Anda di halaman 1dari 54

BAB XI

STRUKTUR DAN FUNGSI


SISTEM PERTAHANAN TUBUH
SISTEM KEKEBALAN TUBUH ATAU IMUN

Sistem kekebalan tubuh atau sistem imun adalah sistem perlindungan dari pengaruh luar
biologis yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu organisme sehingga tidak mudah
terkena penyakit. Jika sistem imun bekerja dengan benar, sistem ini akan melindungi tubuh
terhadap infeksi bakteri dan virus, serta menghancurkan sel kanker dan zat asing lain dalam
tubuh. Sebaliknya, jika sistem imun melemah, maka kemampuannya untuk melindungi tubuh
juga berkurang, sehingga menyebabkan bakteri dan virus (antigen) berkembang. Contohnya
seperti Patogen. Untuk melawan antigen yang potensial berbahaya, tubuh membentuk
imunitas (kekebalan) dengan memproduksi antibodi dalam darah.
Antibodi kerjanya spesifik untuk menolak atau menetralisir protein asing yang
masuk ke dalam tubuh dan dapat mempengaruhi bakteri dengan berbagai cara :
 Presipitin
 Opsonin
 Aglutinin
 Lisin
 Antitoksin
Jika seseorang sembuh dari penyakitnya, maka dalam tubuhnya sudah terdapat
antibodi yang dibentuk ketika melawan antigen. Jika untuk kedua kalinya orang
tersebut menderita penyakit yang sama, maka antibodi yang sudah ada dalam
tubuh akan melawan penyakit tersebut. Biasanya orang tersebut tidak sakit.
PATOGEN BAGI TUBUH MANUSIA

 Bakteri

 Virus

 Protozoa
FUNGSI SISTEM KEKEBALAN
TUBUH
• Melindungi tubuh dari serangan benda asing atau bibit penyakit yang
masuk ke dalam tubuh.
• Menghilangkan jaringan sel yang mati atau rusak (debris cell) untuk
perbaikan jaringan.
• Mengenali dan menghilangkan sel yang abnormal.
• Menjaga keseimbangan homeostatis dalam tubuh.
Faktor yang Mempengaruhi
Faktor Sistem
- faktor Imun
yang mempengaruhi sistem
imun, yaitu :
•1. Usia
•2. Jenis kelamin
•3. Lingkungan
RESPONS IMUN DALAM TUBUH
 Kekhususan (spesifik)
Misalnya seseorang pernah sakit campak, maka orang tersebut akan kebal terhadap serangan
penyakit campak lagi tetapi tidak kebal terhadap serangan penyakit campak lagi tetap tidak
kebal terhadap rubella.
 Pengenalan terhadap benda asing
Sistem kekebalan berfungsi untuk mengenali dan membinasakan antigen asing yang masuk ke
dalam tubuh dengan cara membentuk antibodi atau fagosit.
 Daya ingatan
Sistem imunitas (kekebalan) pada manusia ada 3 macam,
yaitu:

1. Pertahanan Non-spesifik
Pertahanan umum terhadap segala jenis patogen yang masuk melalui kulit ke dalam tubuh. Yang
berperan dalam pertahanan non-spesifik adalah :
 Kulit sebagai penghalang fisik yang dilapisi oleh sekresi minyak dan berasam dari kelenjar
keringat.
 Protein antimikroba (misalnya lisozim, yang memecah dinding sel bakteri) terdapat di dalam air
ludah, air mata, dan sekresi lain yang ditemukan di selaput mukosa.
 Silia yang melapisi paru – paru berfungsi menghalau penyerang keluar dari paru - paru
 Getah lambung membunuh sebagian besar mikroba.
 Bakteri simbiotikdi saluran pencernaan dan vagina menahan berbagai organisme lain yang bisa
menyebabkan kerusakan.
Sistem imun non-spesifik punya
4 jenis pertahanan :
a. Pertahanan Fisik / Mekanis
Pertahanan fisik dapat berupa kulit, lapisan mukosa / lendir, silia atau
rambut pada saluran nafas, mekanisme batuk dan bersin. Pertahanan
fisik ini umumnya melindungi tubuh dari penyakit yang berasal dari
lingkungan atau luar tubuh kita. Pertahanan ini merupakan pelindung
pertama pada tubuh kita.
b. Pertahanan Biokimia
Pertahanan biokimia ini adalah pertahanan yang berupa zat-zat
kimia yang akan menangani mikroba yang lolos dari pertahanan
fisik. Pertahanan ini dapat berupa pH asam yang dikeluarkan oleh
kelenjar keringat, asam lambung yang diproduksi oleh lambung,
air susu, dan saliva.
c. Pertahanan Humoral
Pertahanan ini disebut humoral karena melibatkan molekul-
molekul yang larut untuk melawan mikroba. Biasanya molekul
yang bekerja adalah molekul yang berada di sekitar daerah yang
dilalui oleh mikroba. Contoh molekul larut yang bekerja pada
pertahanan ini adalah Interferon (IFN), Defensin, Kateisidin, dan
Sistem Komplemen.
d. Pertahanan Selular
Pertahanan ini melibatkan sel-sel sistem imun dalam melawan mikroba. Sel-
sel tersebut ada yang ditemukan pada sirkulasi darah dan ada juga yang di
jaringan. Neutrofil, Basofil, Eusinofil, Monosit, dan sel NK adalah sel sistem
imun non-spesifik yang biasa ditemukan pada sirkulasi darah. Sedangkan sel
yang biasa ditemukan pada jaringan adalah sel Mast, Makrofag dan sel NK.
2. Sistem Imun Spesifik / Adaptif
Sistem Imun Spesifik adalah sistem imun yang membutuhkan
pajanan atau bisa disebut harus mengenal dahulu jenis mikroba
yang akan ditangani. Sistem imun ini bekerja secara spesifik
karena respon terhadap setiap jenis mikroba berbeda. Karena
membutuhkan pajanan, sistem imun ini membutuhkan waktu
yang agak lama untuk menimbulkan respon. Namun jika sistem
imun ini sudah terpajan oleh suatu mikroba atau penyakit,
maka perlindungan yang diberikan dapat bertahan lama karena
sistem imun ini mempunyai memory terhadap pajanan yang
didapat.
Sistem imun ini dibagi menjadi 2 :

a. Sistem Imun Spesifik Humoral


Yang paling berperan pada sistem imun
spesifik humoral ini ada Sel B atau Limfosit B.
Sel B ini berasal dari sumsum tulang dan akan
menghasilkan sel Plasma lalu menghasilkan
Antibodi. Antibodi inilah yang akan melindungi
tubuh kita dari infeksi ekstraselular, virus dan
bakteri, serta menetralkan toksinnya.
b. Sistem Imun Spesifik Selular
Pada sistem imun ini, sel T atau Limfosit T yang
paling banyak berperan. Sel ini juga berasal dari
sumsum tulang, namun dimatangkan di Timus.
Fungsi umum sistem imun ini adalah melawan
bakteri yang hidup intraseluler, virus, jamur, parasit
dan tumor. Sel T nantinya akan menghasilkan
berbagai macam sel, yaitu sel CD4+ (Th1, Th2),
CD8+, dan Ts (Th3).
Peran sel T:
• Fungsi Pengendali: Sel T sebagai penolong yang berupa CD4
(cluster of deferentiation 4)
• Fungsi Pelaksana: Sel T sebagai sitotoksik (pemusnah) yang
berupa CB8. Yang mampu mematikan sel terinfeksi virus
dan sel tumor.
3. Tanggapan Kekebalan
Memiliki target berupa antigen spesifik. Agen utama untuk tanggapan kekebalan
adalah limfosit, leukosit yang berasal dari sum-sum tulang, tetapi terpusat di
jaringan limfe seperti nodus limfe, kelenjar timus dan limpa. Dalam sistem
imunitas, limfosit bertugas mengenali antigen asing, menghasilakn antibodi dan
mengontrol respon kebal.
1. Limfosit B (Sel B, B = tulang)
Dibuat di sumsum tulang dan mengalami pematangan di dalam sumsum
tulang. Sel B menanggapi antigen. Permukaan membran plasma sel B dicirikan
oleh reseptor antigen khusus yang disebut antibodi.
Ketika sel-sel B bertemu antigen yang secara khusus berikatan dengan
antibodinya, sel B memperbanyak diri dan menghasilkan 2 jenis sel B anak yaitu :
-Sel plasma
-Sel memori
2. Limfosit T (sel T, T=timus)
Dibuat di sumsum tulang dan mengalami pematangan di kelenjar timus (kelenjar
limfe yang terdapat di dasar leher dibawah tulang dada). Seperti sel B, membran
plasma sel T memiliki respetor antigen. Tetapi reseptor sel T bukan antibodi,
melainkan tapak pengenalan bagi molekul yang di tampilkan oleh sel-sel yang bukan
sel nya sendiri. Sel-sel yang merupakan sel nya sendiri dan yang bukan sel nya sendiri
dibedakan sebagai berikut:
- Penanda MHC (Major Histocompatibilty Complex, kompleks histokompatibilitas
utama) pada membran plasma sel, membedakan antara sel nya sendiri dan yang
bukan sel nya sendiri.
- Saat sebuah sel tubuh diserang oleh patogen (virus, antigen), sel tubuh
mempertunjukkan suatu kombinasi antara penanda sel itu sendiri dan yang bukan
sel itu sendiri.
- Sel-sel kanker, sel-sel cangkokan jaringan, atau sel lain yang menunjukkan penanda
yang menyimpang, dikenali sebagai sel-sel yang bukan sel itu sendiri oleh sel T.
Tanggapan sistem kekebalan dikelompokkan dalam dua jenis reaksi yaitu:
1) Tanggapan yang diperantai sel (imunitas seluler)
Dilakukan oleh sel T dan menanggapi sel yang bukan sel itu sendiri, termasuk
sel yang diserang patogen. Sistem imunitas sel berperan terhadap infeksi
bakteri, virus, jamur, daya tahan terhadap kanker, timbulnya alergi, dan
kegagalan transplantasi organ tubuh. Ketika sebuah sel yang bukan sel nya
sendiri mengikat sebuah sel T, sel T mengalami seleksi klon dan terjadi
rangkaian peristiwa sebagai berikut:
- Sel T memproduksi sel T sitostoksik
- Sel T memproduksi sel T penolong
- Sel T penolong terikat pada makrofag
- Sel T penolong memproduksi interleukin untuk merangsang proliferasi sel
T dan sel B.
2) Tanggapan Humoral atau pertahanan yang diperantarai antibodi
Dilakukan oleh sel B. Meliputi sebagian besar sel dan menanggapi antigen atau
patogen yang sedang beredar di limfe atau darah. Tanggapan humoral meliputi
serangkaian sebagai berikut :
a) Sel B memproduksi sel plasma. Kemudian sel plasma melepaskan antibodi yang
mengikat antigen atau patogen pembawa antigen.
b) Sel B memproduksi sel memori . Sel memori menyediakan kekebalan dimasa
yang akan datang
c) Makrofag dan sel T penolong merangsang produk se B. Dalam banyak kasus,
antigen tidak merangsang secara langsung perbanyakan sel B. Antigen atau
patogen pembawa antigen pertama-tama harus ditelan secara makrofag. Sel T
kemudian mengikat magrofag di dalam suatu tanggapan yang diperantai sel.
Interleukin yang disekresi oleh sel T penolong merangsang produksi sel B.
Peranan utama sistem imunitas humoral adalah membentuk kekebalan terhadap
infeksi bakteri dan virus atau sebagai respns terhadap antigen asing.
ANTIBODI
B. ANTIBODI
Macam sistem pertahanan tubuh
•Antibodi adalah suatu zat yang dibentuk oleh tubuh, yang berasal dari protein darah
jenis gama-globulin dan berfungsi untuk melawan antigen (zat asing/protein asing) yang
masuk ke dalam tubuh. Berbagai jenis antibodi bekerja dengan beberapa cara untuk
melawan antigen:
a. Opsonin adalah antibodi yang bekerja dengan merangsang leukosit untuk menyerang
antigen atau kuman.
b. Lisin adalah antibodi yang bekerja dengan cara menghancurkan antigen (lisis).
c. Presipitin adalah antibodi yang bekerja dengan cara mengendapkan antigen (presipitasi),
dan
d. Aglutinin adalah antibodi yang bekerja dengan cara menggumpalkan antigen (aglutinasi).
Umumnya yang bertugas melawan para antigen ini adalah kelompok sel darah putih
(leukosit). Ada bermacam-macam leukosit dengan berbagai fungsi. Berdasarkan ada/tidaknya
granula di dalam plasma, leukosit dibagi menjadi:
1. Leukosit bergranula (granulosit)
•Neutrofil
•Eosinofil
•Basofil
2. Leukosit tidak bergranula (agranulosit)
•Limfosit
•Monosit
1. Neutrofil

Plasmanya bersifat netral, inti selnya berjumlah banyak (polimorf)


dengan bentuk bermacam-macam. Neutrofil melawan antigen dengan
cara memakannya (fagositosis). Selain melakukan fagositosis terhadap
kuman, neutrofil juga memakan jaringan tubuh yang rusak atau mati
2. Eosinofil
Plasmanya bersifat asam. Itulah sebabnya eosinofil akan
tampak berwarna merah tua bila ditetesi eosin. Eosinofil
juga bersifat fagosit dan jumlahnya akan meningkat jika
tubuh terkena infeksi.
3. Basofil
Plasmanya bersifat basa. Berwarna biru jika ditetesi larutan basa. Basofil
juga bersifat fagosit. Selain itu, basofil mengandung antikoagulan (anti
penggumpalan darah), yaitu heparin
4. Limfosit
Limfosit tidak dapat bergerak dan berinti satu. Ukurannya ada yang besar
dan ada yang kecil. Limfosit berfungsi untuk membentuk antibodi.
5. Monosit
Monosit dapat bergerak seperti Amoeba dan mempunyai inti yang
bulat/bulat panjang. Monosit diproduksi pada jaringan limfe (getah
bening) dan bersifat fagosit.
FAGOSITOSIS
• Pengenalan (recognition)
• Pergerakan (chemotaxis)
• Perlekatan (adhesion)
• Penelanan (ingestion)
• Pencernaan (digestion)
• Pengeluaran (releasing)
Sebuah sel makrofag sedang melakukan
fagositosis (memakan) bakteri
Penyakit Kekebalan Tubuh Keterangan

Sel-sel sistem kekebalan tubuh menyerang sendi dan menghasilkan pembengkakan, peradangan, dan rasa sakit. Jika tidak diobati, dapat
Radang Sendi
menyebabkan kerusakan sendi permanen.

Kelainan menghasilkan antibodi Sistem kekebalan tubuh  yang menempel pada jaringan dalam tubuh Anda dan mempengaruhi sendi, sel
Lupus Eritematosus Sistemik (Lupus)
darah, paru-paru, ginjal, dan saraf.

Sistem kekebalan tubuh mulai menghancurkan lapisan usus yang dapat menyebabkan diare, gerakan mangkuk mendesak, pendarahan
Penyakit usus inflamasi
anus, demam, sakit perut, dan penurunan berat badan. Penyakit Crohn dan kolitis ulseratif juga merupakan bentuk penyakit radang usus.

Dalam gangguan ini, sistem kekebalan tubuh Anda menghancurkan sel-sel saraf, kebutaan menyebabkan, nyeri, koordinasi yang buruk,
sklerosis ganda
kelemahan dan kejang otot.

Jenis 1 Diabetes Melitus Serangan sistem kekebalan tubuh Anda dan menghancurkan sel-sel penghasil insulin di pankreas dan menyebabkan diabetes mellitus.

Pada penyakit Sistem kekebalan tubuh  ini, sistem kekebalan tubuh menghancurkan saraf Anda yang mengendalikan otot-otot di kaki. Hal
Guillain-Barre Sindrom
ini juga dapat mempengaruhi saraf di lengan dan tubuh bagian atas.

Anda menderita psoriasis ketika sel-sel darah sistem kekebalan tubuh (T-Sel) mulai terakumulasi di kulit. Hal ini sering menghasilkan
psoriasis
perak, bersisik plak pada kulit Anda.

Pada penyakit ini, sistem kekebalan tubuh mempengaruhi kelenjar tiroid Anda dan meningkatkan tingkat hormon tiroid dalam darah
Penyakit Graves ‘
Anda. Gejala meliputi penurunan berat badan, mata melotot, denyut jantung cepat, gugup, dan rambut rapuh.

Serangan sistem kekebalan tubuh dan menghancurkan sel-sel yang memproduksi hormon tiroid, yang menyebabkan gejala seperti
Hashimoto Tiroiditis
sembelit, kelelahan, depresi, kenaikan berat badan, kulit kering, dll

miastenia Gravis Sistem kekebalan tubuh menghasilkan antibodi yang menempel saraf dan membatasi kemampuan mereka merangsang otot.

vaskulitis Pembuluh darah Anda biasanya target dari sistem kekebalan tubuh dalam gangguan Sistem kekebalan tubuh  ini.
Radang sendi atau disebut
juga sebagai arthritis
merupakan suatu penyakit
yang menyebabkan
terjadinya inflamasi di
dalam satu atau beberapa
sendi. Gejala yang
dirasakan penderita
biasanya berupa rasa sakit,
bengkak, kemerahan, atau
sensasi hangat pada sendi
yang meradang.
Lupus adalah penyakit
inflamasi kronis yang
disebabkan oleh sistem
kekebalan tubuh yang keliru
sehingga mulai menyerang
jaringan dan organ tubuh
sendiri. Inflamasi akibat
lupus dapat menyerang
berbagai bagian tubuh,
misalnya: Kulit. Sendi.
Penyakit inflamasi usus atau
Inflammatory Bowel Disease (IBD)
adalah istilah umum untuk setiap
penyakit yang ditandai dengan
peradangan usus. Contohnya termasuk
penyakit radang usus besar dan Crohn.
Gejala termasuk sakit perut, diare,
demam, kehilangan nafsu makan dan
penurunan berat badan.
Sklerosis multipel atau sklerosis ganda merupakan suatu kelainan peradangan
yang terjadi pada otak dan sumsum tulang belakang yang disebabkan oleh banyak
faktor,[1] terutama focal lymphocytic infiltration (sel T secara terus-menerus
bermigrasi menuju lokasi dan melakukan penyerangan seperti yang layak terjadi
pada setiap infeksi) dan berakibat pada kerusakan mielin dan akson.[2]
Tanggapan Sistem Kekebalan Di
Kelompokkan Dalam 2 Jenis Reaksi
Yaitu :
• Tanggapan yang diperantarai sel (imunitas seluler)
Dilakukan oleh sel T dan menanggapi sel yang bukan sel itu sendiri, termasuk sel
yang di serang patogen. Sistem imunitas sel berperan terhadap infeksi bakteri,
virus, jamur, daya tahan terhadap kanker, timbulnya alergi, dan kegagalan
transplantasi organ tubuh. Ketika sebuah sel yang bukan selnya sendiri mengikat
sebuah sel T, sel T mengalami seleksi klon dan terjadi rangkaian peristiwa sebagai
berikut:
a. Sel T memproduksi sel T sitotoksik
b. Sel T memproduksi sel T penolong
c. Sel T penolong terikat pada makrofag
d. Sel T penolong memproduksi interleukin
• Tanggapan humoral atau pertahan yang diperantarai antibodi
Dilakukan oleh sel B. Meliputi sebagain besar sel dan menanggapi
antigen atau patogen yang sedang beredar di limfe atau darah.
Tanggapan humoral meliputi serangkaian peristiwa sebagai berikut:
1. Sel B memproduksi sel plasma
2. Sel B memproduksi sel memori
3. Makrofag dan sel T penolong merangsang produksi sel B
Peranan utama sistem imunitas humoral adalah membentuk
kekebalan terhadap infeksi bakteri dan virus atau sebagai respons
terhadap antigen asing.
SISTEM KEKEBALAN (IMUNITAS)
Sistem kekebalan (imunitas) dibedakan menjadi 2, yaitu :
1. Kekebalan alami
a. Kekebalan alami pasif
Merupakan pemindahan antibodi dari ibu kepada anaknya.
b. Kekebalan alami aktif
Merupakan pembentukan antibodi karena masuknya kuman penyakit.
2. Kekebalan buatan
a. Kekebalan buatan pasif
Dilakukan dengan pemberian serum, antibodi, atau antitoksin.
b. Kekebalan buatan aktif
Dilakukan dengan vaksinasi yaitu pemberian vaksin atau toksoid.
Ketik disini njing
IMUNISASIMUNISASI
Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit
dengan memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap
penyakit yang sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang. Imunisasi
berasal dari kata imun yang berarti kebal atau resisten. Imunisasi terhadap
suatu penyakit hanya akan memberikan kekebalan atau resistensi pada
penyakit itu saja, sehingga untuk terhindar dari penyakit lain diperlukan
imunisasi lainnya.
Tujuan Imunitas

Tujuan dari diberikannya suatu imunitas dari


imunisasi adalah untuk mengurangi angka
penderita suatu penyakit yang sangat
membahayakan kesehatan bahkan bisa
menyebabkan kematian pada penderitanya.
Beberapa penyakit yang dapat dihindari dengan
imunisasi yaitu seperti hepatitis B, campak, polio,
difteri, tetanus, batuk rejan, gondongan, cacar air,
tbc, dan lain sebagainya
Macam-macam imunitas

Macam-macam / jenis-jenis imunisasi ada dua macam,


yaitu imunisasi pasif yang merupakan kekebalan
bawaan dari ibu terhadap penyakit dan imunisasi aktif
di mana kekebalannya harus didapat dari pemberian
bibit penyakit lemah yang mudah dikalahkan oleh
kekebalan tubuh biasa guna membentuk antibodi
terhadap penyakit yang sama baik yang lemah maupun
yang kuat.
Teknik/cara pemerian imunisasi

Teknik atau cara pemberian imunisasi umumnya


dilakukan dengan melemahkan virus atau bakteri
penyebab penyakit lalu diberikan kepada seseorang
dengan cara suntik atau minum / telan. Setelah bibit
penyakit masuk ke dalam tubuh kita maka tubuh akan
terangsang untuk melawan penyakit tersebut dengan
membantuk antibodi. Antibodi itu uumnya bisa terus
ada di dalam tubuh orang yang telah diimunisasi untuk
melawan penyakit yang mencoba menyerang.
Penyakit Autoimunitas
Gangguan dan Kelainan Sistem Kekebalan Tubuh
Penyakit autoimunitas merupakan penyakit yang menyebabkan
gagalnya antibodi membedakan antigen asing dengan antigen
dari dalam tubuh sendiri.
Akibatnya, bisa menyebabkan terjadinya perusakan zat-zat yang
dianggap sebagai antigen yang berada dalam tubuhnya sendiri.
Penyakit autoimunitas terjadi karena sistem kekebalan kehilangan
toleransinya terhadap diri sendiri dan melancarkan perlawanan
terhadap molekul-molekul tertentu di dalam tubuh.
• AIDS: HIV / AIDS adalah masalah kegagalan sistem kekebalan
tubuh yang serius, yang merupakan penyebab terbanyak
kematian di seluruh dunia. AIDS akan terjadi pada tahap akhir
dari perkembangan HIV, dan menyebabkan sistem kekebalan
tubuh gagal total – dan setelah itu kesehatan penderita akan
memburuk perlahan-lahan. AIDS dianggap sebagai penyakit
menular seksual yang paling mengancam jiwa, yang dapat
ditularkan melalui kontak fisik(seksual), transfusi darah,
berbagi jarum suntik, dan sejenisnya. Kemungkinan bertahan
hidup pada pasien AIDS bisa ditingkatkan, setelah didiagnosis
dan menjalani perawatan. Penyakit Sistem kekebalan tubuh
AIDS akan membuat penderita rentan pilek dan flu, dan yang
serius seperti pneumonia dan kanker.
Alergi: Alergi bisa didefinisikan sebagai respon sistem
kekebalan yang berlebih terhadap zat yang umumnya
tidak berbahaya. Ada banyak alergen, seperti serbuk
sari, spora jamur, getah karet, dan makanan tertentu
seperti kacang atau obat-obatan seperti penisilin.
Dalam banyak kasus, ada lebih dari satu alergen yang
merangsang reaksi alergi. Sementara itu gejala alergi
sering merupakan masalah ringan, dan bantuan medis
sangat disarankan untuk mendiagnosis dasar
penyebabnya.
Anafilaksis: Anafilaksis adalah bentuk alergi yang serius
dan ekstrim. Dalam kondisi ini, alergen seperti
makanan, obat-obatan, atau gigitan serangga, bertindak
bisa memicu dan menyebabkan serangkaian gejala fisik
yang tidak menyenangkan seseorang. Ruam gatal,
tenggorokan bengkak, dan penurunan tekanan darah,
adalah beberapa gejala umum anafilaksis. Anafilaksis
dapat menyebabkan situasi darurat, jika tidak
didiagnosis dan diobati pada waktunya.
Asma: Asma adalah gangguan paru-paru kronis, yang
disebabkan karena peradangan pada saluran udara.
Alergen, iritasi atau bahkan stimulan seperti aktivitas
fisik dapat memicu peradangan dan menyebabkan
berbagai ketidaknyamanan dalam diri seseorang.
Gejala-gejala asma meliputi mengi, batuk, sesak napas,
sesak dada, dll
Penyakit autoimun: Penyakit autoimun adalah
kelompok gangguan sistem kekebalan tubuh, dimana
sel-sel sistem kekebalan tubuh salah menafsirkan sinyal,
dan mulai menyerang sel-sel tubuh itu sendiri. Penyakit
autoimun menyebabkan bahaya bagi kesehatan yang
serius. Penyakit autoimun bisa dianggap sebagai
kategori yang sama sekali berbeda dengan gangguan
kekebalan tubuh.
Chediak-Higashi Syndrome: Sindrom Chediak-Higashi adalah
autosomal resesif gangguan langka yang disebabkan oleh mutasi
pada Lyst (lisosomal Trafficking Regulator) gen. Sindrom ini
mempengaruhi semua organ utama tubuh, dan menghentikan
fungsinya. Hal ini merusak sel-sel sistem kekebalan tubuh dan
membuatnya tidak efektif lagi terhadap mikro-organisme dan
bakteri lainnya. Mereka yang menderita penyakit ini ditandai
melalui infeksi yang terjadi secara berulang. Transplantasi
sumsum tulang merupakan pilihan pengobatan yang paling
efektif dan sukses untuk pasien sindrom Chediak-Higashi. Vitamin
jugab bisa diresepkan untuk membantu meningkatkan sistem
kekebalan tubuh, namun jika kondisi pasien tidak terlalu parah.
Common Immunodeficiency Variable: adalah ketika tingkat
atau jumlah antibodi rendah dalam tubuh. Gangguan ini
kebanyakan ditemukan pada orang dewasa. Hal ini isa
terjadi setelah kelahiran, namun gejalanya tak akan terlihat
sampai seseorang memasuki usia dua puluhan. Gejala
termasuk infeksi bakteri dari telinga, sinus, bronkus, dan
paru-paru. Bengkak nyeri sendi pada lutut, pergelangan
kaki, siku atau pergelangan tangan adalah gejala umum
dari kondisi ini. Beberapa pasien mungkin melaporkan
mengalami pembesaran kelenjar getah bening atau limpa.
Hay Fever: atau demam Hay sangat mirip dengan alergi,
dan disebabkan oleh partikulat udara seperti serbuk
sari, spora jamur, atau bahkan bulu binatang. Hal ini
juga disebut dengan alergi rhinitis dan kini telah
mempengaruhi jutaan orang. Gejala kondisi demam hay
meliputi, hidung meler, mata berair, bersin-bersin dll,
yang sangat mirip dengan flu.

Anda mungkin juga menyukai