Pembimbing: dr. Ade Ariadi, Sp. An PENGERTIAN SEDATIF-HIPNOTIK
Obat-obatan hipnotik sedative adalah istilah untuk
obat-obatan yang mampu mendepresi sistem saraf pusat. Penggolongan suatu obat ke dalam jenis sedative-hipnotik menunjukkan bahwa kegunaan terapeutik utamanya adalah menyebabkan sedasi (dengan disertai hilangnya rasa cemas) atau menyebabkan kantuk. Sedatif adalah substansi yang memiliki aktifitas moderate yang memberikan efek menenangkan, sedangkan
Hipnotik adalah substansi yang Dapat memberikan
efek mengantuk dan dapat memberikan onset yang serta mempertahankan tidur. MEKANISME KERJA SEDATIF- HIPNOTIK
Mekanisme kerja obat sedatif-hipnotik.
Pengikatan GABA (asam gamma amino butirat) ke reseptornya pada membran sel akan membuka saluran klorida, meningkatkan efek konduksi klorida. Aliran ion klorida yang masuk menyebabkan hiperpolarisasi lemah menurunkan potensi postsinaptik dari ambang letup dan meniadakan pembentukan kerja-potensial. Benzodiazepin terikat pada sisi spesifik dan berafinitas tinggi dari membran sel, yang terpisah tetapi dekat reseptor GABA. Reseptor benzodiazepin terdapat hanya pada SSP dan lokasi nya sejajar dengan neuron GABA.
Pengikatan benzodiazepin memacu afinitas reseptor
GABA untuk neurotansmitter yang bersangkutan, sehingga saluran klorida yang berdekatan lebih sering terbuka keadaan tersebut akan memacu hiperpolarisasi dan menghambat letupan neuron Efek klinis berbagai benzodiazepin tergantung afinitas ikatan obat masing-masing pada kompleks ikatan ion, yaitu kompleks GABA reseptor dan A klorida. Barbiturat barangkali mengganggu transpor natrium dan kalium melewati membran sel. Ini mengakibatkan inhibisi aktivitas sistem retikular mesensefalik. Transmisi polisinaptik SSP ke dalam neuron, meskipun obatnya tidak gkatkan fungsi GABA memasukkan klorida zodiazepin. PENGGOLONGAN SEDATIF- HIPNOTIK 1. Benzodiazepin Benzodiazepin adalah obat yang memiliki lima efek farmakologi sekaligus, yakni anxiolisis, sedasi, antikonvulsi, relaksasi otot melalui medulla spinalis, dan amnesia retro grade. Benzodiazepin banyak digunakan dalam praktik klinik. Benzodiazepine telah banyak digunakan sebagai pengganti barbiturate sebagai pramedikasi dan menimbulkan sedasi pada pasien dalam monitoring anestesi. Mekanisme Kerja Efek farmakologi benzodiazepine merupakan akibat aksi gamma- aminobutyric acid (GABA) sebagai neurotransmitter penghambat sehingga kanal klorida terbuka dan terjadi hiperpolarisasi post sinaptik membran sel dan mendorong post sinaptik membrane sel tidak dapat dieksitasi. Hal ini menghasilkan efek anxiolisis, sedasi, amnesia retrograde, potensiasi alcohol, antikonvulsi dan relaksasi otot skeletal. Efek sedative timbul dari aktivasi reseptor GABA sub unit alpha-1 yang merupakan 60% dari reseptor GABA di otak (korteks serebral, korteks sereblum, thalamus). Sementara efek ansiolitik timbul dari aktifasi GABA sub unit alpha 2 (Hipokampus dan amigdala). a. Midazolam Midazolam Merupakan Benzodiazepine Yang Larut air dengan struktur cincin yang stabil dalam larutan dan metabolism yang cepat. Obat ini telah menggatikan diazepam selama operasi dan memiliki potensi 2-3 kali lebih kuat. Selain itu afinitas terhadap reseptor GABA 2 kali lebih kuat disbanding diazepam. Efek amnesia pada obat ini lebih kuat dibandingkan efek sedasi sehingga pasien dapat terbangun namun tidak akan ingat kejadian dan pembicaraan yang terjadi selama beberapa jam. FARMAKOKINETIK Midazolam diserap cepat dari saluran cerna dan dengan cepat melalui darah ke otak. Namun waktu equilibriumnya lebih lambat dibanding propofol dan thiopental. Hanya 50% dari obat yang diserap yang akan masuk ke sirkulasi sistemik karena metabolisme porta hepatik yang tinggi. Sebagian besar midazolam yang masuk plasma akan berikatan dengan protein. Waktu durasi yang pendek dikarenakan kelarutan lemak yang tinggi mempercepat distribusi dari otak ke jaringan yang tidak aktif begitu juga dengan klirens hepar yang cepat. b. Diazepam Diazepam adalah benzodiazepine yang sangat larut dalam lemak dan memiliki durasi kerja yang lebih panjang dibandingkan midazolam. Diazepam dilarutkan dengan pelarut organic (propilen glikol, sodium benzoat) karena tidak larut dalam air. Larutannya pekat dengan pH 6,6- 6,9. Injeksi secra IV atau IM akan menyebabkan nyeri 2. BARBITURAT
Secara kimia, barbiturate merupakan derivate
asam barbiturate. Asam barbiturate (2,4,4- trioksoheksahidropirimidin) merupakan hasil reaksi kondensasi antara ureum dengan asam malonat. Efek utama barbiturate ialah depresi SSP. Semua tingkat depresi dapat dicapai, mulai dari sedasi, hypnosis, koma sampai dengan kematian. Efek antisietas barbiturate berhubungan dengan tingkat sedasi yang dihasilkan. Efek hipnotik barbiturate dapat dicapai dalam waktu 20-60 menit dengan dosis hipnotik. FARMAKOKINETIK Barbiturat secara oral diabsorpsi cepat dan sempurna dari lambung dan usus halus ke dalam darah. Secra IV barbiturate digunakan untuk mengatasi status epilepsi dan menginduksi serta mempertahankan anestesi umum. Barbiturate didistribusi secra luas dan dapat melewati plasenta, ikatan dengan protein plasma sesuai dengan kalarutan dalam lemak. Barbiturat yang mudah larut dalam lemak, misalnya thiopental dan metoheksital, setelah pemberian secara IV, akan ditimbun di jaringan lemak dan otot. Hal ini akan menyebabkan kadarnya dalam plasma dan otak turun dengan cepat. Barbiturate yang kurang lipofilik misalnya aprobarbital dan fenobarbital, dimetabolisme hampir sempurna di dalam hati sebelum diekskresi di ginjal. Pada kebanyakan kasus, perubahan pada fungsi ginjal tidak mempengaruhi eliminasi obat. Fenobarbital diekskresikan ke dalam urin dalam bentuk tidak berubah sampai jumlah tertentu (20-30%) pada manusia. a. Fenobarbital Fenobarbital merupakan derivat barbiturat yang berdurasi kerja lama (long acting).19-24 Struktur kimia obat ini adalah 5-phenyl-5- ethylbarbituric acid. Barbiturat merupakan kelompok obat yang mendepresi sistem saraf pusat dengan senyawa kimia asam barbiturat. Obat ini digunakan secara luas sebagai obat sedatif- hipnotik. FARMAKOKINETIK Fenobarbital sebagai anti hipnotik-sedatif diberikan secara oral. Konsentrasi obat dalam plasma terjadi beberapa jam setelah pemberian dosis tunggal. Sekitar 40-60% terikat dengan protein plasma dan mempunyai efek pada jaringan ikat, termasuk otak. Kadar puncak dalam waktu 60 menit dengan durasi kerja 10-12 jam. Waktu paruh fenobarbital adalah 80-120 jam. Obat ini dimetabolisme di hati dan diekskresikan melalui ginjal. Lebih dari 25% fenobarbital diekskresi di urin dalam bentuk utuh. Dosis sedasi fenobarbital sekitar 15- 30 mg. Mekanisme Kerja Bekerja memperkuat inhibisi neuron yg diperantarai oleh asam gamaaminobutirat (GABA) pd sistem saraf GABA-ergik Fenobarbital dengan reseptor yg adadlm kompleks reseptor GAB –saluran ion Cl, dan mempengaruhi pembukaan sal ion Cl(frekuensi pembukaan meningkat) yg dikontrol oleh GABA, shg Cl- yg masuk ke dalamneuron bertambah dan terjadi hiperpolarisasi memperkuat kerja inhibisi GABA sehingga menimbulkan efek sedasi(ngantuk) dan hipnotik(tidur). 3. Non barbiturat-non benzodiazepin a. Propofol Propofol adalah substitusi isopropylphenol yang digunakan secara intravena sebagai 1% larutan pada zat aktif yang terlarut, serta mengandung 10% minyak kedele, 2,25% gliserol dan 1,2% purified egg phosphatide. Obat ini secara struktur kimia berbeda dari sedative-hipnotik yang digunakan secara intravena lainnya. Penggunaan propofol 1,5-2,5 mg/kg BB (atau setara dengan thiopental 4-5 mg/kg BB atau methohexital 1,5 mg/kgBB) dengan penyuntikan cepat (<15 detik) menimbulkan turunnya kesadaran dalam waktu 30 detik. Mekanisme Kerja
Propofol relative selektif dalam mengatur reseptor GABA dan tampaknya tidak mengatur ligand- gate ion channel lainnya. Propofol dianggap memiliki efek sedative hipnotik melalui interaksinya denghan reseptor GABA. GABA adalah salah satu neurotransmitter penghambat di SSP. Ketika reseptor GABA diaktivasi, penghantar klorida transmembran meningkat dan menimbulkan hiperpolarisasi di membran sel post sinaps dan menghambat fungsi neuron post sinaps. FARMAKOKINETIK Propofol didegradasi di hati melalui metabolism oksidatif hepatic oleh cytochrome P-450. Namun, metabolismenya tidak hanya dipengaruhi hepatic tetapi juga ekstrahepatik. Metabolism hepatic lebih cepat dan lebih banyak menimbulkan inaktivasi obat dan terlarut air sementara metabolism asam glukoronat diekskresikan melalui ginjal. Propofol membentuk 4- hydroxypropofol oleh sitokrom P450. Propofol yang berkonjugasi dengan sulfat dan glukoronide menjadi tidak aktif dan bentuk 4 hydroxypropofol yang memiliki 1/3 efek hipnotik. Kurang dari 0,3% dosis obat diekskresikan melalui urin. Waktu paruh propofol adalah 0,5-1,5 jam. b. Ketamin Ketamin adalah derivate phencyclidine yang meyebabkan disosiative anesthesia yang ditandai dengan disosiasi EEG pada talamokortikal dan sistem limbik. Ketamin memiliki keuntungan dimana tidak seperti propofol dan etomidate, ketamine larut dalam air dan dapat menyebabkan analgesic pada dosis subanestetik. Namun ketamin sering hanya menyebabkan delirium. FARMAKOKINETIK Farmakokinetik ketamin mirip seperti thiopental yang memiliki aksi kerja singkat, memiliki aksi kerja yang relatif singkat, kelarutan lemak yang tinggi, pK ketamin adalah 7,5 pada pH fisiologik. Konsentrasi puncak ketamin terjadi pada 1 menit post injeksi ketamin secara intravena dan 5 menit setelah injeksi intramuscular. Ketamin tidak terlalu berikatan kuat dengan protein plasma namun secara cepat dilepaskan ke jaringan misalnya ke otak dimana konsentrasinya 4-5 kali dari pada konsentrasi di plasma. TERIMA KASIH