Anda di halaman 1dari 5

Penanganan pertama pasien stroke akut

Menilai ABC (airway, breathing, circulation) dan tanda-tanda vital (pasang monitor jika
tersedia).
Menjaga patensi jalan napas.
Berikan oksigen jika saturasi O2 kurang dari 94%.
Pasang akses intravena dan lakukan pemeriksaan darah.
Posisikan badan dan kepala lebih tinggi (head-and-trunk up) 30O.
Cek gula darah acak, jika rendah tangani dengan pemberian Dekstrose 50% 25gram
intravena.
Pasang elektrokardiografi 12 lead. Lihat irama dan kelainan jantung lainnya.
Persiapkan pasien untuk pemeriksaan CT-scan tanpa kontras segera.
Sambil persiapan menunggu pasien untuk dilakukannya CT-scan tanpa kontras, anda
bisa menggali riwayat pasien, lama onset, riwayat pengobatan dan lakukan
pemeriksaan neurologis lainnya.
Jika Anda adalah dokter pada fasilitas kesehatan primer, monitor kondisi pasien dan
segera rujuk ke rumah sakit layanan sekunder yang memiliki dokter spesialis saraf dan
fasilitas yang lebih lengkap. [18,19]

Kriteria dan persiapan rujukan ke rumah sakit


Semua pasien stroke yang sudah dilakukan penanganan pertama harus segera dirujuk
ke rumah sakit layanan sekunder yang memiliki dokter spesialis saraf dan fasilitas yang
lebih lengkap. Hal ini tentu untuk mencegah terjadinya disabilitas lebih lanjut dan
mencegah terjadinya kematian demi tercapainya prognosis pasien yang lebih baik.
Terapi farmakologis
Stroke Iskemik

Antitrombus:
Agen trombolitik
rtPA (recombinant tissue plasminogen activator) memberikan keuntungan yang
bermakna melalui efek reperfusi jaringannya. Syarat pemberian rt-PA adalah diberikan
pada 3 jam pertama sejak gejala muncul, memenuhi kriteria inklusi dan tidak ada
kriteria eksklusi. Dosis rTPA adalah 0,9 mg/KgBB (maksimum 90 mg) melalui intravena,
10% dari dosis total diberikan secara bolus, dan sisanya diberikan melalui infus yang
habis dalam waktu 60 menit.
Penggunaan rtPA sebagai agen trombolitik menjadi target yang harus dicapai
berdasarkan Algoritma Stroke ACLS (Advance Cardiac Life Support) 2015. Berdasarkan
National Institute of Neurological Disorders and Stroke (NINDS). Manfaat utama
trombolisis adalah memperbaiki hasil fungsional akhir melalui penyelamatan reperfusi
jaringan. Risiko utamanya adalah perdarahan intraserebral yaitu sekitar 6%. Sehingga
untuk mencegah hal itu terjadi perlu dilakukan skrining kriteria inklusi pemakaian rtPA
sesuai pedoman American Heart Association/American Stroke Association (AHA/ASA).
Antiplatelet
Aspirin dengan dosis awal 325mg pada saat 24-48 jam setelah gejala muncul. Aspirin
tidak bisa menggantikan pemberian rtPA dan aspirin tidak bisa diberikan jika
direncanakan akan dilakukan pemberian agen trombolitik. Pemberian antiplatelet lain
seperti klopidogrel, baik sendiri atau terkombinasi dengan aspirin, tidak
direkomendasikan.

Neuroprotektor
Pemberian neuroprotektor sampai saat ini belum menjadi rekomendasi yang kuat
pada tatalaksana stroke iskemik. Namun hal ini tetap dilakukan karena terbukti
memberi hasil yang positif pada pasien. Sitikolin dapat diberikan dengan dosis
2x1000mg intravena selama 3 hari dan dilanjutkan 2x1000mg peroral selama 3
minggu. [8,19]
Stroke Perdarahan
Agen osmotik
Agen osmotik mampu menurunkan tekanan intracranial, salah satu jenisnya
adalah manitol. Dosis pemberian manitol adalah 1,5-2g/kgBB intravena selama
30-60 menit. Penggunaan mannitol memiliki indikasi jika ditemukan peningkatan
TIK. Idealnya, penggunaan manitol diberikan ketika TIK bisa dipantau dengan
monitor untuk menjaga referfusi otak tetap baik serta pemantauan serum
elektrolit dan balans cairan juga diperlukan. Sehingga saat ini pemakaian manitol
di fasilitas layanan primer masih kontroversi mengingat alat pemantauan yang
minimal.

Agen vasospasme
Pemberian profilaksis vasospasme bisa melalui administrasi nimodipin 4x60mg
oral selama 21 hari. [20]
Terapi suportif
Agen antihipertensi diberikan untuk menurunkan tekanan darah sistolik (TDS), tekanan
darah diastolic (TDS) dan Mean Arterial Pressure (MAP) sesuai target.
Alternatif lain bisa berupa pemberian Labetalol dengan dosis 10mg intravena selama
1-2 menit dan dapat diulang setiap 10-20 menit dengan dosis maksimum 300 mg atau
bisa dengan memberikan dosis labetalol awal, kemudian mulai labetalol drip 2-
8mg/menit. [8, 21, 22]
Pemberian antihipertensi yang sering digunakan adalah Nikardipin dengan dosis
5mg/jam infus sebagai dosis awal dan titrasi untuk efek yang diinginkan dengan
menaikan sebanyak 2,5mg/jam setiap 5 menit dengan dosis maksimum 15mg/jam.
Nikardipin memiliki keunggulan onset cepat (1-5 menit) dan tidak terjadi rebound yang
bermakna jika dihentikan.
Anti-stress ulcer
Pemberian penghambat pompa proton seperti omeprazole atau pantoprazole
dengan dosis 80 mg bolus intravena, kemudian diikuti pemberian infus 8 mg/jam
selama 72 jam berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai