Anda di halaman 1dari 4

1.

ETIOLOGI MALOKLUSI
 Etiologi maloklusi dapat digolongkan dalam faktor umum dan faktor lokal. Faktor
umum adalah faktor yang tidak berpengaruh langsung pada gigi. Faktor lokal adalah
faktor yang berpengaruh langsung pada gigi. Kebiasaan buruk merupakan salah satu
faktor umum yang berperan dalam terjadinya maloklusi. Macam macam kebiasaan
buruk adalah menghisap jari dan ibu jari, mendorong lidah, menggigit bibir dan
kuku, kebiasaan menelan yang salah, bernafas melalui mulut, dan bruxism [7]. Suatu
kebiasaan yang berdurasi total sedikitnya 6 jam sehari, berfrekuensi cukup tinggi
dengan intensitas yang cukup dapat menyebabkan maloklusi. Dari ketiga faktor ini
yang paling berpengaruh adalah durasi atau lama kebiasaan tersebut berlangsung
[8]. Kebiasaan buruk sering didistribusikan sebagai penyebab atau faktor resiko
terjadinya berbagai macam maloklusi, baik itu pada gigitan terbuka, dengan insisivus
maksila miring ke fasial, insisivus mandibula ke lingual, dan erupsi beberapa gigi
insisivus menjadi terhambat sehingga menyebabkan peningkatan overjet dan
pengurangan overbite [9]

SUMBER : e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. 6 (no. 2), Mei, 2018, Gupitasari, et al,
Prevalensi Kebiasaan Buruk Sebagai Etiologi Malokusi Klas I Angle Pada Pasien Klinik
Ortodonsia RSGM Universitas Jember Tahun 2015-2016

 Maloklusi lebih merupakan gangguan perkembangan dibandingkan suatu penyakit.


Sampai saat ini, banyak etiologi maloklusi yang masih belum dapat dijelaskan
dengan jelas. Etiologi yang menyebabkan maloklusi dapat mempengaruhi berbagai
organ seperti gigi, jaringan tulang, danatau komponen neuromuskular. Sayangnya,
lebih dari satu faktor etiologi biasanya ditemukan pada satu pasien. Beberapa
penulis mengklasifikasikan etiologi maloklusi dalam pola yang berbeda. Moyers
mengklasifikasikan etiologi maloklusi menjadi enam kategori: keturunan, penyebab
perkembangan yang tidak diketahui asalnya, trauma, penyebab fisik, kebiasaan, dan
penyakit; sedangkan Proffit et al .mengklasifikasikan etiologi maloklusi menjadi tiga
kategori, yaitu penyebab spesifik maloklusi, pengaruh lingkungan, dan pengaruh
genetik. Meskipun beberapa etiologi maloklusi tidak dapat dihilangkan secara total,
namun dapat dicegah dan dikurangi dengan melakukan pengobatan dini pada waktu
yang tepat untuk mengurangi perkembangan beberapa maloklusi.[ 9 ]
SUMBER : Moyer RE. Buku Pegangan Ortodontik. London, Inggris: Penerbit Buku
Medis Tahunan; 1988. hlm.147–63

2. Definisi dan tujuan analisis model


 Analisis model studi adalah penilaian tiga dimensi terhadap gigi geligi pada rahang
atas maupun rahang bawah, serta penilaian terhadap hubungan oklusalnya.
Kedudukan gigi pada rahang maupun hubungannya dengan geligi pada rahang lawan
dinilai dalam arah sagital, transversal, dan vertikal.
Tujuan Analisis model studi merupakan salah satu sumber informasi penting untuk
menentukan diagnosis ortodonti. Diagnosis yang menyeluruh akan menentukan
kelengkapan rencana perawatan. Rencana perawatan yang lengkap dan akurat akan
menetukan keberhasilan pereawatan. Selain menggunakan model studi, analisis juga
menggunakan alat bantu lain, seperti alat bantu ukur, gambaran radiografis dan
tabel perkiraan. Analisis dapat dilakukan secara manual maupun menggunakan
sistem komputerisasi, dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing. Ada
berbagai analisis yang dapat digunakan, namun analisis mana yang akan dipilih
sangat bergantung pada kasus.
Sumber : Rakosi, T., dkk. Color Atlas of Dental Medicine, Orthodontic-Diagnosis. Edisi
I. Germany: Thieme Medical Publishers. 1993. hal. 3-4, 207-235.

3. Macam macam analisis model


A. Analisis Gigi Tetap
1. Kesimetrisan Lengkung Gigi dalam Arah Sagital dan Transversal.Cara untuk mengetahui
kesimetrisan lengkung gigi pada rahangadalah menggunakan symmetograph.
Symmetograph diletakkan diatas permukaan oklusal gigi dengan bidang orientasi mid
palatalraphe lalu kedudukan gigi di kwadran kiri dengan kanandibandingkan dalam arah
sagital dan transveral. Berdasarkan hasilanalisis ini dapat diketahui gigi geligi di kwadran
mana yangmemerlukan ekspansi atau pencabutan untuk mengembalikankesimetrisan
lengkung.
2. Perbedaan Ukuran Lengkung (Arch Length Discrepancy
Langkah pertama dalam analisis ini adalah mengukur lebar mesialdistal terbesar gigi
menggunakan jangka berujung runcing atau jangkasorong. Analisis Nance mengukur mesial
distal setiap gigi yang berada di mesial gigi molar pertama permanen. Jumlah lebar
totalmenunjukkan ruangan yang dibutuhkan untuk lengkung gigi yangideal. Selanjutnya
panjang lengkung rahang diukur menggunakankawat lunak seperti brass wire atau kawat
kuningan. Kawat inidibentuk melalui setiap gigi, pada geligi posterior melalui
permukaanoklusalnya sedangkan pada geligi anterior melalui tepi insisalnya.Jarak diukur
mulai mesial kontak molar pertama permanen kiri hinggakanan. Penilaian dilakukan dengan
cara membandingkan ukuran panjang lengkung gigi ideal dengan panjang lengkung rahang.
Jikahasilnya negatif berarti kekurangan ruangan, jika hasilnya positif berarti terdapat
kelebihan ruangan.
3. Analisis Bolton
Bolton mempelajari pengaruh perbedaan ukuran gigi rahang bawah terhadap ukuran gigi
rahang atas dengan keadaan oklusinya.Rasio yang diperoleh membantu dalam
mempertimbangkan hubunganoverbite dan overjet yang mungkin akan tercapai setelah
perawatanselesai, pengaruh pencabutan pada oklusi posterior dan hubunganinsisif, serta
oklusi yang tidak tepat karena ukuran gigi yang tidaksesuai. Rasio keseluruhan diperoleh
dengan cara menghitung jumlahlebar 12 gigi rahang bawah dibagi dengan jumlah 12 gigi
rahang atasdan dikalikan 100. Rasio keseluruhan sebesar 91,3 berarti sesuaidengan analisis
Bolton, yang akan menghasilkan hubungan overbitedan overjet yang ideal. Jika rasio
keseluruhan lebih dari 91,3 makakesalahan terdapat pada gigi rahang bawah. Jika rasio
kurang dari91,3 berarti kesalahan ada pada gigi rahang atas.

4. Rencana perawatan
Space regainer adalah alat aktif yang digunakan untuk memperoleh kembali ruangan yang
telah menyempit pada lengkung gigi. Fungsi space regainer tidak menciptakan ruangan yang
baru tapiuntuk mendapatkan kembali ruangan yang pernah ada akibat shifting/drifting gigi
yang telahmengalami penyempitan oleh beberapa sebab, seperti premature loss ,
menegakkan kembali gigi permanen yang miring dan maloklusi kelas I tipe 5 (neutroklusi
dengan mesial drifting) . Hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan space regainer
apakah terdapat ruangan yang cukup untuk gigidalam keadaan posisi tegak, dalam
perawatan ortho khususnya dengan space regainer gigi harusdiputar, diluruskan atau
digeser, terdapat interferensi oklusal antara gigi RA dan RB, bentuk akar darigigi yang akan
dirawat ortho normal atau bengkok dan adanya kelainan jaringan periodontal.
Sumber : Aztecortholab. 2002. Space regainer and space regainer laboratory.retrived
athttp://www.aztecortholab.com/appliances.ht

5. Macam macam maloklusi


6. Macam macam relasi

Anda mungkin juga menyukai