Indikasi lainnya
yaitu terjadi resorpsi akar yang lebih lanjut dan kerusakan tulang periapikal
gigi molar sulung kedua sebelum gigi molar permanen pertama
4,12,13,16,17,20,23,26
erupsi.
Penggunaan Alat Penahan Ruang Distal Shoe pada Kehilangan Dini Gigi Sulung
Firda Fawziah
17
Beberapa penulis17 menyatakan kontraindikasi pemakaian distal shoe yaitu
pasien dengan riwayat penyakit sistemik, yang dapat mempengaruhi proses
penyembuhan pasca pemasangan distal shoe di dalam mulut. Contohnya
penyakit ginjal, demam rematik, resistensi yang rendah terhadap infeksi,
diabetes, kelainan pada darah, dan pasien dengan kerusakan hati kongenital
yang membutuhkan antibiotik profilaksis sebelum perawatan gigi dilakukan.
Kehilangan gigi yang cukup banyak juga merupakan kontraindikasi karena
tidak adanya gigi penyangga yang adekuat. Kontraindikasi lain yaitu; jika gigi
molar permanen pertama sudah tanggal, buruknya kerjasama pasien dan orang
tua.4,17

Gambar 5. Seorang anak perempuan usia 6 tahun dengan gigi molar sulung
kedua non vital, gigi molar permanen pertama belum erupsi13

2. Bahan-bahan12
a. Band yang telah dipilih g. Sticky wax
b. Band pusher h. Dental stone
c. Band biter i. Kawat stainless steel d=0,036
d. Impression tray j. Tang Bird Beak
e. Compound atau alginat k. Pensil marker berwarna putih
impression l. Tang potong
f. Tang untuk melepas band m. Silver solder

Penggunaan Alat Penahan Ruang Distal Shoe pada Kehilangan Dini Gigi Sulung
Firda Fawziah
18
n. Stainless steel flux t. Semen, spatula, dan wadah
o. Solder untuk mencampur
p. Heatless stone u. Jangka atau penggaris
q. Burlew disks v. Separating disk
r. Robinson bristle brush w. Matrix band
s. Tripoli dan rouge

3. Prosedur Kerja
Adapun langkah-langkah untuk membuat alat penahan ruang distal shoe
adalah sebagai berikut:23
a. Memilih dan mencocokkan cincin/mahkota stainless steel kemudian
dipasangkan pada gigi dm1. Ukuran cincin/mahkota harus sesuai dengan
gigi.12,13,16,20,23
b. Membuat cetakan dengan cincin/mahkota stainless steel di dalam mulut.
Cetakan untuk gigi penyangga dan daerah di sekitarnya harus baik dan
akurat. Bahan yang dipakai yaitu hydrocolloid atau rubber base.21
c. Setelah dilakukan pencetakan, cincin/mahkota diletakan ke posisi yang
sesuai pada cetakan (gambar 6). Kemudian dicor dengan dental stone.
Untuk mencegah perubahan letak cincin/mahkota ketika mengisi cetakan,
cincin/mahkota difiksasi dengan jarum. Jika gigi molar sulung kedua masih
ada, maka pada model kerja dipotong.12,16,23

Gambar 6. Cetakan pada salah satu regio dengan mahkota yang sesuai23

Penggunaan Alat Penahan Ruang Distal Shoe pada Kehilangan Dini Gigi Sulung
Firda Fawziah
19
d. Menentukan posisi distal aspect.
Pemeriksaan rontgen foto bitewing dilakukan terlebih dahulu. Melalui
rontgen foto bitewing, ukur jarak antara permukaan distal gigi dm1 dan
permukaan mesial gigi molar permanen pertama yang belum erupsi dengan
menggunakan jangka (gambar 7A). Tandai ukuran tersebut ke model kerja
dengan menggunakan pensil (gambar 7B). Buat celah di daerah yang telah
ditandai tersebut sedalam 1 mm di bawah marginal ridge gigi molar
permanen pertama yang belum erupsi (gambar 7C).12,20,23

A B

C D

E F

Gambar 7. Pembuatan distal shoe (A) Ukur ruang menggunakan jangka melalui foto
rontgen periapikal (B) Tandai ukuran tersebut ke model kerja dengan menggunakan
pensil (C) Buat celah di daerah yang telah ditandai tersebut sedalam 1 mm di bawah
marginal ridge gigi M1 yang belum erupsi (D) Bengkokkan bagian distal kawat menjadi
bentuk huruf ‘U’ ke dalam gingiva (E) Alirkan solder secara merata di sekitar kawat agar
terbentuk blade (F) Ilustrasi alat penahan ruang distal shoe yang terpasang di dalam
mulut12
Penggunaan Alat Penahan Ruang Distal Shoe pada Kehilangan Dini Gigi Sulung
Firda Fawziah
20
e. Bagian distal dari kawat dibengkokkan menjadi bentuk huruf ‘U’ ke arah
gingiva, sehingga dapat masuk ke dalam celah yang sudah dibuat
sebelumnya (gambar 7D). Kawat yang sudah diukur disolder pada
band/crown yang ada di model. Kemudian lepaskan alat dari model. Bahan
matrix diberikan pada daerah perpanjangan ke arah distal untuk membantu
mengalirkan solder secara merata di sekitar kawat (gambar 7E).12 Di ujung
bentuk ‘U’ dibuat tepi knife edge jika gigi molar sulung kedua sudah
diekstraksi sebelumnya dan daerah bekas pencabutan telah sembuh (gambar
8F).12,13 Jika alat penahan ruang dipasang tepat setelah pencabutan, maka
perpanjangan intragingival hanya dipoles tapi tidak dibuat tajam.12,23

4. Pemasangan pada Pasien


Anastesi pada gingiva di daerah perpanjangan akan ditempatkan, dan tekan
bidang yang tajam masuk ke dalam jaringan.12 Periksa ketepatan posisi alat
dengan foto rontgen untuk memastikan distal extension berada di posisi yang
tepat terhadap permukaan mesial gigi molar permanen pertama yang belum
erupsi (gambar 8A).12,16,17,20,23 Pastikan oklusi sudah tepat sebelum alat
disemen permanen.20,23
Setelah yakin terpasang dengan benar, alat disemen di gigi molar pertama
sulung (gambar 8B). Semen yang digunakan adalah zinc fosfat atau semen
ionomer kaca (GIC). Zinc fosfat merupakan bahan yang sering dipakai dokter
gigi untuk penyemenan alat penahan ruang karena mudah pada saat
pencampuran dan dapat ditoleransi dengan baik oleh pasien.23 Alat penahan
ruang distal shoe harus segera dipasang setelah ekstraksi gigi molar sulung
kedua.12 Bagian dalam cincin atau mahkota dapat dibuat agak kasar supaya
setelah disemen alat ini tidak mudah lepas.13
Pasca pemasangan, orang tua harus diberikan instruksi bahwa distal shoe
hanya alat penahan ruang sementara. Setelah gigi molar permanen pertama
erupsi, perlu dibuatkan alat penahan ruang tipe lain yang dapat
mempertahankan ruang yang dibutuhkan untuk erupsi gigi premolar kedua.37

Penggunaan Alat Penahan Ruang Distal Shoe pada Kehilangan Dini Gigi Sulung
Firda Fawziah
21
(A) (B)

Gambar 8. (A) Kedudukan distal shoe di dalam mulut (B) Distal shoe disemen
setelah pencabutan gigi molar sulung kedua13

5. Instruksi dan Kontrol


Orang tua dan pasien harus diberikan informasi yang jelas dalam
pemakaian alat penahan ruang distal shoe. Informasi yang disampaikan adalah
pentingnya menjaga oral hygiene dan kerja sama yang baik antara pasien,
orang tua dan dokter gigi. Untuk menciptakan oral hygiene yang baik, pasien
harus menghindari makanan yang keras dan makanan yang lengket seperti
permen karet. Pasien harus menyikat gigi sesudah makan dan sebelum tidur
agar tidak terjadi penumpukan sisa makanan di sekitar gigi yang dapat
menyebabkan terjadinya karies, sehingga mengganggu rencana perawatan yang
sudah dilakukan. Kesulitan saat makan atau menelan akan hilang karena pasien
akan terbiasa dengan adanya alat di dalam mulut. Kusia dengan larutan yang
mengandung flouride untuk mencegah terjadinya demineralisasi gigi.12,26
Kontrol rutin dilakukan setiap 2-3 bulan sekali.13 Dokter gigi harus
menjelaskan kepada orang tua untuk memperhatikan gigi yang akan erupsi.26

Penggunaan Alat Penahan Ruang Distal Shoe pada Kehilangan Dini Gigi Sulung
Firda Fawziah
22

Anda mungkin juga menyukai