SULFONAMID
PENGGOLONGAN ANTIBIOTIKA
SEFALOSPORIN
POLIPEPTIDA
TETRASIKLIN
MAKROLIDA
PENISILIN
AMINOGLIKOSIDA
DAN
TRIMETOPRIN
1. PENISILIN
Penisilin dan turunannya bersifat bakterisidik dan aktif
terhadap jenis bakteri aerob dan anaerob.
Merupakan obat pilihan untuk infeksi oleh bakteri gram positif seperti
Streptococcus, Pneumococcus, Meningococcus, dan bakteri bentuk gram
positif 45 seperti Clostridium dan juga Spirocheta.
Penisilin diekskresikan terutama melalui ginjal dan ekskresi ini dapat
diperlambat dengan penambahan bahan tertentu sehingga dapat diperoleh
“long acting penisilin”.
GENERASI KEDUA
GENERASI KETIGA
GENERASI KEEMPAT
Mekanisme Kerja
• Luas dan meliputi bnyak kuman gram positif dan gram negatif,
termasuk E. coli, Klebsiella, dan Proteus.
• Berkhasiat bakterisid dalam fase pertumbuhan kuman,
berdasarkan penghambatan sintesis peptidoglikan yang
diperlukan oleh kuman untuk ketangguhan dindingnya.
Kepekaannya terhadap beta-laktamase lebih rendah daripada
penisilin.
KONTRAINDIKASI
Hipersensitifitas dan sekitar 10% dari pasien
sensitif terhadap penisilin juga akan alergi
terhadap sefalosporin.
EFEK SAMPING
• Pada umumnya, sama dengan kelompok penisilin,
tetapi lebih jarang dan lebih ringan.
• Obat oral dapat menimbulkan terutama gangguan
lambung-usus (diare, nausea, dan sebagainya),
jarang sekali juga reaksi alergi (rash, urtikaria).
• Alergi silang dengan derivat penisilin dapat
terjadi.
3. AMINOGLIKOSIDA
• Senyawa golongan aminoglikosida bersifat bakterisidik, tetapi tidak aktif terhadap
bakteri anaerob.
• Efektif untuk infeksi bakteri batang gram negatif, baik famili Enterobacteriaceae
maupun Pseudomonas aureginosa.
• Aminoglikosida dapat mengganggu fungsi ginjal (nephrotoxic) dan syaraf
pendengaran (ototoxic).
• Resistensi bakteri terhadap aminoglikosida terjadi melalui beberapa mekanisme,
yaitu: defisiensi ribosomal reseptoryang disebabkan oleh mutasi kromosomal,
produksi enzim yang merusak obat yang bergantung plasmid, serta hilangnya
permeabilitas tranpor aktif molekul obat 48 kedalam sel.
• Bakteri anaerob resisten terhadap senyawa aminoglikosida oleh karena transpor
melalui membran sel memerlukan energi yang bergantung oksigen.
MEKANISME KERJA
• Luas dan meliputi terutama banyak bacili gram negatif, a.l, E. coli, H.
influenzae, Klebsiella, Proteus, Enterobacter, Salmonella, dan Shigella.
• Obat iini juga aktif terhadap gonococci dan sejumlah kuman gram
Streptomicyn (antara lain S. aureus/epidermis). Streptomicyn, kanamisin,
dan amikasin aktif terhadap kuman tahan asam Mycobacterium (TBC dan
lepra).
• Amikasin dan tobramisin berkhasiat kuat terhadap Pseudomonas,
sedangkan gentamisin lebih lemah. Tidak aktif terhadap kuman anaerob.
• Amikasin memiliki spektrum kerja paling luas, sedangkan aktivitas kerja
gentamisin dan tobramisin sangat mirip.
KONTRAINDIKASI
• Antibiotik golongan aminoglikosida sebaiknya tidak
diberikan pada pasien miastenia gravis karena dapat
memperburuk kondisi pasien tersebut.
• Pemberian antibiotik aminoglikosida pada pasien
penderita penyakit mitokondria dapat mengakibatkan
terjadinya gangguan terjemahan mtDNA.
• Jangan memberikan antibiotik golongan ini pada
penderita gangguan pendengaran, gangguan organ
jantung dan ginjal.
EFEK SAMPING
• Efek samping antibiotik aminoglikosida yang diberikan secara parenteral
adalah toksisitas atau nefrotoksisitas terutama jika dosis dan hidrasi yang
sesuai tidak diperhatikan.
• Pemakaian antibiotik aminoglikosida dapat menyebabkan efek samping
berupa gangguan pendengaran , atau kehilangan keseimbangan, atau
keduanya pada individu yang rentan secara genetik.
• Antibiotik ini juga nefrotoksik , dapat merusak atau menghancurkan
jaringan ginjal.
4. MAKROLIDA
• Kelompok makrolida terdiri dari eritromisin, dengan derivatnya klaritromisin, roksitromisin,
azitromisin, dan diritromisin.
• Eritomisin memiliki spektrum antibiotik yang hampir sama dengan penisilin, sehingga obat ini
digunakan sebagai alternatif penisilin.
• Eritromisin juga aktif terhadap kuman anerob di usus.
• Beberapa kuman yang resisten terhadap penisilin sensitif terhadap eritromisinin, namun
sekarang sebagian diantaranya juga sudah resisten terhadap eritromisinin,
• Eritromisinin juga aktif terhadap klamidia dan mikoplasma, tapi kurang atau tidak aktif terhadap
H. influenzae.
• Spiramisin dianggap termasuk kelompok ini, karena rumus bangunnya yang serupa, yaitu cincin
lakton besar (makro) pada mana terikat dengan gula.
• Linkomisin dan klindamisin secara kimiawi berbeda dengan eritromisin namun memiliki
kemiripan mengenai aktivitas, mekanisme kerja, dan pola resistensinya, bahkan terdapat
resistensi silang dan antagonisme dengannya.
MEKANISME KERJA
Colistin
(Infeksi usus)
Polymyxin-B
(Infeksi mata, infeksi telinga, infeksi kulit)
MEKANISME KERJA
EFEK SAMPING
• Kesemutan.
• Vertigo
• Kesulitan berbicara.
• Melemahnya otot.
• Sesak napas.
• Kerusakan saraf dan ginjal
6. SULFONAMID DAN TRIMETROPIN
• Pengunaan sulfonamid semakin berkurang dengan semakin
banyaknya kuman yang resisten, dan semakin banyaknya antibiotik
yang efektif dan kurang toksik.
• Sulfonamid dan trimetropin digunakan dalam bentuk kombinasi
(kotrimoksazol) karena sifat sinergistiknya.
• Trimetropin dapat digunakan tersendiri untuk infeksi saluran kemih,
prostat dan saluran nafas, sigelosis dan infeksi salmonella yang
invasif.
• Sulfonamid kerja panjang.
MEKANISME KERJA
• Berdasarkan pencegahan sintesis (dihidro)folat dalam
kuman dengan cara antagonisme saingan denga
PABA.
• Banyak jenis bakteri membutuhkan asam folat untuk
membangun asam-asam intinya DNA dan RNA. Asam
folat ini dibentuknya sendiri dari bahan-pangkal PABA
(para-aminobenzoid acid) yang terdapat dimana-
mana dalam tubuh manusia.
KONTRA INDIKASI
Tidak digunakan pada pasien penyakit ginjal,
insufiensi jantung, porfiria akut, defisiensi
bawaan dari glukosa-6-fosfat-dehidrigenase,
kerusakan parenkim hati, hipersensitifitas
terhadap sulfonamide, wanita hamil, dan bayi
baru lahir.
EFEK SAMPING
Kerusakan parah pada sel-sel darah, yang berupa
antara lain agranulositosis dan anemia hemolitis,
reaksi alergi , gangguan saluran cerna (mual, muntah,
diare dan sebagainya), serta bahaya kristaluria.
DOSIS
• Sulfonamide kerja singkat rata-rata digunakan
50-100 mg/kg bobot badan per hari secara
oral.
• Sulfonamide kerja sedang rata-rata digunakan
25-50 mg/kg bobot badan per hari secara oral.
• Sulfonamide kerja panjang rata-rata digunakan
10-20 mg/kg bobot badan per hari secara oral.
MACAM-MACAM
• Sulfacetamida (N-[(4-aminofenil)sulfonil]-
asetamida)
• Sulfadiazin
• Sulfadimetoksin (4-amino-N-(2,6-dimetoksi-4-
pirimidinil) benzenesulfonamida)
• Sulfadimidin (=sulfametazin: 4-amino-N-(4,6-
dimetil-2-pirimidinil)benzenesulfonamida)
• Sulfaguanidin (4-amino-N-
(aminoiminometil)benzenesulfonamide)
• Sulfametizol (4-amino-N-(5-metil-1,3,4-tiadiazol-2-
il)benzenesulphonamide)
• Sulfametoksazol (4-amino-N-(5-metil-3-
isoxazolil)benzenesulfonamida)
• Sulfatiazol (4-amino-N-2-tiazolilbenzenesulfonamida)