Anda di halaman 1dari 2

Lesi primer pada pasien psoriasis dengan kulit yang cerah adalah merah, papul dan berkembang menjadi

kemerahan, plak yang berbatas tegas (Gambar 1). Lokasi plak pada umumnya terdapat pada siku, lutut,
skalp, umbilikus, dan intergluteal.8 Gambar 1. Pasien psoriasis dengan kulit cerah, lesi primer adalah
plak merah dengan sisik putih perak. 8 Pada pasien psoriasis dengan kulit gelap, distribusi hampir sama,
namun papul dan plak berwarna keunguan denan sisik abu-abu (Gambar 2.). 4 Gambar 2. (Pasien
dengan kulit gelap, plak dan papul berwarna keunguan dan sisik berwarna abuabu (kiri) dan pasien
Afrika-Amerika dengan plak keunguan yang tebal, dan sisik abu-abu pada dorsal jari (kanan).4 Kasus
psoriasis makin sering dijumpai, meskipun penyakit ini tidak menyebabkan kematian tetapi
menyebabkan gangguan kosmetik. Oleh karena itu, diperlukan kemampuan untuk melakukan
anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang agar dapat membedakan psoriasis dengan
penyakit lainnya. Kasus Seorang laki-laki berusia 46 tahun datang ke RSUD Abdul Moeloek dengan
keluhan munculnya bercak-bercak kemerahan sejak 4 bulan yang lalu. Diatas bercak tersebut berisikan
sisik berwarna putih. Keluhan tersebut disertai dengan rasa gatal, biasanya muncul saat berkeringat atau
badan sedang basah. Keluhan ini dirasakan pertama kali muncul. Pasien sudah pernah berobat ke dokter
dan diberi obat salep racikan dan obat minum. Setelah mendapat pengobatan, keluhan tersebut
dirasakan semakin memberat. Riwayat alergi makanan dan obatobatan disangkal, riwayat penyakit kulit
lain sebelumnya disangkal. Pada pemeriksaan fisik, pada regio capitis, abdominalis, trunkus posterior,
ekstremitas superior dextra et sinistra, ekstremitas inferior dextra et sinistra didapatkan patch eritema
multiple berdistribusi sebagian diskret dan konfluen dengan permukaan skuama disertai dengan papula-
papula dan ekskoriasi multiple. Dilakukan beberapa tes manipulasi berupa penggoresan pada lesi dan
didapatkan adanya fenomena tetesan lilin, fenomena auspitz, namun fenomena Kobner belum dapat
dinilai dikarenakan harus menunggu beberapa waktu untuk muncul. Gambar 3. Regio trunkus posterior
pada pasien. Dari anamnesis serta pemeriksaan fisik didapatkan beberapa diagnosis banding seperti
Psoriasis, Dermatitis Seboroik dan Pitiriasis rosea. Kemudian ditentukan diagnosis kerja pada pasien ini
adalah Psoriasis Vulgaris. Kurnia Fitri Aprilliana | Psoriasis Vulgaris Pada Laki-laki 46 Tahun J
AgromedUnila | Volume 4| Nomor 1 | Juni 2017 | 163 Gambar 4. Patches eritema multiple berdistribusi
sebagian diskret dan konfluen dengan permukaan skuama disertai dengan papula-papula dan ekskoriasi
multiple pada pasien. Pasien ini mendapat terapi berupa pengobatan sistemik dan topikal. Pengobatan
sistemik dengan pemberian kortikosteroid yakni metilpredinolon tablet 8 mg setiap 12 jam dan anti
histamine berupa cetririzine tablet 10 mg tiga kali sehari (bila gatal). Pengobatan topikal diberikan
Benoson krim 10 gr dioleskan pada lesi tiga kali sehari. Pasien juga diberikan edukasi tentang
penyakitnya juga cara perawatan kulit yang luka seperti menghindari menyentuh atau menggaruk lesi
yang dapat menimbulkan infeksi sekunder serta sering memperhatikan kebersihan badan. Prognosis
penyakit pada pasien ini quo ad vitam ad bonam, quo ad functionam ad bonam dan quo ad sanationam
dubia ad bonam. Pembahasan Diagnosis pada kasus ditegakkan melalui anamnesis dan pemeriksaan
fisik. Dari anamnesis didapatkan pasien mengeluhkan timbul bercak merah pada satu bagian dan
menyebar, disertai dengan rasa gatal dan timbul sisik pada kulit. Berdasarkan keluhan ini pasien
kemungkinan mengalami eritoderma. Eritoderma merupakan penyakit yang ditandai dengan dengan
adanya eritema di seluruh tubuh atau hampir seluruh tubuh, biasanya disertai skuama (eksfoliasi).
Eritoderma sendiri merupakan penyakit yang bersifat luas sehingga dapat dikerucutkan kembali dengan
beberapa kemungkinan diagnosis. Diagnosis yang dapat muncul berupa psoriasis, dermatitis seboroik
dan pitiriasis rosea. Kemungkinan diagnosis dermatitis seboroik dapat disingkirkan berdasarkan
predileksi lokasi lesi. Predileksi dermatitis seboroik cenderung pada lokasi kulit yang mengandung
kelenjar sebasea seperti kulit kepala, alis, lipatan nasolabial, belakang telinga, cuping hidung, ketiak,
dada, antara skapula. Dermatitis seboroik dapat terjadi pada semua umur, dan meningkat pada usia 40
tahun. Biasanya lebih berat apabila terjadi pada laki-laki daripada wanita dan lebih sering pada orang-
orang yang banyak memakan lemak dan minum alkohol. Pada kasus ini lokasi lesi cenderung
menyeluruh dan tidak terpaku pada lokasi yang mengandung kelenjar sebasea yang cukup banyak.
Kemungkinan diagnosis pitiriasis rosea dapat disingkirkan karena pitiriasis rosea menunjukan suatu
gambaran efloresensi yang khas berupa herald patches. Pada kasus ini tidak ditemukan efloresensi
herald patches. Diagnosis psoriasis merupakan diagnosis yang paling memungkinkan karena keluhan
yang muncul berupa bercak merah, menimbulkan rasa gatal serta apabila digaruk timbul suatu bercak
seperti ketombe. Pada pemeriksaan fisik ditemukan efloresensi yang muncul sesuai dengan efloresensi
pada psoriasis berupa plak eritematosa,berskuama putih seperti mika, berlapis, mudah lepas dalam
bentuk lembaran, tetapi dapat melekat erat dan terlepas setelah digaruk seperti ketombe. Umumnya
mengenai bagian ekstensor ekstremitas, khususnyasiku dan lutut, skalp, lumbosakral bagian bawah,
bokong dan genital. Predileksi pada daerah lain termasuk umbilikus dan intergluteal. Efloresensi pada
kasus menyerupai dan sesuai dengan kriteria psoriasis sehingga diagnosis psoriasis dapat ditegakan. Tipe
pada pasien ini merupakan psoriasis vulgaris. Jenis psoriasis ini disebut pula tipe plak karena umumnya
lesi yang muncul berbentuk plak. Jenis inilah yang memiliki tempat predileksi di kulit kepala,
diperbatasan kulit kepala dengan muka, ekstremitas ekstensor, terutama siku dan lutut, serta di daerah
lumbosakral. Beberapa jenis psoriasis yang lain yaitu psoriasis gutata, pustulosa, dan inversa.
Pemeriksaan penunjang pada psoriasis dapat dianjurkan pemeriksaan histopatologik dan kerokan KOH.
Menurut kepustakaan gambaran histopatologik psoriasis berupa parakeratosis, sering dengan
hiperkeratosis, akantosis, pemanjangan rete ridge, pemanjangan papila dermis disertai mikroabses
Munro di epidermis, dermis sembab dengan sebukan sel limfosit dan monosit. Pemeriksaan KOH
bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat infeksi jamur.

Anda mungkin juga menyukai