Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM

FARMAKOGNOSI

Nama :
NIM :
Golongan :

LABORATORIUM BIOLOGI FARMASI


JURUSAN FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2019

PRAKTIKUM 2. Analisis Mikroskopis dan Makroskopis Simplisia

I. PENDAHULUAN
A. TUJUAN PERCOBAAN
Mahasiswa mampu melakukan analisis makroskopik simplisia ( bentuk,
ukuran,tekstur, organoleptik dan morfologi spesifik) dan mikroskopik simplisia

B. DASAR TEORI
Simplisia adalah bahan alam yang digunakan sebagai obat yang belum
mengalami pengolahan apapun juga, kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang
telah dikeringkan. Simplisia nabati adalah simplisia berupa tanaman utuh,
bagian tamanan dan eksudat tanaman. eksudat tanaman adalah isi yang spontan
keluar dari tanaman atau isi sel yang dikeluarkan dari selnya dengan cara
tertentu atau zat yang dipisahkan dari tanaman dengan cara tertentu yang masih
belum berupa zat kimia murni. Simplisia mineral adalah simplisia berasal dari
bumi, baik telah diolah atau belum, tidak berupa zat kimia murni (Mulyani,
2013).
Identifikasi secara mikroskopis dan komposisi sediaan simplisia penting
untuk dilakukan. Berdasarkan hal itu, kita dituntut untuk dapat mengenali
bentuk morfologi ataupun anatomi serta kandungan kimia dari suatu simplisia.
Hal itu disebabkan karena dengan diketahuinya kandungan simplisia, sehingga
dapat dianalisis kandungan zat serta dapat mempelajari kemampuan efek terapi
dari kandungan simplisia (Mulyani, 2013)
Dalam formulasi suatu tablet, terdapat hal yang perlu diperhatikan
yaitu dari segi pemilihan eksipien. Hal ini sangat penting agar terbentuk tablet
dengan sifat fisik yang memenuhi syarat. Eksipien yang sering digunakan dalam
industri farmasi adalah amilum. Amilum adalah karbohidrat yang berasal dari
hasil proses fotosintesis tanaman, disimpan dalam bagian tertentu tanaman dan
berfungsi sebagai cadangan makanan (Soebagio dkk., 2009). Amilum digunakan
sebagai eksipien dalam formulasi sediaan farmasi karena harganya murah dan
inert (Hastuti, 2008). Amilum dapat digunakan sebagai bahan pengisi, pengikat,
dan penghancur dalam sediaan oral seperti dalam pembuatan tablet (Samsuri,
2008).
Amilum adalah cadangan energi yang paling penting pada tumbuhan
tingkat tinggi. Penyimpanan amilum terakumulasi dalam organ penyimpanan
seperti umbi dan biji dalam waktu lama yang memungkinkan pembentukan kira-
kira sebesar 10–100 lm struktur granular di plastida. Pengendapan molekul pati
dan pembentukan granula pati merupakan proses yang kompleks diatur oleh
kombinasi dari aktivitas enzim yang secara langsung terlibat dalam
perpanjangan rantai pati, percabangan dan substitusi fosfat dan aktivitas
hidrolitik serta perakitan diri fisik dan berdampingan dengan pengemasan
sintesis glucan baru motif heliks ganda (Smith, 2001).

Pati tidak larut dalam air dan dalam analisis pati, memberikan warna
biru dengan iodium. Hasil hidrolisis pati/amilum adalah glukosa. Hidrolisis pati
akan terjadi pada pemanasan dengan asam encer dimana berturut-turut akan
dibentuk amilosa yang memberi warna biru dengan iodium, amilopektin yang
memberi warna merah dengan iodium (Manatar, dkk, 2012).
Pati sagu disebut juga poliglukosa, karena unit monomernya glukosa.
Penambahan iodium akan terbentuk kompleks pati dan iodium kompleks ini
dapat mengendap yang kemudian dapat ditentukan dengan mengukur
konsentrasi warna biru yang terbentuk dengan menggunakan spektrofotometer.
Metode ini digunakan untuk memisahkan amilum atau pati yang terkandung
dalam larutan tersebut.Reaksi positifnya ditandai dengan adanya perubahan
warna menjadi biru.Warna biru yang dihasilkan diperkirakan adalah hasil dari
ikatan kompleks antara amilum dengan iodin. Sewaktu amilum yang telah
ditetesi iodin kemudian dipanaskan, warna yang dihasilkan sebagai hasil dari
reaksi yang positif akan menghilang. Sewaktu didinginkan warna biru akan
muncul kembali (Manatar, dkk, 2012).

II. BAHAN DAN ALAT


Alat yang digunakan pada praktikum 2 adalah kaca pembesar, mikroskop,
gelas objek, gelas penutup, pipet tetes, lampu spritus

Bahan yang digunakan pada praktikum 2 adalah simplisia yang telah


dibuat pada praktikum 1 berupa daun salam, sirih,dan jeruk purut, akar pile
Pandak, akar wangi, korteks kayu manis, biji pala, bunga cengkeh, buah cabe
Jawa, buah mengkudu,rimpang jahe, rimpang temulawak,kayu secang
III. PROSEDUR

a. Pengamatan amilum

Pengamatan Amilum

- Diambil dan diletakan serbuk amilum secukupnya pada gelas


objek
- Diteteskan aquadest secukupnya lalu tutup dengan gelas
penutup
- Diamati preparat di bawah mikroskop dengan perbesaran
lemah (12,5x10) dan perbesaran kuat (12,5x40)
- Digambar hasil yang diperoleh

Hasil

b. Pengamatan serbuk simplisia

Pengamatan Serbuk Simplisia

- Diletakan sedikit serbuk simplisia diatas kaca objek, ditetesi


dengan larutan klorohidrat 70%, kemudian dipanaskan diatan
lampu spritus dan dijaga jangan sampai kering
-

IV. HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

(bandingkan hasil percobaan dengan hasil penelitian sebelumnya atau referensi


lainnya. Kalau ada gambar, tampilkan gambar hasil praktikum dan gambar dari
jurnal/referensi lainnya.)

V. KESIMPULAN
VI. DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai