TINJAUAN PUSTAKA
Penggunaan Alat Penahan Ruang Distal Shoe pada Kehilangan Dini Gigi Sulung
Firda Fawziah
3
paling lambat usia 25 tahun (tabel 2).12 Menurut Gron, gigi akan erupsi setelah
tiga perempat akarnya terbentuk, bukan tergantung pada usia anak itu.13
Gigi Sulung
Erupsi gigi sulung pada anak mulai berlangsung pada usia 6 bulan.
Umumnya, erupsi gigi sulung diawali oleh gigi insisivus sentral mandibula.
Pertumbuhan gigi sulung yang normal pada maksila maupun mandibula baik
kanan maupun kiri, pada anak usia 6-16 bulan adalah berjumlah 12 sampai 16 gigi
sulung yaitu gigi insisivus sentral, insisivus lateral, kaninus mandibula, serta
molar pertama. Gigi kaninus erupsi sekitar usia 16-20 bulan sehingga dapat erupsi
di antara usia 6-16 bulan atau 16-24 bulan. Sedangkan gigi molar sulung kedua
erupsi pada usia 20-24 bulan.14
Penggunaan Alat Penahan Ruang Distal Shoe pada Kehilangan Dini Gigi Sulung
Firda Fawziah
4
Tabel 2. Erupsi gigi permanen14
Gigi Permanen
Kehilangan ruang berdasarkan posisinya dibagi menjadi dua yaitu pada regio
anterior dan regio posterior.
1. Regio Anterior
Alat penahan ruang dianggap tidak diperlukan pada regio anterior karena
anggapan bahwa penutupan ruang tidak terjadi pada regio ini. Hal ini dapat
berlaku pada kasus ruang tidak begitu dipertimbangkan. Namun anak harus
diperiksa dari segala aspek. Aspek tersebut termasuk jenis oklusi, kuantitas dari
spacing dan crowding, dan adanya potensi kesulitan berbicara dan kebiasaan
buruk anak. Mempertimbangkan aspek psikologis dan estetik juga merupakan
hal yang penting, karena estetik sering menjadi perhatian utama para orang
tua.16
Kehilangan dini gigi insisivus sulung rahang bawah pada umumnya karena
gigi insisivus permanen yang ektopik, sedangkan untuk rahang atas pada
umumnya tidak mengakibatkan penurunan dimensi intra-kaninus. Hal tersebut
terjadi jika tanggalnya gigi insisivus terjadi setelah gigi kaninus sulung erupsi
sampai garis oklusi pada usia kurang lebih dua tahun.16
Akibat utama yang paling mungkin terjadi karena kehilangan dini gigi
insisivus sulung rahang atas adalah waktu erupsi gigi pengganti dapat
Penggunaan Alat Penahan Ruang Distal Shoe pada Kehilangan Dini Gigi Sulung
Firda Fawziah
8
terlambat, karena terdapat tulang dan jaringan ikat yang padat yang
melapisinya.16
Kehilangan dini gigi kaninus sulung pada rahang bawah merupakan suatu
indikator penting untuk mengetahui perbedaan panjang lengkung rahang.
Paling sering disebabkan oleh gigi insisivus permanen kedua yang ektopik.
Kehilangan dini gigi kaninus sulung pada satu sisi rahang bawah sering diikuti
oleh pergeseran ke arah gigi yang hilang. Gigi anterior akan berjejal di lingual,
dan kemungkinan gigitan yang bertambah dalam. Hal tersebut dapat
menyebabkan gangguan pada keutuhan lengkung rahang, sehingga
menyulitkan gigi kaninus permanen dan premolar untuk erupsi secara normal.
Jika gigi yang ektopik disertai dengan kehilangan gigi kaninus pada kedua sisi
rahang bawah maka akibatnya akan terjadi inklinasi ke arah lingual dan
pergeseran gigi insisivus permanen ke arah distal, overbite dan overjet
meningkat, dan berkurangnya panjang lengkung rahang.15,16
2. Regio Posterior
Akibat kehilangan dini gigi molar sulung pertama di kedua rahang pada
umumnya tergantung pada proses erupsi gigi molar permanen pertama. Jika
gigi molar sulung pertama tanggal pada periode gigi sulung, yaitu usia tiga
sampai lima tahun, kehilangan ruang yang terjadi karena pergeseran gigi molar
sulung kedua ke arah mesial lebih sedikit atau tidak ada sama sekali. Meskipun
demikian, gigi molar permanen pertama yang erupsi pada usia lima sampai
tujuh tahun, akan mendorong maju gigi molar sulung kedua ke daerah gigi
yang hilang. Hal ini mengakibatkan penurunan panjang lengkung rahang
bagian posterior yang dapat menyebabkan gigi berjejal. Oleh karena itu,
kehilangan gigi molar sulung pertama sebelum erupsi gigi molar permanen
pertama merupakan indikasi pemakaian alat penahan ruang. Tujuannya untuk
menstabilkan posisi gigi molar sulung kedua dan kaninus.16
Kehilangan dini gigi molar sulung kedua dapat menimbulkan pergeseran
gigi molar permanen pertama ke mesial (gambar 1A, 1B), yang mengakibatkan
impaksi gigi premolar kedua.12,25,26 Kehilangan dini gigi molar sulung kedua
Penggunaan Alat Penahan Ruang Distal Shoe pada Kehilangan Dini Gigi Sulung
Firda Fawziah
9
menciptakan kehilangan ruang yang lebih besar jika dibandingkan dengan
kehilangan gigi sulung yang lain.25,26
A B
Gambar 1. (A) Gigi molar sulung kedua yang mengalami karies yang luas (B) Contoh
kasus kehilangan ruang akibat gigi molar sulung kedua tanggal lebih dini. Gigi molar
permanen pertama bergeser ke mesial menyebabkan penyempitan lengkung rahang.12,13
C. Analisis Ruang
Sebagian besar perawatan dini ortodontik melibatkan anak dengan pola
skeletal normal yang memiliki masalah berhubungan dengan gigi dan tulang
pendukung, seperti pada kasus kehilangan dini gigi sulung atau gigi insisivus yang
berjejal selama periode gigi campur. Agar dapat mengevaluasi gigi berjejal atau
kehilangan ruang secara tepat, maka perlu diketahui jumlah ruang yang tersedia
untuk gigi pengganti dan dapat memprediksi secara akurat berapa banyak ruang
yang diperlukan untuk erupsi dan alignment pada lengkung gigi. Dalam hal ini
diperlukan analisis ruang yang dilakukan setelah erupsi gigi insisivus permanen
dan gigi molar pertama.12
Penggunaan Alat Penahan Ruang Distal Shoe pada Kehilangan Dini Gigi Sulung
Firda Fawziah
10
2. Estimasi Ukuran Gigi Kaninus dan Premolar yang Belum Erupsi
Gigi yang belum erupsi diukur pada foto rontgen. Gigi yang belum erupsi
dapat diukur langsung pada foto rontgen, tetapi prosedur koreksi harus
ditegakkan untuk mengimbangi pembesaran yang ada di foto rontgen. Rumus
berikut dapat digunakan untuk menentukan ukuran gigi sebenarnya dengan
memanfaatkan interpolasi linier.12
Ukuran gigi sebenarnya =12
(A) (B)
Gambar 2. (A) Mengukur lengkung rahang dibagi ke dalam enam bagian12 (B) Koreksi
untuk molar shift diperlukan untuk mencapai hubungan molar kelas I12
Penggunaan Alat Penahan Ruang Distal Shoe pada Kehilangan Dini Gigi Sulung
Firda Fawziah
12
2. Indikasi dan Kontra-Indikasi Pemakaian Alat Penahan Ruang
Indikasi alat penahan ruang adalah bila terjadi kehilangan dini gigi sulung
dan gigi penggantinya belum siap erupsi menggantikan posisi gigi sulung
tersebut serta analisis ruang menunjukkan masih cukup ruang untuk erupsi gigi
permanen. Apabila terdapat maloklusi, maka maloklusi akan bertambah parah
dengan adanya kehilangan ruang.29 Waktu yang tepat penggunaan alat penahan
ruang adalah segera setelah kehilangan gigi sulung.12
Secara spesifik indikasi alat penahan ruang adalah sebagai berikut:28
a. Pada pencabutan dini gigi sulung di regio posterior.
Kehilangan gigi molar sulung berakibat lebih buruk dari kehilangan
gigi sulung anterior. Kehilangan gigi molar sulung pertama menyebabkan
pergeseran gigi tetangga mengisi ruangan yang sedianya dipersiapkan untuk
gigi premolar pertama. Kehilangan dini gigi molar sulung kedua paling
sering disebabkan karies proksimal,13 akan menyebabkan gigi molar
permanen pertama yang sudah erupsi akan bergeser ke mesial sehingga
mengurangi panjang lengkung gigi.15,16,17 Hal ini tampak paling menonjol
pada rahang atas dengan pergeseran yang lebih cepat sehingga dapat
menyebabkan maloklusi kelas II.30
b. Kehilangan dini gigi sulung di regio anterior.
Kehilangan dini gigi kaninus sulung akan mengakibatkan pergeseran
midline dan pertumbuhan ektopik gigi kaninus permanen.31,32 Hal ini dapat
terjadi karena ketidakseimbangan tekanan dari lidah, otot-otot bukolingual,
labiolingual dan kebiasaan buruk.33 Di samping itu dapat terjadi karena gigi
molar sulung pertama tanggal dini dan gigi insisivus permanen kedua
sedang aktif erupsi. Pergerakan erupsi gigi insisivus permanen kedua akan
bergeser ke distal sehingga tidak ada ruang kosong untuk erupsi gigi
kaninus permanen.16
c. Pencabutan dini gigi molar permanen pertama.
Gigi molar permanen pertama sangat penting dalam kaitannya untuk
fungsi pengunyahan dan perkembangan oklusi. Efektifitas pengunyahan
Penggunaan Alat Penahan Ruang Distal Shoe pada Kehilangan Dini Gigi Sulung
Firda Fawziah
13
akan berkurang sebesar 50% dan akan terjadi pergeseran kontak oklusi serta
perubahan lengkung gigi.16
d. Congenital missing.
Tidak adanya benih gigi pengganti secara kongenital dan diperkirakan
akan terjadi penutupan ruang.13 Congenital missing atau biasa disebut juga
agenesis lebih sering terjadi pada gigi permanen dibandingkan dengan gigi
sulung di antaranya yaitu gigi insisivus lateral rahang atas, gigi premolar
kedua rahang bawah, gigi insisivus rahang bawah dan gigi premolar kedua
rahang atas. Keadaan ini biasanya terjadi bilateral.12,34
Adapun kontra-indikasi alat penahan ruang yaitu, bila sudah tidak terdapat
selapis tulang alveolar yang menutupi mahkota gigi permanen yang akan erupsi
dan ruang tersebut cukup untuk erupsi gigi pengganti.28 Terdapat kekurangan
ruang sangat banyak sehingga memerlukan tindakan pencabutan dan perawatan
ortodonti. Alat penahan ruang tidak diindikasikan pada pasien yang memiliki
masalah maloklusi. Jika pasien membutuhkan perawatan ortodontik, maka
penutupan ruang dapat menyulitkan masalah oklusi yang ada.27 Gigi permanen
pengganti tidak ada (agenesis) dan diinginkan terjadi penutupan ruang.28 Ruang
yang tersisa lebih besar dibandingkan ruang yang dibutuhkan untuk gigi
permanen pengganti.32
3. Klasifikasi
a. Alat Penahan Ruang Lepasan
Alat penahan ruang lepasan juga dapat digunakan untuk
mempertahankan ruang pada periode gigi sulung (gambar 3). Alat ini
biasanya digunakan ketika lebih dari satu gigi tanggal dalam satu regio. Alat
penahan ruang lepasan merupakan alternatif satu-satunya yang sering
digunakan, jika tidak ada gigi penyangga yang cocok dan distal shoe atau
band/crown and loop terlalu lemah untuk menyangga gaya oklusal dengan
jangkauan dua gigi. Alat penahan ruang lepasan dapat fungsional atau non-
fungsional tergantung kasus dan kebutuhan pasien.20
Penggunaan Alat Penahan Ruang Distal Shoe pada Kehilangan Dini Gigi Sulung
Firda Fawziah
14
Gambar 3. Alat penahan ruang lepasan20
(A) (B)
(C) (D)
Gambar 4. Alat penahan ruang cekat dan semi cekat (A) kiri: Band and loop space
maintainer, kanan: Crown and loop space maintainer13 (B) Lingual arch13 (C)
Transpalatal arch (TPA) digunakan untuk kehilangan gigi bilateral pada rahang
atas.20 (D) Distal shoe13
Alat penahan ruang lingual arch untuk rahang atas disebut juga
Nance. Alat penahan ruang Nance sangat tepat digunakan pada periode
gigi sulung karena dapat dipasang jauh dari gigi insisivus. Terdapat dua
jenis desain alat penahan ruang lingual arch yang digunakan untuk
rahang atas, yaitu: Nance dan Transpalatal arch (TPA). Kedua alat
penahan ruang tersebut menggunakan sebuah kawat, untuk
menghubungkan gigi sulung yang telah dipasang band pada kedua sisi
lengkung di distal gigi daerah bekas pencabutan gigi. Perbedaan antara
Penggunaan Alat Penahan Ruang Distal Shoe pada Kehilangan Dini Gigi Sulung
Firda Fawziah
16
kedua alat ini adalah penempatan kawat di palatum. Nance arch
menggabungkan “kenop” akrilik yang terletak tepat di rugae palatum dan
dapat mengiritasi jaringan palatum. Transpalatal arch terbuat dari kawat
yang melintasi palatum tanpa menyentuhnya.20 (gambar 4C)
3) Distal Shoe
Alat penahan ruang distal shoe digunakan untuk mempertahankan
ruang akibat kehilangan dini gigi molar kedua sulung sebelum erupsi gigi
molar pertama permanen (gambar 4D).12,13,16,17,20,23,26 Gigi molar pertama
permanen yang belum atau sedang erupsi akan bergeser ke mesial.
Akibatnya terjadi pengurangan panjang lengkung rahang dan
kemungkinan impaksi gigi premolar kedua.12,13,16,19,20
E. Distal Shoe
Alat penahan ruang distal shoe sering disebut juga alat penahan ruang intra
alveolar. Distal shoe yang digunakan saat ini adalah Roche distal shoe atau
modifikasi menggunakan cincin atau mahkota dengan ekstensi intra gingiva.36,37
Bila gigi molar sulung pertama yang digunakan sebagai pegangan bebas
karies atau menderita karies dini, maka dibuatkan alat penahan ruang distal shoe
dengan cincin. Bila gigi molar sulung pertama sudah terserang karies yang luas
atau melibatkan pulpa, dapat dibuat alat penahan ruang distal shoe menggunakan
mahkota. Alat penahan ruang distal shoe dengan cincin/mahkota dipasang
langsung sesudah pencabutan gigi molar sulung kedua.13
Gambar 5. Seorang anak perempuan usia 6 tahun dengan gigi molar sulung
kedua non vital, gigi molar permanen pertama belum erupsi13
2. Bahan-bahan12
a. Band yang telah dipilih g. Sticky wax
b. Band pusher h. Dental stone
c. Band biter i. Kawat stainless steel d=0,036
d. Impression tray j. Tang Bird Beak
e. Compound atau alginat k. Pensil marker berwarna putih
impression l. Tang potong
f. Tang untuk melepas band m. Silver solder
Penggunaan Alat Penahan Ruang Distal Shoe pada Kehilangan Dini Gigi Sulung
Firda Fawziah
18
n. Stainless steel flux t. Semen, spatula, dan wadah
o. Solder untuk mencampur
p. Heatless stone u. Jangka atau penggaris
q. Burlew disks v. Separating disk
r. Robinson bristle brush w. Matrix band
s. Tripoli dan rouge
3. Prosedur Kerja
Adapun langkah-langkah untuk membuat alat penahan ruang distal shoe
adalah sebagai berikut:23
a. Memilih dan mencocokkan cincin/mahkota stainless steel kemudian
dipasangkan pada gigi dm1. Ukuran cincin/mahkota harus sesuai dengan
gigi.12,13,16,20,23
b. Membuat cetakan dengan cincin/mahkota stainless steel di dalam mulut.
Cetakan untuk gigi penyangga dan daerah di sekitarnya harus baik dan
akurat. Bahan yang dipakai yaitu hydrocolloid atau rubber base.21
c. Setelah dilakukan pencetakan, cincin/mahkota diletakan ke posisi yang
sesuai pada cetakan (gambar 6). Kemudian dicor dengan dental stone.
Untuk mencegah perubahan letak cincin/mahkota ketika mengisi cetakan,
cincin/mahkota difiksasi dengan jarum. Jika gigi molar sulung kedua masih
ada, maka pada model kerja dipotong.12,16,23
Gambar 6. Cetakan pada salah satu regio dengan mahkota yang sesuai23
Penggunaan Alat Penahan Ruang Distal Shoe pada Kehilangan Dini Gigi Sulung
Firda Fawziah
19
d. Menentukan posisi distal aspect.
Pemeriksaan rontgen foto bitewing dilakukan terlebih dahulu. Melalui
rontgen foto bitewing, ukur jarak antara permukaan distal gigi dm1 dan
permukaan mesial gigi molar permanen pertama yang belum erupsi dengan
menggunakan jangka (gambar 7A). Tandai ukuran tersebut ke model kerja
dengan menggunakan pensil (gambar 7B). Buat celah di daerah yang telah
ditandai tersebut sedalam 1 mm di bawah marginal ridge gigi molar
permanen pertama yang belum erupsi (gambar 7C).12,20,23
A B
C D
E F
Gambar 7. Pembuatan distal shoe (A) Ukur ruang menggunakan jangka melalui foto
rontgen periapikal (B) Tandai ukuran tersebut ke model kerja dengan menggunakan
pensil (C) Buat celah di daerah yang telah ditandai tersebut sedalam 1 mm di bawah
marginal ridge gigi M1 yang belum erupsi (D) Bengkokkan bagian distal kawat menjadi
bentuk huruf ‘U’ ke dalam gingiva (E) Alirkan solder secara merata di sekitar kawat agar
terbentuk blade (F) Ilustrasi alat penahan ruang distal shoe yang terpasang di dalam
mulut12
Penggunaan Alat Penahan Ruang Distal Shoe pada Kehilangan Dini Gigi Sulung
Firda Fawziah
20
e. Bagian distal dari kawat dibengkokkan menjadi bentuk huruf ‘U’ ke arah
gingiva, sehingga dapat masuk ke dalam celah yang sudah dibuat
sebelumnya (gambar 7D). Kawat yang sudah diukur disolder pada
band/crown yang ada di model. Kemudian lepaskan alat dari model. Bahan
matrix diberikan pada daerah perpanjangan ke arah distal untuk membantu
mengalirkan solder secara merata di sekitar kawat (gambar 7E).12 Di ujung
bentuk ‘U’ dibuat tepi knife edge jika gigi molar sulung kedua sudah
diekstraksi sebelumnya dan daerah bekas pencabutan telah sembuh (gambar
8F).12,13 Jika alat penahan ruang dipasang tepat setelah pencabutan, maka
perpanjangan intragingival hanya dipoles tapi tidak dibuat tajam.12,23
Penggunaan Alat Penahan Ruang Distal Shoe pada Kehilangan Dini Gigi Sulung
Firda Fawziah
21
(A) (B)
Gambar 8. (A) Kedudukan distal shoe di dalam mulut (B) Distal shoe disemen
setelah pencabutan gigi molar sulung kedua13
Penggunaan Alat Penahan Ruang Distal Shoe pada Kehilangan Dini Gigi Sulung
Firda Fawziah
22