Anda di halaman 1dari 5

PUPUT NUR TRIANNY

P2.06.30.1.19.027

RESUME
Hubungan Struktur Aktivitas Terapi Susunan Saraf Pusat
Berdasarkan efek farmakologi, SSP digolongkan:
1. Anestetika Sistemik
2. Sedatif dan hipnotik
3. Relaksan pusat
4. Obat antipsikotik
5. Obat antikejang

1. Anestetika Sistemik
Senyawa yang dapat menekan aktivitas fungsional sistem saraf pusat, hilangnya kesadaran
dan menimbulkan efek analgesik dan relaksasi otot serta menurunkan aktivitas refleks.
Mekanisme kerja :
• Struktur kimia, sifat kimia fisika dan efek farmakologis golongan anestetika sistemik sangat
bervariasi.
• Hal ini menunjukkan bahwa anestetika sistemik menekan sistem saraf pusat secara tidak
selektif dan aktivitasnya lebih ditentukan oleh sifat kimia fisika dan bukan oleh interaksinya
dengan reseptor khas.
• Dengan kata lain anestetika sistemik termasuk golongan senyawa yang berstruktur khas.
Teori terjadinya efek sistemik dibagi menjadi teori fisik dan teori biokimia. Cara
pembagiannya secara inhalasi dan intravena.
2. Sedatif dan Hipnotik
Secara umum golongan sedative-hipnotik bekerja dengan mempengaruhi fungsi
pengaktifan retikula, rangsangan pusat tidur dan menghambat fungsi pusat arousal. Beberapa
obat sedative-hipnotik (turunan alcohol, aldehyde dan kabamat) adalah senyawa yang
berstruktur tidak khas dan kerjanya dipengaruhi oleh sifar kimia fisika.
Hubungan Struktur Dan Aktivitas : Hubungan parabolic antara perubahan struktur sedatif
hipnotika, sifat lipofil (log P) dan aktivitas penekan sistem saraf pusat. Efek penekan sistem
saraf pusat yang ideal dicapai bila senyawa mempunyai log P=2.
Sedatif dan Hipnotik berdasarkan struktur kimia
1) Turunan Barbiturat
Mekanisme kerja : Turunan barbiturate bekerja dengan menekan transmisi sinaptik pada
sistem pengaktifan retikula di otak dengan cara mengubah permeabilitas membrane sel
PUPUT NUR TRIANNY
P2.06.30.1.19.027

sehingga mengurangi rangsangan sel postsinaptik dan menyebabkan deaktivasi korteks


serebral.
Hubungan Struktur Aktivitas :
• Turunan barbiturate harus bersifat asam lemah dan mempunyai nilai koefisiensi partisi
lemak/air dengan batas tertentu
• Turunan 5,5-disubstitusi dan 1,5,5-trisubstitusi asam barbiturate serta 5,5-disubstitusi asam
tiobarbiturat keasamannya relative lemah karena membentuk tautomeri triokso yang sukar
terionisasi sehingga mudah menembus sawar darah-otak dan menimbulkan efek penekan
sistem saraf pusat.
• Sifat keasaman tersebut disebabkan karena terbentuknya tautomeri lactam laktim dan keto-
enol
2) Turunan benzodiazepin
Mekanisme kerja : Menekan transmisi sinaptik pada sistem pengaktifan retikula di otak
dengan cara mengubah permeabilitas membrane sel sehingga mengurangi rangsangan sel
postsinaptik dan terjadi deaktivasi korteks serebral. Turunan benzodiazepine mengikat reseptor
khas di otak dan meningkatkan transmisi sinaptik GABA-ergik (gama-aminobutyric acid)
dengan cara ama-aminobutyric meningkatkan pengaliran klorida pada membrane postsinaptik.
Turunan 1,4 benzodiazepin-4-oksida contoh obat Klordiazepoksid HCl. Turunan 1,4-
benzodiazepin-4on digunakan sebagai sedatif dan hipnotik. Sedatif: diazepam, oksazepam,
medazepam, klorzepatdipotassium dan lorazepam. Hipnotik: flurazepam, nitrazepam dan
flunitrazepam. Antikejang: klonazepam.
a. Modifikasi pada Cincin A
Pemasukan substituent penarik elektron, seperti Cl, Br, F, CF3 dan NO2, pada posisi 7
dapat meningkatkan aktivitas, sedang pemasukan gugus pendorong electron pada posisi
tersebut akan menurunkan aktivitas. Pemasukan substituen pada posisi 8 dan 9 juga
menurunkan aktivitas.
b. Modifikasi pada cincin B
• Pemasukan gugus metil pada posisi 1 akan meningkatkan aktivitas. Bila substituen lebih
besar dari metil terjadi penurunan aktivitas. Meskipun demikian, adanya substituen yang
besar pada senyawa tersebut, missal Flurazepam, pada in vivo akan dimetabolisme
(dealkilasi) menjadi metabolit aktif.
• Penggantian atom O gugus karbonil dengan dua gugus hydrogen menghasilkan senyawa
(medazepam) yang aktivitasnya lebih rendah dibanding diazepam.
PUPUT NUR TRIANNY
P2.06.30.1.19.027

• Penggantian satu atom hydrogen pada posisi 3 dengan gugus hidroksil akan menurunkan
aktivitas tetapi menurunkan efek samping karena adanya gugus hidroksi akan mempercepat
eliminasi senyawa. Penggantian satu atom hydrogen pada posisi 3 dengan gugus karboksil
meningkatkan masa kerja obat karena senyawa memerlukan waktu untuk diubah menjadi
metabolit aktif.
• Penggantian gugus fenil pada posisi 5 dengan gugus sikloalkil atau heteroeromatik lain
secara umum menurunkan aktivitas. Kecuali penggantian dengan dengan gugus piridil,
seperti pada bromazepam, menunjukkan aktivitas yang sama dengan diazepam.
• Penggabungan cincin pada posisi 1 dan 2 inti diazepin, seperti pada turunan
triazololbenzodiazepin, secara umum mempunyai aktivitas turunan secara yang lebih
disbanding turunan 1-metilbenzodiazepin Contoh turunan triazololbenzodiazepin: - Sebagai
sedative adalah alprazolam, oxazolam dan klobazam - Sebagai hipnotik adalah midazolam,
estazolam dan triazolam
c. Modifikasi pada cincin C
Substitusi atau disubstitusi gugus fluorin atau klorida pada posisi orto cincin C akan
meningkatkan aktivitas. Substitusi pada posisi meta dan para akan menurunkan aktivitas.
Contoh Obat: Diazepam, Oksazepam, Medazepam, Klorozepat Dipotasium, Lorazepam,
Bromozepam, Alprazolam, Oxazolam, Klobazam.
3) Turunan ureida asiklik
Contoh obat: karbromal (adalin), bromisovalum (bromural)
4) Turunan alkohol
Turunan alkohol yang digunakan sebagai hipnotik hanyalah etklorvinol (placidyl),
walaupun pada dosis yang besar senyawa ini menyebabkan ketergantungan fisik. Etklorvinol
mempunyai awal kerja cukup cepat dengan massa kerja 5 jam. Dosis sedatif 100-200 mg,
hipnotik 500 mg.
Hubungan Struktur Aktivitas:
• Aktivitas hiptonik akan meningkat dengan meningkatnya panjang rantai atom C sampai
jumlah atom C = 8 (n-oktanol)
• Adanya ikatan rangkap akan meningkatkan aktivitas dan toksisitas obat, dan gugus etilen
mempunyai aktivitas yang paling besar
• Aktivitas alkohol tersier lebih besar dibanding alkohol sekunder dan aktivitas alkohol
sekunder lebih besar dibandingkan alkohol primer
• Adanya percabangan akan memperbesar efek depresi
PUPUT NUR TRIANNY
P2.06.30.1.19.027

• Pemasukan hidroksil cenderung menurunkan aktivitas dan toksisitas


• Pernggantian atom hidrogen dengan halogen dapat meningkatkan aktivitas
5) Turunan piperidindion
Contohnya glutetimid, metiprilon, talidomid
6) Turunan aldehid
Contohnya paraldehid, kloralhidrat, kloral betain, petrikloral dan triklofos Na
3. Relaksan Pusat
Mekanisme kerja: Relaksan otot rangka bekerja secara sentral pada otak dan saraf tulang
belakang. Turunan propandiol, seperti rnefenesin, dan golongan lain-lain seperti klormezazon
dan klorzoksazon, bekerja dengan memblok atau memperlambat transmisi rangsangan saraf
sinaptik internunsial pada saraf tulang belakang, batang otak, thalamus dan bangsal ganglia.
Baklofen bekerja sebagai antagonis neurotransmitter pada reseptor GABA. Beberapa relaksan
otot bekerja pada perifer penghubung saraf otot dari otot rangka dan dinamakan kuraremimetik.
Contoh: Atrakurium besilat (Tractium), Pankuronium bromide (Pavulon), Suksametonium
klorida (Succinyl-Asta), Vekuronium bromide.
1) Turunan propandiol : antodin, mefenesin, analog meprobamat
2) Turunan benzodiazepin : klordiazepoksid HCl, klorazepat dipottasium, diazepam, nuran-anl
HCl, lorazepam, dan oksazepam
3) Golongan lain-lain : klormezanon, klorzoksazon (solaxin), baklofen (lioresal), eper-ison He
(myonal)
4. Obat antipsikotik
5. Obat antikejang
Obat antikejang termasuk obat berstruktur tidak khas, yang efek farmakologisnya
dipengaruhi oleh sifat kimia, fisika dan tidak oleh pembentukkan kompleks dengan reseptor
khas.
1) Turunan barbiturat
2) Turunan hidantoin
Turunan hidantoin sangat efektif terutama mengontrol serangan grandmal dan parsial
(psikomotor) kurang bermanfaat untuk serangan petit mal. Contoh obat fenitoin, mefenitoin,
etotoin.
3) Turunan okazolidindion
Pengobatan serangan petit mal dan tidak efektif terhadap serangan grand mal. Turunan ini
menimbulkan efek samping seperti iritasi lambung, mual, pusing dan gangguan penglihatan,
PUPUT NUR TRIANNY
P2.06.30.1.19.027

yang lebih seriu dapat menimbulkan anemia aplastik, depresi sumsum tulang belakang dan
kerusakan ginjal. Contoh obat trimetadion, parametadion
4) Turunan suksinimida, contoh obat fensuksimid, metsuksimid, etoksuksimid
5) Turunan benzodiazepin
6) Turunan asam valproat
7) Turunan dibenzazepin : karbamazepin, okakarbazepin, lamotrigin
8) Turunan lain-lain : GABA, gabapentin, gabakulin, topiramat.

Anda mungkin juga menyukai