Anda di halaman 1dari 30

KIMIA

Medisin
al
Hubungan antara struktur Kelompok 4 :
dengan aktivitas obat- obat
analgetik narkotik

01 1604133 Siti Hajir

Dosen : Nessa, S.Farm, M.Biomed, Apt 02 1604089 Winda Astri Gazali

03 1704016 Nadilla Rahma Yusti


SEKOLAH TINGGI FARMASI
INDONESIA
YAYASAN PERINTIS 04 1704060 Khelvia Kasisuci Rilyant
PADANG
2020
05 1704110 Widiyah Chandra
Pengertian
Analgetika adalah senyawa yang dapat menekan fungsi sistem
saraf pusat secara selektif, digunakan untuk mengurangi rasa sakit
tanpa mempengaruhi kesadaran.
Analgetika bekerja dengan meningkatkan nilai ambang persepsi
rasa sakit.
Analgetika narkotik adalah senyawa yang dapat menekan fungsi
sistem saraf pusat secara selektif, digunakan untuk mengurangi
rasa sakit, yang moderat ataupun berat seperti rasa sakit yang
disebabkan oleh penyaki kanker, serangan jantung akut, sesudah
operasi dan kolik usus atau ginjal.
1 Click here to add to the title
1 Turunan Morfin

CONTENTS 2
2
Click here
Turunan toPiperidin
Fenil add to(miperidin)
the title
Penggolongan berdasarkan
struktur Kimia Analgetik
CONTENTS 3 Click here to add to the title
3 Turunan difenilpropilamin
4 Click here to add to the title
4 Turunan Lain
1. Turunan Morfin

Morfin didapat dari opium, getah kering tanaman Papaver somniferum Opium
mengandung ± 25 alkaloida,diantaranya :
morfin, noskapin, papaverin, tebain,9 narcein
Euforia sehingga disalahgunakan (drug abuse)
Efek kecanduan terjadi dgn cepat
Enter title
Click here to add the specific content of the
text,and briefly explain your point of view

Enter title
Click here to add the specific content of the
text,and briefly explain your point of view

Enter title
Click here to add the specific content of the
text,and briefly explain your point of view
Hubungan struktur dan aktivitas turunan morfin:

1. Eterifikasi dan esterifikasi gugus OH fenol akan menurunkan aktivitas


analgesik, menaikkan aktivitas antibatuk dan meningkatkan efek 12 kejang.

2. Eterifikasi, esterifikasi, oksidasi atau pergantian gugus hidroksil alkohol


dengan halogen atau hidrogen dapat meningkatkan aktivitas analgesik,
meningkatkan efek stimulan, tetapi juga meningkatkan toksisitas

3. Perubahan gugus hidroksil alkohol dari posisi 6 ke posisi 8 menurunkan


aktivitas analgesik secara drastis.
Hubungan struktur dan aktivitas turunan morfin:
4. Pengubahan konfigurasi hidroksil pada C6 dapat meningkatkan aktivitas
analgesik.

5. Hidrogenasi ikatan rangkap C7-C8 dapat menghasilkan efek yang sama atau
lebih tinggi dibanding morfin.

6. Substansi pada cincin aromatik akan mengurangi aktivitas


analgesik.

7. Pemecahan jembatan eter antara C4 dan C5 menurunkan aktivitas.

8. Pembukaan cincin piperidin menyebabkan penurunan aktivitas.

9. Demetilasi pada C17 dan perpanjangan rantai alifatik yang terikat pada atom N
dapat menurunkan aktivitas. Adanya gugus alil pada atom N menyebabkan senyawa
bersifat antagonis kompetitif.
Morfin:
• Hasil isolasi dari opium, mengandung morfin 5-20%
• Sediaan sebagai garam HCl atau sulfat
• Guna penghilang rasa sakit hebat : serangan jantung & penyakit kanker
• Kecanduan cepat terjadi
• Diikat protein plasma 20-35%
• Waktu paro eliminasi 2,4 – 3,4 jam
• Dosis oral : 20-25 mg, setiap 4 jam
• i.m atau s.c : 10 mg/70 kg bb
Kodein :
• Hasil metilasi ggs OH fenol morfin
• Efek analgetik < morfin, tetapi anti batuk kuat
• Kecanduannya < morfin
• Tidak menimbulkan depresi pernafasan
• Sediaan : garam HCl, fosfat, sulfat
• Absorpsi pd saluran cerna cukup baik
• Terikat protein plasma 7-25%
• Kadar plasma tertinggi dicapai 0,5-1,5 jam setelah pemberian oral, dengan waktu paro plasma 2-
4jam
• Dosis oral : analgesik 30mg 4dd, antibatuk 5-10mg 4 dd
Dionin (etil morfin)
• Hasil etilasi gugus OH fenol pada morfin
• Efek analgesik < kodein
• Mempunyai efek antibatuk kuat seperti kodein
• Mempunyai efek kemosis, yang merangsang peredaran vaskular dan limpatik mata untuk
mengeluarkan kotoran pad ainfeksi mata
• Dalam sediaan sebagai garam HCl
• Dosis oral : analgesik 30mg 4dd, antibatuk : 5-
10mg 4dd
Heroin (Diasetilmorfin)
• Hasil asetilasi kedua gugus OH morfin
• Efek analgesik & euphria > morfin
• Kecanduan heroin lebih cepat di banding morfin
• Efek samping >> morfin
• Sering disalahgunakan, sehingga digolongkan
sebagai obat terlarang
2. Meperidin

Meski struktur tidak berhubungan dengan struktur morfin tetapi masih


menunjukkan kemiripan karena mempunyai pusat atom C kuarterner, rantai
etilen, gugus N tersier dan cincin aromatik sehingga dapat berinteraksi dengan
reseptor analgesik
Enter title
Click here to add the specific content of the
text,and briefly explain your point of view

Enter title
Click here to add the specific content of the
text,and briefly explain your point of view

Enter title
Click here to add the specific content of the
text,and briefly explain your point of view
Enter title
Click here to add the specific content of the
text,and briefly explain your point of view

Enter title
Click here to add the specific content of the
text,and briefly explain your point of view

Enter title
Click here to add the specific content of the
text,and briefly explain your point of view
Meperidin (Pethidin = Dolantin)
• Efek analgesik antara morfin dan kodein
• Digunakan mengurangi sakit pd obstetri
• Untuk pramedikasi pd anestesi
• Digunakan sbg pengganti morfin utk pengobatan penderi kecanduan turunan morfin krn memp efek
analgesik seperti morfin tetapi kecenderungan kecanduan lebih rendah
• Penyerapan dalam saluran cerna cukup baik
• 40-50% diikat oleh protein plasma
• Kadar plasma tertinggi dicapai dlm 1-2 jam
• Waktu paro plasma 5 jam
• Dosis oral, i.m dan s.c.: 50-100mg, dpt diulang setiap 3 -4 jam
Difenoksilat (Lomotil)
• Struktur berhubungan erat dengan meperidin, tetapi efek analgesik sangat rendah karena ada gugus
yang besar pada atom N
• Dapat menghambat pergerakan saluran cerna sehingga digunakan sebagai konstipan pada diare
• Dosis normal tidak menimbulkan kecanduan
• Penyerapan obat pada saluran cerna cukup baik
• Kadar plasma tertinggi 2 jam stlh pemberian
• Waktu paro plasma 2,5 jam
Loperamid (Imodium)
• Struktur berhubungan erat degan difenoksilat, tetapi efeknya lebih khas,
lebih kuat, lebih lama
• Mempunyai efek langsung terhadap otot longitudinal & sirkulasi usus
• Sebagai konstipan pada diare akut & kronis
• Kadar plasma tinggi dalam 4 jam setelah pemberian oral
• Waktu paro 40 jam
• Dosis awal oral : 4mg, diikuti dgn dosis pemeliharaan 2mg, sampai diare
berhenti
3. Metadon

Bersifat optis aktif, biasa dlm garam HCl meski tidak mempunyai cincin
piperidin, seperti pada morfin atau meperidin, tetapi
Turunan metadon dapat membentuk cincin bila dalam larutan atau cairan
tubuh, disebabkan ada daya tarik menarik dipol-dipol antara basa N dgn ggs
karboksil
Enter title
Click here to add the specific content of the
text,and briefly explain your point of view

Enter title
Click here to add the specific content of the
text,and briefly explain your point of view

Enter title
Click here to add the specific content of the
text,and briefly explain your point of view
Enter title
Click here to add the specific content of the
text,and briefly explain your point of view

Enter title
Click here to add the specific content of the
text,and briefly explain your point of view

Enter title
Click here to add the specific content of the
text,and briefly explain your point of view
Enter title
Click here to add the specific content of the
text,and briefly explain your point of view

Enter title
Click here to add the specific content of the
text,and briefly explain your point of view

Enter title
Click here to add the specific content of the
text,and briefly explain your point of view
Metadon
• Efek analgesik 2x morfin, 10x meperidin, sebagai garam HCl
• Sebagai obat p.ganti morfin utk p.obatan p.derita kecanduan der. morfin,karena efek analgesik seperti morfin, efek
kecanduan < morfin
•Pengunaan metadon dikontrol dengan ketat, krn toksisitasnya 3-10 x > morfin
• Diserap sauranl cerna cukup baik,90% diikat protein plasma
• Kadar tinggi dicapai 4jam, Waktu paro 15 jam
• Dosis analgesik i.m.: 2,5-10mg; untuk menekan sindrom obstinence :15-40mg & sec bertahap dikurangi
• LEVANON : isomer levo metadon, tidak menimbulkan euforia dianjurkan sebagai obat pengganti morfin untuk
pengobatan kecanduan
Propoksifen
• Garam HCl atau napsilat, aktif analgesik bentuk isomer (+)
• Isomer (-) & b-diastereoisomer aktivitas analgesik rendah
• (-) propoksifen mempunyai efek anti batuk cukup besar
• Efek analgesik (+) propoksifen = kodein dengan efek samping lebih rendah
• (+) propoksifen menekan gejala withdrawal morfin & sebagai analgesik nyeri gigi
• (+) propoksifen tidak mempunyai efek antidiare, antibatuk & antipiretik
• Diserap saluran cerna cukup baik, 70-80% terikat protein plasma
• Kadar plasma tinggi dicapai 2 jam, waktu paro plasma 15jam
• Dosis : 100mg, setiap 4 jam
4. Turunan Lain

1. Tramadol (trmal, siminac) analgesik kuat dengan aktifitas 0,1-0,2 kali morfin. Meskipun
efeknya melalui reseptor opiat, tetapi efek depresi dan kemungkinan resiko kecanduan relatif kecil.
Senyawa diaborbsi dalam saluran cerna lebih kurang 90%, dengan masa kerja 4-6 jam.

2. Butarfanol fenat (stdol NS), turunan morfinal dengan efek analgesik kuat. Digunakan dalam
bentuk semprot (spray) untuk mengatasi rasa nyeri yang sedang dan hebat.
Mekanisme kerja analgetik narkotik
Efek analgetik dihasilkan oleh adanya pengikatan obat
dengan sisi reseptor khas pada sel dalam otak dan spinal cord.
Rangsangan reseptor juga menimbulkan efek euforia dan
mengantuk.
Menurut Becket dan Casy, reseptor turunan morfin
mempunyai tiga sisi yang sangat penting untuk timbulnya
aktifitas analgetik, yaitu:
a.  Struktur bidang datar yang mengikat cincin aromatik obat
melalui ikatan Vanderwalls
b.  Tempat anionik, yang mampu berinterak si dengan pusat
muatan positif obat.
c.  Lubang dan orientasi yang sesuai untuk menampung
bagian – CH2-CH2- dari proyeksi cincin piperidin, yang
terletak depan bidang yang mengandung cincin aromatik
dan pusat dasar.
Enter title
Click here to add the specific content of the
text,and briefly explain your point of view

Enter title
Click here to add the specific content of the
text,and briefly explain your point of view

Enter title
Click here to add the specific content of the
text,and briefly explain your point of view
Secara umum analgesik narkotik adalah Terikatnya opioid pada reseptor menghasilkan
pengurangan masuknya ion Ca2+ ke dalam sel, selain itu mengakibatkan pula hiperpolarisasi
dengan meningkatkan masuknya ion K+ ke dalam sel.
Hasil dari berkurangnya kadar ion kalsium dalam sel adalah terjadinya pengurangan
terlepasnya dopamin, serotonin, dan peptida penghantar nyeri dan mengakibatkan transmisi
rangsang nyeri terhambat.
Endorfin bekerja dengan jalan menduduki reseptor – reseptor nyeri di susunan saraf pusat,
hingga perasaan nyeri dapat diblokir. analgesic opioida berdasarkan kemampuannya untuk
menduduki sisa-sisa reseptor nyeri yang belum di tempati endokfin.
Efek samping yang mungkin terjadi
dilihat dari struktur

A. Turunan Morfin

 Fenolik OH
Metilasi gugus fenolik OH dari morfin
akan mengakibatkan penurunan aktivitas
analgesik secara drastis.

Jembatan Eter
Pemecahan jembatan eter antara C4 dan C5 akan munurunkan aktivitas analgesik.

Steroekimia
Perubahan stereokimia di bahkan satu pusat kiral dapat mengakibatkan perubahan bentuk yang drastis,
sehingga mustahil bagi molekul untuk berikatan dengan reseptor analgesik.

Cincin Aromatik
Substitusi pada cincin aromatik juga akan mengurangi aktivitas analgesik
 Penghilangan Cincin E
Penghilangan cincin E akan mengakibatkan kehilangan seluruh aktivitas, hal ini menunjukkan pentingnya
nitrogen untuk aktivitas analgesik

Gugus N-Metil
Atom nitrogen dari morfin akan terionisasi ketika berikatan dengan reseptor.Penggantian gugus N-metil
dengan proton mengurangi aktivitas analgesik tetapi tidak menghilangkannnya.

Pembukaan cincin piperidin menyebabkan penurunan aktivitas.

Penghilangan cincin B,C,D dan E akan menghasilkan senyawa analgesik yaitu methadone.
B. Turunan Meperidin
Struktur Meperidin tidak memiliki hubungan dengan struktur morfin, akan
tetapi masih terdapat kemiripan, karena meperidin memiliki pusat atom C
kuartener, rantai etilen, gugus N-tersier serta cincin aromatik sehingga
dapat berinteraksi dengan reseptor analgetik.

C. Turunan Metadon
Turunan metadon bersifat optis aktif dan biasanya digunakan dalam bentuk
garam HCl. Turunan metadon tidak memiliki cincin piperidin, akan tetapi
dapat membentuk cincin apabila berada dalam larutan ataupun cairan
tubuh. Hal tersebut terjadi karena adanya daya tarik –menarik dipol-dipol
antara basa N dengan gugus karboksil.

Efek samping :
euforia, ketergantungan fisik dan mental, konstipasi, kontraksi pupil, nausea
dan toleransi.

Penghentian pemberian obat secara tiba-tiba menyebabkan sindrom


abstinence atau gejala withdrawal.

Kelebihan dosis dpt menyebabkan kematian karena terjadi depresi pernafasan.


Literatur

Foye, W. O., T. L. Lemke, and D. A. Williams.


1995. Principles of Medicinal Chemistry: Fourth
Edition. Philadelphia: Lippincott Williams &
Wilkins.

Patrick, Graham. 1995. An Introductin To


Medicinal Chemistry. New York: Oxford
University Press.

Siswandono dan B. Soekardjo. 2008. Kimia


Medisinal. Surabaya: Airlangga University
Press.

Wang, Xing-hai., Yun Tang , Qiong Xie, Zhui-


bai Qiu. 2005. QSAR Study of 4-
Phenylpiperidine Derivatives As μ Opioid
Agonists By Neural Network Method. European
Journal of Medicinal Chemistry 41 (2006) 226–
232
THANKS

Anda mungkin juga menyukai