• Penggolongan analgetik :
– analgetik narkotika (morfin,
meperidin, metadon, dsb.)
– analgetika non narkotik
(analgetik-antipiretik dan
NSAID)
• Analgetika narkotik dapat menekan fungsi SSP secara selektif.
• Mekanisme kerja analgesik dengan pengikatan obat dengan sisi
reseptor khas pada sel dalam otak dan spinal cord.
• Struktur yang memiliki peran penting dalam analgesik (dalam
morfin) :
– Struktur bidang datar yang mengikat cincin aromatik obat
melalui ikatan van der wall.
– Tempat anionik yang berinteraksi dengan pusat muatan
positif obat.
– Lubang yang sesuai untuk –CH2-CH2- dari proyeksi cincin
piperidin.
• (Beckett & Casy, 1965)
• 1.
•M
•O
•R
•F
•I
•N
H 3C
Hubungan Struktur Aktifitas Turunan Morfin :
N
8
• eterifikasi dan esterifikasi gugus hidroksil fenol
7
akan menurunkan aktivitas analgesik (3)
6 • eterifikasi, esterifikasi, oksidasi atau penggantian
1
5
O H gugus hidroksil alkohol dengan halogen atau
hidrogen dapat meningkatkan aktivitas analgesik
2 O
4 • perubahan gugus hidroksil alkohol dari posisi 6
3
ke posisi 8 menurunkan aktivitas analgesik.
OH • pengubahan konfigurasi hidroksil pada C6 dapat
meningkatkan aktivitas analgesik
Contoh obat : • hidrogenasi ikatan rangkap c7-C8 dapat
morfin, codein, menghasilkan efek yang sama atau lebih tinggi
etilmorfin, •substitusi pada cincin aromatik akan mengurangi
heterooksida, aktivitas analgesik
• pemecahan jembatan eter antara C4 dan C5
asetil morfin, menurunkan aktivitas
dihidromorfin, • pembukaan cincin piperidin menyebabkan
normorfin. penurunan aktivitas
•Perpanjangan eantai pada atom C17,
menurunkan aktivitas analgetik
•PUNYA STRUKTUR MIRIP MORFIN
2. -pusat atom C kuartener
-Rantai etilen
M -Gugus N-tersier
-Cincin aromatik
berinteraksi dengan reseptor
analgesik
E
P R1
E R3
R2
R
I N
D R4
A
D R1 R
2
C
O
N
4.
L
A
I
N
-
L
A
I
n
• Analgetik non narkotik digunakan Mekanisme kerja :
untuk mengurangi rasa sakit yang 1. analgesik dengan
ringan sampai moderat (analgetika menghambat secara
ringan), sebagai antipiretik dan langsung dan selektif enzim
anti radang. pada SSP yang mengkatalisis
prostaglandin yang
mencegah sensitisasi
reseptor rasa nyeri.
2. antipiretik dengan
meningkatkan eliminasi
panas.
3. antiradang dengan
menghambat biosintesis
prostaglandin dan
mekanisme lainnya..
Penggolongan Analgetik non Narkotik
– analgetik-antipiretik
• turunan anilin dan p-aminofenol (asetanilid, fanasetin)
• turunan 5-pirazolon (antipirin, metampiron, propifenazon)
CH3
H3C
N
N
R
O
Antiradang
TURUNAN ASAM SALISILAT
OR1 O Hubungan struktur aktivitas :
HKSA:
•Mengandung gugus ketoenol =
mudah terionisasi
O
•Subtitusi atom C4 dengan metil
aktv antiradang hilang tidak H
N
terbentuk enol
•Penggantian atom N dengan O,
N
R2
pemasukan metil dan halogen pada O
benzen atv TAP
•Penggantian cincin benzen dgn
siklopenten/siklopentan aktv hilang R1
•Peningkatan keasaman aktv
antiradang <<; efek urikosurik >>
Contoh :
Fenilbutazon, oksifenbutazon dll
COOH
R1 R2
3
2 (asam mefenamat, asam
NH
flufenamat, asam
1 4
meklofenamat, glafenin,
6 5 floktafenin)
R3
turunan asam N-arilantranilat
•HKSA:
•Pada indometasin gugus karboksil
penting u/ aktv antiradang R1
penggantian gugus lain aktv<< H3CO
•Penggantian C=O(X) dengan –CH2- R2
aktv << N
•Gugus parahalogen (R3), CF3, SCH3 X R3
aktv >>
•Penggantian gugus metil (R2) dengan
gugus aril aktv <<
•Hilangnya atom N-heterosiklik efek
samping pd SSP dan iritasi lambung
turun; tapi metabolitna tidak larut urin Contoh :
kristaluria TIDAK DIPAKAI LAGI Sulindak, fentiazak, asam
•Penggantian gugus R2 dengan F dan tiaprofenat, as. Metiazinat dll
metilsulfinil pada R3 kelarutan dalam
urin >> efek samping pd lambung <<
• Turunan Oksikam • Tur. Lain-lain