Anda di halaman 1dari 26

Sedatifa dan

Hipnotika

Disusun Oleh :
Kelompok 9
Maya Nur Latifah
Natalia Ulina

(14210143)
(14210157)

Niken R Prabandaru

(14210160)

Novinska PujiLestari

(14210164)

Rahmalia Febriyani (14210175)


Rika Nopita
Kelas C

(14210182)

Fakultas Farmasi
Universitas Pancasila
Jakarta
2016

Definisi
Hipnotika dan sedatifa merupakan senyawa yang dapat menekan
sistem syaraf pusat (SSP) sehingga menimbulkan efek sedasi lemah
sampai tidur pulas.

Hipnotika

adalah

senyawa

yang

dalam

dosis

terapi

diperuntukkan meningkatkan keinginan untuk tidur dan mempermudah


atau menyebabkantidur.

Sedatifa
yaitu

suatu

adalah senyawa yang dapat menimbulkan sedasi,

keadaan

terjadinya

penurunan

kepekaan

terhadap

rangsangan dari luar karena ada penekanan sistem saraf pusat yang
ringan. Dalam dosis besar sedatifa dapat berfungsi sebagai hipnotika.

Kegunaan
Hipnotika
Digunakan untuk pengobatan gangguan
tidur seperti insomnia.

Sedatifa
Digunakan untuk menekan kecemasan
yang diakibatkan oleh ketegangan
emosi,
Tekanan kronik yang disebabkan oleh
penyakit atau faktor sosiologi,
Untuk menunjang pengobatan hipertensi,
Mengontrol kejang, dan
Menunjang efek anestesi sistemik.

Mekanisme Kerja
Secara umum golongan sedatif-hipnotika bekerja
dengan mempengaruhi fungsi pengaktifan retikula,
rangsangan pusat tidur dan menghambat fungsi pusat
arousal.
Sedatif dan hipnotika yang banyak digunakan secara
luas seperti turunan barbiturat dan benzodiazepin

Penggolongan Obat Hipnotika dan


Sedatifa
Turunan Barbiturat
Turunan Benzodiazepin
Turunan Ureida asiklik
Turunan alkohol
Turunan piperidindion dan kuinazolin
Turunan aldehida

Turunan Barbiturat
Secarakimia,barbituratmerupakanderivatasambarbiturat.
Asam
barbiturate
(2,4,4trioksoheksahidropirimidin) merupakanhasilreaksi kondensasi antara ureum
dengan asam malonat. Turunan barbiturat banyak digunakan karena memiliki spektrum
efek yang luas antara lain sedasi ringan sampai anetesia total. Berpotensi menyebabkan
ketergantuang baik secara fisik maupun mental. Turunan barbiturat bekerja sebagai :
Penekan pada aksis serebrospinal,
Menekan aktivitas saraf,
Otot rangka,
Otot polos, dan
Otot jantung

Barbital merupakan prototipe senyawa penekanan ssp, dalam dosis kecil sebagai
sedatif dan juga kombinasi dengan analgetik. Terdapat berbagai senyawa yang bebeda
berdasarkan potensi, mulai kerja dan lama kerja. Barbital tidak lagi digunakan karena
waktu paruh terlalu lama dan adanya bahaya kumulasi.

Sintesis Barbiturat
Kondensasi dietilmalonat dengan urea dengan adanya
natriumetilat.

Mekanisme kerja barbiturat


Mempengaruhi sinapsis syaraf dengan
cara :
1.

Meningkatkan aktivitas
neurotransmitter penghambat

2.

Menekan aktivitas neurotransmitter


pemacu

Berinteraksi dengan reseptor GABAA mengurangi disosiasi GABA dengan


reseptor GABA-A Meningkatkan durasi
pembukaan
chanel
untuk
chloride
menekan sistem pengaktif retikuler
mengurangi kesadaran

Hubungan Struktur aktivitas


Asam barbiturat (pKa =4) dan C-5-monosubstitusi keasamannya
setara dengan asam asetat pKa= 4,75).
Sifat asam yang kuat dari asam barbiturat karena terbentuknya
anion yang distabilkan bentuk mesomeri.
Substitusi kedua C-5 menyebabkan berkurangnya keasaman.
Barbital pKa berkisar 7,2-7,9
Dalam lingkungan fisiologis pH 7,4, barbital 50% mengalami
dissosiasi.
Bentuk yang tidak terdissosiasi diperlukan untuk menembus
biomembran dan mencapai cns.
C-5-monosubstitusi barbiturat pada pH 7,4 mengalami dissosiasi
sempurna, sehingga tidak mempunyai efek.
Perubahan menjadi N-metil barbital juga mengurangi keasaman
(pKa>8), sekaligus juga meningkatkan lipofili sehingga dan
kecepatan kerja.
Tiobarbital sedikit lebih asam dibanding barbitalnya, tetapi karena
S adalah atom yang lipofil, maka bentuk yang tidak ter ionya
diserap dengan baik dan efek akan cepat.
Barbital larut dalam logam alkali dan membentuk garam
monoalkali. Dalam alkali encer 1N, dianion barbital juga akan
terbentuk.

Mono dan dianion barbital


distabilkan oleh bentuk mesomeri.

Beda dengan bentuk asam, garam


monoanion barbital dan tiobarbital
larut dalam air danbersifat alkalis.
Dengan senyawa asam, alkaloid, dan
garam logam berat merupakan OTT.

Dalam larutan alkali barbital pelanpelan terurai. Dengan pembukaan


cincin pada C-4 dan C-6 maka akan
terbentuk disubstitusi asam malonat,
yang
mengalami
dekarboksilasi
menjadi asilurea.
Pada hambatan steric (subst
volumineus
pada
C-5,
maka
pemutusan terutama terjadi pada C2).

Hubungan Struktur aktivitas


1. Asam barbiturat dan 5-monosubstitusi
barbiturat tidak punya aktivitas
farmakodinami, karena tidak bisa melewati
sawar otak.
2. Substitusi 5,5-barbiturat, efek optimal akan
dicapai bila jumlah C pada kedua subtitusi 8.
3. Hanya 1 substitusi boleh siklis. Percabangan,
ketidak jenuhan, alisiklik struktur substitusi
akan memperkuat potensi dan memperpendek
kerja.
4. Perubahan menjadi tiobarbital akan
meningkatkan potensi.
5. Bila fenobarbital C-2 Carbonil diganti dengan
metilen, maka akan terbentuk antiepileptika
primidon
6. Kerangka barbital juga bisa punya efek
stimulasi ssp. Misal pada substitusi alkil
panjang pada C-5 dan bila kedua N disubstitusi
alkil. Bila derifat N-metil mempunyai C-5 subst

Berdasarkan Masa Kerjanya


Turunan Barbiturat dibagi Menjadi :
Masa
kerja
panjang
(6 jam
atau
lebih)

Masa
kerja
sedang
(3-6 jam)

Masa
kerja
pendek
(0,5-3
jam)

Masa
kerja
sangat
pendek
(kurang
dari 0,5
jam)

Struktur Umum turunan asam


barbiturat

Masa kerja obat terutama tergantung pada


substituen-substituen
di
posisi
5
yang
mempengaruhi lipofilitasnya. Aktivitas hipnotik akan
meningkat dengan meningkatnya lipofilitas dan
aktivitas optimum dicapai bila jumlah atom C pada
kedua substituen antara 6-10. Bila jumlah atom C
ditingkatkan lagi aktivitasnya akan menurun
menghasilkan senyawa konvulsan atau menjadi
tidak aktif.
Pada seri yang sama, isomer dengan rantai cabang
mempunyai aktivitas lebih besar dan masa kerja
yang lebih pendek. Senyawa dengan percabangan
yang lebih besar aktivitasnya lebih tinggi, contoh:
pentobarbital aktivitasnya lebih besar dibanding
amobarbital
Pemasukan gugus-gugus yang bersifat polar, seperti
gugus OH, NH2, RNH, CO, COOH dan SO 3H, pada
substituen 5-alkil akan menurunkan aktivitas secara
drastis
Metilasi pada N1 atau N3 akan meningkatkan
kelarutan lemak dan menyebabkan awal kerja obat
menjadi lebih cepat dan masa kerja obat menjadi
lebih singkat.

Pada seri yang sama, analog alil, alkenil dan sikloalkenil yang
tidak jenuh mempunyai aktivitas lebih besar dibanding analog
jenuh dengan jumlah atom C yang sama

Substituen alisiklik dan aromatik memberikan aktivitas yang


lebih besar dibanding substituen alifatik dengan jumlah atom
C yang sama

Pemasukan atom halogen pada substituen 5-alkil dapat


meningkatkan aktivita

Penggantian atom O dengan atom S pada atom C2


menyebabkan awal kerja obat menjadi lebih cepat dan masa
kerja obat lebih singkat

Turunan yang stukturnya stereoisomer mempunyai aktivitas


yang kurang lebih sama

Contoh turunan Barbiturat


1. Barbital

asam 5,5`-dialkilbarbiturat
merupakan dasar turunan
obat-obat barbiturat.
Contohnya adalah:
1. Barbital= Veronal
=5,5`dietilobarbiturikum
2. Fenobarbital=luminal=5fenil,5-etilobarbiturikum
2. Fenobarbital
3. Mefobarbital=Meboral=1metil,5-etil,5`fenilbarbiturikum
4. Metabirtal=Gemonil=1metil,5,5`-dietilbarbiturikum

3.

Amobarbital

4.

Pentobarbital Na

Turunan Benzodiazepin
Benzodiazepin adalah obat hipnotik-sedatif terpenting.
Istilah benzodiazepine berasal dari struktur kimia yang
tersusun atas sebuah cincin benzene yang bersatu degan
tujuh
buah
cincin
diazepine.
Karena
semua
benzodiazepine mengandung sebuah subtituen 5-aryl
dan sebuah cincin 1,4-diazepine, maka istilah yang tepat
untuk menjelaskan strukturnya adalah 5-aryl-1,4benzodiazepine.
Obat golongan benzodiazepine langsung bekerja pada
system syaraf pusat. Efek yang paling menonjol adalah
aktivitas sedasi, hipnosis, berkurangnya ansietas,

Mekanisme kerja Benzodiazepin


Turunan benzodiazepin menekan transmisi sinaptik pada sistem pengaktifan di
otak dengan mengubah permeabilitas membran sel sehingga mengurangi
rangsangan sel postsinaptik dan terjadi deaktivasi korteks serebral. Turunan
benzodiazepin mengikat reseptor khas di otak dan meningkatkan transmisi sinaptik
GABA dengan meningkatkan pengaliran klorida pada membran postsinaptik.
Benzodiazepin dipercaya memunculkan sebagian besar efeknya melalui
interaksinya dengan reseptor neurotransmiter inhibitori yang secara langsung
diaktivasi oleh GABA. Benzodiazepin bekerja pada reseptor GABA A tetapi tidak
pada reseptor GABA , dengan berikatan secara langsung pada tempat spesifik yang
berbeda dengan tempat ikatan GABA pada kompleks reseptor/saluran ion.
Tidak seperti barbiturat, benzodizepin tidak secara langsung mengaktivasi reseptor
GABA A, tetapi membutuhkan GABA untuk mengekspresikan efeknya; yaitu
senyawa-senyawa ini hanya memodulasi efek GABA.
Ligan reseptor benzodiazepin dapat bekerja sebagai agonis, antagonis, atau agonis
invers pada tempat reseptor benzodiazepin, tergantung pada senyawanya. Agonis
pada reseptor benzodiazepin meningkatkan jumlah arus klorida yang dihasilkan
melalui aktivasi reseptor GABA A, sedangkan agonis invers menurunkan.Kedua efek
ini dapat diblok oleh antagonis pada tempat reseptor benzodiazepin. Salah satu
antagonis tersebut, flumazenil, digunakan secara klinis untuk membalikkan efek
benzodiazepin dosis tinggi.

Pengelompokan turunan
Benzodiazepin
Dikelompokkan menjadi 2 kelompok yaitu :

Turunan 1,4benzodiazepin
-4-oksida

Turunan 1,4benzodiazepin
-4-on

Hubungan Struktur
dan Aktivitas

Modifikasi pada cincin A

Modifikasi pada Cincin B

Modifikasi Pada Cincin C


-substitusi gugus fluorin atau klorida pada posisi orto
sehingga meningkatkan aktifitas
- substitusi pada posisi meta dan para mengakibatkan
penurunan aktifitas

Contoh turunan benzodiazepin


1. Diazepam
Diazepam atau biasanya dikenal dengan Valium merupakan sebuah turunan narkoba. Diazepam merupakan
obat anti cemas (antianxietas atau tranquilizer), sedatif-hipnotik, dan obat anti kejang (antikonvulsan). Dihati
senyawa mengalami metabolisme N-dealkilasi dan hidroksilasi menghasilkan metabolit aktif nordazepan,
oksazepam. Efek sampingnya, pada pemakaian kronik dapat menimbulkan ketergantungan jiwa dan raga,
menimbulkan rasa kantuk, berkurangnya daya konsentrasi
2. Oxsazepam
Oxazepam merupakan metabolit aktif diazepam. Oxazepam bertindak sebagai antiaxietas, hipnotik, sedatif,
dan menyebabkan kelemahan otot rangka. Efek samping dan toksisitas lebih rendah dibanding diazepam,
kemungkinan karena gugus 3-OH mudah terkonjugasi dan dieliminasi sebagai glukuronida.
3. Medazepam

Untuk pengobatan kecemasan, absorpsi obat dalam saluran cerna cepat


4. Klorazepat dipotasium

Mempunyai kegunaan yang sama dengan diazepam. Dihati 80% klorazepat diubah dengan cepat menjadi
metabolit aktif N-desmetildiazepam
5.

Lorazepam
merupakan benzodiazepin berpotensi tinggi obat. Lorazepam memiliki semua lima efek benzodiazepin intrinsik
seperti: anxiolitik, amnesik ,obat penenang/hipnotis, antikonvulsi dan relaksasi otot Lorazepam digunakan
untuk pengobatan jangka pendek kegelisahan, insomnia,

6. Flurazepam
Hipnotik yang cukup kuat digunakan pada keadaan
insomnia
7. Nitrazepam
Digunakan sebagai hipnotik
8. Flunitrazepam
Digunakan sebagai hipnotik

Anda mungkin juga menyukai