1 Pengaruh Kehilangan Gigi Terhadap Residual Ridges
Pembuatan gigi tiruan juga membutuhkan dukungan sebagai daya tahan terhadap komponen vertikal dari pengunyahan atau tekanan-tekanan lain yang dijatuhkan kearah daerah pendukung. Dukungan yang dapat digunakan pada gigi tiruan penuh adalah dukungan pada alveolar ridge karena tidak ada lagi gigi yang dapat digunakan.1 Alveolar ridge terdiri dari mukosa pada gigi tiruan, submukosa, periosteum dan tulang alveolar dibawahnya. Alveolar ridge akan mengalami penurunan dan perubahan bentuk setelah terjadinya kehilangan gigi pada lengkung rahang yang disebut dengan resorpsi.1,2 a. Etiologi Residual Ridges Resorpsi (RRR) terjadi multifaktorial, penyakit biomekanikal yang dihasilkan dari kombinasi determinan anatomis, metabolik, dan mekanikal. Mengingat bahwa semua faktor ini bervariasi dari satu pasien ke yang lainnya, ko-faktor yang berbeda ini bisa berkombinasi dalam berbagai cara yang tidak terbatas, sehingga menjelaskan variasi dari RRR diantara pasien.3,4 b. Klasifikasi Adanya perubahan pada bentuk dan ukuran ridge setelah terjadi resorpsi, menghasilkan beberapa macam bentuk dan ukuran yang bervariasi. Bentuk dan ukuran tersebut diklasifikasikan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Klasifikasi bentuk dan ukuran pada alveolar ridge perlu kita ketahui dalam pembuatan GTP, karena dapat berpengaruh terhadap retensi dan stabilisasi pada gigi tiruan.5 1) Klasifikasi Berdasarkan Bentuk Sephalogram arah lateral menunjukkan perubahan yang signifikan pada bagian labial, puncak dan lingual dari ridge pasca pencabutan gigi geligi. Terdapat beberapa klasifikasi bentuk ridge. Atwood pada tahun 1963 membaginya atas 6 kelas, yaitu:6 1) Preextraction 2) Postextraction 3) High well rounded 4) Knife edge 5) Low well rounded 6) Depressed Gamba 2. Klasifikasi Berdasarkan Bentuk. Nallaswamy pada tahun 2005 membagi tiga kategori ridge menurut bentuknya yaitu:10 a) Ridge yang tinggi, puncak yang rata dan kedua dinding yang paralel seperti huruf U b) Ridge yang rata / flat c) Ridge knife edge, seperti V terbalik
Gambar 3. Klasifikasi ridge berdasarkan bentuk menurut Nallaswamy.
2) Klasifikasi Berdasarkan Ukuran Pietrokovski pada tahun 2003, mengklasifikasikan alveolar ridge berdasarkan ukuran menjadi 3 klasifikasi, diantaranya:7 a) Klas I. Besar, ukuran ini menjadi ukuran yang ideal untuk retensi dan stabilisasi. b) Klas II. Sedang, ukuran ini menjadi ukuran yang bagus untuk retensi dan stabilisasi. c) Klas III. Kecil, ukuran ini menjadi ukuran yang sulit untuk mendapatkan retensi dan stabilisasi. Pada maksila lebar diukur antara lipatan mukobukal dan bagian permukaan palatal, sedangkan pada mandibula lebar diukur antara lipatan mukobukal dan lipatan lingual. Pietrokovski membagi klasifikasi ukuran alveolar ridge berdasarkan nilai indeks yaitu kecil (<69) mm, sedang (70-79) mm, dan besar (>80) mm.7 Gambar 4. Indeks pengukuran alveolar ridge didapat dengan menggunakan formula.7 c. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Antara faktor-faktor terjadinya resorpsi adalah, faktor anatomi, sistemik, jenis kelamin, prostetik dan lama edentulus 1) Faktor anatomi Faktor anatomi berpengaruh terhadap resorpsi alveolar ridge yaitu kuantitas dan kualitas tulang dari alveolar ridge. Dengan demikian ada kemungkinan bahwa jika volume tulang lebih besar, maka resorpsi yang terjadi akan terlihat. Faktor anatomis lain yang sangat penting untuk peningkatan resorpsi adalah kepadatan tulang. Semakin padat tulang, semakin lambat tingkat resorpsi karena ada lebih banyak tulang yang akan diresorpsi. 2) Faktor Sistemik Proses metabolisme tubuh terdiri atas anabolisme dan katabolisme. Pada proses pembentukan tulang yang normal terjadi keseimbangan aktivitas diantara sel osteoblas yaitu sel pembentuk tulang dan sel osteoklas yaitu sel penghancur tulang. Jenis Kelamin Perempuan memiliki resiko yang lebih besar dibandingkan laki-laki dan lebih signifikan pada perempuan yang sudah mengalami menopause. Pada perempuan terjadi fase menopause yang menyebabkan penurunan kadar estrogen sehingga terjadi peningkatan resorpsi tulang alveolar. 3) Lama edentulus Lama edentulus merupakan salah satu faktor yang berhubungan dengan tingkat keparahan resorpsi alveolar ridge. Resorpsi alveolar ridge berkembang paling cepat enam bulan pertama dan berlangsung selama dua tahun setelah pencabutan gigi dan terus akan berlangsung dalam porsi yang sedikit. Daftar Pustaka 1. Zarb G, Hobkirk John A, Eckert Steven E, Jacob Rhonda F. Prosthodontic Treatment for edentulous patients. Complete Denture and Implant Supported Prostheses. 13th ed. Singapor: Elsiver, 2012: 437-442 2. Harshanur Itjingningsih W, Juwono Lilian. Geligi Tiruan Lengkap Lepas Jakarta: EGC, 1996: 8-9. 3. Pradana FW, Dipoyono HM, Ismiyati T. Pembuatan Gigi Tiruan Lengkap Obturator rahang atas pada kasus kelas III Arammany dengan Penguat Mini Dental Implant untuk Protesa Rahang Bawah. Maj Ked Gi, 2011: 18(1): 68-72 4. Samyukta, Abirami G. Residual Ridge Resorption in Complete Denture Wearers. J. Pharm. Sci. & Res. 2016: 8(6): 565 5. Hubungan Bentuk dan Ukuran Alveolar Ridges Pada Model Studi Pasien Edentulus Penuh di RSGM USU. FKG-USU. MEDAN. 2019. 6. Ruby, Kumar Manish, Chaudhary Hanish, Singh Abhinav Kumar. Evaluation of Stress Distribution in U shaped and V Shaped Maxillary Edentulous Residual Alveolar Ridge by Using Finite Element Analysis. International journal of enhance medicines & dental care. 2015: Vol. 2: 15-21 7. Pietrokovski J, Harfin J, Levy F. The Influence of age and denture wear on the size of edentulous structures. Gerodontology 2003: Vol. 20, No. 2 : 100 8. Ribeiro J.A.M, Resende C.M.B.M, Lopes.A.L.C, Neto A.F, Carreiro A.F.P. The influence of Mandibular Ridge Anatomy on Treatment outcome with conventional complete dentures. Acta Odontol. Latinoam 2014: Vol. 27. No. 2 : 53-57 9. Nallaswamy D. Textbook of Prosthodontics. New Delhi: Jaypee Brothers, 2003: 4, 19-25, 29-31, 60 10. McGarry et al, J Prosthodont. 1999. 8(1): 27-39
Pembedahan Skoliosis Lengkap Buku Panduan bagi Para Pasien: Melihat Secara Mendalam dan Tak Memihak ke dalam Apa yang Diharapkan Sebelum dan Selama Pembedahan Skoliosis