LEARNING OBJECTIVES
REFERENCES
Sistem saraf
Somatik Otonom
Simpatis Parasimpatis
5
PRINSIP UMUM
• Hampir semua obat yang berefek pada SSP bekerja pada
reseptor spesifik yang memodulasi transmisi sinaptik.
Glia
Uptake
Release 0
Degradation
i
Receptor
®
Postsynatptic neuron
t+ Ionic conductance
®
FIGURE 21-5 Sites of drug action. Schematic drawing of steps at which drugs can alter synaptic transmission. (1) Action potential in
presynaptic fiber; (2) synthesis of transmitter; (3) storage; (4) metabolism; (5) release; (6) reuptake into the nerve ending or uptake into a glia
cell; (7) degradation; (8) receptor for the transmitter; (9) receptor-induced increase or decrease in ionic conductance; (10) retrograde signali :
8
1. Obat hipnotik-sedatif
2. Obat antikejang
3. Alkohol
4. Obat anestesi umum dan lokal
5. Relaksan otot rangka
6. Obat untuk parkinsonisme dan gangguan gerak lain
7. Obat antipsikotik
8. Obat antidepresan
9. Analgesik opioid dan antagonisnya
10. Drugs of abuse
9
Obat hipnotik-sedatif
Menimbulkan sedasi (disertai hilangnya rasa cemas) dan
mendorong proses tidur.
Farmakologi dasar
Obat sedatif (ansiolitik) yg efektif :
ansietas, rasa tenang, penekanan SSP minimal
POIN FARMAKOKINETIK
• Absorbsi oral dipengaruhi kelarutan dalam lemak (lipofilisitas):
triazolam>diazepam>other benzodiazepines
SSP
pada ASI
dgn waktu paruh lama à risiko efek kumulatif pada dosis multipel
u Benzodiazepin
u Antagonis benzodiazepin
u Barbiturat
u Hipnotik baru
Mekanisme kerja
Berikatan dgn reseptor GABAA à Cl- channel membuka à
hiperpolarisasi
Efek
Depresi SSP: (-) ansietas, amnesia, hipnosis, anestesia, koma,
depresi nafas à dose-dependent
Aplikasi klinis
Serangan ansietas akut, serangan panik, ggn ansietas
menyeluruh, ggn tidur, ggn kejang, relaksasi otot rangka, ajuvan
anestesi
14
Efek samping
Light-headedness, lelah, waktu reaksi , ggn fungsi mental dan
motorik, bingung, amnesia anterograd
Toksisitas
Pemanjangan efek depresi SSP
Interaksi
Etanol dan obat lain yang menekan SSP
15
Benzodiazepin (3)
Penggunaan benzodiazepin berdasarkan T1/2, karena kerjanya
serupa.
Antagonis benzodiazepin
E.g. Flumazenil
Mekanisme kerja
Antagonis kompetitif ikatan benzodiazepin pada reseptor GABAA
Efek
Menghambat kerja benzodiazepin dan zolpidem tetapi tidak obat
hipnotik-sedatif lainnya
Aplikasi klinis
Tatalaksana overdosis benzodiazepin
17
Farmakokinetik
IV, t1/2 singkat
Toksisitas
Agitasi, konfusi, kemungkinan gejala putus obat pd
ketergantungan benzodiazepin
18
Mekanisme kerja
Berikatan dgn reseptor GABAA untuk menimbulkan
hiperpolarisasi membran, lokasi ikatan berbeda dgn
benzodiazepin
Efek
Depresi SSP : sedasi, ansietas, amnesia, hipnosis, anestesia,
koma, depresi nafas.
Kurva dosis-respon lebih tajam daripada benzodiazepin.
Aplikasi klinis
Anestesia (tiopental), insomnia (sekobarbital), ggn kejang
(fenobarbital)
19
Barbiturat (2)
Farmakokinetik
T1/2 4-60 jam, aktifitas oral, metabolisme hepatik—fenobarbital
20% eliminasi renal
Toksisitas
Memanjangnya efek depresi SSP, ketergantungan>benzodiazepin
Interaksi
Etanol dan obat lain yang menekan SSP, induksi enzim
metabolisme obat di hati
20
Mekanisme kerja
Berikatan dgn reseptor GABAA untuk menimbulkan
hiperpolarisasi membran
Efek
Onset hipnosis cepat dgn sedikit efek amnesia atau depresi
psikomotor/somnolen esok harinya
Aplikasi klinis
Ggn tidur, khususnya kesulitan untuk jatuh tertidur
21
Farmakokinetik
Aktifitas oral, T1/2 pendek, substrat CYP
Toksisitas
Memanjangnya efek depresi SSP
Interaksi
Etanol dan obat lain yang menekan SSP
22
Mekanisme kerja
Aktifasi reseptor MT1 dan MT2 pada nuklei suprakiasma
Efek
Onset tidur cepat dgn insomnia rebound atau efek putus obat yg
minimal
Aplikasi klinis
Ggn tidur, khususnya kesulitan utk jatuh tertidur, bukan zat yg
dikontrol pemakaiannya
23
Farmakokinetik
Aktifitas oral, membentuk metabolit aktif via CYP1A2
Toksisitas
Pusing, lelah, perubahan endokrin
Interaksi
Metabolisme dihambat oleh ciprofloxacin
24
Mekanisme kerja
Tidak diketahui pasti, agonis parsial reseptor 5-HT dg afinitas
pada reseptor D2
Efek
Ansiolitik onset lambat (1-2 minggu), ggn psikomotor minimal,
depresi aditif dg obat hipnotik-sedatif (-)
Aplikasi klinis
Keadaan ansietas menyeluruh
25
Farmakokinetik
Aktifitas oral, membentuk metabolit aktif, T1/2 pendek
Toksisitas
Takikardi, parestesia, ggn GI
Interaksi
Induktor dan inhibitor CYP3A4
26
Obat antikejang
Penyebab kejang: infeksi, neoplasma, trauma
Kejang karena sebab toksik/metabolik: terapi kausal
Epilepsi
• kompleks gejala heterogen, kronis, kejang berulang
• pilihan terapi tergantung jenis kejang
Kejang parsial: obat +/- sama utk semua subtipe
Kejang umum: obat tergantung subtipe kejang
Strategi terapi
Monoterapi lbh baik, khususnya bila penyakit tidak berat, ES
Kejang sulit dikontrol: >1 obat secara simultanà pilih obat dgn
mekanisme kerja berbeda, mawas interaksi obat
Older drugs
Hub. kadar obat dlm darah dan efek terapi diketahui dgn
baik à memudahkan strategi terapi epilepsi
Farmakokinetik
• Struktural dan kimiawi beda, FK ~sama: aktifitas oral, mencapai
SSP
• Absorpsi baik (80-100%)
Fenitoin (difenilhidantoin)
Obat serupa
Mefenitoin, etotoin (hipersensitif thd fenitoin)
à efek samping, toksisitas, efektifitas < fenitoin
Mekanisme kerja
M’hambat sal. Na+ dan inhibisi potensial aksi yg berulang cepat,
pelepasan glutamat dan pelepasan GABA
Aplikasi klinis
Kejang parsial dan kejang umum tonik-klonik (primer &
sekunder)
34
Fenitoin (2)
Farmakokinetik
Absorpsi hampir sempurna di sal. cerna (3-12 jam)
90% berikatan dgn protein plasma Kadar
CSS ~ kadar obat bebas plasma Akumulasi
à otak, hati, otot, lemak Ekskresi à urin,
eliminasi dose-dependent
T1/2 12-36 jam, rata-rata 24 jam (dosis t1/2 )
Low blood levels à steady-state 5-7 hari setelah
perubahan
Higher blood levels à steady-state 4-6 minggu dosis
Saturable metabolism (gambar 24-5)
35
36
Fenitoin (3)
Kadar dan dosis terapi
Kadar terapi: 10-20 mcg/mL. Sediaan oral dan IM (sodium
fenitoin). Loading dose fosfenitoin (IV) method of choice pd
status epileptikus.
Dosis oral: Dewasa dimulai 300 mg/hari, 25-30 mg (wait for
steady state) - Anak 5 mg/kg/hari, sesuaikan setelah steady state
Toksisitas
Nistagmus, diplopia, ataksia, sedasi, hiperplasi gingiva,
hirsutisme, coarsening of facial features, neuropati perifer,
osteomalasia
37
Karbamazepin
Mekanisme kerja
Mirip dgn fenitoin
Aplikasi klinis
Drug of choice utk kejang parsial dan kejang umum tonik-klonik,
mulai digeser oleh obat antikejang generasi baru
Tidak sedatif pd dosis terapi
Neuralgia trigeminus
Kontrol mania pd gangguan bipolar
38
Karbamazepin (2)
Farmakokinetik
Karbamazepin (3)
Kadar dan dosis terapi
Sediaan oral. Efektif pada anak, dosis 15-25 mg/kg/hari. Dewasa 1-2
g/hari dalam dosis terbagi. Tersedia sediaan lepas lambat.
Toksisitas
diplopia dan ataksia (plg sering), keluhan GIT, unsteadiness,
drowsiness, hiponatremia, intoksikasi air
40
Karbamazepin (4)
Reaksi idiosinkrasi
Obat serupa
Okskarbazepin, eslikarbazin
41
Fenobarbital
Reaksi idiosinkrasi
Antikejang tertua
Paling aman, namun obat lain dg efek sedasi << lebih dianjurkan
Drug of choice kejang pada bayi
Mekanisme kerja
inhibisi oleh GABA, eksitasi oleh glutamat
Aplikasi klinis
Kejang parsial, kejang umum tonik-klonik
Semua jenis kejang yg sulit dikontrol
Primidon
Derivat barbiturat
Metabolisme à fenobarbital dan feniletilmalonamid (PEMA)
Farmakokinetik
Absorpsi sempurna
Kadar puncak 3 jam setelah pemberian oral
70% bersirkulasi bebas, t1/2 6-8 jam
Dosis
10-20 mg/kg/hari
Mulai dosis rendah, perlahan (hari - bbrp mg)
à menghindari sedasi berat dan keluhan GI
Toksisitas: serupa fenobarbital
43
Felbamat
Efektif pada kejang parsial
ES anemia aplastik dan hepatitis berat à kasus refrakter!
Multiterapi : fenitoin dan asam valproat
karbamazepin
44
Gabapentin, pregabalin
Aplikasi klinis
Tidak dimetabolisme
Tidak menginduksi enzim hati
Tidak berikatan dgn protein plasma
Tidak ada interaksi dgn obat lain
Eliminasi melalui ginjal
T1/2 5-8 jam
46
Antiepilepsi lainnya
Benzodiazepin
Diazepam: kontrol akut serangan kejang (rectal gel)
Lorazepam: efektifitas & lama kerja > diazepam, u/ status
epileptikus
Klonazepam: long acting, u/ kejang absens
Nitrazepam: spasme infantil, kejang mioklonik
Klorazepat dipotasium
Klobazam
Asetazolamid
47
Wanita
amil dengan epilepsi à terapi ?
h
- sis)
minimalkan paparan obat antikejang (jumlah, do
-
jangan biarkan kejang tidak dikontrol
48
inhibisi
eksitasi
Levodopa
Prekursor dopamin, melewat BBB via L-amino acid transporter (LAT)
Dekarboksilasi à dopamin
53
STRATEGI TERAPI
Pramipexole,
ropinirole
f Bromocriptine
pergolide
+ Dopamine +
- receptors
Selegiline,
rasagiline Tolcapone
t
L-DOPA
DOPA decarooxylase
-)
Entacapone, Carbk:fopa
tolcapone Adverse e-:
54
Levodopa (2)
Mekanisme kerja
Mencapai SSP dan dikonversi menjadi dopamin; konversi juga
terjadi di perifer
Efek
Mengurangi semua gejala Parkinsonisme, efek dopaminergik
perifer signifikan
Aplikasi klinis
Terapi Parkinson plg efektif
Tdk selalu obat pilihan pertama à disabling response, fluktuasi
Kombinasi
Levodopa + karbidopa (inhibisi metabolisme perifer)
Levodopa + karbidopa + entakapon
55
Levodopa (3)
Farmakokinetik
Oral, efek ~6-8 jam
Toksisitas
Ggn GI, aritmia, diskinesia, fenomena on-off dan wearing-off, ggn
perilaku
Interaksi
Kombinasi dg carbidopa dosis
Kombinasi dg inhibitor COMT atau MAO durasi efek
56
Agonis dopamin
Mekanisme kerja
Agonis reseptor dopamin D3 (pramipeksol), D2 (ropinirol)
Efek
Mengurangi gejala parkinsonisme, mengurangi fluktuasi respon
levodopa
Aplikasi klinis
Dpt sbg terapi awal, efektif utk fenomena on-off
E.g.
Pramipeksol
Ropinirol
Apomorfin
57
Efek
Meningkatkan simpanan dopamin neuron, neuroprotektif
Aplikasi klinis
Ajuvan levodopa
E.g.
Rasagilin
Selegilin
58
E.g.
Inhibitor COMT
Entakapon
Tolkapon
Mekanisme kerja
Efek
Mengurangi metabolisme levodopa, memperlama kerja levodopa
Aplikasi klinis
Peny. Parkinson
Toksisitas
Menigkatkan toksisitas levodopa, nausea, diskinesia, konfusi
59
E.g.
Agen antimuskarinik Benztropin
Biperiden
Triheksifenidil
Mekanisme kerja
Efek
Mengurangi tremor dan rigiditas, sedikit efek thd bradikinesia
Aplikasi klinis
Peny. Parkinson
Toksisitas
Efek antimuskarinik: sedasi, midriasis, retensi urin, konstipasi,
mulut kering
60
THANK YOU