Blok Berfikir Kritis dan Keterampilan Belajar Sepanjang Hayat dilaksanakan pada
semester 1 (satu) Tahun Akademik baru. Blok ini merupakan suatu modul pembelajaran
dengan metode PBL melalui rangkaian kegiatan pembelajaran berbentuk kuliah interaktif
oleh pakar terkait, tutorial, diskusi online (e-forum), praktika penelusuran informasi melalui
internet di dalam kelas, penyelesaian tugas melalui email dan ujian akhir blok. Modul ini
mengintegrasikan antara pencapaian kompetensi keterampilan belajar berbasis bukti (EBL)
dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi secara tepat guna dengan
pembentukan pola dasar belajar sepanjang hayat (penerapan dan afektif).
B. CAPAIAN PEMBELAJARAN
1. Mampu membuat kajian secara mandiri permasalahan bidang kedokteran gigi pada
pasien atau masyarakat berdasarkan skenario.
2. Mampu mengusulkan alternatif solusi yang inovatif permasalahan berdasarkan skenario
menggunakan pendekatan evidence-based dentistry yang dapat dipertanggungjawabkan
secara akademik.
C. KARAKTERISTIK MAHASISWA
Blok Berfikir Kritis dan Keterampilan Belajar Sepanjang Hayat ditujukan bagi
mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri pada
semester 1 yang telah mendapat dasar-dasar (materi) pada jenjang pendidikan sebelumnya.
1
Blok ini dimaksudkan memberikan pengetahuan tentang bagaimana mahasiswa dapat
belajar mandiri dan berfikir kritis untuk memecahkan masalah yang diajukan melalui diskusi.
2
F. REFERENSI
1. Cantillon et al. (2003). ABC Learning and Teaching in Medicine. BMJ Books. London.
2. Schunks, D. (2012). Learning Theories. Pearson. USA
3
H. MATERI
1. Learn How To Learn
Proses belajar adalah proses alamiah dari setiap individu, akan tetapi tidak setiap
individu dapat me “manage” dirinya agar dapat belajar secara efektif dan efisien sehingga
didapatkan hasil yang maksimal. Proses belajar sangat individual, artinya setiap orang
mempunyai cara belajar yang berbeda; akan tetapi proses belajar dapat dipelajari dan
dirubah sehingga didapatkan hasil yang lebih maksimal.
Ada beberapa strategi pembelajaran di antaranya :
1. Pembelajaran berbasis permasalahan
2. Pembelajaran meningkatkan kemampuan berfikir
3. Pembelajaran kooperatif
4. Pembelajaran konseptual
Competence Based :
1. Knowledge
2. Understanding
3. Skill
4. Value
5. Attitude
6. Interest
Conceptions of learning :
1. Quantitative increase in knowledge
2. Memorising
3. Retained
4. Making sense
5. Understanding reality
Untuk mendapatkan output berupa understanding dan interest, maka dibutuhkan strategi
yang efektif :
1. Hardwork,
4
2. Sistematically,
3. Independently,
4. Responsibility,
5. Confidence.
2. Deep Learning
2.1 Pengertian Pembelajaran Model Deep Learning
Model pembelajaran ini bersifat dinamik, dimana keterkaitan antar pengetahuan
digunakan sepenuhnya untuk menunjang pemahaman. Mahasiswa diajak untuk
mengenal, memahami dan menerapkan pengetahuannya dalam penyelesaian
permasalahan dari sudut penyelesaian yang umum. Tumbuhnya pemahaman terhadap
materi yang diajarkan dimungkinkan melalui penggunaan konsep dan metode dalam
konteks dan domain yang berbeda-beda.
Dalam strategi pembelajaran PBL, mahasiswa berperan sebagai subyek bukan
obyek, sehingga strategi pembelajaran berbeda dengan pembelajaran konvensional,
karena pembelajaran berbasis pada permasalahan; maka rangkaian kegiatan
pembelajaran menekankan pada proses berfikir kritis dan analitis untuk menemukan
sendiri jawaban permasalahan yang diberikan, belajar tidak hanya sekedar proses
menghafal, tetapi merangkai beberapa teori atau fenomena untuk menemukan sendiri
tujuan belajar, meskipun dosen tetap berada sebagai fasilitator.
5
5. Related and distiguises evidence and argument.
Deep learning dalam bidang medis dibutuhkan kemampuan spesifik yang harus
dicapai, yaitu :
1. Comunication
2. Problem solving
3. Applying knowledge and science
4. Patient Examination
5. Patient Management
6. Using the social and comunity context of health care
7. Reflection
6
Pada pengembangan kognitif, berupaya untuk memadukan hal-hal pokok, kemudian
dituangkan dalam model materi belajar. Ada tiga aspek pengembangan kognitif :
a. Pengembangan kognitif yang terfokus pada pengembangan kemampuan berfikir
yang tidak terkait dengan keterampilan dan kebutuhan di bidang kerja.
b. Pengembangan kognitif yang merangsang mahasiswa untuk menerapkan
pengetahuan dan keterampilan yang dipelajarinya pada berbagai jenis
permasalahan.
c. Pengembangan kognitif yang dipadukan pada suatu kurikulum formal secara
terstruktur.
7
4. Bagaimana kegunaan materi belajar tersebut dalam profesinya yang akan datang.
3. Speed Reading
Reading (membaca) adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh
pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media
kata-kata/bahasa tulis (Hodgson dalam Tarigan 1979:7). Reading (membaca) pada
hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekadar
melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berpikir, psiko-linguistik, dan meta-
kognitif (Crawley dan Mountain dalam Rahim 2007:2). Reading (membaca) merupakan
salah satu keterampilan berbahasa yang termasuk di dalam retorika seperti keterampilan
berbahasa yang lainnya (berbicara dan menulis) (Haryadi 2007:4).
8
Jadi, reading (membaca) merupakan kegiatan mengeja atau melafalkan tulisan
didahului oleh kegiatan melihat dan memahami tulisan. Kegiatan melihat dan memahami
merupakan suatu proses yang simultan untuk mengetahui pesan atau informasi yang
tertulis. Membutuhkan suatu proses yang menuntut pemahaman terhadap makna kata-kata
atau kalimat yang merupakan suatu kesatuan dalam pandangan sekilas.
Dengan rumusan yang berbeda, Blanton, dkk. serta Irwin yang dikutip oleh Burns
dkk. (1996) dalam Rahim (2007:11) menyebutkan tujuan reading (membaca) mencakup :
1. Kesenangan,
2. Menyempurnakan membaca nyaring,
3. Menggunakan strategi tertentu,
4. Memperbaharui pengetahuan tentang suatu topik,
5. Mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah diketahui,
6. Memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tertulis,
7. Mengkonfirmasikan atau menolak prediksi,
8. Menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi yang diperoleh dari
suatu teks dalam beberapa cara lain dan mempelajari tentang struktur teks, dan
9. Menjawab pertanyaan-pertanyaan yang spesifik
9
dalam otak. Speed reading juga merupakan keterampilan yang harus dipelajari agar
mampu membaca lebih cepat sekaligus memahami semua yang terkandung di dalam
bacaan yang bersangkutan. Tidak ada orang yang dapat membaca cepat karena bakat,
maka harus dipahami bahwa membaca cepat bukanlah melulu cepat memecah kode dan
segera menyelesaikan sebuah buku. Speed Reading adalah bagaimana dapat membaca
dengan pemahaman yang lebih baik dalam waktu lebih cepat serta mengingatnya
dengan baik pula. Bersamaan dengan hal tersebut di atas Supriyadi (1995:127)
menyatakan “keterampilan membaca yang sesungguhnya bukan hanya sekedar
kemampuan menyuarakan lambang tertulis dengan sebaik-baiknya namun lebih jauh
adalah kemampuan memahami dari apa yang tertulis dengan tepat dan cepat”. Dengan
menggunakan teknik speed reading mahasiswa diharapkan dapat lebih efesien
menggunakan waktu dalam belajar. Data survey menunjukkan bahwa lima dari empat
puluh siswa yang telah mampu menggunakan pola speed reading dapat memahami
suatu bacaan dengan sama baiknya dengan siswa yang belum menguasai speed
reading. Dengan pola pelatihan yang kontinyu diharapkan mahasiswa dapat membaca
dengan kecepatan hingga 800 kata per menit tanpa menghilangkan makna bacaan.
10
9. Membaca cepat menjamin untuk selalu mutakhir, dan
10.Membaca cepat dapat dikatakan sebagai tonikum mental.
11
Depdikbud (2005:26) mengungkapkan, ada beberapa upaya untuk meningkatkan
kemampuan Speed Reading seseorang. Beberapa upaya tersebut adalah :
1. Mengurangi sub-vokalisasi,
2. Mengurangi kebiasaan menunda dan interupsi,
3. Mengurangi stres,
4. Meningkatkan konsentrasi,
5. Meningkatkan daya ingat dan daya panggil ulang,
6. Menggunakan pola pemanggilan ulang.
4. Critical Reading
4.1 Pengertian Critical Reading (Membaca Kritis)
Critical Reading (Membaca kritis) ialah kegiatan membaca dilakukan dengan
bijaksana, penuh tenggang rasa, mendalam, evaluatif, serta analitis, dan bukan ingin
mencari kesalahan penulis. Critical Reading berusaha memahami makna tersirat sebuah
bacaan. Dalam Critical Reading, pembaca mengolah bahan bacaan secara kritis. Critical
Reading adalah membaca yang bertujuan untuk mengetahui fakta-fakta yang terdapat
dalam bacaan kemudian memberikan penilaian terhadap fakta itu. Pembaca tidak hanya
sekedar menyerap masalah yang ada, tetapi bersama-sama penulis berpikir tentang
masalah yang dibahas. Critical Reading berarti harus membaca secara analisis dan
dengan penilaian. Dalam Critical Reading pembaca harus terbuka terhadap gagasan
orang lain. Pembaca harus mengikuti pikiran penulis secara tepat, akurat, dan kritis.
Akurat artinya dalam hubungan relevansi, membedakan yang relevan dan yang tidak
12
relevan atau tidak benar. Kritis berarti menerima pikiran penulis dengan dasar yang baik,
logis, benar, atau menurut realitas, karena dalam Critical Reading membaca akan
menganalisis, membandingkan, dan menilai.
13
2. Membaca dengan Menganalisis
3. Membaca dengan Penilaian
14
8. Keadilan ditegakkan dalam segala hal karena keadilan menimbulkan ketentraman,
kemakmuran, dan kebahagiaan. Ketidakadilan hanya akan mengakibatkan hal yang
sebaliknya
15
2. Apakah saya berusaha memahami?
3. Apakah saya mendengar dengan pikiran terbuka?
4. Apakah saya berani berbicara?
5. Apakah saya bersikap sopan santun?
6. Apakah saya minta klarifikasi dan elaborasi?
7. Apakah saya menerima informasi secara membabi buta?
8. Apakah saya terikat pada satu pendapat?
9. Apakah saya mengembangkan informasi yang diberikan / disampaikan?
DISSEMINATE
Communication of your result contributes to the pool of knowledge within your
discipline (and others) and very often provide information that helps others interpret their
own experimental result.
Indonesian Scientific Writing Type :
1. Skripsi, Tesis, Disertasi, Laporan Kerja Ilmiah (Telaah Pustaka, Praktek Kerja
Lapangan)
2. Artikel Ilmiah untuk diterbitkan dalam Jurnal Ilmiah
16
Skripsi, Tesis, Disertasi: Artikel Jurnal Ilmiah
(50 -100 Halaman, 2 s pasi) (Maksimum 12 Halaman, 1,5 s pasi)
Tinjauan Pustaka
STATE OF
THE ARTS
Kerangka Konsep
Hipotesis
COVER
Telaah Pustaka Berbasis Masalah/Kasus
Judul
Lambang Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri
Nama fakultas
Tahun pembuatan
Identitas Kelompok
Nama mahasiswa yang tergabung dalam satu kelompok
PRAKATA : Menyebutkan peran dari setiap mahasiswa
ABSTRAK : Merupakan ringkasan yang sangat efektif dan efisien, karena itu tidak boleh
melebihi 250 kata, dibuat dalam 1 (satu) alinea dan berisi Latar belakang (masalah),
Tujuan, Metode kajian masalah, Hasil Kajian Masalah dan Kesimpulan. Abstrak harus
17
dilengkapi dengan Kata Kunci (3-4 kata) sebagai pengarah untuk penelusuran sumber
belajar.
RESUME : Merupakan merupakan ringkasan yang lebih panjang dari ABSTRAK, terdiri
dari 2-3 halaman yang pada intinya memuat bagian yang sama dengan ABSTRAK.
Dalam Resume WAJIB dilengkapi dengan Kerangka Konsep (Conceptual Mapping).
TITLE
SHOULD BE EQUIVALENT
WITH HYPOTHESIS
OR CONCLUSION
STATE OF
THE ARTS
18
The more specific the information you give in the title, the more likely someone will read your
article.
Avoid long titles that are too ponderous to read: “A new ammonite specimen showing
iridescent color from the Trail City Member of the Fox Hills Formation, Corson County,
northern South Dakota, USA.”
Why not: “Iridescent Ammonite Shell from the Fox Hills of South Dakota”?
GOOD TITLE
1. Simple and concise, removing all unnecessary word (<12 words)
2. Avoid Abbreviations
3. Use slightly different phrasing/term as the abstract
4. Emphasis what’s new and important
5. Contains key words
6. Describes the content of the paper accurately
7. Usually omit the verb
20
Diabetes mellitus is a metabolic disease caused by the lack of insulin in the human body.
This disease caused many various kind of complication, including in the oral cavity known as
toothache like pulpits. This study aimed to know the influence of blood glucose level toward
diabetes mellitus’s dental pulp nerve sensitivity. In this study was used the electric pulp tester
(EPT) equipment to measure the dental pulp nerve sensitivity on both groups of sample. The
statitical analysis shows that blood glucose level is effecting the diabetes mellitus’s dental pulp
nerve sensitivity (R2 = 0.327). The result of the study shows increasing of the dental pulp nerve
sensitivity on Blood Glucose Level 2 hour PP (2hPP) 150 mg/dl and reaches the peak level on
BGL 2hPP between 250 – 300 mg/dl, but on BGL 2hPP 350 mg/dl decreasing of dental pulp
nerve sensitivity is happened. From this study can be concluded that diabetes mellitus’s dental
pulp nerve sensitivity can be influence by the level of blood glucose in diabetes mellitus patient.
Key words : Blood glucose level, dental pulp nerve sensitivity
Structured a bstra ct
Subhea dings Subheadings Subheadings
Ba ckground Aims
Ba ckground
Methods Setting
Objective
Results Methods
Setting Conclusions Intervention
Design Results
Methods Conclusions
Ma in results
Conclusion
STRUCTURED ABSTRACT
1. ABSTRACT
BACKGROUND : Extrapulmonary Tuberculosis prevalence in New York City is still high in the
last decade (45-60%).
OBJECTIVE : To analyze the factors associated with survival in patients with pulmonary
and extrapulmonary tuberculosis in New York City
DESIGN : Observational study of a citywide cohort of tuberculosis cases. Setting- New
York City, April 1991, before the strengthening of its control program.
21
SUBJECTS : All 229 newly diagnosed cases of tuberculosis documented by culture in
April 1991. Most patients (74%) were male, and the median age was 37
years (range, 1-89 years). In all, 89% belonged to minority groups. Human
immunodeficiency virus (HIV) infection was present in 50% and multidrug
resistance in 7% of the cases. Twenty-one patients (9%) were not treated.
MAIN OUTCOME MEASURE : Follow up Information was collected through the city tuberculosis
registry; death from any cause was verified through the National Death
Index.
CONCLUSION : HIV and Poverty are the main cause of Extrapulmonary Tuberculosis in New
York.
Key words : Extrapulmonary Tuberculosis, survival, HIV
2. Key words
1. Vocabulary for cataloguing/indexing
2. Normally 3-6 items
3. Consider keywords contained in the title
4. Helps potential readers “find” your article in databases, i.e. different terminology for the
same concepts
5. Try to use NLM’s MeSH Terms
Medical Subject Heading
http:/www.ncbi.nlm.nih.gov/entrez/query.fcgi?db=mesh
3. Bab I
Pendahuluan, rumusan masalah, tujuan
1. Background: Mengapa tulisan ini harus dibuat (scientifically)?
Banyak informasi yang sudah tidak up to date
Banyak Sumber Informasi yang tidak kompeten
Mekanisme X belum dapat dijelaskan… dll
2. Rumusan Masalah: Learning issue yang harus dijawab
3. Tujuan : Menggambarkan, membuktikan, menjelaskan
4. Bab II
Tinjauan Pustaka
22
Tinjauan teoritis tentang kasus atau masalah yang sedang diteliti atau sedang dijelaskan,
selalu menjelaskan hubungan antar variabel yang bertujuan membuktikan sebab akibat suatu
peristiwa atau kasus (Mechanism of action).
5. Bab III
Kerangka teori / konsep (conceptual mapping) dari hipotesis. Penjelasan dari hipotesis
(pernyataan yang masih harus dibuktikan melalui penelitian)
Contoh Hipotesis: Flavonoid meningkatkan hormon insulin
Hypoglicemic Effect
open
Flavonoid
Voltage
Dependent Insulin
closes +
Ca Channel Secretion
ATP-
outside Dependent
K+ Channel
-cell
membrane
Insulin
inside
granules
K+ efflux Ca2+ influx
K+ retension Exocytosis
Depolarization
cAMP
Phosphodiesterase
Modifikasi Presentasi Eridani W. Sudiono (LKTM DIKTI 2004)
6. Bab IV
Diskusi/pembahasan
Mendiskusikan tentang mechanism of action secara teoritis, kesamaan dengan penelitian
terdahulu atau pertentangan hasil penelitian. Menuju pada suatu kesimpulan ilmiah, yang dapat
berupa temuan baru, menyanggah temuan lama atau mengembangkan teori yang sudah ada.
Menempatkan posisi penelitian di antara penelitian lain di dunia
7. Bab V
Simpulan dan saran
Kalimat yang menyatakan hasil olah pikir: menganalisis hasil penelitian dan mensintesis
diskusi atau pembahasan
23
DAFTAR SUMBER BELAJAR
Minimal 50 referensi (90% diambil dari internet, situs koran tidak diperkenankan sebagai
referensi ilmiah)
Daftar jurnal ilmiah yang di Indonesia sebagian atau semua dapat diakses secara gratis:
1. Annual Reviews Collection at NCBI BookShelf
2. ASM Journal
3. BioMed Central
4. Directory of Open Access Journals (DOAJ)
5. FindArticles.com
6. Frontiers in Bioscience (FBS)
7. Journal of Medical Internet Research (JMIR)
8. Journal of Experimental Medicine
9. Molecular Biology Today
10. Public Library of Science (PLoS)
11. PubMed Central (PMC)
12. OAIster
13. The Scientist
14. BioTechniques
24
15. Journal of Cell Biology
16. Microbiology and Molecular Biology Reviews
17. Molecular and Cellular Biology
18. Molecular Cell
19. Nature Publishing Group Reference
20. New England Journal of Medicine
21. New Scientist
22. Nucleic Acid Research
23. Postgraduate Medicine
24. Protein Engineering
25. Science Magazine
26. Scientific American Magazine
27. Structure
28. The EMBO Journal
29. The Lancet
30. Trends & Current Opinion at BioMedNet
31. Wiley Interscience
25
3.7 Concept Mapping / Konseptual Mapping
1. Concept Mapping / Konseptual Mapping / Kerangka Konsep
- Kerangka hubungan antara konsep-konsep yang ingin diamati
- Tidak dapat langsung diamati/diukur
- Hanya dapat diamati/diukur dengan variabel
- Variabel adalah simbol/lambang yang menunjukkan nilai konsep (bervariasi)
- Penjelasan sementara gejala yg menjadi obyek
- Berdasarkan teori-teori ilmiah
- Sintesa variabel dari teori yg ada yg telah didiskripsikan dianalisis secara kritis dan
sistematis
- Peta pemikiran
- Diagram untuk mewakili kata, ide, tugas yg terhubung KE dan diatur di sekitar kata
kunci sentral
26
4. Mencari definisi variabel dan dibandingkan antar sumber, dipilih yg sesuai, dianalisa,
dan dirumuskan
5. Mulai ditengah, dengan gambar atau topik
6. Gunakan gambar, simbol, atau kode
7. Memilih kata kunci
8. Setiap gambar atau kata yang penting diberi tanda
9. Buat garis penghubung
Hipotesis
- Jawaban sementara atas pertanyaan yg telah dirumuskan di pendahuluan
- Ditarik dari serangkaian fakta yg muncul sehubungan dengan hal yg telah dirumuskan
- Membimbing / mengarahkan dalam pengumpulan fakta
Peran Hipotesis
1. Memberikan batasan / memperkecil jangkauan
2. Memfokuskan perhatian dalam rangka pengumpulan data
3. Panduan pengujian dan penyesuaian data – fakta
4. Membantu mengarahkan identifikasi masalah
Ciri Hipotesis
1. Hanya dinyatakan dalam bentuk pernyataan
2. Tumbuh dari ilmu pengetahuan yang ingin dibahas
3. Harus dapat diuji
4. Harus sederhana dan terbatas
Aku hidup karena berfikir
kualitas hidup ditentukan dari cara berfikir
Pemikiran kritis adalah pemikiran yg berdasarkan pada hal ilmiah bukan sekedar pemikiran
yg muncul dari emosional atau asumsi dan justifikasi jangan terjebak pada arus provokasi
yang memaksa untuk berfikir kritis.
Mahasiswa bukan pemuda tanpa visi, tanpa arah namun pemuda yg dibangun secara
intelektual.
Penulisan Referensi/Pustaka
Pada penulisan ilmiah, diperlukan suatu literature darimana sumber informasi diperoleh.
Dengan mencantumkan literature maka penulis tersebut terbebas dari sebutan sebagai penjiplak
hasil karya orang lain atau mencegah adanya pengulangan penulisan dengan topik yang sama.
27
Ada dua metode penulisan literature, yaitu Harvard dan Vancouver. Penggunaan salah
satu metode penulisan harus diikuti sesuai dengan aturan penulisan ilmiah dimana naskah ilmiah
akan dipublikasikan.
Secara umum ada perbedaan cara penulisan literature sesuai dengan jenis literature yang
digunakan:
1. Jurnal institusi
Nama penulis, tahun publikasi, judul, nama jurnal, volume, nomor, halaman.
2. Buku
Nama penulis, tahun publikasi, judul buku, penerbit (nama dan lokasi geografis).
3. Bab pada buku
Nama penulis, tahun publikasi, judul bab, in: nama editor, judul buku, penerbit (nama
dan lokasi geografis).
4. Media
Nama penulis, judul, detail (tanggal dan nama media).
5. Akses internet
Nama penulis, judul, tanggal publikasi jika ada, alamat url dan kapan file terakhir diakses.
E-Learning
– Suatu jenis proses belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke
mahasiswa dengan menggunakan media Internet, Intranet atau media jaringan komputer
lain (Hartley, 2001).
– Proses pembelajaran menggunakan berbagai fasilitas yang terdapat dalam media
internet.
– Mempengaruhi berbagai faktor, yaitu :
a. Waktu
28
b. Jarak
c. Proses Komunikasi
d. Informasi
Facebook
1. Situs jejaring sosial pertemanan yang bersifat terbuka dan terbatas.
2. Berperan sebagai “rumah” virtual dalam “komplek” virtual
3. Mempunyai berbagai aplikasi web yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai
keperluan, diantaranya :
a. Events
b. Groups
c. Profile
d. Pages
e. Wall
4. Peran aplikasi, diantaranya sebagai berikut :
a. Melakukan seleksi teman atau grup
b. Aktifitas surat elektronik
c. Diskusi atau komunikasi perorangan atau kelompok
29
d. Undangan event
e. Upload link dan foto
f. Memberi kabar status aktifitas
5. Untuk proses pembelajaran, dapat dalam 2 bentuk :
a. Personal
b. Groups
30
c. Search Engine (google.com)
Google.com
1. Situs pencari terpopuler saat ini dengan jangkauan pencarian yang paling luas
2. Kendala
a. Banyak pengguna mesin pencari yang kecewa terhadap hasil yang
didapatkan, tidak sesuai dengan yang diinginkan
b. Penggunaan yang kurang optimal
Optimalisasi google.com
1. Pengolahan dan penggunaan keyword secara ulet dan tepat
a. Lebih spesifik akan lebih baik
b. Pemilihan dan penulisan kata atau kalimat yang tepat
31
2. Penggunaan dan perpaduan kode atau syntax secara tepat
Basic Search
1. OR: Informasi mengandung salah satu dari kedua kata. [OR bukan or]. Dapat
menggunakan simbol (|). Contoh : sakit OR nyeri, sakit | nyeri
2. AND: Informasi mengandung kedua kata yang dicari. Dapat menggunakan salah satu
dari tiga alternatif berikut: gingival inflammation, gingival AND inflammation,
gingival+inflammation
3. NOT: Hasil pencarian mengandung kata yang di depan, tapi tidak yang dibelakang minus
(‐). Contoh : periodontal–gingiva
4. FRASA: Informasi mengandung frase yang dicari dengan menggunakan tanda (“…”).
Contoh: “dental management”
5. SINONIM (~): Kata beserta sinonimnya. Contoh : ~ treatment, akan menghasilkan:
treatment dan sinonimnya
6. ASTERIK (*): Karakter pengganti kata. Contoh : dental * treatment, hasil dapat berupa :
dental clinic management, dental treatment management, dan sejenisnya.
7. CASE INSENSITIVE: Tidak mempermasalahkan pemakaian jenis huruf . TOOTHACHE
atau toothache akan didapatkan hasil yang sama.
8. PENGABAIAN KATA: Google mengabaikan keyword berupa karakter dan kata tunggal
berikut: a, about, an, and, are, as, at, b, by, from, how, i , in, is, it, of, on, or, that, the,this,
to, we, what, when, where, which, with. Bila menghendaki pencarian kata tersebut, dapat
menggunakan karakter (+). Contoh : MKG edisi +1 (dianggap sebagai MKG edisi 1).
Advanced Search
1. DEFINE: Mencari definisi. Contoh : define:pulp canal
2. LINK: Menampilkan daftar link yang mengarah ke sebuah situs.
Contoh : link:gigisehat.com, akan didapatkan daftar link yang mengarah ke situs
gigisehat.com.
3. RELATED: Menampilkan daftar situs yang mirip atau memiliki hubungan dengan suatu
situs.
Contoh : related: gigisehat.com
4. INFO: Menampilkan informasi tentang sebuah situs.
Contoh: info:gigisehat.com
5. SITE: Menampilkan pencarian khusus di suatu situs yang ditunjuk.
Contoh : site:gigisehat.com
32
6. ALLINURL: Menampilkan seluruh kata yang dicari di dalam URL.
Contoh : allinurl:sikat gigi, akan didapatkan daftar URL yang mengandung kata sikat dan
gigi. Allinurl ini tidak dapat digabungkan dengan operator (sintaks) lain.
7. INURL: Menampilkan satu kata yang dicari di dalam URL.
Contoh : inurl:ebook dental, akan didapatkan daftar URL yang mengandung kata ebook
dan isi halaman mengandung kata dental.
8. ALLINTITLE: Menampilkan seluruh kata yang dicari dalam TITLE halaman.
Contoh : allintitle:sikat gigi, akan didapatkan halaman yang memiliki title sakit gigi.
allintitle ini tidak dapat digabungkan dengan operator (sintaks) lain.
9. INTITLE: Menampilkan satu kata yang dicari dalam TITLE halaman.
Contoh : intitle:ebook dental, akan didapatkan halaman yang memiliki title ebook dan isi
halaman yang mengandung kata dental.
10. FILETYPE: Menampilkan suatu jenis (ekstensi) file tertentu. Jenis file yang bisa dicari
adalah: doc, rar, zip, xls, rtf, swf, ps, lwp, flv, ppt, pdf, mdb, txt, dsb.
Contoh : filetype:ppt akan didapatkan hasil pencarian berupa file .ppt yang mengandung
keyword root canal treatment
33
2. LITERATUR
Menurut ALA Glosary of Library and Information Science (1983), Literatur adalah
bahan bacaan yang digunakan dalam berbagai aktivitas baik secara intelektual maupun
rekreasi.
Literatur dapat dikelompokkan menurut beberapa kategori, diantaranya :
a. Jenis literatur menurut lokasi penempatan koleksi dapat dibedakan menjadi 2, yaitu
1) Koleksi Umum
Koleksi umum terdiri atas buku untuk tingkat pembaca dewasa yang telah diolah
dan ditempatkan di rak terbuka. Sebagian besar koleksi umum merupakan
monograf dan judul dalam seri. Terbitan berseri yang bukan majalah dapat
dimasukkan di sini menjadi koleksi yang dapat dipinjam.
2) Koleksi referensi
Koleksi referensi atau koleksi rujukan, menghimpun informasi yang secara
langsung dapat menjawab pertanyaan. Misalnya, kamus, direktori, ensiklopedi,
buku pedoman, buku pegangan, dll. Selain itu koleksi referensi juga menghimpun
informasi yang merujuk kepada sumber informasi lain atau hanya menunjukkan
lokasi di mana informasi yang dicari dapat ditemukan. Misalnya, katalog,
bibliografi, dan lain - lain.
b. Jenis literatur menurut tingkat ketajaman analisisnya dapat dibagi 3 golongan, yaitu
1) Literatur primer
34
Literatur primer adalah karya tulisan asli yang memuat kajian mengenai sebuat
teori baru, atau penjelasan suatu gagasan dalam berbagai bidang.
2) Literatur sekunder
Literatur sekunder merupakan literatur yang berisi informasi mengenai literatur
primer.
3) Literatur tersier
Literatur tersier adalah literatur yang memuat informasi yang merupakan petunjuk
untuk memperoleh literatur sekunder.
35
Mikrofilm dapat merekam sampai sebesar 1 halaman surat kabar. Setiap rol
panjangnya 100 kaki dapat memuat 600 frame. Biasanya digunakan untuk
merekam surat kabar, buku ataupun naskah kuno.
i). Mikrofish
Mikrofis sistemnya sama dengan mikrofilm, akan tetapi bahan mikrofis
berupa lembaran sebesar kartu pos. Digunakan untuk merekam buku
maupun dokumen. Setiap lembar mikrofis dapat memuat 60 – 300 halaman.
j). Video
Video banyak digunakan karena sifatnya sama dengan film, akan tetapi
harganya jauh lebih murah.
k). Lukisan
Lukisan dapat pula dijadikan sebagai bahan perpustakaan.
l). CD (Compact Disk)
o CD
o VCD
o DVD
o CD-ROM
m). Internet dan lain – lain
37
3. Kajian kritis terhadap bukti :
1. Desain metodologi : cara melakukan randomisasi untuk menentukan tingkat
validitas artikel
2. Menentukan besar sampel
3. Menilai hasil untuk menentukan artikel ini penting atau tidak
4. Menerapkan hasil kajian kritis kepada pasien dan evaluasi
1. Membandingkan secara komprehensif keadaan pasien dalam makalah dengan
pasien kita
2. Evaluasi, apakah artikel tersebut dapat diterapkan pada pasien kita (menurut
Supriatno, drg, M. Kes., Ph,D)
38
Pasien : > 5 pertanyaan/pasien rawat inap, 2 dari 3 pasien rawat jalan bertanya
Mahasiswa: ??????????? Pertanyaan Background: (kajian epidemiologi)
1) Pertanyaan dasar (who, what, when, where, how, why)
2) Kelainan atau Beberapa aspek kelainan
- Pertanyaan Foreground: (kajian epidemiologi klinik)
- Pertanyaan spesifik tentang penanganan pasien dengan kelainan
(Pasien atau kasus, Intervensi, Perbandingan Intervensi, Hasil Perawatan Klinis)
- Tepatkah jawaban Dokter Gigi (klinikus) atau Dosen Kedokteran Gigi?
- Tepatkah tindakan medis Dokter gigi (klinikus)?
BLOK 1
40
INSTITUT ILMU KESEHATAN BAKTI WIYATA
KEDIRI
2018
41