Asam Barbiturat adalah zat induk barbital-barbital yang sendirinya tidak bersifat
hipnotik. Sifat ini baru nampak jika atom-atom hidrogen pada atom C 5 dari inti
pirimidinnya digantikan oleh gugusan alkil atau aril. Barbital-barbital semuanya bersifat
lipofil, sukar larut dalam air tetapi mudah larut dalam pelarut-pelarut non polar seperti
minyak, kloroform dan sebagainya. Sifat lipofil ini dimiliki oleh kebanyakan obat yang
mampu menekan SSP. Dengan meningkatnya sifat lipofil ini, misaInya dengan
mengganti atom oksigen pada atom C 2 menjadi atom belerang, maka efeknya dan lama
kerjanya dipercepat, dan seringkali daya hipnotiknya diperkuat pula. Barbiturat
mempunyai inti hasil kondesasi etilester dan asam dietilmalonal dengan ureum. Rumus
umum: R1, R2, R3, dan R4, adalah subtitusi-subtitusi yang menentukan struktur
Barbiturat. Secara kimia, barbiturat merupakan derivat asam barbiturat. Asam barbiturat
merupakan hasil reaksi kondensasi antara urea dengan asam malonat (tim dosen uit).
Barbiturat secara oral diabsorbsi cepat dan sempurna. Bentukgaram natrium lebih cepat
diabsorbsi dari bentuk asamnya. Mula kerja bervariasi antara 10-60 menit, bergantung
kepada zat serta formula sediaandan dihambat oleh adanya makanan didalam lambung.
Barbituratdidistribusi secara luas dan dapat lewat plasenta, ikatan dengan PP
sesuaidengan kelarutannya dalam lemak, thiopental yang terbesar, terikat lebihdari 65%.
Kira-kira 25% fenobarbital dan hampir semua aprobarbitaldiekskresi kedalam urin dalam
bentuk utuh (Ganiswara, 1995).
Selama beberapa waktu barbiturat telah digunakan secara ekstensif sebagai hipnotik-
sedatif. Namun sekarang selain untuk beberapa penggunaan yang spesifik, golongan obat
ini telah digantikan oleh benzodiazepin yang lebih aman. Berdasarkan masa kerjanya,
turunan barbiturate dibagi menjadi 4, yaitu:
1. Turunan barbiturat dengan masa kerja panjang (6 jam atau lebih) Contohnya :
barbiturat, metarbital, fenobarbital.
2. Turunan barbiturat dengan masa kerja sedang (3-6 jam) Contoh :alobarbital,
amobarbital, aprobarbital, dan butabarbital berguna untuk mempertahankan tidur
dalam jangka waktu yang panjang.
3. Turunan barbiturat dengan masa kerja pendek (0,5-3 jam) Contoh : sekobarbital,
dan pentobarbital, yang digunakan untuk menimbulkan tidur untuk orang yang
sulit jatuh tidur.
4. Turunan barbiturat dengan masa kerja sangat pendek (<0,5 jam) Contoh :
tiopental yang digunakan untuk anestesi umum. Barbiturat harus dibatasi
penggunaannya hanya untuk jangka waktu pendek (2 minggu atau kurang) karena
memiliki efek samping. (Tjay dkk, 2002:389)
Barbital-barbital semuanya bersifat lipofil, sukar larut dalam air tetapi mudah larut dalam
pelarut-pelarut non polar seperti minyak, kloroform dan sebagainya. Sifat lipofil ini
dimiliki oleh kebnyakan obat yang mamapu menekan SSP. Denagn meningkatnya sifat
lipofil ini, misalnya dengan mengganti atom oksigen pada atom C2 menjadi atom
belerang, mak efeknya dan lama kerjanya dipercepat, dan seringkali daya hipnotiknya
diperkuat pula
Barbiturat diabsorpsi secara cepat dan sempurna secara oral, akan tetapi
dihambat dengan adanya makanan di lambung. Secara i.v. Barbiturat digunakan
untuk mengatasi status epileptikus dan induksi anestesi. Kelarutan dalam lemak
memegang peranan penting mengingat kerja Barbiturat di susunan saraf pusat.
Penurunan kadar obat dalam plasma dan otak terjadi secara cepat pada Barbiturat
yang diberikan melalui i.v. Selanjutnya obat ini akan ditimbun di jaringan lemak
dan otot. Barbiturat dimetabolisme di hati melalui proses oksidasi oleh enzimenzim hati.
Kemudian metabolitnya diekskresi lewat ginjal.
Efek utama barbiturat ialah depresi SSP. Semua tingkat depresi dapat dicapai, mulai dari
sedasi, hypnosis, berbagai tingkat anesthesia, koma, sampai kematian. Barbiturat tidak
dapat mengurangi rasa nyeri tanpa disertai hilangnya kesadaran, dan dosis kecil barbiturat
dapat meningkatkan reaksi terhadap rangsangan nyeri. Pada beberapa individu, dan
dalam keadaan tertentu, misalnya adanya rasa sakit, barbiturat tidak menyebabkan sedasi
melainkan malah menimbulkan eksitasi (kegelisahan dan delirium). Hal ini mungkin
disebabkan adanya depresi pusat penghambatan (Gunawan, 2009).