Anda di halaman 1dari 14

Benzodiazepin

sebagai Anti Epilepsi


Kelompok 1
FARMAKOLOGI
BENZODIAZEPIN
Project analysis slide 6
Benzodiazepin diindikasikan untuk pengobatan jangka pendek
pada ansietas berat tetapi penggunaan jangka panjang
sebaiknya dihindari. Diazepam, alprazolam, klordiazepoksid
dan klobazam memiliki aksi kerja lambat. Golongan yang
memiliki masa kerja yang lebih pendek seperti lorazepam dan
oksazepam dapat digunakan pada pasien dengan gangguan
fungsi hati, tetapi memiliki risiko yang besar terhadap
munculnya gejala putus obat.

Pada panic disorder (dengan atau tanpa agoraphobia) yang


resisten terhadap pengobatan dengan antidepresan,
benzodiazepin dapat digunakan sebagai terapi tambahan
jangka pendek pada awal pengobatan dengan antidepresan
untuk mencegah memburuknya gejala.
Mekanisme
Aksi Obat
Project analysis slide 6
(1,2) impuls syaraf menyebabkan GABA keluar menuju neuron 1.

(3) GABA meluncur diantara neuron .

(4) GABA bereaksi dengan reseptor di neuron 2, reaksinya


menyebabkan ion klorida (Cl’) terbuka dan terjadi hiperpolarisasi post
sinaptik membran sel dan mendorong post sinaptik membrane sel
tidak dapat dieksitas memasuki neuron.

(5) efek ini menghalangi kelanjutan perkembangan dari impuls saraf.

(6, 7) benzo bereaksi dengan booster site di GABA reseptor.

(8) hal ini menambah efek yang menghalangi GABA, impuls saraf
yang sedang berjalan bisa terhambat.
Mekanisme
Kerja Obat
Project analysis
Mekanisme Kerja GABA-Glutamat dependentslide 6
pada Benzodiazepin
Benzodiazepin berikatan langsung pada sisi spesifik (subunit γ) reseptor GABA (reseptor kanal ion klorida kompleks),
A
sedangkan GABA berikatan pada subunit α atau β. Pengikatan ini akan menyebabkan pembukaan kanal klorida,
memungkinkan masuknya ion klorida ke dalam sel, menyebabkan peningkatan potensial elektrik sepanjang membran sel
dan menyebabkan sel sukar tereksitasi. (Katzung et al., 2012). Benzodiazepin tampaknya meningkatkan efisiensi
penghambatan sinaps GABA-ergik. Golongan benzodiazepin tidak menggantikan GABA, tetapi meningkatkan efek
GABA secara alosterik tanpa secara langsung mengaktifkan reseptor GABA. (Tjay, et al., 2015).
Mekanisme Kerja Mengurangi Efek Eksikatori Glutamat pada Barbiturat
Obat-obat dalam kategori ini mempunyai mekanisme kerja memblokade reseptor NMDA dan AMPA yang merupakan
reseptor yang melepaskan neurotransmitter eksikatori utama yaitu glutamat. Dimana ketika reseptor tersebut diblokade
maka konsentrasi glutamat akan menurun beserta efek eksikatori-nya. Contohnya adalah topiramat, fenobarbital,
felbamat. (Tjay et al., 2015).
Barbiturat bekerja pada SSP, walaupun pada setiap tempat tidak sama kuatnya. Penghambatan hanya terjadi pada
sinaps GABA-nergik. Walaupun demikian efek yang terjadi mungkin tidak semuanya melalui GABA sebagai mediator.
Barbiturat memperlihatkan beberapa efek yang berbeda pada eksitasi dan inhibisi transmisi sinaptik, kapasitas barbiturat
membantu kerja sebagian menyerupai kerja benzodiazepin namun pada dosis yang lebih tinggi bersifat sebagai agonis
GABA-nergik (Tjay et al., 2015).
Mekanisme kerja dari barbiturat yaitu memperpanjang durasi terbukanya kanal klorida bergerbang GABA. Selain itu
pada konsentrasi tinggi barbiturat juga dapat bekerja sebagai GABA-mimetik yang mengaktivasi kanal klorida secara
langsung. Kerja dari barbiturat ini kurang selektif dibandingkan benzodiazepin (Katzung et al., 2012).
Mekanisme
Aksi Obat
Project analysis slide 6
1. Mengaktivasi reseptor GABA a subunit alpha-1 yang merupakan 60% dari reseptor GABA di
sistem saraf pusat (SSP), sehingga menimbulkan efek sedatif.

2. Mengaktivasi reseptor GABA sub unit alpha-2 di hipoklamus dan amigdala, sehingga
menimbulkan efek ansiolotik.

3. Menurunkan degradasi adenosin dengan menghambat transportasi nukleosida. Adenosin


sendiri berperan penting untuk regulasi jantung (memperlambat denyut jantung) dan semua
fungsi fisiologi proteksi jantung.
Penggolongan
Benzodiazepin
Project analysis
Dari senyawa benzodiazepin slide
yang digunakan sebagai anti6
epileptika terutama  diazepam, dan nitrazepam yang
mempunyai kerja mencegah dan  menghilangkan kejang. Snyawa-senyawa ini terutama digunakan pada epilepsi
petit-mal pada bayi dan anak-anak. Senyawa benzodiazepin terutama berkahasiat untuk absence piknoileptik,
serangan mioklonik astatik dan serangan propulsif.

Penggolongan Obat Benzodiazepin


Diazepam Klorazepat dipotasium Levetiracetam
Rumus kimia : C16H13ClN2O Rumus kimia : C16H11ClK2N2O4 Rumus kimia : C8H14N2O2
Nama dagang : Valium Nama dagang : Keppra
Nitrazepam
Lorazepam Rumus kimia : C15H11N3O3
Rumus kimia : C15H10Cl2N2O2 Nama dagang : Alodorm, Dumolid,
Nama dagang : Ativan Mogadon

Klonazepam Klobazam
Rumus kimia : C15H10ClN3O3 Rumus kimia : C16H13ClN2O2
Nama dagang : Klonopin Nama dagang : Clobazam
Perbandingan Obat
Golongan Benzodiazepin
Project analysis slide 6
Klordiazepoksida (cetabrium, librium)
Daya anxiolitis benzodiazepin tertua ini (1961) tidak sekuat diazepam, kontraindikasi setaraf dengan oksazepam.
Tetapi khasiat sedatifnya lemah, hingga bahaya efek sisanya juga ringan. Zat ini termasuk transquilizer yang paling
banyak digunakan di seluruh dunia. Penggunaannya selain pada keadaan takut dan tegang, juga pada keadaan
eksitasi akut dan untuk melawan efek abstinensi alkohol. (Katzung,2018)

Diazepam
Diazepam memiliki plasma t1/2 dari 20-54 jam, sedangkan t1/2 derivat desmetilnya (metabolit aktif) sampai 120
jam, sehingga efeknya sangat diperpanjang. Oleh karenya, zat ini lebih layak digunakan sebagai obat anxiolitas dari
pada sebagai obat tidur. (Katzung,2018)

Nitrazepam (Mogadon, Dumolid)


Nitrazepam menyebabkan perintangan tidur REM dan REM rebound yang ringan, sedangkan efektivitasnya agak
berkurang setelah digunakan beberapa minggu. Pada penggunaan lama dapt terjadi kumulasi dengan efek sisa
(hang-over) dan efek samping sentral seperti gangguan koordinasi dan melantur. (Katzung,2018)
Perbandingan Obat
Golongan Benzodiazepin
Project analysis slide 6
Lorazepam (kloroksazepam, ativan, temesta)
Lorazepam lebih kuat daya kerjanya karena adanya atom klor yang meningkatkan afinitasnya untuk reseptor otak.
Zat ini bersifat kurang lipofil, sehingga resorpsinya agak lambat dan kecepatan melintasi membran juga berkurang.
(Katzung,2018)

Flunitrazepam (Rohypnol)
Pada dosis lebih dari 2 mg sering kali timbul amnesia anterograde, yakni hilangnya ingatan mengenai hal-hal dan
peristiwa yang terjadi setelah minum obat. Senyawa ini sering kali disalahgunakan oleh pecandu narkotika (drug
addicts) dan keracunan serius telah dilaporkan bila dikombinasi dengan alkohol atau obat psikotrop lainnya yang
meningkatkan daya kerja sedatifnya. (Katzung,2018)

Flurazepam (Dalmadorm)
Resiko kumulasi dan efek hang-overnya besar sekali. Lama kerjanya 7-8 jam. Penghentian terapi jarang
menimbulkan rebound insomnia. Sebaiknya jangan digunakan secara terus menerus, melainkan secara intermiten.
Berhubung efeknya yang panjang, sebaiknya jangan diberikan pada pasien non-ambulan dan lansia. Dosis: 15-30
mg 1 jam sebelum tidur. (Katzung,2018)
Perbandingan Obat
Golongan Benzodiazepin
Project analysis slide 6
Termazepam (metiloksazepam, normison)
Resorpsi dan mulai kerjanya cepat sekali (kurang dari 30 menit) bila diberikan sebagai larutan dalam kapsul lunak.
Sebagai serbuk dalam kapsul keras (levanxol), mulai kerjanya lebih lambat dan digunakan untuk efek anxiolitisnya.
(Katzung,2018)

Loprazolam (Dormonoct)
Daya kerjanya singkat (t1/2nya 7 jam), sehingga tidak berkumulasi dan kemungkinan timbulnya hang-over juga
berkurang. (Katzung,2018)

Triazolam (Halcion)
Memiliki daya hipnotis yang terkuat dari semua benzodiazepin, dan kerjanya paling singkat (t1/2 3-4 jam), dari
metabolitnya lebih kurang 8 jam, tetapi aktivitasnya sangat lemah. Oleh karenanya zat ini tidak berkumulasi dan
tidak menimbulkan efek sisa, seperti menurunnya daya prestasi dan kewaspadaan. (Katzung,2018)
Rentang
Pendosisan
Project analysis slide 6
Alprazolam
Dosis alprazolam yang digunakan untuk pengobatan gangguan cemas panik lebih besar daripada pengobatan gangguan cemas
menyeluruh. Rentang dosis yang biasa digunakan dalam praktik sehari-hari adalah 0,5 mg sampai 1,5 mg untuk kondisi
gangguan panik dengan dosis terbagi. Walaupun demikian, obat tersebut harus digunakan dengan dosis efektif terendah agar
tidak menimbulkan ketergantungan dan reaksi putus zat (Yutzi,2006).

Diazepam
Dosis diazepam adalah 2-4 kali per hari 2-10 mg dan i.v 5-10 mg dengan perlahan-lahan (1-2 menit), bila perlu diulang setelah
30 menit; pada anak-anak 2-5 mg. Jika status epilepticus dewasa dan anak di atas usia 5 tahun 10 mg( rectiole); pada anak-anak
dibawah 5 tahun 5 mg. Plasma t1/2 42-54 jam. (Tjay,2015).’

Klobazam
Dosis oral sehari 5-15 mg, dapat lambat laun ditingkatkan sampai maksimal 80 mg sehari. Plasma t 1/2 18-30 jam (Tjay,2015).

Nitrazepam
Dosis nitrazepam dimulai dengan 1 kali sehari 5 mg, lambat-laun dinaikkan sampai 10-30 mg sehari (Tjay,2015). Waktu paruh 24-
30 jam (Mozayani et al,2012)

Lorazepam
Dosis lorazepam peroral 2-6 mg, i.v 0,05 mg/ kgBB, i.m 0,05 mg/Kg BB. Dosis maksimal perhari 10 mg (Sukandar et al, 2008).
Waktu paruh lorazepam adalah 10-20 jam (Mozayani et al, 2012).
Efek samping
Project analysis
Kontraindikasi pada slide
obat Benzodiazepam seperti : depresi6
pernapasan, gangguan hati berat, miastenia gravis,
insufisiensi pulmoner akut, kondisi fobia dan obsesi, psikosis kronik, glaukoma sudut sempit akut, serangan asma
akut, trimester pertama kehamilan, bayi prematur; tidak boleh digunakan sendirian pada depresi atau ansietas
dengan depresi.

Untuk pemakaian jangka panjang Benzodiazepine memiliki efek saping yang berbahaya/ toksik untuk tubuh, antara
lain :
- mengantuk,
- kelemahan otot,
- reaksi paradoksikal dalam agresi,
- gangguan mental,
- amnesia,
- ketergantungan,
- depresi pernapasan,
- kepala terasa ringan hari berikutnya,
- Bingung
Kadang-kadang terjadi: nyeri kepala, vertigo, hipotensi, perubahan salivasi, gangguan saluran cerna, ruam,
gangguan penglihatan, perubahan libido, retensi urin, dilaporkan juga kelainan darah dan sakit kuning, pada injeksi
intravena terjadi: nyeri, tromboflebitis dan jarang apneu atau hipotensi bahkan sampai kematian. (BPOM,2017).
Interaksi Obat
Project analysis slide 6
1. Obat obat yang meningkatkan kadar benzodiazepin
• Asetaminofen karena menurunkan ekskresi melalui ginjal
• Simetidin, disulfiram, etanol, isoniazid, dan asam valproat karena menurunkan metabolisme benzodiazepin

2. Obat obat yang menurunkan kadar benzodiazepin


• Antasid karena menurunkan absorbs
• Kontrasepsi oral, rifampisin karena meningkatkan metabolisme benzodiazepin

3.Digoksin menurunkan ekskresi melalui ginjal

4.Menurunkan efek levodopa

5.Pemberian bersama dengan litium menimbulkan hipotermia


Kelompok 1
Cika zahrah dewisonia NIM I1C018008
Adelia Agil MeilaniI1C018066
Ardila putri yuwanti I1C017071
Afif hariawan pratama I1C018052
Arsyita Nursabila P.A I1C018056
Annisa auliya rahmah I1C018034
Ananda Siti SalsabilaI1C018020
'Adlan Baqi I1C018076
Dhana iswara I1C018086
Dava Hotma Nasution I1C018092
Thank You

Anda mungkin juga menyukai